Hubungan Kecerdasan Emosional Ibu dengan Perilaku Memelihara Kesehatan Gigi dan Mulut Serta Indeks Plak Gigi Anak di TK.Y.P Kristen Andreas Medan

(1)

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL IBU DENGAN

PERILAKU MEMELIHARA KESEHATAN GIGI

DAN MULUT ANAK SERTA INDEKS PLAK

GIGI ANAK TK Y.P ANDREAS MEDAN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

ROSINTA FARIDA A.Y.S NIM: 090600097

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014


(2)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/ Kesehatan Gigi Masyarakat

Tahun 2014

Rosinta Farida A.Y.S

Hubungan Kecerdasan Emosional Ibu dengan Perilaku Memelihara Kesehatan Gigi dan Mulut Serta Indeks Plak Gigi Anak di TK.Y.P Kristen Andreas Medan. ix + 28 halaman

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kecerdasan emosional ibu dengan perilaku ibu memelihara kesehatan gigi dan mulut anaknya dan hubungan kecerdasan emosional ibu dengan skor plak gigi anaknya. Populasi pada penelitian ini adalah ibu dan anaknya, dan jumlah sampel masing-masing 100 orang. Pengumpulan data mengenai kecerdasan emosional dan perilaku ibu anak TK dilakukan dengan pengisian kuesioner. Skor plak anak diperiksa dengan menggunakan disclosing solution, kaca mulut, dan sonde, dengan indeks plak Quingley and Hein. Kategori kecerdasan emosional dan perilaku ibu memelihara kesehatan gigi dan mulut anaknya 86% ibu memiliki kecerdasan emosional tinggi dan 14% ibu memiliki kecerdasan emosional sedang, sedangkan kecerdasan emosional yang rendah tidak ditemukan. Kategori perilaku ibu memelihara kesehatan gigi dan mulut anakknya 48% ibu memiliki perilaku memelihara kesehatan gigi dan mulut anak adalah kategori baik, 31% kategori perilaku sedang dan 21% kategori perilaku buruk. Hasil penelitian menunjukkan perilaku ibu memelihara kesehatan gigi anak 74% ibu membawa anak ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali, 74% ibu memberikan pasta gigi sebesar kacang polong, 73% ibu memberikan pasta gigi yang mengandung fluor sewaktu anak menyikat gigi, 71% ibu memberikan kepada anak buah-buahan ketika anak hendak jajan, 68% ibu menggunakan sikat gigi khusus anak-anak untuk menyikat gigi anaknya, 61% ibu gunakan jenis bulu sikat halus untuk menyikat gigi anak, 57% dua kali dalam satu hari ibu menyikatkan gigi anaknya dan 56% ibu menyuruh anak


(3)

berkumur setelah anak makan yang manis atau susu. Perilaku ibu yang masih kurang adalah ibu membantu menyikatkan gigi anak 39% dan mengganti sikat gigi anaknya tiga bulan sekali 20%. Kecerdasan emosional ibu anak TK tinggi memiliki rata-rata skor plak 1,15±0,005 dan kecerdasan emosional ibu anak TK sedang memiliki rata-rata skor plak anak TK 1,39±0,030. Hasil penelitian juga menunjukkan kecerdasan emosional ibu tinggi, perilaku ibu memelihara kesehatan gigi mulut anaknya baik 55,81%, dan kecerdasan emosional ibu sedang, perilaku ibu memelihara kesehatan gigi mulut anaknya sedang adalah 50%. Terdapat hubungan signifikan antara kecerdasan emosional ibu anak TK dan perilaku memelihara kesehatan gigi dan mulut anaknya (p=0,000).


(4)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 2 Juli 2014

Pembimbing Tanda tangan


(5)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini dipertahankan di hadapan tim penguji

Pada tanggal 2 Juli 2014

TIM PENGUJI

KETUA : Prof. Lina Natamiharja, drg.,SKM

ANGGOTA : 1. Prof. Sondang Pintauli, drg., Ph.D


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, pengarahan, saran-saran, dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati dan penghargaan yang tulus, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Prof. Nazzrudin, drg., sp. Ort., Ph.D selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Sondang Pintauli, drg., Ph.D selaku Ketua Departemen dan dosen penguji di Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/Kesehatan Gigi Masyarakat FKG USU atas masukan dan bantuan yang diberikan sehingga skripsi ini dapat berjalan dengan lancar.

3. Prof. Lina Natamiharja, drg., SKM selaku dosen pembimbing skripsi yang telah begitu banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

4. Gema Nazri Yanti drg, M.Kes selaku dosen penguji dan seluruh staf pengajar di Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/Kesehatan Gigi Masyarakat FKG USU atas masukan dan bantuan yang diberikan sehingga skripsi ini dapat berjalan dengan lancar..

5. Irmansyah, drg., Ph.D selaku penasehat akademik, yang telah banyak memberikan otivasi, nasihat dan arahan selama penulis menjalani masa pendidikan di fakultanKedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

6. Prof. Sutomo Kasiman, Sp.PD., Sp.JP(K) selaku Ketua Komisi Etik penelitian bidang kesehatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan izin


(7)

kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.

7. Kepala Sekolah dan guru-guru di TK. Y.P Andreas Medan yang telah memberikan izin kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.

8. Ucapan terima kasih kepada bapak Sukiwi Tjong selaku pimpinan di TK. Y.P Andreas Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.

9. Rasa terima kasih yang tidak terhingga penulis sampaikan kepada ayahanda A. Situmorang, SH dan ibunda M. br Nadeak, Bsc yang telah memberikan memberikan dorongan, baik moril maupun materil serta doanya kepada penulis.

10. Penulis juga tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada orang yang dikasihi Erwin Tampubolon, SE yang telah memberikan motivasi, doa, dan dukungan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

11. Ucapan terima kasih dari penulis kepada adik tersayang Anggiat Tumpal Parlindungan Situmorang yang selalu memberikan semangat dan dukungan yang diberikan kepada penulis.

Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada teman-teman seangkatan FKG 2009 dan teman-teman d’cinamote FKG yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas semangat dan dukungan yang diberikan kepada penulis selama melakukan penelitian.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, perkembangan penelitian dan ilmu pengetahuan.

Medan, 29 Juni 2014 Penulis,

(Rosinta Farida A.Y.S)


(8)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL . ... HALAMAN PERSETUJUAN ... HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ...

KATA PENGANTAR ... .... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah... ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Hipotesis Penelitian ... 4

1.5 Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecerdasan Emosional ... 5

2.2 Perilaku Ibu memelihara Kesehatan Gigi dan Mulut ... 7

2.3 Plak Dental ... 11

2.4 Kerangka Konsep ... 13

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 14

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 14

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian... 14

3.4 Variabel Penelitian ... 14

3.5 Definisi Operasional ... 15

3.6 Prosedur Penelitian ... 18

3.7 Pengolahan dan Analisa Data ... 18

BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden ... 19

4.2 Kategori Kecerdasan Emosional dan Perilaku Ibu Memelihara Kesehatan Gigi dan Mulut Anak TK ... 20

4.3 Hubungan Kecerdasan Emosional Ibu dan Perilaku Memelihara Kesehatan Gigi dan Mulut Anak TK... 23


(9)

4.4 Hubungan Kecerdasan Emosional dan Perilaku Memelihara

Kesehatan Gigi dan Mulut anak TK ………. 23 4.5 Kecerdasan Emosional Ibu dengan Skor Plak Gigi Anak TK… 24

BAB 5 PEMBAHASAN ... 25

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 6.1 Kesimpulan ... 27 6.2 Saran ... 27

DAFTAR PUSTAKA ... 28 LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kriteria penilaian skor plak gigi.. ... 13

2. Kategori Perilaku ... 17

3. Karakteristik Responden Ibu anak TK (n=100) ... 19

4. Karakteristik Responden Anak TK (n=100) ... 19

5. Kategori Kecerdasan Emosional Ibu Anak TK (n=100) ... 20

6. Perilaku Ibu Memelihara Kesehatan Gigi dan Mulut Anak TK (n=100) ... 21

7. Kategori Perilaku Ibu Memelihara Kesehatan Gigi dan Mulut Anak TK (n=100) ... 22

8. Hubungan Kecerdasan Emosional Ibu dengan Tingkat Pendidikan Ibu (n=100) ... ... 23

9. Hubungan Kecerdasan Emosional Ibu dengan Perilaku Memelihata Kesehatan Gigi dan Mulut Anaknya (n=100)……….. 24

10. Hubungan Kecerdasan Emosional Ibu Anak TK dengan Indeks Plak Gigi Anaknya (n=100) ... 24


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian

2. Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent) 3. Kuesioner Kecerdasan Emosional

4. Kuesioner Perilaku Ibu Memelihara Kesehatan Gigi dan Mulut Anaknya 5. Kartu Pemeriksaan Plak Gigi

6. Hasil Jawaban Responden

7. Hasil Output Statistik Analisis Data

8. Surat Persetujuan Komisi Etik tentang Pelaksanaan Penelitian Bidang Kesehatan.

9. Surat Keterangan Izin Riset dari Sekolah TK. Y.P Andreas Medan 10.Surat Keterangan Uji Coba Skala Kecerdasan Emosional


(12)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/ Kesehatan Gigi Masyarakat

Tahun 2014

Rosinta Farida A.Y.S

Hubungan Kecerdasan Emosional Ibu dengan Perilaku Memelihara Kesehatan Gigi dan Mulut Serta Indeks Plak Gigi Anak di TK.Y.P Kristen Andreas Medan. ix + 28 halaman

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kecerdasan emosional ibu dengan perilaku ibu memelihara kesehatan gigi dan mulut anaknya dan hubungan kecerdasan emosional ibu dengan skor plak gigi anaknya. Populasi pada penelitian ini adalah ibu dan anaknya, dan jumlah sampel masing-masing 100 orang. Pengumpulan data mengenai kecerdasan emosional dan perilaku ibu anak TK dilakukan dengan pengisian kuesioner. Skor plak anak diperiksa dengan menggunakan disclosing solution, kaca mulut, dan sonde, dengan indeks plak Quingley and Hein. Kategori kecerdasan emosional dan perilaku ibu memelihara kesehatan gigi dan mulut anaknya 86% ibu memiliki kecerdasan emosional tinggi dan 14% ibu memiliki kecerdasan emosional sedang, sedangkan kecerdasan emosional yang rendah tidak ditemukan. Kategori perilaku ibu memelihara kesehatan gigi dan mulut anakknya 48% ibu memiliki perilaku memelihara kesehatan gigi dan mulut anak adalah kategori baik, 31% kategori perilaku sedang dan 21% kategori perilaku buruk. Hasil penelitian menunjukkan perilaku ibu memelihara kesehatan gigi anak 74% ibu membawa anak ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali, 74% ibu memberikan pasta gigi sebesar kacang polong, 73% ibu memberikan pasta gigi yang mengandung fluor sewaktu anak menyikat gigi, 71% ibu memberikan kepada anak buah-buahan ketika anak hendak jajan, 68% ibu menggunakan sikat gigi khusus anak-anak untuk menyikat gigi anaknya, 61% ibu gunakan jenis bulu sikat halus untuk menyikat gigi anak, 57% dua kali dalam satu hari ibu menyikatkan gigi anaknya dan 56% ibu menyuruh anak


(13)

berkumur setelah anak makan yang manis atau susu. Perilaku ibu yang masih kurang adalah ibu membantu menyikatkan gigi anak 39% dan mengganti sikat gigi anaknya tiga bulan sekali 20%. Kecerdasan emosional ibu anak TK tinggi memiliki rata-rata skor plak 1,15±0,005 dan kecerdasan emosional ibu anak TK sedang memiliki rata-rata skor plak anak TK 1,39±0,030. Hasil penelitian juga menunjukkan kecerdasan emosional ibu tinggi, perilaku ibu memelihara kesehatan gigi mulut anaknya baik 55,81%, dan kecerdasan emosional ibu sedang, perilaku ibu memelihara kesehatan gigi mulut anaknya sedang adalah 50%. Terdapat hubungan signifikan antara kecerdasan emosional ibu anak TK dan perilaku memelihara kesehatan gigi dan mulut anaknya (p=0,000).


(14)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kecerdasan emosional atau Emotional Quotient adalah kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain, serta menggunakan perasaan perasaan itu untuk memantau pikiran dan tindakan.1 Kecerdasan emosional yang baik ditandai dengan keterampilan seseorang untuk menangani emosi dan pikirannya sendiri.2 Kecerdasan emosional menurut Goleman adalah kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengenali emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain. Melalui kecerdasan emosional, manusia belajar mengelola perasaannya sehingga dapat mengekspresikan secara tepat dan efektif. Kecerdasan emosional mencakup pengendalian diri, semangat, dan ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi.1

Perilaku kesehatan gigi dan mulut meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan yang berkaitan dengan konsep sehat dan sakit gigi serta upaya pencegahannya. Dalam konsep ini yang dimaksud kesehatan gigi dan mulut adalah gigi dan semua jaringan yang ada di dalam mulut, termasuk gusi.

Blum tahun 1974 menjelaskan status kesehatan gigi dan mulut masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor penting yaitu keturunan, lingkungan (fisik maupun sosial budaya), perilaku dan pelayanan kesehatan. Dari segi biologis perilaku adalah kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Perilaku umumnya dapat diamati oleh orang lain atau disebut sebagai internal activities seperti persepsi, emosi, pikiran dan motivasi.3

Kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak merupakan faktor penting yang harus diperhatikan. Kerusakan gigi yang terjadi pada usia anak-anak dapat mempengaruhi pertumbuhan gigi selanjutnya.4 Proses terjadinya kerusakan gigi itu sendiri berlangsung lama, bahkan mungkin dimulai saat gigi si kecil akan erupsi. Ini


(15)

terjadi karena rendahnya kepedulian orang tua terhadap tumbuh kembang anak, termasuk rongga mulutnya, padahal kesehatan gigi dan mulut yang tidak diperhatikan akan berdampak kepada kemampuan anak secara keseluruhan, baik fisik maupun kecerdasannya.5

Penelitian Indra Wahyu membuktikan bahwa perlu adanya dukungan ibu dengan perilaku dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut anaknya. Hasil penelitian menyatakan ada hubungan signifikan antara dukungan ibu dengan perilaku memelihara kesehatan gigi dan mulut anaknya. Sebanyak 34% ibu menjaga kesehatan gigi dan mulut anak dengan kategori baik, 60% kategori cukup, dan 6% kategori kurang. 6

Penelitian Sumanti menunjukkan bahwa tingkat partisipasi orangtua dalam perawatan kesehatan sisi dan mulut anak masih kurang (41%). Dari penelitian ini menyatakan bahwa partisipasi orang tua dalam perawatan gigi dan mulut anak yang memiliki masalah kesehatan gigi dan mulut masih rendah.7

Faktor yang sangat penting dalam mewariskan status kesehatan kepada anak-anak adalah orang tua. Orang tua yang sehat dan gizinya baik akan mewariskan kesehatan yang baik pula kepada anaknya. Sebaliknya, kesehatan orang tua, khususnya kesehatan ibu yang rendah dan kurang gizi, akan mewariskan kesehatan rendah pula kepada anaknya.8 Perilaku orang tua merupakan pengaruh paling kuat dan berpotensi mempengaruhi perkembangan anak. Orang tua dengan kecerdasan emosi yang baik dapat menangani emosi mereka ketika mereka dihadapkan dengan situasi stres. Kecerdasan emosional ibu sangat berpengaruh dalam memelihara dan berinteraksi dengan anaknya.9 Orang tua perlu memiliki dimensi kecerdasan emosional untuk memotivasi dirinya sendiri. Orang tua yang mampu memotivasi diri cenderung lebih gigih ketika berhadapan dengan situasi sulit, aneh dan kritis serta mampu mencari solusi tanpa takut terhadap kegagalan. Orang tua yang mampu memotivasi diri sendiri akan lebih mampu menunjukkan perilaku memelihara gigi dan mulut anak.10


(16)

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dari 91,1% masyarakat Indonesia yang menyikat gigi tiap hari hanya 7,3% yang mengikuti rekomendasi menyikat gigi pada waktu yang tepat. Kebanyakan masyarakat atau 90,7% menyikat gigi di saat mandi di pagi atau sore hari. Kebiasaan menyikat gigi yang salah inilah yang menyebabkan kondisi lebih dari 70 % masyarakat Indonesia mengalami gigi berlubang. Bahkan, data Riskesdas melaporkan setiap orang memiliki paling sedikit lima gigi berlubang.11 Data Riskesdas 2007 juga melaporkan 23% penduduk yang menyadari dirinya mempunyai masalah gigi dan mulut, 30% di antara mereka menerima perawatan atau pengobatan dari tenaga profesional gigi. Artinya hanya 7% effective demand orang yang berobat gigi. Persentase perawatan sangat rendah, dan terjadinya keterlambatan perawatan yang tinggi, serta kerusakan gigi yang sebagian besar berakhir dengan pencabutan.12

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan kecerdasan emosional ibu-ibu anak dengan perilaku memelihara kesehatan gigi dan mulut anak, karena kecerdasan emosional seorang ibu anak berkaitan dengan perilaku ibu membantu menyikat gigi anaknya dan akan menyebabkan plak gigi anak rendah sehingga akan mengurangi terjadinya karies dan gangguan pada gigi geligi anaknya. Tempat yang dipilih peneliti untuk melakukan penelitian adalah sekolah TK Y.P.Kristen Andreas karena banyak ditemui populasi anak usia 3-5 tahun dan sekolah tersebut berada tidak jauh dari tempat tinggal peneliti sehingga akses lebih mudah.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan kecerdasan emosional ibu dengan perilaku memelihara kesehatan gigi dan mulut anaknya dan skor plak gigi anaknya?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui hubungan kecerdasan emosional ibu dengan perilaku ibu memelihara kesehatan gigi dan mulut anaknya.


(17)

2. Untuk mengetahui hubungan kecerdasan emosional ibu dengan skor plak gigi anaknya.

1.4 Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan kecerdasan emosional ibu dengan perilaku ibu memelihara kesehatan gigi dan mulut anaknya.

2. Ada hubungan kecerdasan emosional ibu dengan skor plak gigi anaknya.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan :

1. Sebagai bahan masukan untuk program penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan kepada ibu-ibu di puskesmas.

2. Sebagai masukan untuk Departemen Ilmu Kedokteran Gigi USU untuk menambah referensi penelitian.

3. Memberi pengalaman kepada peneliti dalam melakukan penelitian langsung di masyarakat.


(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Kecerdasan Emosional

Konsep kecerdasan emosional awalnya dikembangkan oleh Peter Salovey dan John Mayer pada tahun 1990. Mereka mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai kemampuan merasakan dan mengekspresikan emosi dengan tepat, sesuai situasi seperti menerima perspektif orang lain, kemampuan memahami emosi dan pengetahuan emosional seperti memahami peran emosi dalam hubungan pertemanan, kemampuan menggunakan perasaan guna melancarkan pemikiran seperti berada dalam suasana hati yang positif, yang dikaitkan dengan pemikiran kreatif, serta kemampuan mengatur emosi diri sendiri dan orang lain seperti mengendalikan amarah.13 Setelah penelitian yang dilakukan Salovey dan Mayer pada tahun 1990 muncul penelitian lain yang mencoba untuk mengembangkan teori tersebut di antaranya Martinez pada tahun 1997 yang mendefinisikan emotional intelligence sebagai suatu gabungan dari ketrampilan, kapabilitas dan kompetensi yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengatasi tuntutan dan tekanan lingkungan.14

Menurut Daniel Goleman seorang professor dari Universitas Havard dalam bukunya yang berjudul : Emotional Intelligence, mengatakan bahwa koordinasi suasana hati adalah inti hubungan sosial yang baik. Apabila seseorang pandai menyesuaikan diri dengan suasana hati individu lain atau dapat berempati, orang tersebut akan memiliki tingkat emosionalitas yang baik dan akan lebih mudah menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial dan lingkungannya. Goleman menambahkan bahwa kecerdasan emosional merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta dapat menempatkan emosinya pada posisi yang tepat, memilah kepuasan, dan mengatur suasana hati.15 Pada kenyataan perlu diakui bahwa kecerdasan emosional memiliki peran yang sangat penting untuk mencapai kesuksesan. Oleh karena itu, aspek tersebut


(19)

meliputi sekelompok kemampuan emosional atau kemampuan sosial yang turut berperan dalam kecerdasan emosional, yang terbagi menjadi lima wilayah utama. Kelima aspek kecerdasan emosional tersebut adalah:15

1. Kesadaran diri

Kesadaran diri dalam mengenali perasaan, sewaktu perasaan itu terjadi merupakan dasar kecerdasan emosional. Pada wilayah ini diperlukan adanya pemantauan perasaan dari waktu ke waktu agar timbul wawasan dan pemahaman tentang diri. Ketidakmampuan untuk mencermati perasaan yang sesungguhnya membuat diri berada dalam kekuasaan perasaan, sehingga tidak peka terhadap perasaan yang sesungguhnya yang berakibat buruk bagi pengambilan keputusan terhadap sesuatu masalah. 15

2. Mampu mengelola emosi

Kemampuan dalam mengelola emosi sebagai landasan dalam mengenal diri sendiri atas emosi. Emosi dikatakan berhasil jika dapat dikelola. Langkah yang dilakukan hendaknya mampu menghibur diri ketika ditimpa kesedihan, dapat menghilangkan rasa kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan bangkit kembali dengan cepat dari semua itu. 15

3. Memotivasi diri sendiri

Memotivasi diri sendiri merupakan usaha yang dilakukan seseorang untuk melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki.14 Kemampuan seseorang dalam memotivasi diri dapat ditelusuri melalui berbagai hal, di antaranya:15

a. Cara mengendalikan dorongan hati.

b. Derajat kecemasan yang berpengaruh terhadap unjuk kerja sekarang. c. Kekuatan berpikir positif.

d. Optimisme.

Seseorang yang memiliki kemampuan memotivasi diri akan cenderung memiliki pandangan yang positif dalam menilai segala sesuatu yang terjadi dalam dirinya. Selain itu juga memiliki keinginan yang berbeda-beda antara satu orang dan orang lain.


(20)

Kata empati sendiri memiliki arti kemampuan alam perasaan seseorang untuk menempatkan diri ke dalam alam perasaan orang lain sehingga dapat memahami pikiran, perasaan, dan perilakunya. Manusia yang berempati merupakan kemampuan seseorang dalam menghangatkan suasana untuk menempatkan dirinya pada situasi dan perasaan orang lain, tetapi dia tetap berada di luar perasaan orang lain dan tetap mempertahankan perasaan dirinya. 15

5. Mampu menjalin sosial dengan orang lain

Menjalin sosial dengan orang lain merupakan sifat yang hakiki pada diri manusia sebagai makhluk sosial. Kemampuan tersebut dibuktikan manusia dalam pergaulan dengan orang lain dan penampilan yang selaras dengan alam perasaannya sendiri. Selain itu harus mampu memimpin dan mengorganisir orang lain dan mampu mengatasi permasalahan yang muncul dalam pergaulan antar sesama manusia. 15

2.2Perilaku Ibu Memelihara Kesehatan Gigi dan Mulut

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas makhluk hidup. Dari sudut pandang biologis, semua makhluk hidup dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktivitas masing-masing. Yang dimaksud perilaku manusia, pada hakekatnya adalah tindakan atau aktivitas manusia itu sendiri sehingga dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah suatu kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati pihak luar.8

Berdasarkan pembagian domain oleh Bloom dan untuk kepentingan pendidikan praktis, dikembangkan 3 tingkat ranah perilaku sebagai berikut :8

1. Pengetahuan ( Knowledge)

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu penginderaan dapat menghasilkan pengetahuan tersebut dan sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran (telinga), dan indra penglihatan (mata). Pengetahuan seseorang terhadap


(21)

objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besar dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan, yakni : 8

a. Tahu (know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.

b. Memahami (comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat mengintrepretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi lain.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu objek tertentu.

2. Sikap (Attitude)

Sikap adalah juga respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya). Sikap itu adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala dalam merespons stimulus atau objek. Sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian, dan gejala kejiwaan yang


(22)

lain.Seperti halnya pengetahuan, sikap juga mempunyai tingkat-tingkat berdasarkan intensitasnya, sebagai berikut: 8

a.Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang atau subjek mau menerima stimulus yang diberikan (objek).

b. Menanggapi (responding)

Menanggapi di sini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi.

c. Menghargai (valuing)

Menghargai diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan orang lain, bahkan mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan orang lain merespons.

d. Bertanggung jawab (responsible)

Sikap yang paling tinggi tingkatnya adalah bertanggung jawab terhadap apa yang telah diyakininya. Seseorang yang telah mengambil sikap tertentu berdasarkan keyakinannya, dia harus berani mengambil resiko bila ada orang lain yang mencemoohkan atau adanya risiko lain.

3. Tindakan atau Praktik (Practice)

Seperti yang telah disebutkan di atas sikap adalah kecenderungan untuk bertindak (praktik). Sikap belum tentu terwujud dalam tindakan, sebab untuk terwujudnya tindakan perlu faktor antara lain adanya faktor lain antara lain adanya fasilitas atau sarana dan prasarana. Praktik atau tindakan ini dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan menurut kualitasnya, yakni : 8

a. Praktik terpimpin (guided response)

Apabila subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu terapi masih tergantung pada tuntunan atau menggunakan panduan.

b. Praktik secara mekanisme (mechanism)

Apabila subjek atau seeseorang telah melakukan atau mempraktikkan sesuatu hal secara otomatis maka disebut praktik atau tindakan mekanisme.


(23)

Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang. Artinya, apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas atau mekanisme saja, tetapi sudah dilakukan modifikasi, atau tindakan atau perilaku yang berkualitas.

Banyak faktor yang menyebabkan sulitnya meningkatkan status kesehatan gigi dan mulut anak di Indonesia. Tapi mungkin perlu dicermati satu hal yang teramat penting, yaitu peranan ibu. Ibu memegang peranan penting dalam keluarga, sebagai seorang istri dan ibu dari anak-anaknya. Figur pertama yang dikenal anak begitu ia lahir adalah ibunya. Oleh karena itu, perilaku dan kebiasaan ibu dapat dicontoh oleh sang anak.17 Hal ini dapat dikontrol dengan pengawasan dan perilaku kesehatan terhadap gigi anak oleh ibu dari sejak dini, yakni meliputi : 16

1. Ibu hendaknya terbiasa untuk membantu dan mengajari anak saat sedang menyikat gigi. Bila ibu bersama-sama dengan anak melakukan pembersihan gigi, anak akan lebih termotivasi dan meniru contoh dari ibunya. Selain itu ibu juga dapat memperhatikan apakah cara sikat gigi anak sudah benar. Sebaiknya ibu tidak membiarkan anak sendirian atau hanya ditemani oleh pengasuhnya saat menyikat gigi. Pasta gigi dengan aneka rasa dan warna memang menarik bagi anak, dan formulanya sudah dirancang sedemikian rupa agar aman bila tertelan. Pasta gigi yang mengandung fluor sebaiknya diberikan setelah anak berusia 3 tahun yang mana ia sudah mampu berkumur. 16

2. Ibu harus mengawasi jenis jajanan anak. Permen dan coklat atau makanan manis lain tetap dapat diberikan, namun perlu ditekankan tentang pentingnya menyikat dan membersihkan gigi sebelum tidur. 16

3. Sebaiknya seorang ibu dapat meluangkan waktu untuk melihat dan memeriksa rongga mulut anak. Bila hal ini sering dilakukan, anak tidak akan terlalu merasa asing saat harus dibawa ke dokter gigi. Sehingga bila ada kelainan dalam rongga mulut anak dapat ditemukan sedini mungkin. 16

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kesehatan gigi anak sangat dipengaruhi oleh perilaku kesehatan yang diterapkan ibu terhadap anaknya sejak dini. Ibu dapat menjadi pemandu yang baik dalam membantu anak memberikan pengetahuan untuk kesehatan giginya. 16


(24)

2.3Plak Dental

Plak adalah suatu lapisan yang menempel pada permukaan gigi yang kadang juga ditemukan pada gusi dan lidah. Lapisan ini tidak lain adalah sekumpulan sisa makanan, bakteri dan mikroorganisme lainnya.5 Pembentukan plak tidak terjadi secara acak tetapi terjadi secara teratur. Pelikel yang berasal dari saliva atau cairan gingiva akan terbentuk terlebih dahulu pada gigi.17

Pelikel merupakan kutikel yang tipis, bening dan terdiri atas glikoprotein. Setelah pembentukan kutikel, bakteri tipe kokus terutama streptokokus akan melekat ke permukaan kutikel yang lengket, misalnya permukaan yang memungkinkan terjadinya perlekatan koloni bakteri. Organisme ini akan membelah dan membentuk koloni. Perlekatan mikro-organisme akan bertambah erat dengan adanya produksi dekstran dari bakteri sebagai produk sampingan aktivitas metabolisme, kemudian tipe organisme yang lain akan melekat pada masa dan flora gabungan yang padat sehingga berisi bentuk organisme filamen.17

2.3.1 Struktur Plak Dental

Plak dental diklasifikasikan menjadi plak supragingival dan plak subgingival berdasarkan lokasinya pada permukaan gigi. Plak supragingival berada pada koronal dari tepi gingival. Plak supragingival yang berada tepat pada tepi gingival dinamakan secara khusus sebagai plak marginal. Plak subgingival adalah plak yang lokasinya apikal dari tepi gingival, di antara gigi dengan jaringan yang mendindingi sulkus gingiva. Secara morfologis, plak subgingival dibedakan pula atas plak subgingival dengan gigi dan plak subgingival yang berkaitan dengan jaringan.18

Plak supra dan subgingival hampir tiga perempat bagian terdiri atas bakteri. Terbukti bahwa 1 mg plak mengandung kurang lebih 3x108 bakteri. Plak yang terletak pada gigi dekat gingival, prosesnya akan berlangsung mulai dari marginak dan mengarah pada penyakit-penyakit periodontal (gingivitis marginal, periodontitis marginal, bahkan hinga abses periodontal). Di samping bakteri plak mengandung glikoprotein dan polisakarida ekstraseluler (PSE) yang bersama-sama membentuk matriks plak.19


(25)

2.3.2 Pembentukan Plak Dental

Mekanisme pembentukan plak merupakan suatu pembelahan internal dan deposisi permukaan. Berbagai varietas bakteri akan melekat pada kolum ini dan berlipat ganda sehingga dalam 3-4 minggu akan terbentuk flora organisme yang mencerminkan adanya keseimbangan ekosistem organisme pada permukaan gigi.

Penumpukan plak dental sudah dapat terlihat satu sampai dua hari setelah seseorang tidak melakukan prosedur higiene oral. Plak tampak sebagai massa globular berwarna putih, keabu-abuan atau kuning. Gesekan jaringan dan bahan makanan terhadap permukaan gigi akan membersihkan permukaan gigi, namun pembersihan yang demikian hanya efektif pada dua pertiga koronal permukaan gigi. Dengan demikian plak umumnya dijumpai pada sepertiga gingival permukaan gigi, karena pada daerah tersebut tidak terganggu oleh gesekan makanan maupun jaringan. Penumpukan plak lebih sering terjadi pada retakan, pit dan fisur pada permukaan gigi, di bawah restorasi yang berlebih dan sekitar gigi yang erupsinya tidak teratur.18

Lokasi dan laju pembentukan plak bervariasi di antara individu.Faktor yang mempengaruhi laju pembentukan plak adalah higiene oral, serta faktor faktor pejamu seperti diet dan komposisi serta laju aliran saliva.18

Penumpukan plak dalam jumlah sedikit yang tidak terlihat secara visual dapat dideteksi dengan cara menggesekkan probe atau eksplorer sepanjang sepertiga gingival permukaan gigi atau dengan menggunakan bahan pewarna plak (disclosing solution). Pembentukan plak interproksimal lebih sukar terlihat secara visual tetapi dapat dideteksi dengan probe atau eksplorer.18

2.3.3 Indeks Plak Quigley and Hein

Indeks plak ini mengukur plak berdasarkan pada perluasan penumpukan plak pada permukaan gigi. Pengukuran pada setiap gigi kecuali gigi dengan tambalan.

Dilakukan pada 2 sisi yaitu bagian bukal dan lingual dengan disclosing solution.20 Cara penghitungan skor:


(26)

Gambar 1. Indeks plak Quigley and Hein

Tabel 1. Kriteria penilaian skor plak gigi

Skor Kriteria

0 Tidak ada plak

1 Bercak-bercak plak yang terpisah-pisah pada servikal margin gigi 2 Lapisan plak tipis melingkari servikal margin ± 1 mm pada servikal

margin gigi

3 Lapisan plak yang lebih lebar dari 1 mm tapi menutupi kurang dari 1/3 mahkota gigi

4 Lapisan plak yang menutupi lebih dari 1/3 tapi kurang dari 2/3 mahkota gigi

5 Plak menutupi lebih dari 2/3 mahkota gigi

2.4Kerangka Konsep

Kecerdasan Emosional Ibu

Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Ibu Anak

TK


(27)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah survei analitik dengan rancangan cross sectional, yang mempelajari faktor risiko kecerdasan emosional ibu dan efek yaitu perilaku memelihara kesehatan gigi anak dan skor plak.

3.2Lokasi dan waktu penelitan

a. Penelitian dilakukan di sekolah TK Y.P.Kristen Andreas Medan Jalan Pendawa Medan.

b. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Desember 2013 dan selesai bulan Mei 2014. Penelitian dimulai dengan melakukan penelusuran pustaka, mempersiapkan proposal penelitian, dilanjutkan dengan pelaksanaan penelitian sampai penyusunan laporan akhir.

3.3Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah ibu beserta anaknya yang berusia 3-5 tahun dan bersekolah di TK Y.P.Kristen Andreas Medan yang berjumlah populasi 100 orang, memenuhi kriteria inklusi.

Kriteria Inklusi anak: 1. Berusia 3-5 tahun.

2. Keadaan kesehatan umum baik. 3. Mendapat persetujuan orang tua.

4. Ibu dan anak mau diperiksa dan kooperatif.

3.4Variabel penelitian

a. Variabel Bebas (Faktor risiko)

Variabel bebas atau faktor risiko pada penelitian ini adalah kecerdasan emosional (EQ) ibu anak.


(28)

b. Variabel Terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah perilaku ibu anak dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut anaknya, dan indeks plak anaknya.

3.5Definisi Operasional

1. Kecerdasan emosional adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta dapat menempatkan emosinya pada posisi yang tepat, memilah kepuasan, dan mengatur suasana hati.12 Penelitian kecerdasan emosional (EQ) dilaksanakan oleh biro yang bernama PERSONA konsultasi Psikologi. Lembaga ini berada di kompleks Bumi Asri blok C no. 43 Pondok Kelapa Medan dengan izin praktek HIMPSI 00490611.

Skala pengukuran interval yang akan diberikan skor ( nilai ) pada kuesioner favorable (pernyataan positif)

• Untuk jawaban sangat setuju (SS) diberikan skor 4 • Untuk jawaban setuju (S) diberikan skor 3

• Untuk jawaban tidak setuju ( TS ) diberikan skor 2

• Untuk jawaban sangat tidak setuju (STS) diberikan skor 1

Skala pengukuran interval yang akan diberikan skor ( nilai ) pada kuesioner unfavorable (pernyataan negative)

• Untuk jawaban sangat setuju (SS) diberikan skor 1 • Untuk jawaban setuju (S) diberikan skor 2

• Untuk jawaban tidak setuju ( TS ) diberikan skor 3

• Untuk jawaban sangat tidak setuju (STS) diberikan skor 4

Pada Kecerdasan emosional ibu anak dikategorikan menjadi 3 kategori (Sumber PERSONA Konsultan Psikologi):

a. Kategori tinggi (skor 80-53).

Termasuk orang yang memiliki kecerdasan emosi yang tinggi. Artinya mampu menyadari emosi-emosi dengan tepat, mampu menahankannya dan mampu memahami perubahan emosi sekecil apapun. Jika marah mengerti hal apa yang


(29)

membuat marah. Tahu pasti apa yang menjadi penyebab timbulnya emosi. Juga memiliki sikap optimis, tidak mudah putus asa, sabar, tabah, dan tangguh. Juga termasuk orang yang dapat berempati terhadap orang lain. Anda mampu menjalin hubungan sosial yang baik dengan orang lain dan mengembangkannya lebih mendalam.

b. Kategori sedang (skor 52-25).

Tidak selalu memahami perasaan diri sendiri, masih terjebak oleh emosi sendiri sehingga kurang mampu bekerja dengan efektif. Terkadang dapat mengendalikan emosi namun kadang juga lepas kendali ketika menghadapi persoalan. Juga belum mampu memotivasi diri sendiri dengan baik, masih kurang dapat membina hubungan sosial dengan orang lain, dan juga kurang mampu berempati kepada orang lain.

c. Kategori rendah (skor <25).

Belum memahami diri sendiri dengan baik. Emosi mudah sekali dipengaruhi faktor eksternal, sehingga emosi yang muncul dapat lebih mengendalikan diri. Akibatnya mudah menderita stres, depresi, dan mudah putus asa ketika menghadapi persoalan. Sering kali merasa bahwa hidup sudah tidak dapat menjadi lebih baik lagi. Secara umum tidak memahami suasana emosi dalam diri.

2. Perilaku ibu dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut anaknya yaitu : a. Ibu membantu anak menyikatkan gigi anak dua kali sehari setelah sarapan dan sebelum tidur malam.

b. Ibu menyikat gigi anak dua kali sehari, pagi setelah sarapan dan sebelum tidur

c. Ibu memilih sikat gigi anak berukuran kecil dengan tangkai yang mudah digenggam.

d. Ibu memilih sikat gigi anak yang berbulu lembut (soft) . e. Ibu mengganti sikat gigi anak tiga bulan sekali.

f. Ibu memberikan pasta gigi yang mengandung fluor.

g. Ibu memberikan pasta gigi kira-kira 0,5 cm atau sebesar biji kacang polong.


(30)

h. Ibu membawa anak ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali.

i. Ibu memberikan jenis makanan atau jajan yang tidak merusak gigi seperti buah-buahan.

j. Ibu memberikan air putih untuk berkumur kepada anak setelah makan atau minum yang manis.

Perilaku ibu dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut anaknya dibagi menjadi 3 kategori yaitu baik, sedang dan buruk.

Tabel 2. Kategori Perilaku.23

Skor Kategori

8-10 Baik

5-7 Sedang

0-4 Buruk

3. Skor plak : skor kebersihan gigi yang diukur menggunakan indeks Quigley and Hein dengan kriteria skor 0-5 untuk anak usia 3-5 tahun.

Tabel 3. Kriteria penilaian skor plak gigi

Skor Kriteria

0 Tidak ada plak

1 Bercak-bercak plak yang terpisah-pisah pada servikal margin gigi 2 Lapisan plak tipis melingkari servikal margin ± 1 mm pada servikal margin

gigi

3 Lapisan plak yang lebih lebar dari 1 mm tapi menutupi kurang dari 1/3 mahkota gigi

4 Lapisan plak yang menutupi lebih dari 1/3 tapi kurang dari 2/3 mahkota gigi


(31)

3.6Prosedur Penelitian

1. Para ibu dikumpulkan dalam satu ruangan kelas dan diintruksikan untuk mengisi kuesioner kecerdasan emosional ibu yang dibagikan oleh psikologi dari biro yang bernama PERSONA konsultasi psikologi.

2. Kuesioner perilaku di berikan juga oleh dua orang tenaga peneliti untuk diisi oleh ibu anak.

3. Pemeriksaan skor plak gigi anak dilakukan dengan pemeriksaan rongga mulut menggunakan disclosing solution, kaca mulut dan sonde dengan indeks plak modifikasi Turkey dari Quigley-Hein:18

4. Digunakan bahan pewarna gigi bewarna merah rose untuk memeriksa plak yang terbentuk pada mahkota gigi. Caranya dengan meneteskan disclosing solution ke ujung lidah dan diinstruksikan agar ujung lidah mengoleskannya keseluruh permukaan gigi.

5. Pemeriksaan dilakukan pada tiap gigi yaitu : permukaan bukal dan lingual. 6. Pengukuran plak gigi anak dilakukan pada pagi hari di ruangan yang telah disediakan pihak sekolah dengan penerangan matahari melalui jendela kelas.

7. Pengumpulan data di lapangan dilakukan oleh peneliti dan dibantu 2 orang tenaga peneliti lainnya. Untuk menghindari terjadinya kesalahan pengukuran maka kepada pengumpul data dilakukan kalibrasi sehingga diperoleh interpretasi yang sama dan konsisten.

3.7Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dan tabulasi dilakukan dengan menggunakan komputer. Analisis data untuk melihat hubungan antara kecerdasan emosional ibu anak dengan perilaku ibu memelihara kesehatan gigi dan mulut anaknya menggunakan uji chi-square, sedangkan untuk melihat hubungan antara kecerdasan emosional ibu anak dengan indeks plak gigi anaknya dengan digunakan uji t-test tidak berpasangan.


(32)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik Responden

Persentase usia responden ibu paling banyak dijumpai adalah kelompok 30-39 tahun yaitu 80% dengan tingkat pendidikan SMU sebanyak 71% (Tabel 3).

Tabel 3. Karakteristik Responden Ibu (n=100)

Karakteristik n %

Usia (Tahun) 20-29

11

11

30-39 80 80

40-49 9 9

Pendidikan SMP

13

13

SMU 71 71

Sarjana 16 16

Persentase usia anak TK Andreas yang paling banyak adalah usia 5 tahun yaitu 42%, usia 4 tahun 31%, dan usia 3 tahun 27%. Persentase responden jenis kelamin laki-laki lebih banyak yaitu 61%, perempuan 39%. (Tabel 4).

Tabel 4. Karakteristik Responden Anak TK (n=100)

Karakteristik n %

Usia (Tahun) 3

27

27

4 31 31

5 42 42

Jenis Kelamin Laki-laki

61

61


(33)

4.2 Kategori Kecerdasan Emosional dan Perilaku Ibu Memelihara Kesehatan Gigi dan Mulut Anak TK

Sebanyak 86% ibu memiliki kecerdasan emosional tinggi dan 14% ibu memiliki kecerdasan emosional sedang, sedangkan kecerdasan emosional yang rendah tidak ditemukan (Tabel 5).

Tabel 5. Kategori Kecerdasan Emosional Ibu Anak TK (n=100)

Kategori Kecerdasan Emosional Ibu Anak TK

n %

Tinggi Sedang Rendah

86 14 -

86 14 0

Perilaku ibu memelihara kesehatan gigi dan mulut anaknya yang sudah baik adalah sebanyak 74% ibu membawa anak ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali, banyaknya pasta gigi yang diberikan ibu sewaktu menyikat gigi adalah sebesar biji kacang polong 74%, 73% ibu memberi pasta gigi yang mengandung fluor sewaktu anak menyikat gigi, 71% bila anak hendak jajan ibu memberikan kepada anak buah-buahan, 68% ibu menggunakan sikat gigi khusus anak-anak untuk menyikat gigi anaknya, 61% ibu gunakan jenis bulu sikat halus untuk menyikat gigi anak, 57% dua kali dalam satu hari ibu menyikatkan gigi anaknya dan 56% ibu menyuruh anak berkumur setelah anak makan makanan manis atau susu. Perilaku ibu yang masih kurang adalah ibu membantu menyikatkan gigi anak 39% dan mengganti sikat gigi anaknya tiga bulan sekali 20%. (Tabel 6)


(34)

Tabel 6. Perilaku Ibu Memelihara Kesehatan Gigi dan Mulut Anak TK (n=100)

Perilaku Memelihara Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Ibu Anak TK

n %

Ibu membantu menyikatkan gigi anak a. Ya, selalu

b. Kadang-kadang c. Tidak teratur d. Tidak pernah

39 39 20 2 39 39 20 2

Berapa kali menyikatkan gigi anak dalam satu hari

a. Dua kali sehari,pagi setelah sarapan dan sebelum tidur b. Dua kali sehari sewaktu mandi pagi dan sore

c. Satu kali sehari sewaktu mandi pagi atau sore d. Tidak tentu

57 24 18 1 57 24 18 1

Ukuran sikat gigi yang Ibu gunakan untuk anak

a. Sikat gigi khusus anak-anak b. Sikat gigi dewasa

c. Sembarang ukuran d. tidak tahu

68 17 14 1 68 17 14 1 Jenis bulu sikat yang Ibu gunakan untuk menyikat gigi anak

a. Bulu halus b. Bulu kasar c. Bulu sedang d. Tidak tahu

61 13 24 2 61 13 24 2

Kapan Ibu mengganti sikat gigi anak

a. Bila bulu sikat sudah tidak lurus lagi b. Tiga bulan sekali

c. Bila bulu sikat sudah benar-benar rusak d. Tidak pernah mengganti sikat gigi anak

52 20 27 1 52 20 27 1 Ibu memberikan pasta gigi yang mengandung fluor sewaktu

anak menyikat gigi

a. Ya, selalu b. Kadang-kadang c. Tidak tahu d. Tidak 73 14 12 1 73 14 12 1 Berapa banyak pasta gigi yang diberikan ke anak Ibu sewaktu

menyikat gigi

a. Sebesar biji kacang polong b. Sepanjang bulu sikat c. Tidak tentu

d. Tidak Pernah

74 10 16 - 74 10 16 -


(35)

Tabel 6. Perilaku Ibu Memelihara Kesehatan Gigi dan Mulut Anak TK (Lanjutan)

Perilaku Memelihara Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Ibu

Anak TK n %

Kapan Ibu membawa anak ke dokter gigi

a. Setiap 6 bulan sekali b. Tidak pernah

c. Setiap tahun d. Kalau sakit gigi

74 18 7 1 74 18 7 1 Bila anak ibu hendak jajan maka jenis makanan apa yang ibu

berikan kepada anak

a. Memberikan buah-buahan

b. Memberikan permen atau cokelat.

c. Memberikan keripik atau goreng-gorengan d. Memberikan minuman bersoda

71 13 16 - 71 13 16 - Apa yang Ibu lakukan setelah memberi makanan manis atau

susu kepada anak

a. Menyuruh anak berkumur-kumur dengan air putih b. Menyuruh anak menyikat gigi

c. Tidak melakukan apa-apa. d. Menyuruh anak minum air putih

56 17 25 2 56 17 25 2

Sebanyak 51% ibu memiliki perilaku memelihara kesehatan gigi dan mulut anak adalah kategori baik, 40% sedang, dan 9% buruk. (Tabel 7)

Tabel 7. Kategori Perilaku Ibu Memelihara Kesehatan Gigi dan Mulut Anak TK (n=100)

Kategori Perilaku Ibu Memelihara Kesehatan Gigi dan Mulut Anaknya

n %

Baik Sedang Buruk 51 40 9 51 40 9


(36)

4.3 Hubungan Kecerdasan Emosional Ibu dan Tingkat Pendidikan

Ibu dengan kecerdasan emosional tinggi mempunyai tingkat pendidikan SMU sebanyak 80,23%. Ibu dengan kecerdasan emosional sedang mempunyai tingkat pendidikan SMP sebanyak 42,85%. Ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan tingkat pendidikan (p= 0,000) (tabel 8)

Tabel 8. Hubungan Kecedasan emosional ibu dan tingkat pendidikan ibu (n=100)

Kecerdasan Emosional

Ibu Anak TK

Tingkat Pendidikan Jumlah

(%)

Hasil Analisis Statistik SMP

(%)

SMU (%)

Sarjana (%)

χ2 df p

Tinggi 7

(8.14)

69 (80.23)

10 (11.63)

86

(100) 10.917 1 0.000

Sedang 6

(42,85)

2 (14.30)

6 (42.85)

14 (100)

Jumlah 13 71 16 100

4.4 Hubungan Kecerdasan Emosional dan Perilaku Memelihara Kesehatan Gigi dan Mulut Anak TK

Ibu dengan kecerdasan emosional tinggi mempunyai perilaku memelihara kesehatan gigi dan mulut anaknya baik sebanyak 55,81%. Ibu dengan kecerdasan emosional sedang mempunyai perilaku memelihara kesehatan gigi dan mulut anaknya sedang 50%. Ada hubungan antara kecerdasan emosional ibu dengan perilaku memelihara kesehatan gigi dan mulut anaknya (p=0,000) (Tabel 9)


(37)

Tabel 9. Hubungan Kecedasan emosional dan Perilaku Memelihara Kesehatan Gigi dan Mulut Anaknya (n=100)

Kecerdasan Emosional Ibu Anak TK

Perilaku Memelihara Kesehatan Gigi dan Mulut Anaknya

Jumlah (%) Hasil Analisis Statistik Baik (%) Sedang (%) Buruk (%)

χ2 df p

Tinggi 48

(55.81) 33 (38.37) 5 (5.82) 86

(100) 31.796 1 0.000

Sedang 3

(21.43) 7 (50) 4 (28,57) 14 (100)

Jumlah 51 40 9 100

4.5 Kecerdasan Emosional Ibu dengan Skor Indeks Plak Gigi Anak TK Kecerdasan emosional ibu anak TK tinggi memiliki rata-rata skor plak anak TK 1.15 ± 0.005 dan sedang memiliki rata-rata skor plak anak TK 1,39±0,030. (Tabel 10).

Tabel 10. Kecerdasan Emosional Ibu dengan Skor Indeks Plak Gigi Anak TK (n=100)

Kecerdasan Emosional Ibu Anak TK

Jumlah (%)

Rata-rata Skor Plak Gigi Anak TK (Mean±SD) Tinggi Sedang 86 14 1,15± 0,005 1,39±0,030


(38)

BAB 5

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara kecerdasan emosional ibu dengan perilaku memelihara kesehatan gigi dan mulut anaknya (p= 0,000). Semakin tinggi kecerdasan emosional ibu anak TK maka semakin baik perilaku memelihara kesehatan gigi dan mulut anaknya, dan sebaliknya semakin rendah kecerdasan emosional ibu anak TK maka semakin rendah pula perilaku memelihara kesehatan gigi dan mulut anaknya. Hasil ini sama dengan penelitian yang dilakukan di Kecamatan Blimbing kota Malang oleh Wahyu yaitu ada hubungan yang signifikan antara dukungan ibu dengan perilaku memelihara kesehatan gigi dan anaknya (p= 0,002).6

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan tingkat pendidikan (p= 0,000). Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status kesehatan. Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi akan memiliki pengetahuan dan sikap yang baik tentang kesehatan sehingga akan mempengaruhi perilakunya untuk hidup sehat.22 Kecerdasan emosional ibu anak TK tinggi rata-rata skor plak gigi anak TK 1,15±0,005 dan kecerdasan emosional ibu sedang memiliki rata-rata skor plak anak TK 1,39±0,030. (Tabel 10)

Sebanyak 57% ibu menyikat gigi anaknya dua kali dalam satu hari yaitu pagi setelah serapan dan malam sebelum tidur, menyediakan sikat gigi khusus anak-anak 68% dan menggunakan sikat gigi yang bulunya halus 61%. Hal ini mungkin disebabkan karena informasi tentang kesehatan gigi dan mulut sudah banyak dipublikasikan di berbagai media cetak maupun elektronik, misalnya surat kabar, majalah, bulletin kesehatan, internet, TV, radio dan sebagainya.

Sebagian besar ibu memberikan pasta gigi yang mengandung fluor kepada anaknya 73%, dengan ukuran sebesar biji kacang polong 74%. Namun, masih ada ibu yang memberikan pasta gigi sepanjang bulu sikat 26%. Oleh karena itu, masih perlu


(39)

dianjurkan memberikan pasta gigi dengan ukuran sebesar biji kacang polong untuk menghindari fluorosis pada gigi anak.23

Sebagian besar ibu memberikan buah-buahan sebagai jajanan anak yaitu 71%, dan setelah memberi makanan manis atau susu ibu menyuruh anak berkumur dengan air putih 56%. Hal ini cukup baik karena pola jajan dapat mengurangi resiko terjadinya penyakit gigi dan mulut pada anak.7

Persentase yang ibu tidak selalu membantu menyikat gigi anak 61%, hanya 39% yang selalu membantu menyikat gigi anaknya. Sebanyak 80% ibu tidak mengganti sikat gigi anaknya tiga bulan sekali, dan ibu yang mengganti sikat gigi tiga bulan sekali sangat sedikit yaitu 20%. Hal ini menunjukkan ibu kurang membantu dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anaknya. Perlu adanya penyuluhan bagi ibu-ibu di puskesmas tentang bagaimana menjaga kesehatan gigi dan mulut anak.

Ibu yang membawa anaknya ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali 74%. Hal ini sudah baik, karena pemeriksaan rutin 6 bulan sekali sangat berguna terutama dalam memonitor pertumbuhan dan perkembangan gigi anak serta mendeteksi kelainan rongga mulut anak sejak dini.24

Penelitian ini menunjukkan bahwa 48% ibu memiliki perilaku memelihara kesehatan gigi dan mulut anak kategori baik, 31% kategori perilaku sedang dan 21% kategori perilaku buruk. Penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan di Kecamatan Blimbing pada anak usia prasekolah di TK Ar-Ridho kota Malang yaitu 34% menjaga kesehatan gigi anak baik, 60% kategori cukup, dan 6% kategori kurang.6


(40)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Ibu dengan kecerdasan emosional tinggi mempunyai perilaku memelihara kesehatan gigi dan mulut anaknya baik sebanyak 55,81%. Ibu dengan kecerdasan emosional sedang mempunyai perilaku memelihara kesehatan gigi dan mulut anaknya sedang 50%. Ada hubungan antara kecerdasan emosional ibu dengan perilaku memelihara kesehatan gigi dan mulut anaknya (p=0,000).

Kecerdasan emosional ibu anak TK tinggi rata-rata skor plak anaknya 1,15±0,005 dan kecerdasan emosional ibu sedang rata-rata skor plak anaknya 1,39±0,030.

6.2 Saran

1. Diharapkan orang tua semakin meningkatkan kecerdasan emosional dan perilaku memelihara kesehatan gigi dan mulut anaknya.

2. TK melakukan program penyuluhan kepada ibu-ibu tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.

3. Puskesmas mengadakan program penyuluhan kesehatan khususnya mengenai pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak kepada masyarakat secara berkala dan berkesinambungan.


(41)

DAFTAR PUSTAKA

1. Nurhidayah RE. Pentingnya kecerdasan emosional bagi perawat. JKRSU 2006; 2(1) :39 - 44

2. Santoso A, Ghondoyoewono T. Correlation beetween emotional quality with motivation of dental and oral health. Dentistry UI. 2009:7

3. Herijulianti E, Tati SI, Artini S. Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2002: 35-39

4. Rachmawati D. PHP Sebelum dan sesudah menyikat gigi siswa usia 6-12 tahun di TK Al-Azhar dan TK Al-Islam. JPDGI 2006; 56(3)

5. Djamil MS. A-Z Kesehatan gigi. Solo: Metagraf, 2011 : 37, 47

6. Wahyu, Indra. Hubungan dukungan keluarga (ibu) terhadap perilaku menjaga kesehatan gigi anak usia prasekolah. http://indrawahyu.blogspot.com (10 Maret 2014)

7. Sumanti, V. Faktor yang berhubungan dengan partisipasi orang tua dalam perawatan kesehatan gigi anak di puskesmas Tegallalang 1. http:/vivinsumanti.blogspot.com (11 Juli 2014)

8. Notoadmodjo S. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta : Rineka Cipta, 2010: 13,133

9. Aminabadi NA, Pourkazemi M. The impact of maternal emotional intelligence and parenting style on child anxiety and behavior in the dental setting. Med Oral Patol Oral Cir Bucal 2012; 17 (6) : e1094

10.Ardiana A. Hubungan kecerdasan emosional perawat dengan perilaku caring perawat pelaksanan menurut persepsi pasien di ruang rawat inap RSU.Dr.H.Koesnadi Bondowoso.Tesis. Depok: Universitas Indonesia, 2010: 16 11.Sedyaningsih RE. Sambutan Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada

peringatan bulan kesehatan gigi nasional 2011. 3 Mei 2011


(42)

12.Natamiharja L, Dwi NS. Hubungan pendidikan, pengetahuan dan perilaku ibu terhadap status karies gigi balitanya. Dentika Dental J 2010; 15(1) : 38

13.Santrock JW. Child development. Alih Bahasa. Mila Rachmawati. Jakarta: Erlangga, 2007 : 325-326

14.Tridhonanto. Meraih Sukses dengan kecerdasan emosional. Jakarta : PT Elex Media Komputindo, 2010: 7, 40

15.Sakdanur. Hubungan antara kecerdasan emosional dengan kinerja kepala sekolah. JPD 2005; 6(1) : 48

16.Notoadmodjo S. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 2010:27

17.Mozartha M. Perilaku ibu tentukan kesehatan gigi anak.

<http://www.klikdokter.com/ article/detail/88> (26 Agustus 2013).

18.Nurdin. Pengaruh kecerdasan emosional terhadap penyesuaian sosial siswa di sekolah. Jurnal Administrasi Pendidikan 2009; 9(1)

19.Dalimunthe SH. Periodonsia. Edisi ke-2. Medan: Bagian Periodonsia FKG USU, 2008: 62, 107

20. Ririh N. Status emosional ibu pengaruhi kesehatan gigi anak. 25 Agustus 2011.

21.Cugini M, Thompson M, Warren PR. Correlations beetween two plaque indices in assessment of tooth brush effectiveness. Journal of Cotemporary Dental Practice 2006; 7(5)

22.Sondang P, Hamada T. Menuju gigi dan mulut sehat. Medan: USU Press, 2008: 69-70

23.Notoadmodjo S.Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2003: 114-134


(43)

Hasil Output Statistic

Statistics

Umur Pendidikan Perilaku

Kecerdasan Emosional

N Valid 100 100 100 100

Missing 0 0 0 0

Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 20-29 tajim 11 11.0 11.0 11.0

30-39 tahun 80 80.0 80.0 91.0

40-49 tahun 9 9.0 9.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SMP 13 13.0 13.0 13.0

SMU 71 71.0 71.0 84.0

Sarjana 16 16.0 16.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Perilaku

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 48 48.0 48.0 48.0

Sedang Buruk 31 21 31.0 21.0 31.0 21.0 79.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 228.372 1 114.186 32.592 .000a

Residual 94.595 98 3.504

Total 322.967 99

a. Predictors: (Constant), Kecerdasan Emosional b. Dependent Variable: indeks


(44)

(I)Umur (tahun) (J) Umur (tahun

Mean difference (I-J)

Std. Error Sig. 95% Confidence Interval Lower

Bound

Upper Bound

3 tahun 4 tahun 5 tahun

-.32500 .122577 .021 -.59207 -.05793 -.91500 .122577 .000 -1.18207 -.64793 4 tahun 3 tahun

5 tahun

.32500 .122577 .021 .05793 .59207 -59000 .122577 .000 -.85707 -.32293 5 tahun 3 tahun

4 tahun

.91500 .122577 .000 .64793 1.18207 .59000 .122577 .000 .32293 .85707

Skor Indeks Plak Gigi Anak*KE_Tinggi

No Nilai KE Kategori KE Skor Indeks Plak Kategori Indeks Plak

1 56 tinggi 1.18 rendah

2 61 tinggi 1.05 rendah

3 55 tinggi 1.15 rendah

6 61 tinggi 0.95 rendah

7 56 tinggi 0.83 rendah

8 58 tinggi 0.80 rendah

9 59 tinggi 0.93 rendah

10 67 tinggi 0.85 rendah

11 57 tinggi 0.93 rendah

12 61 tinggi 0.98 rendah

13 53 tinggi 0.95 rendah

14 55 tinggi 1.23 sedang

15 60 tinggi 1.48 sedang

16 63 tinggi 1.85 sedang

17 63 tinggi 0.85 rendah

19 60 tinggi 0.83 rendah

20 62 tinggi 1.08 rendah

21 55 tinggi 0.93 rendah

22 59 tinggi 1.03 rendah

23 58 tinggi 0.85 rendah

24 67 tinggi 0.88 rendah

26 58 tinggi 0.83 rendah


(45)

29 53 tinggi 0.85 rendah

30 56 tinggi 0.93 rendah

31 58 tinggi 0.95 rendah

33 62 tinggi 1.08 rendah

34 57 tinggi 1.58 sedang

35 55 tinggi 1.93 sedang

36 62 tinggi 1.70 sedang

37 65 tinggi 1.80 sedang

38 57 tinggi 1.95 sedang

39 64 tinggi 1.75 sedang

40 53 tinggi 1.85 sedang

41 57 tinggi 1.90 sedang

42 60 tinggi 1.83 sedang

43 61 tinggi 1.63 sedang

44 63 tinggi 1.53 sedang

47 62 tinggi 0.83 rendah

48 57 tinggi 0.80 rendah

49 55 tinggi 0.93 rendah

50 62 tinggi 0.85 rendah

51 65 tinggi 0.93 rendah

52 57 tinggi 0.98 rendah

53 64 tinggi 0.95 rendah

54 53 tinggi 1.23 sedang

55 57 tinggi 1.48 sedang

56 60 tinggi 1.85 sedang

57 61 tinggi 1.00 rendah

58 63 tinggi 1.55 sedang

61 62 tinggi 0.95 rendah

62 57 tinggi 0.83 rendah

63 55 tinggi 0.80 rendah

64 62 tinggi 0.93 rendah

65 65 tinggi 0.85 rendah

66 57 tinggi 0.93 rendah

67 64 tinggi 1.95 sedang

68 53 tinggi 1.83 sedang

69 57 tinggi 1.83 sedang

70 60 tinggi 1.85 sedang

71 61 tinggi 1.53 sedang

72 63 tinggi 1.83 sedang


(46)

76 57 tinggi 0.93 rendah

77 55 tinggi 0.85 rendah

78 62 tinggi 0.93 rendah

79 65 tinggi 0.98 rendah

80 57 tinggi 0.95 rendah

81 64 tinggi 0.85 rendah

82 53 tinggi 0.93 rendah

83 57 tinggi 0.98 rendah

84 60 tinggi 0.95 rendah

85 61 tinggi 1.23 sedang

86 63 tinggi 0.95 rendah

89 62 tinggi 1.00 rendah

90 57 tinggi 0.88 rendah

91 55 tinggi 1.03 rendah

92 62 tinggi 1.83 sedang

93 65 tinggi 0.95 rendah

94 57 tinggi 0.83 rendah

95 64 tinggi 0.80 rendah

96 53 tinggi 1.00 rendah

97 57 tinggi 0.85 rendah

98 60 tinggi 0.90 rendah

99 61 tinggi 0.93 rendah

100 63 tinggi 0.98 rendah

Skor Indeks Plak Gigi Anak*KE_Sedang

No. Nilai KE Kategori KE Skor Indeks Plak Kategori Indeks Plak

4 46 sedang 1.53 sedang

5 50 sedang 1.83 sedang

18 51 sedang 1.28 sedang

25 51 sedang 1.38 sedang

27 44 sedang 1.33 sedang

32 50 sedang 1.25 sedang

45 52 sedang 1.83 sedang

46 50 sedang 1.25 sedang

59 52 sedang 1.68 sedang

60 50 sedang 1.55 sedang

73 52 sedang 0.95 rendah

74 50 sedang 1.40 sedang

87 52 sedang 0.90 rendah


(47)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

KE1 Indeks Plak Gizi

N 100 100

Normal Parametersa,b Mean 57.7800 1.8588

Std. Deviation 5.11599 .13222

Most Extreme Differences Absolute .118 .102

Positive .075 .102

Negative -.118 -.085

Kolmogorov-Smirnov Z 1.178 1.017

Asymp. Sig. (2-tailed) .124 .252

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Paired Samples Correlations

N correlation sig

Pair1 Indeks Plak Gigi Anak

100 .803 .000

Descriptives

Test Of Homogencity Of Variances KE_Sedang

Levene Statistic Df1 Df2 sig

1.841 1 13 .189

KE_Tinggi

Levene Statistic Df1 Df2 sig

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence interfal for Mean Lower Bound upper Bound Tinggi

Sedang

86

14

1.1506

1.3871

.00566

.03011

.12022

.33354

.8039

.8725

1.9458


(48)

1.604 1 85 .118

Kecerdasan Emosional (X)

Skor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Kategori

3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 56 Tinggi

3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 2 4 4 4 2 4 4 2 61 Tinggi

3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 55 Tinggi

2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 3 4 3 1 3 4 1 46 Sedang

3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 50 Sedang

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 2 4 4 2 61 Tinggi

3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 56 Tinggi

4 4 4 4 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 58 Tinggi

2 4 2 4 2 4 4 3 4 4 4 3 2 3 2 3 2 3 2 2 59 Tinggi

4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 67 Tinggi

4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 57 Tinggi

2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 2 4 4 4 2 4 4 2 61 Tinggi

3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 53 Tinggi

3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 4 3 1 3 4 1 55 Tinggi

4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 60 Tinggi

4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 4 3 2 4 4 2 63 Tinggi

4 4 4 4 4 4 3 1 3 4 4 3 2 3 3 3 2 3 3 2 63 Tinggi

2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 51 Sedang

4 4 3 3 4 3 3 2 4 4 4 3 2 3 2 3 2 3 2 2 60 Tinggi

4 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 62 Tinggi

2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 55 Tinggi

3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 4 2 4 4 4 2 4 4 2 59 Tinggi

4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 58 Tinggi

2 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 3 1 3 4 4 67 Tinggi

2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 51 Sedang

1 3 4 3 1 3 4 1 3 4 3 1 3 4 4 3 2 4 4 3 58 Tinggi

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 44 Sedang

2 4 4 3 2 4 4 2 4 4 3 2 4 4 3 3 2 3 3 4 64 Tinggi

2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 53 Tinggi

2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 56 Tinggi

4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 58 Tinggi

3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 50 Sedang

3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 2 4 4 3 3 3 3 62 Tinggi


(49)

4 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 55 Tinggi

4 2 4 4 3 4 4 4 3 2 3 2 3 2 3 2 2 4 4 3 62 Tinggi

4 4 2 4 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 65 Tinggi

3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 57 Tinggi

3 3 3 3 2 3 3 3 4 2 4 4 4 2 4 4 3 3 3 4 64 Tinggi

3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 53 Tinggi

3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 4 3 1 3 4 3 3 3 3 57 Tinggi

4 4 4 4 2 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 2 60 Tinggi

3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 4 3 2 4 4 3 3 3 3 61 Tinggi

4 4 4 3 1 3 4 4 3 2 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 63 Tinggi

2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 52 Sedang

3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 50 Sedang

3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 2 4 4 3 3 3 3 62 Tinggi

3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 57 Tinggi

4 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 55 Tinggi

4 2 4 4 3 4 4 4 3 2 3 2 3 2 3 2 2 4 4 3 62 Tinggi

4 4 2 4 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 65 Tinggi

3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 57 Tinggi

3 3 3 3 2 3 3 3 4 2 4 4 4 2 4 4 3 3 3 4 64 Tinggi

3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 53 Tinggi

3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 4 3 1 3 4 3 3 3 3 57 Tinggi

4 4 4 4 2 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 2 60 Tinggi

3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 4 3 2 4 4 3 3 3 3 61 Tinggi

4 4 4 3 1 3 4 4 3 2 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 63 Tinggi

2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 52 Sedang

3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 50 Sedang

3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 2 4 4 3 3 3 3 62 Tinggi

3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 57 Tinggi

4 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 55 Tinggi

4 2 4 4 3 4 4 4 3 2 3 2 3 2 3 2 2 4 4 3 62 Tinggi

4 4 2 4 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 65 Tinggi

3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 57 Tinggi

3 3 3 3 2 3 3 3 4 2 4 4 4 2 4 4 3 3 3 4 64 Tinggi

3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 53 Tinggi

3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 4 3 1 3 4 3 3 3 3 57 Tinggi

4 4 4 4 2 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 2 60 Tinggi

3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 4 3 2 4 4 3 3 3 3 61 Tinggi

4 4 4 3 1 3 4 4 3 2 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 63 Tinggi

2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 52 Sedang


(50)

3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 2 4 4 3 3 3 3 62 Tinggi

3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 57 Tinggi

4 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 55 Tinggi

4 2 4 4 3 4 4 4 3 2 3 2 3 2 3 2 2 4 4 3 62 Tinggi

4 4 2 4 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 65 Tinggi

3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 57 Tinggi

3 3 3 3 2 3 3 3 4 2 4 4 4 2 4 4 3 3 3 4 64 Tinggi

3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 53 Tinggi

3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 4 3 1 3 4 3 3 3 3 57 Tinggi

4 4 4 4 2 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 2 60 Tinggi

3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 4 3 2 4 4 3 3 3 3 61 Tinggi

4 4 4 3 1 3 4 4 3 2 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 63 Tinggi

2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 52 Sedang

3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 50 Sedang

3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 2 4 4 3 3 3 3 62 Tinggi

3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 57 Tinggi

4 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 55 Tinggi

4 2 4 4 3 4 4 4 3 2 3 2 3 2 3 2 2 4 4 3 62 Tinggi

4 4 2 4 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 65 Tinggi

3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 57 Tinggi

3 3 3 3 2 3 3 3 4 2 4 4 4 2 4 4 3 3 3 4 64 Tinggi

3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 53 Tinggi

3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 4 3 1 3 4 3 3 3 3 57 Tinggi

4 4 4 4 2 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 2 60 Tinggi

3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 4 3 2 4 4 3 3 3 3 61 Tinggi

4 4 4 3 1 3 4 4 3 2 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 63 Tinggi

Pemeriksaan Indeks Plak Gigi Anak TK

RA RB

Skor Plak Gigi Bukal Lingual Bukal Lingual RA+RB:40

11 8 10 18 1.18

12 8 10 12 1.05

9 14 12 11 1.15

16 16 11 18 1.53

18 18 20 17 1.83

7 8 11 12 0.95

8 11 9 5 0.83


(51)

11 12 8 6 0.93

12 10 5 7 0.85

13 9 10 5 0.93

8 10 13 8 0.98

8 10 12 8 0.95

14 12 9 14 1.23

16 11 16 16 1.48

18 20 18 18 1.85

8 11 7 8 0.85

11 12 17 11 1.28

9 10 5 9 0.83

12 8 11 12 1.08

10 5 12 10 0.93

9 10 13 9 1.03

10 5 7 12 0.85

9 10 5 11 0.88

16 16 11 12 1.38

8 11 9 5 0.83

16 9 10 18 1.33

11 12 8 6 0.93

12 10 5 7 0.85

13 9 10 5 0.93

9 8 11 10 0.95

10 16 11 13 1.25

8 11 12 12 1.08

18 18 18 9 1.58

24 17 20 16 1.93

18 16 16 18 1.70

16 18 22 16 1.80

22 20 18 18 1.95

20 16 17 17 1.75

18 22 18 16 1.85

16 18 24 18 1.90

18 17 18 20 1.83

15 18 16 16 1.63

16 16 11 18 1.53

18 18 20 17 1.83

15 12 11 12 1.25

8 11 9 5 0.83


(52)

11 12 8 6 0.93

12 10 5 7 0.85

13 9 10 5 0.93

8 10 13 8 0.98

8 10 12 8 0.95

14 12 9 14 1.23

16 11 16 16 1.48

18 20 18 18 1.85

16 8 6 10 1.00

22 8 16 16 1.55

20 7 22 18 1.68

18 12 15 17 1.55

7 8 11 12 0.95

8 11 9 5 0.83

5 9 10 8 0.80

11 12 8 6 0.93

12 10 5 7 0.85

13 9 10 5 0.93

16 22 22 18 1.95

18 20 18 17 1.83

20 18 17 18 1.83

16 16 18 24 1.85

16 16 11 18 1.53

18 18 20 17 1.83

7 8 11 12 0.95

12 15 11 18 1.40

5 9 10 8 0.80

11 12 8 6 0.93

12 10 5 7 0.85

13 9 10 5 0.93

8 10 13 8 0.98

8 10 12 8 0.95

12 10 5 7 0.85

13 9 10 5 0.93

8 10 13 8 0.98

8 10 12 8 0.95

14 12 9 14 1.23

7 8 11 12 0.95

8 11 9 8 0.90


(53)

11 12 8 9 1.00

12 10 5 8 0.88

13 9 10 9 1.03

18 18 20 17 1.83

7 8 11 12 0.95

8 11 9 5 0.83

5 9 10 8 0.80

11 12 8 9 1.00

12 10 5 7 0.85

12 10 5 9 0.90

13 9 10 5 0.93


(1)

1.604 1 85 .118

Kecerdasan Emosional (X)

Skor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Kategori 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 56 Tinggi 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 2 4 4 4 2 4 4 2 61 Tinggi 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 55 Tinggi 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 3 4 3 1 3 4 1 46 Sedang 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 50 Sedang 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 2 4 4 2 61 Tinggi 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 56 Tinggi 4 4 4 4 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 58 Tinggi 2 4 2 4 2 4 4 3 4 4 4 3 2 3 2 3 2 3 2 2 59 Tinggi 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 67 Tinggi 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 57 Tinggi 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 2 4 4 4 2 4 4 2 61 Tinggi 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 53 Tinggi 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 4 3 1 3 4 1 55 Tinggi 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 60 Tinggi 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 4 3 2 4 4 2 63 Tinggi 4 4 4 4 4 4 3 1 3 4 4 3 2 3 3 3 2 3 3 2 63 Tinggi 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 51 Sedang 4 4 3 3 4 3 3 2 4 4 4 3 2 3 2 3 2 3 2 2 60 Tinggi 4 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 62 Tinggi 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 55 Tinggi 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 4 2 4 4 4 2 4 4 2 59 Tinggi 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 58 Tinggi 2 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 3 1 3 4 4 67 Tinggi 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 51 Sedang 1 3 4 3 1 3 4 1 3 4 3 1 3 4 4 3 2 4 4 3 58 Tinggi 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 44 Sedang 2 4 4 3 2 4 4 2 4 4 3 2 4 4 3 3 2 3 3 4 64 Tinggi 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 53 Tinggi 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 56 Tinggi 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 58 Tinggi 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 50 Sedang 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 2 4 4 3 3 3 3 62 Tinggi 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 57 Tinggi


(2)

4 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 55 Tinggi 4 2 4 4 3 4 4 4 3 2 3 2 3 2 3 2 2 4 4 3 62 Tinggi 4 4 2 4 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 65 Tinggi 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 57 Tinggi 3 3 3 3 2 3 3 3 4 2 4 4 4 2 4 4 3 3 3 4 64 Tinggi 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 53 Tinggi 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 4 3 1 3 4 3 3 3 3 57 Tinggi 4 4 4 4 2 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 2 60 Tinggi 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 4 3 2 4 4 3 3 3 3 61 Tinggi 4 4 4 3 1 3 4 4 3 2 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 63 Tinggi 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 52 Sedang 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 50 Sedang 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 2 4 4 3 3 3 3 62 Tinggi 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 57 Tinggi 4 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 55 Tinggi 4 2 4 4 3 4 4 4 3 2 3 2 3 2 3 2 2 4 4 3 62 Tinggi 4 4 2 4 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 65 Tinggi 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 57 Tinggi 3 3 3 3 2 3 3 3 4 2 4 4 4 2 4 4 3 3 3 4 64 Tinggi 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 53 Tinggi 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 4 3 1 3 4 3 3 3 3 57 Tinggi 4 4 4 4 2 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 2 60 Tinggi 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 4 3 2 4 4 3 3 3 3 61 Tinggi 4 4 4 3 1 3 4 4 3 2 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 63 Tinggi 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 52 Sedang 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 50 Sedang 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 2 4 4 3 3 3 3 62 Tinggi 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 57 Tinggi 4 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 55 Tinggi 4 2 4 4 3 4 4 4 3 2 3 2 3 2 3 2 2 4 4 3 62 Tinggi 4 4 2 4 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 65 Tinggi 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 57 Tinggi 3 3 3 3 2 3 3 3 4 2 4 4 4 2 4 4 3 3 3 4 64 Tinggi 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 53 Tinggi 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 4 3 1 3 4 3 3 3 3 57 Tinggi 4 4 4 4 2 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 2 60 Tinggi 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 4 3 2 4 4 3 3 3 3 61 Tinggi 4 4 4 3 1 3 4 4 3 2 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 63 Tinggi 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 52 Sedang 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 50 Sedang


(3)

3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 2 4 4 3 3 3 3 62 Tinggi 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 57 Tinggi 4 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 55 Tinggi 4 2 4 4 3 4 4 4 3 2 3 2 3 2 3 2 2 4 4 3 62 Tinggi 4 4 2 4 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 65 Tinggi 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 57 Tinggi 3 3 3 3 2 3 3 3 4 2 4 4 4 2 4 4 3 3 3 4 64 Tinggi 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 53 Tinggi 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 4 3 1 3 4 3 3 3 3 57 Tinggi 4 4 4 4 2 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 2 60 Tinggi 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 4 3 2 4 4 3 3 3 3 61 Tinggi 4 4 4 3 1 3 4 4 3 2 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 63 Tinggi 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 52 Sedang 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 50 Sedang 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 2 4 4 3 3 3 3 62 Tinggi 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 57 Tinggi 4 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 55 Tinggi 4 2 4 4 3 4 4 4 3 2 3 2 3 2 3 2 2 4 4 3 62 Tinggi 4 4 2 4 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 65 Tinggi 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 57 Tinggi 3 3 3 3 2 3 3 3 4 2 4 4 4 2 4 4 3 3 3 4 64 Tinggi 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 53 Tinggi 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 4 3 1 3 4 3 3 3 3 57 Tinggi 4 4 4 4 2 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 2 60 Tinggi 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 4 3 2 4 4 3 3 3 3 61 Tinggi 4 4 4 3 1 3 4 4 3 2 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 63 Tinggi

Pemeriksaan Indeks Plak Gigi Anak TK

RA

RB

Skor Plak

Gigi

Bukal Lingual Bukal Lingual RA+RB:40

11

8

10

18

1.18

12

8

10

12

1.05

9

14

12

11

1.15

16

16

11

18

1.53

18

18

20

17

1.83

7

8

11

12

0.95

8

11

9

5

0.83


(4)

11

12

8

6

0.93

12

10

5

7

0.85

13

9

10

5

0.93

8

10

13

8

0.98

8

10

12

8

0.95

14

12

9

14

1.23

16

11

16

16

1.48

18

20

18

18

1.85

8

11

7

8

0.85

11

12

17

11

1.28

9

10

5

9

0.83

12

8

11

12

1.08

10

5

12

10

0.93

9

10

13

9

1.03

10

5

7

12

0.85

9

10

5

11

0.88

16

16

11

12

1.38

8

11

9

5

0.83

16

9

10

18

1.33

11

12

8

6

0.93

12

10

5

7

0.85

13

9

10

5

0.93

9

8

11

10

0.95

10

16

11

13

1.25

8

11

12

12

1.08

18

18

18

9

1.58

24

17

20

16

1.93

18

16

16

18

1.70

16

18

22

16

1.80

22

20

18

18

1.95

20

16

17

17

1.75

18

22

18

16

1.85

16

18

24

18

1.90

18

17

18

20

1.83

15

18

16

16

1.63

16

16

11

18

1.53

18

18

20

17

1.83

15

12

11

12

1.25

8

11

9

5

0.83


(5)

11

12

8

6

0.93

12

10

5

7

0.85

13

9

10

5

0.93

8

10

13

8

0.98

8

10

12

8

0.95

14

12

9

14

1.23

16

11

16

16

1.48

18

20

18

18

1.85

16

8

6

10

1.00

22

8

16

16

1.55

20

7

22

18

1.68

18

12

15

17

1.55

7

8

11

12

0.95

8

11

9

5

0.83

5

9

10

8

0.80

11

12

8

6

0.93

12

10

5

7

0.85

13

9

10

5

0.93

16

22

22

18

1.95

18

20

18

17

1.83

20

18

17

18

1.83

16

16

18

24

1.85

16

16

11

18

1.53

18

18

20

17

1.83

7

8

11

12

0.95

12

15

11

18

1.40

5

9

10

8

0.80

11

12

8

6

0.93

12

10

5

7

0.85

13

9

10

5

0.93

8

10

13

8

0.98

8

10

12

8

0.95

12

10

5

7

0.85

13

9

10

5

0.93

8

10

13

8

0.98

8

10

12

8

0.95

14

12

9

14

1.23

7

8

11

12

0.95

8

11

9

8

0.90


(6)

11

12

8

9

1.00

12

10

5

8

0.88

13

9

10

9

1.03

18

18

20

17

1.83

7

8

11

12

0.95

8

11

9

5

0.83

5

9

10

8

0.80

11

12

8

9

1.00

12

10

5

7

0.85

12

10

5

9

0.90

13

9

10

5

0.93