PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRASEKOLAH ANTARA PERTUMBUHAN KURANG, NORMAL, Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan Kurang, Normal, Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta.

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK
PRASEKOLAH ANTARA PERTUMBUHAN KURANG, NORMAL,
DAN OBESITAS DI TAMAN KANAK KANAK (TK) AL FIRDAUS
SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh :
AJENG SYAHRIANI
J210.090.001

FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

1
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara
Pertumbuhan Kurang, Normal, Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al
Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)


PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADAANAK
PRASEKOLAH ANTARA PERTUMBUHAN KURANG, NORMAL, DAN
OBESITAS DI TAMAN KANAK KANAK (TK) AL FIRDAUS SURAKARTA
Ajeng Syahriani*
Irdawati, S. Kep., M. Si. Med**
Dian Hudiyawati, S.Kep., Ns**
Abstrak
Obesitas dan kurang gizi (berat badan kurang) merupakan permasalahan yang
akhir-akhir ini muncul di dunia. Kemampuan-kemampuan fisik yang melibatkan
otot besar seperti berlari, melompat, melempar, mengendarai sepeda roda tiga,
dan menyeimbangkan diri dengan satu kaki yang melibatkan otot besar dan
semua kegiatan tersebut dapat diukur dengan instrument KPSP (Kuesioner Pra
Skrining Perkembangan). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui adanya
perbedaan perkembangan motorik kasar pada anak prasekolah antara
pertumbuhan kurang, normal, dan obesitas Di Taman Kanak Kanak (TK) Al
Firdaus Surakarta. Jenis penelitian adalah jenis penelitian kuantitatif dengan
metode penelitian non eksperimental dengan desain penelitian deskriptif
komparatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah anak
prasekolah 3-5 tahun berjumlah 217 orang yang terdiri dari anak obesitas
sebanyak 67 orang, anak normal sebanyak 96 orang dan anak yang kurang

sebanyak 54 orang dengan rumus besaran sampel menjadi 68 anak dengan teknik
pengambilan sampel Proportional stratified Random Sampling. Instrument
penelitian perkembangan berupa KPSP dan pertumbuhan berupa antropometri:
BB (timbangan) dan TB (microtoise) kemudian dimasukan kedalam grafik
NCHS. Analisa deskriptif dilakukan dengan menggunakan distribusi frekuensi
dan prosentase, sedangkan analitik dilakukan menggunakan uji statistic uji
Kruskal- Wallis. Hasil penelitian diketahui mempunyai berat badan yang
termasuk kategori kurang (25,0%), Normal (33,8%) dan obesitas (41,2%). Dan
mempunyai tingkat motorik kasar yang termasuk kategori Perkembangan Sesuai
(45,6%), meragukan (19,1%) dan penyimpangan (35,3%). Kesimpulan dari
penelitian terdapat perbedaan perkembangan motorik kasar pada anak prasekolah
antara pertumbuhan kurang, normal, dan obesitas di Taman Kanak Kanak (TK)
Al Firdaus Surakarta (p < 0,05).

Kata kunci: perkembangan motorik kasar, pertumbuhan, anak prasekolah, KPSP

2
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara
Pertumbuhan Kurang, Normal, Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al
Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

DIFFERENCES IN THE ROUGH ON MOTOR PRESCHOOL CHILDREN
BETWEEN GROWTH LESS, NORMAL, AND OBESITY
IN AL FIRDAUS KINDERGARTEN SURAKARTA
By: Ajeng Syahriani
Abstract
Obesity and less nutrients (less weight) is a problem that recently appeared in the
world. Physical abilities involving large muscles such as running, jumping,
throwing, riding a tricycle, and balancing himself on one leg that involve a great
big muscles and all of these activities can be measured by the instrument KPSP
(Pre-Screening Questionnaire Development). Knowing the purpose of this study
was the difference in gross motor development in preschool children between
growth less, normal, and obese In Al Firdaus Kindergarten Surakarta. This type of
research is quantitative research with non-experimental research methods with
descriptive comparative research design with cross sectional approach. The
sample was pre-school children 3-5 years amounted to 217 people consisting of
obese children were 67 people, as many as 96 normal children and children who
lack many as 54 people with formula sample size to 68 children with Proportional
Stratified Sampling Random technique sample. KPSP a research instrument

development and growth in the form of Anthropometry: BB (scales) and TB
(microtoise) and then put into Graph NCHS. Descriptive analysis using frequency
and percentage distributions, whereas analytic statistical tests performed using the
Kruskal-Wallis test. The results are known to have weight category less (25.0%),
Normal (33.8%) and obesity (41.2%). And have a level of gross motor
development categorized Under (45.6%), doubtful (19.1%) and deviation (35.3%).
In conclusion there are differences in gross motor development in between growth
less, normal, and obesity in Al Firdaus Kindergarten Surakarta (p 95: kelebihan
berat badan.
b) Pada persentil 5-95 : normal
c) Pada persentil 95 persentil
(50%); berat badan anak dengan umur 3,5
tahun didominasi oleh berat badan dengan
NCHS >95 persentil (50,0%); berat badan
dengan umur 4 tahun didominasi oleh anak
dengan berat badan dengan NCHS >95

persentil (53,8%); berat badan anak dengan
umur 4,5 tahun mayoritas dengan NCHS
antara 5-95 persentil (50,0%) dan sebagian

besar anak dengan umur 5 tahun
mempunyai berat badan dengan NCHS >95
persentil (37,1%). Secara keseluruhan
menunjukkan bahwa sebagian besar berat
badan anak prasekolah dengan NCHS >95
persentil sebanyak 28 anak (41,2%)

Tinggi Badan NCHS sesuai dengan Umur
Tabel 4.4. Distribusi Responden Tinggi Badan NCHS berdasarkan Umur

Umur
3
3,5
4
4,5
5

Tahun
Tahun
Tahun

Tahun
Tahun
Jumlah

Tinggi Badan NCHS (Persentil)
95
Persentase
Persentase
persentase
1 (16,7%)
2 (33,3%)
3 (50,0%)
1 (16,7%)
4 (40,0%)
5 (50,0%)
3 (23,1%)
3 (23,1%)
7 (53,8%)
3 (25,0%)
6 (50,0%)

3 (25,0%)
9 (33,3%)
8 (29,6%)
10 (37,1%)
17 (25,0%)
23 (33,8%)
28 (41,2%)

Hasil distribusi data tentang tinggi badan
anak prasekolah berdasarkan pada umur
diketahui bahwa untuk anak berumur 3
tahun mayoritas mempunyai tinggi badan
yang berat dengan NCHS >95 persentil
(50,0%); tinggi badan anak dengan umur 3,5
tahun sebagian besar dengan NCHS >95
persentil (50,0%); anak dengan umur 4
tahun didominasi oleh anak dengan tinggi
badan dengan NCHS >95 persentil (53,8%);

Jumlah

Persentase
6 (100%)
10 (100%)
13 (100%)
12 (100%)
27 (100%)
68 (100%)

tinggi badan anak dengan umur 4,5 tahun
mayoritas dengan NCHS antara 5-95
persentil (50,0%) dan sebagian besar anak
dengan umur 5 tahun mempunyai tinggi
badan dengan NCHS >95 persentil (37,1%).
Secara keseluruhan menunjukkan bahwa
sebagian besar tinggi badan anak prasekolah
dengan NCHS >95 persentil sebanyak 28
anak
(41,2%).

Pertumbuhan Anak

Berdasarkan distribusi pertumbuhan anak prasekolah dibagi menjadi 3 kelompok
yaitu kurang, normal dan obesitas. Hasil distribusi pertumbuhan anak sebagai berikut:
Tabel 4.5. Distribusi Responden Pertumbuhan Anak Prasekolah

No
Pertumbuhan
1. Kurang (95 persentil)
Jumlah
Hasil distribusi pertumbuhan anak
prasekolah
diketahui
bahwa
33,8%

Jumlah
17
23
28
68


Persentase
25,0%
33,8%
41,2%
100%

mempunyai tingkat pertumbuhan yang
termasuk
kategori
normal;
25,0%

8
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang, Normal, Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)

mempunyai tingkat pertumbuhan yang (TK) Al Firdaus Surakarta mayoritas
termasuk kategori kurang dan 41,2% anak mempunyai tingkat pertumbuhan yang
mempunyai tingkat pertumbuhan kategori termasuk kategori obesitas sebanyak 28

obesitas. Sehingga dapat diketahui bahwa anak (41,2%).
anak prasekolah di Taman Kanak Kanak
Perkembangan Motorik Kasar
Berdasarkan distribusi tingkat perkembangan anak prasekolah yang disesuaikan
dengan penilaian KPSP adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6. Distribusi Responden Perkembangan Motorik Kasar
No
Motorik Kasar
Jumlah
1. Penyimpangan
24
2. Meragukan
13
3. Perkembangan Sesuai
31
Jumlah
68
Hasil distribusi tingkat perkembangan
anak prasekolah di Taman Kanak Kanak
(TK) Al Firdaus Surakarta diketahui bahwa
35,3% mempunyai tingkat motorik kasar
yang termasuk kategori penyimpangan;
19,1% mempunyai tingkat motorik yang

Persentase
35,3%
19,1%
45,6%
100%
termasuk kategori meragukan dan 45,6%
anak prasekolah mempunyai tingkat motorik
kasar yang termasuk kategori perkembangan
sesuai. Sehingga tingkat perkembangan
motorik kasar didominasi perkembangan
sesuai sebanyak 31 responden (45,6%).

Analisis Bivariat
Analisis bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
perkembangan motorik kasar pada anak prasekolah antara pertumbuhan kurang, normal,
dan obesitas di Taman Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta. Analisis univariat dalam
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat analisis Kruskall Walis
Tabel 4.7. Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar pada Anak Prasekolah antara
Pertumbuhan Kurang, Normal, dan Obesitas

(%)

Penyimpangan (%)

Meragukan (%)

Sesuai (%)

Normal

1 (4,3)

2 (8,7)

20 (87,0)

23 (100)

Kurang

6 (35,3)

4 (23,5)

7 (41,2)

17 (100)

17 (60,8)

7 (25,0)

4 (14,3)

28 (100)

24 (35,3)

13 (19,1)

31 (45,6)

68 (100)

Obesitas



Jumlah

Perkembangan Motorik Kasar

Pertumbuhan

2

hitung

= 29,793

p= 0,000

Hasil
uji
perbedaan
perkembangan motorik kasar pada anak
prasekolah antara pertumbuhan kurang,
normal, dan obesitas diketahui bahwa
pada pertumbuhan normal didominasi

H0 ditolak
dengan perkembangan sesuai sebanyak
20 responden (87,0%), pertumbuhan
kurang
didominasi
dengan
perkembangan sesuai sebanyak 7
responden (41,2%) dan pertumbuhan

9
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang, Normal, Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)

obesitas
didominasi
dengan
penyimpangan sebanyak 17 responden
(60,8%). Sehingga dapat diketahui
bahwa di Taman Kanak Kanak (TK) Al
Firdaus Surakarta mayoritas mempunyai
motorik kasar perkembangan sesuai
sebanyak 31 responden (45,6%) dengan
pertumbuhan pada anak obesitas.
Hasil
tersebut
menunjukkan
adanya kecenderungan bahwa tingkat
perkembangan obesitas mempunyai
keterkaitan dengan motorik kasar yang
termasuk
kategori
menyimpang,
sementara untuk perkembangan anak
yang normal lebih cenderung pada
PEMBAHASAN
Pada penelitian pertumbuhan anak
diatas dari 68 responden, 23 responden
(33,8%) mempunyai tingkat pertumbuhan
yang termasuk kategori normal; 17
responden (25,0%) mempunyai tingkat
pertumbuhan yang termasuk kategori
kurang dan 28 responden (41,2%)
mempunyai tingkat pertumbuhan kategori
obesitas.
Sehingga
dapat
diketahui
mempunyai tingkat pertumbuhan yang
termasuk kategori obesitas sebanyak 28
anak (41,2%).
Hasil
analisis
lain,
pada
perkembangan
motorik
kasar
anak
prasekolah diperoleh 24 responden (35,3%)
mempunyai tingkat motorik kasar yang
termasuk kategori penyimpangan; 13
responden (19,1%) mempunyai tingkat
motorik yang termasuk kategori meragukan
dan 31 responden (45,6%) mempunyai
tingkat motorik kasar yang termasuk
kategori perkembangan sesuai dengan anak
normal.
Hasil uji Kruskall Walis, mengenai
perbedaan perkembangan motorik kasar
pada anak prasekolah antara pertumbuhan
kurang, normal, dan obesitas di Taman
Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

perkembangan motorik kasar yang
termasuk kategori perkembangan sesuai.
Berdasarkan hasil uji Kruskall Walis
diperoleh nilai 2hitung = 29,793 dengan
p= 0,000. Oleh karena hasil perhitungan
menunjukkan bahwa p < 0,05 maka H0
ditolak, artinya terdapat perbedaan
perkembangan motorik kasar antara
pertumbuhan kurang, normal, dan
obesitas di Taman Kanak Kanak (TK)
Al Firdaus Surakarta. Semakin tingkat
pertumbuhan pada anak obesitas maka
tingkat perkembangan motorik kasar
anak semakin penyimpangan
diperoleh bahwa pada pertumbuhan normal
didominasi dengan perkembangan sesuai
sebanyak
20
responden
(87,0%),
pertumbuhan kurang didominasi dengan
perkembangan sesuai sebanyak 7 responden
(41,2%)
dan
pertumbuhan
obesitas
didominasi dengan penyimpangan sebanyak
17 responden (60,8%), sehingga semakin
peningkat pertumbuhan anak semakin
meningkat tingkat perkembangan motorik
kasar.
Berdasarkan
hasil
tersebut
menunjukkan adanya kecenderungan bahwa
tingkat perkembangan obesitas mempunyai
keterkaitan dengan motorik kasar yang
termasuk kategori menyimpang, sementara
untuk perkembangan anak yang normal
lebih cenderung pada perkembangan
motorik kasar yang termasuk kategori
perkembangan sesuai. Berdasarkan hasil uji
Kruskall Walis diperoleh nilai 2hitung =
29,793 dengan p= 0,000. Oleh karena hasil
perhitungan menunjukkan bahwa p< 0,05
maka H0 ditolak, artinya terdapat perbedaan
perkembangan motorik kasar pada anak
prasekolah antara pertumbuhan kurang,
normal, dan obesitas di Taman Kanak
Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta.
Pada penelitian pertumbuhan normal,
tingkat perkembangan motorik kasar
sebanyak 23 anak. Hasil penelitian banyak
terdapat pertumbuhan normal dengan

10
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang, Normal, Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)

perkembangan
sesuai
sebanyak
20
responden (87,0%), meragukan 2 responden
(8,7%) dan penyimpangan hanya ada 1
responden (4,3%), dimana perkembangan
motorik kasar yang normal diperlukan
pertumbuhan yang selalu bersamaan dengan
kematangan fungsi dan juga pengendalian
gerak tubuh secara normal dan cepat
(Marimbi, 2010).
Menurut Marmi dan Rahardjo (2012),
dengan kemampuan motorik baik, anak
lebih dapat beradaptasi dan menyesuaikan
dirinya
dengan
lingkungan
dalam
melakukan
aktifitas.
Sehingga
perkembangan motorik yang normal
memungkinkan anak dapat bermain atau
bergaul
dengan
teman
sebayanya,
sedangkan yang tidak normal akan
menghambat
anak
perkembangan
selanjutnya.
Pada penelitian pertumbuhan kurang,
tingkat perkembangan motorik kasar pada
pertumbuhan kurang sebanyak 17 anak.
Hasil
penelitian
tersebut
terdapat
pertumbuhan kurang dengan motorik kasar
yang meragukan sebanyak 4 responden
(23,5%), penyimpangan sebanyak 6
responden (35,3%) dan pada perkembangan
sesuai terdapat 7 responden (41,2%). Hal
tersebut dikarenakan status gizi dan asupan
nutrisi juga sangat berpengaruh terhadap
kemampuan motorik anak. Pada keadaan
kurang energi dan protein (KEP) anak
menjadi tidak aktif, apatis, pasif dan tidak
mampu berkonsentrasi. Akibatnya, anak
dalam melakukan aktifitas fisik hanya
sebentar saja karena mudah cepat capek di
bandingan anak normal lainnya (Marmi dan
Rahardjo, 2012).
Kurang gizi dapat menyebabkan
gangguan pertumbuhan anak terlambat yaitu
tidak dapat mencapai berat dan panjang
maksimal, daya tahan tubuh anak rendah,
anak mudah terkena penyakit, serta tidak
mempunyai perkembangan tubuh yang baik
(Pudiastuti, 2011). Hal ini juga didukung

oleh penelitian yang dilakukan sebelumnya
oleh
Ulya, (2012) berjudul Hubungan
Status Gizi Dengan Perkembangan Motorik
Kasar Anak Usia 3- 4 Tahun Di Posyandu
Mukti Asih Genuksari Semarang. Analisis
data menggunakan uji chi square. Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
ada
hubungan yang bermakna antara status gizi
anak dengan perkembangan motorik kasar
pada anak di Posyandu Mukti Asih
Kelurahan Genuk Sari dengan nilai p
sebesar 0,000.
Pertumbuhan
obesitas,
tingkat
perkembangan motorik kasar sebanyak 28
anak. Hasil penelitian tersebut pada
pertumbuhan
obesitas
dengan
perkembangan motorik kasar terdapat,
perkembangan sesuai 4 responden (14,3%),
meragukan sebanyak 7 responden (25,0%)
dan penyimpangan sebanyak 17 responden
(60,7%). Dimana perkembangan motorik
kasar didominasi penyimpangan pada anak
obesitas, karena usia prasekolah nafsu
makan yang makin meningkat tanpa disertai
aktivitas fisik yang sepadan, kurang
aktivitas
fisik
juga
menghasilkan
ketidakseimbangan
energi
dan
menyebabkan berat badan naik atau obesitas
(Pietrobelli dan Steinbeck, 2004).
Pada penelitian sebelumnya hampir
sama persis hasil penelitian hanya saja
berbeda variabel, yang dilakukan oleh Wati,
(2008) berjudul Kemampuan Motorik Kasar
Siswa Sekolah Dasar (SD) Penderita
Obesitas Di Kota Yogyakarta . Hasil
penelitian siswa yang menderita obesitas
berat mempunyai kemampuan motorik kasar
yang kurang. Hal tersebut, perkembangan
motorik kasar didominasi pada anak
obesitas yang mengalami penyimpangan.
Perkembangan motorik yang lambat
dapat disebabkan oleh beberapa hal. Salah
satu penyebabnya adalah kelainan tonus otot
atau penyakit neuromuskular (Andriana,
2011). Obesitas menyebabkan kemampuan
motorik pada anak menjadi terganggu.

11
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang, Normal, Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)

Dalam melakukan aktivitas, anak lebih
cepat merasa capek, gerak anak menjadi
tidak fleksibel dan terhambat, tidak seperti
pada anak dengan berart badan normal.
Sehingga cenderung anak tidak kuat
melakukan aktivitas dalam jangka waktu
lama dan lambat dalam melakukan sesuatu
(Wati, 2011).
Obesitas merupakan keadaan yang
menunjukkan ketidakseimbangan antara
tinggi dan berat badan sehingga tinggi
badan sangat mempengaruhi berat badan.
Penelitian dari diperoleh data berat badan
dan tinggi badan mayoritas dari grafik
NCHS >95 persentil sebanyak 28 anak
(41,2%). Menurut Marmi dan Rahardjo
(2012), pola pertumbuhan berat badan
sebenarnya tergantung dari tinggi badan dan
proporsi (keseimbangan), berat badan dan
tinggi badan maka akan terlihat pada grafik
pertumbuhan status berat badan ideal anak.
Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan
lebih berat dibandingkan perempuan pada
usia 2-15 tahun, karena jumlah tulang dan
ototnya lebih banyak akan tetapi jenis
kelamin bagi anak 0-1 tahun belum
menunjukan perbedaan yang nyata karena
sistem hormonalnya belum tumbuh dengan
baik.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang
perbedaan perkembangan motorik kasar
pada anak prasekolah antara pertumbuhan
kurang, normal, dan obesitas di Taman
Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1. Anak prasekolah di Taman Kanak
Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
mempunyai
tingkat
pertumbuhan
terbanyak kategori obesitas.
2. Anak prasekolah di Taman Kanak
Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
sebagian
besar
mempunyai
perkembangan motorik kasar yang

termasuk
kategori
perkembangan
sesuai.
3. Terdapat perbedaan perkembangan
motorik kasar pada anak prasekolah
antara pertumbuhan kurang, normal,
dan obesitas di Taman Kanak Kanak
(TK) Al Firdaus Surakarta (p < 0,05).
Saran
1. Bagi
orang
tua,
diharapkan
memperhatikan secara seksama terhadap
perkembangan dan pertumbuhan anak,
dengan cara 6 bulan sekali menimbang
dan mengukur badan anak agar anak
tidak terjadi gagal tumbuh atau
penyimpangan
pertumbuhan
dan
perkembangan.
2. Bagi bidang kesehatan, hasil penelitian
ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
acuan utama terhadap penanganan
obesitas dan kurang gizi pada anak dan
peningkatan gerak motorik kasar pada
anak prasekolah
3. Bagi penelitian berikutnya, hasil
penelitian ini dapat menjadi bahan
referensi untuk melakukan penelitian
sejenis
DAFTAR PUSTAKA
1. Adriana, D. (2011). Tumbuh Kembang
& Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta:
Penerbitan Salemba Medika.
2. Ariyanti, F., Edia, L., & Noory, K.
(2007). Diary Tumbuh Kembang Anak.
Bandung: Read Publishing House.
3. Febry K. D., & Marendra Z. (2010).
Smart Parents: Pandai Mengatur Menu
& Tanggap Saat Anak Sakit. Jakarta:
Gagas Media.
4. Fida & Maya. (2012). Pengantar Ilmu
kesehatan Anak. Jogyakarta: D-Medika
5. Gracinia, J. (2005). Ajari Aku : Solusi
Praktis Untuk 30 Perilaku Anak Yang
Menjengkelkan. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo Gramedia.

12
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang, Normal, Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)

6. Hidayat, A.A.A. (2008). Pengantar
Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta; Salemba
Medika.
7. Marmi, & Rahardjo, K. (2012). Asuhan
Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak
Prasekolah.
Yogyakarta:
Pustaka
Belajar.
8. Marimbi, H. (2010). Tumbuh Kembang
Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada
Balita . Yogyakarta; Nuha Medika.
9. Papalia, D.E., Oldy, S.W.,& Feldman,
R.D. (2009). Human Developmen
Perekembangan Manusia . Jakarta:
Salemba Humanika.
10. Pietrobelli, A & Steinbeck, K.S. (2004).
Obesitas Pediatri. Jurnal Internasional
Obesitas
28,
2-3.
DOI:
10.1038/sj.ijo.080255. Pediatric Unit,
Verona University Medical School di
Verona, Italia.
11. Pudiastuti, R.D., (2011). Waspada
Penyakit Pada Anak. Jakarta: PT Indeks
12. Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2010.
Makin Banyak Anak Indonesia yang
Obesitas.http://metrotvnews.com/read/n
ews/2012/03/10/84532/Makin-BanyakAnak-Indonesia-yang-Obesitas/11,
(Diakses 3 Desember 2012).
13. Suranto, A. (2010). Jangan Panik,
Bunda . Jakarta: Penebar Plus.
14. Ulya, Maslachatul. (2012). Hubungan
status gizi dengan perkembangan
motorik kasar anak usia 3- 4 tahun di
Posyandu Mukti Asih Genuksari

Semarang
http://jtptunimus-gdlmaslachatu-6591-1-abstrak, (Diakses 6
Maret 2013)
15. Wati, Isti Dwi. P, (2008). Kemampuan
Motorik Kasar Siswa Sekolah Dasar
Penderita Obesitas Di Kota Yogyakarta.
Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol.8,
No.2,Oktober
2011:
87-92.
http://.etd.ugm.ac.id/jurnal
index.php?mod= penelitian_detail&sub
= PenelitianDetail&act= view&typ= htm
l&buku_id= 37839&obyek_id= 4,
(Diakses 1 Oktober 2012)
16. Wong, D.L. (2004). Pedoman Klinis
Perawatan Pediatric Edisi 4 Buku
Kedokteran. Jakarta: EGC.
17. Yus,
A.
(2011).
Penilaian
Perkembangan Belajar Anak Taman
Kanak-Kanak. Jakarta: Kencana
Ajeng Syahriani*: Mahasiswa S1
Keperawatan FIK UMS
Irdawati, S. Kep.,Ns, M. Si. Med**:
Staff pengajar FIK UMS
Dian Hudiyawati, S.Kep., Ns,**: Staff
pengajar FIK UMS

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK PRASEKOLAH ANTARA YANG MENGIKUTI PAUD DAN Perbedaan Perkembangan Motorik Halus Anak Prasekolah Antara Yang Mengikuti Paud Dan Tidak Mengikuti Paud Di Desa Kalikotes Kecamatan Kalikotes Klaten.

0 6 19

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK PRASEKOLAH ANTARA YANG MENGIKUTI PAUD DAN Perbedaan Perkembangan Motorik Halus Anak Prasekolah Antara Yang Mengikuti Paud Dan Tidak Mengikuti Paud Di Desa Kalikotes Kecamatan Kalikotes Klaten.

0 2 15

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRASEKOLAH ANTARA PERTUMBUHAN KURANG, NORMAL, Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan Kurang, Normal, Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta.

0 0 16

PENDAHULUAN Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan Kurang, Normal, Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta.

0 1 5

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANTARA BALITA Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Antara Balita Stunting Dan Non-Stunting Di Kelurahan Kartasura Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

0 1 18

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANTARA BALITA Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Antara Balita Stunting Dan Non-Stunting Di Kelurahan Kartasura Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

0 1 15

PENGARUH AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK TAMAN KANAK-KANAK.

4 9 54

PENGARUH PERMAINAN OUTDOOR EDUCATION TERHADAP KETERAMPILAN MOTORIK KASAR ANAK TAMAN KANAK-KANAK.

1 3 49

ABSTRAK PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP MOTORIK KASAR ANAK TAMAN KANAK - KANAK.

0 0 50

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA DIN

0 0 14