PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA DIN
PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI
(meresume materi perkembangan motorik kasar anak usia dini)
Dosen Pembimbing: Nia Fatmawati, M.Pd.
Oleh : Novisa Eka Wulandari
1413054029
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
A. HAKIKAT PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK
Usia dini merupakan kesempatan emas bagi anak untuk belajar, sehingga
disebut dengan usia
emas
(golden age). Pada
usia
ini anak memiliki
kemampuan untuk belajar yang luar biasa khususnya pada masa kanak-kanak
awal, dimana keadaan fisik maupun segala kemampuan anak sedang berkembang
pesat. Mengingat usia dini merupakan usia emas maka pada masa itu
perkembangan
anak
harus dioptimalkan. Perkembangan
anak
usia
dini
sifatnya holistik, yaitu dapat berkembang optimal apabila sehat badannya, cukup
gizinya dan didik secara baik dan benar. Anak berkembang dari berbagai
aspek
yaitu
berkembang
fisiknya, baik
motorik
kasar
maupun
halus,
berkembang aspek kognitif, aspek sosial dan emosional. Misalnya, kecepatan
lari seorang anak akan semakin bertambah sesuai dengan pertambahan usianya.
Selain itu, secara fisik anak juga akan melihat terlihat atau lebih besar. Pada anak
usia dini perkembangan kemampuan anak akan sangat terlihat pula. Salah satu
kemampuan pada anak usia dini yang berkembang pesat adalah kemampuan fisik
atau motoriknya.proses tumbuh kembang kemampuan motorik akan berhubungan
dengan proses tumbuh kembang kemampuan gerak pada anak. Perkembangan
motorik anak akan dapat terlihat secara jelas melalui berbagai gerakan dan
permainan yang dapat mereka lakukan. Oleh sebab itu, peningkatan keterampilan
fisik anak juga berhubungan erat dengan kegiatan bermain yang merupakan
aktivitas utama anak usia dini. Semakin kuat dan terampilnya gerak seorang anak,
membuat anak senang bermain dan tak lelah untuk menggerakkan seluruh anggota
tubuhnya saat bermain. Pergerakkan anggota tubuh anak saat bermain mempunyai
banyak manfaat untuk pertumbuhan aspek-aspek kemampuan anak lainnya seperti
aspek perkembangan kognitif dan aspek perkembangan sosial emosional anak.
Selain itu, meningkatnya keterampilan gerak dan fisik anak akan berperan penting
untuk menjaga kesehatan tubuh anak. Perkembangan motorik kasar merupakan
hal yang sangat penting bagi anak usia dini khususnya anak kelompok
bermain/KB
dan
taman
kanak-kanak/TK. Sebenarnya anggapan bahwa
perkembangan motorik kasar akan berkembang dengan secara otomatis dengan
bertambahnya usia anak, merupakan anggapan
yang
keliru. Perkembangan
motorik kasar pada anak perlu adanya bantuan dari para pendidik di
lembaga pendidikan usia dini yaitu dari sisi apa yang dibantu, bagaimana
membantu yang tepat/appropriate, bagaimana jenis latihan yang aman bagi
anak sesuai dengan tahapan usia dan bagaimana kegiatan fisik motorik kasar
yang menyenangkan anak. Kemampuan melakukan gerakan dan tindakan fisik
untuk seorang anak terkait dengan rasa percaya diri dan pembentukan konsep
diri. Oleh karena itu perkembangan motorik kasar sama pentingnya dengan
aspek perkembangan yang lain untuk anak usia dini.
a. Perkembangan Motorik Anak Usia Dini
Ada dua istilah dalam perkembangan motorik, yaitu yang disebut dengan
gerak (movement) & motorik (motor). Motorik (motor) merujuk pada faktor
biologis dan mekanis yang memengaruhi gerak (Gellahue, 1997). Sedangkan
gerak merujuk pada perubahan aktual yang terjadi pada bagian tubuh yang dapat
diamati. Maka secara sederhana dapat disimpulkan bahwa motorik merupakan
kemampuan yang bersifat lahiriah yang dimiliki seseorang untuk mengubah
beragam posisi tubuh. Perkembangan motorik merupakan cara tubuh untuk
meningkatkan kemampuan sehingga performanya menjadi lebih kompleks.
Perubahan ini terjadi terus menerus sepanjang siklus kehidupan. Perkembangan
motorik mencakup dua klasifikasi, yaitu kemampuan motorik kasar dan
kemampuan motorik halus.
Dalam buku Anak Pasekolah (2000) tertulis bahwa masa usia dini adalah
masa pesatnya perkembangan motorik anak. Motorik adalah semua gerakan yang
mungkin dapat kan oleh seluruh tubuh, sedangkan perkembangan motorik dapat
disebut sebagai perkembangan dari unsure kematangan dan pengendalian gerak
tubuh. Perkembangan motorik ini erat kaitannya dengan perkembangan pusat
motorik di otak. Keterampilan motorik berkembang sejalan dengan kematangan
syaraf dan otot. Oleh sebab itu, setiap gerakan yang dilakukan anak sesederhana
apa pun, sebenarnya merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai
bagian dan system dalam tubuh yang dikontrol otak. Jadi, otaklah yang berfungsi
sebagai bagian dari susunan syaraf yang mengatur dan mengontrol semua
aktivitas fisik dan mental seseorang.
Meggitt (2002) mengungkapkan istilah perkembangan motorik merujuk pada
makna perkembangan fisik, di mana perkembangan fisik memiliki arti bahwa
anak telah mencapai sejumlah kemampuan dalam mengontrol diri mereka sendiri.
Sementara Dodge (2002) berpendapat bahwa pencapaian kemampuan motorik
kasar dan motorik halus pada anak usia prasekolah merupakan tujuan dari
pengembangan fisik anak. Perkembangan motorik anak akan melalui tiga proses,
yaitu: pertama, perkembangan dari otot kasar menuju otot kecil, kemudian
pertumbuhan dari kepala ke jari kaki (cephalocaudal) serta perkembangan dari
sumbu tubuh menuju ke luar (proximoditssal).
Aktivitas anak terjadi di bawah control otak. Secara simultan dan
berkesinambungan, otak terus mengolah informasi yang ia terima. Bersamaan
dengan itu, otak bersama jaringan syaraf yang membentuk system syaraf pusat
yang mencakup lima pusat control, akan mendiktekan setiap gerak anak. Dalam
kaitannya
dengan
perkembanga
motorik
anak,
perkembangan
motorik
berhubungan dengan kemampuan gerak anak. Gerak merupakan unsure utama
dalam pengembangan motorik anak. Oleh sebab itu perkembangan kemampuan
motorik anak akan dapat terlihat secara jelas melalui berbagai gerakan dan
permainan yang dapat mereka lakukan. Jika anak banyak bergerak maka semakin
banyak manfaat yang dapat diperoleh anak ketika ia makin terampil menguasai
gerakan motoriknya.selain kondisi badan juga semakin sehat karena anak banyak
bergerak, ia juga menjadi lebih percaya diri dan mandiri. Anak menjadi semakin
yakin dalam mengerjakan segala kegiatan karna ia tahu akan kemampuan
fisiknya. Anak-anak yang baik perkembangan motoriknya, biasanya juga memiliki
keterampilan sosial positif. Mereka akan senang bermain bersama temantemannya karena dapat mengimbangi gerak teman-teman sebayanya, seperti
melompat-lompat dan berlari-larian.
Perkembangan lain juga berhubungan dengan kemampuan motorik anak
adalah anak akan semakin cepat bereaksi, semakin baik koordinasi mata dan
tangannya, semakin angkas dalam bergerak. Dengan semakin meningkatnya rasa
percaya diri anak maka anak juga akan merasa bangga jika ia dapat melakukan
beberapak kegiatan.
Dalam buku Balita dan Masalah Perkembanganya (2001) secara umum ada
tiga tahap perkembangan keterampilan motorik anak usia dini, memahami
keterampilan motorik serta apa saja yang dibutuhkan untuk melakukan suatu
gerakan tertentu. Pada tahap ini, dengan kesadaran mentalnya anak berusaha
mengembangkan strategi tertentu untuk mengingat gerakan serupa yang pernah
dilakukan pada masa yang lalu.
Pada tahap asosiatif,anak banyak belajar dengan cara coba meralat olahan
pada penampilan atau gerakan akan dikoreksi agar tidak melakukan kesalahan
kembali di masa mendatang. Tahap ini adalah perubahan strategi dari tahapan
sebelumnya, yaitu dari
apa yang
harus
dilakukan
menjadi agaimana
melakukannya.
Pada tahap autonomous, gerakan yang ditampilkan anak merupakan respons
yang lebih efisien dengan sedikit kesalahan. Anak sudah menampilkan gerakan
secara otomatis.
Melihat tahapan-tahapan di atas, apakah berarti dengan melatih gerakan yang
diinginkan dapat membuat seorang anak menguasai gerakan tersebut?
Jawabannya adalah tidak selalu. Pada anak-anak tertentu, latihan tidak selalu
dapat membantu memperbaiki kemampuan motoriknya. Sebab ada anak yang
memiliki masalah pada susunan syarafnya sehingga menghambatnya melakukan
keterampilan motorik tertentu.
Selain itu, ada beberapa penyebab lain yang mempengaruhi perkembangan
motorik seorang seorang anak, seperti faktor genetik, kekurangan gizi,
pengasuhan serta perbedaan latar belakang budaya. Rendahna berat badan lahir
seorang bayi juga dapat memngganggu perkembangan motorik anak.
b. Perkembangan Motorik Kasar
Motorik kasar adalah bagian dari aktivitas motorik yang mencakup
keterampilan otot-otot besar, gerakan ini lebih menuntut kekuatan fisik dan
keseimbangan, geakan motorik kasar melibat kan aktivitas otot tangan, kaki, dan
seluruh anak, gerakan ini mengandal kan kematangan dalam koordinasi, berbagai
gerakan motorik kasar yang di capai ank sangat beguna bagi kehidupannya kelak,
seperti merangkak, berjalan, berlari, melompat atau berenang,
Menurut Hurlock,(1978) motorik kasar adalah gerakan tubuh yang
menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang
dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Dorong anak berlari, melompat,
berdiri di atas satu kaki, memanjat, bermain bola, mengendarai sepeda roda tiga.
Perkembangan motorik adalah perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah
melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi
Motorik kasar merupakan gerakan fisik yang membutuhkan keseimbangan
dan koordinasi antar anggota tubuh, dengan menggunakan otot-otot besar,
sebagian atau seluruh anggota tubuh. Perkembangan motorik kasar adalah
perkembangan gerak gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau
sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan
anak itu sendiri (Endah, 2008).
Menurut Dahniar (2009:1) bahwa motorik kasar merupakan gerakan fisik
yang membutuhkan keseimbangan dan koordinasi antar anggota tubuh, dengan
menggunakan otot-otot besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Contohnya,
berjalan, berlari, berlompat, dan sebagainya. Wardiman (2010:1) mengemukakan
bahwa perkembangan motorik kasar adalah proses tumbuh kembang kemampuan
gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan dengn
kematangan saraf dan otot anak. Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun,
adalah merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan
system dalam tubuh yang dikontrol oleh otak.
Catron dan Allen (dalam Sujiono, 2009:63) mengemukakan bahwa
kemampuan motorik pada dasarnya merupakan kesempatan yang luas untuk
bergerak, pengalaman belajar untuk menemukan, aktivitas senssori motor yang
meliputi penggunaan otot-otot besar dan kecil memungkinkan anak untuk
memenuhi perkembangan perseptual motorik.
Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa motorik kasar pada
dasarnya merupakan merupakan gerakan fisik yang membutuhkan keseimbangan
dan koordinasi antar anggota tubuh, dengan menggunakan otot-otot besar,
sebagian atau seluruh anggota tubuh yang merupakan hasil pola interaksi yang
kompleks dari berbagai bagian dan system dalam tubuh yang dikontrol oleh otak.
Menurut Seefeld dan Wasik (2008:68) bahwa keterampilan motorik kasar
menjadi lebih gesit dan serasi. Dengan keterampilan ini maka anak dapat berlari,
dan melompat dengan dua kaki, berjingkat, dan melompat. Perkembangan
motorik anak akan lebih teroptimalkan jika lingkungan tempat tumbuh kembang
anak mendukung mereka untuk bergerak bebas. Kegiatan di luar ruangan bisa
menjadi pilihan yang terbaik karena dapat menstimulasi perkembangan otot. Jika
kegiatan anak di dalam ruangan, pemaksimalan ruangan bisa dijadikan strategi
untuk menyediakan ruang gerak yang bebas bagi anak untuk berlari, berlompat
dan menggerakan seluruh tubuhnya dengan cara-cara yang tidak terbatas. Selain
itu, penyediaan peralatan bermain di luar ruangan bisa mendorong anak untuk
memanjat, koordinasi dan pengembangan kekuatan tubuh bagian atas dan juga
bagian bawah. Stimulasi stimulasi tersebut akan membantu pengoptimalan
motorik kasar. Sedangkan kekuatan fisik, koordinasi, keseimbangan dan stamina
secara perlahan-lahan dikembangkan dengan latihan sehari-hari. Lingkungan luar
ruangan tempat yang baik bagi anak untuk membangun semua keterampilan ini.
Menurut Dahlan (2008:2) bahwa perkembangan motorik kasar berbeda
tingkatannya pada setiap individu. Anak usia empat tahun bisa dengan mudah
menggunakan gunting sementara yang lainnya mungkin akan bisa setelah berusia
lima atau enam tahun. Anak tertentu mungkin akan bisa melompat dan
menangkap bola dengan mudah sementara yang lainnya mungkin hanya bisa
menangkap bola yang besar atau berguling-guling. Dalam hal ini orang tua dan
orang dewasa di sekitar anak harus mengamati tingkat perkembangan anak-anak
dan merencanakan berbagai kegiatan yang bisa menstimulainya.
Menurut Karel (Dahlan, 2009:2) bahwa olah raga memberi manfaat bagi
perkembangan motorik anak. Selain untuk perkembangan fisiknya, olahraga juga
amat baik untuk perkembangan otak serta psikologis anak. Mengikutkan anak
pada kelompok olahraga akan mengembangkan kesehatan fisik, psikologis serta
psikososialnya. Anak menjadi senang mendapat stimulasi kreativitas yang baik
untuk perkembangannya. Berdasarkan uraian di atas jelas menunjukkan bahwa
motorik kasar anak berkaitan dengan gerakan fisik yang membutuhkan
keseimbangan dan koordinasi antar anggota tubuh, dengan menggunakan otot-otot
besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Perkembangan motorik kasar anak
pada permulaannya tergantung pada proses kematangan yang selanjutnya
kematangan tergantung dari belajar dan pengetahuan serta pengalaman.
Pengalaman masa kanak-kanak akan sangat bermanfaat pada masa dewasa,
diantaranya kemampuan dalam memecahkan suatu masalah baik dalam bentuk
keseharian maupun dalam bentuk kemampuan latihan dan peningkatan
keterampilan anak dalam melakukan aktivitas fisik.
Kemampuan motorik kasar adalah kemampuan untuk menggunakan otototot
besar pada tubuh, sementara kemampuan motorik halus mencakup kemampuan
manipulasi kasar (gross manipulative skill) dan kemampuan manipulasi halus
(fine manipulative skill) yang melibatkan penggunaan tangan dan jari secara tepat
(Carolyn Meggit, 1999).
Motorik kasar adalah gerakan fisik yang membutuhkan keseimbangan dan
koordinasi antar anggota tubuh, dengan menggunakan otot-otot besar. Gerakan
motorik kasar melibatkan aktivitas otot tangan, kaki, dan seluruh bagian tubuh
anak, gerakan ini mengandalkan kematangan dalam kordinasi, berbagai gerakan
motorik kasar yang di capai anak sangat berguna bagi kehidupanya kelak,
Contohnya, berjalan, berlari, berlompat, dan sebagainya.
B. TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR
Dalam mengembangkan kemampuan motorik anak, guru perlu mengetahui
tahapan perkembangan anak terutama yang terkait dengan motoriknya. Hal ini
dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan dalam memberikan stimulasi kepada
anak. Berikut ini akan dijelaskan tahapan perkembangan motorik pada anak usia
dini.
a. Imitation (peniruan)
Keterampilan seseorang menirukan sesuatu yang dilihat, didengar dan
dialaminya. Tahap imitasi terjadi ketika anak mengamati suatu gerakan, di mana
anak mulai memberi respon serupa dengan apa yang diamatinya, contoh:
menirukan gerakan tari, berjalan atau melompat.
b. Manipulation (menggunakan konsep)
Keterampilan untuk menggunakan konsep dan melakukan kegiatan. Tahap
manipulasi menekankan pada perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan,
penampilan gerakan-gerakan pilihan dan menetapkan suatu penampilan melalui
latihan. Contoh : memasukkan bola ke keranjang, melakukan smash, atau
melakukan gerakan senam yang didemonstrasikan.
c. Presition (ketelitian)
Berhubungan dengan kegiatan secara teliti dan benar. Aktivitas di tahap ini
membutuhkan kecermatan, proporsi dan kepastian yang lebih tinggi dalam
penampilan. Contoh : Berjalan di atas papan titian.
d. Articulation (perangkaian)
Keterampilan motorik untuk mengaitkan bermacam-macam gerakan yang
berkesinambungan. Aktivitas dalam tahap ini menekankan pada koordinasi suatu
rangkaian gerakan dengan membuat urutan tepat dan mencapai yang diharapkan
atau konsistensi internal antara gerakan-gerakan yang berbeda. Contoh :
mendrible dan layout, menggiring dan mengoper bola.
e. Naturalisation (kewajaran)
Gerakan yang dilakukan dengan dihayati dan wajar. Menurut tingkah laku
yang ditampilkan, gerakan ini paling sedikit mengeluarkan energy baik fisik
maupun psikis. Gerakan biasanya dilakukan secara rutin sehingga telah
menunjukan keluwesan. Contoh : bermain bola, berenang, bersepeda.
Pengembangan gerakan motorik kasar pada usia 4 tahun anak-anak masih
suka jenis gerakan sederhana seperti berjingkrak-jingkrak, melompat, dan berlari
kesana kemari, hanya demi kegiatan itu sendiri tapi mereka sudah berani
mengambil resiko. Walaupun mereka sudah dapat memanjat tangga dengan satu
kaki pada setiap tiang anak tangga untuk beberapa lama, mereka baru saja mulai
dapat turun dengan cara yang sama. Pada usia 5 tahun, anak-anak bahkan lebih
berani mengambil resiko dibandingkan ketika mereka berusia 4 tahun. Mereka
lebih percaya diri melakukan ketangkasan yang mengerikan seperti memanjat
suatu obyek, berlari kencang dan suka berlomba dengan teman sebayanya bahkan
orangtuanya (Santrock,1995: 225).
Terlihat bahwa pengembangan motorik kasar untuk anak usia prasekolah
(2-6 tahun) lebih kepada melatih gerak dan koordinasi mereka di mana standar
kompetensi dan kompetensi dasarnya dimuat dalam kemampuan motorik pada
kurikulum. Kegiatan pun banyak dilakukan melalui aktivitas bermain, sama
halnya dengan pengembangan kemampuan motorik yang dilakukan di tingkat SD
kelas awal. Perbedaannya adalah pada tingkat SD, unsur knowledge sudah mulai
dikenalkan kepada anak. Sehingga di tengah dan akhir kegiatan pembelajaran ada
serangkaian evaluasi yang tidak hanya mengukur kemampuan praktikal motorik
anak melainkan juga ada pengukuran kemampuan pengetahuan mereka terkait
dengan beberapa hal dalam pelajaran pendidikan jasmani itu sendiri.
Tugas perkembangan jasmani berupa koordinasi gerakan tubuh, seperti
berlari, berjinjit, melompat, bergantung, melempar dan menangkap,serta menjaga
keseimbangan. Kegiatan ini diperlukan dalam meningkatkan keterampilan
koordinasi gerakan motorik kasar. Pada anak usia 4 tahun, anak sangat
menyenangi kegiatan fisik yang mengandung bahaya, seperti melompat dari
tempat tinggi atau bergantung dengan kepala menggelantung ke bawah. Pada usia
5 atau 6 tahun keinginan untuk melakukan kegiatan berbahaya bertambah. Anak
pada masa ini menyenangi kegiatan lomba, seperti balapan sepeda, balapan lari
atau kegiatan lainnya yang mengandung bahaya.
Berikut terdapat tahapan-tahapan perkembangannya menurut usianya :
a. Pada bayi usia 1 bulan
• Menolehkan kepala ke satu sisi dalam keadaan tengkurap
• Menegakkan kepala selama 2 detik atau lebih ketika didudukkan
b. Pada bayi usia 2 bulan
• Mengangkat dan mempertahankan kepala dalam posisi 45o selama 20
detik dalam keadaan tengkurap
c. Pada bayi usia 4 bulan
• Mengangkat kepala dan dada dalam posisi 90o
•Telentang dari posisi tengkurap
d. Pada bayi usia 5 bulan
• Duduk dari posisi telentang dengan bantuan
•Tengkuran dari posisi terlentang
e. Pada bayi usia 6 bulan
•Duduk dengan bantuan
f. Pada bayi usia 7 bulan
•Duduk dengan bantuan selama 20-30 detik
g. Pada bayi usia 8 bulan
•Menarik tubuh ke posisi berdiri
•Duduk dengan bantuan selama 3 sampai 5 menit
h. Pada bayi usia 9 bulan
•Merangkak Duduk sendiri
i. Pada bayi usia 10 bulan
•Berdiri dari posisi duduk dengan berpegangan
j. Pada usia 1-2 tahun
• merangkak
• berdiri dan berjalan beberapa langkah
• berjalan cepat
• cepat-cepat duduk agar tidak jatuh
• merangkak di tangga
• berdiri di kursi tanpa pegangan
• menarik dan mendorong benda-benda berat
• melempar bola
k. Pada usia 2-3 Tahun
• melompat-lompat
• berjalan mundur dan jinjit
• menendang bola
• memanjat meja atau tempat tidur
• naik tangga dan lompat di anak tangga terakhir
• berdiri dengan 1 kaki
l. Usia 3-4 Tahun
• melompat dengan 1 kaki
• berjalan menyusuri papan
• menangkap bola besar
• mengendarai sepeda
• berdiri dengan 1 kaki
m. Usia 4-5 Tahun
• menuruni tangga dengan cepat
• seimbang saat berjalan mundur
• melompati rintangan
• melempar dan menangkap bola
• melambungkan bola
Bagi anak usia dini aktivitas gerak fisik dan pengalaman yang diperoleh di
dalamnya bukan hanya bermanfaat untuk perkembangan fisik, perkembangan
fungsi organ-organ tubuh, perkembangan kemampun gerak, melainkan juga
bermanfaat untuk perkembangan intelektualnya. Sebelum mampu membaca,
menulis, dan berhitung anak kecil akan lebih banyak mengekspresikan buah
pikirannya melalui aktivitas fisik.
Perkembangan motorik kasar anak usia dini, (usia antara empat sampai
dengan enam tahun antara lain:
• Memanjat tangga-tangga di lapangan bermain.
• Menangkap bola pada tangan dengan siku menekuk.
• Menikung pada belokan tajam dengan sepeda roda tiga.
• Melempar bola melebihi 3,5 meter.
• Tetap seimbang ketika berjalan mundur.
• Menuruni tangga langkah demi langkah.
• Membawa gelas berisi air tanpa menumpahkan isinya.
• Berjalan mundur pada garis yang ditentukan.
• Berjinjit dengan tangan di pinggul.
• Melompat-lompat dengan kaki bergantian.
• Berlari dan langsung menendang bola.
• Mengayunkan satu kaki ke depan atau ke belakang tanpa kehilangan
keseimbangan.
• Melambungkan bola tenis dengan satu tangan dan menangkapnya dengan
dua tangan.
• Menyentuh jari kaki tanpa menekukkan lutut.
Terdapat beberapa model pengembangan motorik kasar anak pra
sekolah/TK antara lain:
• Membawa anak ke sebuah lapangan yang memiliki gundukan tanah yang
menyerupai bukit, diharapkan anak akan menaiki dan menuruninya secara
berkesinambungan.
• Meminta anak berdiri sambil memegang bola, bola dilemparkan ke atas
dan anak itu berusaha menangkap kembali bola tersebut
• Membuat sebuah garis di atas tanah atau lantai berukuran 20 cm panjang
4 meter atau bentuk papan titian, diharapkan anak berjalan maju dan
mundur di atas garis itu.
• Menyediakan tambang berukuran 2 meter yang menggantung pada
sebuah penyangga, diharapkan anak memanjat dan menggelantung
beberapa saat pada tali tersebut.
• Membuat dua garis yang lebarnya 50 cm ibarat sebuah parit, diharapkan
anak melintasi garis tersebut dengan cara melompatinya.
C. Macam-macam Gerak Dasar Anak Usia Dini
(meresume materi perkembangan motorik kasar anak usia dini)
Dosen Pembimbing: Nia Fatmawati, M.Pd.
Oleh : Novisa Eka Wulandari
1413054029
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
A. HAKIKAT PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK
Usia dini merupakan kesempatan emas bagi anak untuk belajar, sehingga
disebut dengan usia
emas
(golden age). Pada
usia
ini anak memiliki
kemampuan untuk belajar yang luar biasa khususnya pada masa kanak-kanak
awal, dimana keadaan fisik maupun segala kemampuan anak sedang berkembang
pesat. Mengingat usia dini merupakan usia emas maka pada masa itu
perkembangan
anak
harus dioptimalkan. Perkembangan
anak
usia
dini
sifatnya holistik, yaitu dapat berkembang optimal apabila sehat badannya, cukup
gizinya dan didik secara baik dan benar. Anak berkembang dari berbagai
aspek
yaitu
berkembang
fisiknya, baik
motorik
kasar
maupun
halus,
berkembang aspek kognitif, aspek sosial dan emosional. Misalnya, kecepatan
lari seorang anak akan semakin bertambah sesuai dengan pertambahan usianya.
Selain itu, secara fisik anak juga akan melihat terlihat atau lebih besar. Pada anak
usia dini perkembangan kemampuan anak akan sangat terlihat pula. Salah satu
kemampuan pada anak usia dini yang berkembang pesat adalah kemampuan fisik
atau motoriknya.proses tumbuh kembang kemampuan motorik akan berhubungan
dengan proses tumbuh kembang kemampuan gerak pada anak. Perkembangan
motorik anak akan dapat terlihat secara jelas melalui berbagai gerakan dan
permainan yang dapat mereka lakukan. Oleh sebab itu, peningkatan keterampilan
fisik anak juga berhubungan erat dengan kegiatan bermain yang merupakan
aktivitas utama anak usia dini. Semakin kuat dan terampilnya gerak seorang anak,
membuat anak senang bermain dan tak lelah untuk menggerakkan seluruh anggota
tubuhnya saat bermain. Pergerakkan anggota tubuh anak saat bermain mempunyai
banyak manfaat untuk pertumbuhan aspek-aspek kemampuan anak lainnya seperti
aspek perkembangan kognitif dan aspek perkembangan sosial emosional anak.
Selain itu, meningkatnya keterampilan gerak dan fisik anak akan berperan penting
untuk menjaga kesehatan tubuh anak. Perkembangan motorik kasar merupakan
hal yang sangat penting bagi anak usia dini khususnya anak kelompok
bermain/KB
dan
taman
kanak-kanak/TK. Sebenarnya anggapan bahwa
perkembangan motorik kasar akan berkembang dengan secara otomatis dengan
bertambahnya usia anak, merupakan anggapan
yang
keliru. Perkembangan
motorik kasar pada anak perlu adanya bantuan dari para pendidik di
lembaga pendidikan usia dini yaitu dari sisi apa yang dibantu, bagaimana
membantu yang tepat/appropriate, bagaimana jenis latihan yang aman bagi
anak sesuai dengan tahapan usia dan bagaimana kegiatan fisik motorik kasar
yang menyenangkan anak. Kemampuan melakukan gerakan dan tindakan fisik
untuk seorang anak terkait dengan rasa percaya diri dan pembentukan konsep
diri. Oleh karena itu perkembangan motorik kasar sama pentingnya dengan
aspek perkembangan yang lain untuk anak usia dini.
a. Perkembangan Motorik Anak Usia Dini
Ada dua istilah dalam perkembangan motorik, yaitu yang disebut dengan
gerak (movement) & motorik (motor). Motorik (motor) merujuk pada faktor
biologis dan mekanis yang memengaruhi gerak (Gellahue, 1997). Sedangkan
gerak merujuk pada perubahan aktual yang terjadi pada bagian tubuh yang dapat
diamati. Maka secara sederhana dapat disimpulkan bahwa motorik merupakan
kemampuan yang bersifat lahiriah yang dimiliki seseorang untuk mengubah
beragam posisi tubuh. Perkembangan motorik merupakan cara tubuh untuk
meningkatkan kemampuan sehingga performanya menjadi lebih kompleks.
Perubahan ini terjadi terus menerus sepanjang siklus kehidupan. Perkembangan
motorik mencakup dua klasifikasi, yaitu kemampuan motorik kasar dan
kemampuan motorik halus.
Dalam buku Anak Pasekolah (2000) tertulis bahwa masa usia dini adalah
masa pesatnya perkembangan motorik anak. Motorik adalah semua gerakan yang
mungkin dapat kan oleh seluruh tubuh, sedangkan perkembangan motorik dapat
disebut sebagai perkembangan dari unsure kematangan dan pengendalian gerak
tubuh. Perkembangan motorik ini erat kaitannya dengan perkembangan pusat
motorik di otak. Keterampilan motorik berkembang sejalan dengan kematangan
syaraf dan otot. Oleh sebab itu, setiap gerakan yang dilakukan anak sesederhana
apa pun, sebenarnya merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai
bagian dan system dalam tubuh yang dikontrol otak. Jadi, otaklah yang berfungsi
sebagai bagian dari susunan syaraf yang mengatur dan mengontrol semua
aktivitas fisik dan mental seseorang.
Meggitt (2002) mengungkapkan istilah perkembangan motorik merujuk pada
makna perkembangan fisik, di mana perkembangan fisik memiliki arti bahwa
anak telah mencapai sejumlah kemampuan dalam mengontrol diri mereka sendiri.
Sementara Dodge (2002) berpendapat bahwa pencapaian kemampuan motorik
kasar dan motorik halus pada anak usia prasekolah merupakan tujuan dari
pengembangan fisik anak. Perkembangan motorik anak akan melalui tiga proses,
yaitu: pertama, perkembangan dari otot kasar menuju otot kecil, kemudian
pertumbuhan dari kepala ke jari kaki (cephalocaudal) serta perkembangan dari
sumbu tubuh menuju ke luar (proximoditssal).
Aktivitas anak terjadi di bawah control otak. Secara simultan dan
berkesinambungan, otak terus mengolah informasi yang ia terima. Bersamaan
dengan itu, otak bersama jaringan syaraf yang membentuk system syaraf pusat
yang mencakup lima pusat control, akan mendiktekan setiap gerak anak. Dalam
kaitannya
dengan
perkembanga
motorik
anak,
perkembangan
motorik
berhubungan dengan kemampuan gerak anak. Gerak merupakan unsure utama
dalam pengembangan motorik anak. Oleh sebab itu perkembangan kemampuan
motorik anak akan dapat terlihat secara jelas melalui berbagai gerakan dan
permainan yang dapat mereka lakukan. Jika anak banyak bergerak maka semakin
banyak manfaat yang dapat diperoleh anak ketika ia makin terampil menguasai
gerakan motoriknya.selain kondisi badan juga semakin sehat karena anak banyak
bergerak, ia juga menjadi lebih percaya diri dan mandiri. Anak menjadi semakin
yakin dalam mengerjakan segala kegiatan karna ia tahu akan kemampuan
fisiknya. Anak-anak yang baik perkembangan motoriknya, biasanya juga memiliki
keterampilan sosial positif. Mereka akan senang bermain bersama temantemannya karena dapat mengimbangi gerak teman-teman sebayanya, seperti
melompat-lompat dan berlari-larian.
Perkembangan lain juga berhubungan dengan kemampuan motorik anak
adalah anak akan semakin cepat bereaksi, semakin baik koordinasi mata dan
tangannya, semakin angkas dalam bergerak. Dengan semakin meningkatnya rasa
percaya diri anak maka anak juga akan merasa bangga jika ia dapat melakukan
beberapak kegiatan.
Dalam buku Balita dan Masalah Perkembanganya (2001) secara umum ada
tiga tahap perkembangan keterampilan motorik anak usia dini, memahami
keterampilan motorik serta apa saja yang dibutuhkan untuk melakukan suatu
gerakan tertentu. Pada tahap ini, dengan kesadaran mentalnya anak berusaha
mengembangkan strategi tertentu untuk mengingat gerakan serupa yang pernah
dilakukan pada masa yang lalu.
Pada tahap asosiatif,anak banyak belajar dengan cara coba meralat olahan
pada penampilan atau gerakan akan dikoreksi agar tidak melakukan kesalahan
kembali di masa mendatang. Tahap ini adalah perubahan strategi dari tahapan
sebelumnya, yaitu dari
apa yang
harus
dilakukan
menjadi agaimana
melakukannya.
Pada tahap autonomous, gerakan yang ditampilkan anak merupakan respons
yang lebih efisien dengan sedikit kesalahan. Anak sudah menampilkan gerakan
secara otomatis.
Melihat tahapan-tahapan di atas, apakah berarti dengan melatih gerakan yang
diinginkan dapat membuat seorang anak menguasai gerakan tersebut?
Jawabannya adalah tidak selalu. Pada anak-anak tertentu, latihan tidak selalu
dapat membantu memperbaiki kemampuan motoriknya. Sebab ada anak yang
memiliki masalah pada susunan syarafnya sehingga menghambatnya melakukan
keterampilan motorik tertentu.
Selain itu, ada beberapa penyebab lain yang mempengaruhi perkembangan
motorik seorang seorang anak, seperti faktor genetik, kekurangan gizi,
pengasuhan serta perbedaan latar belakang budaya. Rendahna berat badan lahir
seorang bayi juga dapat memngganggu perkembangan motorik anak.
b. Perkembangan Motorik Kasar
Motorik kasar adalah bagian dari aktivitas motorik yang mencakup
keterampilan otot-otot besar, gerakan ini lebih menuntut kekuatan fisik dan
keseimbangan, geakan motorik kasar melibat kan aktivitas otot tangan, kaki, dan
seluruh anak, gerakan ini mengandal kan kematangan dalam koordinasi, berbagai
gerakan motorik kasar yang di capai ank sangat beguna bagi kehidupannya kelak,
seperti merangkak, berjalan, berlari, melompat atau berenang,
Menurut Hurlock,(1978) motorik kasar adalah gerakan tubuh yang
menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang
dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Dorong anak berlari, melompat,
berdiri di atas satu kaki, memanjat, bermain bola, mengendarai sepeda roda tiga.
Perkembangan motorik adalah perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah
melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi
Motorik kasar merupakan gerakan fisik yang membutuhkan keseimbangan
dan koordinasi antar anggota tubuh, dengan menggunakan otot-otot besar,
sebagian atau seluruh anggota tubuh. Perkembangan motorik kasar adalah
perkembangan gerak gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau
sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan
anak itu sendiri (Endah, 2008).
Menurut Dahniar (2009:1) bahwa motorik kasar merupakan gerakan fisik
yang membutuhkan keseimbangan dan koordinasi antar anggota tubuh, dengan
menggunakan otot-otot besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Contohnya,
berjalan, berlari, berlompat, dan sebagainya. Wardiman (2010:1) mengemukakan
bahwa perkembangan motorik kasar adalah proses tumbuh kembang kemampuan
gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan dengn
kematangan saraf dan otot anak. Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun,
adalah merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan
system dalam tubuh yang dikontrol oleh otak.
Catron dan Allen (dalam Sujiono, 2009:63) mengemukakan bahwa
kemampuan motorik pada dasarnya merupakan kesempatan yang luas untuk
bergerak, pengalaman belajar untuk menemukan, aktivitas senssori motor yang
meliputi penggunaan otot-otot besar dan kecil memungkinkan anak untuk
memenuhi perkembangan perseptual motorik.
Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa motorik kasar pada
dasarnya merupakan merupakan gerakan fisik yang membutuhkan keseimbangan
dan koordinasi antar anggota tubuh, dengan menggunakan otot-otot besar,
sebagian atau seluruh anggota tubuh yang merupakan hasil pola interaksi yang
kompleks dari berbagai bagian dan system dalam tubuh yang dikontrol oleh otak.
Menurut Seefeld dan Wasik (2008:68) bahwa keterampilan motorik kasar
menjadi lebih gesit dan serasi. Dengan keterampilan ini maka anak dapat berlari,
dan melompat dengan dua kaki, berjingkat, dan melompat. Perkembangan
motorik anak akan lebih teroptimalkan jika lingkungan tempat tumbuh kembang
anak mendukung mereka untuk bergerak bebas. Kegiatan di luar ruangan bisa
menjadi pilihan yang terbaik karena dapat menstimulasi perkembangan otot. Jika
kegiatan anak di dalam ruangan, pemaksimalan ruangan bisa dijadikan strategi
untuk menyediakan ruang gerak yang bebas bagi anak untuk berlari, berlompat
dan menggerakan seluruh tubuhnya dengan cara-cara yang tidak terbatas. Selain
itu, penyediaan peralatan bermain di luar ruangan bisa mendorong anak untuk
memanjat, koordinasi dan pengembangan kekuatan tubuh bagian atas dan juga
bagian bawah. Stimulasi stimulasi tersebut akan membantu pengoptimalan
motorik kasar. Sedangkan kekuatan fisik, koordinasi, keseimbangan dan stamina
secara perlahan-lahan dikembangkan dengan latihan sehari-hari. Lingkungan luar
ruangan tempat yang baik bagi anak untuk membangun semua keterampilan ini.
Menurut Dahlan (2008:2) bahwa perkembangan motorik kasar berbeda
tingkatannya pada setiap individu. Anak usia empat tahun bisa dengan mudah
menggunakan gunting sementara yang lainnya mungkin akan bisa setelah berusia
lima atau enam tahun. Anak tertentu mungkin akan bisa melompat dan
menangkap bola dengan mudah sementara yang lainnya mungkin hanya bisa
menangkap bola yang besar atau berguling-guling. Dalam hal ini orang tua dan
orang dewasa di sekitar anak harus mengamati tingkat perkembangan anak-anak
dan merencanakan berbagai kegiatan yang bisa menstimulainya.
Menurut Karel (Dahlan, 2009:2) bahwa olah raga memberi manfaat bagi
perkembangan motorik anak. Selain untuk perkembangan fisiknya, olahraga juga
amat baik untuk perkembangan otak serta psikologis anak. Mengikutkan anak
pada kelompok olahraga akan mengembangkan kesehatan fisik, psikologis serta
psikososialnya. Anak menjadi senang mendapat stimulasi kreativitas yang baik
untuk perkembangannya. Berdasarkan uraian di atas jelas menunjukkan bahwa
motorik kasar anak berkaitan dengan gerakan fisik yang membutuhkan
keseimbangan dan koordinasi antar anggota tubuh, dengan menggunakan otot-otot
besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Perkembangan motorik kasar anak
pada permulaannya tergantung pada proses kematangan yang selanjutnya
kematangan tergantung dari belajar dan pengetahuan serta pengalaman.
Pengalaman masa kanak-kanak akan sangat bermanfaat pada masa dewasa,
diantaranya kemampuan dalam memecahkan suatu masalah baik dalam bentuk
keseharian maupun dalam bentuk kemampuan latihan dan peningkatan
keterampilan anak dalam melakukan aktivitas fisik.
Kemampuan motorik kasar adalah kemampuan untuk menggunakan otototot
besar pada tubuh, sementara kemampuan motorik halus mencakup kemampuan
manipulasi kasar (gross manipulative skill) dan kemampuan manipulasi halus
(fine manipulative skill) yang melibatkan penggunaan tangan dan jari secara tepat
(Carolyn Meggit, 1999).
Motorik kasar adalah gerakan fisik yang membutuhkan keseimbangan dan
koordinasi antar anggota tubuh, dengan menggunakan otot-otot besar. Gerakan
motorik kasar melibatkan aktivitas otot tangan, kaki, dan seluruh bagian tubuh
anak, gerakan ini mengandalkan kematangan dalam kordinasi, berbagai gerakan
motorik kasar yang di capai anak sangat berguna bagi kehidupanya kelak,
Contohnya, berjalan, berlari, berlompat, dan sebagainya.
B. TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR
Dalam mengembangkan kemampuan motorik anak, guru perlu mengetahui
tahapan perkembangan anak terutama yang terkait dengan motoriknya. Hal ini
dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan dalam memberikan stimulasi kepada
anak. Berikut ini akan dijelaskan tahapan perkembangan motorik pada anak usia
dini.
a. Imitation (peniruan)
Keterampilan seseorang menirukan sesuatu yang dilihat, didengar dan
dialaminya. Tahap imitasi terjadi ketika anak mengamati suatu gerakan, di mana
anak mulai memberi respon serupa dengan apa yang diamatinya, contoh:
menirukan gerakan tari, berjalan atau melompat.
b. Manipulation (menggunakan konsep)
Keterampilan untuk menggunakan konsep dan melakukan kegiatan. Tahap
manipulasi menekankan pada perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan,
penampilan gerakan-gerakan pilihan dan menetapkan suatu penampilan melalui
latihan. Contoh : memasukkan bola ke keranjang, melakukan smash, atau
melakukan gerakan senam yang didemonstrasikan.
c. Presition (ketelitian)
Berhubungan dengan kegiatan secara teliti dan benar. Aktivitas di tahap ini
membutuhkan kecermatan, proporsi dan kepastian yang lebih tinggi dalam
penampilan. Contoh : Berjalan di atas papan titian.
d. Articulation (perangkaian)
Keterampilan motorik untuk mengaitkan bermacam-macam gerakan yang
berkesinambungan. Aktivitas dalam tahap ini menekankan pada koordinasi suatu
rangkaian gerakan dengan membuat urutan tepat dan mencapai yang diharapkan
atau konsistensi internal antara gerakan-gerakan yang berbeda. Contoh :
mendrible dan layout, menggiring dan mengoper bola.
e. Naturalisation (kewajaran)
Gerakan yang dilakukan dengan dihayati dan wajar. Menurut tingkah laku
yang ditampilkan, gerakan ini paling sedikit mengeluarkan energy baik fisik
maupun psikis. Gerakan biasanya dilakukan secara rutin sehingga telah
menunjukan keluwesan. Contoh : bermain bola, berenang, bersepeda.
Pengembangan gerakan motorik kasar pada usia 4 tahun anak-anak masih
suka jenis gerakan sederhana seperti berjingkrak-jingkrak, melompat, dan berlari
kesana kemari, hanya demi kegiatan itu sendiri tapi mereka sudah berani
mengambil resiko. Walaupun mereka sudah dapat memanjat tangga dengan satu
kaki pada setiap tiang anak tangga untuk beberapa lama, mereka baru saja mulai
dapat turun dengan cara yang sama. Pada usia 5 tahun, anak-anak bahkan lebih
berani mengambil resiko dibandingkan ketika mereka berusia 4 tahun. Mereka
lebih percaya diri melakukan ketangkasan yang mengerikan seperti memanjat
suatu obyek, berlari kencang dan suka berlomba dengan teman sebayanya bahkan
orangtuanya (Santrock,1995: 225).
Terlihat bahwa pengembangan motorik kasar untuk anak usia prasekolah
(2-6 tahun) lebih kepada melatih gerak dan koordinasi mereka di mana standar
kompetensi dan kompetensi dasarnya dimuat dalam kemampuan motorik pada
kurikulum. Kegiatan pun banyak dilakukan melalui aktivitas bermain, sama
halnya dengan pengembangan kemampuan motorik yang dilakukan di tingkat SD
kelas awal. Perbedaannya adalah pada tingkat SD, unsur knowledge sudah mulai
dikenalkan kepada anak. Sehingga di tengah dan akhir kegiatan pembelajaran ada
serangkaian evaluasi yang tidak hanya mengukur kemampuan praktikal motorik
anak melainkan juga ada pengukuran kemampuan pengetahuan mereka terkait
dengan beberapa hal dalam pelajaran pendidikan jasmani itu sendiri.
Tugas perkembangan jasmani berupa koordinasi gerakan tubuh, seperti
berlari, berjinjit, melompat, bergantung, melempar dan menangkap,serta menjaga
keseimbangan. Kegiatan ini diperlukan dalam meningkatkan keterampilan
koordinasi gerakan motorik kasar. Pada anak usia 4 tahun, anak sangat
menyenangi kegiatan fisik yang mengandung bahaya, seperti melompat dari
tempat tinggi atau bergantung dengan kepala menggelantung ke bawah. Pada usia
5 atau 6 tahun keinginan untuk melakukan kegiatan berbahaya bertambah. Anak
pada masa ini menyenangi kegiatan lomba, seperti balapan sepeda, balapan lari
atau kegiatan lainnya yang mengandung bahaya.
Berikut terdapat tahapan-tahapan perkembangannya menurut usianya :
a. Pada bayi usia 1 bulan
• Menolehkan kepala ke satu sisi dalam keadaan tengkurap
• Menegakkan kepala selama 2 detik atau lebih ketika didudukkan
b. Pada bayi usia 2 bulan
• Mengangkat dan mempertahankan kepala dalam posisi 45o selama 20
detik dalam keadaan tengkurap
c. Pada bayi usia 4 bulan
• Mengangkat kepala dan dada dalam posisi 90o
•Telentang dari posisi tengkurap
d. Pada bayi usia 5 bulan
• Duduk dari posisi telentang dengan bantuan
•Tengkuran dari posisi terlentang
e. Pada bayi usia 6 bulan
•Duduk dengan bantuan
f. Pada bayi usia 7 bulan
•Duduk dengan bantuan selama 20-30 detik
g. Pada bayi usia 8 bulan
•Menarik tubuh ke posisi berdiri
•Duduk dengan bantuan selama 3 sampai 5 menit
h. Pada bayi usia 9 bulan
•Merangkak Duduk sendiri
i. Pada bayi usia 10 bulan
•Berdiri dari posisi duduk dengan berpegangan
j. Pada usia 1-2 tahun
• merangkak
• berdiri dan berjalan beberapa langkah
• berjalan cepat
• cepat-cepat duduk agar tidak jatuh
• merangkak di tangga
• berdiri di kursi tanpa pegangan
• menarik dan mendorong benda-benda berat
• melempar bola
k. Pada usia 2-3 Tahun
• melompat-lompat
• berjalan mundur dan jinjit
• menendang bola
• memanjat meja atau tempat tidur
• naik tangga dan lompat di anak tangga terakhir
• berdiri dengan 1 kaki
l. Usia 3-4 Tahun
• melompat dengan 1 kaki
• berjalan menyusuri papan
• menangkap bola besar
• mengendarai sepeda
• berdiri dengan 1 kaki
m. Usia 4-5 Tahun
• menuruni tangga dengan cepat
• seimbang saat berjalan mundur
• melompati rintangan
• melempar dan menangkap bola
• melambungkan bola
Bagi anak usia dini aktivitas gerak fisik dan pengalaman yang diperoleh di
dalamnya bukan hanya bermanfaat untuk perkembangan fisik, perkembangan
fungsi organ-organ tubuh, perkembangan kemampun gerak, melainkan juga
bermanfaat untuk perkembangan intelektualnya. Sebelum mampu membaca,
menulis, dan berhitung anak kecil akan lebih banyak mengekspresikan buah
pikirannya melalui aktivitas fisik.
Perkembangan motorik kasar anak usia dini, (usia antara empat sampai
dengan enam tahun antara lain:
• Memanjat tangga-tangga di lapangan bermain.
• Menangkap bola pada tangan dengan siku menekuk.
• Menikung pada belokan tajam dengan sepeda roda tiga.
• Melempar bola melebihi 3,5 meter.
• Tetap seimbang ketika berjalan mundur.
• Menuruni tangga langkah demi langkah.
• Membawa gelas berisi air tanpa menumpahkan isinya.
• Berjalan mundur pada garis yang ditentukan.
• Berjinjit dengan tangan di pinggul.
• Melompat-lompat dengan kaki bergantian.
• Berlari dan langsung menendang bola.
• Mengayunkan satu kaki ke depan atau ke belakang tanpa kehilangan
keseimbangan.
• Melambungkan bola tenis dengan satu tangan dan menangkapnya dengan
dua tangan.
• Menyentuh jari kaki tanpa menekukkan lutut.
Terdapat beberapa model pengembangan motorik kasar anak pra
sekolah/TK antara lain:
• Membawa anak ke sebuah lapangan yang memiliki gundukan tanah yang
menyerupai bukit, diharapkan anak akan menaiki dan menuruninya secara
berkesinambungan.
• Meminta anak berdiri sambil memegang bola, bola dilemparkan ke atas
dan anak itu berusaha menangkap kembali bola tersebut
• Membuat sebuah garis di atas tanah atau lantai berukuran 20 cm panjang
4 meter atau bentuk papan titian, diharapkan anak berjalan maju dan
mundur di atas garis itu.
• Menyediakan tambang berukuran 2 meter yang menggantung pada
sebuah penyangga, diharapkan anak memanjat dan menggelantung
beberapa saat pada tali tersebut.
• Membuat dua garis yang lebarnya 50 cm ibarat sebuah parit, diharapkan
anak melintasi garis tersebut dengan cara melompatinya.
C. Macam-macam Gerak Dasar Anak Usia Dini