980 Warga Terkena Filariasis.

,
'

0

,t:,-

.

1

.'

,f

'Cr'fJ..

\,

«.


17

0

~.~. w

2
18

Jan
, ..

0

.

Senin

Selasa


(j) 4
5
6
19
20
21
Peb.

0

Mar

--

0

Apr

0


0

Rc:bu

7
22

0

8
23

0

Mel

Kamis

0


o Sabtu 0

Jum~t

Minggu

9
10
11
12
13
14
15
16
24
25
26
27
28
29

30
31
Jun

0

Jul

0

Ags

OSep

OOkt

eNov

ODes


980Warga
TerkenaFilariasis
Tersebardi 26 Kabupaten se-Jawa Barat
BANDUNG (81) - Dinas

Kesehatan Jawa Barat
rnencatat9800rang
rnenderita filariasis
kroms atau dikenal
dengan penyakit kaki
gajah. Penderita itu
tersebar di 26kabupaten
dan kota, 147kecarnatan,
dan 267desa.
"Dari 26 kabupaten dan kota, 11 di
antaranyatereatatsebagaidaerah
endemis filariasis," ujar Kepala
Dinkes Jabar Alma Lucyati saat
Peneanangan Pengobatan Massal
Filariasis Nasional di RS Hasan Sadikin Bandung, kemarin.

Jumlah ini merupakan survei
terakhir Dinkes sejak penyakit
yang disebabkan eacing filaria dan
ditularkan nyamuk itu ditemukan
di Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi tahun 2000 silam."Filariasis
masihmenjadimasalah diJawaBarat," kataAlma.
Bulan Juni 2009, Dinkes Jabar
melaporkan jumlah penderita filariasiskronisdan positifsebanyak
955 orang. Penderita tersebar di 25
kota dan kabupaten, 134 keeamatan, dan di 221 desa. Penderita terbagi menjadi 61 % penderita perempuan dan 30% laki-Iaki berumur di atas 50 tahun. Tapi kini
jumlah penderita perempuanmen-

eapai90%.
Salah satu daerah yang menjadi endemis filariasis adalah Kabupaten Bandung.Terdapat 11keeamatan yangmenjadi endemis filariasis, di antaranya Cimaung,So-

1.

Kab Bekasi

7.


KabSlJiJar1!l

;2.KOiaBekasi

~,~lamoya

~.

10.~Bandung ~~':"
1L!otaD~

T ,HbJ!oJlOf
Koia

9. KabKuningan_

6Qqor

5. Kab Karawang,

'6. KabPUrwakarta

lokanjeruk, Majalaya, Margaasih,
Pameungpeuk,Banjaran,Arjasari,
dan Ibun. Satu keeamatan kebanyakan ditemukan 1-5kasus.
"Berdasarkan pengujian darah
bulan September, mikrofilariasis
ratedi Keeamatan Margaasih sebesar 1,14, dan Majalaya 1,18," kata
Bupati Bandung Obar Sobarna
yanghadir dalam aeara yang sarna.
Kasus filariasis di Kabupaten
Bandung menurun dibandingkan
tahun lalq. Tahun ini tercatat 12 kasus,sementara tahun 2008ditemukan 18 kasus, dan 2007 sebanyak 1
kasus. Sejak Depkes menetapkan
Kabupaten Bandung sebagai daerah endemis, Dinkes setempat telah melakukan pengobatan di puskesmas-puskesmas.
Pada 10 No;embermendatang,
Pemkab Bandungakanmelakukan
pengobatan seeara massal. Pengobatan massal ini sekaligus termasuk dalam rangkaian pengobatan
massal nasional yang dicanangkan
Menkes Endang Sedyaningsih di

RS Hasan Sadikin, kemarin.
Menkesmenyebutkan,hingga
Oktober 2009 penderita kronis filariasis yang tereatat berjumlah

Kllplng

Humos

Unpod

11.699 orang terse bar di 386 kabupaten dankota. "Berdasarkan sifat penyakitnya telah banyak penduduk yang terinfeksi penyakit ini

tanpa gejala," kata Endang
Sedyaningsih.
Dari 471 kabupaten dan kota di
Indonesia, 318 di antaranya telah
terpetakan endemis filariasis. "Ini
berarti sekitar 125 juta penduduk
berada di wilayah filariasis dan berisiko tertular penyakit ini. Karena
itu, kjta harusmeneegah

dengan
menghindari gigitan nyamuk dengan memberantas sarang-sarang
nyamuk," ujar Endang.
Pengobatan massal filariasis
yang dicanangkan kemarin merupakan tahap pertama dengan sasaran 32 juta penduduk. Warga sasaran akan diberi obat DCE, albendazole, dan paraeetamol sebagai
obat pendukung.
Menkes menandaskan, pengobatan massal ini gratis dari p.emerintah,tapibiayaoperasionalditanggungkabupatendankota. "Jikasatu
daerah sudah dipetakan endemis
filariasis, seluruh penduduk harus
diberi obat," kataEndang.

2009

(rudini)