BAB II PERJALANAN SINGKAT - Perancangan Omasi’Ö Club House di Kawasan Ekonomi Khusus Idealand, Teluk Dalam, Nias Selatan

BAB II PERJALANAN SINGKAT

  2.1. Pengertian dan Penjelasan Singkat Proyek Pada kesempatan kali ini, penulis mendapatkan kasus perancangan sebuah kompleks rumah bupati beserta bangunan-bangunan pendukungnya. Kasus ini merupakan sebuah proyek nyata yang ditangani oleh pemerinyah Kab. Nias Selatan. Perkembangan pembangunan Kawasan Idea Land masih terus berjalan, saat ini peyempurnaan pembukaan lahan, pembuatan jembatan dan fountain ikon kawasan terus dilakukan.

  Untuk menyempurnakan proyek tersebut, dibentuklah tim yang ditugaskan untuk menganalisa dan membuat konsep perancangan terhadap kebutuhan akan kawasan Idea Land tersebut. Konpleks rumah bupati dirasa sangat perlu mengingat perlu dibuat wadah yang dapat mengelola mengembangkan dan menjaga kawasan ini, sehingga penulis mengangkat judul proyek yaitu, “Perancangan Kawasan Omasi’o Club House di Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Idealand, Teluk Dalam”, yang mempunyai pengertian :  Perancangan : Proses, cara atau perbuatan

  7 merancang, mengatur segala sesuatu .

   Kawasan : Daerah tertentu yang mempunyai ciri tertentu, seperti tempat tinggal,

  8 pertokoan, industri, dll .

   Omasi’o : Bahasa daerah Nias yang memiliki arti di-sayangi. Berarti juga rumah yang disayangi oleh rakyat.

  7 8 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Hak Cipta Pusat Bahasa (Pusba), http://kbbi.web.id

   Club House : Club; English berarti kelompok.

  House; English berarti rumah. Club house berari sekelompok rumah. Dapat diartikan juga sebagai sebuah kawasn yang terdiri dari satu rumah utama kemudian terdapat beberapa bangunan pendukung sesuai fungsi kawasan.  Teluk Dalam, Nias Selatan : Ibukota Kabupaten Nias Selatan yang memiliki potensi warisan budaya dan kearifan lokal yang masih murni.

   Kawasan Ekonomi Khusus : Pembangunan sarana baru yang ditujukan untuk industri tertentu (sesuai dengan keunggulan daerah) yang mampu menyediakan infrastruktur untuk mendukung pengembangan dan operasional industri, termasuk perumahan, sarana

  9 komersil, dll.

  Berdasarkan penelaahan pengertian dari tiap kata-kata pada Judul Proyek tersebut, penulis menetapkan bahwa Perancangan Omasi’o Club house di Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Idealand, Teluk Dalam merupakan sebuah perwujudan dari wadah bagi masyarakat untuk bermusyawarah dan menyalurkan aspirasi karena di sana merupakan rumah bagi pemimpin yang mereka sayangi. Perancangan ini diharapkan dapat menyatukan keunikan budaya dan kekayaan alam dalam sistem yang terkelola.

  9

  Dalam kawasan mikro ini terdapat bebrapa fungsi bangunan. Satu bangunan utama yaitu Rumah Pribadi Bupati Nias Selatan, kemudian dilengkapi dengan beberapa bangunan pendukung seperti Guest House, Sport House, Pendopo, serta Chapel kecil untuk beribadah. Berbicara tentang lokasi proyek, lokasi perancangan ini ditempatkan pada area tanah milik pribadi bupati Nias Selatan dengan total kawasan seluas ±10 Ha. Ditambah perencanaan pengembangan kawasan pariwisata seluas ± 35 Ha. Kawasan makro sendiri terletak di Teluk Dalam, Kab. Nias Selatan, Sumatera utara dengan luasan lahan sebesar 320 Ha.

  2.2. Tinjauan Umum Proyek

  2.2.1. Rumah Bupati Nias Selatan

  a. Pengertian Rumah Bupati Nias Selatan Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tidak berbeda seperti rumah bupati seprti biasanya, yang merupakan tempat tinggal bagi Bupati untuk menjalankan tugas dan amanat sebagai pemimpin daerahnya. Namun kali ini rumah ini bukan merupakan rumah dinas pemerintah melainkan rumah pribadi.

  2.2.2. Guest House

  a. Pengertian Guest House Guest House; English yang berarti rumah tamu. Hampir mirip seperti penginapan. Namun guest house lebih bersifat private, dimana biasanya yang tinggal atau menginap di dalamnya adalah para tamu yang berkunjung selama beberapa hari.

  2.2.3. Sport House

  a. Pengertian Sport House Sport House kali ini merupakan salah satu bangunan pendukung kawasan mikro yang berisi ruang-ruang utuk berolahraga. Mulai dari senam biasa, tenis, bilyard, fitness, spa hingga berenang di kolam berjaquzi. Sport house juga memiliki fasilitas karaoke dan mini bar.

  2.2.4. Pendopo

  a. Pengertian Pendopo Berdasarkan ensiklopedia bebas, pendapa (dari bahasa Jawa: pendhåpå, dialek

  h

  Jawa standar: /pənɖ ɔpɔ/, berasal dari bahasa Sanskerta mandapa,yang berarti "bangunan tambahan") adalah bagian bangunan yang terletak di muka bangunan utama.

  Sejumlah tipe bangunan rumah tradisional di Sumatera, Semenanjung Malaya (dan juga Indocina), Jawa, Bali, dan Pulau Kalimantan diketahui memiliki pendapa sebagai hal yang "wajib".

  Fungsi utama pendopo ini dalam kawasan kompleks rumah bupati adalah sebagai kantor kedua bagi Bupati Nias selatan dan juga Ibu Bupati dalam menjalankan tugas sebagai pemimpim masyarakat. Namun selain sebagai kantor semi formal, pendopo ini juga sebagai tempat bertemunya Bupati dan masyarakat untuk saling berdiskusi dan bermusyawarah. Adapun manfaat dari adanya pendopo ini antara lain:

   Kedekatan secara psikologis antara rakyat dengan pemimpin  Bupati dapat mengerjakan pekerjaan ataupun pertemuan yang mendadak dengan waktu dan kualitas kerja yang lebih efisien Berdasakan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pendopo dalam kawasan mikro ini tidak hanya berfungsi sebagai kantor kedua dan tempat pertemuan, namun juga dapat menjadi wadah bersatunya pemimpin dengan masyarakat karena tempat ini dapat pula dijadikan area penyelenggaraan event rakyat.

  2.2.5. Chapel

  a. Pengertian Chapel Chapel dan gereja merupakan tempat beribadah umat kristiani. Namun untuk perbedaan di antara keduanya tidak begitu banyak melaikan lebih kepada ukuran bangunan serta beberapa ruang yang terdapat di dalamnya. Secara umum, Chapel merupakan tempat ibadah dengan program ruang yang sederhana dan biasanya hanya digunakan untuk sedikit jemaat.

  2.2.6. Kawasan Pengembangan Selain kompleks pendopo dan rumah bupati, dalam perancangan ini penulis diberi tugas untuk merancang kawasan pengembangan fungsi kawasan makro. Kawasan tersebut diantaranya, Amusement & Water Park, Green School, Outbond & Camping Ground. Namun kawasan yang merupakan pengembangan tidak dibahas terlalu dalam, hanya dibahas hingga produksi master plan konsep kawasan.

  2.3. Lokasi Perancangan

  2.3.1. Pengenalan Lokasi Bergerak dari cakupan kawasan yang lebih luas, Kabupaten Nias Selatan yang beribu kota Kabupaten Teluk Dalam, berjarak ±120 km dari pusat kota

  Gunung Sitoli. Perjalanan dapat ditempuh melalui beberapa alternatif. Yang pertama menggunakan jalur udara yang ditempuh dalam waktu ±45 menit, dilanjutkan dengan perjalanan darat selama ± 3 jam.

  Jika menggunakan jalur laut, kita dapat menggunakan travel terlebih dahulu jika bergerak dari Kota Medan. Menuju pelabuhan di Sibolga. Kemudian melanjutakan perjalanan menggunakan kapal.

  Berikut ini merupakan peta lokasi Kawasan makro dan mikro yang didapat dari foto peta dunia dalam format digital.

  Gambar 2. 1. Peta Udara Lokasi Perancangan

  

Sumber : Google Maps, 2015

  Gambar 2. 2. Lokasi Kawasan Proyek

  

Sumber : Data Penulis, 2015

  2.3.2. Sambutan Jalan Timbunan Tim kerja penulis berangkat ke Nias untuk melakukan survey pada tanggal

  12 Maret 2015. Tim secara serentak take off dari bandara Internasional Kualanamu Medan pukul 06.30 WIB. Penerbangan berlangsung sekitar 45 menit di udara. Selain awan, penulis sempat mengabadikan foto saat pesawat melintasi gunung Sinabung.

  Gambar 2. 3. Gunung Sinabung Dari Ketinggian

  

Sumber : Data Penulis, 2015

  Dari bandara Binaka, penulis beserta rombongan tim melanjutkan perjalanan darat menuju Teluk Dalam menggunakan mobil yang telah disediakan oleh pemerintah kabupaten. Perjalanan darat ditempuh dalamwaktu kurang lebih 3 jam. Setelah meletakkan barang-barang di mess sementara, tanpa membuang waktu kami langsung diantar lagi menuju lokasi proyek.

  Memasuki area proyek, tim disambut oleh tanah-tanah timbunan karena pembukaan lahan baru dalam kawasan ini. Tampak beberapa truk yang datang dan pergi menumpahkan tanah timbunan. Ada juga beberapa alat berat yang sedang meratakan tanah timbunan. Mata penulis tertarik pada tiang-tiang struktur bangunan yang berdiri kokoh tanpa dinding.

  Gambar 2. 4. Kondisi pembangunan Istana Rakyat

  

Sumber : Dok.Penulis,2015

  Ternyata tiang-tiang tersebut merupakan cikal bakal bangunan milik masyarakat Nias Selatan, Istana Rakyat. Berdasarkan info yang penulis dapatkan, proyek bangunani ini masih terus berjalan meski terkadang ditunda sesaat karena ada permasalahan desain dan lain-lain.

  Gambar 2. 5. Kanal-kanal yang sudah mulai digali

  

Sumber : Dok.Penulis,2015

  Selain pembukaan lahan, pengerjaan kawasan awal berfokus kepada penggalian lahan yang nantinya akan menjadi kanal-kanal yang membelah kawasan. Kanal-kanal ini akan dijadikan sebagai jalur transportasi dalam kawasan makro maupun mikro.

  Setelah mengamati poin-poin utama yang menarik perhatian, tim penulis berjalan-jalan di sekitar kawasan sambil terus mengamati site dan mulai membuat gambaran mengenai analisa. Dilihat sekilas masih sangat jelas hampir semua kawasan ini masih merupakan hutan mangrove/bakau yang masih sangat alami. Bahkan pinggiran pantai masih berupa karang-karang yang belum pernah dikunjungi orang sebelumnya.

  Gambar 2. 6. Karang-karang alami di hampir seluruh pesisir pantai

  

Sumber : Dok.Penulis,2015

  2.4. Analisis Lokasi Perancangan

  2.4.1. Analisa Iklim Site Kab. Nias Selatan terletak di daerah khatulistiwa yang menyebabkan curah hujannya tinggi, dengan rata-rata curah hujan 3401,9 mm per tahun (data BPS

  Nias Selatan 2007). Akibat tingginya angka curah hujan ini menyebabkan kondisi alamnya yang sangat lembab dan basah. Keadaan iklimnya dipengaruhi oleh Samudera Hindia. Suhu udaranya berkisar antara 22º-31ºC dengan kelembaban udara sekitar 86-92% dan kecepatan angin antara 5-16 knot/jam.

  Dengan data tersebut dapat kita ketahui bahwa pergerakan matahari dan curah hujan akan menjadi faktor pertimbangan penting saat mulai membuat konsep perancangan kawasan atau bahkan membuat gambar desain. Berikutnya penulis mencoba membuat ilustrasi analisa matahari terhadap site dan kawasan. Berikut ini adalah ilustrasi tersebut.

  Gambar 2. 7. Analisa Pergerakan Matahari

  

Sumber : Dok.Penulis,2015

  Berdasarkan analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa pembayangan matahari akan jatuh pada sisi timur-barat. Alangkah baiknya jika bengunan dibuat dengan orientasi utara-selatan. Namun jika dilihat dari letak site kawasan mikro, view yang sangat indah malah justru terdapat di sisi barat site. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri dalam membuat solusi desain yang menerapkan arsitektur ramah lingkungan.

  2.4.2. Analisa Kontur dan Ketinggian Level Tanah Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan di lokasi, secara umum dapat diketahui bahwa kawasan ini cenderung memiliki lahan yang relatif rata tanpa perbedaan level yang berarti. Perbedaan ketinggian malah justru terdapat pada dasar karang di dekat pantai. Diketahui ada beberapa kolam yang menyerupai danau yang terbentuk secara alami dari lekukak-lekukan di karang. Berikut ini merupakan ilustrasi penggambaran kontur lahan.

  Gambar 2. 8. Analisa Kontur Lahan

  

Sumber : Dok.Penulis,2015

  2.4.3. Analisa Sirkulasi Setelah mengamati pola jalur sirkulasi utama yang terdapar pada site eksisting juga setelah membuat tracing garis jalan dari peta digital, penulis dapat membuat gambaran mengenai sirkulasi yang terdapat pada kawasan. Berikut ini merupakan analisa terhadap sirkulasi dari dan menuju site.

  Gambar 2. 9. Analisa Sirkulasi

  Sumber : Dok.Penulis,2015

  2.4.3. Analisa Vegetasi Eksisting Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kawasan ini hampir keseluruhannya merupakan hutan bakau dengan beberapa pepohonan kelapa di pinggiran pantainya. Keberadaan hutan bakau ini merupakan aset berharga untuk kelangsungan ekosistem dalam kawasan ini. Banyak manfaat bakau yang kita tahu seperti sebagai penahan abrasi, penghasil oksigen, dan juga sebagai habitat bagi beberapa hewan laut.

  Perancangan dengan pertimbangan pelestarian alam sangat dibutuhkan untuk tetap dapat menjaga hutan hijau yang semakin hari semakin berkurang karena pembangunan tanpa konsep keberlanjutan.

  2.5. Budaya yang Membudaya, Bawömataluo

  2.5.1. Omo Sebua Meninggalkan hotel di siang hari kemudian melakukan perjalanan ke sebuah desa tradisional yang melegenda karena kekayaan budaya adat istiadat, dan arsitektur yang masih terjaga dengan baik. Bawomataluo, merupakan sebuah desa yang terletak di puncak perbukitan. Disebut Bawomataluo karena desa ini berarti terletak di bawah mataharikarena letaknya yang sangat tinngi di atas perbukitan.

  Perjalanan dari hotel ke bawomataluo kami tempuh dengan perjalanan darat selama 1.5 jam lamanya. Setibanya di sana, kami disambut oleh keluarga kepala desa Bawomataluo dengan sangat hangat dan kamipun berbincang-bincang sejenak di dalam rumahnya yang penuh dengan karya berharga.

  Gambar 2. 10. Kerajinan Beermakna Filosofis Nias Selatan

  

Sumber : Dok.Penulis,2015

  Setelah sejenak berbincang, kami melanjutkan perjalanan ke pintu masuk desa tradisional bawomataluo berupa tujuh puluh anak tangga. Memasuki desa, terlihat deret-deretan rumah dengan aritekturnya yang unik. Sekilas ukuran massa bangunan di setiap rumah hampis sama. Namun kami berhenti di sebuah rumah yang memiliki ukuran paling besar di antara rumah-rumah yang lain. Itulah yang dinamakan Omo Sebua atau yang berarti rumah bagi raja.

  Gambar 2. 11. Omo Sebua

  

Sumber : Dok.Penulis,2015

  Memasuki rumah raja ini, rasa takjub yang tek tergambarkan terasa ketika melihat struktur penopang rumah yang sangat luar biasa. Tiang tiang kayu dari ponon utuh terlihat saling menopang satu sama lain. Bagian tengah rumah terletak di atas panggung sehingga kita harus menaiki tangga lurus terlebih dahulu.

  Suasana ruang yang luas terlihat di ruang utama rumah ini. Dimana terdapat kursi yang dahulu diperuntukkan bagi raja dan ratu. Dibawahnya merupakan area duduk dan ruang kosong dengan perapian di tengah-tengah ruangan. Sungguh program ruang yang istimewa.

  Gambar 2. 12. Struktur Bawah Pada Omo Sebua

  Sumber : Google Web,2015 Gambar 2. 13. Ruang Utama Omo Sebua

  Sumber : Google Web,2015

  2.5.2. Omo Hada Setelah keluar dari Omo Sebua, kami berkeliling desa den kembali dimanjakan dengan suasana deretan rumah yang seakan mengarahkan jalan kita.

  Inilah Omo Hada atau yang berarti rumah bagi masyarakat biasa. Memiliki ukuran yang lebih kecil namun terlihat lebih sederhana dan hangat.

  Gambar 2. 14. Omo Hada

  Sumber : Google Web,2015 Sangat disayangkan kami tidak memiliki banyak waktu untuk masuk ke salah satu rumah tersebut dikarenakan hari sudah semakin senja.

  2.5.3. Hombo Batu Sebelum pulang kami diberi kehormatan untuk dapat menyaksikan tradisi lompat batu yang biasa dilakukan oleh para remaja di Nias Selatan. Namun hal lucu yang terjadi adalah kebanyakan dari tim penulis tidak menyadari kapan sang pemuda melompat karena tiba-tia dia sudah berada di atas tanah kembali.

  Gambar 2. 15. Hombo Batu-Lompat Batu Sumber : Dok.Penulis,2015

  2.5.4. Skyline Sejarah Skylie sejarah. Itulah sebuatan yang penulis berikan untuk desa ini. Hari semakin senja dan kami harus segera kembali ke hotel. Deretan rumah yang sangat unik, keramahan masyarakat serta tradisi yang masih terjaga. Hal-hal ini sudah tentu menjadi sebuah kebanggaan bagi masyarakatnya dan bagi penulis sendiri.

  Gambar 2. 16. Skylie Sejarah Sumber : Dok.Penulis,2015 Tim penulis memutuskan untuk kembali ke hotel. Langkah demi langkah menuju gerbang tujuh puluh anak tangga yang menyambut kami saat datang, kami kembali dimanjakan dengan pemandangan langit Nias Selatan di senja hari yang sangat indah dilihat dari ketinggian.

  Gambar 2. 17. Pemandangan Langit Nias Selatan dari Bawomataluo Sumber : Dok.Penulis,2015

Dokumen yang terkait

Hubungan Supervisi Kepala Ruangan dengan Pelaksanaan Prinsip “Enam Benar” Pemberian Obat yang Dilakukan Perawat di RSUD Dr. Pirngadi Medan

2 1 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) - Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Pertambangan yang Ter

0 0 26

Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI

0 0 12

Pemanfaatan Serbuk Serat Ampas Tebu Termodifikasi sebagai Pengisi Komposit Hibrid Plastik Bekas Kemasan Gelas/Serat Ampas Tebu/Serat Kaca dengan Penambahan Bahan Penyerasi Maleat Anhidrida - g - Polipropilena

0 0 19

Pemanfaatan Serbuk Serat Ampas Tebu Termodifikasi sebagai Pengisi Komposit Hibrid Plastik Bekas Kemasan Gelas/Serat Ampas Tebu/Serat Kaca dengan Penambahan Bahan Penyerasi Maleat Anhidrida - g - Polipropilena

0 0 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pemanfaatan Serbuk Serat Ampas Tebu Termodifikasi sebagai Pengisi Komposit Hibrid Plastik Bekas Kemasan Gelas/Serat Ampas Tebu/Serat Kaca dengan Penambahan Bahan Penyerasi Maleat Anhidrida - g - Polipropilena

0 0 36

BAB I PENDAHULUAN - Pemanfaatan Serbuk Serat Ampas Tebu Termodifikasi sebagai Pengisi Komposit Hibrid Plastik Bekas Kemasan Gelas/Serat Ampas Tebu/Serat Kaca dengan Penambahan Bahan Penyerasi Maleat Anhidrida - g - Polipropilena

0 0 5

Pemanfaatan Serbuk Serat Ampas Tebu Termodifikasi sebagai Pengisi Komposit Hibrid Plastik Bekas Kemasan Gelas/Serat Ampas Tebu/Serat Kaca dengan Penambahan Bahan Penyerasi Maleat Anhidrida - g - Polipropilena

0 0 24

BAB II SEBUAH PENGALAMAN - Perancangan Museum Budaya dan Gereja sebagai Landmark Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Idealand, Teluk Dalam, Nias Selatan

0 0 27

BAB I PENGENALAN - Perancangan Pusat Konservasi Tanaman Siulu Garden By The Bay, Hotel & Cottage, Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata, Idealand, Teluk Dalam, Nias Selatan

0 0 10