ANALISIS TERHADAP PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG LARANGAN KEGIATAN JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA DI JAWA BARAT DITINJAU DARI KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI.

ABSTRAK
ANALISIS TERHADAP PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 12
TAHUN 2011 TENTANG LARANGAN KEGIATAN JEMAAT AHMADIYAH
INDONESIA DI JAWA BARAT DITINJAU DARI KEWENANGAN
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI
Bagia Nugraha
110110060050
Pada tanggal 3 Maret 2011, Pemerintah Provinsi Jawa Barat
secara resmi menerbitkan Peraturan Gubernur Nomor 12 Tahun 2011
tentang larangan kegiatan Jemaat Ahmadiyah di Jawa Barat. Hal ini
merupakan tindak lanjut dari dikeluarkannya Keputusan Bersama 3
Menteri (Menteri Agama, Jaksa Agung, dan Menteri Dalam Negeri) No
Kep-033/A/JA/6/2008 dan Nomor 199 Tahun 2008 tentang Peringatan dan
Perintah kepada Penganut Anggota dan atau Anggota Pengurus Jemaat
Ahmadiyah Indonesia dan Warga Masyarakat. Penulis tertarik mengkaji
peraturan a quo, dengan tujuan untuk mengetahui dan memahami
kedudukan Keputusan Bersama 3 Menteri a quo dalam pelimpahan
wewenang urusan Pusat kepada Daerah Provinsi dan untuk mengetahui
dan memahami kewenangan Gubernur Jawa Barat dalam mengeluarkan
Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2011 tentang Larangan
Kegiatan Jemaat Ahmadiyah Indonesia di Jawa Barat.

Penelitian ini bersifat deskriptif analisis yang dilakukan dengan
pendekatan yuridis normatif, sumber data diperoleh dengan
mengumpulkan data primer dan data sekunder, pengumpulan data
dilakukan melalui dua tahap yaitu penelitian kepustakaan dan penelitian
lapangan. Selanjutnya data yang di peroleh dianalisis secara kualitatif
serta dipaparkan secara deskriptif.
Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa berdasarkan asas
dekonsentrasi Gubernur Jawa Barat sebagai perwakilan dari pemerintah
pusat di daerah memiliki wewenang mengatur urusan agama khususnya
terkait Ahmadiyah. Apa yang dilakukan oleh Gubernur Jawa Barat pada
Peraturannya terkait pelarangan aktifitas Ahmadiyah di Jawa Barat
merupakan interpretasinya terhadap norma-norma yang diatur pada
Keputusan Bersama 3 Menteri yang secara bersamaan di dalamnya juga
berisi perintah pemerintah daerah untuk menindaklanjuti isi dan
penerapan dari Keputusan Bersama 3 Menteri a quo. Peraturan Gubernur
Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2011 tidak bertentangan dengan ketentuan
tentang pemerintahan daerah, bahwa khusus untuk di bidang keagamaan
sebagian kegiatannya dapat ditugaskan oleh Pemerintah kepada Daerah
sebagaimana diatur dalam penjelasan pasal 10 ayat (3) huruf f UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
Kata kunci: Ahmadiyah, Pemerintah Daerah, Jawa Barat