Analisis unjuk kerja pendistribusian data live streaming video pada jaringan IPV4 MULTICAST dan IPV4 UNICAST.

(1)

ABSTRAK

Penerapan live video streaming pada kegiatan sehari-hari diantaranya banyak digunakan untuk keperluan layanan video conferences. Dalam sebuah jaringan, live video streaming dapat digunakan pada jenis jaringan Unicast dan Multicast. Jaringan Unicast dan Multicast merupakan metode pengiriman data yang berbeda, Unicast memiliki jenis pengiriman one to one, sementara Multicast dalam proses pengiriman data menggunakan konsep one to many. Dari segi routing yang dipakai, keduanya menggunakan routing OSPF, dan secara khusus pada Multicast menerapkan konsep join group. Protokol tambahan dari Multicast yang tidak ada dalam Unicast ialah protokol PIM (Protokol Independent Multicast) dan protokol IGMP (Internet Group Management Protokol). Protokol PIM digunakan untuk proses join antar router yang tergabung dalam sebuah jaringan, dan protokol IGMP digunakan untuk proses join antara PC (Host) dengan Router.

Dalam proses pendistribusian, komponen penting yang tidak terlepas dari kebutuhan pengiriman adalah bandwidth. Pemakaian bandwidth yang tepat dapat meminimalisir beban jaringan dan disisi lain dapat memaksimalkan pengiriman video ke client.

Tujuan dari skripsi ini ialah menganalisa sejauh mana bandwidth yang digunakan pada setiap router ketika berlangsung proses transmisi dan sejauh mana proses transmisi tersebut berpengaruh pada proses join pada PC Client.

Hasil menunjukkan bahwa dalam pemakaian bandwidth, Multicast jauh lebih hemat jika dibandingkan Unicast. Sedangkan untuk kecepatan join streaming video pada Jaringan Multicast lebih cepat jika dibandingkan dengan Unicast. Jadi, dalam ranah multimedia dan streaming, multicasting memberikan berbagai macam keunggulan dan keuntungan dalam penerapannya, baik itu dari segi penggunaan bandwidth maupun proses terhadap join video itu sendiri.

Kata Kunci : IPv4, Bandwidth, Multicast, Unicast, OSPF, PIM-SM, IGMPv2, routing, join


(2)

ABSTRACT

Application of live video streaming in daily activities including many used for video conferences services. In a network, live video streaming can be used in Unicast and Multicast network types. Unicast and Multicast networks are different methods of data transmission, Unicast has a one to one type of delivery, while Multicast in the process of sending data using the concept of one to many. In terms of routing is used, both of Multicast and Unicast use OSPF, and specifically for Multicast, that using concept of joint Multicast group. Additional Protokol of Multicast are not in Unicast protokol is PIM (Protokol Independent Multicast) and protokol IGMP (Internet Group Management Protokol). PIM protokol is used to process the join between routers belonging to a network, and the IGMP protokol is used to process the join between the PC (Host) with the Router.

In the process of distribution, an important component that can not be separated from the delivery requirement is the bandwidth. Proper bandwidth usage can minimize the network load and on the other hand can maximize the video delivery to the client.

The purpose of this paper is to analyze the extent to which the bandwidth used on each router when ongoing transmission process and the extent to which the transmission process influence the process of joining the PC Client.

The results showed that the use of bandwidth, Multicast is much more efficient than unicast. As for the join speed streaming video on Multicast Network is faster when compared with Unicast. Thus, in the case of multimedia and streaming, multicasting provides a wide range of advantages and benefits in practice, both in terms of bandwidth usage and process to join the video itself.

Keyword : IPv4, Bandwidth, Multicast, Unicast, OSPF, PIM-SM, IGMPv2, routing, join


(3)

i

ANALISIS UNJUK KERJA PENDISTRIBUSIAN DATA

LIVE STREAMING VIDEO PADA JARINGAN

IPv4 MULTICAST DAN IPv4 UNICAST

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Program Studi Teknik Informatika

Disusun Oleh KRISMA ARGIYANTA

105314054

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

ii

PERFORMANCE ANALYSIS OF LIVE STREAMING VIDEO DATA DISTRIBUTION ON NETWORK

IPv4 UNICAST AND IPv4 MULTICAST

A THESIS

Presented as Partial Fulfillment of The Requirements To Obtain The Sarjana Komputer Degree In Informatics Engineering Study Program

By

Krisma Argiyanta

105314054

INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM DEPARTMENT OF INFORMATICS ENGINEERING

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA 2014


(5)

(6)

(7)

v

PERNYATAAN KEASLIAN HASIL KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir dengan judul "Analisis

Unjuk Kerja Pendistribusian Data Live Streamsing Video Pada Jaringan IPv4 Multicast Dan IPv4 Unicastbeserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan yang tidak sesuai dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Yogyakarta, 26 Januari 2015 Penulis


(8)

vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan dibawah ini, saya Mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Krisma Argiyanta

NIM : 105314054

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

"Analisis Unjuk Kerja Pendistribusian Data Live Streaming Video Pada Jaringan IPv4 Multicast Dan IPv4 Unicast

Bersama perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu memberikan royalty kepada saya selama tetap mencamtumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 26 Januari 2015 Penulis


(9)

vii

ABSTRAK

Penerapan live video streaming pada kegiatan sehari-hari diantaranya banyak digunakan untuk keperluan layanan video conferences. Dalam sebuah jaringan, live video streaming dapat digunakan pada jenis jaringan Unicast dan Multicast. Jaringan Unicast dan Multicast merupakan metode pengiriman data yang berbeda, Unicast memiliki jenis pengiriman one to one, sementara Multicast dalam proses pengiriman data menggunakan konsep one to many. Dari segi routing yang dipakai, keduanya menggunakan routing OSPF, dan secara khusus pada Multicast menerapkan konsep join group. Protokol tambahan dari Multicast yang tidak ada dalam Unicast ialah protokol PIM (Protokol Independent Multicast) dan protokol IGMP (Internet Group Management Protokol). Protokol PIM digunakan untuk proses join antar router yang tergabung dalam sebuah jaringan, dan protokol IGMP digunakan untuk proses join antara PC (Host) dengan Router.

Dalam proses pendistribusian, komponen penting yang tidak terlepas dari kebutuhan pengiriman adalah bandwidth. Pemakaian bandwidth yang tepat dapat meminimalisir beban jaringan dan disisi lain dapat memaksimalkan pengiriman video ke client.

Tujuan dari skripsi ini ialah menganalisa sejauh mana bandwidth yang digunakan pada setiap router ketika berlangsung proses transmisi dan sejauh mana proses transmisi tersebut berpengaruh pada proses join pada PC Client.

Hasil menunjukkan bahwa dalam pemakaian bandwidth, Multicast jauh lebih hemat jika dibandingkan Unicast. Sedangkan untuk kecepatan join streaming video pada Jaringan Multicast lebih cepat jika dibandingkan dengan Unicast. Jadi, dalam ranah multimedia dan streaming, multicasting memberikan berbagai macam keunggulan dan keuntungan dalam penerapannya, baik itu dari segi penggunaan bandwidth maupun proses terhadap join video itu sendiri.

Kata Kunci : IPv4, Bandwidth, Multicast, Unicast, OSPF, PIM-SM, IGMPv2, routing, join


(10)

viii

ABSTRACT

Application of live video streaming in daily activities including many used for video conferences services. In a network, live video streaming can be used in Unicast and Multicast network types. Unicast and Multicast networks are different methods of data transmission, Unicast has a one to one type of delivery, while Multicast in the process of sending data using the concept of one to many. In terms of routing is used, both of Multicast and Unicast use OSPF, and specifically for Multicast, that using concept of joint Multicast group. Additional Protokol of Multicast are not in Unicast protokol is PIM (Protokol Independent Multicast) and protokol IGMP (Internet Group Management Protokol). PIM protokol is used to process the join between routers belonging to a network, and the IGMP protokol is used to process the join between the PC (Host) with the Router.

In the process of distribution, an important component that can not be separated from the delivery requirement is the bandwidth. Proper bandwidth usage can minimize the network load and on the other hand can maximize the video delivery to the client.

The purpose of this paper is to analyze the extent to which the bandwidth used on each router when ongoing transmission process and the extent to which the transmission process influence the process of joining the PC Client.

The results showed that the use of bandwidth, Multicast is much more efficient than unicast. As for the join speed streaming video on Multicast Network is faster when compared with Unicast. Thus, in the case of multimedia and streaming, multicasting provides a wide range of advantages and benefits in practice, both in terms of bandwidth usage and process to join the video itself.

Keyword : IPv4, Bandwidth, Multicast, Unicast, OSPF, PIM-SM, IGMPv2, routing, join


(11)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus, atas segala rahmat dan anugerah yang

telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir “Analisis Unjuk Kerja Pendistribusian Data Live Streaming Video Pada Jaringan IPv4

Multicast Dan IPv4 Unicast

ini dengan baik. Dalam menyelesaikan tugas akhir ini, penulis tidak lepas dari bantuan sejumlah pihak, oleh sebab itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus, yang telah memberikan berkat dan rahmat yang tak terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik dan lancar.

2. Ibu Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc., selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi.

3. Ibu Ridowati Gunawan, S.Kom., M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika.

4. Bapak Henricus Agung Hernawan, S.T., M.Kom., selaku dosen pembimbing tugas akhir.

5. Bapak Puspaningtyas Sanjaya Adi, S.T.,M.T. dan Bapak Yudianto Asmoro S.T.,M.Kom, selaku dosen penguji tugas akhir.

6. Orangtua, Kakak, dan Adik yang telah menyumbang berupa materi dan doa.

7. Chatarina Aprianingtyas, yang selalu memberikan semangat dan dukungan doa.

8. Teman-teman seperjuangan Windy, Theo, Ngesti, Topel dan semua teman seperjuangan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu. 9. Seluruh rekan-rekan yang telah memberikan dukungan baik dukungan

teknis maupun dukungan moral.

10.Semua pihak yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu yang dengan tulus hati membantu dengan kritik dan saran.


(12)

x

Akhir kata, penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan skripsi ini. Akhirnya, semoga skripsi ini sungguh bermanfaat.

Yogyakarta, 26 Januari 2015 Penulis


(13)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

SKRIPSI ... Error! Bookmark not defined. SKRIPSI ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN HASIL KARYA ... iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GRAFIK ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I. LATAR BELAKANG ... 1

II. RUMUSAN MASALAH ... 3

III. BATASAN MASALAH ... 3

IV. TUJUAN ... 4

V. METODOLOGI PENELITIAN ... 4

VI. SISTEMATIKA PENULISAN ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

2.1 INTERNET PROTOKOL VERSION4 (IPV4) ... 7


(14)

xii

2.1.2 STRUKTUR HEADER PAKET IPV4 ... 8

2.1.3 PENGALAMATAN IPv4... 11

2.2 VIDEO STREAMING ... 12

2.2.1 PROTOKOL VIDEO STRAMING ... 13

2.2.1.1 RTP (REAL-TIME TRANSPORT PROTOKOL) ... 14

2.2.1.2 UDP (USER DATAGRAM PROTOKOL) ... 16

2.2.1.3 RTSP (REAL TIME STREAMING PROTOKOL) ... 17

2.2.1.4 RTCP (REAL-TIME CONTROL PROTOKOL) ... 19

2.2.2 LIVE VIDEO STREAMING ... 19

2.2.3 APLIKASI VIDEO STRAMING ... 20

2.2.4 MODE JARINGAN VIDEO STRAMING ... 21

2.3 ROUTING ... 23

2.3.1 UNICAST ROUTING ... 24

2.3.1.1 OSPF (Open Shortest Path First) ... 24

2.3.2 MULTICAST ROUTING ... 26

2.3.2.1 GROUP MULTICAST ... 29

2.3.2.2 POHON DISTRIBUSI MULTICAST ... 29

2.3.2.3 MULTICAST FORWARDING ... 31

2.3.2.4 PROTOKOL MANAJEMEN KEANGGOTAAN GROUP MULTICAST ... 32

2.3.2.5 PROTOKOL INDEPENDENT MULTICAST (PIM) ... 33

2.3.2.6 KATEGORI PROTOKOL ROUTING MULTICAST ... 34

2.3.2.7 INTERNET GROUP MANAGEMENT PROTOKOL (IGMP) . 37 2.5 BANDWIDTH ... 41

2.5.1 PENGERTIAN BANDWIDTH ... 41

2.5.2 JENIS-JENIS BANDWIDTH ... 42

2.6 KOMPONEN PENGUJIAN ... 42

2.6.1 Wireshark ... 42

2.6.2 VideoLAN Client (VLC) ... 43


(15)

xiii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 44

3.1 TOPOLOGI JARINGAN ... 44

3.2 PEMILIHAN HARDWARE DAN SOFTWARE ... 45

3.2.1 HARDWARE YANG DIGUNAKAN ... 45

3.2.1.1 Router Mikrotik RB951G-2HnD ... 45

3.2.1.2 Server (Laptop) ... 45

3.2.1.3 Client (PC) ... 45

3.2.2 SOFTWARE YANG DIGUNAKAN ... 46

3.2.2.1 Sistem Operasi ... 46

3.2.2.2 Wireshark ... 46

3.2.2.3 VLC Media Player ... 46

3.2.2.4 Winbox ... 47

3.3 SKENARIO PENGUJIAN ... 47

3.3.1 Pengujian Bandwidth terhadap router ... 48

3.3.1.1 Pengujian bandwidth pada jaringan IPv4 Multicast ... 48

3.3.1.2 Pengujian bandwidth pada jaringan IPv4 Unicast ... 49

3.3.2 Pengujian kecepatan join streaming ... 50

3.3.2.1 Pengukuran kecepatan Join Video pada jaringan multicast ... 50

3.3.3.2 Pengukuran kecepatan join video pada jaringan Unicast ... 51

3.4 DIAGRAM ALUR PENGUJIAN DAN FLOWCHART ... 52

3.4.1 Diagram alur pengujian Bandwidth ... 52

3.4.1.1 Diagram alur pengujian Bandwidth pada Unicast ... 52

3.4.1.2 Diagram alur pengujian Bandwidth pada Multicast ... 52

3.4.2 Diagram alur pengujian kecepatan join video ... 53

3.4.2.1 Diagram alur pengujian kecepatan join video pada Unicast ... 53

3.4.2.2 Diagram alur pengujian kecepatan join video Multicast ... 53

3.4.3 Flowchart pengujian ... 54

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS ... 55


(16)

xiv

4.1.1 KONFIGURASI JARINGAN IPV4 UNICAST ... 56

4.1.1.1 Konfigurasi Topologi Jaringan IPv4 Unicast ... 56

4.1.1.2 Konfigurasi Pengalamatan IP Address ... 57

4.1.1.3 Konfigurasi Routing OSPF ... 57

4.1.2 KONFIGURASI JARINGAN IPV4 MULTICAST... 58

4.1.2.1 Konfigurasi PIM ... 60

4.2 KONFIGURASI PENGIRIMAN PAKET ... 61

4.2.1 Konfigurasi Pengujian Bandwidth ... 61

4.2.1.1 Konfigurasi Pengujian Bandwidth pada Jaringan IPv4 Multicast 61 4.2.1.2 Konfigurasi pada jaringan IPv4 Unicast ... 63

4.2.2 Konfigurasi Pengujian Kecepatan Join Video ... 64

4.2.3.1 Konfigurasi pada jaringan IPv4 Multicast ... 64

4.2.3.2 Konfigurasi pada Jaringan IPv4 Unicast ... 65

4.3. PENGUKURAN DAN ANALISIS ... 66

4.3.1 Analisis Pengujian Bandwidth pada Jaringan Multicast ... 66

4.3.2 Analisis Pengujian Bandwidth pada Jaringan Unicast ... 68

4.3.3 Analisis Pengujian Bandwidth pada Jaringan Multicast dan Unicast. 70 4.3.4 Analisis Pengujian Kecepatan Join Video Jaringan Multicast ... 72

4.3.5 Analisis Pengujian Kecepatan Join Video Jaringan Unicast ... 86

4.3.6 Analisis Kecepatan join video pada Jaringan Multicast dan Unicast . 91 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 94

5.1 KESIMPULAN ... 94

5.2 SARAN ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 96


(17)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Struktur Header IPv4 ... 8

Gambar 2. 2 RTP Header format [16] ... 15

Gambar 2. 3 RTSP Communication Protokol [22] ... 18

Gambar 2. 4 Proses Video Streaming [2] ... 21

Gambar 2. 5 Streaming Unicast Mode [6] ... 21

Gambar 2. 6 Unicast Data Distribution [4] ... 22

Gambar 2. 7 Streaming Multicast Mode [6] ... 22

Gambar 2. 8 Multicast Data Distribution [4] ... 23

Gambar 2. 9 Multicast Routing [15] ... 28

Gambar 2. 10 Unidirectional Shared Tree [21] ... 30

Gambar 2. 11 Ilustrasi cara kerja PIM-SM [14] ... 37

Gambar 2. 12 IGMP reports and queries [5] ... 40

Gambar 2. 13 Format Pesan IGMP [5] ... 40

Gambar 3. 1 Topologi Jaringan ... 44

Gambar 3. 2 Router Mikrotik RB 951G-2HnD ... 45

Gambar 4. 1 Topologi Unicast ... 56

Gambar 4. 3 Topologi Multicast ... 59

Gambar 4. 4 Interface List ... 62

Gambar 4. 5 Aliran Data Multicast 1 Stream ... 72

Gambar 4. 6 Aliran Data Multicast 2 Stream ... 74

Gambar 4. 7 Three Way Handshake proses Join Video pada Multicast ... 75

Gambar 4. 8 Capture Wireshark Join video Multicast ... 76

Gambar 4. 9 RTP Packet Header Wireshark ... 76

Gambar 4. 10 Interval Waktu Join Video ... 77

Gambar 4. 11 Capture Wireshark Proses Leave Group Multicast ... 78

Gambar 4. 12 Alur Proses Join Video RTSP ... 87

Gambar 4. 13 Aliran Data 1 stream ... 88

Gambar 4. 14 Aliran Data 2 Stream ... 89


(18)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Layer yang berkerja pada streaming video/audio ... 13

Tabel 2. 2 Layer beserta protokol ... 14

Tabel 2. 3 Range Multicast Address ... 41

Tabel 4. 1 Kecepatan Join video PC 1 Pada Multicast ... 79

Tabel 4. 2 Keceptan Join Video PC 2 Pada Multicast ... 80

Tabel 4. 3 Kecepatan Join PC 3 Pada Multicast ... 81

Tabel 4. 4 Kecepatan Join Video PC 4 Pada Multicast... 82

Tabel 4. 5 Kecepatan Join Video PC 5 Pada Multicast... 83

Tabel 4. 6 Kecepatan Join Video PC 6 Pada Multicast... 84

Tabel 4. 7 Kecepatan Join Video Tercepat Pada Multicast ... 85

Tabel 4. 8 Kecepatan Join Unicast ... 90


(19)

xvii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4. 1 Bandwidth Video Jaringan Multicast Pada Server ... 67

Grafik 4. 2 Bandwidth Video Pada Jaringan Unicast Pada Server ... 69

Grafik 4. 3 Rata-rata Bandwdith Video Pada Jaringan Multicast dan Unicast ... 70

Grafik 4. 4 Kecepatan Join Video PC 1 Pada Multicast ... 79

Grafik 4. 5 Kecepatan Join Video PC 2 Pada Multicast ... 80

Grafik 4. 6 Kecepatan Join PC 3 Pada Multicast ... 81

Grafik 4. 7 Kecepatan Join Video PC 4 Pada Multicast ... 82

Grafik 4. 8 Kecepatan Join Video PC 5 Pada Muticast ... 83

Grafik 4. 9 Kecepatan Join Video PC 6 Pada Multicast ... 84

Grafik 4. 10 Kecepatan Join Video Tercepat Pada Multicast ... 85

Grafik 4. 11 Kecepatan Join Unicast ... 91


(20)

BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Dalam teknologi jaringan, IPv4 merupakan salah satu komponen

utama yang saat ini digunakan dalam jaringan dan internet. Di samping

digunakan untuk keperluan pengalamatan dalam suatu jaringan, IPv4 dapat

digunakan untuk keperluan Multicast. Multicast merupakan salah satu

teknologi penyebaran data one to many. Penggunaan lain IPv4 selain

multicast ialah unicast. Multicast dan unicast merupakan 2 jenis

pengalamatan yang berbeda. Perbedaan tersebut terletak pada metode

transfer data dari pengirim ke penerima. Disamping perbedaan pada

metode transfer, pembeda lainnya ialah pada multicast terdapat teknologi

layanan broadcasting seperti teknologi streamingnya.

Teknologi streaming merupakan sebuah layanan di internet yang

dapat memungkinkan untuk mengakses suatu video maupun audio secara

langsung (live) dalam lingkup internet dan intranet. Salah satu penerapan

streaming ialah live streaming. Live video streaming mengandung

pengertian yaitu melakukan proses streaming video dengan tidak secara on

demand, dengan kata lain bahwa video yang diputar berlangsung secara

kontinyu. Penggunaan video dalam jaringan telah menjadi layanan

multimedia penting saat ini dalam dunia komunikasi dan hiburan selama


(21)

Dalam penerepannya live streaming dapat dijalankan pada

pengalamatan yang berbeda, yaitu pada alamat unicast dan multicast

tersebut. Multicast memberikan pengiriman data yang berbeda dari

unicast. Perbedaan tersebut terletak pada proses pendistribusiannya, yang

mana proses pendistribusian tersebut tentu saja melibatkan router.

Disamping itu juga, proses pendistribusian dalam suatu jaringan

membutuhkan bandwidth. Datarate video dan bandwidth merupakan dua

hal yang saling berkaitan. Video dapat terkirim dengan baik, jika semua

komponen dalam jaringan dapat mendukung datarate video tersebut,

diantaranya ialah bandwidth. Bandwidth adalah besaran yang

menunjukkan seberapa banyak data yang dapat dilewatkan dalam koneksi

melalui sebuah network.[17]

Proses video streaming tidak terlepas juga dari waktu dimana video

tersebut diterima oleh client dari suatu server. Dengan proses

pendistribusian yang berbeda antara Multicast dan Unicast tentu akan

mempengaruhi join video itu sendiri.

Oleh sebab itu dalam skripsi ini, akan diteliti mengenai bandwidth

dan kecepatan join video streaming. Akan ada beberapa skenario untuk

melakukan pengambilan data mengenai bandwidth dan kecepatan video

streaming. Dari beberapa skenario tersebut, nantinya diharapkan diperoleh


(22)

II. RUMUSAN MASALAH

Permasalahan yang diangkat dalam menyelesaikan skripsi ini

adalah

1. Sejauh mana kebutuhan bandwidth untuk proses pendistribusian

live straming video pada jaringan IPv4 Multicast dan IPv4

Unicast?

2. Bagaimana pengaruh tipe pendistribusian pada jaringan IPv4

Multicast dan IPv4 Unicast terhadap kecepatan join streaming

video?

III. BATASAN MASALAH

Dalam mengerjakan skripsi ini ada beberapa batasan masalah dalam pengerjaannya. Batasan masalah tersebut antara lain :

1. Pengujian dilakukan dengan router Mikrotik RB951G-2HnD

sebanyak 6 buah dan PC sebanyak 7.

2. Jaringan yang digunakan adalah IPv4 Multicast dan IPv4 Unicast

3. Data yang ditransmisikan dalam jaringan berupa live streaming

video.

4. Instalasi aplikasi yang akan digunakan untuk implementasi

streaming yaitu VideoLAN Client (VLC) pada sisi client dan

server.

5. Metode routing untuk pendistribusian secara Unicast dan Multicast

menggunakan routing OSPF dan untuk pendistribusian secara


(23)

6. Protokol yang digunakan proses streaming video pada jaringan

Multicast ialah protokol RTP dan untuk jaringan Unicast

menggunakan protokol RTSP.

IV. TUJUAN

1. Mengetahui kebutuhan bandwidth dalam proses transmisi live

video streaming pada jaringan IPv4 Multicast dan IPv4 Unicast.

2. Mengetahui kecepatan join streaming video pada pada jaringan

IPv4 Multicast dan IPv4 Unicast.

V. METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi yang akan dilakukan dalam Tugas Akhir ini memiliki

beberapa tahapan, diantaranya sebagai berikut :

1. Studi Kepustakaan

Mengumpulkan referensi yang berkaitran dengan IP

Multicast, IP Unicast, serta parameter QoS baik dari segi kualitas

video maupun untuk traffic jaringan.

2. Perencanaan skenario pengujian dan alat pengujian

Pada tahap ini penulis menentukan dan merancang desain

jaringan yang akan dibangun, seperti topologi jaringan, konfigurasi

jaringan yang dipakai beserta alat uji yang digunakan. Kemudian

akan dibuat scenario pengujian berdasarkan topologi yang sudah


(24)

3. Pengukuran dan pengumpulan data

Pada tahap ini akan dilakukan pengukuran dan

pengumpulan data mengenai penggunaan router, kecepatan join

streaming dan performansi pendistribusian live streaming video.

4. Analisis Data

Dilakukan analisa unjuk kerja terhadap data yang telah

terkumpul ketika melakukan pengiriman video live streaming pada

jaringan IP Multicast dan IP Unicast .

VI. SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk memudahkan pembahasan, maka skripsi ini akan dibagi menjadi lima bab dengan sistematika sebagai berikut :

1. Bab I Pendahuluan

Bab ini meliputi latar belakang, permasalahan, tujuan,

pembatasan masalah, metodologi, dan sistematika penulisan.

2. Bab II Landasan Teori

Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang mendasari

penelitian tugas akhir ini.

3. Bab III Metodologi Penelitian

Bab ini menjelaskan tentang spesifikasi alat yang


(25)

4. Bab IV Implementasi dan Analisis

Bab ini berisi tentang pelaksanaan pengujian dan hasil

pengujian.

5. Bab V Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisi kesimpulan atas analisa dan saran


(26)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 INTERNET PROTOKOL VERSION4 (IPV4)

IPv4 adalah sebuah pengalamatan jaringan yang digunakan di

dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4.

Panjang totalnya adalah 32 bit, dan secara teoritis dapat mengalamati

hingga 232 host computer dunia. Alamat IPv4 umumnya diekspresikan

dalam notasi decimal bertitik (dotted-decimal notation), yang dibagi

kedalam empat buat octet berukuran 8-bit sehingga nilainya berkisar

antara 0 hingga 255 (Umbu Hina Tarap, 2009)

2.1.1 IPV4 ADDRESSING

Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan

menggunakan subnet mask jaringan ke dalam dua buah bagian, yakni :

1. Network Identifier /NetID atau network address (alamat jaringan) yang

digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat jaringan di mana

host berada. Alamat network identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255

2. Host Identifier/Host ID atau Host Address (alamat host) yang

digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat host (dapat

berupa workstation, server atau system lainnya yang berbasis teknologi

TCP/IP) di dalam jaringan. Nilai Host Identifier tidak boleh bernilai 0

atau 255 dan harus bersifat unik di dalam network identifier/segmen


(27)

2.1.2 STRUKTUR HEADER PAKET IPV4

Paket-paket data dalam protokol IPv4 dikirimkan dalam

bentuk datagram. Sebuah paket IPv4 terdiri atas header IP dan muatan

IP (Payload). Header IP menyediakan dukungan untuk memetakan

jaringan (routing), identifikasi muatan IP, ukuran header IP dan paket.

Gambar 2. 1 Struktur Header IPv4

IP, dukungan fragmentasi, dan juga IP options. Sedangkan

payload IP berisi informasi yang dikirimkan. Sebelum dikirimkan di

dalam suatu jaringan, paket IP akan dibungkus (encapsulation)

dengan header protokol lapisan antarmuka jaringan dan trailer-nya,

untuk membuat sebuah frame jaringan. Setiap paket terdiri dari


(28)

yang berbeda-beda. Pada gambar dibawah ini akan memperlihatkan

struktur header IPv4.

Menurut Forouzan (2003), header IPv4 terdiri atas

beberapa field sebagai berikut :

1. Version

Mengindikasikan versi IP yang digunakan. Field ini berukuran

4-bit

2. IP Header Length

Menunjukkan ukuran header yang digunakan dalam satuan per

4 bytes

3. Type of Services

Field ini menunjukkan layanan yang hendak dipakai oleh paket

yang bersangkutan

4. Total Length

Menunjukkan ukuran paket yang terdiri dari header dan data

5. Identification

Menunjukkan identitas suatu fragmen yang digunakan dalam

penyatuan kembali (reassembly) menjadi paket utuh

6. Flags

Menunjukkan tanda-tanda tertentu dalam proses fragmentasi

7. Fragmen Offset


(29)

8. Time to Live

Menunjukkan jumlah node maksimal yang dapat dilalui oleh

setiap paket yang dikirim

9. Protokol

Menunjukkan protokol di lapisan yang lebih tinggi

10.Header Checksum

Menunjukkan nilai yang digunakan dalam pengecekan

kesalahan terhadap header sebelum dengan sesudah

pengiriman

11.Source Address

Menunjukkan alamat pengirim paket

12. Destination Address

Menunjukkan alamat penerima paket

13. Options

Menunjukkan informasi yang memungkinkan suatu paket

meminta layanan tambahan

14. Padding

Bit-bit “0” tambahan yang ditambahkan ke dalam field ini untuk memastikan header IPv4 tetap berukuran multiple 32 bit

15. Data

Berisi informasi upper-layer. Panjang variable sampai dengan


(30)

2.1.3 PENGALAMATAN IPv4

a. Multicast

Multicast atau multicasting adalah sebuah teknik di mana

sebuah data dikirimkan melalui jaringan ke sekumpulan

komputer yang tergabung ke dalam sebuah grup tertentu, yang

disebut sebagai multicast group. Multicasting merupakan

sebuah cara pentransmisian data secara connectionless

(komunikasi dapat terjadi tanpa adanya negosiasi pembuatan

koneksi), dan klien dapat menerima transmisi multicast dengan

mencari di mana lokasinya, seperti halnya ketika kita

membuka sebuah stasiun radio untuk mendengarkan siaran

radio. Multicast sebenarnya merupakan mekanisme

komunikasi one-to-many, atau point-to-multipoint, dan berbeda

dengan cara transmisi unicast. Sebuah multicast group

memiliki sebuah alamat multicast, yaitu kelas D dalam alamat

IP versi 4 atau memang alamat multicast dalam alamat IP versi

6. Pada kelas D alamat IP versi 4, alamat yang direservasikan

untuk sebuah multicast group adalah 224.0.0.0 hingga

239.255.255.255.

b. Unicast

Unicast adalah sebuah metode pengiriman data dimana data

dikirimkan pada satu lokasi yang jelas, dan setiap lokasi yang


(31)

pengirim. Disini, kualitas pengiriman data dapat dijamin, karena

setiap kegagalan pengiriman akan diketahui oleh pengirim dan

dapat melakukan pengiriman ulang. Sistem inilah yang secara

umum digunakan pada sistem jaringan komputer saat ini.

Analogi yang sesuai kasus di atas adalah, kartu ucapan lebaran

dikirim dengan menggunakan jasa pengiriman tercatat kepada 1

alamat yang jelas. Apabila paket diterima, maka tanda bukti

penerimaan akan diberikan kepada pengirim, sedangkan apabila

paket tidak sampai, maka juga dilaporkan kepada pengirim.

Koneksi unicast adalah koneksi dengan hubungan one-to-one

antara 1 alamat pengirim dan 1 alamat penerima.

2.2 VIDEO STREAMING

Pengertian secara harafiah Video Streaming adalah sebuah

teknologi untuk memainkan file video secara langsung ataupun dengan

pre-recorder dari sebuah mesin server (web server). Dengan kata lain, file

video yang terletak dalam sebuah server dapat secara langsung dijalankan

pada saat setelah ada permintaan dari user, sehingga proses running

aplikasi yang didownload berupa waktu yang lama dapat dihindari tanpa

harus melakukan proses penyimpanan terlebih dahulu. Saat file video di

stream, akan berbentuk sebuah buffer di komputer client, dan data video


(32)

2.2.1 PROTOKOL VIDEO STRAMING

Protokol adalah sebuah peraturan yang ditetapkan dan diterapkan

pada suatu teknologi tertentu. Pada teknologi streaming, terdapat protokol

yang memang khusus diciptakan untuk mengeksekusi proses streaming

berupa konten video/audio.

Pada teknologi streaming, layer-layer mode OSI yang berperan

sebagai penunjang komunikasi antara dua perangkat ataupun banyak

perangkat terdapat pada Application Layer, Presentation Layer, Session

Layer, dan Transport Layer. Penjelasan secara ringkas tersebut terdapat

pada tabel di bawah

Tabel 2. 1 Layer yang berkerja pada streaming video/audio

Biasanya koneksi pada jaringan internet menggunakan TCP

(Transport Control Protokol) sebagai protokolnya. Namun hal ini secara

umum tidak berlaku kepada teknologi streaming. Protokol yang lazim

digunakan pada teknologi streaming adalah UDP (User Datagram


(33)

komunikasi antar device dibangun. Karenanya UDP mampu mentransfer

data lebih cepat dibanding TCP.

Pada streaming berupa video/audio, protokol yang dipakai adalah RTP

(Real-Time Treansport Protokol). RTP bekerja di atas UDP. RTP memiliki

fungsi untuk mentransmisikan bit-bit video/audio. Secara umum protokol

yang bekerja saat proses streaming mengacu pada model OSI dapat dilihat

pada tabel

Tabel 2. 2 Layer beserta protokol

2.2.1.1 RTP (REAL-TIME TRANSPORT PROTOKOL)

Real-Time Transport Protokol (RTP) merupakan protokol yang dikembangkan diatas protokol User Datagram Protokol (UDP) untuk

menangani aplikasi-aplikasi multimedia. RTP menyediakan fungsi

end-to-end network transport yang memfasilitasi pengiriman data real time seperti

audio, video, dan simulation data via multicast atau unicast. Sebenarnya

video dapat dikirimkan secara langsung dalam UDP packet tanpa

menggunakan RTP, dikenal dengan UDP/RAW. Namun saat RTP

digunakan bersama dengan UDP, dimungkinkan adanya error detection


(34)

Gambar 2. 2 RTP Header format [16]

- V : singkatan dari version, menunjukkan versi RTP digunakan,

ukuran 2 bit

- P : singkatan dari padding, menunjukkan padding, byte tidak

digunakan di bawah paket untuk mencapai dimensi paritas paket,

ukuran 1 bit

- X : singkatan dari extension, menunjukkan ekstensi kepala, ukuran 1

bit

- CC : singkatan dari CSRC Count, menunjukkan jumlah

pengidentifikasi CSRC berikut header tetap, ukuran 4 bits

- M : singktan dari Marker, menunjukkan bit penanda, ukuran 1 bit

- PT : singkatan dari Payload Type, menunjukkan jenis payload, ukuran


(35)

- Sequnece Number : Menunjukkan nomor urutan bertahap satu per

satu untuk setiap paket data RTP yang dikirim,

dan dapat digunakan oleh penerima untuk

mendeteksi paket loss dan untuk

mengembalikan urutan paket, ukuran 16 bits.

- Timestamp : menunjukkan instan sampling oktet pertama

dalam paket data RTP, ukuran 32 bits.

- SSRC : singkatan dari synchronization source, field

untuk mengidentifikasi sinkronisasi sumber,

ukuran 32 bits.

- CSRC : singkatan dari contributing source, untuk

mengidentifikasi sumber-sumber kontribusi

payload yang terkandung dalam paket, ukuran

32 bits.

2.2.1.2 UDP (USER DATAGRAM PROTOKOL)

User Datagram Protokol merupakan protokol yang bersifat

connectionless. UDP memungkinkan sebuah aplikasi mengirimkan

datagram tanpa perlu menciptakan koneksi terlebih dahulu antara client

dan server. UDP datagram terdiri atas header dan payload, besar header

UDP adalah 8 byte. Header UDP terdiri atas port asal, port tujuan, panjang

UDP, dan checksum UDP tidak melakukan flow control, error control

ataupun melakukan retransmisi (pengiriman ulang UDP datagram). UDP


(36)

mengirimkan permintaan singkat dan mengharapkan balasan yang segera.

Pengkodean yang lebih mudah, pengiriman paket yang lebih sedikit, dan

tidak diperlukannya inisialisasi awal koneksi membuat UDP banyak

digunakan oleh aplikasi real-time.[6]

2.2.1.3 RTSP (REAL TIME STREAMING PROTOKOL)

Real Time Streaming Protokol (RTSP) merupakan protokol

jaringan komputer yang dirancang untuk digunakan dalam hiburan dan

sistem komunikasi untuk mengendalikan server aliran media (media

streaming). Protokol ini digunakan untuk menetapkan dan mengendalikan

sesi media antara dua titik ujungnya. Klien dari server media

mengeluarkan perintah seperti VCR, seperti play dan pause, untuk

mendukung kendali waktu nyata dari berkas media yang dijalankan server.

Transmisi aliran data tersebut bukan merupakan tugas protokol

RTSP. Sebagian besar server RTSP menggunakan Real-time Transport

Protokol (RTP) yang saling melengkapi dengan Real-time Control

Protokol (RTCP) untuk pengiriman aliran media.[19]

Berikut ini adalah beberapa permintaan (request) RTSP dasar.

Beberapa permintaan HTTP khas, seperti permintaan OPTIONS, juga

tersedia. Nomor port default pada lapisan transport untuk protokol ini

adalah 554.

 OPTIONS

Permintaan OPTIONS mengembalikan tipe


(37)

 DESCRIBE

Permintaan DESCRIBE menggunakan URL

(rtsp://…), dan tipe data yang dapat ditangani. Port default dari protokol RTSP adalah 554, baik untuk pengiriman

UDP maupun TCP.

 SETUP

Permintaan SETUP menentukan cara sebuah media

stream dikirimkan. Permintaan ini harus terlah

dilaksanakan sebelum permintaan PLAY dikirimkan.


(38)

2.2.1.4 RTCP (REAL-TIME CONTROL PROTOKOL)

RTCP adalah protokol kontrol yang bekerja sama dengan RTP.

Paket kontrol RTCP secara berkala dikirimkan oleh masing-masing paket

dalam sesi RTP untuk semua paket lainnya. RTCP digunakan untuk

mengontrol kinerja dan untuk tujuan diagnostik.[20]

2.2.2 LIVE VIDEO STREAMING

Dalam hal ini, Live video streaming mengandung pengertian yaitu

melakukan proses streaming video dengan tidak secara on demand, dengan

kata lain bahwa video yang diputar berlangsung secara kontinyu.

Live stream umumnya disediakan oleh alat yang disebut streaming.

Streaming mengirimkan informasi langsung ke komputer atau perangkat

tanpa menyimpan file ke hard disk. On Demand streaming ini disediakan

oleh sarana disebut progresif streaming atau download progresif. Progresif

streaming menyimpan file ke hard disk dan kemudian dimainkan dari

lokasi itu. On Demand stream sering disimpan ke hard disk dan server

untuk jumlah yang lama, sedangkan aliran hidup hanya tersedia pada satu

waktu saja (misalnya selama pertandingan Sepak Bola). Dikodekan audio

dan video stream dirakit dalam wadah bitstream seperti ASF atau ISMA.

Bitstream ini disampaikan dari server streaming ke klien streaming

menggunakan protokol transport, seperti MMS atau RTP. Streaming klien

dapat berinteraksi dengan server streaming menggunakan protokol kontrol,


(39)

2.2.3 APLIKASI VIDEO STRAMING

Multimedia merupakan penggunaan beberapa media yang

berbeda untuk menggabungkan dan menyampaikan informasi dalam

bentuk text, audio, dan video. Pada sistem multimedia terdistribusi,

dibutuhkan protokol jaringan yang mengaturnya. Protokol merupakan

persetujuan tentang bagaimana komunikasi diproses antara 2 node. Salah

satu contoh dari multimedia yaitu video streaming. Streaming merupakan

suatu teknik yang digunakan untuk melakukan transfer data sehingga dapat

diproses secara tetap dan kontinyu. Streaming biasanya diidentikkan

dengan realtime. Faktor utama yang menyebabkan streaming bersifat

realtime adalah tidak adanya media penyimpanan yang digunakan untuk

menyimpan paket data. Paket data akan disimpan pada sebuah buffer dan

kemudian ditampilkan ke layar. Setelah selesai, data pada buffer akan

dibuang dan buffer digunakan untuk menyimpan data yang baru. Video

streaming merupakan suatu metode yang memanfaatkan suatu streaming

server untuk mentransmisikan digital video melalui suatu jaringan data

sehingga video palyback dapat langsung dilakukan tanpa harus menunggu

proses download selesai terlebih dahulu ataupun menyimpannya terlebih

dahulu disisi PC client. Sistem video streaming melibatkan proses

encoding terhadap isi dari data video, dan kemudian mentransmisikan

video streaming melalui suatu jaringan, sehingga client tujuan dapat

mengakses, melakukan decoding, dan menampilkan video tersebut secara


(40)

Proses video streaming dapat ditunjukkan pada Gambar 2.4 dibawah ini.

Gambar 2. 4 Proses Video Streaming [2]

2.2.4 MODE JARINGAN VIDEO STRAMING

Data dapat dikirim melalui jaringan secara unicast maupun

multicast

1. Unicast

Unicast bersifat end-to-end seperti yang terlihat pada

gambar 2.5, yaitu pengiriman data dari satu client ke client yang

lain atau setiap client menerima stream data yang berbeda dari

client yang lain. [8]


(41)

Gambar 2. 6 Unicast Data Distribution [4]

2. Multicast

Server hanya mengirimkan satu jenis data stream saja yang

kemudian diduplikasikan oleh router khusus sebelum dikirim

melalui jaringan ke beberapa client. Streaming ini dapat dilihat

pada gambar 2.7


(42)

Gambar 2. 8 Multicast Data Distribution [4]

2.3 ROUTING

Routing adalah proses pememilihan jalur dan pemandu arah

jalannya paket data agar bisa sampai ke alamat network yang dituju.

Alat yang digunakan untuk routing disebut router. Sebuah router

diperlukan manakala ingin menghubungkan dua atau lebih network yang

berbeda. Dimisalkan ada paket yang akan dikirimkan dari alamat network

X menuju alamat network Y. Maka ketika paket ingin berpindah alamat

network diperlukan sebuah router. Router memerlukan informasi route

yang mendifinisikan kemana paket harus di forward untuk mencapai

tujuan (next-hop address). Semua informasi route akan disimpan di table

routing pada router tersebut. Informasi route dalam table routing berisi

network tujuan, next-hop address, metric. Pada tiap hop, router

menentukan kemana paket harus diforward berdasar pada informasi yang

ada pada IP Header paket tersebut. Jika network yang dituju merupakan

network yang terhubung langsung pada router, maka paket akan

diforward langsung ke host tujuan. Jika network yang dituju tidak


(43)

(next-hop router). Namun jika, tidak ada informasi network tujuan pada

tabel routing dan router tidak memiliki informasi default route, maka paket

akan di drop.

2.3.1 UNICAST ROUTING

Fungsi dari unicast routing protokol adalah untuk menentukan jalur

terpendek dari sumber (pengirim) ke tujuan. Mungkin dengan cara

mengirimkan pesan pemberitahuan (advertisement) ke router terdekat

(distance vector) atau dengan menghitung secara lengkap basis data dari

sebuah topologi jaringan (link state). Dari dua metode tersebut

menghasilkan tabel routing yang menentukan interface mana yang akan

meneruskan paket, dan juga router selanjutnya yang akan dilewati. Ini

menunjukkan bahwa unicast routing protokol selalu merujuk untuk

menentukan downstream interface selanjutnya. [3]

2.3.1.1 OSPF (Open Shortest Path First)

OSPF bekerja berdasarkan algoritma Shortest Path First yang

dikembangkan berdasarkan algoritma Dijkstra. Sebagai Interior Gateway

protokol (IGP). Interior Gateway protokol atau Interior Routing Protokol

dikembangkan untuk menghubungkan router-router dibawah kendali

administrator jaringan (Sofana, 2008). OSPF mendistribusikan informasi

routing-nya di dalam router-router yang tergabung ke dalam suatu AS. AS

adalah jaringan yang dikelola oleh administrator setempat. OSPF


(44)

sangat efisien dalam proses pengiriman update informasi rute. OSPF

merupakan protokol alternatif untuk menutupi kelemahan RIP. OSPF juga

merupakan protokol routing yang menggunakan prinsip multipath (multi

path protokol) dapat mempelajari berbagai rute dan memilih lebih dari satu

rute ke host tujuan.

OSPF digunakan bersamaan dengan IP, maksudnya paket OSPF

dikirim bersamaan dengan header paket data IP. Setiap router OSPF

mempunyai database yang identik yang menggambarkan topologi suatu

Autonomous System yang disebut dengan Link State database (Topological

database). Dari database ini, perhitungan Shortest Path First dilakukan

untuk membentuk Routing Table. Perhitungan ulang terhadap Shortest

Path First dilakukan apabila terjadi perubahan pada topologi jaringan.

OSPF memungkinkan beberapa jaringan untuk dikelompokkan bersama.

Pengelompokkan seperti ini dinamakan dengan area dan topologinya

tersembunyi dari seluruh AS. Informasi yang tersembunyi ini

memungkinkan penurunan traffic routing. Dengan menggunakan konsep

area sistem penyebaran informasinya menjadi lebih teratur dan

tersegmentasi. Dengan adanya distribusi routing yang teratur, maka

penggunaan bandwidth akan lebih efisien, lebih cepat mencapai

konvergensi, dan lebih presisi dalam menentukan rute terbaik dalam

mengirim paket (Syafrizal, 2008).

OSPF dalam broadcast multi-access, DR dan BDR sangat


(45)

Hello Packet. Di dalam hello packet ada sebuah field berisikan ID dan

nilai Priority dari sebuah Router. Semua router yang ada dalam jaringan

broadcast multi-access akan menerima hello dari semua router yang ada

dalam jaringan tersebut pada saat pertama kali OSPF berjalan. Router

dengan nilai priority tertinggi akan menang dalam pemilihan dan langsung

menjadi DR. Router dengan nilai priority dengan urutan kedua akan dipilih

menjadi BDR. Secara default, semua router OSPF akan memiliki nilai

priority 1. Range priority ini dimulai dari 0-255. Nilai 0 akan menjamin

router tersebut tidak akan menjadi DR atau BDR, sedangkan nilai 255

menjamin sebuah router pasti akan menjadi DR.

Setelah terbentuk hubungan antar router-router OSPF, tahapan

berikutnya ialah bertukar informasi mengenai state-state akan jalur-jalur

yang ada dalam jaringan. DR yang akan melayani setiap router yang ingin

bertukar informasi OSPF dengannya, DR akan memulai lebih dulu proses

pengiriman ini.

2.3.2 MULTICAST ROUTING

Multicast merupakan mekanisme pengiriman aliran paket data dari

satu sumber ke suatu grup yang berisi kumpulan host penerima.

Keuntungan utama dari IP multicast adalah kemampuannya untuk

melakukan penghematan bandwidth. Ini karena sumber multicast cukup

mengirimkan satu aliran paket data saja untuk suatu grup berisi n

penerima yang menginginkan data tersebut. Aliran data tersebut akan


(46)

grup tersebut pada jaringan di bawahnya. Bila menggunakan metode

unicast, maka sumber harus mengirimkan sebanyak n data untuk n

penerima. Bila menggunakan metode broadcast, maka setiap node di

jaringan akan menerima data tersebut, meskipun sebenarnya node

tersebut tidak meminta data tersebut. Dengan demikian, jaringan akan

terhindar dari beban trafik yang tidak perlu.

Melakukan pengiriman paket data ke suatu grup disebut sebagai

multicasting. Sedangkan algoritma routingnya disebut multicast routing.

Multicast mengirimkan data menggunakan sebuah alamat multicast untuk

seluruh host yang tergabung dalam grup multicast. Router yang terletak

diantara host pengirim dan penerima menggunakan alat grup multicast

untuk memandu perjalanan data. Router memforward paket data yang

telah diduplikasi menuju arah host yang terdaftar.

Pada gambar menunjukkan S2 mengirim data ke alamat grup

multicast. Grup multicast berisi 3 host yaitu G1, G2, dan G3. Data yang

dikirim diduplikasi oleh router R1 dan R3 untuk meyakinkan bahwa data

tersebut sampai kepada host-host yang terdaftar di group multicast. G4 dan

G5 tidak masuk kedalam grup multicast, sehingga tidak menerima data


(47)

Gambar 2. 9 Multicast Routing [15]

Ketika proses multicast routing mengetahui ada router yang

langsung terkoneksi ke host dalam grup multicast, router akan saling

bertukar informasi dengan router lainnya. Sehingga pada kondisi

pertukaran informasi seperti ini, akan terbentuk rantai pohon yang

menghubungkan antar satu host dengan host lainnya dalam grup multicast.

Karena rantai pohon sudah terbentuk, data multicast akan diteruskan ke

host penerima tersebut. Protokol yang terlibat dalam pertukaran informasi

antar router ini disebut Multicast routing protokol. Macam-macamnya

adalah Protokol Independent Multicast Sparse Mode (PIM-SM), Protokol

Independent Multicast Dense Mode (PIM-DM), dan Distance Vector


(48)

2.3.2.1 GROUP MULTICAST

Multicast didasarkan pada konsep grup. Keberadaan sebuah

grup penerima menunjukkan adanya keinginan dalam menerima aliran

data tertentu. Grup ini tidak dibatasi oleh topologi fisik ataupun

geografis. Host anggota grup tersebut dapat berada di mana saja di

Internet. Host yang menginginkan untuk menerima aliran data multicast

yang ditujukan ke suatu grup tertentu harus bergabung (join) dengan

grup tersebut terlebih dahulu. Mekanisme koneksi host dengan router

multicast untuk bergabung ataupun meninggalkan (leave) suatu grup

diatur oleh protokol tertentu. Untuk IPv4, protokol tersebut adalah

IGMP (Internet Group Message Protokol). Sedangkan untuk IPv6, hal ini

dilaksanakan oleh MLD (Multicast Listener Discovery).

2.3.2.2 POHON DISTRIBUSI MULTICAST

Pada IP unicast, trafik dirutekan sepanjang jalur dari node

pengirim ke penerima. Hal berbeda terjadi pada IP multicast, di mana

sumber mengirimkan trafik multicast ke suatu grup penerima yang

diwakili oleh sebuah alamat grup multicast. Untuk mengirimkan trafik

multicast ke seluruh penerima, digunakan pohon distribusi multicast untuk

mendeskripsikan jalur yang ditempuh oleh trafik IP multicast di dalam

jaringan.

Shared Tree

Tidak seperti source tree yang berpusat pada sumber multicast,


(49)

Root) yang ditempatkan di titik tertentu pada jaringan. Bergantung pada

protokol routing yang digunakan, titik pusat ini disebut Rendezvous Point

(RP) ataupun core.

Berdasarkan sifat aliran multicastnya, shared tree dibagi menjadi

dua yaitu unidirectional shared tree (satu arah) dan bidirectional shared

tree (dua arah). Pada unidirectional shared tree (satu arah), atau lebih

sering disebut shared tree (ST), trafik multicastnya hanya akan mengalir

ke penerima dari arah downstream RP yang digunakan. Pada bidirectional

shared tree, atau biasa disingkat BST, trafik dapat mengalir kearah

upstream ataupun downstream sepanjang shared tree yang digunakan.

Yang dimaksud dengan upstream RP adalah interface RP yang menerima

trafik multicast sumber (incoming interface). Sedangkan downstream

adalah interface tempat RP mengirimkan trafik tersebut ke node penerima

(outgoing interface).


(50)

Trafik multicast dari sumber host A dan F dikirim menuju ke pusat pohon

distribusi (router D), baru kemudian trafik tersebut dikirimkan ke

masing-masing penerima. Karena seluruh sumber multicast menggunakan pohon

distribusi bersama, maka notasi pohonnya adalah (*,G). Tanda *

menunjukkan semua sumber, dan G menunjukkan grup multicast.

2.3.2.3 MULTICAST FORWARDING

Multicast pada subnetwork local tidak memerlukan keberadaan

router multicast. Sumber data cukup mengirimkan stream data multicast ke

subnet tersebut, maka host penerima yang terdapat pada subnet yang

sama akan mendapatkan stream data tersebut. Hal yang berbeda dialami

bila data multicast harus dirutekan ke subnetwork lain. Subnet sumber data

harus terhubung dengan router multicast, dimana router tersebut juga

terkoneksi dengan router multicast yang lain. Hal ini memerlukan

tiga buah mekanisme :

• Kemampuan untuk membangun jalur distribusi (distribution tree).

Keberadaan protokol routing multicast.

• Keberadaan protokol manajemen grup yang memungkinkan router untuk memonitor keanggotaan suatu grup multicast pada

subnet di bawahnya.

Prinsip dasar routing unicast adalah meneruskan aliran data menuju

penerima. Pada perutean multicast, sumber harus mengirimkan trafik ke


(51)

meneruskan trafik multicast menjauhi sumber. Metode ini disebut sebagai

Reverse Path Forwarding (RPF). RPF memiliki karakteristik berikut :

• Trafik mengikuti jalur terpendek dari sumber ke setiap tujuan.

• Pohon yang berbeda akan dihitung untuk setiap sumber yang berbeda.

• Pengiriman paket didistribusikan melalui berbagai link jaringan. Metode RPF memungkinkan router untuk meneruskan trafik multicast ke

sepanjang pohon distribusi secara benar dan menghindari looping.

Router tersebut harus mengingat arah mana yang menuju sumber

(upstream) dan arah yang menuju penerima (downstream). Router

hanya akan meneruskan suatu paket multicast apabila paket tersebut

diterima pada interface upstream. Ketika ada sejumlah jalur

downstream, router akan mereplikasi paket tersebut sebanyak downstream

yang ada.

2.3.2.4 PROTOKOL MANAJEMEN KEANGGOTAAN GROUP

MULTICAST

Router multicast menggunakan IGMP maupun MLD untuk

mempelajari grup mana yang memiliki anggota pada network dibawah

router tersebut. Router multicast tersebut menyimpan daftar

keanggotaan grup multicast beserta timer untuk setiap keanggotaan

grup tersebut. Meskipun penjelasan berikut untuk IGMP saja, namun


(52)

Tipe message dasar IGMPv2 (dijelaskan di RFC 2236) adalah

Membership Query (MQ), Membership Report (MR), dan Leave Group

(LG). Host yang ingin bergabung dengan grup multicast tertentu akan

mengirimkan message MR berisi referensi grup multicast tersebut ke

router. Router kemudian akan membuat entri forwarding tabel dan

secara periodik mengirimkan paket multicast ke interface yang

terhubung ke subnet yang berisi host penerima tersebut. Router secara

periodik akan mengirimkan message MQ untuk mengecek bahwa

minimal ada satu buah host di subnetnya yang masih ingin

menerima stream data multicast. Ketika tidak ada jawaban dari tiga

MQ berurutan, router mengeset timer untuk grup tersebut menjadi

timeout dan menghentikan proses forwarding stream data yang ditujukan

untuk grup tersebut. Message LG digunakan oleh host penerima yang

secara eksplisit memberitahu router bahwa ia akan meninggalkan

grup multicast. Dengan LG, maka router tidak perlu menunggu

message MQ time out untuk mengetahui bahwa host tersebut sudah

meninggalkan grup multicastnya.

2.3.2.5 PROTOKOL INDEPENDENT MULTICAST (PIM)

Protokol Independent Multicast (PIM) merupakan salah satu

multicast routing protokol yang sering digunakan, terutama pada

perangkat-perangkat Cisco Router. Setiap router yang

mengimplementasikan PIM saling bertukar pesan untuk menentukan


(53)

Source dengan Group (S, G ) sebagai satu kesatuan informasi. Ketika

semua router di dalam jaringan telah menentukan upstream interface dan

downstream interface yang menghubungkan Source dengan Group (S, G ),

maka terbentuklah multicast tree, seperti terlihat pada gambar di bawah.

Source dan router yang terhubung langsung dengan source sebagai

akarnya, dan cabang-cabang yang merupakan semua subnet jaringan yang

memiliki anggota setidaknya satu dari sebuah grup. Tidak ada cabang yang

tidak memiliki anggota yang berhubungan dengan suatu grup. Mekanisme

ini disebut juga reverse path multicast (RPM). [3]

2.3.2.6 KATEGORI PROTOKOL ROUTING MULTICAST

Protokol routing multicast untuk mikrotik menggunakan PIM-SM

(Protcol Indeoendent Multicast-Sparse Mode).

Protokol sparse mode

PIM-SM menggunakan model pull untuk mengirimkan

traffic multicast dimana hanya segmen jaringan dengan penerima

aktif yang sudah secara eksplisit bergabung dengan group yang

akan menerima traffic. PIM-SM menyampaikan informasi

mengenai source yang aktif dengan menyampaikan paket data pada

shared tree. Pada PIM-SM, router menganggap bahwa router lain

tidak ingin menyampaikan paket multicast ke suatu group kecuali

jika ada permintaan secara eksplisit untuk traffic multicast. Ketika


(54)

mengirim pesan PIM Join ke RP. RP bertugas untuk mencatat grup

multicast. [11]

Rendezvous Point merupakan suatu peran yang dijalankan

oleh sebuah router ketika beroperasi dalam mode PIM-SM. Sebuah

RP dibutuhkan hanya ketika jaringan multicast menggunakan

PIM-SM, karena pada PIM-SM semua traffic dari sumber diteruskan ke

RP untuk kemudian disampaikan ke penerima. RP bertindak

sebagai tempat bertemunya data multicast dari sumber dan

penerima. Dengan demikian bisa dilihat bahwa dalam kondisi ini

RP hanya dibutuhkan untuk memulai sesi baru antara sumber dan

penerima. Konsekuensinya adalah RP akan mengalami sedikit

overhead dari penyampaian dan pemrosesan traffic. [11]

Sparse mode menggunakan shared tree di dalam

mendistribusikan trafik multicast. Berbeda dengan dense mode,

sparse mode menggunakan prinsip pull, di mana trafik

multicast ‘ditarik’ oleh penerima di jaringan. Artinya, trafik multicast tidak akan dikirimkan kecuali ada permintaan secara

eksplisit dari penerima melalui mekanisme Join.

Cara kerja PIM-SM dapat diilustrasikan dengan konsep pull

yaitu host yang menginginkan paket data multicast mengirimkan

request PIM Join kepada router local. Pesan request PIM Join

tersebut kemudian diteruskan ke server sebagai penyedia paket


(55)

penyedia paket data yang diminta oleh host. Karenanya ada sebuah

router router yang dijadikan root agar router local mampu

mengetahui dimana lokasi server dan server juga mampu

mengetahui dimana lokasi host yang melakukan request data.

Router yang berperan menjadi root disebut RP (Rendezvous Point).

Setelah host mengirimkan pesan PIM Join ke router local,

kemudian router local meneruskan PIM join tersebut ke RP. Ketika

pesan PIM Join sampai pada RP, maka RP akan mengalirkan paket

data ke router local yang merequest PIM Join. Lalu router local

tersebut akan meneruskannya ke host yang merequest. Aliran paket

data inilah yang membentuk rantai pohon pada jaringan multicast

dengan RP sebagai rootnya dan host yang tergabung dalam group

sebagai leafnya.

Kemudian saat host memutuskan aliran paket data atau

meninggalkan grup multicast, maka router local akan mengirimkan

pesan PIM Prune kepada RP. Saat pesan sampai di RP, maka RP

akan menghentikan aliran paket data ke host yang meninggalkan


(56)

Gambar 2. 11 Ilustrasi cara kerja PIM-SM [14]

2.3.2.7 INTERNET GROUP MANAGEMENT PROTOKOL (IGMP)

Internet Group Management Protokol (IGMP) merupakan protokol

pada layer network. Protokol ini digunakan untuk menentukan alamat

group multicast yang sedang aktif dalam suatu jaringan. IGMP [RFC

1112] mengizinkan suatu computer untuk memberitakan pada

multicast-enable-router bahwa ia menghendaki paket IP yang dikirimkan

menggunakan alamat multicast dan ditujukan pada

multicast-enable-router. Alamat multicast yang digunakan oleh multicast-enable-multicast-enable-router.

Alamat multicast yang digunakan computer untuk mengirimkan pesan

IGMP adalah 224.0.0.2. Pesan IGMP akan digunakan oleh

multicast-enable-router untuk menentukan apakah paket multicast dari suatu

network akan diteruskan pada network lainnya. Dengan kata lain, paket


(57)

multicast-enable-router yang ada bahwa ia mengirimkan paket dengan

alamat multicast tertentu.

Pada IGMPv2, terdapat empat tipe untuk pesan IGMP :

a) Membership query

b) Version 1 membership report

c) Version 2 membership report

d) Leave group

Suatu computer yang menghendaki paket multicast akan

mengirimkan IGMP. Pesan ini dikirimkan kepada multicast-enable-router

yang akan digunakan untuk menentukan paket multicast yang akan

diteruskan dan interface yang digunakan. Router secara periodic

mengirimkan IGMP membership query untuk memeriksa apakah masih

terdapat host yang aktif pada sebuah subnet pada jaringan. Jika tidak ada

balasan dari tiga kali IGMP membership query, router akan berhenti

mengirimkan trafik multicast ke group tersebut.

Untuk memvalidasi alamat group multicast yang aktif, router

secara periodic mengirimkan pesan IGMP Group Membership Query

kepada seluruh alamat multicast host (224.0.0.1), pesan ini tidak langsung

diterima oleh semua host untuk mencegah IGMP Group Membership

Query Storm, host yang menerima pesan IGMP Group Membership Query

akan mengambil waktu random tertentu. Setelah waktu random tercapai


(58)

Dengan adanya waktu random ini maka suatu host tergabung dalam group

yang sama tidak perlu mengirimkan pesan IGMP Membership Report.[21]

Internet Group Management Protokol (disingkat menjadi IGMP)

adalah salah satu protokol jaringan dalam kumpulan protokol

Transmission Control Protokol/Internet Protokol (TCP/IP) yang bekerja

pada lapisan jaringan yang digunakan untuk menginformasikan

router-router IP tentang keberadaan group-group jaringan multicast. Sekali

sebuah router mengetahui bahwa terdapat beberapa host dalam jaringan

yang terhubung secara lokal yang tergabung ke dalam group multicast

tertentu, router akan menyebarkan informasi ini dengan menggunakan

protokol IGMP kepada router lainnya dalam sebuah internetwork sehingga

pesan-pesan multicast dapat diteruskan kepada router yang sesuai. IGMP

kemudian digunakan untuk memelihara keanggotaan group multicast di

dalam subnet lokal untuk sebuah alamat IP multicast. [8]

Pada Gambar di bawah ini merupakan 2 pesan IGMP, yaitu

laporan yang dikirimkan oleh host dan pertanyaan yang dikirim oleh

router. Router meminta masing-masing host untuk mengidentifikasi


(59)

Gambar 2. 12 IGMP reports and queries [5]

Pesan IGMP

IGMP tipe 1 merupakan sebuah permintaan yang dikirm oleh

router multicast, sedangkan tipe 2 merupakan respon yang dikirm oleh

host. Checksum dihitung dengan cara yang sama seperti checksum ICMP.

Pengalamatan group ip address menggunakan kelas D.

Gambar 2. 13 Format Pesan IGMP [5]

2.3.2.8 PENGALAMATAN GRUP IP MULTICAST

Suatu group multicast dapat dikenali dari alamat group multicast

yang digunakannya. Paket Multicast akan disampaikan dengan

menggunakan destination address alamat group multicast tersebut. Tidak

seperti alamat unicast yang secara unik mengidentifikasi sebuah host, IP

address multicast tidak mengidentifikasi satu host tertentu melainkan

sekelompok host yang memiliki IP address Unicast yang memiliki IP


(60)

alamat multicast, suatu host harus bergabung dengan group dengan alamat

tersebut. Data akan dikirim ke alamat multicast tersebut dan diterima oleh

semua host yang sudah bergabung ke group tersebut. Berikut table

pengalamatan IP untuk multicast. [11]

Gambar 2.9 Pengalamatan IP Multicast [11]

Tabel 2. 3 Range Multicast Address [13]

2.5 BANDWIDTH

2.5.1 PENGERTIAN BANDWIDTH

Bandwidth adalah besaran yang menunjukkan seberapa banyak

data yang dapat dilewatkan dalam koneksi melalui sebuah network. Istilah

ini berasal dari bidang teknik listrik, dimana bandwidth yang menunjukkan

total jarak atau berkisar antara tertinggi dan terendah sinyal pada saluran

komunikasi (band). Banyak orang awam yang kadang menyamakan arti


(61)

internet, khususnya pada paket-paket web hosting. Bandwidth sendiri

menunjukkan volume data yang dapat ditransfer per unit waktu.

Di dalam jaringan computer, bandwidth sering digunakan sebagai

suatu sinonim untuk data transfer rate yaitu jumlah data yang dapat dibawa

dari sebuah titik ke titik lain dalam jangka waktu tertentu (pada umumnya

dalam detik).

2.5.2 JENIS-JENIS BANDWIDTH

Terdapat dua jenis bandwidth yaitu :

1. Digital Bandwidth

Digital bandwidth adalah jumlah atau volume data yang

dapat dikirimkan melalui sebuah saluran komunikasi dalam satuan

bits per seconds tanpa ditorsi.

2. Analog Bandwidth

Analog bandwidth adalah perbedaan antara frekuensi

terendah dengan frekuensi tertinggi dalam sebuah rentang

frekuensi yang diukur dalam satuan Hertz (Hz) atau siklus per

detik, yang menentukan berapa banyak informasi yang bisa

ditransmisikan dalam satu saat.

2.6 KOMPONEN PENGUJIAN

2.6.1 Wireshark

Wireshark adalah suatu perangkat lunak yang digunakan untuk


(62)

Wireshark dapat menganalisa beberapa parameter QoS seperti delay,

jitterm packet loss dan throughput serta mampu menangkap dan

menganalisa paket-paket data atau informasi yang melewati jaringan dan

sudah mendukung berbagai format protokol.

2.6.2 VideoLAN Client (VLC)

VideoLAN Client (VLC) merupakan suatu media yang

diperuntukkan bagi streaming, yang dapat dimanfaatkan sebagai aplikasi

pengirim dan penerima. VLC ini dapat mengkompresi dan dekompresi

data audio maupun video dari beberapa media input dan mampu

menunjukkan hasil streaming dengan kualitas yang sama dengan aslinya

2.6.3 Winbox

Winbox adalah sebuah utility yang digunakan untuk melakukan

remote ke mikrotik dalam mode GUI. Dengan menggunakan winbox

semua pengaturan mikrotik dapat dilakukan dengan interface GUI maupun


(63)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 TOPOLOGI JARINGAN

Penelitian ini menggunakan jaringan uji berskala kecil yaitu

dengan menggunakan 7 buah pc dan 6 buah router. Dari ketujuh PC

tersebut mempunyai 2 fungsi berbeda yaitu 1 buah pc server sebagai

pengirim video dan 6 buah pc client yang berperan untuk menerima video

streaming yang dikirimkan oleh pc server. Semua router yang dipakai ialah

router Mikrotik dengan seri RB 951G-2HnD. Router tersebut berjenis

router indoor. Penggunaan Router tersebut dalam pengujian ini

dikarenakan fitur di dalamnya, yaitu memiliki routing PIM (Protokol

Independent Multicast) yang dapat dipakai untuk keperluan multicasting.

Pada pengujian akan digunakan topologi sebagai berikut :


(64)

Penentuan topologi jaringan tersebut dipilih dengan mengacu pada jumlah hop router dan PC yang terhubung pada router tersebut.

3.2 PEMILIHAN HARDWARE DAN SOFTWARE

3.2.1 HARDWARE YANG DIGUNAKAN 3.2.1.1 Router Mikrotik RB951G-2HnD

Architecture : MIPS-BE

 RAM : 128 MB

 CPU : AR9344 600MHz

 LAN Ports : 5

Gambar 3. 2 Router Mikrotik RB 951G-2HnD

3.2.1.2 Server (Laptop)

 Intel Core i3

 RAM 2 Gb

 Harddisk 500 Gb

3.2.1.3 Client (PC)

 Intel Core i3


(65)

3.2.2 SOFTWARE YANG DIGUNAKAN

3.2.2.1 Sistem Operasi

Sistem operasi yang digunakan dalam skripsi ini adalah Sistem

Operasi windows 8. Sistem Operasi di-install di setiap komponen PC.

3.2.2.2 Wireshark

Wireshark adalah suatu perangkat lunak yang digunakan untuk

meng-capture dan menganalisa trafik yang terjadi pada suatu interface.

Wireshark dapat menganalisa beberapa parameter QoS seperti delay, jitter,

packet loss dan throughput serta mampu menangkap dan menganalisa

paket-paket data atau informasi yang melewati jaringan dan sudah

mendukung berbagai format protokol

3.2.2.3 VLC Media Player

VLC adalah sebuah program media player gratis yang dapat

memainkan banyak jenis file format video dan audio. VLC media player

juga dapat digunakan sebagai server untuk streaming dalam unicast

maupun multicast di IPv4 dan IPv6 pada jaringan bandwith tinggi. [6]

Berikut adalah fitur yang dimiliki oleh VLC Media player :

a. Mampu menjalankan video yang belum selesai didownload,

atau bahkan rusak sebagian. Hal ini dimungkinkan karena

VLC merupakan packet based layer

b. Dapat mengakses file dengan format .iso sehingga client


(66)

c. Mampu menjalankan banyak format audio dan video yang

didukung oleh libavcodec dan libavformat H.264, MPEG-4,

flv, mxf, dan lain sebagainya

d. Dapat digunakan untuk merekam desktop

e. Dapat menjalankan video dengan format AVCHD, yaitu

format yang banyak digunakan pada HD Camcorder

3.2.2.4 Winbox

Winbox adalah sebuah utility yang digunakan untuk melakukan

remote ke mikrotik dalam mode GUI. Dengan menggunakan winbox

semua pengaturan mikrotik dapat dilakukan dengan interface GUI.

3.3 SKENARIO PENGUJIAN

Pada penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya menunjukkan

bahwa nilai QoS pada multicast lebih baik dan lebih tinggi dari pada

unicast, misalkan nilai throughput multicast yang lebih tinggi daripada

unicast [12]. Berdasarkan dari hasil yang sudah ada, maka proses scenario

pengambilan data untuk pengujian unjuk kerja video streaming tidak

menekankan pada aspek QoS, tetapi lebih pada pada aspek penggunaan

bandwidth pada saat streaming berlangsung dan proses join streaming

video.

Pada pengujian ini akan dilakukan beberapa skenario untuk

melakukan pengujian performansi live streaming video, melalui beberapa


(67)

3.3.1 Pengujian Bandwidth terhadap router

Pengujian traffic jaringan dilakukan dengan melihat jumlah Tx dan

Rx yang lewat pada masing-masing interface. Traffic data yang melalui Tx

dan Rx pada setiap interface router menunjukkan bandwidth data video

ketika proses straming berlangsung. Dari setiap interface tersebut nantinya

akan diketahui jalur pendistribusian streaming dan bandwidth video yang

dikirimkan dari server ke client.

3.3.1.1 Pengujian bandwidth pada jaringan IPv4 Multicast

Pengalamatan secara multicast memungkinkan untuk

mendistribusikan streaming video ke beberapa client sekaligus. Ini

disebabkan karena protokol routing multicast dapat membentuk

group-group multicast di setiap router. Maka untuk scenario pengambilan data

akan dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Pengujian bandwidth router dilandaskan pada beban trafik lalu lintas jaringan yang melalui sebuah router. Pada pengujian ini

semua router akan dilihat download data (Rx) dan Upload Data

(Tx). Pada Rx dan Tx tersebut akan dilihat seberapa besar

kecepatan upload dan download untuk masing-masing mode

jaringan baik Unicast maupun Multicast. Akan ada 6 router yang

akan dilalui proses streaming. Dan semua router-router akan dilihat

 Pengiriman video streaming dikirimkan dari VLC server dengan menggunakan alamat multicast. Proses yang digunakan untuk


(68)

mengirimkan streaming ke beberapa client cukup dengan satu

alamat multicast

 Proses streaming dijalankan dengan beberapah tahap, tahapan-tahapan yang berlangsung ialah pengiriman 1 streaming video,

pengiriman 2 streaming video, 3 streaming, 4 streaming, 5

streaming, dan 6 streaming. Pada setiap proses stream akan dilihat

traffic data yang melewati interface-interface pada tiap router.

Sehingga dari pengamatan dari interface-interface tersebut akan

diketahui bandwidth dan alur proses distribusi.

3.3.1.2 Pengujian bandwidth pada jaringan IPv4 Unicast

Berbeda dengan Multicast, proses pendistribusian Unicast

dilakukan secara one-to-one, artinya bahwa proses pengiriman streaming

berlangsung oleh 1 pengirim dan 1 penerima. Oleh sebab itu skenario yang

akan dijalankan dilakukan dengan langkah berikut :

Pengujian bandwidth router dilandaskan pada beban trafik lalu lintas jaringan yang melalui sebuah router. Pada pengujian ini

semua router akan dilihat download data (Rx) dan Upload Data

(Tx). Pada Rx dan Tx tersebut akan dilihat seberapa besar

kecepatan upload dan download untuk masing-masing mode

jaringan baik Unicast maupun Multicast. Akan ada 6 router yang

akan dilalui proses streaming. Dan semua router-router akan dilihat

 Pengiriman video streaming dilakukan dengan menggunakan aplikasi VLC. Proses pengiriman video berlangsung dari server ke


(69)

client. Setiap client yang akan menerima traffic video akan

mengirimkan perintah pengiriman ke server.

 Proses streaming dijalankan dengan beberapah tahap, tahapan-tahapan yang berlangsung ialah pengiriman 1 streaming video,

pengiriman 2 streaming video, 3 streaming, 4 streaming, 5

streaming, dan 6 streaming. Pada setiap proses stream akan dilihat

traffic data yang melewati interface-interface pada tiap router.

Sehingga dari pengamatan dari interface-interface tersebut akan

diketahui bandwidth dan alur proses distribusi.

3.3.2 Pengujian kecepatan join streaming

Join video merupakan sebuah indikasi bahwa video streaming

dapat diterima oleh suatu client. Dalam sebuah jaringan, join video dari

server ke client berhubungan seberapa cepat video tersebut dapat join.

Pada pengujian ini akan dilihat kecepatan join streaming video

pada client. Pada skenario kecepatan join video untuk Jaringan Multicast

dan Unicast menggunakan topologi serta jumlah streaming yang sama,

perbedaan terletak pada konfigurasi jaringan.

3.3.2.1 Pengukuran kecepatan Join Video pada jaringan multicast

Pengambilan data kecepatan join streaming dilakukan dengan

menggunakan wireshark. Proses pengambilan data kecepatan video pada

jaringan Multicast ialah sebagai berikut :


(1)

[11] http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0062%202.pdf, diakses pada Januari 2013

[12] Ardyana, Nuril Qodri. 2004. Analisis Unjuk kerja IP Multicast Pada

Jaringan MPLS Dalam Miniatur Global Area Network (GAN). Surabaya :

ITS

[13] http://www.tcpipguide.com/free/t_IPMulticastAddressing.htm, diakses pada November 2014

[14] Bassyarohul Haq, Umar. 2014. Multicast Routing Dengan Menggunakan

Protokol Independent Multicast (PIM) Pada Live Video Streaming.

Bandung : Universitas Telkom

[15] Hardwick, Jon. 2004. IP Multicast Explained. England : Metaswich Network

[16] http://images.1233.tw/rtp-protokol/, diakses pada November 2014

[17] Pratiwi, Baiq Wahyu Chairinnisa. 2014. Analisis Perbandingan Efisensi

Bandwidth dan Kualitas Suara Pada Audio Conference Berbasis SIP

(Session Initiation Protokol) Dengan Berbagai Codec Standar dan

Multicast. Bandung : Institut Teknologi Telkom

[18] Nababan, Sabar Saut Martua. 2013. Implemantasi Bandwidth Management

dan Pengaturan Akses Menggunakan Mikrotik Router OS. Bandung :

Universitas Widyatama

[19] http://id.wikipedia.org/wiki/Real_Time_Streaming_Protokol

[20] Satwika, I Kadek Susila. 2011. Proses Video Streaming Dengan Protokol


(2)

[21] Khumaini, Aris. 2008. Desain dan Implementasi Layanan Video

Streaming Melalui Jaringan Kabel TV dengan Sistem Multicast. Bandung:

IT Telkom

[22] http://www.w3.org/2008/WebVideo/Fragments/wiki/UA_Server_RTSP_C ommunication, diakses pada November 2014

[23] W Richard, Stevens. 2007. Chapter 10.6 OSPF. TCPIP vol

[24] Dwi Nurhayati, Oky. 2010. Multimedia Kompresi Audio/Video. Semarang: Universitas Diponegoro

[25] Anonim. 2010. Implementasi dan Analisis Performansi Sistem Encoding


(3)

LAMPIRAN

Tabel Pengalamatan IP Address PC

Berikut adalah table daftar alamat IP untuk masing-masing computer Nama PC Alamat IP

PC Server 192.168.3.5 PC 1 192.168.4.5 PC 2 192.168.7.5 PC 3 192.168.15.5 PC 4 192.168.10.5 PC 5 192.168.13.5 PC 6 192.168.14.5

Pengalamatan IP Address PC Tabel Pengalamatan IP Address Router

Konfigurasi IP Address pada Router

Router Ethernet/IP Address

Ether2 Ether3 Ether4 Ether5

Router 1 192.168.3.2 192.168.4.2 192.168.6.3 192.168.5.2 Router 2 192.168.5.3 192.168.9.3 - -

Router 3 192.168.7.2 192.168.11.2 192.168.6.2 192.168.8.3 Router 4 192.168.15.2 192.168.11.3 - -

Router 5 192.168.10.2 192.168.9.2 192.168.8.2 192.168.12.2 Router 6 192.168.13.2 192.168.14.2 192.168.12.3 -


(4)

Tabel Konfigurasi Streaming

Konfigurasi stream untuk PC 1

Stream PC

1 Stream PC 1

2 Stream PC1+PC 2

3 Stream PC1+PC2+PC 3

4 Stream PC1+PC2+PC3+PC 4

5 Stream PC1+PC2+PC3+PC4+PC 5

6 Stream PC1+PC2+PC3+PC4+PC5+PC 6

Konfigurasi stream untuk PC 2

tream PC

1 Stream PC 2

2 Stream PC1+PC2

3 Stream PC1+PC2+PC 3

4 Stream PC1+PC2+PC3+PC 4

5 Stream PC1+PC2+PC3+PC4+PC 5

6 Stream PC1+PC2+PC3+PC4+PC5+PC 6

Konfigurasi stream untuk PC 3

Stream PC

1 Stream PC 3

2 Stream PC1+PC3

3 Stream PC1+PC2+PC 3

4 Stream PC1+PC2+PC3+PC 4

5 Stream PC1+PC2+PC3+PC4+PC 5


(5)

Konfigurasi stream untuk PC 4

Stream PC

1 Stream PC 4

2 Stream PC1+PC4

3 Stream PC1+PC2+PC 4

4 Stream PC1+PC2+PC3+PC 4

5 Stream PC1+PC2+PC3+PC4+PC 5

6 Stream PC1+PC2+PC3+PC4+PC5+PC 6

Konfigurasi stream untuk PC 5

Stream PC

1 Stream PC 5

2 Stream PC1+PC5

3 Stream PC1+PC2+PC 5

4 Stream PC1+PC2+PC3+PC 5

5 Stream PC1+PC2+PC3+PC4+PC 5

6 Stream PC1+PC2+PC3+PC4+PC5+PC 6

Konfigurasi stream untuk PC 6

Stream PC

1 Stream PC 6

2 Stream PC1+PC6

3 Stream PC1+PC2+PC 6

4 Stream PC1+PC2+PC3+PC 6

5 Stream PC1+PC2+PC3+PC4+PC 6


(6)