PENGEMBANGAN METODE PENETAPAN KADAR EDTA DALAM PRODUK PANGAN MAYONAIS SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV.
PENGEMBANGAN METODE PENETAPAN KADAR EDTA DALAM PRODUK PANGAN MAYONAIS
SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Program Studi Kimia
Oleh Saras Dwi Astuti
1106360
PROGRAM STUDI KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
PENGEMBANGAN METODE PENETAPAN KADAR EDTA
DALAM PRODUK PANGAN MAYONAIS
SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV
Oleh Saras Dwi Astuti
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Saras Dwi Astuti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, di fotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
SARAS DWI ASTUTI
PENGEMBANGAN METODE PENETAPAN KADAR EDTA DALAM PRODUK PANGAN MAYONAIS
SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING
Pembimbing I
Drs. Hokcu Suhanda, M.Si NIP. 196611151991011001
Pembimbing II
Prof. Dr. Hj. Anna Permanasari, M.Si NIP.195807121983032002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI
Dr. rer. nat. Ahmad Mudzakir, M.Si NIP. 19661121991031002
(4)
ABSTRAK
Penetapan kadar EDTA pada produk pangan mayonais menurut Shimadzu Food Product Analysis dan Shimadzu Application News No. L.214 dilakukan melalui HPLC menggunakan detektor UV-Vis pada λ= 255 nm karena memiliki kromofor yang dapat menyerap sinar UV. Oleh karena itu, penetapan EDTA dapat juga dilakukan secara spektrofotometri UV dengan prinsip pembentukan kompleks NaFeEDTA (log K = 25,1) yang dapat terdeteksi pada panjang gelombang 263 nm. Pengembangan metode yang telah dilakukan mengacu pada panduan Shimadzu Food Product Analysis dan Shimadzu Application News No. L.214 tahun 2005 dengan mengubah jumlah pereaksi-pereaksi dalam preparasi mayonais dan cara pembuatan larutan FeCl3. Hasil uji validasi menunjukkan linieritas
(r)=0,9998 dengan persamaan regresi y=0,0207x + 0,0117 pada konsentrasi 10-35 ppm, limit deteksi dan kuantitasi berturut-turut 0,7308 ppm dan 2,2146 ppm, presisi (%RSD) untuk standar Na2H2EDTA 0,88-1,49% dan untuk sampel
(%RSD)=1,78% , akurasi (%recovery) dengan adisi standar 10 ppm, 15 ppm, dan 25 ppm berturut-turut 102,33%; 100,32%; dan 99,93%, kemudian spesifisitas untuk pengaruh matrik tidak menunjukkan perbedaan serapan, serta untuk pengaruh ion Cu2+ tidak ada perubahan signifikan (P=0,05) ttabel ≥ 0,71. Metode
ini dapat menetapkan kadar EDTA sebesar 0,2565 mg/g. Berdasarkan hasil penelitian yang sesuai dengan ketetapan validitas maka metode ini dapat dijadikan sebagai alternatif untuk menetapkan kadar EDTA dalam produk pangan mayonais.
Kata kunci : EDTA, Mayonais, Pengembangan metode, Spektrofotometri UV, Validasi Metode.
(5)
ABSTRACT
Determination of EDTA contents on food product mayonnaise in “Shimadzu Food Product Analysis” and “Shimadzu Application News no L.214” has been doing
with HPLC using UV-Vis detector. Therefore, analysis principle for EDTA detection by spectrophotometric UV with the formation of the NaFeEDTA complex (Log K=25,1) that absorbs at 263 nm. Development of method has been
referring to guide “Shimadzu Food Product Analysis” and “Shimadzu Application news no L214 “by changing the amount of reactants for the preparation of mayonnaise and making of the FeCl3 solution. Validation test results showed
linearity (r)=0,9998 with the regression equation y=0,0207x+0,0117 in the range 10-35 ppm, limit of detection and limit of quantization was respectively 0,7308 ppm and 2,2146 ppm, precision (%RSD) for Na2H2EDTA is 0,88-1,49% and for
sample (%RSD) is 1,77%, accuracy (%recovery) with standard Na2H2EDTA
addition 10 ppm, 15 ppm, and 25 ppm was respectively 102,33%; 100,32%; and 99,93%. Then, specificity for effect of matrixes no show significant change absorbs, and for effect Cu2+ no show significantly change (P=0,05) ttable≥ 0,71.
Based on the overall validity of the statutes in accordance with the parameters, then development of a method for determination of EDTA contents in mayonnaise can be applied.
Keywords: EDTA, Mayonnaise, Development Method, Spectrophotometric UV, Validation
(6)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ……….. i
KATA PENGANTAR ……… ii
UCAPAN TERIMA KASIH ………. iii
DAFTAR ISI ……….…. iv
DAFTAR TABEL ……….……. vi
DAFTAR GAMBAR ……….……… vii
DAFTAR LAMPIRAN ……….………. viii
BAB I : PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ……….……. 1
1.2Rumusan Masalah ……….…… 2
1.3Batasan Masalah ……….…….. 2
1.4Tujuan Penelitian ……….……. 2
1.5Manfaat Penelitian ……….…... 3
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1Pengembangan Metode dan Validasi Metode ………. 4
2.1.1 Ketepatan (Accuracy) ……… 5
2.1.2 Ketelitian (Precision) ……… 7
2.1.3 Linieritas ……… 8
2.1.4 Batas Deteksi dan Batas Kuantisasi ………... 8
2.1.5 Selektivitas (Spesifisitas) ……….. 9
2.1.6 Ketangguhan Metode (Ruggedness) ……….. 9
2.1.7 Ketahanan (Robustness) ………. 10
2.2Spektrofotometri UV-Vis ……… 10
2.2.1 Prinsip Penyerapan Radiasi oleh Molekul ………. 10
2.2.2 Hukum Lambert-Beer ……… 12
2.2.3 Komponen Instrumen Spektrofotometer UV-Vis ………. 13
(7)
2.3Etilendiaminatetraasetat (EDTA) ……… 15
2.3.1 EDTA dalam Produk Pangan ……… 16
2.3.2 Analisis Penetapan Kandungan EDTA ………. 17
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian ……… 19
3.2Alat dan Bahan ……… 19
3.2.1 Alat-alat yang Digunakan ……….. 19
3.2.2 Bahan-bahan yang digunakan ……… 19
3.3Metode Penelitian ………... 19
3.4Bagan Alir ………... 20
3.5Prosedur ……….. 21
3.5.1 Pembuatan Larutan FeCl3 500 ppm ……….... 21
3.5.2 Pembuatan Larutan Stok Standar Na2H2EDTA 100 ppm…. 21 3.5.3 Preparasi Sampel ……… 21
3.5.4 Pengujian Kinerja Validasi Metode ……….. 21
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Penetapan Panjang Gelombang Maksimum ……… 25
4.2Penentuan Linieritas ……… 25
4.3Penentuan Limit Deteksi dan Limit Kuantitasi ……….. 27
4.4Penentuan Ketelitian (Presisi) ………. 28
4.5Penentuan Ketepatan (Akurasi) ……….. 29
4.6Penetapan Spesifisitas ………. 30
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ……… 33
5.2Saran ……… 33
DAFTAR PUSTAKA ………. 34
(8)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Rentang Kesalahan Konsentrasi Menurut AOAC (2002) …… 6 Tabel 2.2 Kestabilan Kompleks Logam-EDTA Terhadap pH …………. 16 Tabel 2.3 Kestabilan Logam-EDTA (dinyatakan sebagai Log K) …….. 17 Tabel 2.4 Tahapan Prosedur yang dilakukan Pengembangan Metode … 18 Tabel 4.1 Persamaan Regresi Linier dan Koefisien Korelasi (n=3) ……. 26 Tabel 4.2 Parameter Statistika Data Persamaan Regresi
Na2H2EDTA (n=3) ……….. 27
Tabel 4.3 Analisis Presisi Larutan Standar Na2H2EDTA (n=6) ……… 28
Tabel 4.4 Analisis Presisi Kadar EDTA
dalam Produk Pangan Mayonais (n=6)……….. 29 Tabel 4.5 Analisis Akurasi melalui Pengujian Recovery (n=6)…………. 30
(9)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Tingkat Energi Elektron Molekul ……… 10
Gambar 2.2 Skema Komponen Spektrofotometer UV-Vis………. 13
Gambar 2.3 Skema Monokromator ……… 13
Gambar 3.1 Bagan Alir Tahapan Penelitian Pengembangan Metode Secara Umum ……….. 20
Gambar 4.1 Struktur Kompleks NaFeEDTA ……… 24
Gambar 4.2 Pita Spektrum dan Absorbansi Larutan Standar Na2H2EDTA ……….. 25
Gambar 4.3 Kurva Kalibrasi Linieritas ……… 26
Gambar 4.4 Serapan Standar Na2H2EDTA ……….. 31
Gambar 4.5 Serapan Sampel ……… 31
(10)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Prosedur Standar :
Shimadzu Food Product Analysis Guide ………. 36
Lampiran 2 Prosedur Standar : Shimadzu Application News No.L214 (C190-E050) …. 37 Lampiran 3 Penggunaan EDTA dalam Berbagai Produk Pangan … 38 Lampiran 4 Linieritas ………. 39
Lampiran 5 Limit Deteksi dan Limit Kuantitasi ………... 41
Lampiran 6 Presisi ………. 42
Lampiran 7 Akurasi ……… 45
Lampiran 8 Spesifisitas Pengaruh Ion Penganggu ……… 47
Lampiran 9 Penetapan Kadar EDTA ……… 48
Lampiran 10 Tabel A.2 The t-distribution ……….. 49
(11)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Etilendiamintetraasetat (EDTA) dalam bentuk garam Na2H2EDTA atau
CaNa2EDTA dapat digunakan sebagai zat aditif sekuestran pada bahan pangan
yang fungsinya sebagai pengkelat ion logam agar dapat menstabilkan warna, cita rasa, dan tekstur dengan hasil akhir ikatan logam yang stabil, selain itu juga dapat digunakan sebagai antioksidan (Winarno, 1990). Zat aditif ini banyak digunakan pada produk pangan sayur dan buah-buahan kaleng serta produk makanam berlemak seperti margarin dan mayonais. Menurut FDA (2012), batas maksimum penggunaan EDTA yang diperbolehkan yaitu 25-800 ppm tergantung pada produk pangannya. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pengontrolan kadar EDTA dalam pangan karena banyak produk makanan yang menggunakan zat aditif ini tanpa mencantumkan jumlah yang ditambahkan , selain itu juga, menurut informasi FDA (2012), jumlah konsumsi yang berlebihan akan menyebabkan tubuh kekurangan mineral esensial akibat pengikatan ion logam dalam tubuh oleh EDTA.
Untuk penetapan kadar EDTA dalam produk pangan mayonais menurut prosedur standar Shimadzu Food Product Analysis dan Shimadzu Application News No.L.214 menggunakan HPLC dengan detektor UV-Vis pada panjang gelombang 255 nm. Oleh karena itu, dapat juga dilakukan dengan metode yang lebih sederhana dan mudah diaplikasikan, seperti spektrofotometri UV dengan prinsip pengukurannya, yaitu mereaksikan EDTA dan ion logam Fe3+ dalam suasana asam sehingga membentuk kompleks stabil NaFeEDTA (log K = 25,1) yang dapat terdeteksi oleh sinar UV (190-300 nm) karena memiliki kromofor yang dapat menyerap energi foton dan melakukan transisi elektronik.
Pengembangan metode dalam penelitian ini mengacu pada panduan Shimadzu Food Product Analysis dan Shimadzu Application News No.L.214 tahun 2005 (Lampiran 1 dan 2) dengan mengubah jumlah pereaksi-pereaksi yang digunakan pada tahapan preparasi ekstraksi EDTA dalam mayonais dan cara
(12)
2
pembuatan larutan FeCl3 yang disesuaikan dengan kondisi sampel agar dapat di
analisis secara spektrofotometri UV.
Metode yang telah dikembangkan harus terlebih dahulu di validasi agar dapat terjamin kepercayaannya dan dapat diaplikasikan sesuai dengan kondisi peralatan, operator, serta fasilitas yang tersedia di laboratorium, maka pada penelitian ini telah dilakukan pengembangan metode untuk menetapkan kadar EDTA dalam produk pangan mayonais secara spektrofotometri UV dengan mengacu pada penuntun Shimadzu Food Product Analysis dan Shimadzu Application News No.L.214 tahun 2005.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan di latar belakang, maka yang menjadi rumusan masalahnya, yaitu:
1. Bagaimanakah kinerja metode analisis EDTA dalam mayonais secara spektrofotometri UV ?
2. Bagaimanakah hasil penetapan kadar EDTA dalam satu sampel mayonais menggunakan metode spektrofotometri UV ?
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini, yaitu:
1. Parameter validasi metode yang dilakukan pada penelitian ini, meliputi: linieritas, limit deteksi, limit kuantitasi, presisi, akurasi, dan spesifisitas. 2. Sampel produk pangan mayonais yang digunakan hanya terdiri dari satu jenis
produk sampel.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dilakukan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Untuk menguji keterpercayaan metode penetapan kadar EDTA pada produk pangan mayonais dengan teknik spektrofotometri UV.
2. Untuk menetapkan kadar EDTA dalam produk pangan mayonais menggunakan metode spektrofotometri UV.
(13)
3
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh metode yang terpercaya melalui pengembangan metode untuk menetapkan kadar EDTA dalam produk pangan mayonais menggunakan metode spektrofotometri UV, sehingga dapat digunakan untuk analisis rutin.
(14)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium riset dan laboratorium kimia instrumen Jurusan Kimia, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat-alat yang digunakan
Alat- alat yang digunakan pada penelitian ini, meliputi sentifugator merk Kokusan Corporation tipe H-103N, tabung eppendorf tipe LXG8150J, spektrofotometer UV merk Shimadzu UVmini-1240V No Seri A10934803808, serta alat-alat gelas kualitatif dan kuantitatif lainnya.
3.2.2 Bahan-bahan yang digunakan
Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian, terdiri dari Na2H2EDTA.2H2O p.a , FeCl3 anhidrat p.a , produk pangan mayonais merk X,
asam klorida 15 M , CuCl2.2H2O p.a dan bahan-bahan pendukung lainnya.
3.3 Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan utama, yaitu:
1. Pembuatan larutan FeCl3 500 ppm , larutan stok standar Na2H2EDTA
100 ppm, sederetan larutan standar yang konsentrasinya 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm, 25 ppm, 30 ppm, dan 35 ppm, kemudian pembuatan ekstrak sampel yang diperoleh dengan cara ekstraksi.
2. Penetapan kinerja validasi metode, yaitu linieritas, limit deteksi , limit kuantitasi, presisi, akurasi, dan spesifisitas.
3. Penentuan kelayakan metode berdasarkan data-data validasi yang diperoleh melalui perhitungan statistika.
(15)
20
3.4 Bagan Alir
Secara umum tahapan penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat pada Gambar bagan alir 3.1 di bawah ini.
Dibuat larutan standar Na2H2EDTA 100 ppm
Dibuat deret standar 10-35 ppm dengan 1 mL FeCl3 500 ppm
-Jumlah sampel dan pereaksi-pereaksi 5x jumlah prosedur HPLC
-Di sentrifugasi 3500 rpm selama 10 menit
Dibuat FeCl3 500 ppm
dalam 0,1 M HCl
Gambar 3.1 Bagan Alir Tahapan Penelitian Pengembangan Metode Secara Umum Penetapan kadar EDTA dalam mayonais
( Prosedur standar di lampiran 1&2)
Pembuatan larutan stok standar
Pembuatan larutan stok standar termodifikasi
Preparasi Sampel
Preparasi sampel termodifikasi
Kinerja Validasi Metode
Presisi Spesifisitas
Hasil Analisis Data Validasi Metode
Akurasi Limit deteksi Larutan deret standar Linieritas
Penentuan Kelayakan Metode Kesimpulan
Pembuatan larutan FeCl3
Pembuatan larutan FeCl3 termodifikasi
Limit kuantitasi
(16)
21
3.5 Prosedur
3.5.1 Pembuatan Larutan FeCl3 500 ppm
Ditimbang FeCl3 anhidrat p.a seberat 0,0250 gram kemudian dilarutkan
dengan asam klorida 0,1 M hingga volumenya mencapai 50 mL, setelah itu dihomogenkan.
3.5.2 Pembuatan Larutan Stok Standar Na2H2EDTA 100 ppm
Ditimbang 0,0100 gram garam Na2H2EDTA p.a kemudian dilarutkan
dengan akuades ke dalam labu ukur 100 mL dan ditambahkan akuades hingga tanda batas kemudian dihomogenkan.
3.5.3 Preparasi Sampel
Ditimbang mayonais seberat 0,5000±0,0001 gram dan dimasukan ke dalam tabung eppendorf kemudian ditambahkan 2 mL akuades dan 2,5 mL kloroform, setelah itu di sentrifugasi pada 3500 rpm selama 10 menit. Selanjutnya, ditampung fase air (filtrat I) dalam botol vial kemudian ditambahkan lagi 2 mL akuades pada fase organik (bawah) dan di sentrifugasi lagi pada 3500 rpm selama 10 menit. Fase air (filtrat II) ditampung ke dalam botol vial sebelumnya.
3.5.4 Pengujian Kinerja Validasi Metode
1. Penentuan panjang gelombang maksimum
Diukur larutan standar 25 ppm pada rentang panjang gelombang 200-300 nm, setelah itu akan diperoleh serapan maksimum untuk kompleks NaFeEDTA.
2. Penentuan linieritas
Dibuat larutan deret standar konsentrasi 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm, 25 ppm, dan 35 ppm dengan memipet 1,0 mL; 1,5 mL; 2,0 mL; 2,5 mL; 3,0 mL; dan 3,5 mL dari larutan stok standar Na2H2EDTA 100 ppm kemudian dimasukan
ke dalam labu ukur 10 mL yang telah berisi 1,0 mL larutan FeCl3 500 ppm
(17)
22
pada λmaksimum yang telah ditetapkan. Dilakukan tiga kali pengulangan (3 x 1 deret larutan standar) dan dianalisis untuk memperoleh persamaan garis kurva kalibrasi linier (y = bx + a ) . Variabel a menyatakan intersep dan b adalah kemiringan garis (slope) dari enam larutan standar yang diukur.
3. Penentuan limit deteksi (LD) dan limit kuantitasi (LK)
Penetapan limit deteksi (LD) dan limit kuantitasi (LK) diperoleh dari nilai kemiringan (slope) pada persamaan garis kurva kalibrasi dan nilai simpangan baku standar , faktor pengali k=3 untuk batas deteksi (rumus 2.4) dan k=10 (rumus 2.5) untuk batas kuantitasi.
4. Penentuan ketelitian (Presisi )
Pengujian presisi dilakukan pada larutan standar dan larutan sampel. Presisi larutan standar dilakukan secara repeatability (keterulangan) dengan waktu within day variation (intra-day) yaitu pengukuran pada waktu dan kondisi sama dalam satu hari. Pengukuran dilakukan pada λmaksimum yang telah ditetapkan. Nilai yang diperoleh berupa standar deviasi (SD) dan standar deviasi relatif (%RSD) rumus 2.2 dan 2.3 .
5. Penentuan ketepatan (akurasi )
Dipipet 1,0 mL larutan sampel kemudian dimasukan ke dalam labu ukur 10 mL yang telah berisi 1,0 mL larutan FeCl3. Ditambahkan larutan standar
stok Na2H2EDTA 100 ppm sebanyak 1 mL; 1,5 mL; dan 2,5 mL kemudian
ditambahkan akuades hingga tanda batas dan dihomogenkan, selanjutnya diukur pada λmaksimum. Pengujian akurasi dilakukan secara day to day variation (inter-day) selama tiga hari berturut-turut dan masing-masing dilakukan enam kali pengulangan. Pengujian akurasi ini akan diperoleh %recovery (rumus 2.1), standar deviasi (SD), dan standar deviasi relatif (%RSD) yang dapat dilihat pada rumus 2.2 dan 2.3.
6. Penetapan spesifisitas
Dilakukan dua pengujian yaitu mengukur perbandingan serapan antara larutan standar Na2HeEDTA 25 ppm, ekstrak sampel, dan larutan standar
25 ppm yang telah dicampurkan dengan sampel, kemudian mengukur perbandingan absorbansi dengan keberadaan ion penganggu. Ekstrak sampel
(18)
23
dipipet 1,0 mL kemudian dimasukan ke dalam labu ukur 10 mL yang telah terisi 1,0 mL larutan FeCl3 500 ppm dan ditambahkan 1,0 mL larutan CuCl2
( 0,0100 gram dalam 20 mL akuades), setelah itu ditambahkan akuades hingga tanda batas. Perlakuan dibuat replika enam kali dan ditentukan absorbansinya dengan pengukuran pada λmaksimum. Spesifisitas dihitung menggunakan uji t berpasangan dengan ketentuan thitung ≤ ttabel sehingga diperoleh keputusan
kriteria penerimaan melalui penarikan hipotesis.
(19)
33
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kinerja metode analisis untuk penetapan kadar EDTA dalam mayonais secara spektrofotometri UV telah di validasi menurut enam parameter, yaitu linieritas (r)= 0,9998 dengan persamaan regresi y = 0,0207x + 0,0117. Limit deteksi dan limit kuantitasi yang diperoleh berturut-turut sebesar 0,7308 ppm dan 2,2146 ppm. Berdasarkan nilai %RSD untuk standar Na2H2EDTA, yaitu
0,88-1,49% dan untuk sampel sebesar 1,77% menunjukkan presisi yang baik. Pada uji akurasi berturut-turut untuk konsentrasi 10 ppm, 15 ppm dan 25 ppm adalah 102,33%, 100,32%, dan 99,93%. Metode ini memiliki spesifisitas yang baik karena tidak terpengaruh oleh matrik selain analit , serta di uji berdasarkan perhitungan statistika , |thitung|= 0,71 ≤ ttabel= 2,57 (P=0,05) menunjukkan tidak
adanya perubahan signifikan antara absorbansi sampel dengan absorbansi sampel yang ditambahkan ion Cu2+. Metode spektrofotometri UV ini dapat menentukan kadar EDTA dalam satu sampel mayonais , yaitu sebesar 0,2565 mg/g.
5.2 Saran
Perlu dilakukan pengujian sisa parameter validitas lainnya seperti kekasaran (ruggedness) dan ketahanan (robustness) dengan kondisi laboratorium dan instrumen yang sama, kemudian dapat dilakukan pengujian lanjutan untuk analisis kadar EDTA dalam mayonais pada berbagai merk produk. Selain itu juga, dapat dilakukan penelitian validasi metode analisis kadar EDTA dengan matrik sampel yang berbeda seperti produk obat-obatan.
(20)
DAFTAR PUSTAKA
Bassett, J., Denney,R.C., Jeffery,G.H., dan Mendham,J. (1994). Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Cetakan pertama. diterjemahkan oleh Dr.A.Hadyana Pudjaatmaka dan Ir.L.Setiono.Jakarta:EGC.
Chan,C.,Lam,H.,Lee,Y.C.,dan Zhang,X-M.(2004). Analytical Method Validation and Instrument Performance Verification.New Jersey:John Wiley&Sons. Code of Federal Regulations. (2012). Food and Drugs Administration Title 21.
U.S Government. [Online]. Tersedia:
http//www.accessdata.fda.gov/scripts/cdrh/ucm13568.html. [4 Juli 2013]. Creswell, C.J, Runquist O.A, dan Campbell,M.M. (2005). Analisis Spektrum
Senyawa Organik. Edisi ketiga. Diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata dan Ny.Iwang Soediro. Bandung:ITB.
Dachriyanus. (2004). Analisis Struktur Senyawa Organik Secara Spektrofotometri. Padang: Andalas University Press.
Day,R.A, dan A.L.Underwood.(1981). Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi keempat.Jakarta: Erlangga.
Dow Chemical Published. (2009). Technical Data Versene NA Disodium EDTA Chelating Agent No.113-01340-1009 AMS. [Online]. Tersedia: http//www.dow.com/edta-chelating-agent/113-01340.pdf. [18 Maret 2013]. Gandjar, I.G., dan Rohman A. (2007). Kimia Farmasi Analisis.
Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Harmita. (2004). Petunjuk Pelaksanaan Metode dan Cara Perhitungannya. Majalah Ilmu Kefarmasian . Vol 1:3, 117-135.
Hendayana, S., Kadarohman,A., Sumarna,A., dan Supriatna,A. 1994. Kimia Analitik Instrumen. Semarang : IKIP Semarang Press.
Kamboj, S., Sharma,D., nair, A.B., Kamboj, S., Sharma, R.K., Ali, J., Pramod, dan Ansari, S.H. 2011. Simple Spectrophotometric Method For Estimation of Disodium Edetat in Topical Gel Formulation. Journal of Pharmaceutical. Vol 2(2), 148-151.
(21)
Meronda,R. (2005). Bahan Tambahan Makanan: Antioksidan dan Sekuestran. Universitas Hassanudin: Makalah.
Miller,J.N., dan Miller, J.C. (2005). Statistics and Chemometrics for Analytical Chemistry. Edisi kelima. England: Person Practice Hall.
Narola,B., Singh,A.S., Mitra,M., Santhakumar,P,R., dan Chandrashekhar,T.G. (2011). A Validated Reverse Phase HPLC Method for the Determination of Disodium EDTA in Meropenem Drug Substance with UV-Detection using Precolumn Derivatization Technique. Journal of Analytical Chemistry. Vol 6, 7-14.
Panji, T. (2012).Teknik Spektroskopi Untuk Elusidasi Struktur Molekul. Yogyakarta:Graha Ilmu
Permanasari, A. (2010). Pengantar Kuliah Spektro: Spektrometri UV-Vis. [Online]. Tersedia: http://www.anna-permanasari.staf.upi.edu/files.pdf. [18 Agustus 2013].
Shimadzu. (2005). Analysis Guidebook Food Product Analyses.[Online]. Tersedia:http//www.shimadzu.com.br/analitica.aplicacoes/book/alim43.pd f. [1 Februari 2013].
Shimadzu Application News .(2005). Determination of EDTA No.L214 (C190-E050). [Online]. Tersedia: http//www.shimadzu.com.br/determination-of-edta/l214.pdf. [31 Januari 2013].
Sumardi. (2002). Validasi Metode Pengujian. Makalah disampaikan pada pelatihan asesor laboratorium penguji, Pusat Standarisasi dan Akreditasi Sekretariat Jenderal Departemen Pertanian.
(1)
3.5 Prosedur
3.5.1 Pembuatan Larutan FeCl3 500 ppm
Ditimbang FeCl3 anhidrat p.a seberat 0,0250 gram kemudian dilarutkan dengan asam klorida 0,1 M hingga volumenya mencapai 50 mL, setelah itu dihomogenkan.
3.5.2 Pembuatan Larutan Stok Standar Na2H2EDTA 100 ppm
Ditimbang 0,0100 gram garam Na2H2EDTA p.a kemudian dilarutkan dengan akuades ke dalam labu ukur 100 mL dan ditambahkan akuades hingga tanda batas kemudian dihomogenkan.
3.5.3 Preparasi Sampel
Ditimbang mayonais seberat 0,5000±0,0001 gram dan dimasukan ke dalam tabung eppendorf kemudian ditambahkan 2 mL akuades dan 2,5 mL kloroform, setelah itu di sentrifugasi pada 3500 rpm selama 10 menit. Selanjutnya, ditampung fase air (filtrat I) dalam botol vial kemudian ditambahkan lagi 2 mL akuades pada fase organik (bawah) dan di sentrifugasi lagi pada 3500 rpm selama 10 menit. Fase air (filtrat II) ditampung ke dalam botol vial sebelumnya.
3.5.4 Pengujian Kinerja Validasi Metode
1. Penentuan panjang gelombang maksimum
Diukur larutan standar 25 ppm pada rentang panjang gelombang 200-300 nm, setelah itu akan diperoleh serapan maksimum untuk kompleks NaFeEDTA.
2. Penentuan linieritas
Dibuat larutan deret standar konsentrasi 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm, 25 ppm, dan 35 ppm dengan memipet 1,0 mL; 1,5 mL; 2,0 mL; 2,5 mL; 3,0 mL; dan 3,5 mL dari larutan stok standar Na2H2EDTA 100 ppm kemudian dimasukan ke dalam labu ukur 10 mL yang telah berisi 1,0 mL larutan FeCl3 500 ppm dan ditambahkan akuades hingga tanda batas. Larutan deret standar diukur
(2)
22
pada λmaksimum yang telah ditetapkan. Dilakukan tiga kali pengulangan (3 x 1 deret larutan standar) dan dianalisis untuk memperoleh persamaan garis kurva kalibrasi linier (y = bx + a ) . Variabel a menyatakan intersep dan b adalah kemiringan garis (slope) dari enam larutan standar yang diukur.
3. Penentuan limit deteksi (LD) dan limit kuantitasi (LK)
Penetapan limit deteksi (LD) dan limit kuantitasi (LK) diperoleh dari nilai kemiringan (slope) pada persamaan garis kurva kalibrasi dan nilai simpangan baku standar , faktor pengali k=3 untuk batas deteksi (rumus 2.4) dan k=10 (rumus 2.5) untuk batas kuantitasi.
4. Penentuan ketelitian (Presisi )
Pengujian presisi dilakukan pada larutan standar dan larutan sampel. Presisi larutan standar dilakukan secara repeatability (keterulangan) dengan waktu within day variation (intra-day) yaitu pengukuran pada waktu dan kondisi sama dalam satu hari. Pengukuran dilakukan pada λmaksimum yang telah ditetapkan. Nilai yang diperoleh berupa standar deviasi (SD) dan standar deviasi relatif (%RSD) rumus 2.2 dan 2.3 .
5. Penentuan ketepatan (akurasi )
Dipipet 1,0 mL larutan sampel kemudian dimasukan ke dalam labu ukur 10 mL yang telah berisi 1,0 mL larutan FeCl3. Ditambahkan larutan standar stok Na2H2EDTA 100 ppm sebanyak 1 mL; 1,5 mL; dan 2,5 mL kemudian ditambahkan akuades hingga tanda batas dan dihomogenkan, selanjutnya diukur pada λmaksimum. Pengujian akurasi dilakukan secara day to day variation (inter-day) selama tiga hari berturut-turut dan masing-masing dilakukan enam kali pengulangan. Pengujian akurasi ini akan diperoleh %recovery (rumus 2.1), standar deviasi (SD), dan standar deviasi relatif (%RSD) yang dapat dilihat pada rumus 2.2 dan 2.3.
6. Penetapan spesifisitas
Dilakukan dua pengujian yaitu mengukur perbandingan serapan antara larutan standar Na2HeEDTA 25 ppm, ekstrak sampel, dan larutan standar 25 ppm yang telah dicampurkan dengan sampel, kemudian mengukur perbandingan absorbansi dengan keberadaan ion penganggu. Ekstrak sampel
(3)
dipipet 1,0 mL kemudian dimasukan ke dalam labu ukur 10 mL yang telah terisi 1,0 mL larutan FeCl3 500 ppm dan ditambahkan 1,0 mL larutan CuCl2 ( 0,0100 gram dalam 20 mL akuades), setelah itu ditambahkan akuades hingga tanda batas. Perlakuan dibuat replika enam kali dan ditentukan absorbansinya dengan pengukuran pada λmaksimum. Spesifisitas dihitung menggunakan uji t berpasangan dengan ketentuan thitung ≤ ttabel sehingga diperoleh keputusan kriteria penerimaan melalui penarikan hipotesis.
(4)
33
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kinerja metode analisis untuk penetapan kadar EDTA dalam mayonais secara spektrofotometri UV telah di validasi menurut enam parameter, yaitu linieritas (r)= 0,9998 dengan persamaan regresi y = 0,0207x + 0,0117. Limit deteksi dan limit kuantitasi yang diperoleh berturut-turut sebesar 0,7308 ppm dan 2,2146 ppm. Berdasarkan nilai %RSD untuk standar Na2H2EDTA, yaitu 0,88-1,49% dan untuk sampel sebesar 1,77% menunjukkan presisi yang baik. Pada uji akurasi berturut-turut untuk konsentrasi 10 ppm, 15 ppm dan 25 ppm adalah 102,33%, 100,32%, dan 99,93%. Metode ini memiliki spesifisitas yang baik karena tidak terpengaruh oleh matrik selain analit , serta di uji berdasarkan perhitungan statistika , |thitung|= 0,71 ≤ ttabel= 2,57 (P=0,05) menunjukkan tidak adanya perubahan signifikan antara absorbansi sampel dengan absorbansi sampel yang ditambahkan ion Cu2+. Metode spektrofotometri UV ini dapat menentukan kadar EDTA dalam satu sampel mayonais , yaitu sebesar 0,2565 mg/g.
5.2 Saran
Perlu dilakukan pengujian sisa parameter validitas lainnya seperti kekasaran (ruggedness) dan ketahanan (robustness) dengan kondisi laboratorium dan instrumen yang sama, kemudian dapat dilakukan pengujian lanjutan untuk analisis kadar EDTA dalam mayonais pada berbagai merk produk. Selain itu juga, dapat dilakukan penelitian validasi metode analisis kadar EDTA dengan matrik sampel yang berbeda seperti produk obat-obatan.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Bassett, J., Denney,R.C., Jeffery,G.H., dan Mendham,J. (1994). Vogel Kimia
Analisis Kuantitatif Anorganik. Cetakan pertama. diterjemahkan oleh
Dr.A.Hadyana Pudjaatmaka dan Ir.L.Setiono.Jakarta:EGC.
Chan,C.,Lam,H.,Lee,Y.C.,dan Zhang,X-M.(2004). Analytical Method Validation
and Instrument Performance Verification.New Jersey:John Wiley&Sons.
Code of Federal Regulations. (2012). Food and Drugs Administration Title 21.
U.S Government. [Online]. Tersedia:
http//www.accessdata.fda.gov/scripts/cdrh/ucm13568.html. [4 Juli 2013]. Creswell, C.J, Runquist O.A, dan Campbell,M.M. (2005). Analisis Spektrum
Senyawa Organik. Edisi ketiga. Diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata
dan Ny.Iwang Soediro. Bandung:ITB.
Dachriyanus. (2004). Analisis Struktur Senyawa Organik Secara Spektrofotometri. Padang: Andalas University Press.
Day,R.A, dan A.L.Underwood.(1981). Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi keempat.Jakarta: Erlangga.
Dow Chemical Published. (2009). Technical Data Versene NA Disodium EDTA
Chelating Agent No.113-01340-1009 AMS. [Online]. Tersedia: http//www.dow.com/edta-chelating-agent/113-01340.pdf. [18 Maret 2013]. Gandjar, I.G., dan Rohman A. (2007). Kimia Farmasi Analisis.
Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Harmita. (2004). Petunjuk Pelaksanaan Metode dan Cara Perhitungannya.
Majalah Ilmu Kefarmasian . Vol 1:3, 117-135.
Hendayana, S., Kadarohman,A., Sumarna,A., dan Supriatna,A. 1994. Kimia
Analitik Instrumen. Semarang : IKIP Semarang Press.
Kamboj, S., Sharma,D., nair, A.B., Kamboj, S., Sharma, R.K., Ali, J., Pramod, dan Ansari, S.H. 2011. Simple Spectrophotometric Method For Estimation of Disodium Edetat in Topical Gel Formulation. Journal of
Pharmaceutical. Vol 2(2), 148-151.
(6)
Meronda,R. (2005). Bahan Tambahan Makanan: Antioksidan dan Sekuestran. Universitas Hassanudin: Makalah.
Miller,J.N., dan Miller, J.C. (2005). Statistics and Chemometrics for Analytical
Chemistry. Edisi kelima. England: Person Practice Hall.
Narola,B., Singh,A.S., Mitra,M., Santhakumar,P,R., dan Chandrashekhar,T.G. (2011). A Validated Reverse Phase HPLC Method for the Determination of Disodium EDTA in Meropenem Drug Substance with UV-Detection using Precolumn Derivatization Technique. Journal of Analytical Chemistry. Vol 6, 7-14.
Panji, T. (2012).Teknik Spektroskopi Untuk Elusidasi Struktur Molekul. Yogyakarta:Graha Ilmu
Permanasari, A. (2010). Pengantar Kuliah Spektro: Spektrometri UV-Vis. [Online]. Tersedia: http://www.anna-permanasari.staf.upi.edu/files.pdf. [18 Agustus 2013].
Shimadzu. (2005). Analysis Guidebook Food Product Analyses.[Online]. Tersedia:http//www.shimadzu.com.br/analitica.aplicacoes/book/alim43.pd f. [1 Februari 2013].
Shimadzu Application News .(2005). Determination of EDTA No.L214
(C190-E050). [Online]. Tersedia:
http//www.shimadzu.com.br/determination-of-edta/l214.pdf. [31 Januari 2013].
Sumardi. (2002). Validasi Metode Pengujian. Makalah disampaikan pada pelatihan asesor laboratorium penguji, Pusat Standarisasi dan Akreditasi Sekretariat Jenderal Departemen Pertanian.