PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERDASARKAN PROFIL KOMPETENSI KARIR: Penelitian Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas X SMK Profita Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.
PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERDASARKAN
PROFIL KOMPETENSI KARIR PESERTA DIDIK
(Penelitian Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas X SMK Profita Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Oleh
Erni Komala Dewi 0607014
JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2013
(2)
PROGRAM BIMBINGAN KARIR
BERDASARKAN
PROFIL KOMPETENSI KARIR PESERTA
DIDIK
Oleh Erni Komala Dewi
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Erni Komala Dewi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
(4)
ABSTRAK
Erni Komala Dewi (2013). Program Bimbingan Karir Berdasarkan Profil Kompetensi Karir. (Penelitian Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas X SMK Profita Bandung Tahun Ajaran 2012/2013).
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena bahwa lulusan SMK menjadi penyumbang jumlah pengangguran tertinggi (khususnya pada tahun 2008). Hal ini terjadi karena siswa SMK kurang kreatif, kurang memiliki kemandirian dan semangat kewirausahaan rendah sehingga tidak dapat memanfaatkan peluang yang ada. Banyak ditemukan lulusan SMK ketika mencari pekerjaan tidak sesuai denga kemampuan yang dimiliki, kepuasan mereka hanya sebatas kepada materi yang diperoleh dan belum sampai kepada seberapa jauh mereka mengaktualisasikan kemampuan yang dimiliki. Penelitian dilakukan untuk mengungkap dan menganalisis data empiris tentang (1) gambaran umum kompetensi karir peserta didik, (2) rumusan program bimbingan karir berdasarkan profil kompetensi karir peserta didik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif. Dalam metode ini menggunakan instrumen berupa angket untuk mengungkap profil kompetensi karir peserta didik. Berdasarkan hasil penelitian secara umum kompetensi karir peserta didik kelas X SMK Profita Bandung pada kategori sedang, artinya peserta didik memiliki tingkat penguasaan kompetensi karir yang sedang pada aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan. Rekomendasi kepada : (1) guru pembimbing yaitu program bimbingan karir yang relevan dapat diaplikasikan untuk mengembangkan kometensi karir peserta didik, dan (2) bagi peneliti selanjutnya yaitu dapat mengembangkan metode penelitian misalnya penelitian dikembangkan berdasarkan tingkatan kelas, jurusan yang ada di sekolah, serta berdasarkan jenis sekolah atau jenis kelamin peserta didik, penelitian juga dapat dikembangkan dengan metode eksperimen sehingga program yang dihasilkan lebih terandalkan.
Kata kunci : Kompetensi Karir Peserta Didik, Peserta Didik SMK Kelas X, Program Bimbingan Karir
(5)
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN... i
ABSTRAK ………...…… ii
KATA PENGANTAR………....….. iii
UCAPAN TERIMA KASIH... v
DAFTAR ISI... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GRAFIK... xi
DAFTAR LAMPIRAN... xii
BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Masalah ……... 1
B. Identifikasi Masalah………... 7
C. Rumusan Masalah... 7
D. Tujuan Penelitian..………...…………... 8
E. Kegunaan Penelitian... 8 BAB II PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERDASARKAN PROFIL
KOMPETENSI KARIR PESERTA DIDIK
10 A. Peserta Didik SMK dalam Perspektif Perkembangan Karir
1. Karakteristik Peserta didik SMK………..………..
2. Tahapan Perkembangan Karir Peserta didik SMK……….…. 3. Perkembangan Karir………...…………
10 10 14 17 B. Kompetensi Karir
1. Definisi Kompetensi Karir……….……….. 2. Kompetensi Karir Peserta Didik SMK…….……… 3. Contoh Kompetensi Karir SMK Profita………..…… 4. Faktor yang Mempengaruhi Penguasaan Kompetensi Karir...
20 20 21 27 32
(6)
vii C. Bimbingan Karir
1. Definisi Bimbingan Karir…...………. 2. Bimbingan Karir di SMK…...………. 3. Tujuan Bimbingan Karir di SMK………
34 34 35 37 D. Program Layanan Bimbingan Konseling Karir untuk
Meningkatkan Kompetensi Karir
1. Pengertian Program Bimbingan Karir……..………... 2. Pengembangan Program Bimbingan Karir ..……….. 3. Komponen Program Bimbingan Karir ………... 4. Langkah-langkah Penyusunan Program Bimbingan Karir
untuk Meningkatkan Kompetensi Karir……….. E. Penelitian Terdahulu
40 40 41 42 43 45 BAB III METODE PENELITIAN 46
A. Desain Penelitian..………... 46
B. Subjek Penelitian …... 46
C. Definisi Operasional ... 48
D. Pengembangan Instrumen Pengumpulan Data ... 51
E. Prosedur dan Pengolahan Data... 59
F. Teknik Analisis Data ... 60
G. Prosedur dan Tahapan Penelitian ... 63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 65 A. Deskripsi Hasil Penelitian………... B. Pembahasan Hasil Penelitian………... C. Rumusan Program Bimbingan Karir Berdasarkan Kompetensi Karir Peserta Didik SMK Profita Bandung Tahun Ajaran 2012/2013... 65 71 83 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 86 A. Kesimpulan... B. Rekomendasi... 83 84 DAFTAR PUSTAKA... 86
(7)
viii LAMPIRAN-LAMPIRAN... 87
(8)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP (Sekolah menengah pertama), MTs (madrasah tsanawiyah), atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs. SMK merupakan lembaga pendidikan yang mencetak tenaga terampil untuk mempersiapkan diri dalam memasuki dunia kerja dengan pemenuhan kompetensi diberbagai bidang pengembangan.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai bentuk satuan pendidikan kejuruan sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan Pasal 15 UU SISDIKNAS, merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Sesuai dengan Pasal 15 UU Sisdiknas, tujuan SMK adalah mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaanyang ada di dunia usaha atau dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah, sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian pilihannya.
Kelebihan SMK dibandingkan dengan jenjang pendidikan yang sederajat, yaitu: (1) lulusan dari institusi ini dapat mengisi peluang kerja pada dunia usaha atau industri, karena terkait dengan satu sertifikasi yang dimiliki oleh lulusannya melalui uji kompetensi, dengan sertifikasi tersebut mereka mempunyai peluang untuk bekerja. (2) lulusan SMK dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi, sepanjang lulusan tersebut sesuai dengan kriteria yang dipersyaratkan, baik nilai maupun program keahlian atau jurusan sesuai dengan kriteria yang dipersyaratkan.
(9)
Di Indonesia upaya-upaya dalam mempersiapkan SDM yang berkualitas dan memiliki keunggulan kompetitif dapat dilakukan melalui ranah pendidikan yang tertuang dalam Undang – Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, yaitu :
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pada kenyataannya masalah pengangguran di Indonesia masih belum dapat di atasi. Negara Indonesia yang merupakan negara berkembang, angka penganggurannya masih sangat tinggi. Fakta di lapangan ialah angka pengangguran tersebut justru didominasi oleh lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), yang pada umumnya karakteristik peserta didik SMK dalam proses pendidikannya selain dibekali pengetahuan keilmuan juga dibekali dengan kompetensi untuk memasuki dunia kerja. Maka dari itu, sangat ironis ketika lulusan SMK tidak mampu mengisi lowongan-lowongan pekerjaan yang dibutuhkan di lapangan.
Pada kenyataannya meskipun SMK adalah pendidikan yang berbasis kejuruan, ternyata daya saing lulusan SMK masih sangat lemah. Hal ini ditunjukkan oleh angka pengangguran pada Agustus 2008 berdasarkan pendidikan didominasi oleh lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Data Badan Pusat Statistik atau BPS menyebutkan, lulusan SMK tertinggi yakni 17,26%, disusul tamatan Sekolah Menengah Atas (SMA) 14,31%, lulusan universitas 12,59%, serta Diploma I/II/III 11,21%. Tamatan SD ke bawah justru paling sedikit menganggur yakni 4,57% dan SMP 9,39%. Angka pengangguran tertinggi Agustus 2008 di tingkat SMK, naik dari Februari 2008 sebesar 14,80%. Artinya satu di antara enam lulusan SMK masuk kategori menganggur. Hal ini dikarenakan lulusan SMK kurang kreatif, kurang mandiri dan semangat kewirausahan rendah sehingga tidak dapat memanfaatkan peluang yang ada (Kompas, Juli: 2009)
(10)
Jumlah pengangguran di Indonesia berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) periode Agustus 2012 mencapai 7,2 juta orang. Lulusan SMA dan SMK paling banyak menyumbang angka pengangguran. Angka pengangguran ini merupakan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) berdasarkan level pendidikannya. Jika diprosentasikan angka pengangguran periode Agustus 2012 sebesar 6,14% yang turun dibanding periode Februari 2012 sebesae 6,32%. "Dari level pendidikannya, tingkat Pengangguran Terbuka periode Agustus 2012 masih ditempati posisi tertinggi oleh mereka yang lulusan SMK dan SMA," kata Kepala BPS Suryamin dalam jumpa pers di kantornya, Senin (5/11). Angka pengangguran tertinggi berdasarkan level kelulusan pendidikan adalah: Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 9,87%, Sekolah Menengah Atas (SMA) 9,6%, Sekolah Menengah Pertama 7,76%, Diploma I/II/III 6,21%, Universitas 5,91%, dan SD ke bawah 3,64%. ( http://news.liputan6.com/read/450197/72-juta-orang-indonesia-statusnya-pengangguran)
Hasil penelitian Arifah (2005) terhadap peserta didik SMK Negeri 2 Magelang, banyak ditemukan bahwa lulusan Sekolah Menengah Kejuruan ketika mencari pekerjaan tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, kepuasan mereka hanya sebatas kepada materi yang diperoleh dan belum sampai kepada seberapa jauh mereka mengaktualisasikan kemampuan yang dimiliki, sehingga dalam kondisi demikian banyak lulusan dari Sekolah Menengah Kejuruan yang tidak optimal dalam menunjukan kemampuan yang dimiliki akibat kurangnya pemahaman diri terhadap kemampuan yang dimiliki dalam karirnya.
Hasil penelitian Syamsu Yusuf (2005) di beberapa SMK Jawa Barat masalah dalam bidang karir yang dialami peserta didik, yaitu: (a) kurang memahami cara memilih program studi yang cocok dengan kemampuan dan minat; (b) kurang mempunyai motivasi untuk mencari informasi tentang dunia kerja; (c) masih bingung untuk memilih pekerjaan; (d) masih kurang mampu memilih pekerjaan yang sesuai kemampuan dan minat; (e) merasa cemas untuk mendapat pekerjaan setelah tamat sekolah; dan (f) belum memiliki pilihan perguruan tinggi tertentu, jika setelah tamat tidak masuk dunia kerja.
(11)
Berdasarkan fenomena yang telah dikemukakan, permasalahan dalam bidang karir yang dialami peserta didik SMK adalah : (a) masih bingung dalam memilih program studi yang sesuai dengan minat serta kemampuan baik di SMK maupun untuk pilihan perguruan tinggi ; (b) belum mampu menentukan prioritas setelah rentang pendidikan selanjutnya; dan (c) belum mampu memenuhi tuntutan dunia kerja dikarenakan rendahnya penguasaan kompetensi karir. Permasalahan dalam bidang karir yang dialami peserta didik SMK diperoleh dengan observasi partisipatif yang dilengkapi dengan wawancara bersama konselor sekolah dan peserta didik SMK.
Fokus pada penelitian ini adalah mempersiapkan peserta didik agar lebih menguasai kompetensi sebagai bentuk tanggung jawab terhadap keputusan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau bekerja setelah lulus dari SMK.
Surat Keputusan Mendiknas nomor 045/U/2002. tentang Kurikulum Inti Perguruan Tinggi mengemukakan “Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu”.
Association Leuven mendefinisikan bahwa pengertian kompetensi adalah peingintegrasian dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang memungkinkan untuk melaksanakan satu cara efektif.
Robert A. Roe (2001) mengemukakan definisi dari kompetensi yaitu: Competence is defined as the ability to adequately perform a task, duty or role. Competence integrates knowledge, skills, personal values and attitudes. Competence builds on knowledge and skills and is acquired through work experience and learning by doing.
Dari definisi di atas kompetensi dapat digambarkan sebagai kemampuan untuk melaksanakan satu tugas, kewajiban, kemampuan mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan-keterampilan, sikap-sikap dan nilai-nilai pribadi.
(12)
Kompetensi dibangun dengan pengetahuan dan keterampilan berdasarkan pengalaman kerja dan pembelajaran yang dilakukan secara empiris.
Kartini (Rika:2007) Kompetensi merujuk pada kecakapan atau kemampuan individu untuk melakukan suatu tindakan dan bertanggungjawab atas tindakan yang telah dilakukannya. Kompetensi karir dan indikatornya akan merepresentasikan keahlian dasar dan sikap yang dimiliki peserta didik untuk menghadapi kehidupan sehari-hari, persiapan merencanakan sekolah dan untuk mulai mengembangkan rencana pendidikan akademik serta melanjutkan tugas perkembangan yang sesuai dengan usianya. Rumusan kompetensi dikembangkan berdasarkan perkembangan remaja dan aspek kompetensi karir yang meliputi aspek pengetahuan karir, mencari informasi karir, sikap terhadap karir, membuat keputusan dan keterampilan karir.
Pemerintah menyikapi positif fenomena yang terjadi dengan menerapkan kebijakan-kebijakan melalui Departemen Pendidikan Nasional dengan melakukan penambahan jumlah dan peningkatan kualitas Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia. Salah satu diantaranya adalah mengubah rasio perbandingan SMA dengan SMK dari 65:35 menjadi 50:50 dengan harapan pada saatnya nanti Indonesia memiliki SDM yang terampil dalam bidangnya atau tidak menganggur.
Upaya lain yang dilakukan pemerintah ialah melakukan sosialisasi tentang SMK yaitu sebagai sekolah masa depan yang bukan merupakan sekolah kelas dua dan sekolah yang peluang pekerjaan lulusan SMK mampu bersaing dalam dunia kerja dan dunia usaha dengan keahlian di bidangnya (Pontianak Pos, 2009).
Dalam membantu usaha pemerintah, bimbingan dan konseling sebagai bagian integral dari pendidikan memiliki peran yang penting. Pelayanan bimbingan dan konseling di SMK diprioritaskan pada membantu peserta didik dalam mengenal dan mamahami potensi diri, berbagai macam pekerjaan, dan mempersiapkan diri dalam memasuki dan terjun dalam dunia kerja. Bimbingan dan konseling harus mampu mengembangkan kompetensi karir yang seharusnya dimiliki peserta didik secara optimal, baik aspek sikap, pengetahuan maupun keterampilan, diantaranya : (a) pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan
(13)
kecenderungan karir yang hendak dikembangkan; (b) pemantapan orientasi dan informasi karir baik mengenai kelanjutan pendidikan maupun dunia kerja; dan (c) pengenalan berbagai macam lapangan kerja yang dapat dimasuki tamatan SMK sesuai minat dan kemampuan yang dimiliki.
Pelaksanaan layanan bimbingan karir melalui layanan dasar bimbingan, layanan responsif dan perencanaan individual diharapkan dapat meningkatkan kompetensi karir peserta didik, guna menumbuhkan profesionalisme dalam menghadapi dunia kerja berdasarkan kemampuan yang dimiliki. Menurut Prayitno ( Arifah : 2005 ) hakekat bimbingan karir kejuruan pada kurikulum SMK memberi tekanan utama pada penyiapan peserta didik untuk berkarir dan memasuki dunia kerja, disamping tidak menutup kemungkinan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Supriatna (2009: 2) mengungkapkan bahwa secara khusus tujuan bimbingan karir di sekolah adalah untuk membantu atau memfasilitasi perkembangan individu (peserta didik) agar memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut : 1) memahami dan menilai dirinya, terutama potensi dasar (bakat, minat, sikap, kecakapan, dan cita-cita) yang terkait dengan dunia kerja yang akan dimasukinya kelak. Keberhasilan atau kenyamanan dalam suatu karir amat dipengaruhi oleh kemampuan individu memahami dan menilai potensi dasar yang dimilikinya. Oleh karena itu, maka setiap peserta didik perlu dibantu untuk memahami potensi dasar dirinya, sehingga menentukan pilihan atau mengambil keputusan yang sesuai dengan dunia kerja pilihannya itu; 2) menyadari dan memahami nilai-nilai yang ada pada diri dan masyarakatnya, sehingga menumbuhkan sikap positif terhadap dunia kerja; 3) mengetahui lingkungan pekerjaan yang berhubungan dengan potensi dirinya serta memahami jenis-jenis pendidikan dan/atau pelatihan yang diperlukan untuk mengembangkan karir dalam bidang pekerjaan tertentu; 4) menemukan dan dapat mengatasi hambatan-hambatan yang disebabkan oleh faktor diri dan lingkungan; 5) merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat , kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial-ekonomi; 6) membentuk polapola karir, yaitu kecenderungan arah karir.
(14)
Pemberian layanan bimbingan karir sangat diperlukan, hal ini dimaksudkan agar potensi yang dimiliki peserta didik dapat dikembangkan secara optimal, melalui program bimbingan karir yang dibuat diharapkan mampu memfasilitasi peserta didik agar memiliki kompetensi karir yang memadai.
Fokus permasalahan karir yang dibahas dalam penelitian ini adalah penguasaan kompetensi karir peserta didik SMK sebagai bahan pertimbangan untuk melanjutkan pendidikan baik pemilihan jurusan maupun kelanjutan pendidikan ke perguruan tinggi serta pekerjaan yang sesuai dengan jurusan yang dipilih. Dengan diketahuinya kompetensi peserta didik baik dalam aspek sikap, pengetahuan serta keterampilan dapat dijadikan landasan dalam merumuskan program bimbingan karir.
B. Identifikasi Masalah
Upaya untuk membantu peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan karir diantaranya pemahaman potensi diri, pengetahuan mengenai informasi kelanjutan pendidikan maupun pekejaan, serta persiapan memasuki dunia kerja adalah dengan menyusun progrm bimbingan karir berdasarkan profil kompetensi karir peserta didik.
Penelitian ini dibatasi pada profil kompetensi karir peserta didik yang merupakan hasil dari pengetahuan, sikap dan keterampilan. Secara lebih khusus penelitian ini pada dasarnya untuk merumuskan program bimbingan karir berdasarkan profil kompetensi karir peserta didik.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, lulusan SMK seharusnya menempati posisi pekerjaan sesuai dengan keahlian yang dimiliki karena peserta didik SMK lebih dipersiapkan untuk menguasai kompetensi sesuai dengan bidang keahlian yang dipilih, namun kenyataannya yang terjadi saat ini justru lulusan SMK menempati posisi tertinggi dalam jumlah pengangguran di Indonesia.
Masalah karir yang terkait dengan kompetensi karir telah menjadi komponen layanan bimbingan dan konseling yang penting. Bimbingan karir
(15)
memberi pelayanan, bantuan dan konseling terhadap peserta didik dalam mengembangkan kompetensi karir, agar karir yang menjadi pilihan nantinya akan menjadi pilihan yang mampu memberikan harapan maju dan kepuasan yang lebih menjanjikan kehidupan yang membahagiakan.
Bimbingan dan Konseling di sekolah khususnya bimbingan karir merupakan layanan untuk semua peserta didik, sehingga dalam mengembangkan kompetensi karir yang dimiliki perlu dilakukan sejak dini yaitu sejak duduk di bangku kelas X, agar peserta didik menjadi kompeten dalam menjalani karir maupun pendidikannya kelak.
Permasalahan utama penelitian ini adalah bagaimana program bimbingan karir berdasarkan profil kompetensi karir peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Masalah pokok diuraikan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana profil kompetensi karir peserta didik Kelas X SMK Profita
Bandung Tahun Ajaran 2012/2013?
2. Bagaimana rumusan program bimbingan yang dapat mengembangkan kompetensi karir peserta didik kelas X SMK Profita Bandung Tahun Ajaran 2012/2013?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk merumuskan program bimbingan karir berdasarkan profil kompetensi karir peserta didik kelas X SMK Profita Bandung tahun ajaran 2012/2013. Tujuan khusus penelitian ini adalah :
a. Mendeskripsikan profil kompetensi karir peserta didik Kelas X SMK Profita Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.
b. Memperoleh rumusan program bimbingan karir berdasarkan profil kompetensi karir peserta didik kelas X SMK Profita Bandung tahun ajaran 2012/2013
(16)
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini ditinjau dari dua hal berikut. 1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan gambaran mengenai pencapaian kompetensi karir peserta didik SMK serta layanan bimbingan yang bermanfaat dalam pengembangan kompetensi karir peserta didik SMK. Gambaran kompetensi karir peserta didik ini dapat menjadi solusi bagi permasalahan terkait upaya pengembangan kompetensi karir peserta didik terutama bagi setiap kebijakan yang dikeluarkan, dalam hal metode pembelajaran yang mampu menghasilkan lulusan yang memiliki keahlian serta pemenuhan kompetensi dasar karir.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini bermanfaat bagi pihak sekolah dan bagi peneliti selanjutnya, sebagai berikut :
a. Pihak Sekolah
Gambaran kompetensi karir peserta didik pada penelitian ini dapat digunakan oleh Guru pembimbing dalam merancang satuan kegiatan layanan bimbingan terkait kebutuhan peserta didik dalam pengembangan kompetensi karir. Di samping itu, layanan bimbingan pengembangan kompetensi karir SMK dalam penelitian ini dapat digunakan oleh pihak sekolah dalam mengembangkan pengajaran yang dapat mendukung pengembangan kompetensi peserta didik secara optimal.
b. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya dapat menjadi masukan untuk melakukan penelitian selanjutnya yang lebih mendalam terkait kompetensi karir misalnya perbandingan kompetensi karir berdasarkan gender (peserta didik laki-laki dan perempuan) dalam satu jurusan, perbandingan kompetensi karir antar jurusan, serta uji keefektifan layanan bimbingan pengembangan kompetensi karir peserta didik SMK.
(17)
BAB III
METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, tujuan dari metode deskriptif adalah untuk mendeskripsikan tingkat penguasaan kompetensi karir. Metode deskriptif merupakan penelitian non-hipotesis sehingga dalam langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis. (Arikunto, 2006: 245). Metode deskriptif dalam penelitian ini ditujukan untuk memperoleh profil kompetensi karir peserta didik, sebagai acuan dalam membuat program bimbingan dan konseling untuk bahan rujukan guru BK/Konselor dalam menangani peserta didik di kelas X SMK Profita Bandung.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan data hasil penelitian secara nyata dalam bentuk data numerikal atau angka sehingga memudahkan proses analisis dan penafsirannya dengan menggunakan perhitungan-perhitungan statistik/analisis statistik (Prameswari:2012). Pendekatan kuantitatif dipilih untuk mendapatkan gambaran profil kompetensi karir peserta didik kelas X SMK Profita Bandung.
B. Poplulasi dan Sampel Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMK Profita Bandung dengan pertimbangan bahwa pendidikan di SMK terdiri dari beberapa jurusan yang masing-masing jurusannya sudah difokuskan pada keahlian pekerjaan tertentu, sehingga dalam menentukan karir masa depannya perlu diberikan pembekalan dalam memilih pendidikan lanjutan maupun pekerjaan.
Populasi merupakan kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X SMK Profita Bandung tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 428 peserta didik yang
(18)
terbagi dalam sepuluh kelas. Rincian jumlah populasi penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
No. Jurusan Jumlah Peserta Didik
1. Akuntansi Kelas X Ak 1 = 48 Kelas X Ak 2 = 48 2. Administrasi Perkantoran Kelas X Ap 1 = 46 Kelas X Ap 3 = 46
Kelas X Ap 2 = 46 3. Pemasaran
Kelas X Ps 1 = 40 Kelas X Ps 4 = 38 Kelas X Ps 2 = 40 Kelas X Ps 5 = 38 Kelas X Ps 3 = 38
Jumlah 428 peserta didik
Pengambilan sampel pada penelitian ini ditentukan dengan teknik simple random sampling, yaitu pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel, dan pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada. Dalam mengambil sampel penelitian menggunakan rumus sebagai berikut.
S = 15% + 1000 – n x (50% - 15%) 1000 – 100
Keterangan : s = Sampel n = Populasi
(Riduwan, 2005:65)
Maka sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. s = 15% + 1000 – n x (50% - 15%)
1000 – 100
= 15% + 1000 – 428 x (50% - 15%) 1000 – 100
(19)
= 15% + 572 x (35%) 900
= 15% + 0,635 x (35%)
= 15% + 22,25%
= 37,25 % dibulatkan menjadi 37%
Sampel dalam penelitian ini adalah 37% x 428 = 158. Sesuai dengan rumus tersebut, maka sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi yakni 158 peserta didik dari 428 peserta didik di SMK Profita Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. Sampel penelitian ini ialah 158 peserta didik yang akan diambil dari 10 kelas dengan rincian sebagai berikut.
Tabel 3.2
Anggota Sampel Penelitian Kelas Jumlah Sampel
Ak 1 15
Ak 2 15
Ap 1 16
Ap 2 16
Ap 3 16
Ps 1 16
Ps 2 16
Ps 3 16
Ps 4 16
Ps5 16
Jumlah 158
C. Definisi Operasional Variabel 1. Definisi Konseptual
Marinka dalam Kuijpers (Lestari:2012) menjelaskan bahwa kompetensi karir adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap yang kita butuhkan dalam dunia pekerjaan. Semua itu adalah indikator seberapa efektif kita mengelola kombinasi antara belajar dan bekerja. Dapat diartikan bahwa kompetensi karir adalah
(20)
kemampuan individu yang meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia pekerjaan, dan menjadi dasar bagi individu untuk mengukur efektifitas diri dalam mengelola kombinasi antara belajar dan bekerja.
Hasee (Lestari:2012) menjelaskan bahwa Kompetensi karir adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang menunjukan tindakan individu yang berhasil dalam bidang pekerjaan. Kompetensi karir berfokus pada seberapa banyak potensi seseorang untuk benar-benar menyadari dan menggambarkan adanya perilaku dan pengetahuan.
Supriatna (2009:55) menjelaskan bahwa kompetensi karir adalah kemampuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap dan keterampilan. Kompetensi karir adalah kemampuan individu yang meliputi aspek kognitif yang diwakili oleh pengetahuan, afektif diwakili oleh sikap dan psikomotor diwakili oleh keterampilan. Ketiga aspek tersebut menunjukan tindakan individu dalam pemilihan pendidikan lanjutan dan pekerjaan. Aspek pengetahuan ditunjukan dengan indikator pemahaman diri, pengenalan lingkungan dan pertimbangan atas peluang. Sikap ditunjukan dengan indikator eksplorasi sumber informasi dan perencanaan masa depan. Aspek keterampilan ditunjukan dengan indikator pembuatan keputusan dan penyesuaian pilihan dengan kemampuan, bakat dan minat.(Lestari:2012)
2. Definisi Operasional
Secara operasional, kompetensi karir yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kompetensi karir peserta didik kelas X SMK Profita tahun ajaran 2012/2013 yang berada pada usia 16-18 tahun, yang menyangkut aspek pengetahuan tentang diri, sikap tentang karir dan keterampilan pembuatan keputusan, meliputi aspek:
a. Aspek pengetahuan tentang diri ditunjukkan dengan indikator-indikator berikut; pemahaman diri, pengenalan lingkungan, dan pertimbangan atas peluang;
b. Aspek sikap ditunjukkan dengan indikator-indikator berikut; eksplorasi sumber informasi dan perencanaan masa depan;
(21)
c. Aspek keterampilan ditunjukan dengan indikator-indikator berikut; pembuatan keputusan dan penyesuaian pilihan dengan kemampuan, bakat dan minat.
Tabel 3.3
Aspek, Indikator dan Sub Indikator Penelitian ASPEK INDIKATOR SUB INDIKATOR Pengetahuan 1. Pemahaman
diri
1.1 Mengetahui dan memahami bakat serta minat diri dalam arah karir
1.2 Mengetahui kelemahan dan keunggulan diri dalam menentukan pilihan karir
2. Pengenalan lingkungan
2.1 Mengetahui persyaratan dari pendidikan lanjutan dan pekerjaan
2.2 Mengetahui informasi mengenai jenis-jenis dan cara memasuki pendidikan lanjutan dan pekerjaan
3. Pertimbangan atas peluang
3.1 Mengetahui prospek karir serta cara meraih sukses dalam berkarir.
3.2 Memahami adanya alternatif karir sebagai kesempatan yang tersedia dalam memilih pendidikan lanjutan dan pekerjaan
3.3 Memahami resiko-resiko dari apa yang menjadi keputusan dalam berkarir
Sikap 1. Eksplorasi sumber informasi
1.1 Mampu mencari serta mengumpulkan seluruh informasi karir dari berbagai sumber (konselor, guru, pihak sekolah, teman,
lingkungan masyarakat tempat tinggal, berbagai media) yang menunjang pendidikan lanjutan maupun pekerjaan
1.2 Mampu memanfaatkan seluruh informasi yang didapat dalam menentukan pilihan karir baik pendidikan lanjutan maupun pekerjaan 2. Perencanaan
masa depan
2.1 Mampu mempersiapkan rencana pilihan pendidikan lanjutan maupun pekerjaan untuk masa depan.
2.2 Mampu merancang berbagai alternatif pilihan karir baik pilihan pendidikan lanjutan maupun pekerjaan.
(22)
ASPEK INDIKATOR SUB INDIKATOR Keterampilan 1. Pembuatan
keputusan
1.1 Mampu menggunakan pengetahuan dan pemikiran dalam membuat keputusan karir yang tepat
2. Penyesuaian pilihan dengan kemampuan, bakat & minat
2.1 Terampil dalam memanfaatkan faktor-faktor dalam diri maupun luar dirinya untuk membuat keputusan karir yang realistis.
D. Pengembangan Instrumen dan Pengumpulan Data 1. Jenis Instrumen Penelitian
Peneliti menggunakan alat ukur berupa kuesioner/angket yang digunakan sebagai alat pengumpul data sekaligus alat ukur untuk mencapai tujuan penelitian. Angket yang digunakan dalam penelitian adalah angket tertutup (angket berstruktur) artinya angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban dengan cara memberikan checklist (√), pada alternatif pilihan yang sesuai dengan karakteristik dirinya.
“Angket yang dikembangkan berbentuk kuesioner dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis untuk dijawab oleh responden” (Sugiyono, 2010:199). Angket yang digunakan menyediakan lima alternatif jawaban Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Kurang Sesuai (KS), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS) dengan skor berkisar antara 1 sampai dengan 5.
Secara sederhana, setiap pilihan alternatif respon memiliki pola skor seperti tertera pada tabel berikut :
Tabel 3.4
Pola Skor Pilihan Respon Angket Kompetensi Karir Item Sangat
Sesuai Sesuai
Kurang Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
(23)
2. Pengembangan Kisi-kisi Instrumen
Kisi-kisi instrumen untuk mengungkap penguasaan kompetensi karir peserta didik dikembangkan berdasarkan definisi operasional yang di dalamnya terkandung aspek dan indikator untuk kemudian dijabarkan dalam bentuk pernyataan.
3. Uji Coba instrumen
Instrumen sebagai alat pengumpul data yang dipergunakan melalui beberapa tahap pengujian, sebagai berikut.
a. Uji Kelayakan Instrumen
Uji kelayakan instrumen ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan instrumen dari segi bahasa, isi dan konstruk (segi materi dan redaksional). Instrumen yang disusun, Sebelum digunakan pada sampel yang telah ditetapkan, terlebih dahulu instrumen dijudge oleh tiga dosen dari Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia (PPB, FIP, UPI) yaitu Dr. Mubiar Agustin. M.Pd., Dr. Ipah Saripah M.Pd., dan Dr. Hj. Nani M.Sugandhi.M.Pd. Penimbangan perlu dilakukan guna mendapatkan angket yang sesuai dengan kebutuhan peneliti. Bila terdapat butir pertanyaan yang tidak sesuai, maka butir pertanyaan tersebut akan dibuang atau hanya direvisi yang akan kemudian disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan penelitian. Angket hasil judgement dari dosen ahli dapat dilihat pada tabel 3.5
Tabel 3.5 Judgement Angket
Kesimpulan No. Item Jumlah
Memadai 1,4,5,10,12,19,22,31,32,34,38,39,41,42,45, 46,47,48,52,54,55
21 Revisi 2,3,6,7,8,9,13,14,15,17,18,20,21,23,24
25,26,27,28,30,33,36,37,40,43,44,49,51
28
Tambahan Item 27, 29, 33 3
Buang 11,16,29,35,50,53 6
(24)
Instrument hasil judgement kemudian diujicobakan kepada siswa SMK Profita Bandung. Uji coba dilakukan sekaligus dengan pengumpulan data penelitian.
b. Uji Keterbacaan Instrumen
Uji keterbacaan dilakukan kepada peserta didik yang tidak dijadikan anggota sampel penelitian sebanyak 5 orang peserta didik kelas X.Ap1 SMK Profita Bandung untuk mengukur sejauh mana keterbacaan instrumen dengan tujuan untuk mengetahui kata-kata yang kurang dipahami, sehingga kalimat dalam pernyataan dapat disederhanakan tanpa mengubah maksud dari pernyataan tersebut.
Setelah uji coba keterbacaan, maka untuk pernyataan-pernyataan yang tidak dipahami kemudian direvisi sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat dimengerti oleh usia remaja dan kemudian dilakukan uji validitas dan reliabilitasnya.
c. Uji Coba (try out) Instrumen
Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui ketepatan/kesahihan (validity) dan keterandalan (reliability) alat ukur yang telah disusun dan akan digunakan penelitian. Instrumen kompetensi karir diujicobakan kepada tiga puluh peserta didik kelas X.Ak1 dan X.Ps3 diluar sampel penelitian. Uji coba instrumen dilakukan pada tanggal 20 Mei 2013.
4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji validitas item
Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.
Sugiyono (2010:173) menjelaskan yang dimaksud dengan validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Apabila instrumen dikatakan valid, berarti menunjukkan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
(25)
Langkah-langkah pengolahan data untuk menentukan validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel. Rumus yang digunakan untuk menghitung validitas setiap item pernyataan adalah Rank Order dari Spearman dengan rumus :
ρ = 6 ∑bi²
n (n²-1) Keterangan :
ρ = Koefisien korelasi Spearman Rank n = Jumlah sampel
(Supranto, 2001:310)
Pengambilan keputusan mengenai signifikansi validitas instrumen tes ditentukan dengan jalan mengkorelasikan antara skor masing-masing item dengan total skor masing-masing item. Pada taraf signifikansi tertentu, biasanya 0,05 atau 0,01 berarti instrumen tersebut memenuhi kriteria validitas. (Danim,2007:199)
Pada penelitian ini hasil perhitungan terhadap 52 butir soal untuk instrumen pengungkap kompetensi karir peserta didik SMK Profita, ditentukan oleh taraf signifikansi diatas 0,05 maka diperoleh item soal yang tidak valid sebanyak 29 item, sehingga total item soal yang valid adalah 23 item. Hasil uji validitas instrumen pengungkap kompetensi karir peserta didik dalam tabel 3.6
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas
Kesimpulan No. Item Jumlah
Memadai 3, 6,7,16, 18,21,24,25, 26,27,28,29
30,31,32,37,40,42,44,48,49,50,52 23 Tidak Memadai 1,2,4,5,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,19,20,22,
23,33,34,35,36,38,39,41,43,45,46,47,51 29 Jumlah 52
(26)
Tabel 3.7 Kisi-kisi Instrumen
Profil Kompetensi Karir Peserta didik
ASPEK INDIKATOR SUB INDIKATOR
No item Sebelum
Validasi
Setelah Validasi Pengetahuan 1. Pemahaman
diri
1.1 Mengetahui dan
memahami bakat serta minat diri dalam arah karir
1.2 Mengetahui kelemahan dan keunggulan diri dalam menentukan pilihan karir
1,2,3,4 3
2. Pengenalan lingkungan
2.1 Mengetahui persyaratan dari pendidikan lanjutan dan pekerjaan
2.2 Mengetahui informasi mengenai jenis-jenis dan cara memasuki pendidikan
lanjutan dan pekerjaan
5, 6,7,8, 9,10,11,1 2 6,7 3. Pertimbangan atas peluang
3.1 Mengetahui prospek karir serta cara meraih sukses dalam berkarir.
3.2 Memahami adanya alternatif karir sebagai kesempatan yang tersedia dalam memilih pendidikan lanjutan dan pekerjaan 3.3 Memahami resiko-resiko dari apa yang menjadi keputusan dalam berkarir
13,14, 15, 16,17 18,19,20, 21 16, 18, 21
Sikap 1. Eksplorasi sumber informasi
1.1 Mampu mencari serta mengumpulkan seluruh informasi karir dari berbagai sumber (konselor, guru, pihak sekolah, teman, lingkungan masyarakat tempat tinggal, berbagai media) yang menunjang pendidikan lanjutan maupun pekerjaan 1.2 Mampu memanfaatkan seluruh informasi yang
22, 23,24 25,26,27, 28,29,30, 31,32,33, 34 24,25,26, 27,28,29 30,31,32
(27)
didapat dalam menentukan pilihan karir baik pendidikan lanjutan maupun pekerjaan 2. Perencanaan
masa depan
2.1 Mampu mempersiapkan rencana pilihan pendidikan lanjutan maupun pekerjaan untuk masa depan.
2.2 Mampu merancang berbagai alternatif pilihan karir baik pilihan pendidikan lanjutan maupun pekerjaan.
35,36,37, 38 ,39,40 41,42,43, 44 37,40,42, 44
Keterampilan 3. Pembuatan keputusan
1.1 Mampu menggunakan pengetahuan dan pemikiran dalam membuat keputusan karir yang tepat
45,46,47, 48,49 48,49 4. Penyesuaian pilihan dengan kemampuan, bakat & minat
2.1 Terampil dalam
memanfaatkan faktor-faktor dalam diri maupun luar dirinya untuk membuat keputusan karir yang realistis.
50,51,52 50,52
b. Uji reliabilitas item
Reliabilitas instrumen ditunjukan sebagai derajat keajegan (konsisten) skor yang diperoleh oleh subjek penelitian dengan instrumen yang sama dalam kondisi yang berbeda. Hasil penelitian dikatakan reliabel jika terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. (Sugiyono,2010:172)
Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan mampu memberikan data yang konsisten. Pengujian reliabilitas dalam penelitian, menggunakan rumus Alpha yang dikembangkan oleh Cronbach menggunakan rumus sebagai berikut:
2
11 1 2
1 n t k r k Keterangan :
(28)
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya item n2 = jumlah varian butir
t2 = varians total
Sebagai tolak ukur, digunakan klasifikasi rentang koefisien reliabilitas pada tabel 3.8 berikut :
Tabel 3.8
Kriteria Reliabilitas Instrumen
0,00-0,19 Derajat keterandalan sangat rendah 0,20-0,39 Derajat keterandalan rendah tinggi 0,40-0,59 Derajat keterandalan sedang 0,60-0,79 Derajat keterandalan tinggi 0,80-1,00 Derajat keterandalan sangat tinggi
Berdasarkan pada tolak ukur diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa nilai reliabilitas angket kompetensi karir peserta didik SMK sebesar 0,911 berada pada kategori sangat tinggi, dapat diartikan bahwa instrumen yang digunakan sudah baik dan dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data.
E. Prosedur Pengolahan Data
Instrumen yang digunakan berupa angket. Angket yang digunakan merupakan angket untuk memperoleh profil kompetensi karir peserta didik kelas X. Adapun langkah-langkah yang ditempuh untuk mengolah data yang diperoleh adalah sebagai berikut.
a. Menguraikan masing-masing komponen yang terdiri dari beberapa aspek dan indikator yang disusun dalam sebuah kisi-kisi.
b. Menyusun sejumlah butir-butir item pernyataan positif atau negatif berdasarkan indikator pada kisi-kisi.
c. Melakukan judgement instrumen kepada dosen ahli Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan untuk memperoleh validitas instrumen penelitian. Berdasarkan hasil judgement dari ahli, masing-masing pernyataan dikelompokkan dalam kualifikasi memadai (dapat dipakai), kurang memadai (direvisi), atau tidak memadai (dibuang).
(29)
d. Menyebarkan instrumen kepada responden peserta didik kelas X SMK Profita Bandung untuk mengetahui gambaran profil kompetensi karir peserta didik.
e. Menetapkan pola penyekoran instrumen dari pernyataan positif dan pernyataan negatif. Masing-masing pernyataan menyediakan lima alternatif jawaban, yaitu: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), kurang sesuai (KS),Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Skor setiap pernyataan berkisar antara 1 sampai dengan 5, sesuai dengan jawaban yang diberikan oleh subjek.
F. Teknik Analisis Data
Langkah selanjutnya setelah seluruh data terkumpul, dan diolah adalah menganalisis data. Data-data yang diperoleh dari hasil penyebaran Instrumen kemudian diolah dengan menggunakan software microsoft excel untuk menetapkan tingkatan kompetensi karir peserta didik, apakah berada dalam tingkatan tinggi, sedang, atau rendah.
Data dapat dikelompokkan dalam tiga ketegori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah.
a. Kelompok Tinggi
X ≥ X+1.0 sd
Semua peserta didik yang memiliki skor sebanyak skor rata-rata +1 standar deviasi keatas;
b. Kelompok Sedang
X-1.0 sd ≤ X ≤ X+1.0 sd
Semua peserta didik yang memiliki skor antara -1 standar deviasi dan +1 standar deviasi;
c. Kelompok Rendah
(30)
Semua peserta didik yang memiliki skor antara -1 standar deviasi dan yang kurang dari itu.
(Rachmat & Solehudin:2006) dari hasil pengaktegorian diatas diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 3.9
Kategori Kompetensi Karir Peserta Didik Kategori Rentang Skor
Tinggi > 187
Sedang 156-186
Rendah < 155
Setiap kategori mengandung pengertian, tersaji pada tabel 3.10 sebagai berikut. Tabel 3.10
Makna Kategori Kompetensi Karir Peserta Didik
Kategori Makna
Tinggi
Pada kategori ini peserta didik kompeten pada aspek pengetahuan, sikap dan keterampilannya. Artinya peserta didik mampu memahami dirinya, mampu mengenal lingkungan, mempertimbangkan peluang yang tersedia, melakukan eksplorasi sumber informasi , mampu membuat perencanaan dalam memilih pendidikan lanjutan dan pekerjaan, mampu membuat keputusan serta mampu menyesuaikan pilihannya berdasarkan kemampuan, bakat dan minatnya.
Sedang
Pada kategori ini peserta didik cukup kompeten pada aspek
pengetahuan, sikap dan keterampilannya. Artinya peserta didik cukup mampu memahami dirinya, mengenal lingkungan, mempertimbangkan peluang yang tersedia, melakukan eksplorasi sumber informasi , membuat perencanaan dalam memilih pendidikan lanjutan dan
pekerjaan, membuat keputusan serta mampu menyesuaikan pilihannya berdasarkan kemampuan, bakat dan minatnya.
Rendah
Pada kategori ini peserta didik kurang kompeten pada aspek
pengetahuan, sikap dan keterampilannya. Artinya peserta didik kurang mampu memahami dirinya, mengenal lingkungan, mempertimbangkan peluang yang tersedia, melakukan eksplorasi sumber informasi , membuat perencanaan dalam memilih pendidikan lanjutan dan
pekerjaan, membuat keputusan serta mampu menyesuaikan pilihannya berdasarkan kemampuan, bakat dan minatnya.
(31)
G. Prosedur dan Tahapan Penelitian
Prosedur yang ditempuh dalam penelitian terdiri dari tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanaan dan pelaporan. Penjelasan mengenai tahapan-tahapan penelitian sebagai berikut.
1. Persiapan
a. Menyusun proposal penelitian serta melaksanakan seminar proposal penelitian pada mata kuliah Metode Riset;
b. Mengajukan permohonan pengangkatan dosen pembimbing skripsi pada tingkat fakultas;
c. Mengajukan permohonan izin penelitian dari jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang memberikan rekomendasi untuk melanjutkan ke tingkat fakultas. Surat izin penelitian yang telah disahkan kemudian disampaikan kepada Kepala Sekolah SMK Profita Bandung. 2. Pelaksanaan
a. Pengembangan instrumen penelitian (meliputi penyusunan kisi-kisi, penimbangan instrumen, uji keterbacaan serta merevisi instrumen sesuai hasil penimbangan para ahli dan hasil keterbacaan peserta didik);
b. Melakukan uji coba angket pada seluruh peserta didik kelas X SMK Profita Bandung Tahun Ajaran 2012/2013;
c. Menghitung validitas dan reliabilitas instrumen yang telah diujicobakan; d. Mengolah dan menganalisis data yang telah terkumpul;
Implikasi layanan bimbingan untuk mengembangkan komptensi karir peserta didik, diperoleh dengan menafsirkan kegiatan sebagai berikut.
1) Menafsirkan data hasil penelitian dan hasil yang didapat dikembangkannya menjadi sebuah layanan bimbingan hipotetik untuk meningkatkan mengembangkan kompetensi karir peserta didik berdasarkan analisis dari hasil needs assesment.
(32)
2) Tahap uji rasional layanan bimbingan kepada pakar dan praktisi lapangan. Hal ini bertujuan untuk menilai kelayakan layanan bimbingan sebagai sebuah layanan bimbingan karir yang ideal namun tetap realistis.
3) Tahap penyempurnaan layanan bimbingan berdasarkan hasil uji kelayakan layanan bimbingan yang telah dilakukan, selanjutnya layanan bimbingan disempurnakan dan dinyatakan sebagai layanan bimbingan yang memiliki kelayakan untuk diujicobakan.
3. Pelaporan
Tahapan pelaporan merupakan tahap akhir dari tahapan penelitian. Pada tahap pelaporan seluruh kegiatan dan hasil penelitian dianalisis dan dilaporkan dalam bentuk karya ilmiah (skripsi) untuk kemudian dipertanggungjawabkan.
(33)
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Penelitian program bimbingan karir berdasarkan profil kompetensi karir peserta didik SMK Profita Bandung tahun ajaran 2012/2013 menghasilkan kesimpulan serta rekomendasi yang ditujukan bagi pihak-pihak pendidikan, khususnya bimbingan dan konseling sehingga tujuan pelaksanaan program bimbingan terlaksana dengan baik.
Secara umum Peserta didik Kelas X SMK Profita Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 memiliki tingkat penguasaan kompetensi karir pada kategori sedang, dimana peserta didik dapat dikatakan cukup mampu menguasai aspek-aspek kompetensi karir. Peserta didik cukup mampu dalam memahami diri, memiliki pertimbangan kemandirian, mampu melihat peluang lingkungan yang efektif, mampu melakukan eksplorasi sumber informasi, mampu membuat perencanaan dalam memilih pendidikan lanjutan maupun pekerjaan, memiliki kesiapan pembuatan keputusan karirnya, serta menyesuaikan keputusannya berdasarkan kemampuan, bakat serta minat yang dimiliki.
Pencapaian aspek-aspek penguasaan kompetensi karir peserta didik berdasarkan hasil penelitian menunjukan belum maksimal dan perlunya upaya bimbingan untuk mengembangkan kemampuan penguasaaan kompetensi karir yang dimiliki peserta didik.
B. Rekomendasi
Rekomendasi sebagai upaya tindak lanjut dan usaha membantu pihak-pihak yang dipandang berkepentingan yaitu guru pembimbing sebagai pelaksana program bimbingan karir dan peneliti selanjutnya agar mampu melakukan perbaikan untuk penelitian selanjutnya.
(34)
Berdasarkan hasil temuan penelitian yang telah dilaksanakan dan pembahasan mengenai kompetensi karir, berikut ini dikemukakan beberapa rekomendasi:
1. Bagi Guru Bimbingan Konseling/Konselor SMK Profita Bandung
Berdasarkan hasil penelitian sebagai bahan pertimbangan guru bimbingan konseling/konselor dalam memberikan layanan bimbingan kepada peserta didik untuk mengembangkan kompetensi karir. Guru bimbingan konseling hendaknya memverifikasi secara menyeluruh profil kompetensi karir peserta didik yang dihasilkan penelitian ini, melakukan pengukuran tingkat kompetensi karir pada setiap jenjang tahun akademik sebagai analisis kebutuhan penunjang, memberikan layanan bimbingan yang lebih lanjut terhadap peserta didik yang memiliki kompetensi karir yang rendah dengan memperhatikan aspek pemahaman terhadap dirinya dan sikap yang mana merupakan kesatuan utuh dalam pembentukan keputusan karir peserta didik.
Guru bimbingan konseling hendaknya membuat dan melaksanakan program khusus yang bekaitan dengan upaya pengembangan komptensi karir peserta didik dengan memperhatikan aspek-aspek yang terkandung di dalamnya. Program bimbingan karir yang berhubungan dengan kompetensi karir yang dipandang relevan dapat diaflikasikan oleh guru bimbingan konseling tersebut serta melakukan sosialisasi hasil perumusan program bimbingan karir untuk mengembangkan kompetensi karir peserta didik.
Guru bimbingan dan konseling harus memperhatikan langkah-langkah pemberian treatment baik itu treatment yang berupa konseling individual ataupun kelompok, guru bimbingan konseling dapat berkoordinasi dengan guru mata pelajaran atau wali kelas untuk memperoleh data mengenai kondisi belajar dan keseharian peserta didik yang berkaitan dengan kompetensi karir peserta didik. 2. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti menggunakan subjek penelitian sebagian dari populasi kelas X SMK Profita Bandung dengan jumlah 158 peserta didik dengan teknik random sampling, bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian
(35)
yang tidak hanya untuk menghasilkan profil kelas X tetapi juga dapat dikembangkan berdasarkan tingakatan kelas (kelas X, kelas XI, dan kelas XII), berdasarkan jurusan yang terdapat disekolah (jurusan akuntansi, administrasi perkantoran, dan pemasaran) serta dapat dikembangkan berdasarkan jenis sekolah (SMA dan MA) dan jenis kelamin (laki-laki dan perempuan).
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode deskriptif, diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan metode penelitian misalnya dengan metode eksperimen, sehingga program yang dihasilkan lebih terandalkan.
(36)
DAFTAR PUSTAKA
ABKIN. 2007. Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Bandung : Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia.
Arifah. (2005). Pengaruh Bimbingan Karir terhadap Kemandirian Siswa dalam Memilih Karir Pada Siswa kelas III SMKN 2 Magelang (Kelompok Bisnis dan Manajemen) Tahun Ajaran 2005/2006. Skripsi Sarjana pada Jurusan Ekonomi UNNES Semarang.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Danim, Sudarwan. 2007. Metode Penelitian untuk Ilmu-ilmu Perilaku. Jakarta:Bumi Aksara.
Hurlock, E. 1992. Psikologi Perkembangan (Edisi kelima). Jakarta: Erlangga. Juntika, Nurihsan A. 2009. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagi Latar
Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.
Lestari, Nurul. 2012. Program Bimbingan Karir untuk Mengembangkan Kompetensi Karir Peserta Didik Sekolah Menengah Atas: Eksperimen Kuasi Terhadap Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 1 Bandung. Skripsi. Bandung : PPB UPI.
Manrihu, M. T. (1992). Pengantar Bimbingan dan Konseling Karier. Jakarta: Bumi Aksara.
Prameswari, Karina Ananda. 2012. Program Bimbingan Karir Berdasarkan Profil Pembuatan Keputusan Karir Siswa. Skripsi. Bandung : PPB UPI
(37)
Rahmi, RS. (2009). Program Bimbingan Karir untuk Mengembangkan Kemampuan Perencanaan karir. Skripsi Sarjana pada Jurusan PPB UPI Bandung.
Rakhmat, C. & Solehudin. (2006) Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung:Andira
Riduwan. (2005). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.
Rika. 2008. Program Bimbingan untuk Mengembangkan Kompetensi Karir Siswa Sekolah Dasar. Skripsi. Bandung : PPB UPI.
Sharf, Richard S. 1992. Applying Career Development Theory f Counseling. California: Brooks/Cole Publishing Company.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Suherman, Uman. 2007. Managemen Bimbingan dan konseling. Jakarta : Madani Production.
Sukardi, Dewa Ketut. 1987. Bimbingan Karir di Sekolah-Sekolah. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbinan dan Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.
Supranto, J. 2001. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk Menarik Pangsa Pasar. Jakarta : Rineka Cipta
Supriatna, Mamat. 2009. Layanan Bimbingan Karir di Sekolah Menengah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia & PT. Remaja Rosdakarya.
(38)
Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) 2003 (UU RI No. 20 TH. 2003). Jakarta: Sinar Grafika.
Winkel, W.S. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: PT.Grasindo.
Yusuf, S. dan Nurihsan, J. (2005). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Yusuf, S. 2005. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung; PT. Remaja Rosda Karya.
_______. 2000. Connecticut Comprehensive School Counseling Program (http://rengenanda.blogspot.com/2013/03/program-bk.html)
http://bknpsikologi.blogspot.com/2010/11/pengertian-intelegensi.html http://ritaheriyantibks.blogspot.com/p/bakat.html
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesis/Bab2/2011-2-01057-PS%20Bab2001.pdf http://belajarpsikologi.com/pengertian-minat/
http//:kompas.com http//:eprints.uny.ac.id http//:pontianakpos.com
http://news.liputan6.com/read/450197/72-juta-orang-indonesia-statusnya-pengangguran
(1)
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Penelitian program bimbingan karir berdasarkan profil kompetensi karir peserta didik SMK Profita Bandung tahun ajaran 2012/2013 menghasilkan kesimpulan serta rekomendasi yang ditujukan bagi pihak-pihak pendidikan, khususnya bimbingan dan konseling sehingga tujuan pelaksanaan program bimbingan terlaksana dengan baik.
Secara umum Peserta didik Kelas X SMK Profita Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 memiliki tingkat penguasaan kompetensi karir pada kategori sedang, dimana peserta didik dapat dikatakan cukup mampu menguasai aspek-aspek kompetensi karir. Peserta didik cukup mampu dalam memahami diri, memiliki pertimbangan kemandirian, mampu melihat peluang lingkungan yang efektif, mampu melakukan eksplorasi sumber informasi, mampu membuat perencanaan dalam memilih pendidikan lanjutan maupun pekerjaan, memiliki kesiapan pembuatan keputusan karirnya, serta menyesuaikan keputusannya berdasarkan kemampuan, bakat serta minat yang dimiliki.
Pencapaian aspek-aspek penguasaan kompetensi karir peserta didik berdasarkan hasil penelitian menunjukan belum maksimal dan perlunya upaya bimbingan untuk mengembangkan kemampuan penguasaaan kompetensi karir yang dimiliki peserta didik.
B. Rekomendasi
Rekomendasi sebagai upaya tindak lanjut dan usaha membantu pihak-pihak yang dipandang berkepentingan yaitu guru pembimbing sebagai pelaksana program bimbingan karir dan peneliti selanjutnya agar mampu melakukan perbaikan untuk penelitian selanjutnya.
(2)
Berdasarkan hasil temuan penelitian yang telah dilaksanakan dan pembahasan mengenai kompetensi karir, berikut ini dikemukakan beberapa rekomendasi:
1. Bagi Guru Bimbingan Konseling/Konselor SMK Profita Bandung
Berdasarkan hasil penelitian sebagai bahan pertimbangan guru bimbingan konseling/konselor dalam memberikan layanan bimbingan kepada peserta didik untuk mengembangkan kompetensi karir. Guru bimbingan konseling hendaknya memverifikasi secara menyeluruh profil kompetensi karir peserta didik yang dihasilkan penelitian ini, melakukan pengukuran tingkat kompetensi karir pada setiap jenjang tahun akademik sebagai analisis kebutuhan penunjang, memberikan layanan bimbingan yang lebih lanjut terhadap peserta didik yang memiliki kompetensi karir yang rendah dengan memperhatikan aspek pemahaman terhadap dirinya dan sikap yang mana merupakan kesatuan utuh dalam pembentukan keputusan karir peserta didik.
Guru bimbingan konseling hendaknya membuat dan melaksanakan program khusus yang bekaitan dengan upaya pengembangan komptensi karir peserta didik dengan memperhatikan aspek-aspek yang terkandung di dalamnya. Program bimbingan karir yang berhubungan dengan kompetensi karir yang dipandang relevan dapat diaflikasikan oleh guru bimbingan konseling tersebut serta melakukan sosialisasi hasil perumusan program bimbingan karir untuk mengembangkan kompetensi karir peserta didik.
Guru bimbingan dan konseling harus memperhatikan langkah-langkah pemberian treatment baik itu treatment yang berupa konseling individual ataupun kelompok, guru bimbingan konseling dapat berkoordinasi dengan guru mata pelajaran atau wali kelas untuk memperoleh data mengenai kondisi belajar dan keseharian peserta didik yang berkaitan dengan kompetensi karir peserta didik. 2. Bagi peneliti selanjutnya
(3)
yang tidak hanya untuk menghasilkan profil kelas X tetapi juga dapat dikembangkan berdasarkan tingakatan kelas (kelas X, kelas XI, dan kelas XII), berdasarkan jurusan yang terdapat disekolah (jurusan akuntansi, administrasi perkantoran, dan pemasaran) serta dapat dikembangkan berdasarkan jenis sekolah (SMA dan MA) dan jenis kelamin (laki-laki dan perempuan).
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode deskriptif, diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan metode penelitian misalnya dengan metode eksperimen, sehingga program yang dihasilkan lebih terandalkan.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
ABKIN. 2007. Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Bandung : Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia.
Arifah. (2005). Pengaruh Bimbingan Karir terhadap Kemandirian Siswa dalam Memilih Karir Pada Siswa kelas III SMKN 2 Magelang (Kelompok Bisnis dan Manajemen) Tahun Ajaran 2005/2006. Skripsi Sarjana pada Jurusan Ekonomi UNNES Semarang.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Danim, Sudarwan. 2007. Metode Penelitian untuk Ilmu-ilmu Perilaku. Jakarta:Bumi Aksara.
Hurlock, E. 1992. Psikologi Perkembangan (Edisi kelima). Jakarta: Erlangga.
Juntika, Nurihsan A. 2009. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagi Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.
Lestari, Nurul. 2012. Program Bimbingan Karir untuk Mengembangkan Kompetensi Karir Peserta Didik Sekolah Menengah Atas: Eksperimen Kuasi Terhadap Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 1 Bandung. Skripsi. Bandung : PPB UPI.
Manrihu, M. T. (1992). Pengantar Bimbingan dan Konseling Karier. Jakarta: Bumi Aksara.
Prameswari, Karina Ananda. 2012. Program Bimbingan Karir Berdasarkan Profil Pembuatan Keputusan Karir Siswa. Skripsi. Bandung : PPB UPI
(5)
Rahmi, RS. (2009). Program Bimbingan Karir untuk Mengembangkan Kemampuan Perencanaan karir. Skripsi Sarjana pada Jurusan PPB UPI Bandung.
Rakhmat, C. & Solehudin. (2006) Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung:Andira
Riduwan. (2005). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.
Rika. 2008. Program Bimbingan untuk Mengembangkan Kompetensi Karir Siswa Sekolah Dasar. Skripsi. Bandung : PPB UPI.
Sharf, Richard S. 1992. Applying Career Development Theory f Counseling. California: Brooks/Cole Publishing Company.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Suherman, Uman. 2007. Managemen Bimbingan dan konseling. Jakarta : Madani Production.
Sukardi, Dewa Ketut. 1987. Bimbingan Karir di Sekolah-Sekolah. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbinan dan Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.
Supranto, J. 2001. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk Menarik Pangsa Pasar. Jakarta : Rineka Cipta
Supriatna, Mamat. 2009. Layanan Bimbingan Karir di Sekolah Menengah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia & PT. Remaja Rosdakarya.
(6)
Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) 2003 (UU RI No. 20 TH. 2003). Jakarta: Sinar Grafika.
Winkel, W.S. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: PT.Grasindo.
Yusuf, S. dan Nurihsan, J. (2005). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Yusuf, S. 2005. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung; PT. Remaja Rosda Karya.
_______. 2000. Connecticut Comprehensive School Counseling Program (http://rengenanda.blogspot.com/2013/03/program-bk.html)
http://bknpsikologi.blogspot.com/2010/11/pengertian-intelegensi.html http://ritaheriyantibks.blogspot.com/p/bakat.html
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesis/Bab2/2011-2-01057-PS%20Bab2001.pdf http://belajarpsikologi.com/pengertian-minat/
http//:kompas.com http//:eprints.uny.ac.id http//:pontianakpos.com
http://news.liputan6.com/read/450197/72-juta-orang-indonesia-statusnya-pengangguran