Studi Tentang Tingkat Pemahaman Orang Tua Terhadap Laporan Hasil Belajar (LHB) Peserta Didik SMK Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.

(1)

ABSTRAK

STUDI TENTANG TINGKAT PEMAHAMAN ORANG TUA TERHADAP LAPORAN HASIL BELAJAR (LHB) PESERTA DIDIK

SMK NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

AYU RACHMATAMI AMELIA

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan Tentang Tingkat Pemahaman Orang Tua Terhadap Laporan Hasil Belajar (LHB) Peserta Didik SMK N 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011-2012.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dan menggunakan teknik pokok pengumpulan data menggunakan angket. Dalam penelitian ini terdapat 38 orang responden. Dan teknik analisis data menggunakan rumus interval.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa, Tingkat Pemahaman orang tua terhadap laporan hasil belajar peserta didik berada pada kategori kurang paham (60,53%), yang berarti masih banyak atau lebih dari setengah responden kurang memahami aspek-aspek dan fungsi laporan hasil belajar peserta didik bagi orang tua, hal ini disebabkan oleh kurangnya peran guru dalam menjelaskan aspek-aspek dan fungsi laporan hasil belajar peserta didik dan rendahnya minat orang tua dalam memahami pentingnya aspek-aspek dan fungsi laporan hasil belajar (LHB) Peserta Didik.


(2)

STUDI TENTANG TINGKAT PEMAHAMAN ORANG TUA TERHADAP LAPORAN HASIL BELAJAR (LHB) PESERTA DIDIK

SMK NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

AYU RACHMATAMI AMELIA

Skripsi

Sebagai salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi PKn

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(3)

STUDI TENTANG TINGKAT PEMAHAMAN ORANG TUA TERHADAP LAPORAN HASIL BELAJAR (LHB) PESERTA DIDIK

SMK NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(Skripsi) Oleh

AYU RACHMATAMI AMELIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(4)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

SURAT PERNYATAAN ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

MOTO ... viii

SANWACANA ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR BAGAN ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Kegunaan Penelitian ... 9

1. Kegunaan Teoritis ... 9

2. Kegunaan Praktis ... 9

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 10

1. Ruang Lingkup Ilmu ... 10

2. Ruang Lingkup Subjek Penelitian ... 10

3. Ruang Lingkup Objek Penelitian ... 10

4. Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ... 10

5. Ruang Lingkup Waktu Penelitian ... 10

II. TINJUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori ... 11

1. Pengertian Pemahaman ... 11

2. Pengertian Belajar ... 12

3. Ciri-ciri Belajar ... 14

4. Pengertian Hasil Belajar ... 15

5. Pengertian Sistem Penilaian (evaluasi) ... 16

6. Pengertian Laporan Hasil Belajar (LHB) ... 18

7. Fungsi Laporan Hasil Belajar ... 19

8. Pengertian Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik ... 20


(5)

b. Pengertian Ranah Afektif ... 24

c. Pengertian Ranah Psikomotorik ... 29

9. Ciri-ciri Penilaian Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik... 31

a. Ciri-ciri Penilaian Ranah Kognitif ... 31

b. Ciri-ciri Penilaian Ranah Afektif ... 34

c. Ciri-ciri Penilaian Ranah Psikomotorik ... 39

10. Kerangka Pikir ... 40

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 42

B. Populasi dan Sampel ... 43

1. Populasi dan Sampel ... 43

3. Teknik Sampling ... 44

C. Variabel Penelitian ... 45

1. Definisi Variabel Bebas ... 45

2. Definisi Variabel Terikat... 45

D. Definisi Operasional Variabel ... 45

E. Rencana Pengukuran Variabel ... 46

F. Teknik Pengumpulan Data ... 46

1. Teknik Pokok ... 46

2. Teknik Penunjang... 47

G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 48

1. Validitas ... 48

2. Reliabilitas ... 48

H. Teknik Analisis Data ... 50

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Langkah-langkah Penelitian ... 52

1. Persiapan Pengajuan Judul ... 52

2. Penelitian Pendahuluan ... 53

3. Pengajuan Rencana Penelitian ... 54

4. Pelaksanaan penelitian ... 55

a. Persiapan Administrasi ... 55

b. Penyusunan Alat Pengumpulan Data ... 55

c. Penelitian Di Lapangan ... 56

5. Pelaksanaan Uji Coba Angket ... 56

a. Analisis Validitas Angket... 56

b. Analisis Reliabilitas Angket ... 57

B. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 62

1. Sejarah Singkat SMA Budaya Bandar Lampung ... 62

2. Visi, Misi Dan Tujuan Sekolah ... 64

3. Situasi dan Kondisi Sekolah ... 66

C. Deskripsi Data ... 68

1. Pengumpulan Data ... 68

2. Penyajian Data ... 68


(6)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 100 B. Saran ... 101 DAFTAR PUSTAKA


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data wawancara terhadap orang tua tentang pemahaman Laporan Hasil

Belajar (LHB) Peserta didik yang dulu di SMK N 2 B.Lampung ... 5

Tabel 2. Data wawancara terhadap orang tua tentang pemahaman Laporan Hasil Belajar (LHB) Peserta didik yang sekarang di SMK N 2 B.Lampung ... 6

Tabel 3. Data jumlah sampel berdasarkan jumlah Jumlah Siswa – Siswi SMK Negeri 2 Bandar Lampung Tahun ajaran 2011-2012 ... 44

Tabel 4. Distribusi Hasil Uji Coba Angket pada 10 Responden di Luar Populasi Tahun 2011/2012 untuk Kelompok Ganjil (X) ... 58

Tabel 5. Distribusi Hasil Uji Coba Angket dari 10 Responden di Luar Populasi Tahun 2011/2012 untuk Kelompok Genap (Y) ... 59

Tabel 6. Tabel Kerja Hasil antara Kelompok Ganjil (X) dengan Kelompok Genap (Y) ... 59

Tabel 7. Jumlah Guru SMK N 2 Bandar Lampung ... 66

Tabel 8. Jumlah Ruang Kelas SMK N 2 Bandar Lampung ... 66

Tabel 9. Distibusi Skor Hasil Angket Indikator Ranah Kognitif ... 69

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Dari Indikator Muatan Ranah Kognitif ... 70

Tabel 11. Distibusi Skor Hasil Angket Indikator Ranah Afektif ... 72

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Dari Indikator Muatan Ranah Afektif ... 73

Tabel 13. Distibusi Skor Hasil Angket Indikator Ranah Psikomotorik ... 75

Tabel 14. Distribusi Frekuensi Dari Indikator Muatan Ranah Psikomotorik ... 76

Tabel 15. Distibusi Skor Hasil Angket Indikator Ketercapaian Kompetensi ... 78

Tabel 16. Distribusi Frekuensi Dari Indikator Keriteria Ketercapain Minimum ... 79

Tabel 17. Distibusi Skor Hasil Angket Indikator Fungsi LHB ... 81

Tabel 18. Distribusi Frekuensi Dari Indikator Funsi LHB ... 82

Tabel 19. Distibusi Skor Hasil Angket Pemahaman Tentang LHB ... 84


(8)

DAFTAR DIAGRAM

Bagan Kerangka Pikir ... 41


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data wawancara terhadap orang tua tentang pemahaman Laporan Hasil

Belajar (LHB) Peserta didik yang dulu di SMK N 2 B.Lampung ... 5

Tabel 2. Data wawancara terhadap orang tua tentang pemahaman Laporan Hasil Belajar (LHB) Peserta didik yang sekarang di SMK N 2 B.Lampung ... 6

Tabel 3. Data jumlah sampel berdasarkan jumlah Jumlah Siswa – Siswi SMK Negeri 2 Bandar Lampung Tahun ajaran 2011-2012 ... 44

Tabel 4. Distribusi Hasil Uji Coba Angket pada 10 Responden di Luar Populasi Tahun 2011/2012 untuk Kelompok Ganjil (X) ... 58

Tabel 5. Distribusi Hasil Uji Coba Angket dari 10 Responden di Luar Populasi Tahun 2011/2012 untuk Kelompok Genap (Y) ... 59

Tabel 6. Tabel Kerja Hasil antara Kelompok Ganjil (X) dengan Kelompok Genap (Y) ... 59

Tabel 7. Jumlah Guru SMK N 2 Bandar Lampung ... 66

Tabel 8. Jumlah Ruang Kelas SMK N 2 Bandar Lampung ... 66

Tabel 9. Distibusi Skor Hasil Angket Indikator Ranah Kognitif ... 69

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Dari Indikator Muatan Ranah Kognitif ... 70

Tabel 11. Distibusi Skor Hasil Angket Indikator Ranah Afektif ... 72

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Dari Indikator Muatan Ranah Afektif ... 73

Tabel 13. Distibusi Skor Hasil Angket Indikator Ranah Psikomotorik ... 75

Tabel 14. Distribusi Frekuensi Dari Indikator Muatan Ranah Psikomotorik ... 76

Tabel 15. Distibusi Skor Hasil Angket Indikator Ketercapaian Kompetensi ... 78

Tabel 16. Distribusi Frekuensi Dari Indikator Keriteria Ketercapain Minimum ... 79

Tabel 17. Distibusi Skor Hasil Angket Indikator Fungsi LHB ... 81

Tabel 18. Distribusi Frekuensi Dari Indikator Funsi LHB ... 82

Tabel 19. Distibusi Skor Hasil Angket Pemahaman Tentang LHB ... 84


(10)

Judul Skripsi : Studi Tentang Tingkat Pemahaman Orang Tua Terhadap Laporan Hasil Belajar (LHB) Peserta Didik SMK Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.

Nama Mahasiswa : Ayu Rachmatami Amelia Nomor Pokok Mahasiswa : 0813032004

Program Studi : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Holilulloh, M.Si. Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd. NIP 19610711 198703 1 003 NIP 19820727 200604 1 002 2. Mengetahui

Ketua Jurusan Ketua Program Studi

Pendidikan IPS Pendidikan PKn

Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si Drs. Holilulloh, M.Si.


(11)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan ridho-Nya, sehingga penulisan Skripsi yang berjudul Studi Tentang Tingkat Pemahaman Orang Tua Terhadap Laporan Hasil Belajar (LHB) Siswa-Siswi SMK N 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011 – 2012”, dapat diselesaikan.

Penulisan Skripsi ini diselenggarakan sebagai serangkaian kegiatan dalam pemenuhan salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan.

Skripsi ini mencakup rencana tindakan penelitian berupa teori dan konsep terkait penelitian yang akan dilakukan setelah proposal penelitian ini disetujui dengan melalui berbagai tahapan.

Apabila terdapat kekurangan dalam penulisan maupun pada penyusunan, maka peneliti selalu membuka sumbang saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun dan untuk menyempurnakan penyajian Skripsi ini.

Semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Bandar Lampung, Mei 2012

Ayu Rachmatami Amelia NPM. 0813032004


(12)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Holilulloh, M.Si. ...

Sekretaris : Hermi Yanzi, S.Pd, M.Pd ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Berchah Pitoewas, M.H. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(13)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama AYU RACHMATAMI AMELIA dilahirkan di Bandar Lampung, 23 Maret 1990, anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Ayahanda Hi. Ismanto Hadi Saputra dan Ibunda Hj. Marlina Marzuki Shaleh.

Penulis menyelesaikan pendidikan formal, pendidikan yang pertama pada jenjang Pendidikan Usia Dini di Al- Ikhlas Pada Tahun 1994 dan dilanjutkan pada jenjang Taman Kanak-Kanak di TK. Persit Kartika Chandra Kirana pada tahun 1996, kemudian penulis meneruskan di Pendidikan Sekolah Dasar di SD Persit Kartika II-5 Bandar Lampung pada tahun 2002, dilanjutkan dengan pendidikan Sekolah Lanjut Tingkat Pertama di SLTP Negeri 9 Bandar Lampung pada tahun 2005, dan pada tahun 2006 penulis melanjutkan pendidikan di jenjang Sekolah Menengah Atas di SMA YP UNILA Bandar Lampung. Kemudian pada tahun 2008 penulis diterima di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada Jurusan Ilmu Sosial Program Studi Pkn melalui jalur PAKB.


(14)

MOTTO

Dan Mintalah Pertolongan Kepada Allah SWT,

Dengan Cara Sabar dan Shalat

(Q.S Al-Baqarah: 45)

Lakukanlah Yang Terbaik Akan Membawa Nama Baik

Menjadi Semakin Baik

(Ayu Rachmatami Amelia)

I CAN IF I THINK I CAN DO IT

(Ayu Rachmatami Amelia)

Kesabaran, Keikhlasan dan Kemauan Diri Yang Tinggi Akan

Membawa Kita Pada Sebuah Kebahagiaan dan Kesuksesan


(15)

PERSEMBAHAN

Dengan segala puji syukur dan ketulusan hati, kupersembahkan

karya sederhanaku ini kepada:

Ayahanda Hi. Ismanto Hadi Saputra dan Ibunda Hj. Marlina Marzuki Shaleh

yang sangat aku cintai dan sayangi, terima kasih atas doa dan pengorbanan kalian

demi keberhasilanku

Adik-adikku tersayang Mutia Nanda Sari dan Muhammad Billy Yoga Permana

yang selalu berdoa demi keberhasilanku

Seseorang yang terbaik yang kelak akan menjadi imamku dan akan menemani

hari-hari sepanjang hidupku dan telah membuat aku menjadi pribadi yang lebih dewasa

dan lebih bertanggung jawab

Sahabat-sahabatku tersayang tidak ada kata yang lebih indah selain kata terima

kasih yang akan aku berikan, terima kasih semangatnya, kesabarannya dan kasih

sayang yang kalian berikan selama ini

Semua yang telah banyak membantu dalam perjalanan hidupku baik keluargaku,

guru-guru dan para dosenku serta Almamater Tercinta Universitas Lampung


(16)

SANWANCANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan Hidayahnya-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Studi Tentang Tingkat Pemahaman Orang Tua Terhadap Laporan Hasil Belajar (LHB) Peserta Didik SMK Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari hambatan yang datang baik dari luar dan dari dalam diri penulis. Penulisan skripsi ini juga tidak lepas dari bimbingan dan bantuan serta petunjuk dari berbagai pihak, oleh karena itu Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. Holilulloh, M.Si., selaku Ketua Program Studi PPKn Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung sekaligus selaku Pembimbing I, terima kasih atas masukan, saran dan kritikannya kepada penulis. Kepada Bapak Drs. Hi. Berchah Pitoewas, M.H., selaku Pembahas I, terima kasih atas pengarahan dan bimbingan kepada penulis. Serta Bapak Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd. selaku Pembimbing II, terima kasih atas pengarahan dan bimbingan kepada penulis. Serta penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:


(17)

1. Bapak Dr. Hi Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S. selaku pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si. selaku pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H.. selaku pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

6. Ibu Yunisca Nurmalisa, S.Pd, M.Pd. selaku pembahas II terimakasih atas masukan, saran dan kritikannya kepada penulis.

7. Bapak Muhammad Mona Adha, S.Pd, M.Pd. selaku koordinator seminar terima kasih atas semua kritikan dan saran yang diberikan.

8. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Khususnya Dosen Program Studi PPKN.

9. Bapak Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Bandar Lampung beserta wakil, serta para staf dan guru atas izin dalam penelitian skripsi ini.

10. Orang tuaku tercinta Papa dan Mama, jika ada kata-kata yang paling mulia selain kata terima kasih, mungkin itu yang akan aku katakan, Mama Papa thanks for everything, atas semua doa dan pengorbanannya selama ini, ini


(18)

yang akan aku persembahkan untuk kalian aku sangat menyanyangi dan mencintai Papa dan Mama.

11. Adik-adikku tercinta, Mutia Nanda Sari dan Muhammad Billy Yoga Permanaterima kasih atas keceriaan yang kalian telah berikan, kakak sayang kalian semua. Serta seluruh keluarga besarku baik keluarga besar mama maupun papa, terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan dan doa kalian semua.

12. Sahabat Terbaikku, Agustinus Tampubolon, Pak M. Mona Adha, Putri Nurul F.R, Winda Eka, Desy Restiana, Uswatun Hasanah, Yuni Martha N, Nevita Safutri, Junia Vamela, Ariyandi Kurniawan, Tri Ambar S, Anggraini Suwinda, terima kasih sahabat terbaikku selama ini kalian telah menjadi tenpat aku mengadu dan kalian telah memberikan kritik dan saran yang positif agar aku menjadi lebih baik lagi, jika ada kata terindah selain terima kasih itu yang akan aku haturkan kepada kalian, aku sayang kalian sahabatku. 13. Sahabatku Nelisa, Putri, Euis, Nicky, Ypta, Arief, Yust, Guzel, Fatil, Dedy, Rayen, Yuris, dan semua sahabat-sahabatku terima kasih atas motivasi dan masukan yang positif buat ayu.

14. Sahabatku dikampus Uci, Rusyda, Beliana, Amah, Emil, Puspita, Ovi, Tantri, Dian, Susi, Evi, Santi, Putri Pra, Beti, Eka, Ucu, Yayuk, Erli, dan semua teman-teman Pkn 2008 baik reguler maupun mandiri yang tidak bisa aku sebutin satu per satu, terima kasih untuk semua yang kalian berikan padaku.


(19)

15. Bapak dan Mamak a yang selalu mendukung dan mendoakan yang terbaik buat ayu, terima kasih juga buat adik-adik kecilku RP Zsizsi Adelia dan RS Zsazsa Mayori yang selalu memberikan doa buat mba, terima kasih banyak mba sayang kalian, dan terima kasih juga buat kamu a.

16. Kakak Tingkat 2006 dan 2007 serta Adik-adik Tingkatku 2009-2011 Reguler dan Nonreguler terima kasih buat semuanya.

17. Semua teman seperjuanganku di KKN dan PPL, serta terima kasih yang sebesar-besarnya kepada keluarga besar Bapak Suheiri Amin dan juga kepada seluruh warga Desa Suka Ratu serta Siswa dan siswi Di SMP N 1 Pardasuka serta semua pihak sekolah dan terutama kepada guru pamongku Ibu Farida. 18. Dan terima kasih untuk semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis sangat menyadari akan keterbatasan pengetahuan, pengalaman, serta informasi yang ada pada diri penulis, sehingga dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih terdapat banyak kekurangan baik dalam hal penyampaian maupun kelengkapannya, Akhirnya berharap semoga karya sederhana ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, Juni 2012 Penulis

Ayu Rachmatami Amelia


(20)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan baik dan bermutu yang diberikan oleh guru kepada peserta didik akan berdampak baik terhadap penilaian dan juga hasil akhir siswa pada lembaran belajar siswa, dimana Penilaian merupakan upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai atau tidak. Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Dengan kata lain, penilaian berfungsi sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar peserta didik.


(21)

2

Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran dan pada akhir pembelajaran. Fokus penilaian pendidikan adalah keberhasilan belajar peserta didik dalam mencapai standar kompetensi yang ditentukan. Pada tingkat mata pelajaran, kompetensi yang harus dicapai berupa standar kompetensi (SK), mata pelajaran yang selanjutnya dijabarkan dalam kompetensi dasar (KD), dan untuk tingkat satuan pendidikan, kompetensi yang harus dicapai peserta didik adalah Standar Kompetensi Lulusan (SKL).

Pada proses pembelajaran terdapat adanya evaluasi pembelajaran, dimana evaluasi merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu kondisi, nilai atau ide, misalkan jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria yang ada. Evaluasi pembelajaran merupakan hasil dari pengukuran dan informasi hasil penilaian peserta didik.

Sitem evaluasi disini merupakan kemampuan berpikir untuk dapat memberikan pertimbangan terhadap suatu situasi, sistem nilai, metoda, persoalan dan pemecahannya dengan menggunakan tolak ukur tertentu sebagai patokan. Ditandai dengan kemampuan menilai, menafsirkan, mempertimbangkan dan menentukan.

Penilaian atau evaluasi hasil pembelajaran dituangkan kedalam sebuah format laporan secara tertulis, yang disebut dengan Laporan Hasil Belajar atau Rapor. Laporan Hasil Belajar (LHB) merupakan evaluasi dari proses pembelajaran yang diberikan oleh guru kepada peserta didik yang dilakukan sebanyak 2 kali pada tiap semester yang kemudian laporan hasil belajar


(22)

3

tersebut disampaikan kepada orang tua peserta didik, melalui raport yang berisikan angka dan deskriptif.

Format dari Laporan Hasil Belajar yang dulu terdiri atas 21 halaman yaitu, 1 halaman petunjuk penggunaan, 1 halaman keterangan identitas peserta didik, 16 halaman keterangan lembar penilaian siswa yang berisikan dengan hasil dari evaluasi belajar peserta didik selama 1 semester, dimana terlampirkan nilai kognitif peserta didik dan nilai rata – rata kelas yang ditulis dengan menggunakan angka dan huruf.

Sedangkan format Laporan Hasil Belajar yang sekarang terdiri atas 1 halaman petunjuk penggunaan, 1 halaman keterangan identitas peserta didik, dan halaman keterangan lembar penilaian siswa yang berisikan dengan hasil dari evaluasi belajar peserta didik selama 1 semester, dimana terlampirkan aspek kognitif peserta didik (pemahaman terhadap materi pelajaran yang telah diberikan), aspek afektif (sikap dan penghayatan peserta didik), dan aspek psikomotorik (pengalaman peserta didik) serta nilai Keriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditulis dengan menggunakan angka dan huruf.

Pada Laporan Hasil Belajar siswa yang terdahulu, hanya terdapat penilaian dari segi kognitifnya saja dan terlihat orang tua dan siswa lebih paham dengan laporan hasil belajar yang terdahulu. Sedangkan Laporan Hasil Belajar (LHB) peserta didik yang sekarang semua aspek atau ranah baik kognitif, afektif, dan psikomotorik dicantumkan pada laporan hasil belajar dimana baik orang tua maupun siswa masih kurang paham dengan adanya ketiga muatan ranah tersebut. Dan juga orang tua jadi malas membaca


(23)

4

secara seksama laporan hasil belajar peserta didik karena terlalu banyak tulisan - tulisan maupun angka – angka yang terdapat pada Laporan Hasil Belajar peserta didik.

Penelitian ini terfokus pada persepsi atau pemahaman orang tua terhadap Laporan Hasil Belajar (LHB) Peserta Didik SMK Negeri 2 Bandar Lampung Tahun pelajaran 2011-2012 karena banyak orang tua yang belum paham dengan adanya laporan hasil belajar peserta didik saat ini.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilaksanakan di SMK Negeri 2 Bandar Lampung, peneliti menemukan banyak orang tua yang kurang paham terhadap Laporan Hasil Belajar peserta didik saat ini yang mencakup tiga muatan ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sehingga orang tua menjadi malas untuk membaca Laporan Hasil Belajar tersebut secara seksama. Selain itu format penilaian yang disajikan pada Laporan Hasil Belajar saat ini terlalu rumit dan membuat orang tua bingung membaca dan memahami Laporan Hasil Belajar tersebut.

Berikut ini disajikan tabel hasil wawancara terhadap orang tua tentang pemahaman pada laporan hasil belajar peserta didik SMK Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011-2012.


(24)

5

Tabel 1. Hasil pra-survey melalui wawancara terhadap beberapa orang tua

tentang pemahaman pada Laporan Hasil Belajar (LHB) peserta didik yang terdahulu di SMK N 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011-2012.

Wawancara Mengenai Laporan Hasil Belajar yang terdahulu

No Aspek yang diobservasi Tinggi Sedang Rendah 1

2

3

4

Pemahaman terhadap LBH

Orang Tua Membaca Laporan hasil belajar siswa secara seksama

Orang Tua mengetahui Prilaku dan sikap anak selama di sekolah Orang Tua dapat mengetahui semua ranah penilaian s peserta didik

v v - - - - v - - - - v

Sumber : Data pra-survey melalui wawancara , pada tanggal 27 Januari 2012.

Berdasarkan tabel di atas hasil wawancara terhadap 10 orang tua peserta didik SMK N 2 Bandar Lampung, pemahaman orang tua terhadap Laporan Hasil Belajar pada LHB yang terdahulu yaitu tinggi dimana orang tua dapat memahami dengan baik apa saja yang terkandung dalam laporan hasil belajar Peserta didik, dan pada laporan hasil yang terdahulu orang tua dapat membaca laporan tersebut secara seksama karena dalam LHB yang terdahulu tidak terlalu banyak muatan yang membuat orang tua bingung dalam membaca LHB tersebut. Selain itu orang tua juga dapat mengetahui prilaku siswa selama di sekolah pada laporan hasil belajar yang terdahulu, namun orang tua tidak dapat mengetahui dengan jelas tentang sikap maupun keterampilan siswa melalui laporan hasil belajar yang terdahulu, karena laporan hasil belajar yang terdahulu tidak mengandung ketiga muatan ranah, yaitu, kognitif, afektif, dan psikomotorik.


(25)

6

Tabel 2. Hasil pra-survey melalui wawancara terhadap beberapa orang tua

tentang pemahaman pada Laporan Hasil Belajar (LHB) peserta didik yang sekarang di SMK N 2 Bandar Lampung Tahun pelajaran 2011-2012.

Wawancara Mengenai Laporan Hasil Belajar Saat Ini

No Aspek yang diobservasi Tinggi Sedang Rendah 1

2

3

4

Pemahaman terhadap LBH

Orang Tua Membaca Laporan hasil belajar siswa secara seksama

Orang Tua mengetahui Prilaku dan sikap anak selama di sekolah Orang Tua dapat mengetahui semua ranah penilaian peserta didik

- - v - - v - v v - - -

Sumber : Data pra-survey melalui wawancara, pada tanggal 27 Januari 2012.

Berdasarkan tabel di atas hasil wawancara terhadap 10 orang tua peserta didik SMK N 2 Bandar Lampung, pemahaman orang tua terhadap Laporan Hasil Belajar siswa pada LHB yang sekarang yaitu rendah dimana orang tua kurang memahami dengan baik apa saja yang terkandung dalam laporan hasil belajar peserta didik, dan pada laporan hasil yang sekarang orang tua tidak membaca laporan tersebut secara seksama karena dalam LHB yang sekarang terlalu banyak muatan yang membuat orang tua bingung dalam membaca LHB tersebut. Selain itu orang tua juga dapat mengetahui prilaku peserta didik selama di sekolah pada laporan hasil belajar yang sekarang, karena di dalam laporan hasil belajar yang sekarang terdapat tiga muatan ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.


(26)

7

Hasil Pra-survey melalui wawancara pada pemaham orang tua terhadap Laporan Hasil Belajar (LHB) peserta didik yang terkini di SMK N 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011-2012 pada tingkat sedang ke rendah, yang terdapat beberapa faktor penyebab yang diduga menjadi penyebab rendahnya hasil pemahaman orang tua terhadap Laporan Hasil Belajar yang terkini diantaranya yaitu, orang tua malas membaca laporan hasil belajar yang sekarang karena banyak terdapat tulisan dan angka sehingga membuat para orang tua menjadi bingung, kurangnya minat orang tua dalam memahami Laporan hasil Belajar siswa saat ini, rendahnya tingkat kepedulian orang tua terhadap pentingnya memahami Laporan Hasil Belajar selain itu, kurangnya peran guru dalam menjelaskan kepada orang tua adanya ketiga muatan ranah tersebut dalam Laporan Hasil Belajar peserta didik juga merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya pemahaman orang tua terhadap Laporan Hasil Belajar saat ini.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis perlu mengadakan suatu penelitian yang berjudul “Studi Tentang Tingkat Pemahaman Orang Tua terhadap Laporan Hasil Belajar (LHB) Peserta Didik SMK N 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011 –2012 ”


(27)

8

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:

1. Rendahnya Pemahaman Orang tua terhadap Laporan Hasil Belajar peserta didik.

2. Kurangnya Peran Guru dalam menjelaskan ketiga muatan ranah yang terdapat pada Laporan Hasil Belajar kepada orang tua.

3. Kurangnya minat Orang Tua dalam memahami Laporan Hasil Belajar peserta didik.

4. Rendahnya tingkat kepedulian orang tua terhadap memahami pentingnya Laporan Hasil Belajar.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, peneliti membatasi masalah pada Rendahnya Pemahaman Orang tua terhadap Laporan Hasil Belajar (LHB) Peserta Didik SMK N 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011-2012.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimanakah Pemahaman Orang Tua Terhadap Laporan Hasil Belajar (LHB) Peserta Didik SMK N 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011-2012.


(28)

9

E. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan Tentang Tingkat Pemahaman Orang Tua Terhadap Laporan Hasil Belajar (LHB) Peserta Didik SMK N 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011-2012. 2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini secara teoritis mengembangkan konsep ilmu pendidikan dan kemasyarakatan khususnya pada pemahaman orang tua terhadap Laporan Hasil Belajar (LHB), sebagai bentuk laporan kemajuan dan perkembangan pembelajaran anak di sekolah.

b. Kegunaan Praktis

1. Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi para orang tua agar dapat memahami Laporan Hasil Belajar (LHB) peserta didik. 2. Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai masukan yang

positif bagi sekolah agar dalam pelaksanaan Pembagian Laporan Hasil Belajar (LHB) peserta didik dapat menjelasakan kepada orang tua tentang cakupan apa saja yang terdapat pada LHB siswa yang sekarang.


(29)

10

F. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu pendidikan dan kemasyarakatan.

2. Ruang Lingkup Objek

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Studi Tentang Tingkat Pemahaman Orang Tua Terhadap Laporan Hasil Belajar (LHB) peserta didik.

3. Ruang Lingkup Subjek

Subjek dalam penelitian ini adalah Orang Tua siswa – siswi SMK Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011-2012.

4. Ruang Lingkup Wilayah

Peneliti melaksanakan penelitian ini di SMK Negeri 2 Raja Bassa Bandar Lampung.

5. Ruang Lingkup Waktu

Pelaksanaan penelitian ini adalah sejak dikeluarkannya surat izin penelitian pendahuluan oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dari tanggal 27 Februari sampai dengan 5 Mei 2012.


(30)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritis

1. Pengertian Pemahaman

Secara umum, pemahaman merupakan proses pengetahuan seseorang dalam mencari makna atau memahami suatu hal yang belum diketahui oleh dirinya yang berkaitan dengan segala sesuatu yang ada. Oleh karena itu, pencapaian tingkat pemahaman seseorang akan berbeda pula sesuai dengan tingkat pengetahuan seseorang.

Menurut Suharsimi Arikunto (1995: 115) “Pemahaman (comprehension) siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana diantara fakta-fakta atau konsep”. Kemudian Menurut Poesprodjo (1987: 52-53) “Bahwa pemahaman bukan kegiatan berpikir semata, melainkan pemindahan letak dari dalam berdiri disituasi atau dunia orang lain”.

Bloom (1956), Pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Seseorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berfikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan.


(31)

12

Kemudian orang tua juga merupakan guru bagi anak-anaknya karena orang tua juga salah satu faktor terpenting dalam membentuk kepribadian seorang anak.

Menurut Kartono (1982:27) “Orang tua adalah pria dan wanita yang terikat dalam perkawinan dan siap sedia untuk memikul tanggung jawab sebagai ayah dan ibu dari anak-anak yang dilahirkannya”

Kemudian menurut Gunarsa (1976:27) “Orang tua adalah dua individu yang berbeda memasuki hidup bersama dengan membawa pandangan, pendapat dan kebiasaan- kebiasaan sehari-hari”.

Thamrin Nasution (1985:1) orang tua adalah orang yang bertanggung jawab dalam sebuah rumah tangga atau keluarga dalam penghidupan sehari-hari disebut ibu dan bapak, mereka adalah yang terutama dan utama dalam peran kelangsungan hidup rumah tangga atau keluarga, sedangkan semua anak-anaknya berada di bawah pengawasan maupun dalam asuhan dan bimbingannya disebut sebagai anggota keluarga.

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman otang tua adalah pemahaman atau pendapat serta pandangan orang yang paling berperan penting di dalam sebuah keluarga yaitu orang tua.

2. Pengertian Belajar

Belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir, dan


(32)

kemampuan-13

kemampuan yang lain, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:729) menyebutkan ”belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu tertentu dengan tergantung pada kekuatan harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti oleh suatu hasil tertentu dan pada daya tarik hasil itu bagi orang

bersangkutan”.

Menurut Menurut james O. Whittaker (1999) “belajar adalah Proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman”.

Kemudian menurut Hakim (2005) belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan.

Sedangkan menurut Bloom (1956) adalah ahli pendidikan yang terkenal sebagai pencetus konseptaksonomi belajar. Taksonomi belajar adalah pengelompokkan tujuan berdasarkan domain atau kawasan belajar. Menurut Bloom ada tiga domain belajar yaitu :

a. Cognitive Domain (Kawasan Kognitif). Adalah kawasan yang

berkaitan dengan aspek-aspek intelektual atau secara logis yang bisa diukur dengan pikiran atau nalar. Kawasan ini tediri dari:

1. Pengetahuan (Knowledge). 2. Pemahaman (Comprehension). 3. Penerapan (Aplication)

4. Penguraian (Analysis). 5. Memadukan (Synthesis). 6. Penilaian (Evaluation).


(33)

14

b. Affective Domain (Kawasan afektif). Adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya. Kawasan ini terdiri dari:

1. Penerimaan (receiving/attending). 2. Sambutan (responding).

3. Penilaian (valuing).

4. Pengorganisasian (organization). 5. Karakterisasi (characterization)

c. Psychomotor Domain (Kawasan psikomotorik). Adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot (neuronmuscular system) dan fungsi psikis. Kawasan ini terdiri dari:

1. Kesiapan (set) 2. Meniru (imitation) 3. Membiasakan (habitual) 4. Adaptasi (adaption)

5. Ciri – Ciri Belajar

Menurut Hamalik (2003 : 21) ciri – ciri belajar adalah :

a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.


(34)

15

b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman, dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan yang tidak diaaanggap sebagai hasil belajar, seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi.

c. Untuk dapat disebut sebagai belajar, maka perubahan itu harus relative mantap, harus merupakan akhir dari suatu periode waktu yang cukup panjang.

6. Pengertian Hasil Belajar

Djamarah (2000: 45), hasil belajar adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Hasil tidak akan pernah dihasilkan selama orang tidak melakukan sesuatu. Untuk menghasilkan sebuah prestasi dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang sangat besar. Hanya dengan keuletan, sungguh–sungguh, kemauan yang tinggi dan rasa optimisme dirilah yang mampu untuk mancapainya.

Kemudian menurut Slamento (2003:2) menyatakan bahwa belajar adalah

“suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan”. Sementara itu menurut Nasution (1995:25) mengemukakan bahwa “hasil

adalah suatu perubahan pada diri individu”. Perubahan yang dimaksud tidak halnya perubahan pengetahuan, tetapi juga meliputi perubahan kecakapan, sikap, pengrtian, dan penghargaan diri pada individu tersebut.


(35)

16

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (1990: 133) mengatakan bahwa

“hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar, perubahan itu tampak dalam perbuatan yang dapat diaamati,dan dapat diukur”.

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil akhir dari suatu proses pembelajaran yang dilakukan oleh individu yang meliputi berbagai aspek, yaitu pengertian, pemahaman dan tingkah laku.

7. Pengertian Sistem Penilaian (Evaluasi)

Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran dan pada akhir pembelajaran. Fokus penilaian pendidikan adalah keberhasilan belajar peserta didik dalam mencapai standar kompetensi yang ditentukan. Pada tingkat mata pelajaran, kompetensi yang harus dicapai berupa standar kompetensi (SK), mata pelajaran yang selanjutnya dijabarkan dalam kompetensi dasar (KD), dan untuk tingkat satuan pendidikan, kompetensi yang harus dicapai peserta didik adalah Standar Kompetensi Lulusan (SKL).

Ada empat istilah yang terkait dalam konsep penilaian yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan belajar peserta didik, yaitu pengukuran, pengujian, penilaian, dan evaluasi.

Menurut Guilford (1982), :pengukuran adalah proses penetapan ukuran terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu”. Pengukuran dapat


(36)

17

menggunakan tes dan non-tes. Kemudian pengujian juga merupakan bagian dari pengukuran yang dilanjutkan dengan penilaian.

Penilaian merupakan rangkaian untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis. Menurut Griffi (1991: 17), “penilaian merupakan suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu”.

Evaluasi merupakan merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu kondisi, nilai atau ide, misalkan jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria yang ada. Menurut Lehmann (1991: 53), “Evaluasi (evaluation) adalah penilaian yang sistematik tentang manfaat kegunaan suatu objek”. Penilian/evaluasi disini merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu kondisi, nilai atau ide, misalkan jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria yang ada. Oleh karena itu dalam kegiatan evaluasi, alat ukur yang digunakan juga bervariasi tergantung pada jenis data yang diperoleh. Pengukuran, penilaian, dan evaluasi bersifat bertahap (hierarkis), maksudnya kegiatan penilaian dilakukan secara berurutan, dimulai dengan pengukuran, penilaian kemudian yang terakhir evaluasi.


(37)

18

8. Pengertian Laporan Hasil Belajar (LHB)

Laporan Hasil Belajar (LHB) peserta didik berbentuk profil yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, informasi mengenai aspek–aspek tersebut diperoleh berdasarkan sistem tagihan yang dipergunakan untuk mata pelajaran yang sesuai dengan tuntutan kompetensi dasar.

Laporan Hasil Belajar atau biasa disebut dengan rapor merupakan dokumen yang menjadi penghubung komunikasi baik antara sekolah dengan orang tua peserta didik maupun dengan pihak-pihak lain yang ingin mengetahui tentang hasil belajar peserta didik pada kurun waktu tertentu. Karena itu rapor harus komunikatif, informatif, dan komprehensif (menyeluruh) untuk memberikan gambaran tentang hasil belajar peserta didik.

Kemudian raport itu sendiri merupakan salah satu pertanggungjawaban sekolah terhadap masyarakat tentang kemampuan yang telah dimiliki siswa yang berupa sekumpulan hasil penilaian.Kegiatan penilaian dilakukan melalui pengukuran atau pengujian terhadap siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dalam suatu unit tertentu. Untuk memperoleh informasi yang akurat penilaian harus dilakukan secara sistematik dengan menggunakan prinsip penilaian.

Seperti yang tercantum pada pasal 25 (4) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menjelaskan bahwa kompetensi lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ini


(38)

19

berarti bahwa pembelajaran dan penilaian harus mengembangkan kompetensi peserta didik yang berhubungan dengan ranah afektif (sikap), kognitif (pengetahuan), dan psikomotor (keterampilan).

Berdasarkan definisi di atas, dapat disumpulkan bahwa laporan hasil belajar merupakan sebuah laporan dari hasil pertanggungjawaban sekolah kepada pihak orang tua yang berupa dokumen yang berisikan tentang penilaian dari peserta didik.

8. Fungsi Laporan Hasil Belajar (LHB)

Laporan Hasil Belajar atau yang biasa disebut dengan rapor, mempunyai fungsi yang cukup penting, baik bagi siswa, orang tua, guru mata pelajaran, maupun wali kelas, antara lain :

a. Fungsi Laporan Hasil Belajar bagi Siswa

1. Mengetahui kemajuan hasil belajar diri

2. Mengetahui konsep-kosep atau teori-teori yang belum dikuasai 3. Memotivasi diri untuk belajar lebih baik

4. Memperbaiki strategi belajar

b. Fungsi Laporan Hasil Belajar bagi Orang Tua

1. Membantu anaknya belajar 2. Memotivasi anaknya belajar

3. Membantu sekolah untuk meningkatkan hasil belajar siswa 4. Membantu sekolah dalam melengkapi fasilitas belajar di rumah


(39)

20

c. Fungsi Laporan Hasil Belajar bagi guru mata pelajaran

Hasil penilaian digunakan guru untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan siswa dalam satu kelas. Hasil penilaian harus dapat mendorong guru agar mengajar lebih baik, dan membantu guru untuk menentukan strategi mengajar yang lebih tepat.

d. Fungsi Laporan Hasil Belajar bagi Wali Kelas

Setelah mengetahui kekuatan dan kelemahan siswa dalam kelas yang diampunya wali kelas dapat menentukan pengaturan tempat duduk, pembagian anggota kelompok belajar dan langkah strategis lainnya untuk membantu siswa meningkatkan kompetensi siswa atau membantu mengatasi kesulitan blajar siswa yang lemah.

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi dari laporan hasil belajar adalah sebagai cara agar siswa dapat termotivasi untuk memperbaiki prestasi belajarnya dan juga sebagai wadah untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada pada diri siswa.

9. Pengertian Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik

Aspek kognitif, Afektif, dan Psikomotorik merupakan ranah yang erat sekali dan bahkan tidak mungkin dapat dilepaskan dari kegiatan atau proses evaluasi hasil belajar. Bloom (1956) “mengemukakan bahwa aspek kognitif merupakan pemahaman pemahamannya terhadap materi atau bahan pelajaran yang telah diberikan, sedangkan afektif adalah sikap dan


(40)

21

penghayatan peserta didik, kemudia psikomotorik adalah pengalaman atau keterampilan peserta didik”.

a. Pengertian Ranah Kognitif

Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang atau aspek yang dimaksud adalah:

1. Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)

Pengetahuan atau hafalan adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, rumus-rumus, dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunkannya. Pengetahuan atau ingatan adalah merupakan proses berfikir yang paling rendah.

Salah satu contoh hasil belajar kognitif pada jenjang pengetahuan adalah dapat menghafal surat al-Ashar, menerjemahkan dan menuliskannya secara baik dan benar, sebagai salah satu materi pelajaran kedisiplinan yang diberikan oleh guru Pendidikan Agama Islam di sekolah.


(41)

22

2. Pemahaman (comprehension)

Pemahamn adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Seseorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berfikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan.

Salah satu contoh hasil belajar ranah kognitif pada jenjang pemahaman ini misalnya: Peserta didik atas pertanyaan Guru Pendidikan Agama Islam dapat menguraikan tentang makna kedisiplinan yang terkandung dalam surat al-Ashar secara lancar dan jelas.

3. Penerapan (application)

Penerapan adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam situasi yang baru dan kongkret. Penerapan ini adalah merupakan proses berfikir setingkat lebih tinggi ketimbang pemahaman.

Salah satu contoh hasil belajar kognitif jenjang penerapan misalnya: Peserta didik mampu memikirkan tentang penerapan konsep kedisiplinan


(42)

23

yang diajarkan Islam dalam kehidupan sehari-hari baik dilingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya. Jenjang analisis adalah setingkat lebih tinggi ketimbang jenjang aplikasi.

Contoh: Peserta didik dapat merenung dan memikirkan dengan baik tentang wujud nyata dari kedisiplinan seorang siswa dirumah, disekolah, dan dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat, sebagai bagian dari ajaran Islam.

5. Sintesis (syntesis)

Sintesis adalah kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses berfikir analisis. Sisntesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang yang berstruktur atau bebrbentuk pola baru. Jenjang sintesis kedudukannya setingkat lebih tinggi daripada jenjang analisis. Salah satu jasil belajar kognitif dari jenjang sintesis ini adalah: peserta didik dapat menulis karangan tentang pentingnya kedisiplinan sebagiamana telah diajarkan oleh islam.


(43)

24

6. Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)

Penilaian adalah merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif dalam taksonomi Bloom. Penilian/evaluasi disini merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu kondisi, nilai atau ide, misalkan jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria yang ada.

Salah satu contoh hasil belajar kognitif jenjang evaluasi adalah: peserta didik mampu menimbang-nimbang tentang manfaat yang dapat dipetik oleh seseorang yang berlaku disiplin dan dapat menunjukkan mudharat atau akibat-akibat negatif yang akan menimpa seseorang yang bersifat malas atau tidak disiplin, sehingga pada akhirnya sampai pada kesimpulan penilaian, bahwa kwdisiplinan merupakan perintah Allah SWT yang waji dilaksanakan dalam sehari-hari.

b. Pengertian Ranah Afektif

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Seperti: perhatiannnya terhadap mata pelajaran pendidikan agama Islam, kedisiplinannya dalam mengikuti


(44)

25

mata pelajaran agama disekolah, motivasinya yang tinggi untuk tahu lebih banyak mengenai pelajaran agama Islam yang di terimanya, penghargaan atau rasa hormatnya terhadap guru pendidikan agama Islam dan sebagainya.

Menurut Bloom (1956), Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu:

a. Receiving atau attending (menerima atua memperhatikan), adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Termasuk dalam jenjang ini misalnya adalah: kesadaran dan keinginan untuk menerima stimulus, mengontrol dan menyeleksi gejala-gejala atau rangsangan yang datang dari luar. Receiving atau attenting juga sering di beri pengertian sebagai kemauan untuk memperhatikan suatu kegiatan atau suatu objek. Pada jenjang ini peserta didik dibina agar mereka bersedia menerima nilai atau nilai-nilai yang di ajarkan kepada mereka, dan mereka mau menggabungkan diri kedalam nilai itu atau meng-identifikasikan diri dengan nilai itu. Contah hasil belajar afektif jenjang receiving , misalnya: peserta didik bahwa disiplin wajib di tegakkan, sifat malas dan tidak di siplin harus disingkirkan jauh-jauh. b. Responding (menanggapi) mengandung arti “adanya partisipasi aktif”. Jadi kemampuan menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikut sertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya salah satu cara. Jenjang ini


(45)

26

lebih tinggi daripada jenjang receiving. Contoh hasil belajar ranah afektif responding adalah peserta didik tumbuh hasratnya untuk mempelajarinya lebih jauh atau menggeli lebih dalam lagi, ajaran-ajaran Islam tentang kedisiplinan.

c. Valuing (menilai atau menghargai), menilai atau menghargai artinya mem-berikan nilai atau memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan. Valuing adalah merupakan tingkat afektif yang lebih tinggi lagi daripada receiving dan responding. Dalam kaitan dalam proses belajar mengajar, peserta didik disini tidak hanya mau menerima nilai yang diajarkan tetapi mereka telah berkemampuan untuk menilai konsep atau fenomena, yaitu baik atau buruk. Bila suatu ajaran yang telah mampu mereka nilai dan

mampu untuk mengatakan “itu adalah baik”, maka ini berarti bahwa

peserta didik telah menjalani proses penilaian. Nilai itu mulai di camkan (internalized) dalam dirinya. Dengan demikian nilai tersebut telah stabil dalam peserta didik. Contoh hasil belajar efektif jenjang valuing adalah tumbuhnya kemampuan yang kuat pada diri peseta didik untuk berlaku disiplin, baik disekolah, dirumah maupun di tengah-tengah kehidupan masyarakat.

d. Organization (mengatur atau mengorganisasikan), artinya memper-temukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang universal, yang membawa pada perbaikan umum. Mengatur atau mengorganisasikan merupakan pengembangan dari nilai kedalam satu


(46)

27

sistem organisasi, termasuk didalamnya hubungan satu nilai denagan nilai lain., pemantapan dan perioritas nilai yang telah dimilikinya. Contoh nilai efektif jenjang organization adalah peserta didik mendukung penegakan disiplin nasional yang telah dicanangkan oleh bapak presiden Soeharto pada peringatan hari kemerdekaan nasional tahun 1995.

e. Characterization by evalue or calue complex (karakterisasi

dengan suatu nilai atau komplek nilai), yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki oleh seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Disini proses internalisasi nilai telah menempati tempat tertinggi dalal suatu hirarki nilai.

Nilai itu telah tertanam secara konsisten pada sistemnya dan telah mempengaruhi emosinya. Ini adalah merupakan tingkat efektif tertinggi, karena sikap batin peserta didik telah benar-benar bijaksana. Ia telah memiliki phyloshopphy of life yang mapan. Jadi pada jenjang ini peserta didik telah memiliki sistem nilai yang telah mengontrol tingkah lakunya untuk suatu waktu yang lama, sehingga membentu

karakteristik “pola hidup” tingkah lakunya menetap, konsisten dan

dapat diramalkan. Contoh hasil belajar afektif pada jenjang ini adalah siswa telah memiliki kebulatan sikap wujudnya peserta didik menjadikan perintah Allah SWT yang tertera di Al-Quran menyangkut disiplinan, baik kedisiplinan sekolah, dirumah maupun ditengah-tengan kehidupan masyarakat.


(47)

28

Secara skematik kelima jenjang afektif sebagaimana telah di kemukakan dalam pembicaraan diatas, menurut A.J Nitko (1983) dapat di gambarkan sebagai berikut “Ranah afektif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif, karena dalam ranah afektif kemampuan yang diukur adalah: Menerima (memperhatikan), Merespon, Menghargai, Mengorganisasi, dan Karakteristik suatu nilai”.

Skala yang digunakan untuk mengukur ranah afektif seseorang terhadap kegiatan suatu objek diantaranya skala sikap. Hasilnya berupa kategori sikap, yakni mendukung (positif), menolak (negatif), dan netral. Sikap pada hakikatnya adalah kecenderungan berperilaku pada seseorang. Ada tiga komponen sikap, yakni kognisi, afeksi, dan konasi. Kognisi berkenaan dengan pengetahuan seseorang tentang objek yang dihadapinya. Afeksi berkenaan dengan perasaan dalam menanggapi objek tersebut, sedangkan konasi berkenaan dengan kecenderungan berbuat terhadap objek tersebut. Oleh sebab itu, sikap selalu bermakna bila dihadapkan kepada objek tertentu.

Skala sikap dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden, apakah pernyataan itu didukung atau ditolaknya, melalui rentangan nilai tertentu. Oleh sebab itu, pernyataan yang diajukan dibagi ke dalam dua kategori, yakni pernyataan positif dan pernyataan negatif. Salah satu skala sikap yang sering digunakan adalah skala Likert. Dalam skala Likert, pernyataan-pernyataan yang diajukan, baik


(48)

29

pernyataan positif maupun negatif, dinilai oleh subjek dengan sangat setuju, setuju, tidak punya pendapat, tidak setuju, sangat tidak setuju.

c. Pengertian Ranah Psikomotorik

Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya.

Hasil belajar ranah psikomotor dikemukakan oleh Simpson (1956) yang menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. “Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku)”.

Hasi belajar kognitif dan hasil belajar afektif akan menjadi hasil belajar psikomotor apabila peserta didik telah menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif dan ranah afektif dengan materi kedisiplinan menurut agama Islam sebagaimana telah dikemukakan pada pembiraan terdahulu, maka wujud nyata dari hasil psikomotor yang merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif afektif itu adalah:


(49)

30

1. Peserta didik bertanya kepada guru pendidikan agama Islam tentang contoh-contoh kedisiplinan yang telah ditunjukkan oleh Rosulullah SAW, para sahabat, para ulama dan lain-lain

2. Peseta didik mencari dan membaca buku-buku, majalah-majalah atau brosur-brosur, surat kabar dan lain-lain yang membahas tentang kedisiplinan

3. Peserta didik dapat memberikan penejelasan kepada teman-teman sekelasnya di sekolah, atau kepada adik-adiknya di rumah atau kepada anggota masyarakat lainnya, tentang kedisiplinan diterapkan, baik di sekolah, di rumah maupun di tengah-tengah kehidupan masyarakat

4. Peserta didik menganjurkan kepada teman-teman sekolah atau adik-adiknya, agar berlaku disiplin baik di sekolah, di rumah maupun di tengah-tengah kehidupan masyarakat

5. Peserta didik dapat memberikan contoh-contoh kedisiplinan di sekolah, seperti datang ke sekolah sebelum pelajaran di mulai, tertib dalam mengenakan seragam sekolah, tertib dan tenag dalam mengikuti pelajaran, di siplin dalam mengikuti tata tertib yang telah ditentukan oleh sekolah, dan lain-lain

6. Peserta didik dapat memberikan contoh kedisiplinan di rumah, seperti disiplin dalam belajar, disiplin dalam mennjalannkan ibadah shalat, ibadah puasa, di siplin dalam menjaga kebersihan rumah, pekarangan, saluran air, dan lain-lain


(50)

31

7. Peserta didik dapat memberikan contoh kedisiplinan di tengah-tengah kehidupan masyarakat, seperti menaati rambu-rambu lalu lintas, tidak kebut-kebutan, dengan suka rela mau antri waktu membeli karcis, dan lain-lain

8. Peserta didik mengamalkan dengan konsekuen kedisiplinan dalam belajar, kedisiplinan dalam beribadah, kedisiplinan dalam menaati peraturan lalu lintas, dan sebagainya.

10. Ciri–ciri Ranah Penilaian Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik a. Ciri–Ciri Ranah Penilaian Kognitif

Menurut Taksonomi Bloom (1980), “kemampuan kognitif adalah kemampuan berfikir secara hirarki yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi”.

Pada tingkat pengetahuan, peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan hafalan saja. Pada tingkat pemahaman peserta didik dituntut juntuk menyatakan masalah dengan kata-katanya sendiri, memberi contoh suatu konsep atau prinsip. Pada tingkat aplikasi, peserta didik dituntut untuk menerapkan prinsip dan konsep dalam situasi yang baru. Pada tingkat analisis, peserta didik diminta untuk untuk menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian, menemukan asumsi, membedakan fakta dan pendapat serta menemukan hubungan sebab—akibat. Pada tingkat sintesis, peserta didik dituntut untuk menghasilkan suatu cerita, komposisi, hipotesis atau teorinya sendiri dan mensintesiskan pengetahuannya. Pada


(51)

32

tingkat evaluasi, peserta didik mengevaluasi informasi seperti bukti, sejarah, editorial, teori-teori yang termasuk di dalamnya judgement terhadap hasil analisis untuk membuat kebijakan.

Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut.

Dengan demikian aspek kognitif adalah sub-taksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi. Aspek kognitif terdiri atas enam tingkatan dengan aspek belajar yang berbeda-beda. Keenam tingkat tersebut yaitu:

1. Tingkat pengetahuan (knowledge), pada tahap ini menuntut siswa untuk mampu mengingat (recall) berbagai informasi yang telah diterima sebelumnya, misalnya fakta, rumus, terminologi strategi problem solving dan lain sebagianya.

2. Tingkat pemahaman (comprehension), pada tahap ini kategori pemahaman dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan pengetahuan, informasi yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri. Pada tahap ini peserta didik diharapkan menerjemahkan atau menyebutkan kembali yang telah didengar dengan kata-kata sendiri.


(52)

33

3. Tingkat penerapan (application), penerapan merupakan kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipelajari kedalam situasi yang baru, serta memecahkan berbagai masalah yang timbuldalam kehidupan sehari-hari.

4. Tingkat analisis (analysis), analisis merupakan kemampuan mengidentifikasi, memisahkan dan membedakan komponen-komponen atau elemen suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi, hipotesa atau kesimpulan, dan memeriksa setiap komponen tersebut untuk melihat ada atau tidaknya kontradiksi. Dalam tingkat ini peserta didik diharapkan menunjukkan hubungan di antara berbagai gagasan dengan cara membandingkan gagasan tersebut dengan standar, prinsip atau prosedur yang telah dipelajari.

5. Tingkat sintesis (synthesis), sintesis merupakan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh.

6. Tingkat evaluasi (evaluation), evaluasi merupakan level tertinggi yang mengharapkan peserta didik mampu membuat penilaian dan keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda dengan menggunakan kriteria tertentu.


(53)

34

b. Ciri – Ciri Ranah Penilaian Afektif

Menurut (Andersen, 1981:4) “Sikap merupakan suatu kencendrungan untuk bertindak secara suka atau tidak suka terhadap suatu objek”. Sikap dapat dibentuk melalui cara mengamati dan menirukan sesuatu yang positif, kemudian melalui penguatan serta menerima informasi verbal.

Perubahan sikap dapat diamati dalam proses pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai, keteguhan, dan konsistensi terhadap sesuatu. Penilaian sikap adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap mata pelajaran, kondisi pembelajaran, pendidik, dan sebagainya.

Kemudian Menurut Fishbein dan Ajzen dalam Pomham (1975) sikap adalah suatu predisposisi yang dipelajari untuk merespon secara positif atau negatif terhadap suatu objek, situasi, konsep, atau orang. Sikap peserta didik terhadap objek misalnya sikap terhadap sekolah atau terhadap mata pelajaran. Sikap peserta didik ini penting untuk ditingkatkan.

Sikap peserta didik terhadap mata pelajaran, misalnya bahasa Inggris, harus lebih positif setelah peserta didik mengikuti pembelajaran bahasa Inggris dibanding sebelum mengikuti pembelajaran. Perubahan ini merupakan salah satu indikator keberhasilan pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran. Untuk itu pendidik harus membuat rencana pembelajaran termasuk pengalaman belajar peserta didik yang membuat sikap peserta didik terhadap mata pelajaran menjadi lebih positif.

1. Minat

Menurut Getzel (1966), “minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yang mendorong seseorang untuk


(54)

35

memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman, dan keterampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian”. Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia (1990:583), “minat atau keinginan adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu”. Hal penting pada minat adalah intensitasnya. Secara umum minat termasuk karakteristik afektif yang memiliki intensitas tinggi.

Penilaian minat dapat digunakan untuk:

a. mengetahui minat peserta didik sehingga mudah untuk pengarahan dalam pembelajaran,

b. mengetahui bakat dan minat peserta didik yang sebenarnya,

c. pertimbangan penjurusan dan pelayanan individual peserta didik, d. menggambarkan keadaan langsung di lapangan/kelas,

Mengelompokkan didik yang memiliki peserta minat sama, acuan dalam menilai kemampuan peserta didik secara keseluruhan dan memilih metode yang tepat dalam penyampaian materi,

a. mengetahui tingkat minat peserta didik terhadap pelajaran yang

diberikan pendidik,

b. bahan pertimbangan menentukan program sekolah,


(55)

36

2. Konsep Diri

Menurut Smith, konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu terhadap kemampuan dan kelemahan yang dimiliki. Target, arah, dan intensitas konsep diri pada dasarnya seperti ranah afektif yang lain. Target konsep diri biasanya orang tetapi bisa juga institusi seperti sekolah. Arah konsep diri bisa positif atau negatif, dan intensitasnya bisa dinyatakan dalam suatu daerah kontinum, yaitu mulai dari rendah sampai tinggi.

Konsep diri ini penting untuk menentukan jenjang karir peserta didik, yaitu dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri, dapat dipilih alternatif karir yang tepat bagi peserta didik. Selain itu informasi konsep diri penting bagi sekolah untuk memberikan motivasi belajar peserta didik dengan tepat.

Penilaian konsep diri dapat dilakukan dengan penilaian diri. Kelebihan dari penilaian diri adalah sebagai berikut:

1. Pendidik mampu mengenal kelebihan dan kekurangan peserta didik.

2. Peserta didik mampu merefleksikan kompetensi yang sudah dicapai.

3. Pernyataan yang dibuat sesuai dengan keinginan penanya.

4. Memberikan motivasi diri dalam hal penilaian kegiatan peserta didik.


(56)

37

5. Peserta didik lebih aktif dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran.

6. Dapat digunakan untuk acuan menyusun bahan ajar dan mengetahui standar input peserta didik.

7. Peserta didik dapat mengukur kemampuan untuk mengikuti pembelajaran.

8. Peserta didik dapat mengetahui ketuntasan belajarnya. 9. Melatih kejujuran dan kemandirian peserta didik. 10.Peserta didik mengetahui bagian yang harus diperbaiki. 11.Peserta didik memahami kemampuan dirinya.

12.Pendidik memperoleh masukan objektif tentang daya serap peserta didik.

13.Mempermudah pendidik untuk melaksanakan remedial, hasilnya dapat untuk instropeksi pembelajaran yang dilakukan.

14.Peserta didik belajar terbuka dengan orang lain. 15.Peserta didik mampu menilai dirinya.

16.Peserta didik dapat mencari materi sendiri.

17.Peserta didik dapat berkomunikasi dengan temannya.

3. Nilai

Nilai menurut Rokeach (1968) “merupakan suatu keyakinan tentang perbuatan, tindakan, atau perilaku yang dianggap baik dan yang dianggap buruk”. Selanjutnya dijelaskan bahwa sikap mengacu pada


(57)

38

suatu organisasi sejumlah keyakinan sekitar objek spesifik atau situasi, sedangkan nilai mengacu pada keyakinan.

Target nilai cenderung menjadi ide, target nilai dapat juga berupa sesuatu seperti sikap dan perilaku. Arah nilai dapat positif dan dapat negatif. Selanjutnya intensitas nilai dapat dikatakan tinggi atau rendah tergantung pada situasi dan nilai yang diacu.

Sedangkan menurut Tyler (1973:7), “nilai adalah suatu objek, aktivitas, atau ide yang dinyatakan oleh individu dalam mengarahkan minat, sikap, dan kepuasan. Selanjutnya dijelaskan bahwa manusia belajar menilai suatu objek, aktivitas, dan ide sehingga objek ini menjadi pengatur penting minat, sikap, dan kepuasan”. Oleh karenanya satuan pendidikan harus membantu peserta didik menemukan dan menguatkan nilai yang bermakna dan signifikan bagi peserta didik untuk memperoleh kebahagiaan personal dan memberi konstribusi positif terhadap masyarakat.

4. Moral

Piaget dan Kohlberg banyak membahas tentang per-kembangan moral anak. Namun Kohlberg mengabaikan masalah hubungan antara judgement moral dan tindakan moral. Ia hanya mempelajari prinsip moral seseorang melalui penafsiran respon verbal terhadap dilema hipotetikal atau dugaan, bukan pada bagaimana sesungguhnya seseorang bertindak.


(58)

39

Moral berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap kebahagiaan orang lain atau perasaan terhadap tindakan yang dilakukan diri sendiri. Misalnya menipu orang lain, membohongi orang lain, atau melukai orang lain baik fisik maupun psikis. Moral juga sering dikaitkan dengan keyakinan agama seseorang, yaitu keyakinan akan perbuatan yang berdosa dan berpahala. Jadi moral berkaitan dengan prinsip, nilai, dan keyakinan seseorang.

Ranah afektif lain yang penting adalah:

1. Kejujuran: peserta didik harus belajar menghargai kejujuran dalam berinteraksi dengan orang lain.

2. Integritas: peserta didik harus mengikatkan diri pada kode nilai, misalnya

moral dan artistik.

3. Adil: peserta didik harus berpendapat bahwa semua orang mendapat perlakuan yang sama dalam memperoleh pendidikan.

4. Kebebasan: peserta didik harus yakin bahwa negara yang demokratis memberi kebebasan yang bertanggung jawab secara maksimal kepada semua orang.

c. Ciri – Ciri Ranah Penilaian Psikomotorik

Ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan aktivitas fisik, misalnya; menulis, memukul, melompat dan lain sebagainya.


(59)

40

B. Kerangka Pikir

Pemahaman orang tua, dimana pemahaman itu menurut Menurut Suharsimi Arikunto (1995: 115) “Pemahaman (comprehension) siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana diantara fakta-fakta atau konsep”.

Laporan Hasil Belajar (LHB) yang merupakan sebuah laopran yang terulis secara sistematis yang didalamnya terkandung berbagai muatan nilai peserta didik dan memiliki tingkatan – tingkatan dalam pencapaian materi yang diberikan oleh pendidik, dalam laporan hasil belajar terdapat beberapa tingkatan yaitu sangat baik, baik, cukup dan kurang.

Pada Laporan Hasil Belajar peserta didik terdapat tiga muatan ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimana terkait pemahaman orang tua terhadap fungsi dari laporan hasil belajar tersebut, selain itu pemahaman orang tua terhadap ketiga muatan ranah tersebut, dari aspek pemahaman orang tua terhadap ranah kognitif yaitu didalam muatan ranah kognitif ini, orang tua harus paham karena ranah kognitif merupakan ranah yang mencakup kegiatan mental (otak), lalu terhadap ranah afektif yaitu ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai, ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai, kemudian ranah psikomotorik yang merupakan merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.


(60)

41

Penjelasan mengenai kerangka pikir telah dikemukakan, maka di buatlah bagan sebagai berikut:

1.1 Bagan Kerangka Pikir

Studi tentang tingkat pemahaman orang tua terhadap muatan Laporan Hasil

Belajar (X) 1. Indikator :

a. Nilai Kognitif b. Nilai Afektif c. Nilai Psikomotorik d. Ketercapaian Kompetensi e. Fungsi LHB Bagi Orang

Tua

Laporan hasil belajar peserta didik (Y)

1. Paham

2. Kurang Paham 3. Tidak Paham


(61)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode pada sebuah penelitian sangat diperlukan, yaitu suatu bentuk metode yang sesuai dengan masalah yang akan di teliti, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dengan jenis penelitian kasus didalamnya yaitu memaparkan atau menggambarkan tentang Tingkat Pemahaman Orang Tua Terhadap Laporan Hasil Belajar (LHB) peserta didik SMK Negeri 2 Bandar Lampung.

Moh. Nasir (1983:63), “menyatakan bahwa Metode deskriptif adalah metode dalam meneliti sekelompok manusia , suatu objek , suatu set kondisi , suatu sistem pemikiran ataupun suatu klas peristiwa pada masa sekarang”. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi , gambaran atau lukisan secara sistematis , factual yang akurat mengenai fakta dakta , sifat sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.


(62)

43

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Gay (1967:67), “Populasi adalah sekelompok objek atau individu atau peristiwa yang menjadi perhatian peneliti, yang akan dikenai generalisasi penelitian”.

Sedangkan menurut Sugiyono (2009:61), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Kemudian menurut Santoso dan Tjiptono (2002:79), ”Populasi merupakan sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal dan yang membentuk masalah pokok dalam suatu riset khusus. Populasi yang akan diteliti harus didefinisikan dengan jelas sebelum penelitian dilakukan”.

Berdasarkan pendapat diatas, maka populasi penelitian ini adalah orang tua murid SMK Negeri 2 Bandar Lampung kelas X dan XI yang berjumlah 218 peserta didik.


(63)

44

2. Teknik Sampling

Menurut Suharsimi Arikunto ( 1998:117 ) sampel adalah “sebagaian anggota yang diambil dari keseluruhan obyek yang akan diteliti serta dianggap mewakili populasi diambil dengan mengunakan tekhnik tertentu” .

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:12) “mengatakan bahwa apabila subjek penelitian kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi , sebaliknya jika subyeknya besar dapat diambil antara 10 – 15 % atau 20 – 25 % atau lebih”.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan penelitian ini mengambil sampling sebanyak 20 % dari jumlah populasi jadi jumlah sampel yang diteliti adalah 38 orang tua siswa pada siswa dan siswi SMK Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011-2012.

Tabel 3. Jumlah Siswa – Siswi SMK Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011-2012.

No Kelas Jumlah Siswa �� ��

1 X. 1 30 6

2 X. 2 32 7

3 X. 3 30 6

4 XI. 1 30 6

6 XI. 2 30 6

7 XI. 3 32 7

Jumlah 218 38

Sumber data : Tata Usaha SMK Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011-2012


(64)

45

C. Variabel Penelitian 1. Variabel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto ( 1989 :78 ) , “variabel merupakan konsep sebagi gejala yang bervariasi adalah objek penelitian” .

Suatu permasalahan yang diangkat kedalam sebuah penelitian sulit untuk bisa dipecahkan atau dijawab , apabila fenomena – fenomenayang menjadi sasaran objek penelitian tidak dirumuskan secara spesifik . Maka dalam penelitian ini mempunyai dua variabel , yaitu variabel bebas dan variabel terikat .

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel yang mempengaruhi (X) adalah tingkat pemahaman orang tua.

b. Variabel yang dipengaruhi (Y) adalah laporan hasil belajar peserta didik.

2. Definisi Operasional Variabel

Agar dapat memberikan gambaran dengan jelas mengenai jenis-jenis variabel dalam penelitian ini, maka perlu adanya definisi operasional di atas dapat diuraikan lebih lanjut, yaitu sebagai berikut:

a. Pemahaman orang tua yaitu pendapat serta pandangan orang yang paling berperan penting di dalam sebuah keluarga yaitu orang tua.

b. Laporan hasil belajar yaitu merupakan hasil akhir dari suatu proses pembelajaran yang dilakukan oleh individu yang meliputi berbagai aspek, yaitu pengertian, pemahaman dan tingkah laku.


(65)

46

3. Rencana Pengukuran

Pengukuran variabel dalam penelitian ini adalah studi tentang tingkat pemahaman orang tua terhadap laporan hasil belajar siswa SMK Negeri 2 Bandar Lampung.

a. Variabel Bebas (X) yaitu tingkat pemahaman orang tua diukur dengan melihat pemahaman terhadap laporan hasil belajar peserta didik.

1. pemahaman orang tua terhadap LHB

b. Variabel Terikat (Y) yaitu laporan hasil belajar peserta didik. 1. Paham

2. Kurang Paham 3. Tidak Paham

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk melengkapi penelitian ini, maka digunakan beberapa teknik pengumpulan data. Hal ini dilakukan agar mendapatkan data yang lengkap dan valid yang nantinya dapat menunjang keberhasilan dalam penelitian ini. 1. Teknik Pokok

a. Angket

Dalam penelitian ini untuk memperoleh data, peneliti menggunakan angket yang merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan tertulis untuk dijawab oleh responden. Yang didalamnya mengandung Tes Pemahaman yang sebagai alat untuk mengevaluasi, tes pemahaman berupa daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden. Pemberian tes pemahaman kepada responden


(66)

47

dimaksudkan untuk mendapatkan data dari studi tentang tingkat pemahaman orang tua terhadap muatan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik pada laporan hasil belajar peserta didik SMK Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011-2012.

Variabel tentang pemahaman oran tua terhadap laporan hasil belajar siswa diukur dengan alternatif jawaban a, b, c dan untuk menentukan klasifikasi dengan keriteria paham, kurang paham, dan tidak paham.

Menurut Muhammad Natsir (1998:403), yaitu:

a. Untuk jawaban sesuai dengan harapan diberikan skor 3

b. Untuk jawaban yang kurang sesuai dengan harapan diberikan skor 2

c. Untuk jawaban tidak sesuai dengan harapan diberikan skor 1

2. Teknik Penunjang a. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip termasuk juga buku tentang pendapat, teori, dalil,atau hukum-hukum yang berhubungan dengan masalah penelitian.

b. Wawancara

Wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara berpedoman / memakai daftar pertanyaan, agar peneliti dapat menerima informasi


(1)

51

Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa untuk menafsirkan banyaknya presentase yang di peroleh di gunakan kriteria sebagai berikut :

76% - 100% = Baik 56% - 75% = Cukup 40% - 55% = Kurang Baik 0% - 39% = Tidak Baik


(2)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini,dapat disimpulkan bahwa:

1. Studi Tentang Tingkat Pemahaman Orang Tua Terhadap Laporan Hasil Belajar (LHB) Peserta Didik SMK N 2 Bandar Lampung, hampir dari sebagian responden yaitu 24 responden atau 60,53% orang tua yang kurang paham akan adanya muatan ranah yang terdapat pada laporan hasil belajar (LHB) Peserta Didik di sekolah.

2. Kurangnya peran guru dalam menjelaskan muatan ranah yang terkandung dalam laporan hasil belajar Peserta Didik.

3. Rendahnya tingkat kepedulian orang tua terhadap memahami pentingnya laporan hasil belajar (LHB), hal tersebut yang membuat orang tua menjadi kurang paham akan pentingnya memahami fungsi serta aspek-aspek yang terkandung dalam laporan hasil belajar (LHB) Peserta Didik, karena sangat penting sekali bagi orang tua dalam memahami hal tersebut agar dapat membantu guru dalam memotivasi siswa dirumah agar menjadi lebih baik lagi dalam pelajaran di sekolah untuk selanjutnya.


(3)

101

Pemahaman orang tua terhadap laporan hasil belajar ada pada kategori kurang paham yang berarti masih banyak atau lebih dari setengah responden kurang memahami aspek-aspek dan fungsi laporan hasil belajar peserta didik bagi orang tua, hal ini disebabkan oleh kurangnya peran guru dalam menjelaskan aspek-aspek dan fungsi laporan hasil belajar dan rendahnya minat orang tua dalam memahami pentingnya aspek-aspek dan fungsi laporan hasil belajar (LHB) peserta didik.

B. Saran

Setelah peneliti melakukan penelitian, menganalisis, serta mengambil kesimpulan dari hasil penelitian, maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut:

1. Kepada Orang Tua, diharapkan dapat meningkatkan pemahamannya dengan mencari tahu kepada pihak sekolah, tentang aspek-aspek dan fungsi laporan hasil belajar (LHB) peserta didik agar orang tua dapat membantu guru untuk memotivasi siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Kepada Kepala Sekolah, agar dapat mensosialisasikan aspek-aspek yang terkandung dalam laporan hasil belajar peserta didik, karena melihat pada fungsi atau tugas guru untuk menjelaskan tentang laporan hasil belajar kepada orang tua.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Rieka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta. P.T Bumi Aksara. ---2003. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta. P.T Bumi Aksara. Hadi, Sutrisno. 1983. Metodologi Research. Djogjakarta: Yayasan Penerbit Fakultas

Psikologi Universitas Gajah Mada.

Hasbullah. 2008. Dasar-dasar ilmu Pendidikan. Jakarta. Raja Grafindo Persada. Kamus Besar Bahasa Indonesia Tahun 2003.

Malo, Manase. 1985. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta. Rajawali. Muhammad Ali. 1985. Penelitian Pendidikan. Jakarta. PT. Gunung Agung.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005. Tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan.

Sujiono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Raja GrafindoPersada. Sutrisno Hadi. 1989. Statistika. Andi Onset. Yogyakarta.

---1984. Statistika. Andi Onset. Yogyakarta.

Suharsimi Arikunto. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Bina Aksara. ---1986. Prosedur Suatu Pendidikan Pendekatan Praktis. Jakarta. Bina Aksara.


(5)

Thamrin Nasution. 1985. Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Anak. Yogyakarta

Unila. 2008. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung: Unila Undang Undang No.20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional.


(6)

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Motivasi Dengan Disiplin Belajar Peserta Didik Kejar Paket C di SKB Situbondo Tahun Pelajaran 2010/2011

0 12 18

Tingkat Kepuasan Peserta Didik Terhadap Pelayanan Proses Pembelajaran di SMK Averus

0 6 120

Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Siswa dan Ketersediaan Fasilitas Belajar Di Rumah dengan Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII Semester Ganjil SMP Negeri 18 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011

1 17 76

Studi Tentang Tingkat Pemahaman Orang Tua Terhadap Laporan Hasil Belajar (LHB) Peserta Didik SMK Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.

2 36 75

Pengaruh Penerapan Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Model Elaborasi Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa Dalam Pembelajaran IPS Kelas VIII MTs Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014

0 6 54

Faktor-Faktor Penghambat Pelaksanaan Program Pengayaan Pada Mata Pelajaran IPS Di SMK Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015

4 33 105

View of Peningkatan Kemampuan Peserta Didik pada Materi Pembelajaran Iman terhadap Hari Akhir Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Kelas IX-1 di SMP Negeri 24 Bandar Lampung

0 0 12

Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik melalui Metode Problem Solving dalam Pelajaran Matematika Kelas IV SDN 12 Nan Sabaris

0 0 9

Efektivitas Teknik Modeling Melalui Konseling Kelompok Untuk Meningkatkan Karakter Rasa Hormat Peserta Didik (Quasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas X di SMK Muhammadiyah 2 Bandung Tahun Pelajaran 20142015)

0 0 22

Pengaruh Kepercayaan Diri dan Motivasi Berprestasi Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 8 Surakarta

0 0 13