PENDAHULUAN Pengelolaan Disiplin Kerja Guru (Studi Situs Di SD Negeri 9 Boyolali).

(1)

1 A. Latar Belakang Penelitian

Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan yang harus mendapat perhatian sentral, pertama dan utama, figur yang satu ini akan senantiasa menjadi sorotan strategis ketika berbicara masalah pendidikan, karena guru selalu terkait dengan komponen manapun dalam sistem pendidikan, guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara formal di sekolah, guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik, terutama dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar.

Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa di dukung oleh guru yang profesional dan berkualitas.

Dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 74 Tahun 2008 tentang Guru sebutan guru mencakup: (1) guru itu sendiri, baik guru kelas, guru bidang studi, maupun guru bimbingan dan konseling atau guru bimbingan karir; (2) guru dengan tugas tambahan sebagai kepala sekolah; (3) guru dalam jabatan


(2)

pengawas. Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal. Tugas utama itu akan efektif jika guru memiliki derajat profesionalitas tertentu yang tercermin dari kompetensi, kemahiran, kecakapan, atau keterampilan yang memenuhi standar mutu atau norma etik tertentu. Secara formal, untuk menjadi profesional guru diisyaratkan memenuhi kualifikasi akademik minimum dan bersertifikat pendidik. Guru-guru yang memenuhi kriteria profesional inilah yang akan mampu menjalankan fungsi utamanya secara efektif dan efisien untuk mewujudkan proses pendidikan dan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, yakni berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab (Danim, 2010: 17-18).

Guru profesional adalah guru yang mampu mengelola dirinya sendiri dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Dalam teori motivasi ditegaskan bahwa seseorang akan bekerja secara profesional bilamana orang tersebut memiliki kemampuan (ability) dan motivasi (motivation). Maksudnya adalah seseorang akan bekerja secara profesional bilamana memiliki kemampuan kerja yang tinggi dan kesungguhan hati untuk mengerjakan dengan baik. Seorang guru dapat dikatakan profesional bila memiliki kemampuan tinggi


(3)

dalam bekerja (high level of abstract) dan motivasi tinggi (high level of

commitment).

Guru yang profesional dan berkualitas yang berhasil dalam melaksanakan segala tugasnya adalah guru yang selalu disiplin dalam segala hal. Guru yang disiplin sebagai unsur utama dalam keseluruhan proses pendidikan, mempunyai tugas untuk membimbing, mengarahkan dan juga menjadi teladan yang baik bagi para peserta didiknya, dengan setumpuk tugas serta tanggung jawab yang diembannya guru mampu menunjukkan bahwa dia mampu menghasilkan kinerja yang baik demi terciptanya pendidikan yang bermutu. Disiplin sangat penting artinya bagi kehidupan manusia, oleh karena itu, ia harus ditanamkan secara terus-menerus agar disiplin menjadi kebiasaan. Orang-orang yang berhasil dalam bidang pekerjaan, umumnya mempunyai kedisiplinan yang tinggi, sebaliknya orang yang gagal umumnya tidak disiplin. Demikian pula dengan guru yang disiplin pasti akan berhasil dalam melaksanakan segala tugasnya jika dibandingkan dengan guru yang tidak disiplin.

Disiplin merupakan kata yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya kata disiplin tidak hanya berdiri sendiri, akan tetapi sering dirangkai dengan kata yang lain misalnya disiplin kerja, disiplin waktu, disiplin berpakaian, disiplin berlalu lintas, dan sebagainya. Disiplin adalah suatu ketentuan berupa peraturan-peraturan yang secara eksplisit perlu juga


(4)

mencakup sanksi-sanksi yang akan diterima jika terjadi pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan tersebut.

Kedisiplinan adalah fungsi operatif dari Manajeman Sumber Daya Manusia yang terpenting karena semakin baik disiplin karyawan, semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya.Tanpa disiplin yang baik, sulit bagi organisasi mencapai hasil yang optimal. Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela mentaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan peraturan perusahaan baik yang tertulis maupun tidak. Kedisiplinan dapat diartikan bilamana karyawan datang dan pulang tepat pada waktunya, mengerjakan semua pekerjaannya dengan baik, mematuhi semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kedisiplinan harus ditegakkan dalam suatu organisasi perusahaan, karena tanpa dukungan disiplin karyawan yang baik, maka sulit perusahaan untuk mewujudkan tujuannya. Jadi, kedisiplinan adalah kunci keberhasilan suatu perusahaan mencapai tujuan (Thoha, 2008:172-173).

Sebagai pengajar atau pendidik, guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Itulah sebabnya setiap adanya inovasi pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya manusia yang dihasilkan dari upaya pendidikan selalu


(5)

bermuara pada faktor guru. Hal ini menunjukkan bahwa betapa eksisnya peran guru dalam dunia pendidikan.

Pada era reformasi dan desentralisasi pendidikan saat ini menyebabkan orang bebas untuk melakukan kritik, saat ini guru sering menjadi sorotan dari berbagai media masa, berkaitan dengan rendahnya mutu pendidikan, dan keberhasilan suatu sekolah. Ada sebagian masyarakat beranggapan bahwa keberhasilan suatu pendidikan sangat ditentukan oleh mutu guru itu sendiri. Sementara diketahui bersama keberhasilan atau kegagalan pendidikan sebenarnya dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya yaitu kedisiplinan kerja. Berkaitan dengan ulasan di atas Sinungan (Amriany, 2004) menyatakan kedisiplinan merupakan masalah yang patut diperhatikan, sebab kedisiplinan bukan hanya sekedar menunjukkan indikasi turunnya semangat dan kegairahan dalam mengajar tetapi dapat mempengaruhi pencapaian tujuan proses belajar-mengajar. Ditambahkan oleh Nitisemito (2008: 199) menyatakan masalah kedisiplinan kerja, merupakan masalah yang perlu diperhatikan, sebab dengan adanya kedisiplinan, dapat mempengaruhi efektifitas dan efisiensi pencapaian tujuan organisasi.

Disiplin adalah suatu sikap, tingkah laku atau perbuatan yang sesuai dengan peraturan, baik yang tertulis maupun tidak. Kondisi ini perlu dipahami oleh semua guru, bahwasannya kedisiplinan kerja tidak hanya mentaati diskripsi formal yang sudah tertulis dalam undang-undang atau


(6)

peraturan pemerintah, namun lebih dari itu harus ada tindakan ekstra yang melebihi deskripsi peran yang ditentukan dalam undang-undang tersebut. Fenomena yang ada menunjukkan bahwa ada banyak perilaku yang tidak terdeskripsi secara formal namun seharusnya bisa dilakukan oleh para guru guna meningkatkan kedisiplinan kerja, misalnya memberikan les tambahan bagi siswa yang prestasinya di bawah standar, membantu rekan kerja menyelesaikan tugas, kesungguhan dalam mengikuti rapat-rapat, memberikan saran dan partisipasi aktif dalam setiap kegiatan dalam bidang pendidikan.

Meskipun sulit untuk dibuktikan, kenyataan di lapangan masih sering dijumpai ada guru yang menunjukkan kinerja yang kurang baik atau bahkan tidak baik. Malas mengerjakan administrasi pembelajaran diantaranya tidak membuat perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi dilaksanakan seadanya saja, masih ada guru yang kurang disiplin dalam kehadirannya di kelas, tidak disiplin waktu khususnya pada jam datang dan jam pulang dan masih banyak lagi bentuk-bentuk pelanggaran disiplin guru yang lain. Fenomena ketidakdisiplinan guru yang sangat memprihatinkan terjadi pada pelaksanaan Ujian Nasional tahun 2011 yang berakhir dengan pemberian sanksi penurunan pangkat satu tingkat di bawahnya dan dilepasnya jabatan fungsional kepala sekolah dan dua orang guru yang menyuruh seorang murid (Al) untuk memberikan contekan kepada murid-murid yang lain, seperti diberitakan detik.surabaya.com, 7


(7)

Juni 2011. Kasus contekan massal yang terjadi di SDN Gadel II/577 Tandes, Surabaya merupakan cermin ketidakdisiplinan guru yang menghendaki keberhasilan siswanya dalam Ujian Nasional dengan cara yang instan sehingga melupakan kode etik dan melakukan pelanggaran disiplin yang akhirnya memberikan citra buruk pada dunia pendidikan di Indonesia.

Fenomena ketidakdisiplinan guru yang lain terjadi di Tangerang, seperti dilansir solopos.com, 17 Januari 2012, Sopiyan (31) guru SD 1 Larangan Selatan, telah menyetubuhi siswi kelas I salah satu SMP di dalam ruang kelas SDN 3 Larangan Selatan, Kota Tangerang. Tindakan yang benar-benar mencoreng dunia pendidikan ini justru dilakukan oleh guru tersebut di ruang kelas tempat kegiatan pembelajaran berlangsung setiap harinya. Di Karanganyar Bambang Gunawan alias Kodok adalah seorang guru di SDN 2 Wonorejo, Kecamatan Jatiyoso, melakukan pelanggaran disiplin dengan menjadi bandar judi toto gelap (Togel) di lingkungan Terminal Jumantono seperti ditulis solopos.com, 27 Januari 2012.

Seorang guru yang sekaligus PNS juga terikat dengan Disiplin Pegawai Negeri Sipil yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, yang di dalamnya tertuang kewajiban dan larangan yang harus ditaati oleh setiap PNS. Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila


(8)

tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin. Beberapa orang guru dalam kasus di atas juga dijatuhi hukuman disiplin berdasarkan PP No. 53 Tahun 2010.

Berbagai uraian di atas menunjukkan bahwa keberhasilan suatu lembaga pendidikan tidak terlepas dari peran para guru yang bekerja secara profesional dan disiplin. Tanpa kedisiplinan mustahil tujuan lembaga pendidikan dapat tercapai, demikian pula dengan SD Negeri 9 Boyolali yang mendapat sebutan sebagai SD Teladan dengan berbagai prestasi yang berhasil diraih tentunya tidak terlepas dari peran para guru yang bekerja dengan penuh kedisiplinan. Maka dalam penelitian ini akan dikaji secara mendalam tentang pengelolaan Disiplin Kerja Guru SD Negeri 9 Boyolali dalam administrasi pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan dalam evaluasi pembelajaran dengan judul ”Pengelolaan Disiplin Kerja Guru (Studi Situs di SD Negeri 9 Boyolali)”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti dapat menentukan fokus penelitian tesis ini adalah “Bagaimana karakteristik pengelolaan disiplin kerja guru di Sekolah Dasar Negeri 9 Boyolali?” Adapun fokus penelitian ini dijabarkan dalam sub fokus sebagai berikut :

1. Bagaimana karakteristik pengelolaan disiplin kerja guru SD Negeri 9 Boyolali dalam administrasi pembelajaran?


(9)

2. Bagaimana karakteristik pengelolaan disiplin kerja guru SD Negeri 9 Boyolali dalam kegiatan pembelajaran?

3. Bagaimana karakteristik pengelolaan disiplin kerja guru SD Negeri 9 Boyolali dalam evaluasi pembelajaran?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian tesis ini dilakukan untuk mencapai beberapa tujuan sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan karakteristik pengelolaan disiplin kerja guru SD Negeri 9 Boyolali dalam administrasi pembelajaran.

2. Mendeskripsikan karakteristik pengelolaan disiplin kerja guru SD Negeri 9 Boyolali dalam kegiatan pembelajaran.

3. Mendeskripsikan karakteristik pengelolaan disiplin kerja guru SD Negeri 9 Boyolali dalam evaluasi pembelajaran.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat secara praktis maupun teoritis seperti berikut ini :

1. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai gambaran untuk lebih meningkatkan disiplin kerja dalam melaksanakan tugas sehari-hari.


(10)

b. Bagi Kepala Sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan dalam rangka pengelolaan disiplin kerja guru.

c. Bagi masyarakat dan para pelaku kebijakan di bidang pendidikan, dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam upaya untuk meningkatkan disiplin kerja guru.

d. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dipergunakan dalam penerapan pengetahuan yang telah diperoleh di Program Pascasarjana Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2. Manfaat Teoritis

Memberikan sumbangan pemikiran dalam mengembangkan program pengelolaan disiplin kerja guru.

E. Daftar Istilah

1. Disiplin adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan.

2. Disiplin kerja guru merupakan persepsi guru terhadap sikap pribadi guru dalam hal ketertiban dan keteraturan diri yang dimiliki oleh guru dalam bekerja di sekolah tanpa adanya pelanggaran-pelanggaran yang merugikan dirinya, orang lain, atau lingkungannya.

3. Administrasi pembelajaran adalah perangkat pembelajaran yang dibuat oleh guru meliputi silabus, program tahunan, program semester, dan


(11)

rencana pelaksanaan pembelajaran. Administrasi pembelajaran dalam arti seluas-luasnya adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana menata sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara produktif dan bagaimana menciptakan suasana yang baik bagi manusia yang turut serta dalam mencapai tujuan yang disepakati bersama

4. Pembelajaran adalah suatu proses hubungan mengajar dan belajar antara peserta didik dan guru. Tugas dan tanggung jawab utama seorang pengajar adalah mengelola pembelajaran dengan lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif, yang ditandai dengan adanya kesadaran dan keterlibatan aktif diantara guru dan peserta didik

5. Evaluasi Pembelajaran merupakan penilaian kegiatan dan kemajuan belajar siswa yang dilakukan secara berkala berbentuk ujian, praktikum, tugas, dan atau pengamatan oleh guru. Bentuk ujian meliputi ujian tengah semester dan ujian semester.


(1)

peraturan pemerintah, namun lebih dari itu harus ada tindakan ekstra yang melebihi deskripsi peran yang ditentukan dalam undang-undang tersebut. Fenomena yang ada menunjukkan bahwa ada banyak perilaku yang tidak terdeskripsi secara formal namun seharusnya bisa dilakukan oleh para guru guna meningkatkan kedisiplinan kerja, misalnya memberikan les tambahan bagi siswa yang prestasinya di bawah standar, membantu rekan kerja menyelesaikan tugas, kesungguhan dalam mengikuti rapat-rapat, memberikan saran dan partisipasi aktif dalam setiap kegiatan dalam bidang pendidikan.

Meskipun sulit untuk dibuktikan, kenyataan di lapangan masih sering dijumpai ada guru yang menunjukkan kinerja yang kurang baik atau bahkan tidak baik. Malas mengerjakan administrasi pembelajaran diantaranya tidak membuat perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi dilaksanakan seadanya saja, masih ada guru yang kurang disiplin dalam kehadirannya di kelas, tidak disiplin waktu khususnya pada jam datang dan jam pulang dan masih banyak lagi bentuk-bentuk pelanggaran disiplin guru yang lain. Fenomena ketidakdisiplinan guru yang sangat memprihatinkan terjadi pada pelaksanaan Ujian Nasional tahun 2011 yang berakhir dengan pemberian sanksi penurunan pangkat satu tingkat di bawahnya dan dilepasnya jabatan fungsional kepala sekolah dan dua orang guru yang menyuruh seorang murid (Al) untuk memberikan contekan kepada murid-murid yang lain, seperti diberitakan detik.surabaya.com, 7


(2)

Juni 2011. Kasus contekan massal yang terjadi di SDN Gadel II/577 Tandes, Surabaya merupakan cermin ketidakdisiplinan guru yang menghendaki keberhasilan siswanya dalam Ujian Nasional dengan cara yang instan sehingga melupakan kode etik dan melakukan pelanggaran disiplin yang akhirnya memberikan citra buruk pada dunia pendidikan di Indonesia.

Fenomena ketidakdisiplinan guru yang lain terjadi di Tangerang, seperti dilansir solopos.com, 17 Januari 2012, Sopiyan (31) guru SD 1 Larangan Selatan, telah menyetubuhi siswi kelas I salah satu SMP di dalam ruang kelas SDN 3 Larangan Selatan, Kota Tangerang. Tindakan yang benar-benar mencoreng dunia pendidikan ini justru dilakukan oleh guru tersebut di ruang kelas tempat kegiatan pembelajaran berlangsung setiap harinya. Di Karanganyar Bambang Gunawan alias Kodok adalah seorang guru di SDN 2 Wonorejo, Kecamatan Jatiyoso, melakukan pelanggaran disiplin dengan menjadi bandar judi toto gelap (Togel) di lingkungan Terminal Jumantono seperti ditulis solopos.com, 27 Januari 2012.

Seorang guru yang sekaligus PNS juga terikat dengan Disiplin Pegawai Negeri Sipil yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, yang di dalamnya tertuang kewajiban dan larangan yang harus ditaati oleh setiap PNS. Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila


(3)

tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin. Beberapa orang guru dalam kasus di atas juga dijatuhi hukuman disiplin berdasarkan PP No. 53 Tahun 2010.

Berbagai uraian di atas menunjukkan bahwa keberhasilan suatu lembaga pendidikan tidak terlepas dari peran para guru yang bekerja secara profesional dan disiplin. Tanpa kedisiplinan mustahil tujuan lembaga pendidikan dapat tercapai, demikian pula dengan SD Negeri 9 Boyolali yang mendapat sebutan sebagai SD Teladan dengan berbagai prestasi yang berhasil diraih tentunya tidak terlepas dari peran para guru yang bekerja dengan penuh kedisiplinan. Maka dalam penelitian ini akan dikaji secara mendalam tentang pengelolaan Disiplin Kerja Guru SD Negeri 9 Boyolali dalam administrasi pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan dalam evaluasi pembelajaran dengan judul ”Pengelolaan Disiplin Kerja Guru (Studi Situs di SD Negeri 9 Boyolali)”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti dapat menentukan fokus penelitian tesis ini adalah “Bagaimana karakteristik pengelolaan disiplin kerja guru di Sekolah Dasar Negeri 9 Boyolali?” Adapun fokus penelitian ini dijabarkan dalam sub fokus sebagai berikut :

1. Bagaimana karakteristik pengelolaan disiplin kerja guru SD Negeri 9 Boyolali dalam administrasi pembelajaran?


(4)

2. Bagaimana karakteristik pengelolaan disiplin kerja guru SD Negeri 9 Boyolali dalam kegiatan pembelajaran?

3. Bagaimana karakteristik pengelolaan disiplin kerja guru SD Negeri 9 Boyolali dalam evaluasi pembelajaran?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian tesis ini dilakukan untuk mencapai beberapa tujuan sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan karakteristik pengelolaan disiplin kerja guru SD Negeri 9 Boyolali dalam administrasi pembelajaran.

2. Mendeskripsikan karakteristik pengelolaan disiplin kerja guru SD Negeri 9 Boyolali dalam kegiatan pembelajaran.

3. Mendeskripsikan karakteristik pengelolaan disiplin kerja guru SD Negeri 9 Boyolali dalam evaluasi pembelajaran.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat secara praktis maupun teoritis seperti berikut ini :

1. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai gambaran untuk lebih meningkatkan disiplin kerja dalam melaksanakan tugas sehari-hari.


(5)

b. Bagi Kepala Sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan dalam rangka pengelolaan disiplin kerja guru.

c. Bagi masyarakat dan para pelaku kebijakan di bidang pendidikan, dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam upaya untuk meningkatkan disiplin kerja guru.

d. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dipergunakan dalam penerapan pengetahuan yang telah diperoleh di Program Pascasarjana Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2. Manfaat Teoritis

Memberikan sumbangan pemikiran dalam mengembangkan program pengelolaan disiplin kerja guru.

E. Daftar Istilah

1. Disiplin adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan.

2. Disiplin kerja guru merupakan persepsi guru terhadap sikap pribadi guru dalam hal ketertiban dan keteraturan diri yang dimiliki oleh guru dalam bekerja di sekolah tanpa adanya pelanggaran-pelanggaran yang merugikan dirinya, orang lain, atau lingkungannya.

3. Administrasi pembelajaran adalah perangkat pembelajaran yang dibuat oleh guru meliputi silabus, program tahunan, program semester, dan


(6)

rencana pelaksanaan pembelajaran. Administrasi pembelajaran dalam arti seluas-luasnya adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana menata sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara produktif dan bagaimana menciptakan suasana yang baik bagi manusia yang turut serta dalam mencapai tujuan yang disepakati bersama

4. Pembelajaran adalah suatu proses hubungan mengajar dan belajar antara peserta didik dan guru. Tugas dan tanggung jawab utama seorang pengajar adalah mengelola pembelajaran dengan lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif, yang ditandai dengan adanya kesadaran dan keterlibatan aktif diantara guru dan peserta didik

5. Evaluasi Pembelajaran merupakan penilaian kegiatan dan kemajuan belajar siswa yang dilakukan secara berkala berbentuk ujian, praktikum, tugas, dan atau pengamatan oleh guru. Bentuk ujian meliputi ujian tengah semester dan ujian semester.