PENGELOLAAN DISIPLIN KERJA GURU(Studi Situs di SD Negeri 9 Boyolali) Pengelolaan Disiplin Kerja Guru (Studi Situs Di SD Negeri 9 Boyolali).

PEN
PENGELOLAAN
DISIPLIN KERJA GURU
(St
(Studi
Situs di SD Negeri 9 Boyolali)

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH
Diajukan Kepada
Program Studi
di Magister
M
Manajemen Pendidikan Program Pas
Pascasarjana
Universitas Muham
hammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah
lah Satu Syarat
Guna
una Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Oleh :

THERESIA NURANI ISTIPRIJANTI
NIM. Q. 100 080 362

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVER
IVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
RTA
2013

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

PENGELOLAAN DISIPLIN KERJA GURU
(Studi Situs di SD Negeri 9 Boyolali)

Disetujui oleh:

Pembimbing I

Pembimbing II


Prof. Dr. Budi Murtiyasa, M.Kom

Drs. Sofyan Anief, M.Si

ii

PENGELOLAAN DISIPLIN KERJA GURU
(Studi Situs di SD Negeri 9 Boyolali)
Oleh:
Theresia Nurani Istiprijanti1, Budi Murtiyasa2, Sofyan Anief3
Mahasiswa UMS Surakarta 1, Staf Pengajar UMS Surakarta 2, Staf Pengajar UMS
Surakarta 3
ABSTRACT
The purpose of this research there were 3 goals. Describe the
characteristics of (1) the management of labor discipline elementary school
teacher 9 Boyolali in the administration of learning. (2) the management of labor
discipline 9 Boyolali Elementary School teacher in the learning activities. (3) the
management of labor discipline elementary school teachers in the evaluation of
learning Boyolali 9. This type of research uses a form of qualitative research and
ethnographic research design. What research is in SD Negeri 9 Boyolali. Data was

collected by participant observation, in-depth interviews, documentation. The
results of this study were (1) the management of labor discipline elementary
school teacher in the administration of learning Boyolali 9 marked the
administration of learning received attention by the principal by making regular
coaching and monitoring of the administrative evaluation of learning. (2)
Management of labor discipline 9 Boyolali Elementary School teacher in the
learning activities characterized by examining the readiness of teachers in the
form of an annual program, the semester program, syllabus, learning activities
and lesson plans before starting. (3) Management of labor discipline elementary
school teacher 9 Boyolali in the evaluation of learning is characterized by
learning evaluation focused on the efficiency and effectiveness of the
achievement of the instructional objectives, the effectiveness and relevance of
teaching materials, the productivity of teaching and learning activities, resources
and means of teaching effectiveness, and the effectiveness of the assessment
results and learning.
Keywords : discipline teachers, administrative learning, learning activities,
evaluation of learning
Pendahuluan
Guru yang profesional dan berkualitas yang berhasil dalam melaksanakan
segala tugasnya adalah guru yang selalu disiplin dalam segala hal. Guru yang

disiplin sebagai unsur utama dalam keseluruhan proses pendidikan, mempunyai
tugas untuk membimbing, mengarahkan dan juga menjadi teladan yang baik bagi
1

para peserta didiknya, dengan setumpuk tugas serta tanggung jawab yang
diembannya guru mampu menunjukkan bahwa dia mampu menghasilkan kinerja
yang baik demi terciptanya pendidikan yang bermutu. Disiplin sangat penting
artinya bagi kehidupan manusia, oleh karena itu, ia harus ditanamkan secara
terus-menerus agar disiplin menjadi kebiasaan. Orang-orang yang berhasil dalam
bidang pekerjaan, umumnya mempunyai kedisiplinan yang tinggi, sebaliknya
orang yang gagal umumnya tidak disiplin. Demikian pula dengan guru yang
disiplin pasti akan berhasil dalam melaksanakan segala tugasnya jika
dibandingkan dengan guru yang tidak disiplin.
Disiplin merupakan kata yang sering kita temui dalam kehidupan seharihari. Biasanya kata disiplin tidak hanya berdiri sendiri, akan tetapi

sering

dirangkai dengan kata yang lain misalnya disiplin kerja, disiplin waktu, disiplin
berpakaian, disiplin berlalu lintas, dan sebagainya. Disiplin adalah suatu
ketentuan berupa peraturan-peraturan yang secara eksplisit perlu juga

mencakup sangsi-sangsi yang akan diterima jika terjadi pelanggaran terhadap
ketentuan-ketentuan tersebut.
Kedisiplinan adalah fungsi operatif dari Manajeman Sumber Daya
Manusia yang terpenting karena semakin baik disiplin karyawan, semakin tinggi
prestasi kerja yang dapat dicapainya.Tanpa disiplin yang baik, sulit bagi
organisasi mencapai hasil yang optimal. Kedisiplinan adalah kesadaran dan
kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma
sosial yang berlaku. Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela
mentaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya.
Kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan seseorang yang sesuai
dengan peraturan perusahaan baik yang tertulis maupun tidak. Kedisiplinan
dapat diartikan bilamana karyawan datang dan pulang tepat pada waktunya,
mengerjakan semua pekerjaannya dengan baik, mematuhi semua peraturan
perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kedisiplinan harus ditegakkan
dalam suatu organisasi perusahaan, karena tanpa dukungan disiplin karyawan
2

yang baik, maka sulit perusahaan untuk mewujudkan tujuannya. Jadi,
kedisiplinan adalah kunci keberhasilan suatu perusahaan mencapai tujuan.
(Thoha, 2008:172-173).

Sebagai pengajar atau pendidik, guru merupakan salah satu faktor
penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Itulah sebabnya setiap adanya
inovasi pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya
manusia yang dihasilkan dari upaya pendidikan selalu bermuara pada faktor
guru. Hal ini menunjukkan bahwa betapa eksisnya peran guru dalam dunia
pendidikan.
Pada era reformasi dan desentralisasi pendidikan saat ini menyebabkan
orang bebas untuk melakukan kritik, saat ini guru sering menjadi sorotan dari
berbagai media masa, berkaitan dengan rendahnya mutu pendidikan, dan
keberhasilan suatu sekolah. Ada sebagian masyarakat beranggapan bahwa
keberhasilan suatu pendidikan sangat ditentukan oleh mutu guru itu sendiri.
Sementara diketahui bersama keberhasilan atau kegagalan pendidikan
sebenarnya dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya yaitu kedisiplinan
kerja. Berkaitan dengan ulasan di atas Sinungan (Amriany, 2004) menyatakan
kedisiplinan merupakan masalah yang patut diperhatikan, sebab kedisiplinan
bukan hanya sekedar menunjukkan indikasi turunnya semangat dan kegairahan
dalam mengajar tetapi dapat mempengaruhi pencapaian tujuan proses belajarmengajar. Ditambahkan oleh Nitisemito (2008:199) menyatakan masalah
kedisiplinan kerja, merupakan masalah yang perlu diperhatikan, sebab dengan
adanya kedisiplinan, dapat mempengaruhi efektifitas dan efisiensi pencapaian
tujuan organisasi.

Disiplin adalah suatu sikap, tingkah laku atau perbuatan yang sesuai
dengan peraturan, baik yang tertulis maupun tidak. Kondisi ini perlu dipahami
oleh semua guru, bahwasannya kedisiplinan kerja tidak hanya mentaati diskripsi
formal yang sudah tertulis dalam undang-undang atau peraturan pemerintah,
namun lebih dari itu harus ada tindakan ekstra yang melebihi deskripsi peran
3

yang ditentukan dalam undang-undang tersebut. Fenomena yang ada
menunjukkan bahwa ada banyak perilaku yang tidak terdeskripsi secara formal
namun seharusnya bisa dilakukan oleh para guru guna meningkatkan
kedisiplinan kerja, misalnya memberikan les tambahan bagi siswa yang
prestasinya di bawah standar, membantu rekan kerja menyelesaikan tugas,
kesungguhan dalam mengikuti rapat-rapat, memberikan saran dan partisipasi
aktif dalam setiap kegiatan dalam bidang pendidikan.
Meskipun sulit untuk dibuktikan, kenyataan di lapangan masih sering
dijumpai ada guru yang menunjukkan kinerja yang kurang baik atau bahkan tidak
baik. Malas mengerjakan administrasi pembelajaran diantaranya tidak membuat
perencanaan

pembelajaran,


pelaksanaan

pembelajaran

dan

evaluasi

dilaksanakan seadanya saja, masih ada guru yang kurang disiplin dalam
kehadirannya di kelas, tidak disiplin waktu khususnya pada jam datang dan jam
pulang dan masih banyak lagi bentuk-bentuk pelanggaran disiplin guru yang lain.
Fenomena ketidakdisiplinan guru yang sangat memprihatinkan terjadi pada
pelaksanaan Ujian Nasional tahun 2011 yang berakhir dengan pemberian sanksi
penurunan pangkat satu tingkat di bawahnya dan dilepasnya jabatan fungsional
kepala sekolah dan dua orang guru yang menyuruh seorang murid (Al) untuk
memberikan contekan kepada murid-murid yang lain, seperti diberitakan
detik.surabaya.com, 7 Juni 2011. Kasus contekan massal yang terjadi di SDN
Gadel II/577 Tandes, Surabaya merupakan cermin ketidakdisiplinan guru yang
menghendaki keberhasilan siswanya dalam Ujian Nasional dengan cara yang

instan sehingga melupakan kode etik dan melakukan pelanggaran disiplin yang
akhirnya memberikan citra buruk pada dunia pendidikan di Indonesia.
Fenomena ketidakdisiplinan guru yang lain terjadi di Tangerang, seperti
dilansir solopos.com, 17 Januari 2012, Sopiyan (31) guru SD 1 Larangan Selatan,
telah menyetubuhi siswi kelas I salah satu SMP di dalam ruang kelas SDN 3
Larangan Selatan, Kota Tangerang. Tindakan yang benar-benar mencoreng dunia
pendidikan ini justru dilakukan oleh guru tersebut di ruang kelas tempat kegiatan
4

pembelajaran berlangsung setiap harinya. Di Karanganyar Bambang Gunawan
alias Kodok adalah seorang guru di SDN 2 Wonorejo, Kecamatan Jatiyoso,
melakukan pelanggaran disiplin dengan menjadi bandar judi toto gelap (Togel) di
lingkungan Terminal Jumantono seperti ditulis solopos.com, 27 Januari 2012.
Seorang guru yang sekaligus PNS juga terikat dengan Disiplin Pegawai
Negeri Sipil yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.
53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, yang di dalamnya tertuang
kewajiban dan larangan yang harus ditaati oleh setiap PNS. Disiplin Pegawai
Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk menaati kewajiban
dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundangundangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau
dilanggar dijatuhi hukuman disiplin. Beberapa orang guru dalam kasus di atas

juga dijatuhi hukuman disiplin berdasarkan PP No. 53 Tahun 2010.
Berbagai uraian di atas menunjukkan bahwa keberhasilan suatu lembaga
pendidikan tidak terlepas dari peran para guru yang bekerja secara profesional
dan disiplin. Tanpa kedisiplinan mustahil tujuan lembaga pendidikan dapat
tercapai, demikian pula dengan SD Negeri 9 Boyolali yang mendapat sebutan
sebagai SD Teladan dengan berbagai prestasi yang berhasil diraih tentunya tidak
terlepas dari peran para guru yang bekerja dengan penuh kedisiplinan. Maka
dalam penelitian ini akan dikaji secara mendalam tentang pengelolaan Disiplin
Kerja Guru SD Negeri 9 Boyolali dalam administrasi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran dan dalam evaluasi pembelajaran dengan judul

”Pengelolaan

Disiplin Kerja Guru (Studi Situs di SD Negeri 9 Boyolali)”.
Berdasarkan

uraian di atas, maka peneliti dapat menentukan fokus

penelitian tesis ini adalah “Bagaimana karakteristik pengelolaan disiplin kerja
guru di Sekolah Dasar Negeri 9 Boyolali?” Adapun fokus penelitian ini dijabarkan

dalam sub fokus sebagai berikut: (1) Bagaimana karakteristik

pengelolaan

disiplin kerja guru SD Negeri 9 Boyolali dalam administrasi pembelajaran? (2)
Bagaimana karakteristik pengelolaan disiplin kerja guru SD Negeri 9 Boyolali
5

dalam kegiatan pembelajaran? dan (3) Bagaimana karakteristik pengelolaan
disiplin kerja guru SD Negeri 9 Boyolali dalam evaluasi pembelajaran?
Penelitian tesis ini dilakukan untuk mencapai beberapa tujuan sebagai
berikut: (1) Mendeskripsikan karakteristik pengelolaan disiplin kerja guru SD
Negeri 9 Boyolali dalam administrasi pembelajaran. (2) Mendeskripsikan
karakteristik pengelolaan disiplin kerja guru SD Negeri 9 Boyolali dalam kegiatan
pembelajaran. dan (3) Mendeskripsikan karakteristik pengelolaan disiplin kerja
guru SD Negeri 9 Boyolali dalam evaluasi pembelajaran.
Metode Penelitian
Penelitian tesis ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Desain penelitian
ini menggunakan desain etnografi. Menurut Harsono (2011: 20), etnografi adalah
uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem kelompok sosial. Penelitian ini
dilakukan di SD Negeri 9 Boyolali.
Sumber data dalam penelitian ini meliputi: arsip dan dokumen dan
aktivitas atau peristiwa. Dalam penelitian ini, dokumen dan arsip yang digunakan
adalah catatan-catatan tertulis yang berupa profil sekolah yang berisi tentang
struktur organisasi, ketenagakerjaan, kesiswaan, sarana dan prasarana, dan lainlain. KTSP baik dokumen 1 maupun dokumen 2 yang berisi program tahunan,
program semester, silabus, maupun RPP. SK Pembagian tugas guru dalam belajar
mengajar, dan aktivitas lainnya di SD Negeri 9 Boyolali. Aktivitas/peristiwa yang
digunakan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah peristiwa yang
berkaitan dengan pengelolaan disiplin kerja guru SD Negeri 9 Boyolali dalam
administrasi pembelajaran, pengelolaan disiplin kerja guru dalam kegiatan
pembelajaran, dan peristiwa tentang pengelolaan disiplin kerja guru SD Negeri 9
Boyolali dalam evaluasi pembelajaran.
Informan merupakan tumpuan pengumpulan data bagi peneliti dalam
mengungkapkan permasalahan penelitian. Informan dalam penelitian ini adalah
guru SD Negeri 9 Boyolali yaitu: Sumarsini, S.Pd, Novita Linda W, A.Md, Indriyati,
6

A.Ma.Pd, Drs. Sriyanto, Sri Nuryani, S.Pd, dan Sri Lestari, S.Pd.SD, dari Komite
sekolah yaitu Drs. H. Sutrisno, M.Pd, dan Sawitri Danik R, SE,MM, sedangkan dari
orang tua siswa yaitu Bapak Hadi Siswoyo, dan Ibu Halimah dan key informan
adalah kepala sekolah yaitu Bapak Damiri, S.Ag.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
wawancara mendalam, dokumentasi, dan observasi. Wawancara dalam
penelitian ini dilakukan dengan mewancarai informan dan key informan tentang
pengelolaan disiplin kerja guru di SD Negeri 9 Boyolali, berdasarkan pedoman
wawancara yang telah dibuat sebelumnya. Di bidang pendidikan dokumen itu
dapat berupa buku induk, rapor, studi kasus, model satuan pelajaran guru, dan
sebagainya. Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data
yang berupa peristiwa atau lokasi, dan benda, serta rekaman gambar. Observasi
dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada observasi
langsung dapat dilakukan dengan mengambil peran atau tak berperan.
Analisis data dilakukan melalui tiga tahapan (Miles dan Huberman, 2004:
16) yaitu meliputi: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/
verifikasi. Analisis data dalam penelitian kualitatif merupakan proses
penyederhanaan

data

ke

dalam

bentuk

yang

mudah

dibaca

dan

diinterprestasikan. Penelitian kualitatif memandang data sebagai produk dari
proses memberikan interprestasi peneliti yang di dalamnya sudah terkandung
makna yang mempunyai referensi pada nilai. Dengan demikian data yang
dihasilkan dari konstruksi interaksi antara peneliti dan informan. Kegiatan
analisis dalam penelitian kualitatif hanya merupakan rekonstruksi dari konstruksi
sebelumnya.
Dalam menguji keabsahan suatu data atau memeriksa kebenaran data
digunakan cara memperpanjang masa penelitian, pengamatan yang terusmenerus, dan triangulasi, baik triangulasi sumber data, triangulasi teknik
pengumpulan data, maupun triangulasi waktu.

7

Hasil Penelitian dan Pembahasan
1.

Karakteristik pengelolaan disiplin kerja guru SD Negeri 9 Boyolali dalam
administrasi pembelajaran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti di lapangan
melalui teknik wawancara, observasi dan dokumentasi tentang karakteristik
pengelolaan disiplin kerja guru SD Negeri 9 Boyolali dalam administrasi
pembelajaran, diperoleh hasil meliputi: setiap akhir tahun pelajaran Tim
Pengembang Kurikulum merevisi Kurikulum untuk tahun pelajaran
berikutnya, terutama dokumen 1 yang berisi tujuan pendidikan, stuktur dan
muatan kurikulum, dan kalender pendidikan yang sudah disusun bersama di
tingkat gugus. Guru kelas menyusun program tahunan, program semester,
silabus, dan RPP sesuai kelas masing-masing sebelum tahun pelajaran. Untuk
kelengkapan administrasi guru, kepala sekolah menerbitkan surat keputusan
pembagian tugas mengajar, dan membagi tugas guru dalam proses belajar
mengajar sehingga guru memperoleh jam mengajar sedikitnya 24 jam
perminggu.
Kepala sekolah memberikan pembinaan secara rutin terkait tugastugas guru dalam menyelenggarakan administrasi guru sebulan sekali yaitu
setiap hari Sabtu minggu pertama. Pembinaan administrasi guru meliputi
evaluasi dan monitoring terhadap komponen-komponen administrasi
pembelajaran dengan cara membuat cek list administrasi guru dibantu oleh
guru.

Kepala

sekolah

melakukan

monitoring

tentang

perangkat

pembelajaran yang meliputi program tahunan, program semester, silabus
dan RPP. Kepala sekolah melakukan evaluasi pelaksanaan jadwal mengajar,
apakah guru melakukan pembelajaran sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan atau tidak. Kepala sekolah memperhatikan proses pembelajaran
melalui supervisi klinis secara berkelanjutan. Kepala sekolah melakukan
evaluasi administrasi guru dengan menggunakan instrumen monitoring, dan
dilakukan penilaian setiap semester, hasilnya disampaikan kepada guru yang
8

bersangkutan, dengan menggunakan nilai 5 (lima) untuk kriteria sangat baik,
4 (baik), 3 (tiga) cukup, 2 (dua) kurang, dan 1 (satu) sangat kurang.
Dari uraian di atas menunjukkan bahwa kepala sekolah telah
memperhatikan pelaksanaan administrasi pembelajaran yang dilakukan oleh
guru, khususnya dalam administrasi silabus, dan rencana pelaksanaan
pembelajaran. Perhatian kepala sekolah tersebut ditunjukkan dalam
pelaksanaan evaluasi dan monitoring terhadap perangkat pembelajaran
yang wajib dibuat oleh guru yang meliputi: kurikulum, silabus dan RPP,
demikian pula dengan pelaksanaan jadwal mengajar, apakah guru
melakukan pembelajaran sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan atau
tidak, menjadi pertimbangan guru untuk memberikan penilaian kedisiplinan
guru dalam mengelola administrasi pembelajaran.
Ciri lain dalam pengelolaan kedisiplinan guru dalam melaksanakan
administrasi pembelajaran, dilakukan oleh kepala sekolah dengan mencatat
setiap komponen dalam instrumen monitoring yang dilakukan setiap
semester, hasilnya disampaikan kepada guru yang bersangkutan, dengan
menggunakan nilai 5 (lima) untuk kreteria sangat baik, 4 (baik), 3 (tiga)
cukup, 2 (dua) kurang, dan 1 (satu) sangat kurang. Hal ini menunjukkan
bahwa

dalam

mengelola

kedisiplinan

guru

kepala

sekolah

telah

menunjukkan kesungguhan, dan berupaya agar kedisiplinan guru selalu
dapat ditingkatkan berdasarkan penilaian yang obyektif, dengan kreteria
yang jelas.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa pengelolaan
disiplin guru dalam mengelola administrasi pembelajaran merupakan tugas
kepala sekolah untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugastugas guru, khususnya dalam menyelenggarakan administrasi pembelajaran,
sehingga setiap guru dapat patuh dan melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan, melalui disiplin yang tinggi dalam
mengelola administrasi pembelajaran, guru dapat melaksanakan tugas
9

seefisien mungkin,

hal ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh

Perkinson (2005) yang menyimpulkan bahwa disiplin dapat dijelaskan
sebagai sebuah pengawasan dengan melaksanakan kepatuhan, dan tingkah
laku yang ditentukan aatau pola tingkah laku. Dengan penerapan disiplin
yang tinggi perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang tinggi, karena
dengan disiplin yang tinggi seorang karyawan mampu meningkatkan
efektivitas kerja.
Persamaan

dengan

hasil

penelitian

ini

adalah

sama-sama

menyimpulkan bahwa kedisiplinan dapat ditingkatkan melalui pengawasan.
Namun dalam penelitian Perkinson (2005) terfokus pada kedisiplinan kerja
secara umum, sedangkan pada penelitian ini lebih terfokus pada kedisiplinan
dalam mengelola administrasi pembelajaran.
2.

Karakteristik pengelolaan disiplin kerja guru SD Negeri 9 Boyolali dalam
kegiatan pembelajaran
Hasil penelitian terkait dengan krakteristik pengelolaan disiplin kerja
guru SD Negeri 9 Boyolali dalam kegiatan pembelajaran, meliputi: pada awal
tahun pelajaran kepala sekolah melakukan rapat koordinasi dengan guru
terkait persiapan guru, sekaligus menyerahkan surat keputusan pembagian
tugas guru dalam proses belajar mengajar. Kepala sekolah memeriksa
kesiapan guru, meliputi program tahunan, program semester, silabus, dan
RPP sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Kepala

sekolah membuat

program supervisi meliputi perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut.
Kepala sekolah memperhatikan kehadiran guru, dan pelaksanaan
pembelajaran melalui supervisi sesuai program yang telah dibuat dengan
mengunjungi kelas. Kepala sekolah memperhatikan guru dalam pengelolaan
dan

pengendalian

kelas;

penyampaian

informasi,

keterampilan-

keterampilan, konsep, dan sebagainya; penggunaan tingkah laku verbal,
misalnya

keterampilan

bertanya,
10

demostrasi,

penggunaan

model;

penggunaan tingkah laku non-verbal seperti gerak pindah guru dan sasmita
guru; cara mendapatkan balikan; mempertimbangkan prinsip-prinsip
psikologi, antara lain: motivasi pengulangan, pemberian penguatan, balikan
kognitif, pokok-pokok yang akan dikembangkan (advance organizers), mata
rantai kognitif, transfer, keterlibatan aktif siswa; mendiagnosa kesulitan
belajar; menyajikan kegiatan sehubungan dengan perbedaan individual; dan
mengevaluasi kegiatan interaksi.
Pada akhir pembelajaran, kepala sekolah memperhatikan cara guru
mengakhiri pembelajaran, dan ketepatan waktu mengajar. Pemanfaatan
waktu mengajar mendapat perhatian kepala sekolah, dengan melakukan
pengawasan

terhadap

aktivitas

siswa.

Keseimbangan

guru

dalam

menyampaikan materi pembelajaran diketahui oleh kepala sekolah melalui
komunikasi non formal. Secara tegas, kepala sekolah mewajibkan guru untuk
menggunakan metode siswa aktif dengan PAKEM tanpa meninggalkan
kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada akhir kegiatan diadakan
evaluasi dan tindak lanjut pelaksanaan pembelajaran yang telah disupervisi
oleh kepala sekolah, disampaikan secara individu kepada guru. Evaluasi
supervisi secara umum disampaikan kepada guru setiap bulan sekali pada
saat pembinaan guru.
Pengelolaan disiplin guru dalam melaksanakan pembelajaran
dilakukan oleh kepala sekolah melalui supervisi.

Supervisi bertujuan

mengembangkan situasi kegiatan pembelajaran yang lebih baik ditujukan
pada pencapaian tujuan pendidikan sekolah, membimbing pengalaman
mengajar guru, menggunakan alat pembelajaran yang modern, dan
membantu guru dalam menilai kemajuan peserta didik. Supervisi diartikan
sebagai pelayanan yang disediakan oleh pemimpin untuk membawa guru
(orang yang dipimpin) agar menjadi guru atau personil yang semakin cakap
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu
pendidikan khususnya agar dapat meningkatkan efektivitas proses
11

pembelajaran di sekolah. Dengan demikian tindakan kepala sekolah
melakukan supervisi tersebut merupakan bentuk pembinaan disiplin guru
agar guru dapat melaksanakan tugas dengan efektif, hal ini sesuai dengan
hasil penelitian Shumar, Silverman&Regis (2007) yang menyimpulkan bahwa
berbagai wadah pembinaan guru dilakukan sebagai upaya meningkatkan
profesionalisme guru.
Demikian pula dengan pelaksanan proses belajar mengajar yang
dilakukan oleh guru. Kepala sekolah secara intensif memperhatikan langkahlangkah dalam proses pembelajaran yaitu (1) tahap sebelum pengajaran,
(2) tahap pengajaran, dan (3) tahap setelah pengajaran. Selain itu Kepala
sekolah memperhatikan guru dalam pengelolaan dan pengendalian kelas;
penyampaian

informasi,

keterampilan-keterampilan,

konsep,

dan

sebagainya; penggunaan tingkah laku verbal, misalnya keterampilan
bertanya, demostrasi, penggunaan model; penggunaan tingkah laku nonverbal seperti gerak pindah guru dan sasmita guru; cara mendapatkan
balikan; mempertimbangkan prinsip-prinsip psikologi, antara lain: motivasi
pengulangan, pemberian penguatan, balikan kognitif, pokok-pokok yang
akan dikembangkan (advance organizers), mata rantai kognitif, transfer,
keterlibatan aktif siswa; mendiagnosa kesulitan belajar; menyajikan kegiatan
sehubungan dengan perbedaan

individual; dan mengevaluasi

kegiatan

interaksi.
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Rohani (2004: 1)
menyatakan: Pembelajaran merupakan suatu proses yang sistimatis yang
terdiri atas banyak komponen. Masing-masing komponen pembelajaran
tidak bersifat parsial (terpisah) atau berjalan sendiri-sendiri, tetapi harus
berjalan

secara

teratur,

saling

bergantung,

komplementer,

dan

berkesinambungan, untuk itu diperlukan pengelolaan pembelajaran yang
baik.

12

Dalam mendisiplinkan guru menggunakan model pembelajaran
PAKEM, kepala sekolah mewajibkan dan selalu mengawasi pelaksanaan
pembelajaran, sehingga setiap guru berupaya untuk menggunakan berbagai
model pembelajaran

siswa aktif.

Dengan menggunakan pembelajaran

PAKEM, diharapkan dapat membantu guru menyajikan materi pembelajaran
yang dapat memudahkan siswa memahami materi pelajaran. Hal ini dapat
terjadi karena pendekatan dengan menggunakan PAKEM dapat menciptakan
pembelajaran kreatif, efektif, dan menyenangkan. Konsep PAKEM
merupakan pembelajaran yang dapat menciptakan interaksi multi arah.
Dengan demikian pendekatan ini merupakan pendekatan yang inovatif
dalam pembelajaran.
Dari uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa dalam mengelola
disiplin kerja guru dalam melaksanakan pembelajaran, kepala sekolah
melakukan berbagai upaya agar guru dapat memiliki kemampuan yang baik
dalam mengelola kelas, mengelola sarana prasarana sebagai alat bantu
mengajar, dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan dengan harapan agar guru dapat membantu siswa untuk
menguasai kompetensi yang telah ditetapkan, dengan demikian hasil
penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Patterson (2008)
yang menyimpulkan bahwa Guru yang professional memiliki kemampuan
cukup baik untuk mengelola kelas, sarana dan prasarana. Pengelolaan
sarana dan prasarana sebagai alat bantu mengajar merupakan tanggung
jawab guru sejak direncanakan dan pengelolaannya. Dengan demikian
tindakan guru dalam mengelola pembelajaran dengan melaksanakan tugas
memberikan keterampilan dan pengetahuan dengan segala kemampuan
yang dimiliki tersebut mampu membuat peserta didik menguasai
kompetensi tertentu.

13

3.

Karakteristik pengelolaan disiplin kerja guru SD Negeri 9 Boyolali dalam
evaluasi pembelajaran
Berdasarkan hasil penelitian tentang karakteristik pengelolaan disiplin
kerja guru SD Negeri 9 Boyolali dalam evaluasi pembelajaran yang diperoleh
dengan

teknik

wawancara,

observasi,

dan

dokumentasi

meliputi:

pengelolaan disiplin kerja guru SD Negeri 9 Boyolali dalam evaluasi
pembelajaran dilakukan oleh kepala sekolah dengan menyusun jadwal UTS,
UKK, UAS, dan ujian sekolah. Kepala sekolah mewajibkan kepada setiap guru
untuk melakukan ulangan harian secara rutin, dengan pengaturan jadwal
oleh guru masing-masing. Kepala sekolah secara rutin melakukan supervisi
terkait kriteria penilaian UH, UTS, dan UAS atau UKK.
Kesesuaian instrumen evaluasi dengan kompetensi dasar maupun
indikator, mendapat perhatian kepala sekolah, dengan memeriksa
instrumen evaluasi yang telah dibuat oleh guru. Soal-soal tes sebelum
digunakan untuk evaluasi terkecuali ulangan harian, diharuskan diketahui
oleh kepala sekolah. Selain tes tertulis, kepala sekolah mengharapkan agar
guru melakukan tes lisan, dan tes perbuatan. Untuk melakukan tes terhadap
aspek sikap, minat, perhatian, karakteristik, dan lainnya, kepala sekolah
mengharapkan agar guru melakukan observasi secara sungguh-sungguh, bila
perlu dilakukan wawancara kepada siswa.
Hasil ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan
kenaikan kelas, hasilnya disampaikan kepada kepala sekolah. Kepala sekolah
memeriksa program remedial dan pengayaan serta mengevaluasi kegiatan
remedial bagi siswa yang tidak mencapai nilai KKM maupun pengayaan
kepada siswa yang telah mencapai/melebihi nilai KKM. Semua hasil ulangan
disampaikan kepada orang tua. Pengawasan terhadap evaluasi ditekankan
pada: efisiensi dan keefektifan pencapaian tujuan instruksional, keefektifan
dan relevansi bahan pengajaran, produktivitas kegiatan belajar-mengajar,

14

keefektifan sumber dan sarana pengajaran, dan keefektifan penilaian hasil
dan proses belajar.
Disiplin kerja guru dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran,
dilakukan melalui tes formatif (formative test) tujuan dilakukan tes ini adalah
untuk memantau dan memonitor kemajuan belajar siswa guna memberikan
umpan balik (feedback), baik kepada siswa maupun guru, sehingga dapat
diketahui hal-hal yang harus dipelajari kembali terhadap materi yang sudah
pernah diajarkan. Selain itu guru melakukan tes sumatif (sumative test) yang
diberikan diakhir suatu jenjang pendidikan atau tahun ajaran, dimaksudkan
untuk mengetahui sejauh mana program berhasil dalam suatu dekade.
Selain melakukan upaya-upaya tersebut di atas, dalam mengelola
kedisiplinan guru dalam melakukan evaluasi, kepala sekolah senantiasa
melakukan pengawasan terhadap evaluasi ditekankan pada: efisiensi dan
keefektifan pencapaian tujuan instruksional, keefektifan dan relevansi bahan
pengajaran, produktivitas kegiatan belajar-mengajar, keefektifan sumber
dan sarana pengajaran, dan keefektifan penilaian hasil dan proses belajar.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa pengelolaan
disiplin guru dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran telah dilakukan
oleh kepala sekolah dengan berbagai upaya. Karena evaluasi merupakan
salah satu komponen sistem pembelajaran pada khususnya, yang bertujuan
(1) Mengumpulkan data yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf
perkembangan atau kemajuan yang dialami siswa dalam mencapai tujuan
yang telah ditentukan setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam
jangka waktu tertentu (2) memungkinkan para pendidik dalam menilai
aktivitas atau pengalaman mengajar yang telah dilaksanakan (3) Mengetahui
tingkat efektivitas dari metode-metode pengajaran yang telah dipergunakan
dalam proses pembelajaran selama jangka waktu tertentu.
Dengan demikian hasil penelitian ini mendukung penelitian Allin
(2010) yang menyimpulkan bahwa dengan evaluasi dapat diketahui taraf
15

perkembangan atau kemajuan yang dialami siswa dalam mencapai tujuan
yang telah ditentukan setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam
jangka waktu tertentu, memungkinkan para pendidik dalam menilai aktivitas
atau pengalaman mengajar yang telah dilaksanakan, mengetahui tingkat
efektivitas dari metode-metode pengajaran yang telah dipergunakan dalam
proses pembelajaran selama jangka waktu tertentu.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa pengelolaan disiplin kerja guru SD Negeri 9 Boyolali dalam
administrasi pembelajaran ditandai dengan kegiatan Tim Pengembang Kurikulum
yang ditugaskan oleh kepala sekolah untuk menyusun/merevisi kurikulum untuk
tahun pelajaran berikutnya, terutama untuk dokumen 1 yang berisi kurikulum,
silabus dan RPP, penyusunan program tahunan, program semester, silabus, dan
RPP oleh guru kelas. Kedisiplinan guru dalam administrasi pembelajaran
mendapat perhatian oleh kepala sekolah dengan melakukan pembinaan rutin
dan evaluasi monitoring terhadap administrasi pembelajaran.
Pengelolaan disiplin kerja guru SD Negeri 9 Boyolali dalam kegiatan
pembelajaran ditandai dengan kegiatan rapat koordinasi terkait kesiapan guru
sebelum pembelajaran dipimpin oleh kepala sekolah, kepala sekolah
menyerahkan surat keputusan pembagian tugas guru dalam proses belajar
mengajar. Kepala sekolah melalukan pemeriksaan kesiapan guru berupa program
tahunan, program semester, silabus, dan RPP sebelum kegiatan pembelajaran
dimulai. Kedisiplinan kerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran ditandai
dengan adanya supervisi yang terencana, program supervisi meliputi
perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut, dan pada akhir pembelajaran
kepala sekolah memperhatikan cara guru dalam mengakhiri pembelajaran.
Pengelolaan disiplin kerja guru SD Negeri 9 Boyolali dalama evaluasi
pembelajaran ditandai dengan menyusun jadwal UTS, UKK, UAS, dan ujian
16

semester, selain itu kepala sekolah mewajibkan kepada setiap guru untuk
melakukan ulangan harian secara rutin, dengan pengaturan jadwal oleh guru
masing-masing. Setiap kegiatan evaluasi dilakukan monitoring oleh kepala
sekolah agar evaluasi yang dilakukan oleh guru benar-benar menggunakan
instrumen yang tepat. Kegiatan tindak lanjut terhadap siswa berupa remidial dan
pengayaan selalu diperhatikan oleh kepala sekolah melalui supervisi.
Kedisiplinan guru dalam melakukan evaluasi pembelajaran ditekankan pada
efisiensi dan keefektifan pencapaian tujuan instruksional, keefektifan dan
relevansi bahan pengajaran, produktivitas kegiatan belajar-mengajar, keefektifan
sumber dan sarana pengajaran, dan keefektifan penilaian hasil dan proses
belajar.
Penelitian

ini

menyarankan

kepada

kepala

sekolah

sebaiknya

memperhatikan kedisplinan guru dalam melaksanakan administrasi guru baik
jenis administrasi yang harus dikerjakan guru dan kualitas administrasi guru
dengan membuat daftar setoran administrasi guru, dan penilaian pelaksanaan
administrasi

guru.

Kegiatan

supervisi

pelaksanaan

maupun

evaluasi

pembelajaran sudah berjalan dengan baik, namun perlu disampaikan hasil
supervisi kepada guru. Menyarankan kepada guru, sebaiknya selalu berupaya
untuk meningkatkan kedisiplinan dengan melaksanakan tugas yang diberikan
sebaik-baiknya

dengan

berpedoman

standar

kinerja

guru,

sehingga

profesionalisme guru dapat meningkat.
Daftar Pustaka
Allin, Linda. 2010. “Linking Research, Teaching and Learning Within The Disipline:
Evaluating Student Learning Through, Real Life Research in Sports
Development”. Journal of Hospitality, Leisure, Sport and Tourism
Education.
Harsono. 2011. Etnografi Pendidikan. Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta Press.
Miles, Matthew B. and A. Michael Huberman. 2004. Analisis Data Kualitatif.
Penterjemah Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: Universitas Indonesia.
17

Nitisemito, Alex, 2008, Manajemen Personalia (Manajemen Sumber Daya
Manusia), Ghalatia Indonesia Jakarta;
Patterson, Janice; Maryann Manning. 2008. What Makes a Teacher Effective?.
Childhood Education. Olney.
Perkinson, Larry I. 2005. Discipline In The Extremes, Potentially Damaging To
Behavioral Safety Processes, Profesional Safety. Academic Reseach
Library.
Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Shumar, Wesley, Jason Silverman, and Troy P. Regis. 2007. “Promoting
Engagement and Supporting Leadership Development Online Teacher
Professional Development at the Math Forum”. Drexel University,
Philadelphia.
Thoha, Miftah, 2008, Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta;

18