HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN GAYA HIDUP HEDONIS MAHASISWI UNIVERSITAS Hubungan antara konsep diri dengan kecenderungan gaya hidup hedonis mahasiswi universitas muhammadiyah surakarta.

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN
GAYA HIDUP HEDONIS MAHASISWI UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh :
HENDRIYANTI PRATIWI
F 100 090 086

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

 



HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN
GAYA HIDUP HEDONIS MAHASISWI UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA


NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai
Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Oleh :
HENDRIYANTI PRATIWI
F 100 090 086

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

 

ii 

 


 

iii 

 

iv  

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN GAYA
HIDUP HEDONIS MAHASISWI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
HENDRIYANTI PRATIWI
RINI LESTARI M.Si
hendriyanti.pratiwi@yahoo.com
ABSTRAKSI
Mahasiswi adalah calon penerus bangsa yang diharapkan mampu
memberikan yang terbaik untuk bangsa dan juga mampu menyatukan serta
menyampaikan pikiran dan hati nurani untuk memajukan bangsa. Pada kenyataannya
mahasiswa zaman sekarang cenderung mengagung-agungkan kesenangan dan
kenikmatan dalam menjalani hidup. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

hubungan antara konsep diri dengan kecenderungan gaya hidup hedonis mahasiswi
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hipotesis yang diajukan yaitu: Ada hubungan
negatif antara konsep diri dengan kecenderungan gaya hidup hedonis pada
mahasiswi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Cluster random
sampling yaitu melakukan random pada fakultas yang akan dikenai penelitian,
sehingga terpilihlah 5 fakultas dengan jumlah subjek 100 orang. Karakteristik
sampelnya adalah mahasiswi yang berusia 17-21 dan masih aktif kuliah. Metode
pengumpulan data menggunakan skala yang digunakan adalah skala konsep diri dan
skala kecenderungan gaya hidup hedonis, teknik analisis data menggunakan product
moment dan uji regresi yang diolah dengan program SPSS.
Berdasarkan hasil perhitungan teknik analisis product moment dari Pearson
diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar -0,386 dengan p = 0,000 (p < 0,05)
artinya ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara konsep diri dengan
kecenderungan gaya hidup hedonis. Aspek konsep diri yang paling berpengaruh
adalah konsep diri fisik dengan (r) sebesar -273 dengan p = 0,007 jika (p ≤ 0,05).
Sumbangan efektif variabel konsep diri terhadap kecenderungan gaya hidup hedonis
sebesar 14,9% yang ditunjukkan oleh koefisien determinan (r²) = 0,149. Hasil
penelitian tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh konsep diri saja tetapi juga

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar konsep diri yaitu sebesar 85,1%. Rerata
empirik variabel konsep diri sebesar 152,32 dan rerata hipotetik sebesar 125 yang
berarti konsep diri subjek tergolong tinggi. Rerata empirik kecenderungan gaya
hidup hedonis sebesar 59,46 dan rerata hipotetik sebesar 60 yang berarti
kecenderungan gaya hidup hedonis subjek tergolong sedang.
Kata Kunci: Konsep Diri, Kecenderungan Gaya Hidup Hedonis

 



negara

PENDAHULUAN

berkembang

termasuk

Indonesia.


Hedonisme adalah istilah untuk
yang

Pola hidup hedonis ini dapat

mengutamakan pada kesenangan dan

dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

kemewahan fisik. Hedonisme telah

Hedonisme tidak hanya menyerang

ada sejak zaman Yunani kuno, tokoh

orang dewasa yang sudah kerja, dari

pertama yang mengajarkan hedonis


anak hingga orang tua tak luput dari

adalah seorang filsuf yang bernama

gaya hidup hedonis. Gaya hidup

Democritus (400-370), ia memandang

hedonis saat ini sudah banyak dianut

bahwa kesenangan sebagai tujuan

oleh

pokok didalam kehidupan kehidupan

fenomena

ini. Selain itu salah seorang pengikut


mengingat mahasiswa adalah calon

Socrates, yakni Aristippus (395 SM)

penerus

juga mengajarkan bahwa kesenangan

mampu memberikan yang terbaik

merupakan satu-satunya yang ingin

untuk

dicari manusia. Kesenangan didapat

menyatukan

langsung dari panca indra, menurutnya


pikiran

orang

selalu

memajukan bangsa. Mahasiswa juga

mengusahakan kesenangan sebanyak

dianggap kaum intelektual muda oleh

banyaknya, sebab kesakitan adalah

masyarakat. Faham hedonisme oleh

suatu

mahasiswa, secara otomatis terjadi


menggambarkan

yang

faham

bijaksana

pengalaman

menyenangkan,
menyebabkan

yang

sehingga
individu

tidak
hal


mahasiswa
ini

ancaman,

diharapkan

juga

serta
hati

mampu

menyampaikan
nurani

nilai-nilai,


mengharuskan

berperilaku

yang

bangsa

dan

Indonesia,

menjadi

bangsa

perubahan

ini

di

para

untuk

faham

ini

penganutnya

Individu yang hedonis

untuk bersifat narsis atau memuja

cenderung senang berbelanja hal-hal

dirinya sendiri dan juga takut dijauhi

yang

bila

konsumtif,

tidak

dibutuhkan

dan

tidak

ikut

andil.

Dugem,

menghambur-hamburkan uang hanya

nyimeng, free seks, penyalahgunaan

untuk

narkoba,

berfoya-foya

mencari

minuman

keras,

lainnya

kesenangan . Gaya hidup hedonis saat

marak sekarang ini di kalangan para

ini merupakan fenomena perilaku khas

mahasiswa. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian dari Fatimah (2013) yang

 



mengungkapkan
zaman

bahwa

mahasiswa

menghindari

cenderung

merajalela dimana-mana, seperti di

sekarang

budaya

mengagung-agungkan kesenangan dan

media

TV,

kenikmatan dalam menjalani hidup.

maupun di jalan raya.

pop

tabloid,

koran,

yang

radio

terhadap

Gaya hidup hedonis memang

lingkungan sekitar terlupakan dan

erat hubungannya dengan konsep diri

tergantikan dengan kenikmatan sesaat.

seseorang hal ini dinyatakan melalui

Fenomena hura-hura oriented kerap

sikap

ditemui di kampus. Semakin jarang

aktualisasi orang tersebut. Manusia

terdengar percakapan akademis di

sebagai organisme yang memiliki

lingkungan

dorongan untuk berkembang yang

Kepedulian

mereka

mahasiswa

mahasiswa. Percakapan

lebih

didominasi

dirinya

pada

masalah

yang

akhirnya

merupakan

menyebabkan

fashion, sinetron dan film terbaru,

kesadaran akan keberadaan dirinya.

serta aneka bentuk hedonisme lainnya.

Perkembangan

Sebagian besar dari mereka, entah

tersebut

mahasiswa

pembentukan konsep diri individu

atau

mahasiswi,

yang

berlangsung

kemudian

membantu

menghabiskan waktu dan uangnya

yang bersangkutan.

untuk berburu kesenangan di tempat-

Brooks
menyatakan

tempat hiburan.

(Rakhmat,2005)
bahwa

karakteristik

konsep diri dapat dibedakan menjadi

Alasan-alasan seperti menjauhi
dan

dua yaitu konsep diri positif dan

menumpuknya tugas-tugas merupakan

konsep diri negatif, yang keduanya

hal yang masuk akal. Mahasiswa perlu

memiliki ciri-ciri yang sangat berbeda

aktivitas yang membuat dirinya tidak

antara ciri karakteristik konsep diri

suntuk akan kejenuhan kuliah dan

positif dan karakteristik konsep diri

dunia malam merupakan salah satu

yang negatif. Individu yang memiliki

tujuan mahasiswa untuk bersenang-

konsep

senang.

sesuatunya

kepenatan

padatnya

Dengan

kuliah

pemanis

berupa

diri positif
akan

dalam segala
menanggapinya

semakin

secara positif, dapat memahami dan

lengkaplah nikmatnya dunia malam.

menerima sejumlah fakta yang sangat

Mahasiswa

bermacam-macam

budaya-budaya

 

saat

pop,

ini

tidak

bisa



tentang

dirinya

mahasiswi

sendiri. Ia akan percaya diri, akan
bersikap yakin dalam bertindak dan

Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

berperilaku sedangkan individu yang
Menurut Susanto (2001) gaya

memiliki konsep diri negatif akan

hidup adalah perpaduan antara

menanggapi segala sesuatu dengan

kebutuhan

pandangan negatif pula, dia akan
mengubah
dirinya

terus

atau

menerus

konsep

melindungi

konsep

harapan

bertindak

berkembang

mengetahui
diri

mahasiswi

masyarakat

hedonis, gaya hidup metropolis,

dengan

gaya

hidup

global

dan

lain

sebagainya. Menurut Levan`s &

Universitas

Linda (2003) gaya hidup hedonis

Muhammadiyah Surakarta
mengetahui

di

sekarang misalnya gaya hidup

hubungan

kecenderungan gaya hidup hedonis

adalah pola perilaku yang dapat

perilaku

diketahui

kecenderungan gaya hidup hedonis

maupun

di kalangan mahasiswi Universitas

dari

aktifitas,

pendapat

menekankan

Muhammadiyah Surakarta

pada

minat

yang selalu
kesenangan

hidup. Karakter semua individu

3. Untuk mengetahui tingkat konsep

yang memiliki gaya hidup hedonis

diri

adalah cenderung impulsif, lebih

4. Untuk mengetahui peran konsep
diri

dalam

diketahui macam gaya hidup yang

Tujuan dari penelitian ini yaitu:

2. Untuk

terhadap

berlaku. Oleh karena itu banyak

baru dari lingkungannya.

konsep

dan

berdasarkan pada norma yang

mengubah atau menolak informasi

antara

diri

kelompok

seseorang

dirinya itu secara kokoh dengan cara

1. Untuk

ekspresi

yang

paling

irasional, cenderung follower dan

berpengaruh

mudah dibujuk (Suwindo, 2001).

terhadap gaya hidup hedonis
5. Untuk

mengetahui

Menurut Plumer (Kasali, 1998)

sumbangan

aspek-aspek gaya hidup hedonis yaitu:
efektif

konsep

diri

terhadap

a. Activities (kegiatan)
Tindakan

kecenderungan gaya hidup hedonis

banyak

 



nyata

menghabiskan

seperti,
waktu

diluar

rumah,

lebih

banyak

adalah

yang

tindakan nyata seperti menonton

kurang diperlukan, pergi ke pusat

suatu di bioskop, berbelanja di

pembelanjaan dan kafe. Walaupun

suatu pertokoan/mall, dan lain-lain.

tindakan ini dapat dipahami, tetapi

Interest (minat) akan semacam

kegiatan ini tidak dapat diukur

objek, peristiwa, atau topik adalah

secara langsung.

tingkat keinginan yang menyertai

membeli

barang-barang

perhatian khusus maupun terus

b. Interest (minat)
Semacam objek, peristiwa,

menerus terhadapnya. Sedangkan

atau topik adalah untuk kegiatan

opinion (opini) adalah jawaban

yang menyertai perhatian khusus

lisan atau tertulis yang orang

dan monoton. Seperti hal dalam

berikan sebagai respon terhadap

fashion, makanan, benda-benda

situasi stimulus dimana semacam

mewah,

pertanyaan yang diajukan.

tempat

kumpul,

dan

Faktor-faktor

selalu ingin jadi pusat perhatian.

yang

mempengaruhi

kecenderungan gaya hidup hedonis:

c. Opinion (Opini)

Kottler (2006) menyatakan

Adalah “jawaban” lisan atau
tertulis yang diberiakan sebagi

bahwa

respon terhadap situasi stimulis

mempengaruhi

dimana semacam “pertanyaan”

seseorang ada 2 faktor yaitu faktor

diajukan. Opini digunakan untuk

yang berasal dari dalam diri

mendeskripsikan

individu (internal) dan faktor yang

harapan

dan

pemikiran,
evaluasi

yang

gaya

hidup

Faktor internal yaitu sikap,
pengalaman,

Engel, dkk (1994) berpendapat
bahwa

faktor-faktor

berasal dari luar (eksternal).

dalam

perilaku.

gaya

dicerminkan

hidup
melalui

dan

simbol

persepsi

sebagai AIO (Activities, Interest,

dengan

dan Opinion) yaitu aktivitas, minat,

berikut :

berorientasi

pada

dan

pengamatan,

kepribadian, konsep diri, motif,

dapat

dan opini sebagai aspek utama yang

 

(kegiatan)

Activities

kesenangan.



(Kottler,

penjelasannya

2006)
sebagai

a.

yang menentukan perbedaan

Sikap
Sikap

berarti

perilaku dari setiap individu.

suatu
d.

keadaan jiwa dan keadaan

Faktor

pikir yang dipersiapkan untuk
memberikan

kepribadian

individu adalah konsep diri.

diorganisasi

melalui

Konsep diri sudah menjadi

pengalaman

dan

pendekatan

pada

yang

amat

secara
perilaku.

dikenal

luas

untuk

menggambarkan

hubungan

Keadaan jiwa tersebut sangat

antara konsep diri konsumen

dipengaruhi

dengan

oleh

tradisi,

image

kebiasaan, kebudayaan dan

Bagaimana

lingkungan sosialnya.

memandang

Pengalaman dan pengamatan.

mempengaruhi

merek.
individu

dirinya

akan
minat

dapat

terhadap suatu objek. Konsep

pengamatan

diri sebagai inti dari pola

sosial dalam tingkah laku,

kepribadian akan menentukan

pengalaman dapat diperoleh

perilaku

dari

tindakannya

menghadapi

dan

dapat

hidupnya, karena konsep diri

belajar

merupakan frame of reference

Pengalaman
mempengaruhi

semua

dimasa

lalu

dipelajari,

melalui

pengalaman.

Hasil

e.

dari

dalam

permasalahan

Motif.
Perilaku individu muncul

pengalaman sosial akan dapat
membentuk

individu

yang menjadi awal perilaku.

orang akan dapat memperoleh

karena

pandangan

adanya

motif

untuk

merasa

terhadap suatu objek.

kebutuhan

Kepribadian.

aman dan kebutuhan terhadap

Kepribadian
konfigurasi

adalah

prestise merupakan beberapa

karakteristik

contoh tentang motif. Jika
motif

individu dan cara berperilaku

 

yang

terhadap suatu objek yang

langsung

c.

lain

menentukan

tanggapan

mempengaruhi

b.

Konsep diri.



seseorang

terhadap

f.

kebutuhan akan prestise itu

individu

besar maka akan membentuk

anggota didalam kelompok

gaya hidup yang cenderung

tersebut. Pengaruh-pengaruh

mengarah kepada gaya hidup

tersebut akan menghadapkan

hedonis.

individu pada perilaku dan

Persepsi.

gaya hidup tertentu.

Keluarga

dimana seseorang memilih,

memegang

peranan terbesar dan terlama

dan

menginterpretasikan

dalam

informasi untuk membentuk

dan perilaku individu.Hal ini

suatu gambar yang berarti

karena pola asuh orang tua

mengenai dunia.

akan membentuk kebiasaan

Adapun

faktor

anak

eksternal

pembentukan

yang

secara

sikap

tidak

dijelaskan oleh Kottler (2006)

langsung mempengaruhi pola

sebagai berikut:

hidupnya.
c. Kelas sosial

a. Kelompok referensi
Kelompok
adalah

Kelas

referensi

sosial

adalah

yang

sebuah kelompok yang relatif

pengaruh

homogen dan bertahan lama

kelompok

memberikan

langsung atau tidak langsung

dalam

terhadap sikap dan perilaku

yang tersusun dalam sebuah

seseorang. Kelompok yang

urutan

memberikan

pengaruh

anggota dalam setiap jenjang

langsung adalah kelompok

itu memiliki nilai, minat, dan

dimana

tingkah laku yang sama. Ada

individu

menjadi

tersebut

anggotanya

dua

dan

sebuah

jenjang,

unsur

masyarakat,

dan

pokok

para

dalam

saling berinteraksi, sedangkan

sistem sosial pembagian kelas

kelompok

yang

memberi

dalam

pengaruh

tidak

langsung

kedudukan

adalah

 

menjadi

b. Keluarga

Persepsi adalah proses

mengatur,

tidak

kelompok

masyarakat,
(status)

yaitu
dan

peranan. Kedudukan sosial

dimana



seseorang

merupakan kerangka acuan (frame of

dalam lingkungan pergaulan,

reference) dalam berinteraksi dengan

prestise

serta

lingkungan.

Kedudukan

menjelaskan

artinya

tempat

hak-haknya

kewajibannya.

bahwa

(2006)

konsep

diri

sosial ini dapat dicapai oleh

merupakan gambaran yang dimiliki

seseorang dengan usaha yang

seseorang mengenai dirinya, yang

sengaja

maupun

dibentuk

karena

kelahiran.

merupakan
dinamis

diperoleh

dari

Aspek-aspek konsep diri, meliputi:
Brenzoky (1981) menjelaskan aspek-

individu
hak

aspek konsep diri, yaitu:

dan

a. Konsep diri fisik

kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya

maka

Konsep

ia

diri

fisik

berarti

pandangan, pikiran, perasaan dan

menjalankan suatu peranan.
d. Kebudayaan
Kebudayaan

pengalaman-

interaksi dengan lingkungan.

yang

kedudukan.

melaksanakan

melalui

pengalaman yang dia peroleh dari

Peranan

aspek

Apabila

yang

pemikiran

individu

terhadap

fisiknya

sendiri.

Individu

pengetahuan,

memiliki konsep diri yang positif

kepercayaan, kesenian, moral,

bila memandang secara positif

hukum, adat istiadat, dan

penampilannya, kondisi kesehatan

kebiasaan-kebiasaan

kulitnya,

meliputi

diperoleh

individu

anggota

yang

ketampanan

atau

kecantikan serta ukuran tubuh

sebagai

ideal.

masyarakat.

Individu

dipandang

dari

memiliki konsep diri negatif bila

segala sesuatu yang dipelajari

memandang secara negatif hal-hal

dari pola-pola perilaku yang

di atas.

Kebudayaan

normatif,

terdiri

meliputi

b. Konsep diri psikis

ciri-ciri

Konsep diri psikis berarti

pola pikir, merasakan dan

pandangan, pikiran, perasaan dan

bertindak.
Fitts (dalam Agustiani, 2006),
mengemukakan bahwa konsep diri

 

Agustiani



penilaian

individu

terhadap

pribadinya

sendiri.

Seseorang

digolongkan memiliki konsep diri

perasaan orang lain. Sebaliknya,

positif bila memandang dirinya

individu yang memiliki konsep

sebagai individu yang bahagia,

diri sosial negatif

optimis, mampu mengontrol diri

memberi perhatian terhadap orang

dan

lain dan tidak aktif dalam kegiatan

memiliki

berbagai

d.

digolongkan sebagai orang yang

Konsep diri moral
Konsep diri moral berarti

memilki konsep diri negatif bila

c.

memandang

pandangan, pikiran, perasaan, dan

dirinya

sebagai orang yang tidak bahagia,

penilaian

pesimistik,

mampu

moralitas diri sendiri. Konsep diri

mengontrol diri dan memiliki

moral berkaitan dengan nilai dan

berbagai macam kekurangan.

prinsip yang memberi arti dan

Konsep diri sosial

arah bagi kehidupan seseorang.

tidak

individu

terhadap

Konsep diri sosial berarti

Digolongkan memiliki konsep diri

pandangan, pikiran dan penilaian

moral positif bila memandang

individu terhadap kecendrunngan

dirinya

sosial yang ada pada dirinya

berpegang teguh pada nilai etik

sendiri.

moral,

Konsep

diri

sosial

sebagai

orang

namun

yang

sebaliknya,

kemampuan

individu digolongkan memiliki

yang berhubungan dengan dunia

konsep diri moral negatif bila

di luar dirinya, perasaan mampu,

memandang dirinya sebagai orang

dan

yang menyimpang dari standar

berkaitan

dengan

berharga

interaksi

dalam

sosial.

lingkup

nilai

Individu

moral

yang

seharusnya

diikutinya.

digolongkan memiliki konsep diri
sosial positif bila memandang

Faktor-faktor

dirinya

sebagai

orang

yang

konsep diri (Hurlock, 2002) yaitu:

terbuka

pada

orang

lain,

a. Usia kematangan

yang

mempengaruhi

Remaja yang matang lebih awal,

memahami orang lain, merasa

 

tidak

sosial.

kemampuan. Sebaliknya, individu

individu

bila

mudah akrab dengan orang lain,

yang

merasa

dewasa mengembangkan konsep diri

diperhatikan,

menjaga



diperlakukan

seperti

orang

f. Teman-teman sebaya

yang menyenangkan sehingga dapat

Teman-teman

menyesuaikan diri dengan baik.

mempengaruhi

b. Penampilan diri

membuat remaja merasa rendah diri

konsep

meskipun

cerminan

yang

pola

kepribadian

remaja dalam dua cara. Pertama,

Penampilan diri yang berbeda

perbedaan

sebaya

ada

diri

remaja

dari

merupakan

anggapan

tentang

menambah daya tarik fisik.

konsep teman-teman tentang dirinya

c. Kepatutan seks

dan

kedua,

ia

berada

dalam

Kepatutan seks dalam penampilan

tekanan untuk mengembangkan ciri-

diri, minat, dan perilaku membantu

ciri kepribadian yang diakui oleh

remaja mencapai konsep diri yang

kelompok

baik.Ketidakpatutan

g. Kreativitas

seks

membuat

Remaja yang semasa kanak-kanak

remaja sadar diri dan hal ini memberi
akibat buruk pada perilakunya

didorong agar kreatif dalambermain

d. Nama dan julukan

dan

tugas-tugas

akademis,

mengembangkanperasaan idividualitas

Remaja peka dan merasa malu bila
teman-teman

dalam

dan identitas yang memberi pengaruh

sekelompok menilai

namanya buruk atau bila memberi

yangbaik

pada

konsep

dirinya.

nama julukan yangbernada cemoohan

Sebaliknya, remaja yang sejak awal

e. Hubungan keluarga

xmasa kanak-kanak didorong untuk

Seorang remaja yang mempunyai

mengikuti pola yang sudahdiakui akan

hubungan yang erat dengan seorang

kurang mempunyai perasaan identitas

anggota

danindividualitas.

keluarga

akan

h. Cita-cita

mengidentifikasikan diri denganorang
ini dan ingin mengembangkan pola

Bila remaja mempunyai cita-cita

kepribadian yang sama.Bila tokoh ini

yang tidak realistik, ia akanmengalami

sesama jenis, remaja akan tertolong

kegagalan. Hal ini akan menimbulkan

untuk mengembangkan

perasaan tidak mampu dan reaksi-

konsep

diri

reaksi

yang layak untuk jenis seksnya

bertahan

menyalahkan

di

mana

oranglain

ia
atas

kegagalannya. Remaja yang realistik

 



tentangkemampuannya lebih banyak

mempengaruhi gaya hidup hedonis

mengalami keberhasilan.

adalah konsep diri.

Gaya hidup hedonis adalah gaya

Konsep diri memiliki dua pola

hidup yang bertujuan untuk mencari

yaitu konsep diri positif dan konsep

kesenangan, gaya hidup ini dapat di

diri negatif, individu memiliki konsep

jumpai dalam kehidupan sehari-hari

diri positif apabila menerima apa

dan banyak dianut oleh mahasiswi di

adanya tentang dirinya, selalu merasa

Indonesia.

bahagia,

dapat

sekarang banyak mahasiswi meniru

perilakunya,

aktif

kebudayaan

menganggap

sosial dan berpegang teguh pada nilai

kebudayaan barat itu funky dan gaul,

etik moral sedangkan individu yang

salah satunya mahasiswi sekarang

memiliki konsep diri negatif apabila

banyak meniru gaya hidup hedonis.

tidak dapat menerima apa yang ada

Pada

zaman

barat,

modern

mengontrol
dalam kegiatan

Mahasiswi yang digolongkan

dalam dirinya, tidak dapat mengontrol

remaja menemukan adanya pergaulan

perilakunya, tidak aktif dalam kegiatan

masyarakat kota besar yang mengarah

sosial dan menyimpang dari standar

pada pemenuhan kebutuhan hidup.

nilai moral. Individu yang memiliki

Menurut

konsep

Gunarsa

(2003)

proses

diri

positif

maka

perkembangan individu saat masa

kecenderungan gaya hidup hedonisnya

remaja

suatu

rendah seperti membeli barang karena

perkembangan yang cukup meningkat

kebutuhan, menggunakan uang sesuai

dan semakin diarahkan keluar dirinya,

dengan kebutuhan dan bermanfaat,

keluar lingkungan keluarganya, dan

mengisi waktu luang dengan hal-hal

akhirnya ke dalam masyarakat dan

yang bermanfaat, dan tidak melakukan

tempat yang akan di tempati di dalam

tindakan amoral, sedangkan apabila

masyarakat. Mahasiswi yang memiliki

individu memiliki konsep diri negatif

kecenderungan gaya hedonis tentu ada

maka

penyebabnya, salah satunya adalah

hedonisnya tinggi seperti membeli

konsep diri dari remaja itu sendiri.

barang

Menurut Kottler (2006) bahwa salah

menghabiskan

uang

satu

mendapatkan

kesenangan

 

mengalami

faktor

internal

yang

10 

kecenderungan

bukan

gaya

karena

hidup

kebutuhan,
untuk
dan

kepuasaan, mengisi waktu luangnya

sangat signifikan antara konsep diri

dengan hal-hal yang bermanfaat, dan

dengan kecenderungan gaya hidup

melakukan tindakan amoral (suka

hedonis pada mahasiswi di Universitas

keluar malam, dugem, dll)

Muhammadiyah
ditunjukkan

Ada hubungan negatif antara
konsep

diri

dengan

gaya

hidup

korelasi

Surakarta,

oleh

koefisien

konsep

diri

nilai
dan

hedonisme. Semakin rendah konsep

kecenderungan gaya hidup hedonis

diri seseorang maka semakin tinggi

sebesar –0,386 dengan p = 0,000 (p ≤

gaya hidup hedonisnya dan semakin

0,05). Dari hasil data tersebut terdapat

tinggi konsep diri seseorang maka

hubungan yang negatif yang signifikan

semakin

antara

rendah

gaya

hidup

hedonisnya.

konsep

diri

dengan

kecenderungan gaya hidup hedonis
pada

Mahasiswi

Universitas

Muhammadiyah Surakarta. Hal ini

Metode Penelitian
Sampel penelitian 100 subjek,

berarti semakin rendah konsep diri

masing-masing fakultas diambil 20

yang

mahasiswi yang berumur 17-21 dan

semakin tinggi kecenderungan gaya

aktif kuliah. Tekhnik pengambilan

hidup hedonis dan sebaliknya semakin

sampel

tinggi konsep

menggunakan

purposive

dimiliki

mahasiwi

sampling.
Pengumpulan

mahasiswi

maka

diri yang dimiliki

maka

semakin

rendah

data

kecenderungan gaya hidup hedonis.

menggunakan skala kecenderungan

Hal ini sesuai dengan pendapat Annisa

gaya hidup hedonis dan skala konsep

(2012)

diri.

ditunjukkan

Teknik

menggunakan

analisis
korelasi

data

konsep

diri

dengan

yang

tinggi

kemampuan

individu menerima segala kekurangan

product

moment dan analisis faktor.

dan kelebihannya, sehingga individu
merasa yakin dan percaya terhadap
dirinya sendiri, merasa aman, nyaman,

Hasil dan pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data

tidak minder dan tidak cemas ketika

yang telah dilakukan, dapat diketahui

berinteraksi

bahwa ada hubungan negatif yang

sekitarnya.

 

11 

dengan

lingkungan

diri

Hal ini dapat dilihat dari 100 subjek

menunjukkan bahwa rata-rata subjek

terdapat 64 subjek yang memiliki

memiliki konsep diri yang tinggi

kecenderungan gaya hidup hedonis,

dengan rerata empirik sebesar 152,32.

hal ini berarti subjek dalam melakukan

Hasil ini ditunjukkan dengan 74%

aktivitasnya,

konsep diri yang tinggi dan 14%

pendapatnya

konsep diri yang sedang. Subjek

ketertarikan atau minat yang berkaitan

dalam penelitian ini yakni mahasiswi

dengan kecenderungan gaya hidup

di

hedonis

Hasil penelitian

Universitas

konsep

Muhammadiyah

mengungkapkan
dan

yang

mengungkapkan

mengarah

ketinggi

maupun rendah.

surakarta yang menunjukkan bahwa

Dari pembahasan diatas dapat

rata-rata subjek memiliki konsep diri
yang tinggi, hal ini dapat dilihat dari

diketahui

bahwa

100 subjek terdapat 74 subjek yang

berhubungan dengan kecenderungan

memiliki konsep diri fisik tinggi. Hal

gaya

ini menandakan sebagain besar subjek

sumbangan efektif konsep diri 14,9%

cukup mampu memandang secara

terhadap kecenderungan gaya hidup

positif dirinya.

hedonis, ditunjukkan oleh koefisien

hidup

konsep

hedonis

diri

dengan

Hasil penelitian kecenderungan

determinan (r²) = 0,149. Dan aspek

gaya hidup hedonis bahwa rata-rata

konsep diri yang paling berpengaruh

dubjek memiliki kecenderungan gaya

dengan kecenderungan gaya hidup

hidup hedonis yang sedang dengan

hedonis adalah

rerata empirik sebesar 59,46. Hal ini

dengan (r) partial -0,273 dengan (p) =

ditunjukkan

0, 007 jika (p ≤ 0,05).

dengan

3%

konsep diri fisik

kecenderungan gaya hidup hedonis
yang

sangat

rendah,

16%

Kesimpulan dan Saran

kecenderungan gaya hidup hedonis

Ada hubungan antara konsep diri

yang rendah, 64% kecenderungan

dengan kecenderungan gaya hidup

gaya hidup hedonis yang sedang, 16%

hedonis dengan sumbangan efektif

kecenderungan gaya hidup hedonis

antara variabel konsep diri dengan

yang tinggi, dan 1% kecenderungan

variabel kecenderungan gaya hidup

gaya hidup hedonis yang sangat tinggi.

 

12 

hedonis sebesar 14,9% ditunjukkan

DAFTAR PUSTAKA

oleh koefisien determinan (r²) = 0,149.

Agustiani,
H.
2006. Psikologi
Perkembangan
Pendekatan
Ekologi Kaitannya dengan
Konsep Diri. Bandung: PT.
Refika Aditama.

Berdasarkan hasil penelitian
maka penulis mengajukan beberapa
saran untuk subjek, orang tua dan
peneliti selanjutnya..

Brenzoky, M. D. 1981. Adolescence
Development. New York: Mc
Millan

Bagi mahasiswi
diharapkan

kepada

mahasiswi-

mahasiswi

Engel, J. F., Blackw, R. D., &
Miniard, D. W. 1994. Perilaku
Konsumen. Edisi enam. Jilid 1.
Terjemahan alih bahasa oleh
Fx.
Budiyanto.
Jakarta:
Binarupa Aksara

Universitas

Muhammadiyah Surakarta untuk lebih
meningkatkan konsep diri mereka
sehingga dengan konsep diri positif
yang dimiliki oleh mahasiswi dapat
memperkecil

prosentase

Fatimah, S. 2013. Hubungan Antara
Kontrol
Diri
Dengan
Kecenderungan Gaya Hidup
Hedonis pada Mahasiswi di
Surakarta.
Skripsi
(Tidak
Diterbitkan).
Surakarta:
Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

untuk

mengikuti kecenderungan gaya hidup
hedonis

yang

mengutamakan

mana

lebih

kesenangan

dan

mengkesampingkan

tugas

utama

sebagai mahasiswi.
Bagi

peneliti

lain,

Gunarsa, S. D. 2003. Psikologi
Remaja (cetakan kelima belas).
Yogyakarta: Jalasutra

Memperluas

populasi atau ruang lingkup penelitian
sehingga generalisasinya lebih luas,
memperbaiki
kekurangan

kelemahan
dalam

penelitian

Hurlock, E.B. 2002. Psikologi
Perkembangan
Suatu
Pendekatan
Sepanjang
Rentang Kehidupan, Edisi
Kelima.
Terjemahan
Istiwidayanti dan Soedjarwo.
Jakarta: Erlangga.

dan
ini,

dengan memilih waktu yang tepat,
peneliti

diharapkan

tidak

hanya

menggunakan dua variabel dalam
penelitian
penelitian

selanjutnya,
yang

agar

didapat

Kasali, R. 1998. Membidik Pasar
Indonesia.
Jakarta:
PT.
Gramedia Pustaka Utama

hasil
lebih

maksimal.

 

Kotler, P & Amstrong G. 2006.
Prinsip-prinsip
Pemasaran;

13 

Edisi Ke 12 terjemahan Bob
Sobran. Jakarta: Erlangga.
Levant’s & Linda. 2003. What Is
Metroseksual Earosel. New
Delhi. Journal of International
Rakhmat,
J.
2005.
Psikologi
Komunikasi. Bandung: PT.
Remaha Rosdyakarya.
Susanto, A. B. 2001. Potret-Potret
Gaya
Hidup
Metropolis.
Jakarta: Kompas

 

14 

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN GAYA HIDUP HEDONIS MAHASISWI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH Hubungan antara konsep diri dengan kecenderungan gaya hidup hedonis mahasiswi universitas muhammadiyah surakarta.

0 1 17

PENDAHULUAN Hubungan antara konsep diri dengan kecenderungan gaya hidup hedonis mahasiswi universitas muhammadiyah surakarta.

0 1 8

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECENDERUNGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA MAHASISWI DI Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Kecenderungan Gaya Hidup Hedonis Pada Mahasiswi Di Surakarta.

0 0 18

PENDAHULUAN Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Kecenderungan Gaya Hidup Hedonis Pada Mahasiswi Di Surakarta.

0 0 12

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECENDERUNGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA MAHASISWI DI SURAKARTA Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Kecenderungan Gaya Hidup Hedonis Pada Mahasiswi Di Surakarta.

0 3 21

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN KECENDERUNGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA MAHASISWI DI SURAKARTA Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Kecenderungan Gaya Hidup Hedonis Pada Mahasiswi Di Surakarta.

0 1 18

PENDAHULUAN Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Kecenderungan Gaya Hidup Hedonis Pada Mahasiswi Di Surakarta.

0 0 13

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN KECENDERUNGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA MAHASISWI DI SURAKARTA Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Kecenderungan Gaya Hidup Hedonis Pada Mahasiswi Di Surakarta.

1 4 20

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN KECENDERUNGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA MAHASISWI DI SURAKARTA Hubungan Antara Harga Diri Dengan Kecenderungan Gaya Hidup Hedonis Pada Mahasiswi Di Surakarta.

0 2 17

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN KECENDERUNGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA MAHASISWI DI SURAKARTA Hubungan Antara Harga Diri Dengan Kecenderungan Gaya Hidup Hedonis Pada Mahasiswi Di Surakarta.

0 2 21