HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN GAYA HIDUP HEDONIS MAHASISWI UNIVERSITAS Hubungan antara konsep diri dengan kecenderungan gaya hidup hedonis mahasiswi universitas muhammadiyah surakarta.
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN
GAYA HIDUP HEDONIS MAHASISWI UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Oleh :
HENDRIYANTI PRATIWI
F 100 090 086
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
i
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN
GAYA HIDUP HEDONIS MAHASISWI UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai
Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Oleh :
HENDRIYANTI PRATIWI
F 100 090 086
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
ii
iii
iv
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN GAYA
HIDUP HEDONIS MAHASISWI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
HENDRIYANTI PRATIWI
RINI LESTARI M.Si
hendriyanti.pratiwi@yahoo.com
ABSTRAKSI
Mahasiswi adalah calon penerus bangsa yang diharapkan mampu
memberikan yang terbaik untuk bangsa dan juga mampu menyatukan serta
menyampaikan pikiran dan hati nurani untuk memajukan bangsa. Pada kenyataannya
mahasiswa zaman sekarang cenderung mengagung-agungkan kesenangan dan
kenikmatan dalam menjalani hidup. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
hubungan antara konsep diri dengan kecenderungan gaya hidup hedonis mahasiswi
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hipotesis yang diajukan yaitu: Ada hubungan
negatif antara konsep diri dengan kecenderungan gaya hidup hedonis pada
mahasiswi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Cluster random
sampling yaitu melakukan random pada fakultas yang akan dikenai penelitian,
sehingga terpilihlah 5 fakultas dengan jumlah subjek 100 orang. Karakteristik
sampelnya adalah mahasiswi yang berusia 17-21 dan masih aktif kuliah. Metode
pengumpulan data menggunakan skala yang digunakan adalah skala konsep diri dan
skala kecenderungan gaya hidup hedonis, teknik analisis data menggunakan product
moment dan uji regresi yang diolah dengan program SPSS.
Berdasarkan hasil perhitungan teknik analisis product moment dari Pearson
diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar -0,386 dengan p = 0,000 (p < 0,05)
artinya ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara konsep diri dengan
kecenderungan gaya hidup hedonis. Aspek konsep diri yang paling berpengaruh
adalah konsep diri fisik dengan (r) sebesar -273 dengan p = 0,007 jika (p ≤ 0,05).
Sumbangan efektif variabel konsep diri terhadap kecenderungan gaya hidup hedonis
sebesar 14,9% yang ditunjukkan oleh koefisien determinan (r²) = 0,149. Hasil
penelitian tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh konsep diri saja tetapi juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar konsep diri yaitu sebesar 85,1%. Rerata
empirik variabel konsep diri sebesar 152,32 dan rerata hipotetik sebesar 125 yang
berarti konsep diri subjek tergolong tinggi. Rerata empirik kecenderungan gaya
hidup hedonis sebesar 59,46 dan rerata hipotetik sebesar 60 yang berarti
kecenderungan gaya hidup hedonis subjek tergolong sedang.
Kata Kunci: Konsep Diri, Kecenderungan Gaya Hidup Hedonis
v
negara
PENDAHULUAN
berkembang
termasuk
Indonesia.
Hedonisme adalah istilah untuk
yang
Pola hidup hedonis ini dapat
mengutamakan pada kesenangan dan
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
kemewahan fisik. Hedonisme telah
Hedonisme tidak hanya menyerang
ada sejak zaman Yunani kuno, tokoh
orang dewasa yang sudah kerja, dari
pertama yang mengajarkan hedonis
anak hingga orang tua tak luput dari
adalah seorang filsuf yang bernama
gaya hidup hedonis. Gaya hidup
Democritus (400-370), ia memandang
hedonis saat ini sudah banyak dianut
bahwa kesenangan sebagai tujuan
oleh
pokok didalam kehidupan kehidupan
fenomena
ini. Selain itu salah seorang pengikut
mengingat mahasiswa adalah calon
Socrates, yakni Aristippus (395 SM)
penerus
juga mengajarkan bahwa kesenangan
mampu memberikan yang terbaik
merupakan satu-satunya yang ingin
untuk
dicari manusia. Kesenangan didapat
menyatukan
langsung dari panca indra, menurutnya
pikiran
orang
selalu
memajukan bangsa. Mahasiswa juga
mengusahakan kesenangan sebanyak
dianggap kaum intelektual muda oleh
banyaknya, sebab kesakitan adalah
masyarakat. Faham hedonisme oleh
suatu
mahasiswa, secara otomatis terjadi
menggambarkan
yang
faham
bijaksana
pengalaman
menyenangkan,
menyebabkan
yang
sehingga
individu
tidak
hal
mahasiswa
ini
ancaman,
diharapkan
juga
serta
hati
mampu
menyampaikan
nurani
nilai-nilai,
mengharuskan
berperilaku
yang
bangsa
dan
Indonesia,
menjadi
bangsa
perubahan
ini
di
para
untuk
faham
ini
penganutnya
Individu yang hedonis
untuk bersifat narsis atau memuja
cenderung senang berbelanja hal-hal
dirinya sendiri dan juga takut dijauhi
yang
bila
konsumtif,
tidak
dibutuhkan
dan
tidak
ikut
andil.
Dugem,
menghambur-hamburkan uang hanya
nyimeng, free seks, penyalahgunaan
untuk
narkoba,
berfoya-foya
mencari
minuman
keras,
lainnya
kesenangan . Gaya hidup hedonis saat
marak sekarang ini di kalangan para
ini merupakan fenomena perilaku khas
mahasiswa. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian dari Fatimah (2013) yang
1
mengungkapkan
zaman
bahwa
mahasiswa
menghindari
cenderung
merajalela dimana-mana, seperti di
sekarang
budaya
mengagung-agungkan kesenangan dan
media
TV,
kenikmatan dalam menjalani hidup.
maupun di jalan raya.
pop
tabloid,
koran,
yang
radio
terhadap
Gaya hidup hedonis memang
lingkungan sekitar terlupakan dan
erat hubungannya dengan konsep diri
tergantikan dengan kenikmatan sesaat.
seseorang hal ini dinyatakan melalui
Fenomena hura-hura oriented kerap
sikap
ditemui di kampus. Semakin jarang
aktualisasi orang tersebut. Manusia
terdengar percakapan akademis di
sebagai organisme yang memiliki
lingkungan
dorongan untuk berkembang yang
Kepedulian
mereka
mahasiswa
mahasiswa. Percakapan
lebih
didominasi
dirinya
pada
masalah
yang
akhirnya
merupakan
menyebabkan
fashion, sinetron dan film terbaru,
kesadaran akan keberadaan dirinya.
serta aneka bentuk hedonisme lainnya.
Perkembangan
Sebagian besar dari mereka, entah
tersebut
mahasiswa
pembentukan konsep diri individu
atau
mahasiswi,
yang
berlangsung
kemudian
membantu
menghabiskan waktu dan uangnya
yang bersangkutan.
untuk berburu kesenangan di tempat-
Brooks
menyatakan
tempat hiburan.
(Rakhmat,2005)
bahwa
karakteristik
konsep diri dapat dibedakan menjadi
Alasan-alasan seperti menjauhi
dan
dua yaitu konsep diri positif dan
menumpuknya tugas-tugas merupakan
konsep diri negatif, yang keduanya
hal yang masuk akal. Mahasiswa perlu
memiliki ciri-ciri yang sangat berbeda
aktivitas yang membuat dirinya tidak
antara ciri karakteristik konsep diri
suntuk akan kejenuhan kuliah dan
positif dan karakteristik konsep diri
dunia malam merupakan salah satu
yang negatif. Individu yang memiliki
tujuan mahasiswa untuk bersenang-
konsep
senang.
sesuatunya
kepenatan
padatnya
Dengan
kuliah
pemanis
berupa
diri positif
akan
dalam segala
menanggapinya
semakin
secara positif, dapat memahami dan
lengkaplah nikmatnya dunia malam.
menerima sejumlah fakta yang sangat
Mahasiswa
bermacam-macam
budaya-budaya
saat
pop,
ini
tidak
bisa
2
tentang
dirinya
mahasiswi
sendiri. Ia akan percaya diri, akan
bersikap yakin dalam bertindak dan
Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
berperilaku sedangkan individu yang
Menurut Susanto (2001) gaya
memiliki konsep diri negatif akan
hidup adalah perpaduan antara
menanggapi segala sesuatu dengan
kebutuhan
pandangan negatif pula, dia akan
mengubah
dirinya
terus
atau
menerus
konsep
melindungi
konsep
harapan
bertindak
berkembang
mengetahui
diri
mahasiswi
masyarakat
hedonis, gaya hidup metropolis,
dengan
gaya
hidup
global
dan
lain
sebagainya. Menurut Levan`s &
Universitas
Linda (2003) gaya hidup hedonis
Muhammadiyah Surakarta
mengetahui
di
sekarang misalnya gaya hidup
hubungan
kecenderungan gaya hidup hedonis
adalah pola perilaku yang dapat
perilaku
diketahui
kecenderungan gaya hidup hedonis
maupun
di kalangan mahasiswi Universitas
dari
aktifitas,
pendapat
menekankan
Muhammadiyah Surakarta
pada
minat
yang selalu
kesenangan
hidup. Karakter semua individu
3. Untuk mengetahui tingkat konsep
yang memiliki gaya hidup hedonis
diri
adalah cenderung impulsif, lebih
4. Untuk mengetahui peran konsep
diri
dalam
diketahui macam gaya hidup yang
Tujuan dari penelitian ini yaitu:
2. Untuk
terhadap
berlaku. Oleh karena itu banyak
baru dari lingkungannya.
konsep
dan
berdasarkan pada norma yang
mengubah atau menolak informasi
antara
diri
kelompok
seseorang
dirinya itu secara kokoh dengan cara
1. Untuk
ekspresi
yang
paling
irasional, cenderung follower dan
berpengaruh
mudah dibujuk (Suwindo, 2001).
terhadap gaya hidup hedonis
5. Untuk
mengetahui
Menurut Plumer (Kasali, 1998)
sumbangan
aspek-aspek gaya hidup hedonis yaitu:
efektif
konsep
diri
terhadap
a. Activities (kegiatan)
Tindakan
kecenderungan gaya hidup hedonis
banyak
3
nyata
menghabiskan
seperti,
waktu
diluar
rumah,
lebih
banyak
adalah
yang
tindakan nyata seperti menonton
kurang diperlukan, pergi ke pusat
suatu di bioskop, berbelanja di
pembelanjaan dan kafe. Walaupun
suatu pertokoan/mall, dan lain-lain.
tindakan ini dapat dipahami, tetapi
Interest (minat) akan semacam
kegiatan ini tidak dapat diukur
objek, peristiwa, atau topik adalah
secara langsung.
tingkat keinginan yang menyertai
membeli
barang-barang
perhatian khusus maupun terus
b. Interest (minat)
Semacam objek, peristiwa,
menerus terhadapnya. Sedangkan
atau topik adalah untuk kegiatan
opinion (opini) adalah jawaban
yang menyertai perhatian khusus
lisan atau tertulis yang orang
dan monoton. Seperti hal dalam
berikan sebagai respon terhadap
fashion, makanan, benda-benda
situasi stimulus dimana semacam
mewah,
pertanyaan yang diajukan.
tempat
kumpul,
dan
Faktor-faktor
selalu ingin jadi pusat perhatian.
yang
mempengaruhi
kecenderungan gaya hidup hedonis:
c. Opinion (Opini)
Kottler (2006) menyatakan
Adalah “jawaban” lisan atau
tertulis yang diberiakan sebagi
bahwa
respon terhadap situasi stimulis
mempengaruhi
dimana semacam “pertanyaan”
seseorang ada 2 faktor yaitu faktor
diajukan. Opini digunakan untuk
yang berasal dari dalam diri
mendeskripsikan
individu (internal) dan faktor yang
harapan
dan
pemikiran,
evaluasi
yang
gaya
hidup
Faktor internal yaitu sikap,
pengalaman,
Engel, dkk (1994) berpendapat
bahwa
faktor-faktor
berasal dari luar (eksternal).
dalam
perilaku.
gaya
dicerminkan
hidup
melalui
dan
simbol
persepsi
sebagai AIO (Activities, Interest,
dengan
dan Opinion) yaitu aktivitas, minat,
berikut :
berorientasi
pada
dan
pengamatan,
kepribadian, konsep diri, motif,
dapat
dan opini sebagai aspek utama yang
(kegiatan)
Activities
kesenangan.
4
(Kottler,
penjelasannya
2006)
sebagai
a.
yang menentukan perbedaan
Sikap
Sikap
berarti
perilaku dari setiap individu.
suatu
d.
keadaan jiwa dan keadaan
Faktor
pikir yang dipersiapkan untuk
memberikan
kepribadian
individu adalah konsep diri.
diorganisasi
melalui
Konsep diri sudah menjadi
pengalaman
dan
pendekatan
pada
yang
amat
secara
perilaku.
dikenal
luas
untuk
menggambarkan
hubungan
Keadaan jiwa tersebut sangat
antara konsep diri konsumen
dipengaruhi
dengan
oleh
tradisi,
image
kebiasaan, kebudayaan dan
Bagaimana
lingkungan sosialnya.
memandang
Pengalaman dan pengamatan.
mempengaruhi
merek.
individu
dirinya
akan
minat
dapat
terhadap suatu objek. Konsep
pengamatan
diri sebagai inti dari pola
sosial dalam tingkah laku,
kepribadian akan menentukan
pengalaman dapat diperoleh
perilaku
dari
tindakannya
menghadapi
dan
dapat
hidupnya, karena konsep diri
belajar
merupakan frame of reference
Pengalaman
mempengaruhi
semua
dimasa
lalu
dipelajari,
melalui
pengalaman.
Hasil
e.
dari
dalam
permasalahan
Motif.
Perilaku individu muncul
pengalaman sosial akan dapat
membentuk
individu
yang menjadi awal perilaku.
orang akan dapat memperoleh
karena
pandangan
adanya
motif
untuk
merasa
terhadap suatu objek.
kebutuhan
Kepribadian.
aman dan kebutuhan terhadap
Kepribadian
konfigurasi
adalah
prestise merupakan beberapa
karakteristik
contoh tentang motif. Jika
motif
individu dan cara berperilaku
yang
terhadap suatu objek yang
langsung
c.
lain
menentukan
tanggapan
mempengaruhi
b.
Konsep diri.
5
seseorang
terhadap
f.
kebutuhan akan prestise itu
individu
besar maka akan membentuk
anggota didalam kelompok
gaya hidup yang cenderung
tersebut. Pengaruh-pengaruh
mengarah kepada gaya hidup
tersebut akan menghadapkan
hedonis.
individu pada perilaku dan
Persepsi.
gaya hidup tertentu.
Keluarga
dimana seseorang memilih,
memegang
peranan terbesar dan terlama
dan
menginterpretasikan
dalam
informasi untuk membentuk
dan perilaku individu.Hal ini
suatu gambar yang berarti
karena pola asuh orang tua
mengenai dunia.
akan membentuk kebiasaan
Adapun
faktor
anak
eksternal
pembentukan
yang
secara
sikap
tidak
dijelaskan oleh Kottler (2006)
langsung mempengaruhi pola
sebagai berikut:
hidupnya.
c. Kelas sosial
a. Kelompok referensi
Kelompok
adalah
Kelas
referensi
sosial
adalah
yang
sebuah kelompok yang relatif
pengaruh
homogen dan bertahan lama
kelompok
memberikan
langsung atau tidak langsung
dalam
terhadap sikap dan perilaku
yang tersusun dalam sebuah
seseorang. Kelompok yang
urutan
memberikan
pengaruh
anggota dalam setiap jenjang
langsung adalah kelompok
itu memiliki nilai, minat, dan
dimana
tingkah laku yang sama. Ada
individu
menjadi
tersebut
anggotanya
dua
dan
sebuah
jenjang,
unsur
masyarakat,
dan
pokok
para
dalam
saling berinteraksi, sedangkan
sistem sosial pembagian kelas
kelompok
yang
memberi
dalam
pengaruh
tidak
langsung
kedudukan
adalah
menjadi
b. Keluarga
Persepsi adalah proses
mengatur,
tidak
kelompok
masyarakat,
(status)
yaitu
dan
peranan. Kedudukan sosial
dimana
6
seseorang
merupakan kerangka acuan (frame of
dalam lingkungan pergaulan,
reference) dalam berinteraksi dengan
prestise
serta
lingkungan.
Kedudukan
menjelaskan
artinya
tempat
hak-haknya
kewajibannya.
bahwa
(2006)
konsep
diri
sosial ini dapat dicapai oleh
merupakan gambaran yang dimiliki
seseorang dengan usaha yang
seseorang mengenai dirinya, yang
sengaja
maupun
dibentuk
karena
kelahiran.
merupakan
dinamis
diperoleh
dari
Aspek-aspek konsep diri, meliputi:
Brenzoky (1981) menjelaskan aspek-
individu
hak
aspek konsep diri, yaitu:
dan
a. Konsep diri fisik
kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya
maka
Konsep
ia
diri
fisik
berarti
pandangan, pikiran, perasaan dan
menjalankan suatu peranan.
d. Kebudayaan
Kebudayaan
pengalaman-
interaksi dengan lingkungan.
yang
kedudukan.
melaksanakan
melalui
pengalaman yang dia peroleh dari
Peranan
aspek
Apabila
yang
pemikiran
individu
terhadap
fisiknya
sendiri.
Individu
pengetahuan,
memiliki konsep diri yang positif
kepercayaan, kesenian, moral,
bila memandang secara positif
hukum, adat istiadat, dan
penampilannya, kondisi kesehatan
kebiasaan-kebiasaan
kulitnya,
meliputi
diperoleh
individu
anggota
yang
ketampanan
atau
kecantikan serta ukuran tubuh
sebagai
ideal.
masyarakat.
Individu
dipandang
dari
memiliki konsep diri negatif bila
segala sesuatu yang dipelajari
memandang secara negatif hal-hal
dari pola-pola perilaku yang
di atas.
Kebudayaan
normatif,
terdiri
meliputi
b. Konsep diri psikis
ciri-ciri
Konsep diri psikis berarti
pola pikir, merasakan dan
pandangan, pikiran, perasaan dan
bertindak.
Fitts (dalam Agustiani, 2006),
mengemukakan bahwa konsep diri
Agustiani
7
penilaian
individu
terhadap
pribadinya
sendiri.
Seseorang
digolongkan memiliki konsep diri
perasaan orang lain. Sebaliknya,
positif bila memandang dirinya
individu yang memiliki konsep
sebagai individu yang bahagia,
diri sosial negatif
optimis, mampu mengontrol diri
memberi perhatian terhadap orang
dan
lain dan tidak aktif dalam kegiatan
memiliki
berbagai
d.
digolongkan sebagai orang yang
Konsep diri moral
Konsep diri moral berarti
memilki konsep diri negatif bila
c.
memandang
pandangan, pikiran, perasaan, dan
dirinya
sebagai orang yang tidak bahagia,
penilaian
pesimistik,
mampu
moralitas diri sendiri. Konsep diri
mengontrol diri dan memiliki
moral berkaitan dengan nilai dan
berbagai macam kekurangan.
prinsip yang memberi arti dan
Konsep diri sosial
arah bagi kehidupan seseorang.
tidak
individu
terhadap
Konsep diri sosial berarti
Digolongkan memiliki konsep diri
pandangan, pikiran dan penilaian
moral positif bila memandang
individu terhadap kecendrunngan
dirinya
sosial yang ada pada dirinya
berpegang teguh pada nilai etik
sendiri.
moral,
Konsep
diri
sosial
sebagai
orang
namun
yang
sebaliknya,
kemampuan
individu digolongkan memiliki
yang berhubungan dengan dunia
konsep diri moral negatif bila
di luar dirinya, perasaan mampu,
memandang dirinya sebagai orang
dan
yang menyimpang dari standar
berkaitan
dengan
berharga
interaksi
dalam
sosial.
lingkup
nilai
Individu
moral
yang
seharusnya
diikutinya.
digolongkan memiliki konsep diri
sosial positif bila memandang
Faktor-faktor
dirinya
sebagai
orang
yang
konsep diri (Hurlock, 2002) yaitu:
terbuka
pada
orang
lain,
a. Usia kematangan
yang
mempengaruhi
Remaja yang matang lebih awal,
memahami orang lain, merasa
tidak
sosial.
kemampuan. Sebaliknya, individu
individu
bila
mudah akrab dengan orang lain,
yang
merasa
dewasa mengembangkan konsep diri
diperhatikan,
menjaga
8
diperlakukan
seperti
orang
f. Teman-teman sebaya
yang menyenangkan sehingga dapat
Teman-teman
menyesuaikan diri dengan baik.
mempengaruhi
b. Penampilan diri
membuat remaja merasa rendah diri
konsep
meskipun
cerminan
yang
pola
kepribadian
remaja dalam dua cara. Pertama,
Penampilan diri yang berbeda
perbedaan
sebaya
ada
diri
remaja
dari
merupakan
anggapan
tentang
menambah daya tarik fisik.
konsep teman-teman tentang dirinya
c. Kepatutan seks
dan
kedua,
ia
berada
dalam
Kepatutan seks dalam penampilan
tekanan untuk mengembangkan ciri-
diri, minat, dan perilaku membantu
ciri kepribadian yang diakui oleh
remaja mencapai konsep diri yang
kelompok
baik.Ketidakpatutan
g. Kreativitas
seks
membuat
Remaja yang semasa kanak-kanak
remaja sadar diri dan hal ini memberi
akibat buruk pada perilakunya
didorong agar kreatif dalambermain
d. Nama dan julukan
dan
tugas-tugas
akademis,
mengembangkanperasaan idividualitas
Remaja peka dan merasa malu bila
teman-teman
dalam
dan identitas yang memberi pengaruh
sekelompok menilai
namanya buruk atau bila memberi
yangbaik
pada
konsep
dirinya.
nama julukan yangbernada cemoohan
Sebaliknya, remaja yang sejak awal
e. Hubungan keluarga
xmasa kanak-kanak didorong untuk
Seorang remaja yang mempunyai
mengikuti pola yang sudahdiakui akan
hubungan yang erat dengan seorang
kurang mempunyai perasaan identitas
anggota
danindividualitas.
keluarga
akan
h. Cita-cita
mengidentifikasikan diri denganorang
ini dan ingin mengembangkan pola
Bila remaja mempunyai cita-cita
kepribadian yang sama.Bila tokoh ini
yang tidak realistik, ia akanmengalami
sesama jenis, remaja akan tertolong
kegagalan. Hal ini akan menimbulkan
untuk mengembangkan
perasaan tidak mampu dan reaksi-
konsep
diri
reaksi
yang layak untuk jenis seksnya
bertahan
menyalahkan
di
mana
oranglain
ia
atas
kegagalannya. Remaja yang realistik
9
tentangkemampuannya lebih banyak
mempengaruhi gaya hidup hedonis
mengalami keberhasilan.
adalah konsep diri.
Gaya hidup hedonis adalah gaya
Konsep diri memiliki dua pola
hidup yang bertujuan untuk mencari
yaitu konsep diri positif dan konsep
kesenangan, gaya hidup ini dapat di
diri negatif, individu memiliki konsep
jumpai dalam kehidupan sehari-hari
diri positif apabila menerima apa
dan banyak dianut oleh mahasiswi di
adanya tentang dirinya, selalu merasa
Indonesia.
bahagia,
dapat
sekarang banyak mahasiswi meniru
perilakunya,
aktif
kebudayaan
menganggap
sosial dan berpegang teguh pada nilai
kebudayaan barat itu funky dan gaul,
etik moral sedangkan individu yang
salah satunya mahasiswi sekarang
memiliki konsep diri negatif apabila
banyak meniru gaya hidup hedonis.
tidak dapat menerima apa yang ada
Pada
zaman
barat,
modern
mengontrol
dalam kegiatan
Mahasiswi yang digolongkan
dalam dirinya, tidak dapat mengontrol
remaja menemukan adanya pergaulan
perilakunya, tidak aktif dalam kegiatan
masyarakat kota besar yang mengarah
sosial dan menyimpang dari standar
pada pemenuhan kebutuhan hidup.
nilai moral. Individu yang memiliki
Menurut
konsep
Gunarsa
(2003)
proses
diri
positif
maka
perkembangan individu saat masa
kecenderungan gaya hidup hedonisnya
remaja
suatu
rendah seperti membeli barang karena
perkembangan yang cukup meningkat
kebutuhan, menggunakan uang sesuai
dan semakin diarahkan keluar dirinya,
dengan kebutuhan dan bermanfaat,
keluar lingkungan keluarganya, dan
mengisi waktu luang dengan hal-hal
akhirnya ke dalam masyarakat dan
yang bermanfaat, dan tidak melakukan
tempat yang akan di tempati di dalam
tindakan amoral, sedangkan apabila
masyarakat. Mahasiswi yang memiliki
individu memiliki konsep diri negatif
kecenderungan gaya hedonis tentu ada
maka
penyebabnya, salah satunya adalah
hedonisnya tinggi seperti membeli
konsep diri dari remaja itu sendiri.
barang
Menurut Kottler (2006) bahwa salah
menghabiskan
uang
satu
mendapatkan
kesenangan
mengalami
faktor
internal
yang
10
kecenderungan
bukan
gaya
karena
hidup
kebutuhan,
untuk
dan
kepuasaan, mengisi waktu luangnya
sangat signifikan antara konsep diri
dengan hal-hal yang bermanfaat, dan
dengan kecenderungan gaya hidup
melakukan tindakan amoral (suka
hedonis pada mahasiswi di Universitas
keluar malam, dugem, dll)
Muhammadiyah
ditunjukkan
Ada hubungan negatif antara
konsep
diri
dengan
gaya
hidup
korelasi
Surakarta,
oleh
koefisien
konsep
diri
nilai
dan
hedonisme. Semakin rendah konsep
kecenderungan gaya hidup hedonis
diri seseorang maka semakin tinggi
sebesar –0,386 dengan p = 0,000 (p ≤
gaya hidup hedonisnya dan semakin
0,05). Dari hasil data tersebut terdapat
tinggi konsep diri seseorang maka
hubungan yang negatif yang signifikan
semakin
antara
rendah
gaya
hidup
hedonisnya.
konsep
diri
dengan
kecenderungan gaya hidup hedonis
pada
Mahasiswi
Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Hal ini
Metode Penelitian
Sampel penelitian 100 subjek,
berarti semakin rendah konsep diri
masing-masing fakultas diambil 20
yang
mahasiswi yang berumur 17-21 dan
semakin tinggi kecenderungan gaya
aktif kuliah. Tekhnik pengambilan
hidup hedonis dan sebaliknya semakin
sampel
tinggi konsep
menggunakan
purposive
dimiliki
mahasiwi
sampling.
Pengumpulan
mahasiswi
maka
diri yang dimiliki
maka
semakin
rendah
data
kecenderungan gaya hidup hedonis.
menggunakan skala kecenderungan
Hal ini sesuai dengan pendapat Annisa
gaya hidup hedonis dan skala konsep
(2012)
diri.
ditunjukkan
Teknik
menggunakan
analisis
korelasi
data
konsep
diri
dengan
yang
tinggi
kemampuan
individu menerima segala kekurangan
product
moment dan analisis faktor.
dan kelebihannya, sehingga individu
merasa yakin dan percaya terhadap
dirinya sendiri, merasa aman, nyaman,
Hasil dan pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data
tidak minder dan tidak cemas ketika
yang telah dilakukan, dapat diketahui
berinteraksi
bahwa ada hubungan negatif yang
sekitarnya.
11
dengan
lingkungan
diri
Hal ini dapat dilihat dari 100 subjek
menunjukkan bahwa rata-rata subjek
terdapat 64 subjek yang memiliki
memiliki konsep diri yang tinggi
kecenderungan gaya hidup hedonis,
dengan rerata empirik sebesar 152,32.
hal ini berarti subjek dalam melakukan
Hasil ini ditunjukkan dengan 74%
aktivitasnya,
konsep diri yang tinggi dan 14%
pendapatnya
konsep diri yang sedang. Subjek
ketertarikan atau minat yang berkaitan
dalam penelitian ini yakni mahasiswi
dengan kecenderungan gaya hidup
di
hedonis
Hasil penelitian
Universitas
konsep
Muhammadiyah
mengungkapkan
dan
yang
mengungkapkan
mengarah
ketinggi
maupun rendah.
surakarta yang menunjukkan bahwa
Dari pembahasan diatas dapat
rata-rata subjek memiliki konsep diri
yang tinggi, hal ini dapat dilihat dari
diketahui
bahwa
100 subjek terdapat 74 subjek yang
berhubungan dengan kecenderungan
memiliki konsep diri fisik tinggi. Hal
gaya
ini menandakan sebagain besar subjek
sumbangan efektif konsep diri 14,9%
cukup mampu memandang secara
terhadap kecenderungan gaya hidup
positif dirinya.
hedonis, ditunjukkan oleh koefisien
hidup
konsep
hedonis
diri
dengan
Hasil penelitian kecenderungan
determinan (r²) = 0,149. Dan aspek
gaya hidup hedonis bahwa rata-rata
konsep diri yang paling berpengaruh
dubjek memiliki kecenderungan gaya
dengan kecenderungan gaya hidup
hidup hedonis yang sedang dengan
hedonis adalah
rerata empirik sebesar 59,46. Hal ini
dengan (r) partial -0,273 dengan (p) =
ditunjukkan
0, 007 jika (p ≤ 0,05).
dengan
3%
konsep diri fisik
kecenderungan gaya hidup hedonis
yang
sangat
rendah,
16%
Kesimpulan dan Saran
kecenderungan gaya hidup hedonis
Ada hubungan antara konsep diri
yang rendah, 64% kecenderungan
dengan kecenderungan gaya hidup
gaya hidup hedonis yang sedang, 16%
hedonis dengan sumbangan efektif
kecenderungan gaya hidup hedonis
antara variabel konsep diri dengan
yang tinggi, dan 1% kecenderungan
variabel kecenderungan gaya hidup
gaya hidup hedonis yang sangat tinggi.
12
hedonis sebesar 14,9% ditunjukkan
DAFTAR PUSTAKA
oleh koefisien determinan (r²) = 0,149.
Agustiani,
H.
2006. Psikologi
Perkembangan
Pendekatan
Ekologi Kaitannya dengan
Konsep Diri. Bandung: PT.
Refika Aditama.
Berdasarkan hasil penelitian
maka penulis mengajukan beberapa
saran untuk subjek, orang tua dan
peneliti selanjutnya..
Brenzoky, M. D. 1981. Adolescence
Development. New York: Mc
Millan
Bagi mahasiswi
diharapkan
kepada
mahasiswi-
mahasiswi
Engel, J. F., Blackw, R. D., &
Miniard, D. W. 1994. Perilaku
Konsumen. Edisi enam. Jilid 1.
Terjemahan alih bahasa oleh
Fx.
Budiyanto.
Jakarta:
Binarupa Aksara
Universitas
Muhammadiyah Surakarta untuk lebih
meningkatkan konsep diri mereka
sehingga dengan konsep diri positif
yang dimiliki oleh mahasiswi dapat
memperkecil
prosentase
Fatimah, S. 2013. Hubungan Antara
Kontrol
Diri
Dengan
Kecenderungan Gaya Hidup
Hedonis pada Mahasiswi di
Surakarta.
Skripsi
(Tidak
Diterbitkan).
Surakarta:
Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
untuk
mengikuti kecenderungan gaya hidup
hedonis
yang
mengutamakan
mana
lebih
kesenangan
dan
mengkesampingkan
tugas
utama
sebagai mahasiswi.
Bagi
peneliti
lain,
Gunarsa, S. D. 2003. Psikologi
Remaja (cetakan kelima belas).
Yogyakarta: Jalasutra
Memperluas
populasi atau ruang lingkup penelitian
sehingga generalisasinya lebih luas,
memperbaiki
kekurangan
kelemahan
dalam
penelitian
Hurlock, E.B. 2002. Psikologi
Perkembangan
Suatu
Pendekatan
Sepanjang
Rentang Kehidupan, Edisi
Kelima.
Terjemahan
Istiwidayanti dan Soedjarwo.
Jakarta: Erlangga.
dan
ini,
dengan memilih waktu yang tepat,
peneliti
diharapkan
tidak
hanya
menggunakan dua variabel dalam
penelitian
penelitian
selanjutnya,
yang
agar
didapat
Kasali, R. 1998. Membidik Pasar
Indonesia.
Jakarta:
PT.
Gramedia Pustaka Utama
hasil
lebih
maksimal.
Kotler, P & Amstrong G. 2006.
Prinsip-prinsip
Pemasaran;
13
Edisi Ke 12 terjemahan Bob
Sobran. Jakarta: Erlangga.
Levant’s & Linda. 2003. What Is
Metroseksual Earosel. New
Delhi. Journal of International
Rakhmat,
J.
2005.
Psikologi
Komunikasi. Bandung: PT.
Remaha Rosdyakarya.
Susanto, A. B. 2001. Potret-Potret
Gaya
Hidup
Metropolis.
Jakarta: Kompas
14
GAYA HIDUP HEDONIS MAHASISWI UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Oleh :
HENDRIYANTI PRATIWI
F 100 090 086
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
i
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN
GAYA HIDUP HEDONIS MAHASISWI UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai
Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Oleh :
HENDRIYANTI PRATIWI
F 100 090 086
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
ii
iii
iv
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN GAYA
HIDUP HEDONIS MAHASISWI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
HENDRIYANTI PRATIWI
RINI LESTARI M.Si
hendriyanti.pratiwi@yahoo.com
ABSTRAKSI
Mahasiswi adalah calon penerus bangsa yang diharapkan mampu
memberikan yang terbaik untuk bangsa dan juga mampu menyatukan serta
menyampaikan pikiran dan hati nurani untuk memajukan bangsa. Pada kenyataannya
mahasiswa zaman sekarang cenderung mengagung-agungkan kesenangan dan
kenikmatan dalam menjalani hidup. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
hubungan antara konsep diri dengan kecenderungan gaya hidup hedonis mahasiswi
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hipotesis yang diajukan yaitu: Ada hubungan
negatif antara konsep diri dengan kecenderungan gaya hidup hedonis pada
mahasiswi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Cluster random
sampling yaitu melakukan random pada fakultas yang akan dikenai penelitian,
sehingga terpilihlah 5 fakultas dengan jumlah subjek 100 orang. Karakteristik
sampelnya adalah mahasiswi yang berusia 17-21 dan masih aktif kuliah. Metode
pengumpulan data menggunakan skala yang digunakan adalah skala konsep diri dan
skala kecenderungan gaya hidup hedonis, teknik analisis data menggunakan product
moment dan uji regresi yang diolah dengan program SPSS.
Berdasarkan hasil perhitungan teknik analisis product moment dari Pearson
diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar -0,386 dengan p = 0,000 (p < 0,05)
artinya ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara konsep diri dengan
kecenderungan gaya hidup hedonis. Aspek konsep diri yang paling berpengaruh
adalah konsep diri fisik dengan (r) sebesar -273 dengan p = 0,007 jika (p ≤ 0,05).
Sumbangan efektif variabel konsep diri terhadap kecenderungan gaya hidup hedonis
sebesar 14,9% yang ditunjukkan oleh koefisien determinan (r²) = 0,149. Hasil
penelitian tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh konsep diri saja tetapi juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar konsep diri yaitu sebesar 85,1%. Rerata
empirik variabel konsep diri sebesar 152,32 dan rerata hipotetik sebesar 125 yang
berarti konsep diri subjek tergolong tinggi. Rerata empirik kecenderungan gaya
hidup hedonis sebesar 59,46 dan rerata hipotetik sebesar 60 yang berarti
kecenderungan gaya hidup hedonis subjek tergolong sedang.
Kata Kunci: Konsep Diri, Kecenderungan Gaya Hidup Hedonis
v
negara
PENDAHULUAN
berkembang
termasuk
Indonesia.
Hedonisme adalah istilah untuk
yang
Pola hidup hedonis ini dapat
mengutamakan pada kesenangan dan
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
kemewahan fisik. Hedonisme telah
Hedonisme tidak hanya menyerang
ada sejak zaman Yunani kuno, tokoh
orang dewasa yang sudah kerja, dari
pertama yang mengajarkan hedonis
anak hingga orang tua tak luput dari
adalah seorang filsuf yang bernama
gaya hidup hedonis. Gaya hidup
Democritus (400-370), ia memandang
hedonis saat ini sudah banyak dianut
bahwa kesenangan sebagai tujuan
oleh
pokok didalam kehidupan kehidupan
fenomena
ini. Selain itu salah seorang pengikut
mengingat mahasiswa adalah calon
Socrates, yakni Aristippus (395 SM)
penerus
juga mengajarkan bahwa kesenangan
mampu memberikan yang terbaik
merupakan satu-satunya yang ingin
untuk
dicari manusia. Kesenangan didapat
menyatukan
langsung dari panca indra, menurutnya
pikiran
orang
selalu
memajukan bangsa. Mahasiswa juga
mengusahakan kesenangan sebanyak
dianggap kaum intelektual muda oleh
banyaknya, sebab kesakitan adalah
masyarakat. Faham hedonisme oleh
suatu
mahasiswa, secara otomatis terjadi
menggambarkan
yang
faham
bijaksana
pengalaman
menyenangkan,
menyebabkan
yang
sehingga
individu
tidak
hal
mahasiswa
ini
ancaman,
diharapkan
juga
serta
hati
mampu
menyampaikan
nurani
nilai-nilai,
mengharuskan
berperilaku
yang
bangsa
dan
Indonesia,
menjadi
bangsa
perubahan
ini
di
para
untuk
faham
ini
penganutnya
Individu yang hedonis
untuk bersifat narsis atau memuja
cenderung senang berbelanja hal-hal
dirinya sendiri dan juga takut dijauhi
yang
bila
konsumtif,
tidak
dibutuhkan
dan
tidak
ikut
andil.
Dugem,
menghambur-hamburkan uang hanya
nyimeng, free seks, penyalahgunaan
untuk
narkoba,
berfoya-foya
mencari
minuman
keras,
lainnya
kesenangan . Gaya hidup hedonis saat
marak sekarang ini di kalangan para
ini merupakan fenomena perilaku khas
mahasiswa. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian dari Fatimah (2013) yang
1
mengungkapkan
zaman
bahwa
mahasiswa
menghindari
cenderung
merajalela dimana-mana, seperti di
sekarang
budaya
mengagung-agungkan kesenangan dan
media
TV,
kenikmatan dalam menjalani hidup.
maupun di jalan raya.
pop
tabloid,
koran,
yang
radio
terhadap
Gaya hidup hedonis memang
lingkungan sekitar terlupakan dan
erat hubungannya dengan konsep diri
tergantikan dengan kenikmatan sesaat.
seseorang hal ini dinyatakan melalui
Fenomena hura-hura oriented kerap
sikap
ditemui di kampus. Semakin jarang
aktualisasi orang tersebut. Manusia
terdengar percakapan akademis di
sebagai organisme yang memiliki
lingkungan
dorongan untuk berkembang yang
Kepedulian
mereka
mahasiswa
mahasiswa. Percakapan
lebih
didominasi
dirinya
pada
masalah
yang
akhirnya
merupakan
menyebabkan
fashion, sinetron dan film terbaru,
kesadaran akan keberadaan dirinya.
serta aneka bentuk hedonisme lainnya.
Perkembangan
Sebagian besar dari mereka, entah
tersebut
mahasiswa
pembentukan konsep diri individu
atau
mahasiswi,
yang
berlangsung
kemudian
membantu
menghabiskan waktu dan uangnya
yang bersangkutan.
untuk berburu kesenangan di tempat-
Brooks
menyatakan
tempat hiburan.
(Rakhmat,2005)
bahwa
karakteristik
konsep diri dapat dibedakan menjadi
Alasan-alasan seperti menjauhi
dan
dua yaitu konsep diri positif dan
menumpuknya tugas-tugas merupakan
konsep diri negatif, yang keduanya
hal yang masuk akal. Mahasiswa perlu
memiliki ciri-ciri yang sangat berbeda
aktivitas yang membuat dirinya tidak
antara ciri karakteristik konsep diri
suntuk akan kejenuhan kuliah dan
positif dan karakteristik konsep diri
dunia malam merupakan salah satu
yang negatif. Individu yang memiliki
tujuan mahasiswa untuk bersenang-
konsep
senang.
sesuatunya
kepenatan
padatnya
Dengan
kuliah
pemanis
berupa
diri positif
akan
dalam segala
menanggapinya
semakin
secara positif, dapat memahami dan
lengkaplah nikmatnya dunia malam.
menerima sejumlah fakta yang sangat
Mahasiswa
bermacam-macam
budaya-budaya
saat
pop,
ini
tidak
bisa
2
tentang
dirinya
mahasiswi
sendiri. Ia akan percaya diri, akan
bersikap yakin dalam bertindak dan
Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
berperilaku sedangkan individu yang
Menurut Susanto (2001) gaya
memiliki konsep diri negatif akan
hidup adalah perpaduan antara
menanggapi segala sesuatu dengan
kebutuhan
pandangan negatif pula, dia akan
mengubah
dirinya
terus
atau
menerus
konsep
melindungi
konsep
harapan
bertindak
berkembang
mengetahui
diri
mahasiswi
masyarakat
hedonis, gaya hidup metropolis,
dengan
gaya
hidup
global
dan
lain
sebagainya. Menurut Levan`s &
Universitas
Linda (2003) gaya hidup hedonis
Muhammadiyah Surakarta
mengetahui
di
sekarang misalnya gaya hidup
hubungan
kecenderungan gaya hidup hedonis
adalah pola perilaku yang dapat
perilaku
diketahui
kecenderungan gaya hidup hedonis
maupun
di kalangan mahasiswi Universitas
dari
aktifitas,
pendapat
menekankan
Muhammadiyah Surakarta
pada
minat
yang selalu
kesenangan
hidup. Karakter semua individu
3. Untuk mengetahui tingkat konsep
yang memiliki gaya hidup hedonis
diri
adalah cenderung impulsif, lebih
4. Untuk mengetahui peran konsep
diri
dalam
diketahui macam gaya hidup yang
Tujuan dari penelitian ini yaitu:
2. Untuk
terhadap
berlaku. Oleh karena itu banyak
baru dari lingkungannya.
konsep
dan
berdasarkan pada norma yang
mengubah atau menolak informasi
antara
diri
kelompok
seseorang
dirinya itu secara kokoh dengan cara
1. Untuk
ekspresi
yang
paling
irasional, cenderung follower dan
berpengaruh
mudah dibujuk (Suwindo, 2001).
terhadap gaya hidup hedonis
5. Untuk
mengetahui
Menurut Plumer (Kasali, 1998)
sumbangan
aspek-aspek gaya hidup hedonis yaitu:
efektif
konsep
diri
terhadap
a. Activities (kegiatan)
Tindakan
kecenderungan gaya hidup hedonis
banyak
3
nyata
menghabiskan
seperti,
waktu
diluar
rumah,
lebih
banyak
adalah
yang
tindakan nyata seperti menonton
kurang diperlukan, pergi ke pusat
suatu di bioskop, berbelanja di
pembelanjaan dan kafe. Walaupun
suatu pertokoan/mall, dan lain-lain.
tindakan ini dapat dipahami, tetapi
Interest (minat) akan semacam
kegiatan ini tidak dapat diukur
objek, peristiwa, atau topik adalah
secara langsung.
tingkat keinginan yang menyertai
membeli
barang-barang
perhatian khusus maupun terus
b. Interest (minat)
Semacam objek, peristiwa,
menerus terhadapnya. Sedangkan
atau topik adalah untuk kegiatan
opinion (opini) adalah jawaban
yang menyertai perhatian khusus
lisan atau tertulis yang orang
dan monoton. Seperti hal dalam
berikan sebagai respon terhadap
fashion, makanan, benda-benda
situasi stimulus dimana semacam
mewah,
pertanyaan yang diajukan.
tempat
kumpul,
dan
Faktor-faktor
selalu ingin jadi pusat perhatian.
yang
mempengaruhi
kecenderungan gaya hidup hedonis:
c. Opinion (Opini)
Kottler (2006) menyatakan
Adalah “jawaban” lisan atau
tertulis yang diberiakan sebagi
bahwa
respon terhadap situasi stimulis
mempengaruhi
dimana semacam “pertanyaan”
seseorang ada 2 faktor yaitu faktor
diajukan. Opini digunakan untuk
yang berasal dari dalam diri
mendeskripsikan
individu (internal) dan faktor yang
harapan
dan
pemikiran,
evaluasi
yang
gaya
hidup
Faktor internal yaitu sikap,
pengalaman,
Engel, dkk (1994) berpendapat
bahwa
faktor-faktor
berasal dari luar (eksternal).
dalam
perilaku.
gaya
dicerminkan
hidup
melalui
dan
simbol
persepsi
sebagai AIO (Activities, Interest,
dengan
dan Opinion) yaitu aktivitas, minat,
berikut :
berorientasi
pada
dan
pengamatan,
kepribadian, konsep diri, motif,
dapat
dan opini sebagai aspek utama yang
(kegiatan)
Activities
kesenangan.
4
(Kottler,
penjelasannya
2006)
sebagai
a.
yang menentukan perbedaan
Sikap
Sikap
berarti
perilaku dari setiap individu.
suatu
d.
keadaan jiwa dan keadaan
Faktor
pikir yang dipersiapkan untuk
memberikan
kepribadian
individu adalah konsep diri.
diorganisasi
melalui
Konsep diri sudah menjadi
pengalaman
dan
pendekatan
pada
yang
amat
secara
perilaku.
dikenal
luas
untuk
menggambarkan
hubungan
Keadaan jiwa tersebut sangat
antara konsep diri konsumen
dipengaruhi
dengan
oleh
tradisi,
image
kebiasaan, kebudayaan dan
Bagaimana
lingkungan sosialnya.
memandang
Pengalaman dan pengamatan.
mempengaruhi
merek.
individu
dirinya
akan
minat
dapat
terhadap suatu objek. Konsep
pengamatan
diri sebagai inti dari pola
sosial dalam tingkah laku,
kepribadian akan menentukan
pengalaman dapat diperoleh
perilaku
dari
tindakannya
menghadapi
dan
dapat
hidupnya, karena konsep diri
belajar
merupakan frame of reference
Pengalaman
mempengaruhi
semua
dimasa
lalu
dipelajari,
melalui
pengalaman.
Hasil
e.
dari
dalam
permasalahan
Motif.
Perilaku individu muncul
pengalaman sosial akan dapat
membentuk
individu
yang menjadi awal perilaku.
orang akan dapat memperoleh
karena
pandangan
adanya
motif
untuk
merasa
terhadap suatu objek.
kebutuhan
Kepribadian.
aman dan kebutuhan terhadap
Kepribadian
konfigurasi
adalah
prestise merupakan beberapa
karakteristik
contoh tentang motif. Jika
motif
individu dan cara berperilaku
yang
terhadap suatu objek yang
langsung
c.
lain
menentukan
tanggapan
mempengaruhi
b.
Konsep diri.
5
seseorang
terhadap
f.
kebutuhan akan prestise itu
individu
besar maka akan membentuk
anggota didalam kelompok
gaya hidup yang cenderung
tersebut. Pengaruh-pengaruh
mengarah kepada gaya hidup
tersebut akan menghadapkan
hedonis.
individu pada perilaku dan
Persepsi.
gaya hidup tertentu.
Keluarga
dimana seseorang memilih,
memegang
peranan terbesar dan terlama
dan
menginterpretasikan
dalam
informasi untuk membentuk
dan perilaku individu.Hal ini
suatu gambar yang berarti
karena pola asuh orang tua
mengenai dunia.
akan membentuk kebiasaan
Adapun
faktor
anak
eksternal
pembentukan
yang
secara
sikap
tidak
dijelaskan oleh Kottler (2006)
langsung mempengaruhi pola
sebagai berikut:
hidupnya.
c. Kelas sosial
a. Kelompok referensi
Kelompok
adalah
Kelas
referensi
sosial
adalah
yang
sebuah kelompok yang relatif
pengaruh
homogen dan bertahan lama
kelompok
memberikan
langsung atau tidak langsung
dalam
terhadap sikap dan perilaku
yang tersusun dalam sebuah
seseorang. Kelompok yang
urutan
memberikan
pengaruh
anggota dalam setiap jenjang
langsung adalah kelompok
itu memiliki nilai, minat, dan
dimana
tingkah laku yang sama. Ada
individu
menjadi
tersebut
anggotanya
dua
dan
sebuah
jenjang,
unsur
masyarakat,
dan
pokok
para
dalam
saling berinteraksi, sedangkan
sistem sosial pembagian kelas
kelompok
yang
memberi
dalam
pengaruh
tidak
langsung
kedudukan
adalah
menjadi
b. Keluarga
Persepsi adalah proses
mengatur,
tidak
kelompok
masyarakat,
(status)
yaitu
dan
peranan. Kedudukan sosial
dimana
6
seseorang
merupakan kerangka acuan (frame of
dalam lingkungan pergaulan,
reference) dalam berinteraksi dengan
prestise
serta
lingkungan.
Kedudukan
menjelaskan
artinya
tempat
hak-haknya
kewajibannya.
bahwa
(2006)
konsep
diri
sosial ini dapat dicapai oleh
merupakan gambaran yang dimiliki
seseorang dengan usaha yang
seseorang mengenai dirinya, yang
sengaja
maupun
dibentuk
karena
kelahiran.
merupakan
dinamis
diperoleh
dari
Aspek-aspek konsep diri, meliputi:
Brenzoky (1981) menjelaskan aspek-
individu
hak
aspek konsep diri, yaitu:
dan
a. Konsep diri fisik
kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya
maka
Konsep
ia
diri
fisik
berarti
pandangan, pikiran, perasaan dan
menjalankan suatu peranan.
d. Kebudayaan
Kebudayaan
pengalaman-
interaksi dengan lingkungan.
yang
kedudukan.
melaksanakan
melalui
pengalaman yang dia peroleh dari
Peranan
aspek
Apabila
yang
pemikiran
individu
terhadap
fisiknya
sendiri.
Individu
pengetahuan,
memiliki konsep diri yang positif
kepercayaan, kesenian, moral,
bila memandang secara positif
hukum, adat istiadat, dan
penampilannya, kondisi kesehatan
kebiasaan-kebiasaan
kulitnya,
meliputi
diperoleh
individu
anggota
yang
ketampanan
atau
kecantikan serta ukuran tubuh
sebagai
ideal.
masyarakat.
Individu
dipandang
dari
memiliki konsep diri negatif bila
segala sesuatu yang dipelajari
memandang secara negatif hal-hal
dari pola-pola perilaku yang
di atas.
Kebudayaan
normatif,
terdiri
meliputi
b. Konsep diri psikis
ciri-ciri
Konsep diri psikis berarti
pola pikir, merasakan dan
pandangan, pikiran, perasaan dan
bertindak.
Fitts (dalam Agustiani, 2006),
mengemukakan bahwa konsep diri
Agustiani
7
penilaian
individu
terhadap
pribadinya
sendiri.
Seseorang
digolongkan memiliki konsep diri
perasaan orang lain. Sebaliknya,
positif bila memandang dirinya
individu yang memiliki konsep
sebagai individu yang bahagia,
diri sosial negatif
optimis, mampu mengontrol diri
memberi perhatian terhadap orang
dan
lain dan tidak aktif dalam kegiatan
memiliki
berbagai
d.
digolongkan sebagai orang yang
Konsep diri moral
Konsep diri moral berarti
memilki konsep diri negatif bila
c.
memandang
pandangan, pikiran, perasaan, dan
dirinya
sebagai orang yang tidak bahagia,
penilaian
pesimistik,
mampu
moralitas diri sendiri. Konsep diri
mengontrol diri dan memiliki
moral berkaitan dengan nilai dan
berbagai macam kekurangan.
prinsip yang memberi arti dan
Konsep diri sosial
arah bagi kehidupan seseorang.
tidak
individu
terhadap
Konsep diri sosial berarti
Digolongkan memiliki konsep diri
pandangan, pikiran dan penilaian
moral positif bila memandang
individu terhadap kecendrunngan
dirinya
sosial yang ada pada dirinya
berpegang teguh pada nilai etik
sendiri.
moral,
Konsep
diri
sosial
sebagai
orang
namun
yang
sebaliknya,
kemampuan
individu digolongkan memiliki
yang berhubungan dengan dunia
konsep diri moral negatif bila
di luar dirinya, perasaan mampu,
memandang dirinya sebagai orang
dan
yang menyimpang dari standar
berkaitan
dengan
berharga
interaksi
dalam
sosial.
lingkup
nilai
Individu
moral
yang
seharusnya
diikutinya.
digolongkan memiliki konsep diri
sosial positif bila memandang
Faktor-faktor
dirinya
sebagai
orang
yang
konsep diri (Hurlock, 2002) yaitu:
terbuka
pada
orang
lain,
a. Usia kematangan
yang
mempengaruhi
Remaja yang matang lebih awal,
memahami orang lain, merasa
tidak
sosial.
kemampuan. Sebaliknya, individu
individu
bila
mudah akrab dengan orang lain,
yang
merasa
dewasa mengembangkan konsep diri
diperhatikan,
menjaga
8
diperlakukan
seperti
orang
f. Teman-teman sebaya
yang menyenangkan sehingga dapat
Teman-teman
menyesuaikan diri dengan baik.
mempengaruhi
b. Penampilan diri
membuat remaja merasa rendah diri
konsep
meskipun
cerminan
yang
pola
kepribadian
remaja dalam dua cara. Pertama,
Penampilan diri yang berbeda
perbedaan
sebaya
ada
diri
remaja
dari
merupakan
anggapan
tentang
menambah daya tarik fisik.
konsep teman-teman tentang dirinya
c. Kepatutan seks
dan
kedua,
ia
berada
dalam
Kepatutan seks dalam penampilan
tekanan untuk mengembangkan ciri-
diri, minat, dan perilaku membantu
ciri kepribadian yang diakui oleh
remaja mencapai konsep diri yang
kelompok
baik.Ketidakpatutan
g. Kreativitas
seks
membuat
Remaja yang semasa kanak-kanak
remaja sadar diri dan hal ini memberi
akibat buruk pada perilakunya
didorong agar kreatif dalambermain
d. Nama dan julukan
dan
tugas-tugas
akademis,
mengembangkanperasaan idividualitas
Remaja peka dan merasa malu bila
teman-teman
dalam
dan identitas yang memberi pengaruh
sekelompok menilai
namanya buruk atau bila memberi
yangbaik
pada
konsep
dirinya.
nama julukan yangbernada cemoohan
Sebaliknya, remaja yang sejak awal
e. Hubungan keluarga
xmasa kanak-kanak didorong untuk
Seorang remaja yang mempunyai
mengikuti pola yang sudahdiakui akan
hubungan yang erat dengan seorang
kurang mempunyai perasaan identitas
anggota
danindividualitas.
keluarga
akan
h. Cita-cita
mengidentifikasikan diri denganorang
ini dan ingin mengembangkan pola
Bila remaja mempunyai cita-cita
kepribadian yang sama.Bila tokoh ini
yang tidak realistik, ia akanmengalami
sesama jenis, remaja akan tertolong
kegagalan. Hal ini akan menimbulkan
untuk mengembangkan
perasaan tidak mampu dan reaksi-
konsep
diri
reaksi
yang layak untuk jenis seksnya
bertahan
menyalahkan
di
mana
oranglain
ia
atas
kegagalannya. Remaja yang realistik
9
tentangkemampuannya lebih banyak
mempengaruhi gaya hidup hedonis
mengalami keberhasilan.
adalah konsep diri.
Gaya hidup hedonis adalah gaya
Konsep diri memiliki dua pola
hidup yang bertujuan untuk mencari
yaitu konsep diri positif dan konsep
kesenangan, gaya hidup ini dapat di
diri negatif, individu memiliki konsep
jumpai dalam kehidupan sehari-hari
diri positif apabila menerima apa
dan banyak dianut oleh mahasiswi di
adanya tentang dirinya, selalu merasa
Indonesia.
bahagia,
dapat
sekarang banyak mahasiswi meniru
perilakunya,
aktif
kebudayaan
menganggap
sosial dan berpegang teguh pada nilai
kebudayaan barat itu funky dan gaul,
etik moral sedangkan individu yang
salah satunya mahasiswi sekarang
memiliki konsep diri negatif apabila
banyak meniru gaya hidup hedonis.
tidak dapat menerima apa yang ada
Pada
zaman
barat,
modern
mengontrol
dalam kegiatan
Mahasiswi yang digolongkan
dalam dirinya, tidak dapat mengontrol
remaja menemukan adanya pergaulan
perilakunya, tidak aktif dalam kegiatan
masyarakat kota besar yang mengarah
sosial dan menyimpang dari standar
pada pemenuhan kebutuhan hidup.
nilai moral. Individu yang memiliki
Menurut
konsep
Gunarsa
(2003)
proses
diri
positif
maka
perkembangan individu saat masa
kecenderungan gaya hidup hedonisnya
remaja
suatu
rendah seperti membeli barang karena
perkembangan yang cukup meningkat
kebutuhan, menggunakan uang sesuai
dan semakin diarahkan keluar dirinya,
dengan kebutuhan dan bermanfaat,
keluar lingkungan keluarganya, dan
mengisi waktu luang dengan hal-hal
akhirnya ke dalam masyarakat dan
yang bermanfaat, dan tidak melakukan
tempat yang akan di tempati di dalam
tindakan amoral, sedangkan apabila
masyarakat. Mahasiswi yang memiliki
individu memiliki konsep diri negatif
kecenderungan gaya hedonis tentu ada
maka
penyebabnya, salah satunya adalah
hedonisnya tinggi seperti membeli
konsep diri dari remaja itu sendiri.
barang
Menurut Kottler (2006) bahwa salah
menghabiskan
uang
satu
mendapatkan
kesenangan
mengalami
faktor
internal
yang
10
kecenderungan
bukan
gaya
karena
hidup
kebutuhan,
untuk
dan
kepuasaan, mengisi waktu luangnya
sangat signifikan antara konsep diri
dengan hal-hal yang bermanfaat, dan
dengan kecenderungan gaya hidup
melakukan tindakan amoral (suka
hedonis pada mahasiswi di Universitas
keluar malam, dugem, dll)
Muhammadiyah
ditunjukkan
Ada hubungan negatif antara
konsep
diri
dengan
gaya
hidup
korelasi
Surakarta,
oleh
koefisien
konsep
diri
nilai
dan
hedonisme. Semakin rendah konsep
kecenderungan gaya hidup hedonis
diri seseorang maka semakin tinggi
sebesar –0,386 dengan p = 0,000 (p ≤
gaya hidup hedonisnya dan semakin
0,05). Dari hasil data tersebut terdapat
tinggi konsep diri seseorang maka
hubungan yang negatif yang signifikan
semakin
antara
rendah
gaya
hidup
hedonisnya.
konsep
diri
dengan
kecenderungan gaya hidup hedonis
pada
Mahasiswi
Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Hal ini
Metode Penelitian
Sampel penelitian 100 subjek,
berarti semakin rendah konsep diri
masing-masing fakultas diambil 20
yang
mahasiswi yang berumur 17-21 dan
semakin tinggi kecenderungan gaya
aktif kuliah. Tekhnik pengambilan
hidup hedonis dan sebaliknya semakin
sampel
tinggi konsep
menggunakan
purposive
dimiliki
mahasiwi
sampling.
Pengumpulan
mahasiswi
maka
diri yang dimiliki
maka
semakin
rendah
data
kecenderungan gaya hidup hedonis.
menggunakan skala kecenderungan
Hal ini sesuai dengan pendapat Annisa
gaya hidup hedonis dan skala konsep
(2012)
diri.
ditunjukkan
Teknik
menggunakan
analisis
korelasi
data
konsep
diri
dengan
yang
tinggi
kemampuan
individu menerima segala kekurangan
product
moment dan analisis faktor.
dan kelebihannya, sehingga individu
merasa yakin dan percaya terhadap
dirinya sendiri, merasa aman, nyaman,
Hasil dan pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data
tidak minder dan tidak cemas ketika
yang telah dilakukan, dapat diketahui
berinteraksi
bahwa ada hubungan negatif yang
sekitarnya.
11
dengan
lingkungan
diri
Hal ini dapat dilihat dari 100 subjek
menunjukkan bahwa rata-rata subjek
terdapat 64 subjek yang memiliki
memiliki konsep diri yang tinggi
kecenderungan gaya hidup hedonis,
dengan rerata empirik sebesar 152,32.
hal ini berarti subjek dalam melakukan
Hasil ini ditunjukkan dengan 74%
aktivitasnya,
konsep diri yang tinggi dan 14%
pendapatnya
konsep diri yang sedang. Subjek
ketertarikan atau minat yang berkaitan
dalam penelitian ini yakni mahasiswi
dengan kecenderungan gaya hidup
di
hedonis
Hasil penelitian
Universitas
konsep
Muhammadiyah
mengungkapkan
dan
yang
mengungkapkan
mengarah
ketinggi
maupun rendah.
surakarta yang menunjukkan bahwa
Dari pembahasan diatas dapat
rata-rata subjek memiliki konsep diri
yang tinggi, hal ini dapat dilihat dari
diketahui
bahwa
100 subjek terdapat 74 subjek yang
berhubungan dengan kecenderungan
memiliki konsep diri fisik tinggi. Hal
gaya
ini menandakan sebagain besar subjek
sumbangan efektif konsep diri 14,9%
cukup mampu memandang secara
terhadap kecenderungan gaya hidup
positif dirinya.
hedonis, ditunjukkan oleh koefisien
hidup
konsep
hedonis
diri
dengan
Hasil penelitian kecenderungan
determinan (r²) = 0,149. Dan aspek
gaya hidup hedonis bahwa rata-rata
konsep diri yang paling berpengaruh
dubjek memiliki kecenderungan gaya
dengan kecenderungan gaya hidup
hidup hedonis yang sedang dengan
hedonis adalah
rerata empirik sebesar 59,46. Hal ini
dengan (r) partial -0,273 dengan (p) =
ditunjukkan
0, 007 jika (p ≤ 0,05).
dengan
3%
konsep diri fisik
kecenderungan gaya hidup hedonis
yang
sangat
rendah,
16%
Kesimpulan dan Saran
kecenderungan gaya hidup hedonis
Ada hubungan antara konsep diri
yang rendah, 64% kecenderungan
dengan kecenderungan gaya hidup
gaya hidup hedonis yang sedang, 16%
hedonis dengan sumbangan efektif
kecenderungan gaya hidup hedonis
antara variabel konsep diri dengan
yang tinggi, dan 1% kecenderungan
variabel kecenderungan gaya hidup
gaya hidup hedonis yang sangat tinggi.
12
hedonis sebesar 14,9% ditunjukkan
DAFTAR PUSTAKA
oleh koefisien determinan (r²) = 0,149.
Agustiani,
H.
2006. Psikologi
Perkembangan
Pendekatan
Ekologi Kaitannya dengan
Konsep Diri. Bandung: PT.
Refika Aditama.
Berdasarkan hasil penelitian
maka penulis mengajukan beberapa
saran untuk subjek, orang tua dan
peneliti selanjutnya..
Brenzoky, M. D. 1981. Adolescence
Development. New York: Mc
Millan
Bagi mahasiswi
diharapkan
kepada
mahasiswi-
mahasiswi
Engel, J. F., Blackw, R. D., &
Miniard, D. W. 1994. Perilaku
Konsumen. Edisi enam. Jilid 1.
Terjemahan alih bahasa oleh
Fx.
Budiyanto.
Jakarta:
Binarupa Aksara
Universitas
Muhammadiyah Surakarta untuk lebih
meningkatkan konsep diri mereka
sehingga dengan konsep diri positif
yang dimiliki oleh mahasiswi dapat
memperkecil
prosentase
Fatimah, S. 2013. Hubungan Antara
Kontrol
Diri
Dengan
Kecenderungan Gaya Hidup
Hedonis pada Mahasiswi di
Surakarta.
Skripsi
(Tidak
Diterbitkan).
Surakarta:
Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
untuk
mengikuti kecenderungan gaya hidup
hedonis
yang
mengutamakan
mana
lebih
kesenangan
dan
mengkesampingkan
tugas
utama
sebagai mahasiswi.
Bagi
peneliti
lain,
Gunarsa, S. D. 2003. Psikologi
Remaja (cetakan kelima belas).
Yogyakarta: Jalasutra
Memperluas
populasi atau ruang lingkup penelitian
sehingga generalisasinya lebih luas,
memperbaiki
kekurangan
kelemahan
dalam
penelitian
Hurlock, E.B. 2002. Psikologi
Perkembangan
Suatu
Pendekatan
Sepanjang
Rentang Kehidupan, Edisi
Kelima.
Terjemahan
Istiwidayanti dan Soedjarwo.
Jakarta: Erlangga.
dan
ini,
dengan memilih waktu yang tepat,
peneliti
diharapkan
tidak
hanya
menggunakan dua variabel dalam
penelitian
penelitian
selanjutnya,
yang
agar
didapat
Kasali, R. 1998. Membidik Pasar
Indonesia.
Jakarta:
PT.
Gramedia Pustaka Utama
hasil
lebih
maksimal.
Kotler, P & Amstrong G. 2006.
Prinsip-prinsip
Pemasaran;
13
Edisi Ke 12 terjemahan Bob
Sobran. Jakarta: Erlangga.
Levant’s & Linda. 2003. What Is
Metroseksual Earosel. New
Delhi. Journal of International
Rakhmat,
J.
2005.
Psikologi
Komunikasi. Bandung: PT.
Remaha Rosdyakarya.
Susanto, A. B. 2001. Potret-Potret
Gaya
Hidup
Metropolis.
Jakarta: Kompas
14