PENDAHULUAN Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Dan Pengalaman Mengajar Terhadap Kompetensi Profesional Guru MA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014.

(1)

1 A. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi yang ditandai dengan adanya mutu atau kualitas, menuntut semua pihak dalam berbagai bidang dan sektor pembangunan untuk senantiasa meningkatkan kompetensinya. Hal tersebut mendudukkan upaya pentingnya peningkatan pendidikan baik secara kuantitatif maupun kualitatif yang harus dilakukan secara terus-menerus, sehingga pendidikan dapat digunakan sebagai wahana dalam membangun watak bangsa.

Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Menurut Aqib (2002:22), “Guru adalah faktor penentu bagi keberhasilan pendidikan di sekolah, karena guru merupakan sentral serta sumber kegiatan belajar mengajar”. Lebih lanjut Djamarah (2002:32), menyatakan guru merupakan komponen yang berpengaruh dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan atau


(2)

kompetensi profesional dari seorang guru sangat menentukan mutu pendidikan, sehingga guru sebagai main person harus meningkatkan kompetensinya.

Gurulah yang berada di garda terdepan dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia. Untuk menghasilkan peserta didik yang berkualitas diperlukan guru yang berkualitas, memiliki kompetensi, dan dedikasi yang tinggi dalam menjalankan tugas profesionalnya. Keberadaan guru yang berkualitas merupakan syarat mutlak hadirnya sistem dan praktik pendidikan yang berkualitas.

Perubahan kurikulum yang menekankan kompetensi, guru memegang peranan penting terhadap implementasi KTSP, karena gurulah yang pada akhirnya akan melaksanakan kurikulum di dalam kelas. Guru adalah kurikulum berjalan, sebaik apapun kurikulum dan sistem pendidikan yang ada, tanpa didukung oleh mutu guru yang memenuhi syarat, maka semuanya akan sia-sia. Peningkatan mutu pendidikan di Indonesia tidak cukup dengan pembenahan di bidang kurikulum saja, tetapi harus juga diikuti dengan peningkatan mutu guru di jenjang tingkat dasar dan menengah. Tanpa upaya meningkatkan mutu guru, semangat tersebut tidak akan mencapai harapan yang diinginkan.

Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 4 menegaskan bahwa guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Untuk dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, guru wajib untuk memiliki syarat tertentu, salah satu diantaranya adalah kompetensi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2007


(3)

tentang guru, dinyatakan bahwasanya salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah kompetensi profesional.

Kompetensi profesional yang dimaksud dalam hal ini merupakan kemampuan guru dalam penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Yang dimaksud dengan penguasaan materi secara luas dan mendalam dalam hal ini termasuk penguasaan kemampuan akademik lainnya yang berperan sebagai pendukung profesionalisme guru. Kemampuan akademik tersebut antara lain, memiliki kemampuan dalam menguasai ilmu, jenjang dan jenis pendidikan yang sesuai.

Kompetensi profesional guru merupakan salah satu dari kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam jenjang pendidikan. Kompetensi profesional merupakan kemampuan, keahlian, kecakapan dasar tenaga pendidik yang harus dikuasai dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru. Kompetensi profesional guru berhubungan dengan penguasaan kemampuan teoritik dan praktik. Hal ini menujukkan pentingnya kompetensi profesional bagi guru. Dengan adanya kompetensi profesional yang dimiliki oleh guru, maka guru akan dapat disebut profesional karena ia mampu menguasai keahlian dan keterampilan teoritik dan praktik dalam proses pembelajaran serta mampu mengaplikasikannya secara nyata.

Guru sebagai seorang pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, seperti yang disampaikan dalam


(4)

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 39 ayat (2). Kedudukan guru sebagai pendidik yang profesional mempunyai visi terwujudnya penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip profesionalitas untuk memenuhi hak yang sama bagi setiap warga dalam memperoleh pendidikan yang bermutu. Oleh sebab itu, tugas yang berat dari seorang guru ini pada dasarnya hanya dapat dilaksanakan oleh guru yang memiliki kompetensi profesional yang tinggi.

Menurut Kunandar (2007:20), “Pendidikan dewasa ini menunjukkan kecenderungan-kecenderungan sebagai berikut: pertama, memperlakukan peserta didik berstatus sebagai objek/klien, guru berfungsi sebagai pemegang otoritas tertinggi keilmuan dan indoktrinator. Kedua, materi ajar bersifat subject oriented. Ketiga, manajemen pendidikan masih baru dalam transisi dari sentralistik ke desentralistik. Akibatnya, pendidikan kita mengisolasi diri dari kehidupan riil yang ada di luar sekolah, kurang relevan antara yang diajarkan dengan kebutuhan dalam pekerjaan, terlalu terkonsentrai pada pengembangan individu sebagai satu kesatuan yang utuh dan berkepribadian, Keempat, proses pembelajaran didominasi dengan tuntutan untuk menghapalkan dan menguasai pelajaran sebanyak mungkin guna menghadapi ujian/tes, dan pada kesempatan tersebut peserta didik harus mengeluarkan apa yang telah dihapalkan”.

Akibat dari praktik pendidikan semacam itu, muncullah berbagai kesenjangan dalam hal akademik, okupasional, dan kultural. Kesenjangan akademik menunjukkan bahwa ilmu yang dipelajari di sekolah tidak ada kaitannya dengan kehidupan masyarakat sehari-hari. Banyaknya guru yang


(5)

tidak atau belum mampu mengaitkan mata pelajaran dengan fenomena sosial yang dihadapi masyarakat, sehingga guru hanya terpaku pada pemikiran sempit. Terbatasnya wawasan para guru dalam memahami fenomena-fenomena yang muncul di tengah-tengah masyarakat menyebabkan kurang tepat dan kurang pekanya mereka mengantisipasi permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan. Akibatnya mereka kehilangan gambaran tentang peta pendidikan dan kemasyarakatan secara komprehensif.

Realitas juga menunjukkan bahwa, mutu guru di Indonesia dinilai masih memperihatinkan. Input guru di Indonesia sangat rendah. Banyak guru yang tidak memahami substansi keilmuan yang dimiliki maupun pola pelajaran yang tepat diterapkan kepada peserta didik. Rendahnya kompetensi dan profesionalisme guru yang mengajar di berbagai daerah di Indonesia terlihat dari masih rendahnya jenjang pendidikan para guru, yakni dari 2,7 juta guru, 1,35 juta atau 50% masih lulusan D2 atau D3. Program sertifikasi yang selama ini berjalan pun tidak signifikan untuk meningkatkan profesionalisme guru.

(http://www.islamedia.web.id/2011/09/anggaran-meningkat-tapi-profesional.html). Diakses Selasa, 10 Desember 2013 Pukul 23.06.

Data yang menunjukkan ketidaksesuaian latar belakang pendidikan guru dengan mata pelajaran yang diampunya juga sangat memperhatinkan. Sebanyak 873.650 guru pada jenjang SD sampai SMA/SMK di kategorikan mengajar mata pelajaran yang tidak sesuai latar belakang ilmu atau ijazahnya (Kompas, 19 Juli 2011). Data Kemendiknas menunjukkan ketidaksesuaian ilmu guru dengan pelajaran yang diampunya pada jenjang SMA 49,24% atau


(6)

252.947. Ketidaksesuaian antara ilmu guru dengan mata pelajaran yang diampunya untuk jenjang SD 34,8% atau 542.002. Ketidaksesuaian antara ilmu guru dengan mata pelajaran yang diampunya untuk jenjang SMP 31,49% atau 166.881. Ketidaksesuaian antara ilmu guru dengan mata pelajaran yang diampunya untuk jenjang SMK 22,68% atau 40.208.

Berdasarkan pengujian Departemen Pendidikan Nasional tahun 2004 untuk mengetahui tingkat kelayakan dan kompetensi guru, penguasaan materi guru sesuai mata pelajaran yang diampunya sangat rendah. Rata-rata penguasaan guru terhadap mata pelajaran yang diampunya dibawah 25% dari rata-rata umum. (http://siswadi77.wordpress.com/2011/08/07/fakta-guru-profesional/). Diakses Kamis, 19 Desember 2013 Pukul 09.25.

Seiring dengan tuntutan mutu pendidikan, maka pemerintah membuat peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi guru. Guru sebagai profesi dikembangkan melalui : (1) sistem pendidikan; (2) sistem penjaminan mutu; (3) sistem manajemen; (4) sistem remunerasi; dan (5) sistem pendukung profesi guru. Dengan pengembangan kompetensi guru sebagai profesi diharapkan mampu: (1) membentuk, membangun, dan mengelola guru yang memiliki harkat dan martabat yang tinggi di tengah masyarakat; (2) meningkatkan kehidupan guru yang sejahtera, dan (3) meningkatkan mutu pembelajaran yang mampu mendukung terwujudnya lulusan yang kompeten dan terstandar dalam kerangka pencapaian visi, misi dan tujuan pendidikan nasional pada masa mendatang. Selain itu, juga diharapkan mendorong terwujudnya guru yang cerdas, berbudaya,


(7)

bermartabat, sejahtera, canggih, elok, unggul, dan profesional. Guru masa depan diharapkan semakin konsisten dalam mengedepankan nilai-nilai budaya mutu, keterbukaan, demokratis, dan menjunjung akuntabilitas dalam melaksanakan tugas dan fungsi sehari-hari (Kunandar, 2007:50).

Berdasarkan persoalan-persoalan tersebut, maka muncul permasalahan yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi profesional guru. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kompetensi profesional guru dalam hal ini, peneliti hanya akan mengambil faktor-faktor diantaranya seperti latar belakang pendidikan dan pengalaman guru dalam mengajar.

Latar belakang pendidikan merupakan jenjang pendidikan yang telah ditempuh seseorang. Tingkat pendidikan adalah tahapan dimana pendidikan ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang telah dilalui oleh seseorang, maka akan ada kecenderungan pada meningkatnya berbagai kemampuan sesuai dengan jenis pendidikan yang diikuti. Persyaratan tentang pendidikan formal dan non formal bagi guru pada setiap tingkat pendidikan merupakan tuntutan terhadap mutu pendidikan itu sendiri. Semakin tinggi tingkat pendidikan formal dan non formal bagi guru, diharapkan semakin meningkatkan kompetensi profesionalnya dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagai guru.

Pengalaman mengajar merupakan salah satu faktor dalam mendukung pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Pengalaman mengajar yang dimiliki


(8)

oleh seorang guru menjadi penentu pencapaian hasil belajar yang akan diraih oleh siswa. Pengalaman mengajar yang cukup, dalam arti waktu yang telah dilalui oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya akan mendukung pencapaian hasil belajar sebagai tujuan yang akan diraih oleh sekolah. Pengalaman mengajar merupakan suatu hal yang menjadikan perhatian yang tidak kalah pentingnya dalam menentukan kompetensi guru. Guru yang mempunyai pengalaman mengajar yang memadai, secara positif akan mendukung kompetensi kinerjanya di sekolah. Sebaliknya jika pengalaman kerja yang dimiliki oleh guru tidak memadai, maka kurang mendukung keberhasilan kompetensi kinerja sekolah. Guru yang profesional dapat menghasilkan pendidikan berkualitas, hal ini dapat dicapai dengan menciptakan iklim pembelajaran yang menyenangkan sehingga mampu memotivasi dan mendorong semangat belajar siswa serta mampu memberdayakan kemampuan guru seoptimal mungkin.

Berkaitan dengan profesionalisme guru, menurut Harsiwi, (2003:3) bahwa: Tingkat pendidikan akan menentukan pola pikir dan wawasan seseorang, termasuk dalam hal ini pola pikir dan wawasannya. Selain itu tingkat pendidikan juga merupakan bagian dari pengalaman kerja. Lama bekerja merupakan pengalaman individu yang akan menentukan pertumbuhan dalam pekerjaan dan jabatan. Pertumbuhan jabatan dalam pekerjaan dapat dialami oleh seseorang hanya apabila dijalani proses belajar dan berpengalaman, dan diharapkan orang yang bersangkutan memiliki sikap kerja yang bertambah maju kearah positif, memiliki kecakapan (pengetahuan) kerja yang bertambah baik serta memiliki keterampilan kerja yang bertambah dalam kualitas dan kuantitas. Merujuk pendapat di atas, bahwa latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar merupakan hal yang penting bagi guru dalam melaksanakan tugas dan tangung jawabnya sebagai pendidik. Kualitas


(9)

pendidikan guru sangat menentukan dalam penyiapan sumber daya manusia yang handal. Dari sini, penulis tertarik untuk meneliti dan mencoba menghubungkan apakah latar belakang pendidikan dan juga pengalaman guru dalam mengajar berpengaruh terhadap kompetensi profesional guru. Berdasarkan pada uraian-uraian di atas, maka dalam penelitian ini penulis mengambil judul “PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN

PENGALAMAN MENGAJAR TERHADAP KOMPETENSI

PROFESIONAL GURU MA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014”.

B. Identifikasi Masalah

Dari pemaparan latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasikan masalah-masalah yang berkaitan dengan kompetensi profesional guru yaitu: 1. Mutu guru yang dinilai masih memprihatinkan, serta input guru rendah. 2. Banyak guru yang tidak memahami substansi keilmuan yang dimiliki

maupun pola pelajaran yang tepat diterapkan kepada peserta didik.

3. Ketidaksesuaian latar belakang pendidikan guru dengan mata pelajaran yang diampu.

4. Banyaknya guru yang tidak atau belum mampu mengaitkan mata pelajaran dengan fenomena sosial yang dihadapi masyarakat, sehingga guru hanya terpaku pada pemikiran sempit.

5. Terbatasnya wawasan para guru dalam memahami fenomena-fenomena yang muncul di tengah-tengah masyarakat menyebabkan kurang tepat dan


(10)

kurang pekanya mereka mengantisipasi permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan.

C. Pembatasan Masalah

Begitu banyak dan luas permasalahan yang dihadapi terutama yang berkaitan dengan kompetensi profesional guru. Berdasarkan latar belakang diatas agar tidak terjadi pembiasan permasalahan dan agar mendapat temuan yang terfokus dalam mendalami masalah, serta karena adanya keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, maka peneliti hanya membatasi dalam penelitian sebagai berikut:

1. Kompetensi profesional guru meliputi menguasai landasan pendidikan, menguasai bahan pengajaran, menyusun program pengajaran, dan menilai hasil dan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.

2. Latar belakang pendidikan, meliputi: jenjang pendidikan diantaranya SMA/SLTA, S1, S2.

3. Pengalaman mengajar, meliputi: pendidikan dan latihan, masa kerja. D. Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh latar belakang pendidikan terhadap kompetensi profesional guru MA Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2013/2014?

2. Adakah pengaruh pengalaman mengajar terhadap kompetensi


(11)

3. Adakah pengaruh secara bersama-sama latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar terhadap kompetensi profesional guru MA Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2013/2014?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini untuk menjawab rumusan masalah diatas yaitu:

1. Tujuan umum

a. Untuk mengetahui adanya pengaruh latar belakang pendidikan terhadap kompetensi profesional guru MA Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2013/2014.

b. Untuk mengetahui pengaruh pengalaman mengajar terhadap

kompetensi profesional guru MA Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2013/2014.

c. Untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar terhadap kompetensi profesional guru MA Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2013/2014. 2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pendidikan yang dicapai oleh guru-guru MA Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2013/2014.

b. Untuk mengetahui berapa lama pengalaman mengajar guru MA Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2013/2014.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini, yaitu: 1. Manfaat teoritis


(12)

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan wawasan ilmu pendidikan khususnya dalam membahas latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar dengan kompetensi profesional guru.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan untuk menambah khasanah pustaka dan sebagai salah satu sumber bagi penelitian selanjutnya.

2. Manfaat praktis a. Bagi peneliti

Untuk memperdalam pengetahuan dan untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh dibangku kuliah dan sebagai bekal untuk terjun ke dunia pendidikan.

b. Bagi sekolah

Sebagai masukan bagi sekolah yang bersangkutan untuk

meningkatkan fungsi dan guru dalam peningkatkan kualitas pendidikan.

c. Bagi guru

Sebagai masukan bagi guru pengajar untuk lebih meningkatkan kompetensi profesionalnya dalam mengajar, sehingga dapat memperbaiki profesionalisme guru ke arah positif, yang akhirnya akan meningkatkan kualitas dalam mengajar.


(1)

bermartabat, sejahtera, canggih, elok, unggul, dan profesional. Guru masa depan diharapkan semakin konsisten dalam mengedepankan nilai-nilai budaya mutu, keterbukaan, demokratis, dan menjunjung akuntabilitas dalam melaksanakan tugas dan fungsi sehari-hari (Kunandar, 2007:50).

Berdasarkan persoalan-persoalan tersebut, maka muncul permasalahan yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi profesional guru. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kompetensi profesional guru dalam hal ini, peneliti hanya akan mengambil faktor-faktor diantaranya seperti latar belakang pendidikan dan pengalaman guru dalam mengajar.

Latar belakang pendidikan merupakan jenjang pendidikan yang telah ditempuh seseorang. Tingkat pendidikan adalah tahapan dimana pendidikan ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang telah dilalui oleh seseorang, maka akan ada kecenderungan pada meningkatnya berbagai kemampuan sesuai dengan jenis pendidikan yang diikuti. Persyaratan tentang pendidikan formal dan non formal bagi guru pada setiap tingkat pendidikan merupakan tuntutan terhadap mutu pendidikan itu sendiri. Semakin tinggi tingkat pendidikan formal dan non formal bagi guru, diharapkan semakin meningkatkan kompetensi profesionalnya dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagai guru.

Pengalaman mengajar merupakan salah satu faktor dalam mendukung pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Pengalaman mengajar yang dimiliki


(2)

oleh siswa. Pengalaman mengajar yang cukup, dalam arti waktu yang telah dilalui oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya akan mendukung pencapaian hasil belajar sebagai tujuan yang akan diraih oleh sekolah. Pengalaman mengajar merupakan suatu hal yang menjadikan perhatian yang tidak kalah pentingnya dalam menentukan kompetensi guru. Guru yang mempunyai pengalaman mengajar yang memadai, secara positif akan mendukung kompetensi kinerjanya di sekolah. Sebaliknya jika pengalaman kerja yang dimiliki oleh guru tidak memadai, maka kurang mendukung keberhasilan kompetensi kinerja sekolah. Guru yang profesional dapat menghasilkan pendidikan berkualitas, hal ini dapat dicapai dengan menciptakan iklim pembelajaran yang menyenangkan sehingga mampu memotivasi dan mendorong semangat belajar siswa serta mampu memberdayakan kemampuan guru seoptimal mungkin.

Berkaitan dengan profesionalisme guru, menurut Harsiwi, (2003:3) bahwa: Tingkat pendidikan akan menentukan pola pikir dan wawasan seseorang, termasuk dalam hal ini pola pikir dan wawasannya. Selain itu tingkat pendidikan juga merupakan bagian dari pengalaman kerja. Lama bekerja merupakan pengalaman individu yang akan menentukan pertumbuhan dalam pekerjaan dan jabatan. Pertumbuhan jabatan dalam pekerjaan dapat dialami oleh seseorang hanya apabila dijalani proses belajar dan berpengalaman, dan diharapkan orang yang bersangkutan memiliki sikap kerja yang bertambah maju kearah positif, memiliki kecakapan (pengetahuan) kerja yang bertambah baik serta memiliki keterampilan kerja yang bertambah dalam kualitas dan kuantitas. Merujuk pendapat di atas, bahwa latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar merupakan hal yang penting bagi guru dalam melaksanakan tugas dan tangung jawabnya sebagai pendidik. Kualitas


(3)

pendidikan guru sangat menentukan dalam penyiapan sumber daya manusia yang handal. Dari sini, penulis tertarik untuk meneliti dan mencoba menghubungkan apakah latar belakang pendidikan dan juga pengalaman guru dalam mengajar berpengaruh terhadap kompetensi profesional guru. Berdasarkan pada uraian-uraian di atas, maka dalam penelitian ini penulis mengambil judul “PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN

PENGALAMAN MENGAJAR TERHADAP KOMPETENSI

PROFESIONAL GURU MA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014”.

B.Identifikasi Masalah

Dari pemaparan latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasikan masalah-masalah yang berkaitan dengan kompetensi profesional guru yaitu: 1. Mutu guru yang dinilai masih memprihatinkan, serta input guru rendah. 2. Banyak guru yang tidak memahami substansi keilmuan yang dimiliki

maupun pola pelajaran yang tepat diterapkan kepada peserta didik.

3. Ketidaksesuaian latar belakang pendidikan guru dengan mata pelajaran yang diampu.

4. Banyaknya guru yang tidak atau belum mampu mengaitkan mata pelajaran dengan fenomena sosial yang dihadapi masyarakat, sehingga guru hanya terpaku pada pemikiran sempit.

5. Terbatasnya wawasan para guru dalam memahami fenomena-fenomena yang muncul di tengah-tengah masyarakat menyebabkan kurang tepat dan


(4)

pendidikan.

C.Pembatasan Masalah

Begitu banyak dan luas permasalahan yang dihadapi terutama yang berkaitan dengan kompetensi profesional guru. Berdasarkan latar belakang diatas agar tidak terjadi pembiasan permasalahan dan agar mendapat temuan yang terfokus dalam mendalami masalah, serta karena adanya keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, maka peneliti hanya membatasi dalam penelitian sebagai berikut:

1. Kompetensi profesional guru meliputi menguasai landasan pendidikan, menguasai bahan pengajaran, menyusun program pengajaran, dan menilai hasil dan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.

2. Latar belakang pendidikan, meliputi: jenjang pendidikan diantaranya SMA/SLTA, S1, S2.

3. Pengalaman mengajar, meliputi: pendidikan dan latihan, masa kerja.

D.Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh latar belakang pendidikan terhadap kompetensi profesional guru MA Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2013/2014? 2. Adakah pengaruh pengalaman mengajar terhadap kompetensi


(5)

3. Adakah pengaruh secara bersama-sama latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar terhadap kompetensi profesional guru MA Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2013/2014?

E.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini untuk menjawab rumusan masalah diatas yaitu: 1. Tujuan umum

a. Untuk mengetahui adanya pengaruh latar belakang pendidikan terhadap kompetensi profesional guru MA Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2013/2014.

b. Untuk mengetahui pengaruh pengalaman mengajar terhadap kompetensi profesional guru MA Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2013/2014.

c. Untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar terhadap kompetensi profesional guru MA Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2013/2014. 2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pendidikan yang dicapai oleh guru-guru MA Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2013/2014.

b. Untuk mengetahui berapa lama pengalaman mengajar guru MA Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2013/2014.

F.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini, yaitu: 1. Manfaat teoritis


(6)

wawasan ilmu pendidikan khususnya dalam membahas latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar dengan kompetensi profesional guru.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan untuk menambah khasanah pustaka dan sebagai salah satu sumber bagi penelitian selanjutnya.

2. Manfaat praktis a. Bagi peneliti

Untuk memperdalam pengetahuan dan untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh dibangku kuliah dan sebagai bekal untuk terjun ke dunia pendidikan.

b. Bagi sekolah

Sebagai masukan bagi sekolah yang bersangkutan untuk meningkatkan fungsi dan guru dalam peningkatkan kualitas pendidikan.

c. Bagi guru

Sebagai masukan bagi guru pengajar untuk lebih meningkatkan kompetensi profesionalnya dalam mengajar, sehingga dapat memperbaiki profesionalisme guru ke arah positif, yang akhirnya akan meningkatkan kualitas dalam mengajar.