Ucapan Salam dalam Bahasa Jepang.
Seminar Nasional Sains dan Teknologi (Senastek),Denpasar Bali 2015
UCAPAN SALAM DALAM BAHASA JEPANG
Ni Made Andry Anita Dewi
Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana
Jalan Pulau Nias No.13 Sanglah Denpasar 80114
Telp/Fax: (0361) 224121, E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Ucapan salam merupakan ungkapan dasar dalam hubungan antara manusia untuk menjaga
hubungan baik dengan relasi ataupun kerabat. Dalam bahasa Jepang terdapat banyak ungkapan yang
dipresentasikan sebagai ucapan salam untuk kehidupan sehari-hari masyarakatnya sendiri. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasikan dan menganalisis bentuk, fungsi dan makna ucapan salam dalam
bahasa Jepang khususnya ucapan salam saat memasuki dan meninggalkan suatu tempat berdasarkan
teori fungsi bahasa yang dikemukakan oleh Leech. Data-data yang dianalisis pada penelitian ini
bersumber pada novel bahasa Jepang yang berjudul Beautiful Life karya Eriko Kitagawa. Beberapa
bentuk ucapan salam yang digunakan saat memasuki dan meninggalkan suatu tempat adalah tadaima,
okaerinasai, ojamashimasu, shiturei shimasu, gomenkudasai, dan irasshai. Fungsi dan makna yang
terdapat dalam masing-masing ucapan salam tersebut tergantung dari kondisi dan situasi yang ada.
Kata kunci: ucapan salam, salam bahasa Jepang, bentuk ucapan salam, fungsi ucapan salam, makna
ucapan salam
ABSTRACT
Greeting is a basic expression of the relationship between humans to maintain good relations
with relations or relatives. In the Japanese language there are many expressions are presented as a
greeting in daily life of their own community. This study aims to identify and analyze the form, function
and meaning of a greeting in Japanese, especially greeting upon entering and leaving a place based on
the theory of functions of language proposed by Leech. The data analyzed in this study originated on
Japanese novel titled Beautiful Life by Eriko Kitagawa. Some forms of greeting used when entering and
leaving a place are tadaima, okaerinasai, ojamashimasu, shiturei shimasu, gomenkudasai, and irasshai.
Function and meaning contained within each greeting depends on the conditions and situation.
Keyword: greetings, Japanese greetings, greetings form, greetings function, greetings meaning
1. PENDAHULUAN
Ucapan salam dalam bahasa Jepang merupakan hal yang tidak bisa terlepas dari kehidupan
sehari-hari masyarakatnya sendiri sebagai penutur bahasa tersebut. Salam yang diucapkan antar
masyarakat Jepang sendiri merupakan dasar untuk menjaga komunikasi, serta keharmonisan
hubungan antara individu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan dan menganalisis bentuk, fungsi dan makna
ucapan salam dalam bahasa Jepang dengan menggunakan teori fungsi bahasa yang dikemukakan
oleh Leech (1997:51-52). Data-data yang dianalisis pada penelitian ini bersumber pada novel
bahasa Jepang yang berjudul Beautiful Life karya Eriko.
Penelitian yang berkaitan dengan ucapan salam juga pernah dilakukan oleh Simanjuntak (2005).
Simanjuntak dalam penelitiannya yang berjudul “Basa-basi dalam Bahasa Batak Toba: Sebuah
Kajian Bentuk, Fungsi dan Makna” membahas tentang penggunaan basa basi yang didalamnya
terdapat ucapan salam sebagai fungsi bahasa fatik. Penelitian tersebut diantaranya mengkaji tentang
bentuk ungkapan basa basi untuk menyapa, menanyakan arah/tujuan atau menawarkan untuk
mampir. Basa-basi bahasa Batak berfungsi untuk (1) memperhalus dan menambah nilai kesopanan
yang digunakan saat berjumpa, berpisah, mengucapkan terima kasih, menyelamatkan muka
(meneteralisasi suasana saat ada kekakuan antara penutur dan mitra tutur), bersuka cita, berduka
cita, menawarkan sesuatu, membuka percakapan, menutup percakapan dan juga menolak
2
permintaan. Selain itu, basa-basi bahasa Batak juga berfungsi sebagai (2) bentuk kepedulian
terhadap orang lain seperti saat orang berduka, bersuka cita berupa pujian.
2. BAHAN DAN METODE
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori fungsi bahasa yang dikemukakan oleh Leech
(1997:51-52). Leech mengklasifikasikan fungsi bahasa dalam lima kelompok yaitu: fungsi
informasional, ekspresif, direktif, estetis dan fatik. Fungsi fatik berorientasi untuk memelihara
hubungan yang baik dalam kelompok masyarakat atau sosial. Penggunaan ucapan salam
merupakan salah satu bagian dari fungsi fatik.
Penelitian mengenai penggunaan ucapan salam yang berkaitan dengan salam saat memasuki dan
meninggalkan suatu tempat seperti rumah atau ruangan dalam bahasa Jepang ini mengambil data
dari novel berbahasa Jepang yang berjudul Beautiful Life karya Eriko Kitagawa. Novel tersebut
dipilih karena korpus penelitian mengenai ucapan salam banyak terdapat didalamnya.
Pada penelitian ini tiga tahap penelitian dilakukan yaitu tahap tahap penyediaan data, tahap
analisis data serta tahap penyajian hasil analisis data. Tahap penyediaan data dilakukan dengan
mengklasifikasikan data-data yang berkaitan dengan ucapan salam berbahasa Jepang. Tahap
analisis data dilakukan dengan metode padan intralingual dan metode padan ekstralingual. Pada
tahap penyajian hasil analisis data dilakukan dengan metode informal dilakukan melalui pemaparan
bentuk, fungsi dan makna penggunaan ucapan salam bahasa Jepang.
3. HASIL
3.1 Bentuk ucapan salam saat memasuki dan meninggalkan tempat (ruangan atau rumah)
Dalam bahasa Jepang, ada beberapa ucapan salam yang selalu diucapkan oleh penutur bahasa
Jepang dalam kehidupan sehari-harinya. Salah satu diantaranya adalah ucapan salam yang
digunakan saat memasuki ataupun meninggalkan suatu tempat seperti rumah, tempat usaha (seperti:
toko), ruangan dan lain sebagainya. Bentuk ucapan salam yang digunakan saat memasuki atau
meninggalkan suatu tempat tersebut antara lain:
tadaima
帰
い
okaerinasai
邪魔
ojamashimasu
失礼
shitsurei shimasu
い
い
irasshai
い
gomenkudasai
3.2 Fungsi dan makna ucapan salam saat memasuki dan meninggalkan rumah
Data 1
正夫 声 荒
店先 聞い い 久仁子 ハ ハ
い
車 音
近 い
買い物 行
い 義雄 杏子 帰
来
あ あ あ …正夫 帰
来
杏子
父
帰
来
久仁子 店先
声
い ー 杏子 入
来
帰
ビューテ フ
フ
Masao ga koe wo arageta no wo mise saki de kiite ita Kuniko wa hara hara shite ita. Soko ni,
kuruma no oto ga chikazuite kuru. Kaimono ni itte ita Yoshio to Kyouko ga kaette kita noda.
“Ara ara ara…Masao, kaette kita yo. Kyouko, otouchan to kaette kita kara”.
Kuniko ga mise saki kara koe wo kakeru.
“Tadaima”, Kyouko ga haitte kita.
“Okaeri”
3
(Byuutifururaifu, 2000:297)
Terjemahan:
Kuniko yang mendengar suara Masao yang keras di depan toko, terlihat gelisah. Saat itu, terdengar
suara mobil datang mendekat. Yoshio dan Kyouko datang dari berbelanja.
“Lho, lho, lho…Masao, Kyouko sudah pulang dengan ayahmu”, Kuniko berteriak dari depan toko.
“Aku pulang”, kata Kyouko yang masuk ke dalam rumah.
“Selamat datang”
Analisis:
Dalam masyarakat Jepang, ucapan salam yang digunakan penutur ketika datang kembali ke
rumah adalah tadaima . Tadaima dalam bahasa Indonesia dapat dipadankan dengan „saya sudah
datang (kembali ke rumah)‟.
Sebagai balasan, seseorang yang sedang berada di rumah, akan menyambut kedatangan penutur
dengan ucapan salam okaerinasai/okaeri. Okaerinasai/okaeri dalam bahasa Indonesia dapat
dipadankan dengan „selamat datang kembali (ke rumah)‟, sebagai salam balasan untuk menyambut
seorang yang kembali ke tempat tinggalnya. Okaerinasai/Okaeri merupakan ucapan salam yang
digunakan penutur yang berada di dalam rumah saat menyambut kedatangan seseorang yang
kembali pulang ke rumah.
Ucapan salam okaerinasai/okaeri pada umumnya diucapkan antar sesama keluarga yang tinggal
dalam satu rumah, maupun seseorang yang tidak hubungan darah namun memilliki hubungan
keakraban yang dekat dan tinggal bersama dalam suatu tempat. Hubungan antar keluarga misalnya
ayah, ibu, anak, sedangkan hubungan diluar itu misalnya seseroang yang tinggal bersama temantemannya dalam satu apartemen dan lain sebagainya.
Pada data di atas, diceritakan bahwa saat Shuuji kembali ke apartemennya, ia mendapati
Mayumi telah menunggunya di beranda. Mayumi merupakan mantan kekasih Shuuji yang ingin
kembali menjalin hubungan dengannya. Karena kedekatan hubungan yang pernah dijalaninya,
maka Mayumi tanpa merasa sungkan menyambut kepulangan Shuuji dengan ucapan salam okaeri,
meskipun tempat ia berada bukanlah rumah atau tempat tinggal miliknya.
Data 2
う
邪魔
正夫 ビー
あ ビー
ス
ク菓子 持
杏子 部屋 入
?いい
? サチ 目 輝 せ
ビューテ フ
フ
“Kore douzo”, Masao ga biiru to sunakku okashi wo motte, Kyouko no heya ni haitte kita.
“Ojama shimasu . A, biiru? Iin desu ka?”, Sachi wa me wo kagayakaseru.
(Byuutifururaifu, 2000:48)
Terjemahan:
“Silakan, ini”, Masao masuk ke kamar Kyouko membawa makanan ringan dan bir.
“Aku masuk (maaf mengganggu). Wah, ada bir. Aku boleh minta juga?”, Mata Sachi berbinarbinar.
Analisis:
Dalam bahasa Jepang, salah satu ucapan salam yang digunakan saat memasuki rumah atau
ruangan orang lain adalah ojamashimasu. Ungkapan salam ini berfungsi untuk menyatakan
perasaan penutur bahwa kunjungan atau kedatangan yang dilakukan olehnya merupakan
„gangguan‟ bagi tuan rumah (rumah atau ruangan orang yang dikunjungi). Ucapan salam
ojamashimasu pada umumnya diucapkan saat penutur melihat lawan tutur melakukan sesuatu hal
saat mengadakan kunjungan. Oleh karena itu, ojamashimasu merupakan ucapan salam yang
diucapkan saat kemungkinan kedatangan atau kunjungannya akan mengganggu aktivitas lawan
tutur.
4
Pada data di atas diceritakan bahwa Masao dan Sachi datang ke kamar Kyouko untuk
mengantarkan makanan ringan sambil berbincang-bincang. Masao merupakan kakak laki-laki
Kyouko, sedangkan Sachi adalah teman karib Kyouko. Meskipun Masao maupun Sachi adalah
orang-orang terdekat Kyouko, namun saat mereka hendak masuk ke dalam kamar Kyouko, mereka
tetap mengucapkan ojamashimasu. Hal ini dikarenakan, sebagaimanapun dekatnya hubungan
penutur dengan seseorang, saat hendak memasuki kamarnya yang merupakan area privasi
seseorang, maka sewajarnya untuk mengucapkan salam ojamashimasu. Begitu pula yang dilakukan
oleh Sachi pada data di atas.
Ungkapan salam yang digunakan saat memasuki rumah atau ruangan yaitu ojamashimasu,
sedangkan ucapan salam yang digunakan saat meninggalkan rumah atau ruang tersebut adalah
ojama shimashita .
Data 3
午後一番 客 美山
….
う
う
美山 借
い
巌窟王
いいえ 杏子 カウンター 奥 本
い
杏子 美山 帰
何 話
?
い
隣
へ
返却
置
い
美山
背中
一礼
帰
気配 際
カウンター 戻
カウンター い サチ 杏子 言う
う
何
わい う
せ
来
小公女
あ
…..
世界少年少女文学全集 読破? 杏子 脱力
あ
!
カ西海岸二週間 旅
急
美山 走
あ い あ
ー計画
い
帰
戻
二人
カウンター
ういう
考え
い
旅行
い
え
巌窟王
読
終わ
言い返
チ シ
置
僕
ボ
失礼
美山
ビューテ フ
フ
ンテ
礼儀正
“Konnichi wa”, gogo ichiban no kyaku wa Miyama datta.
“…Konnichiwa”
“ Doumo”,Miyama wa karite ita “Gankutsuo” wo henkyaku suru.
“Iie”, Kyouko wa kauntaa no oku ni hon wo okiniiku. Miyami wa sono senaka ni ichirei shite katte
itta.
Kyouko wa Miyama ga kaette itta kehai wo sai shite, kauntaa ni modoru.
“Nani ka hanashite yanna yo”, tonari no kauntaa ni ita Sachi ga Kyouko ni iu.
“Nani wo?”
“Nani ka yo. Kawaisou jan. Sekkaku kita no ni. Tatoeba, „Gankutsuo‟ ga yomiowattara,
„Shoukoujo‟ ga arimasu yo toa…”
“Sekai Shonen Shojo Bungaku Zenshuu, dokuha?”, Kyouko ga datsuryoku shite iikaeshita.
“Ano! Kore, Amerika nishi kaigan ni shuukan no tabi”
Kyuu ni Miyama ga hashitte modotte kite kauntaa no ue ni ryokou no chirashi wo oku.
“A,iya ano, futari de toka sou iu koto janakute, ima, bokutachi borantea de tsuaa keikaku shite
imashite. Kangaete mite kudasai. “Shitsurei shimasu”, Miyama wa mata reigi tadashiku ojigi wo
shite, kaette itta.
(Byuutifururaifu, 2000:71)
5
Terjemahan:
“Selamat siang”, pada sore hari, tamu yang pertama datang adalah Miyama.
“Selamat siang”
“Makasih”, Miyama mengembalikan buku “Gankutsuo” yang telah dipinjamnya.
“Sama-sama”, Kyouko tengah kesulitan meletakkan buku di balik rak. Miyama membungkuk
kepada Kyouko lalu bergegas pergi.
Saat Kyouko merasa Miyama telah pergi, ia lalu bergegas kembali ke mejanya.
“Seharusnya kamu berbicara sesuatu tadi”, Sachi yang berada di sebelah meja Kyouko berkata.
“Bicara apa?”
“Bicara apa saja. Kasihan dia. Padahal dia sengaja datang ke sini. Misalnya, kamu bisa mengatakan
„kalau sudah selesai membaca gankutsuo, ada novel shoukoujo lho…”
“Kamu sudah selesai membaca kumpulan sastra sekai shounen shoujo?”, Kyou balik bertanya
kepada Sachi seperti tanpa tenaga.
“Eh! Ini, perjalanan dua minggu ke pantai selatan Amerika”, tiba-tiba Miyama datang kembali
sambil berlari, meletakkan pamflet tur di atas meja.
“Ah, bukan bermaksud untuk menawarkan perjalanan berdua, tetapi saat ini sebagai volunter, aku
sedang merencanakan tur perjalanan. Tolong coba dipikirkan. Aku permisi”, Miyama
membungkukkan badan dengan sopan lalu pergi.
ビューテ フ
フ
Analisis:
Ucapan salam shitsurei shimasu dalam bahasa Indonesia dapat dipadankan „mohon maaf atas
ketidaksopanan (saya)‟. Salam ini dapat digunakan dalam banyak situasi misalnya seperti saat
berkunjung atau memasuki rumah atau ruangan seseorang. Salam ini fungsinya lebih luas daripada
ojamashimasu maupun gomenkudasai, dan dapat dipergunakan dalam berbagai situasi.
Pada data di atas diceritakan bahwa Miyama yang merupakan mantan kekasih Kyouko datang
ke perpustakaan untuk mengembalikan buku yang dipinjamnya. Setelah pergi meninggalkan
perpustakaan, beberapa saat kemudian Miyama kembali datang dengan membawa pamflet yang
berisi paket tur yang ia rancang untuk dua minggu perjalanan ke pantai selatan Amerika. Dengan
kedatangan yang kedua serta hubungannya dengan Kyouko yang tidak begitu baik, Miyama merasa
telah melakukan hal yang tidak sopan, sehingga mengucapkan salam shitsurei shimasu pada saat
meninggalkan perpustakaan. Ucapan salam shitsurei shimasu tersebut disertai dengan sikap
membungkuk yang merupakan bentuk hormat yang ditujukan kepada Kyouko.
Data 4
会場 地
思い
細い階段 降
行
入
い
待
サチ 誰
手伝
う
降
行
ひ
ぼ
待
い
ー 系 女 子
い せ
子 車椅子
わ
い
い タクミ 笑顔
タクミ 二人 若い男 子
車椅子 持
階段 降
行
ビューテ フ
フ
いわ
杏
Kaijou no chika de, omoikiri hosoi kaidan wo orite ikanakereba hairenai.
“Chotto mattete”, Sachi wa dare ka ni tetsudatte moraou to, orite itta.
Hitori de bonnyari to matte iru to, moodo kei no onna no ko ni “Suimasen” to iwarete, Kyouko wa
kurumaisu wo chotto waki ni yokeru.
“Irasshai”, Takumi ga egao de agate kita.
Takumi to futari no wakai otoko no kodomotachi ga kurumaisu wo mochiage, kaidan woo rite iku.
(Byuutifururaifu, 2000:158)
6
Terjemahan:
Di ruang pertemuan bawah, dengan sekuat tenaga Kyouko harus menuruni tangga yang sempit.
“Tunggu sebentar”, Sachi lalu lebih dulu turun untuk meminta bantuan kepada seseorang. Saat
Kyouko termenung seorang diri menunggu seseorang datang, tiba-tiba seorang pegawai majalah
mode menyapanya “permisi”. Kyouko lantas meminggirkan kursi rodanya.
“Selamat datang”, Takumi menaiki tangga menuju ke arahnya dengan wajah tersenyum. Takumi
dengan dua orang laki-laki muda itu mengangkat kursi roda itu, lalu menuruni anak tangga.
Analisis:
Ucapan salam irasshai berfungsi sebagai ucapan untuk menyambut kedatangan seseorang.
Bentuk ucapan salam yang biasanya digunakan untuk menyambut kedatangan seseorang yaitu
irasshai dan irasshaimase. Kedua salam ini memiliki fungsi yang sama, namun pemakaiannya
sedikit berbeda.
Salam irasshai maupun irasshaimase seperti yang dijelaskan sebelumnya ditujukan kepada
orang yang datang ke tempat penutur berada. Ucapan ini memiliki pengertian „selamat datang di
tempat kami‟, dan juga „terima kasih atas kunjungannya ke toko/tempat usaha kami‟. Kedua salam
tersebut pada umumnya digunakan oleh pemilik atau pegawai sebuah toko atau tempat usaha untuk
menyambut kedatangan pelanggan atau pembeli. Ada sebagian toko atau tempat usaha lebih
memilih ucapan salam irasshai dibandingkan irasshaimase. Hal ini dikarenakan, pengucapan salam
irasshai dianggap lebih tegas dan mudah diucapkan, meskipun ucapan salam irasshaimase
terdengar lebih sopan dan elegan.
Pada data di atas, diceritakan bahwa Kyouko bermaksud menghadiri pembukaan sebuah salon
milik temannya. Sesampainya di dekat lokasi, Kyouko disambut oleh temannya yang akan
mengadakan acara pembukaan tersebut. Karena Kyouko merupakan salah seorang dari sekian
banyak tamu, maka Takumi selaku tuan rumah, menyambutnya dengan memberikan ucapan salam
irasshai.
Data 5
あ
日
い…..
休
へ
あ
入
来
昨日….. タクミ
ああ
ういうわ
いう
顔
紹
中島
俺
い
浪人時代
同級生…
何 変
中島
ビューテ フ
フ
あ
う
“Gomenkudasai” Soko e Satsuki ga haitte kita.
“A, kyou, yasumi nan desukedo. A, ashita….” Takumi wa aa, soiu wake ne, to iu kao wo suru.
“Shoukai suru yo. Ore no rounin jidai no doukyuusei…tte nanka hen da na. Nakajima Satsuki san.
Aa, mou Nakajima ja nai no ka”
(Byuutifururaifu, 2000:206)
Terjemahan:
“Permisi”, saat itu, Satsuki masuk ke dalam ruangan.
“Eh, hari ini kami libur. Besok….”, Takumi memperlihatkan raut wajah yang seolah-olah
mengatakan „ah, karena alasan itu Shuuji masih berada di salon‟.
“Aku perkenalkan. Ini adalah teman sekelasku saat kami gagal masuk universitas. Mungkin cukup
aneh jika dikatakan demikian. Nona Satsuki Nakajima. Eh, bukan Nakajima lagi ya?”
Analisis:
Ucapan salam gomenkudasai sebenarnya dapat digunakan untuk beberapa situasi. Yang
pertama, salam ini dapat digunakan sebagai pengganti ucapan salam yang berkaitan dengan waktu
seperti ohayou gozaimasu „selamat pagi‟, konnichiwa „selamat siang‟, konbanwa „selamat malam‟.
7
Yang kedua, ucapan salam ini juga mengandung makna „mohon maaf saya mendatangi rumah atau
tempat Anda‟ dan digunakan saat mengunjungi rumah atau tempat seseorang. Yang ketiga, ucapan
salam ini digunakan juga saat meninggalkan rumah atau tempat seseorang sebagai ucapan
perpisahan. Ucapan salam saat meninggalkan rumah atau tempat seseorang itu mengandung arti
„saya minta maaf telah mengambil waktu Anda‟.
Pada data di atas diceritakan bahwa Satsuki yang merupakan mantan kekasih Shuuji
berkunjung ke salon yang dikelola Shuji. Dalam waktu yang bersamaan, Takumi juga tiba-tiba
datang ke salon tersebut untuk melatih kemampuan dirinya memotong rambut. Satsuki yang
merupakan „orang luar‟, saat memasuki salon tersebut mengucapkan salam gomenkudasai untuk
menyatakan bahwa dirinya telah mengambil waktu Shuuji maupun Takumi di saat hari libur
mereka yang diisi dengan pelatihan.
4. KESIMPULAN
Bentuk, fungsi dan makna ucapan salam bahasa Jepang khususnya ucapan salam saat
memasuki dan meninggalkan suatu tempat (rumah atau ruangan) seperti tadaima, okaerinasai,
ojamashimasu, shiturei shimasu, gomenkudasai, and irasshai, memiliki penggunaannya masingmasing yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi antara penutur dan lawan tutur. Selain itu,
hubungan antara penutur dan lawan tutur juga sangat memengaruhi penggunaan ucapan salam
tersebut. Ucapan salam tadaima dan okaerinasai cenderung digunakan dalam lingkup keluarga atau
penutur yang memiliki hubungan dekat, sedangkan salam ojamashimasu, shitsurei shimasu,
gomenkudasai dan irasshai cenderung digunakan dalam situasi yang formal.
Ucapan Terima kasih
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Rektor Universitas
Udayana, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas
Udayana dan Dekan Fakultas Ilmu Budaya atas dukungan serta bantuan Dana PNBP Universitas
Udayana sehingga penelitian ini bisa terselesaikan. Penelitian ini dibiayai dari DIPA PNBP
Universitas Udayana sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Penelitian
Nomor:026/UN14.1.1/PNL.01.03.00/2015, tanggal 21 April 2015. Semoga penelitian ini dapat
memberikan sumbangan ilmiah, khususnya bagi kepentingan aspek kebahasaan.
DAFTAR PUSTAKA
Djadjasudarma,F. (1993) Metode Linguistik. Bandung: Eresco.
Daniel, Long dan Ohashi, Rie.(2013) Nihongo kara Tadoru Bunka .Hosho Daigaku Kyoiku
Shinkokai:Tokyo.
Hendry, Joy.(1987) Understanding Japanese Society.Routledge:London and New York.
Leech, Geoffrey N.(1983) Principles of Pragmatics. London: Longman.
Limei, Huang dan Kawamoto, Nobuyoshi. (1997) „Comparative Study on the Difference between
Chinese and Japanese Greetings-In View of the Education of Japanese Language in
the People‟s Republic of China‟ dalam jurnal Nihon Taiiku Daigaku Volume 26
Nomor 2.
Mizutani, Osamu & Nobuko. (1987) How To Be Polite In Japanese. Tokyo: The Japan Times.
Mahsun,M.S.(2005) Metode Penelitian Bahasa . Jakarta: Rajawali Pers.
Simanjuntak, Rotua Melda. (2005) ‟Basa-basi dalam Bahasa Batak Toba : Sebuah Kajian Bentuk,
Fungsi, dan Makna‟.Tesis. Denpasar:Universitas Udayana.
Sudaryanto.(1993) Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa . Jakarta: Duta Wacana University
Press.
Sibarani, Robert.(2004) Antropolinguistik:Antropolinguistik.Penerbit Poda: Medan.
Suzuki, Takao.(2013) Kotoba to Bunka .Iwanami:Tokyo.
UCAPAN SALAM DALAM BAHASA JEPANG
Ni Made Andry Anita Dewi
Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana
Jalan Pulau Nias No.13 Sanglah Denpasar 80114
Telp/Fax: (0361) 224121, E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Ucapan salam merupakan ungkapan dasar dalam hubungan antara manusia untuk menjaga
hubungan baik dengan relasi ataupun kerabat. Dalam bahasa Jepang terdapat banyak ungkapan yang
dipresentasikan sebagai ucapan salam untuk kehidupan sehari-hari masyarakatnya sendiri. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasikan dan menganalisis bentuk, fungsi dan makna ucapan salam dalam
bahasa Jepang khususnya ucapan salam saat memasuki dan meninggalkan suatu tempat berdasarkan
teori fungsi bahasa yang dikemukakan oleh Leech. Data-data yang dianalisis pada penelitian ini
bersumber pada novel bahasa Jepang yang berjudul Beautiful Life karya Eriko Kitagawa. Beberapa
bentuk ucapan salam yang digunakan saat memasuki dan meninggalkan suatu tempat adalah tadaima,
okaerinasai, ojamashimasu, shiturei shimasu, gomenkudasai, dan irasshai. Fungsi dan makna yang
terdapat dalam masing-masing ucapan salam tersebut tergantung dari kondisi dan situasi yang ada.
Kata kunci: ucapan salam, salam bahasa Jepang, bentuk ucapan salam, fungsi ucapan salam, makna
ucapan salam
ABSTRACT
Greeting is a basic expression of the relationship between humans to maintain good relations
with relations or relatives. In the Japanese language there are many expressions are presented as a
greeting in daily life of their own community. This study aims to identify and analyze the form, function
and meaning of a greeting in Japanese, especially greeting upon entering and leaving a place based on
the theory of functions of language proposed by Leech. The data analyzed in this study originated on
Japanese novel titled Beautiful Life by Eriko Kitagawa. Some forms of greeting used when entering and
leaving a place are tadaima, okaerinasai, ojamashimasu, shiturei shimasu, gomenkudasai, and irasshai.
Function and meaning contained within each greeting depends on the conditions and situation.
Keyword: greetings, Japanese greetings, greetings form, greetings function, greetings meaning
1. PENDAHULUAN
Ucapan salam dalam bahasa Jepang merupakan hal yang tidak bisa terlepas dari kehidupan
sehari-hari masyarakatnya sendiri sebagai penutur bahasa tersebut. Salam yang diucapkan antar
masyarakat Jepang sendiri merupakan dasar untuk menjaga komunikasi, serta keharmonisan
hubungan antara individu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan dan menganalisis bentuk, fungsi dan makna
ucapan salam dalam bahasa Jepang dengan menggunakan teori fungsi bahasa yang dikemukakan
oleh Leech (1997:51-52). Data-data yang dianalisis pada penelitian ini bersumber pada novel
bahasa Jepang yang berjudul Beautiful Life karya Eriko.
Penelitian yang berkaitan dengan ucapan salam juga pernah dilakukan oleh Simanjuntak (2005).
Simanjuntak dalam penelitiannya yang berjudul “Basa-basi dalam Bahasa Batak Toba: Sebuah
Kajian Bentuk, Fungsi dan Makna” membahas tentang penggunaan basa basi yang didalamnya
terdapat ucapan salam sebagai fungsi bahasa fatik. Penelitian tersebut diantaranya mengkaji tentang
bentuk ungkapan basa basi untuk menyapa, menanyakan arah/tujuan atau menawarkan untuk
mampir. Basa-basi bahasa Batak berfungsi untuk (1) memperhalus dan menambah nilai kesopanan
yang digunakan saat berjumpa, berpisah, mengucapkan terima kasih, menyelamatkan muka
(meneteralisasi suasana saat ada kekakuan antara penutur dan mitra tutur), bersuka cita, berduka
cita, menawarkan sesuatu, membuka percakapan, menutup percakapan dan juga menolak
2
permintaan. Selain itu, basa-basi bahasa Batak juga berfungsi sebagai (2) bentuk kepedulian
terhadap orang lain seperti saat orang berduka, bersuka cita berupa pujian.
2. BAHAN DAN METODE
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori fungsi bahasa yang dikemukakan oleh Leech
(1997:51-52). Leech mengklasifikasikan fungsi bahasa dalam lima kelompok yaitu: fungsi
informasional, ekspresif, direktif, estetis dan fatik. Fungsi fatik berorientasi untuk memelihara
hubungan yang baik dalam kelompok masyarakat atau sosial. Penggunaan ucapan salam
merupakan salah satu bagian dari fungsi fatik.
Penelitian mengenai penggunaan ucapan salam yang berkaitan dengan salam saat memasuki dan
meninggalkan suatu tempat seperti rumah atau ruangan dalam bahasa Jepang ini mengambil data
dari novel berbahasa Jepang yang berjudul Beautiful Life karya Eriko Kitagawa. Novel tersebut
dipilih karena korpus penelitian mengenai ucapan salam banyak terdapat didalamnya.
Pada penelitian ini tiga tahap penelitian dilakukan yaitu tahap tahap penyediaan data, tahap
analisis data serta tahap penyajian hasil analisis data. Tahap penyediaan data dilakukan dengan
mengklasifikasikan data-data yang berkaitan dengan ucapan salam berbahasa Jepang. Tahap
analisis data dilakukan dengan metode padan intralingual dan metode padan ekstralingual. Pada
tahap penyajian hasil analisis data dilakukan dengan metode informal dilakukan melalui pemaparan
bentuk, fungsi dan makna penggunaan ucapan salam bahasa Jepang.
3. HASIL
3.1 Bentuk ucapan salam saat memasuki dan meninggalkan tempat (ruangan atau rumah)
Dalam bahasa Jepang, ada beberapa ucapan salam yang selalu diucapkan oleh penutur bahasa
Jepang dalam kehidupan sehari-harinya. Salah satu diantaranya adalah ucapan salam yang
digunakan saat memasuki ataupun meninggalkan suatu tempat seperti rumah, tempat usaha (seperti:
toko), ruangan dan lain sebagainya. Bentuk ucapan salam yang digunakan saat memasuki atau
meninggalkan suatu tempat tersebut antara lain:
tadaima
帰
い
okaerinasai
邪魔
ojamashimasu
失礼
shitsurei shimasu
い
い
irasshai
い
gomenkudasai
3.2 Fungsi dan makna ucapan salam saat memasuki dan meninggalkan rumah
Data 1
正夫 声 荒
店先 聞い い 久仁子 ハ ハ
い
車 音
近 い
買い物 行
い 義雄 杏子 帰
来
あ あ あ …正夫 帰
来
杏子
父
帰
来
久仁子 店先
声
い ー 杏子 入
来
帰
ビューテ フ
フ
Masao ga koe wo arageta no wo mise saki de kiite ita Kuniko wa hara hara shite ita. Soko ni,
kuruma no oto ga chikazuite kuru. Kaimono ni itte ita Yoshio to Kyouko ga kaette kita noda.
“Ara ara ara…Masao, kaette kita yo. Kyouko, otouchan to kaette kita kara”.
Kuniko ga mise saki kara koe wo kakeru.
“Tadaima”, Kyouko ga haitte kita.
“Okaeri”
3
(Byuutifururaifu, 2000:297)
Terjemahan:
Kuniko yang mendengar suara Masao yang keras di depan toko, terlihat gelisah. Saat itu, terdengar
suara mobil datang mendekat. Yoshio dan Kyouko datang dari berbelanja.
“Lho, lho, lho…Masao, Kyouko sudah pulang dengan ayahmu”, Kuniko berteriak dari depan toko.
“Aku pulang”, kata Kyouko yang masuk ke dalam rumah.
“Selamat datang”
Analisis:
Dalam masyarakat Jepang, ucapan salam yang digunakan penutur ketika datang kembali ke
rumah adalah tadaima . Tadaima dalam bahasa Indonesia dapat dipadankan dengan „saya sudah
datang (kembali ke rumah)‟.
Sebagai balasan, seseorang yang sedang berada di rumah, akan menyambut kedatangan penutur
dengan ucapan salam okaerinasai/okaeri. Okaerinasai/okaeri dalam bahasa Indonesia dapat
dipadankan dengan „selamat datang kembali (ke rumah)‟, sebagai salam balasan untuk menyambut
seorang yang kembali ke tempat tinggalnya. Okaerinasai/Okaeri merupakan ucapan salam yang
digunakan penutur yang berada di dalam rumah saat menyambut kedatangan seseorang yang
kembali pulang ke rumah.
Ucapan salam okaerinasai/okaeri pada umumnya diucapkan antar sesama keluarga yang tinggal
dalam satu rumah, maupun seseorang yang tidak hubungan darah namun memilliki hubungan
keakraban yang dekat dan tinggal bersama dalam suatu tempat. Hubungan antar keluarga misalnya
ayah, ibu, anak, sedangkan hubungan diluar itu misalnya seseroang yang tinggal bersama temantemannya dalam satu apartemen dan lain sebagainya.
Pada data di atas, diceritakan bahwa saat Shuuji kembali ke apartemennya, ia mendapati
Mayumi telah menunggunya di beranda. Mayumi merupakan mantan kekasih Shuuji yang ingin
kembali menjalin hubungan dengannya. Karena kedekatan hubungan yang pernah dijalaninya,
maka Mayumi tanpa merasa sungkan menyambut kepulangan Shuuji dengan ucapan salam okaeri,
meskipun tempat ia berada bukanlah rumah atau tempat tinggal miliknya.
Data 2
う
邪魔
正夫 ビー
あ ビー
ス
ク菓子 持
杏子 部屋 入
?いい
? サチ 目 輝 せ
ビューテ フ
フ
“Kore douzo”, Masao ga biiru to sunakku okashi wo motte, Kyouko no heya ni haitte kita.
“Ojama shimasu . A, biiru? Iin desu ka?”, Sachi wa me wo kagayakaseru.
(Byuutifururaifu, 2000:48)
Terjemahan:
“Silakan, ini”, Masao masuk ke kamar Kyouko membawa makanan ringan dan bir.
“Aku masuk (maaf mengganggu). Wah, ada bir. Aku boleh minta juga?”, Mata Sachi berbinarbinar.
Analisis:
Dalam bahasa Jepang, salah satu ucapan salam yang digunakan saat memasuki rumah atau
ruangan orang lain adalah ojamashimasu. Ungkapan salam ini berfungsi untuk menyatakan
perasaan penutur bahwa kunjungan atau kedatangan yang dilakukan olehnya merupakan
„gangguan‟ bagi tuan rumah (rumah atau ruangan orang yang dikunjungi). Ucapan salam
ojamashimasu pada umumnya diucapkan saat penutur melihat lawan tutur melakukan sesuatu hal
saat mengadakan kunjungan. Oleh karena itu, ojamashimasu merupakan ucapan salam yang
diucapkan saat kemungkinan kedatangan atau kunjungannya akan mengganggu aktivitas lawan
tutur.
4
Pada data di atas diceritakan bahwa Masao dan Sachi datang ke kamar Kyouko untuk
mengantarkan makanan ringan sambil berbincang-bincang. Masao merupakan kakak laki-laki
Kyouko, sedangkan Sachi adalah teman karib Kyouko. Meskipun Masao maupun Sachi adalah
orang-orang terdekat Kyouko, namun saat mereka hendak masuk ke dalam kamar Kyouko, mereka
tetap mengucapkan ojamashimasu. Hal ini dikarenakan, sebagaimanapun dekatnya hubungan
penutur dengan seseorang, saat hendak memasuki kamarnya yang merupakan area privasi
seseorang, maka sewajarnya untuk mengucapkan salam ojamashimasu. Begitu pula yang dilakukan
oleh Sachi pada data di atas.
Ungkapan salam yang digunakan saat memasuki rumah atau ruangan yaitu ojamashimasu,
sedangkan ucapan salam yang digunakan saat meninggalkan rumah atau ruang tersebut adalah
ojama shimashita .
Data 3
午後一番 客 美山
….
う
う
美山 借
い
巌窟王
いいえ 杏子 カウンター 奥 本
い
杏子 美山 帰
何 話
?
い
隣
へ
返却
置
い
美山
背中
一礼
帰
気配 際
カウンター 戻
カウンター い サチ 杏子 言う
う
何
わい う
せ
来
小公女
あ
…..
世界少年少女文学全集 読破? 杏子 脱力
あ
!
カ西海岸二週間 旅
急
美山 走
あ い あ
ー計画
い
帰
戻
二人
カウンター
ういう
考え
い
旅行
い
え
巌窟王
読
終わ
言い返
チ シ
置
僕
ボ
失礼
美山
ビューテ フ
フ
ンテ
礼儀正
“Konnichi wa”, gogo ichiban no kyaku wa Miyama datta.
“…Konnichiwa”
“ Doumo”,Miyama wa karite ita “Gankutsuo” wo henkyaku suru.
“Iie”, Kyouko wa kauntaa no oku ni hon wo okiniiku. Miyami wa sono senaka ni ichirei shite katte
itta.
Kyouko wa Miyama ga kaette itta kehai wo sai shite, kauntaa ni modoru.
“Nani ka hanashite yanna yo”, tonari no kauntaa ni ita Sachi ga Kyouko ni iu.
“Nani wo?”
“Nani ka yo. Kawaisou jan. Sekkaku kita no ni. Tatoeba, „Gankutsuo‟ ga yomiowattara,
„Shoukoujo‟ ga arimasu yo toa…”
“Sekai Shonen Shojo Bungaku Zenshuu, dokuha?”, Kyouko ga datsuryoku shite iikaeshita.
“Ano! Kore, Amerika nishi kaigan ni shuukan no tabi”
Kyuu ni Miyama ga hashitte modotte kite kauntaa no ue ni ryokou no chirashi wo oku.
“A,iya ano, futari de toka sou iu koto janakute, ima, bokutachi borantea de tsuaa keikaku shite
imashite. Kangaete mite kudasai. “Shitsurei shimasu”, Miyama wa mata reigi tadashiku ojigi wo
shite, kaette itta.
(Byuutifururaifu, 2000:71)
5
Terjemahan:
“Selamat siang”, pada sore hari, tamu yang pertama datang adalah Miyama.
“Selamat siang”
“Makasih”, Miyama mengembalikan buku “Gankutsuo” yang telah dipinjamnya.
“Sama-sama”, Kyouko tengah kesulitan meletakkan buku di balik rak. Miyama membungkuk
kepada Kyouko lalu bergegas pergi.
Saat Kyouko merasa Miyama telah pergi, ia lalu bergegas kembali ke mejanya.
“Seharusnya kamu berbicara sesuatu tadi”, Sachi yang berada di sebelah meja Kyouko berkata.
“Bicara apa?”
“Bicara apa saja. Kasihan dia. Padahal dia sengaja datang ke sini. Misalnya, kamu bisa mengatakan
„kalau sudah selesai membaca gankutsuo, ada novel shoukoujo lho…”
“Kamu sudah selesai membaca kumpulan sastra sekai shounen shoujo?”, Kyou balik bertanya
kepada Sachi seperti tanpa tenaga.
“Eh! Ini, perjalanan dua minggu ke pantai selatan Amerika”, tiba-tiba Miyama datang kembali
sambil berlari, meletakkan pamflet tur di atas meja.
“Ah, bukan bermaksud untuk menawarkan perjalanan berdua, tetapi saat ini sebagai volunter, aku
sedang merencanakan tur perjalanan. Tolong coba dipikirkan. Aku permisi”, Miyama
membungkukkan badan dengan sopan lalu pergi.
ビューテ フ
フ
Analisis:
Ucapan salam shitsurei shimasu dalam bahasa Indonesia dapat dipadankan „mohon maaf atas
ketidaksopanan (saya)‟. Salam ini dapat digunakan dalam banyak situasi misalnya seperti saat
berkunjung atau memasuki rumah atau ruangan seseorang. Salam ini fungsinya lebih luas daripada
ojamashimasu maupun gomenkudasai, dan dapat dipergunakan dalam berbagai situasi.
Pada data di atas diceritakan bahwa Miyama yang merupakan mantan kekasih Kyouko datang
ke perpustakaan untuk mengembalikan buku yang dipinjamnya. Setelah pergi meninggalkan
perpustakaan, beberapa saat kemudian Miyama kembali datang dengan membawa pamflet yang
berisi paket tur yang ia rancang untuk dua minggu perjalanan ke pantai selatan Amerika. Dengan
kedatangan yang kedua serta hubungannya dengan Kyouko yang tidak begitu baik, Miyama merasa
telah melakukan hal yang tidak sopan, sehingga mengucapkan salam shitsurei shimasu pada saat
meninggalkan perpustakaan. Ucapan salam shitsurei shimasu tersebut disertai dengan sikap
membungkuk yang merupakan bentuk hormat yang ditujukan kepada Kyouko.
Data 4
会場 地
思い
細い階段 降
行
入
い
待
サチ 誰
手伝
う
降
行
ひ
ぼ
待
い
ー 系 女 子
い せ
子 車椅子
わ
い
い タクミ 笑顔
タクミ 二人 若い男 子
車椅子 持
階段 降
行
ビューテ フ
フ
いわ
杏
Kaijou no chika de, omoikiri hosoi kaidan wo orite ikanakereba hairenai.
“Chotto mattete”, Sachi wa dare ka ni tetsudatte moraou to, orite itta.
Hitori de bonnyari to matte iru to, moodo kei no onna no ko ni “Suimasen” to iwarete, Kyouko wa
kurumaisu wo chotto waki ni yokeru.
“Irasshai”, Takumi ga egao de agate kita.
Takumi to futari no wakai otoko no kodomotachi ga kurumaisu wo mochiage, kaidan woo rite iku.
(Byuutifururaifu, 2000:158)
6
Terjemahan:
Di ruang pertemuan bawah, dengan sekuat tenaga Kyouko harus menuruni tangga yang sempit.
“Tunggu sebentar”, Sachi lalu lebih dulu turun untuk meminta bantuan kepada seseorang. Saat
Kyouko termenung seorang diri menunggu seseorang datang, tiba-tiba seorang pegawai majalah
mode menyapanya “permisi”. Kyouko lantas meminggirkan kursi rodanya.
“Selamat datang”, Takumi menaiki tangga menuju ke arahnya dengan wajah tersenyum. Takumi
dengan dua orang laki-laki muda itu mengangkat kursi roda itu, lalu menuruni anak tangga.
Analisis:
Ucapan salam irasshai berfungsi sebagai ucapan untuk menyambut kedatangan seseorang.
Bentuk ucapan salam yang biasanya digunakan untuk menyambut kedatangan seseorang yaitu
irasshai dan irasshaimase. Kedua salam ini memiliki fungsi yang sama, namun pemakaiannya
sedikit berbeda.
Salam irasshai maupun irasshaimase seperti yang dijelaskan sebelumnya ditujukan kepada
orang yang datang ke tempat penutur berada. Ucapan ini memiliki pengertian „selamat datang di
tempat kami‟, dan juga „terima kasih atas kunjungannya ke toko/tempat usaha kami‟. Kedua salam
tersebut pada umumnya digunakan oleh pemilik atau pegawai sebuah toko atau tempat usaha untuk
menyambut kedatangan pelanggan atau pembeli. Ada sebagian toko atau tempat usaha lebih
memilih ucapan salam irasshai dibandingkan irasshaimase. Hal ini dikarenakan, pengucapan salam
irasshai dianggap lebih tegas dan mudah diucapkan, meskipun ucapan salam irasshaimase
terdengar lebih sopan dan elegan.
Pada data di atas, diceritakan bahwa Kyouko bermaksud menghadiri pembukaan sebuah salon
milik temannya. Sesampainya di dekat lokasi, Kyouko disambut oleh temannya yang akan
mengadakan acara pembukaan tersebut. Karena Kyouko merupakan salah seorang dari sekian
banyak tamu, maka Takumi selaku tuan rumah, menyambutnya dengan memberikan ucapan salam
irasshai.
Data 5
あ
日
い…..
休
へ
あ
入
来
昨日….. タクミ
ああ
ういうわ
いう
顔
紹
中島
俺
い
浪人時代
同級生…
何 変
中島
ビューテ フ
フ
あ
う
“Gomenkudasai” Soko e Satsuki ga haitte kita.
“A, kyou, yasumi nan desukedo. A, ashita….” Takumi wa aa, soiu wake ne, to iu kao wo suru.
“Shoukai suru yo. Ore no rounin jidai no doukyuusei…tte nanka hen da na. Nakajima Satsuki san.
Aa, mou Nakajima ja nai no ka”
(Byuutifururaifu, 2000:206)
Terjemahan:
“Permisi”, saat itu, Satsuki masuk ke dalam ruangan.
“Eh, hari ini kami libur. Besok….”, Takumi memperlihatkan raut wajah yang seolah-olah
mengatakan „ah, karena alasan itu Shuuji masih berada di salon‟.
“Aku perkenalkan. Ini adalah teman sekelasku saat kami gagal masuk universitas. Mungkin cukup
aneh jika dikatakan demikian. Nona Satsuki Nakajima. Eh, bukan Nakajima lagi ya?”
Analisis:
Ucapan salam gomenkudasai sebenarnya dapat digunakan untuk beberapa situasi. Yang
pertama, salam ini dapat digunakan sebagai pengganti ucapan salam yang berkaitan dengan waktu
seperti ohayou gozaimasu „selamat pagi‟, konnichiwa „selamat siang‟, konbanwa „selamat malam‟.
7
Yang kedua, ucapan salam ini juga mengandung makna „mohon maaf saya mendatangi rumah atau
tempat Anda‟ dan digunakan saat mengunjungi rumah atau tempat seseorang. Yang ketiga, ucapan
salam ini digunakan juga saat meninggalkan rumah atau tempat seseorang sebagai ucapan
perpisahan. Ucapan salam saat meninggalkan rumah atau tempat seseorang itu mengandung arti
„saya minta maaf telah mengambil waktu Anda‟.
Pada data di atas diceritakan bahwa Satsuki yang merupakan mantan kekasih Shuuji
berkunjung ke salon yang dikelola Shuji. Dalam waktu yang bersamaan, Takumi juga tiba-tiba
datang ke salon tersebut untuk melatih kemampuan dirinya memotong rambut. Satsuki yang
merupakan „orang luar‟, saat memasuki salon tersebut mengucapkan salam gomenkudasai untuk
menyatakan bahwa dirinya telah mengambil waktu Shuuji maupun Takumi di saat hari libur
mereka yang diisi dengan pelatihan.
4. KESIMPULAN
Bentuk, fungsi dan makna ucapan salam bahasa Jepang khususnya ucapan salam saat
memasuki dan meninggalkan suatu tempat (rumah atau ruangan) seperti tadaima, okaerinasai,
ojamashimasu, shiturei shimasu, gomenkudasai, and irasshai, memiliki penggunaannya masingmasing yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi antara penutur dan lawan tutur. Selain itu,
hubungan antara penutur dan lawan tutur juga sangat memengaruhi penggunaan ucapan salam
tersebut. Ucapan salam tadaima dan okaerinasai cenderung digunakan dalam lingkup keluarga atau
penutur yang memiliki hubungan dekat, sedangkan salam ojamashimasu, shitsurei shimasu,
gomenkudasai dan irasshai cenderung digunakan dalam situasi yang formal.
Ucapan Terima kasih
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Rektor Universitas
Udayana, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas
Udayana dan Dekan Fakultas Ilmu Budaya atas dukungan serta bantuan Dana PNBP Universitas
Udayana sehingga penelitian ini bisa terselesaikan. Penelitian ini dibiayai dari DIPA PNBP
Universitas Udayana sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Penelitian
Nomor:026/UN14.1.1/PNL.01.03.00/2015, tanggal 21 April 2015. Semoga penelitian ini dapat
memberikan sumbangan ilmiah, khususnya bagi kepentingan aspek kebahasaan.
DAFTAR PUSTAKA
Djadjasudarma,F. (1993) Metode Linguistik. Bandung: Eresco.
Daniel, Long dan Ohashi, Rie.(2013) Nihongo kara Tadoru Bunka .Hosho Daigaku Kyoiku
Shinkokai:Tokyo.
Hendry, Joy.(1987) Understanding Japanese Society.Routledge:London and New York.
Leech, Geoffrey N.(1983) Principles of Pragmatics. London: Longman.
Limei, Huang dan Kawamoto, Nobuyoshi. (1997) „Comparative Study on the Difference between
Chinese and Japanese Greetings-In View of the Education of Japanese Language in
the People‟s Republic of China‟ dalam jurnal Nihon Taiiku Daigaku Volume 26
Nomor 2.
Mizutani, Osamu & Nobuko. (1987) How To Be Polite In Japanese. Tokyo: The Japan Times.
Mahsun,M.S.(2005) Metode Penelitian Bahasa . Jakarta: Rajawali Pers.
Simanjuntak, Rotua Melda. (2005) ‟Basa-basi dalam Bahasa Batak Toba : Sebuah Kajian Bentuk,
Fungsi, dan Makna‟.Tesis. Denpasar:Universitas Udayana.
Sudaryanto.(1993) Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa . Jakarta: Duta Wacana University
Press.
Sibarani, Robert.(2004) Antropolinguistik:Antropolinguistik.Penerbit Poda: Medan.
Suzuki, Takao.(2013) Kotoba to Bunka .Iwanami:Tokyo.