Faktor-Faktor Rendahnya Cakupan AKDR di Puskesmas Langsa Tahun 2011

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Keinginan keluarga untuk memiliki anak sangat erat kaitannya dengan
pandangan masing-masing keluarga tentang pandangan masing-masing keluarga
tentang nilai anak (value of children). Semakin tinggi tanggung jawab keluarga
terhadap nilai anak maka semakin tinggi pula dorongan keluarga untuk
merencanakan jumlah anak ideal (BKKBN, 2007).
Pada masa lalu banyak terdapat pandangan masyarakat tentang jumlah anak
yang tidak sepenuhnya benar. Pendapat tradisional bahwa “banyak anak banyak
rejeki “ dan keluarga besar adalah suatu pelayanan luhur terhadap masyarakat
telah diganti dengan pendapat bahwa banyak anak banyak susah dan melahirkan
banyak anak adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab terhadap anak dan
masyarakat. Perubahan teknologi, ekonomi. Dan perubahan nilai semuanya
terlibat dalam perubahan besarnya jumlah anggota keluarga. Program KB harus
dilaksanakan

secara

intensif


untuk

menurunkan

angka

fertilitas

dan

membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).
(Fazidah : 2003)
Secara umum KB dapat diartikan sebagai usaha yang mengatur banyaknya
kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu ,bayi dan ayah
serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai
akibat langsung dari kehamilan tersebut. Diharapkan dengan adanya perencanaan
keluarga yang matang kehamilan merupakan suatu hal yang memang sangat

1


Universitas Sumatera Utara

2
diharapkan sehingga akan terhindar dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan.
(Pinem, 2008 : 19 ).
Sasaran program KB diabagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan sasaran
tidak langsung, tergantung dari tujuan yang ingin dicapai. Sasaran langsungnya
adalah pasangan usia subur (PUS) yang bertujuan untuk menurunkan tingkat
kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan. Sedangkan
sasaran tidak langsungnya adalah pelaksana dan pengelola KB, dengan tujuan
menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan
terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas, keluarga sejahtera.(
Handayani,2010 : 29 ).
Menurut Cunningham (1989), Kontrasepsi adalah menghindari / mencegah
terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur dengan sel
sperma. Untuk itu berdasarkan maksud dan tujuan kontrasepsi, maka yang
membutuhkan kontrasepsi adalah pasangan yang aktif melakukan hubungan seks
dan kedua-duanya memiliki kesuburan normal namun tidak menghendaki
kehamilan. ( pinem, 2008 : 27)

Kecocokan antara suatu metode kontrasepsi dan setiap klien bergantung
pada sejumlah faktor. Dalam memutuskan metode mana yang akan digunakan ,
klien dipengaruhi oleh kepentingan pribadi, pertimbangan kesehatan, biaya,
aksebilitas dan lingkungan budaya mereka. Faktor-faktor spesifik ini serta tingkat
kepentingan relatifnya berbeda dari satu pasangan kepasangan ke pasangan lain.
Selain itu faktor-faktor yang menentukan pemilihan dapat berubah seiring dengan
bertambahnya usia reproduksi klien sehingga diperlukan reevaluasi terhadap
metode apayang paling baik untuk memenuhi kebutuhan klien.

Universitas Sumatera Utara

3
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) lebih dikenal oleh orang awam
dengan istilah AKDR. Pengguna AKDR saat ini cukup banyak, menurut survey
yang dilakukan jumlah akseptornya berada diposisi ketiga setelah suntik dan pil.
Sebenarnya banyak keunggulan metode kontrasepsi ini namun begitu tidak
semua klien berminat dikarenakan berbagai alasan yang berbeda-beda seperti
takut efek samping, takut proses pemasangan, dilarang oleh suami karena takut
benangnya mengganggu saat bersenggama dan kurangnya pengetahuan tentang
KB AKDR. (Handayani,2010 : 138 ).

Alat Kontrasepsi dalam rahim (AKDR) merupakan pilihan kontrasepsi yang
paling efektif, aman, dan nyaman bagi wanita. Alat ini merupakan alat
kontrasepsi reversible yang paling sering digunakan diseluruh dunia dengan
pemakaian saat ini mencapai sekitar 100 juta wanita, sebagian besar berada di
cina. Generasi terbaru AKDR memiliki efektifitas lebih dari 99 % dalam
mencegah kehamilan. (Glasier, 2006 : 116)
Pada praktik menunjukan bahwa AKDR lebih efektif dari pada kontrasepsi
oral.

Karena

AKDR tidak banyak membutuhkan kepatuhan. Terlepas dari

kunjungan awal untu konseling dan pemasangan, tidak banyak yang dituntut
dalam hal waktu atau usaha dari pihak wanita untuk mencapai efektivitas
kontrasepsi. AKDR Modern bersifat efektif dan bekerja lama sementara AKDR
tembaga harganya lebih murah. Alat-alat ini menghasilkan kontrasepsi sampai 10
tahun sehingga sangat efektif . AKDR umumnya sangat mudah dikeluarkan dan
pemulihan kesuburannya berlangsung sangat cepat. Berbeda dengan metode
hormone, pada AKDR tidak ada kekhawatiran mengenai peningkatan penyakit

keganasan.( Glasier A, 2006 :119-122).

Universitas Sumatera Utara

4
Menurut Data BKKBN Nasional tahun 2011

Umlah peserta KB aktif

adalah 24.189.392 orang,dimana yang menggunakan AKDR 12,43 %, MOW
3,85%, implant 7,82%, suntik 49,15%, dan pil 26,75%.
Menurut hasil studi pendahuluan di Puskesmas Langsa Lama bulan
desember tahun 2011 didapat jumlah PUS tahun 2011 di wilayah Puskesmas
Langsa Lama adalah 3.991, akseptor KB aktifnya adalah 1.288, Dimana yang
menggunakan AKDR 42 (3,2%), pil 599 (46,9 %), kondom 160 (12,5%), suntik
491 (38,4%), implant 29 (2,3%), metode operasi 9 (0,7 %) .
Berdasarkan hasil studi diatas pengguna kontrasepsi AKDR diPuskesmas
Langsa tahun 2011 sedikit padahal AKDR adalah kontrasepsi jangka panjang.
Karena itu peneliti tertarik untuk meneliti Faktor-faktor rendahnya cakupan
AKDR di Puskesmas Langsa Lama tahun 2011

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka permasalahan
penelitian dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut :
Bagaimana cara ibu memilih alat kontrasepsi yang digunakan di wilayah
Puskesmas Langsa Lama tahun 2011.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui faktor –faktor rendahnya cakupan AKDR di Puskesmas
Langsa Lama.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik ibu akseptor KB
b. Mengetahui ibu memilih kontrasepsi karena faktor pengaruh orang lain

Universitas Sumatera Utara

5
c. Mengetahui

ibu


tidak

memilih

kontrasepsi

AKDR

berdasarkan

kemudahan metode
d. Mengetahui ibu tidak memilih kontrasepsi AKDR berdasarkan biaya
e. Mengetahui ibu tidak memilih kontrasepsi AKDR berdasarkan kesalahan
persepsi
f. Mengetahui ibu tidak memilih kontrasepsi AKDR berdasarkan keyakinan
religius
g. Mengetahui ibu tidak memilih kontrasepsi AKDR berdasarkan Informed
Choise
D. Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian dapat dijadikan sumber informasi dan masukan bagi petugas

kesehatan dan petugas lapangan KB dalam rangka perencanaan peningkatan
keikutsertaan wanita pasangan usia subur (PUS) dalam penggunaan KB
AKDR.
2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi dan masukan bagi
peneliti berikutnya yang meneliti berkaitan dengan KB AKDR pada PUS.
3. Memberi informasi kepada akseptor KB dan instansi-instansi terkait seperti
BKKBN mengenai mengapa cakupan pengguna kontrasepsi AKDR diKota
Langsa rendah.

Universitas Sumatera Utara