Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Cakupan Implant Di Puskesmas Dawuan Kabupaten Majalengka Periode Januari Sampai Desember Tahun 2001.

(1)

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA CAKUPAN M P L A N T DI PUSKESMAS DAWUAN KABUPATEN MAJALENGKA PERIODE

JANUARI SAMPAI DESEMBER TAHUN 2001

Magda Herestiani Gurasim, 99 10 140

Pembimbing : Surja Tanurahardja, dr., MPH., DTM&H.

Latar belakang : implant merupakan salah satu metode kontrasepsi yang dicanangkan pemerintah. Di Puskesmas Dawuan kabupaten Majalengka cakupan

implant hanya mencapai 30% dari target sebesar 70 %.

Tujuan : untuk mengetahui faktor- faktor yang menyebabkan rendahnya cakupan implant.

Metode penelitian : penelitian bersifat survei deskriptif dengan pengambilan data primer dan data sekunder di Puskesmas Dawuan kabupaten Majalengka periode Januari sampai Desember tahun 200 1.

Hasil : dari 60 responden, implant digunakan oleh 5 orang (8,3%). Sebanyak

48 orang (80%) memiliki pengetahuan kurang, 52 orang (86,67%) mempunyai sikap

dan perilaku yang kurang, 36 orang (60%) berpendidikan rendah, 47 orang (70,33%)

mendapat penyuluhan yang kurang, dan 49 orang (8 1,67%) berpendapat sisi ekonomi

implant termasuk mahal.

Kesimpulan : faktor penyebab rendahnya cakupan implant ialah kurangnya pengetahuan, sikap dan perilaku, pendidikan rendah, kurangnya penyuluhan dan mahalnya pemasangan implant,

Saran : meningkatkan penyuluhan, program bantuan pemerintah, program lintas sektoral diharapkan dapat meningkatkan cakupan implant.


(2)

ABSTRACT

THE FACTORS CAUSED LOW IMPLANT' SCOPE IN DA WUAN COMMUNITY HEALTH CENTER MAJALENGKA REGENCY FROM

JANUARY TO DECEMBER 2001

Magda Herestiani Gurasim, 99 10 140

Tutor : Surja Tanurahardja, dr., MPH., DTM&H

Background : Implant is one of contraception methods which is recommended by the government. In Dawuan Community Heulth Center Majalengka regency Implant scope is 30 % beneath the target which IS 70 %.

Objective : to find out the factor caused low implant ‘s scope.

Methods : this is a survei descriptive research study with taking a primary and secondary data in Dawuan Community Health ('enter Majalengka regency from

January to December 2001.

Results : from 60 respondent implant IS used by 5 respondent. 48 respondent(80%) have less knowledge, 52 respondent(86,67%) huve less attitude and

behavior, 36 respondent(60%) with Low education, 47 responden( 78,33%) have less information, 49 respondent(81,67%) says that implant is expensive.

conclusion : the factors caused low implant ‘s scope are less knowledge,

attitude and behavior, less information, low education level, the cost of implant which IS expensive.

Recommendation : increase the informution, government helping progrum, across sectoral program hoping can increase the itnplant ‘s scope.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

... ... I ..

JUDUL .

LEMBAR PERSETUJUAN ... II SURAT PERNYATAAN ... ... III

ABSTRAK ... ... Iv

ABSTRACK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ... DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... ... XI ... ... BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang ... 1

1 .3. Maksud dan Tujuan ... 2

1.4. Kegunaan Penelitian.. ... ... 2

1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 2

1.6. Metodc Penelitian ... 2

1.7. Lokasi dan Waktu ... 3

1.2. Identifikasi Masalah ... ... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian KB ... ... 4

2.2. Kontrasepsi Implant ... . 4

2.2.1. Macam-Macam Implant ... . 4

2.2.2. Mekanisme Kerja ... 8

2.2.3. Keuntungan dan Kerugian.. ... 2.2.4. Efektifitas Implant.. ... 2.2.5. Kontra Indikasi Implant. ... 10

2.2.6. Efek Samping ... ... 11

2.2.7. Prosedur Insersi Implant ... 1 1 2.2.8. Teknik Pencabutan Implant ... 13

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian ... ... 16

3.2. Metode Penelitian ... I6 3.3. Analisis Hasil Penelitian ... 16

..


(4)

BAB IV HASIL PEMBAHASAN . .

4.1. Hasil Penelitian ... 17

4.2. Pembahasan ... 22

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 24

5.2. Saran ... 24

DAFTAR PUSTAKA ... 25

LAMPIRAN ... 26

RIWAYAT HIDUP ... 32


(5)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.2. Persentase Pengetahuan dari 60 Responden ... 18

Tabel 4.3. Persentase Sikap dan Perilaku dari 60 Responden ... 18

Tabel 4.4. Persentase Pendidikan dari 60 Responden ... 19

Tabel 4.5. Persentase Penyuluhan dari 60 Responden ... 19

Tabel 4.6. Persentase Sisi Ekonorni Implant dari 60 Responden ... 20

Tabel 4.7. Cross Sectional table Pengetahuan dengan Implant ... 20

Tabel 4.8. Cross Sectional table Sikap dan Perilaku dengan Implant ... 20

Tabel 4.9. Cross Sectional table Pendidikan dengan Implant ... 21

Tabel 4.10. Cross Sectional table Penyuluhan dengan Implant ... 21

Tabel 4.1 1 . Cross Sectional table Sisi Ekonomi dengan Implant ... 21


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman KUESIONER .. .. . . .. . . ... . . .. . . . .. . .. ... .. ... .. .. .. . . .. . 26


(7)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kepadatan penduduk merupakan salah satu masalah besar yang dihadapi oleh

Indonesia sebagai negara berkembang. Untuk mencapai taraf negara maj u, maka

Sumber Daya Manusia harus ditingkatkan supaya dapat bersaing dalam era Globalisasi. Maka dibutuhkan suatu perencanaan jumlah dan susunan anggota keluarga supaya dapat terwujud keluarga yang berkualitas.

Dengan berpedoman pada teori Malthus yang menyatakan bahwa Sumber Daya Alam hanya dapat dikembangkan menurut deret hitung, sedangkan pertumbuhan dan perkembangan manusia berlangsung menurut deret ukur, maka kemampuan alam untuk menampung manusia sangat terbatas. Bila pertumbuhan penduduk tidak

dikendalikan akan terjadi krisis penduduk ; suatu keadaan dimana jumlah penduduk

melebihi jumlah makanan yang ada. Maka akan terjadi bahaya kelaparan dan segala

akibatnya seperti kejahatan, penyakit dan kematian. (Manuaba, 1995)

Pemerintah menyadari kemungkinan timbulnya kejadian tersebut diatas. Maka

dilakukan usaha untuk menekan laju pertumbuhan penduduk yaitu dengan program

Keluarga Berencana. Dimulailah suatu gerakan nasional untuk memperkenal kan program tersebut pada masyarakat.

Namun pada pelaksanaannya, program KB yang dicanangkan oleh pemerintah

tidak sesuai dengan harapan, terlihat dari tidak tercapainya taget yang telah

ditetapkan. Di Puskesmas Dawuwan, Kabupaten Majalengka, cakupan Program

Implant yang tercapai ialah 30 %, jauh dibawah target yaitu sebesar 70 %. Dengan

adanya penelitian mengenai pelaksanaan program KB di masyarakat, diharapkan adanya masukan agar kelak dapat tercapainya target pemerintah dan terwujud suatu


(8)

2

1.2. Identifikasi Masalah

Mengapa pelaksanaan cakupan program KB Implant tidak sesuai dengan target

Faktor-faktor apa yang menyebabkan cakupan implant tidak sesuai target

1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud : Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya cakupan

Implant.

Tujuan : Setelah mengetahui faktor-faktor penyebab, di harapkan ada

peningkatan cakupan Program KB metode Implant

1.4. Kegunaan Penelitian

Dengan diketahuinya faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya cakupan implant diharapkan dapat memberi masukan bagi puskesmas Dawuan agar dapat

lebih meningkatkan pelayanannya dalam program KB khususnya metode implant.

Juga dapat menjadi pengetahuan bagi Puskesmas lain dan organisasi-organisasi yang melakukan pelayanan KB metode implant.

1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Rendahnya cakupan program KB implant dapat disebabkan oleh banyak

faktor penyebab. Pengetahuan, sikap dan perilaku, penyuluhan, tingkat pendidikan, faktor ekonomi diduga merupakan beberapa faktor penyebab rendahnya cakupan implant di puskesmas Dawuan Kabupaten Majalengka.

1.6. Metode Penelitian

Penelitian bersifat survei deskriptif dengan pengambilan data primer melalui

bantuan kuesioner dan data sekunder dari arsip Register Pelayanan Keluarga

Berencana Puskesmas Dawuan kabupaten Majalengka periode Januari sampai Desember 200 1.


(9)

3

1.7. Lokasi dan Waktu

Penelitian berlangsung mulai Februari-Agustus 2002 bertempat di Puskesmas


(10)

24

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya cakupan implant di Puskesmas Dawuwan Kabupaten Majalengka antara lain adalah kurangnya pengetahuan ibu- ibu mengenai implant dan kurangnya sikap dan perilaku. Hal ini disebabkan karena penyuluhan yang kurang dan rendahnya tingkat pendidikan. Selain itu ada juga faktor ekonomi implant yang dianggap mahal.

5.2. Saran

Saran untuk mengatasi masalah Rendahnya Cakupan Program KB Implant ialah :

a. Meningkatkan penyuluhan, baik kwantitas maupun kualitas. Pengadaan

penyuluhan yang lebih sering, dengan menggunakan bahasa yang lebih mudah dipahami, penggunaan alat peraga juga melibatkan peran tokoh agama dan tokoh masyarakat.

b. Pengadaan program bantuan pemerintah bagi masyarakat yang kurang mampu sehingga hambatan sisi ekonomis implant yang dianggap mahal dapat diatasi. c. Pengadaan program swzdaya masyarakat, misalnya acara arisan.

d. Pengadaan program Lintas Sektoral yaitu kerjasama antara Dinas Kesehatari dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yaitu untuk meningkatkan pendidikan pada masyarakat sehingga tingkat pendidikan masyarakat bertambah dan dapat meningkatkan cakupan program KB Implant.

Dengan saran - saran tersebut diatas diharapkan merupakan masukan bagi

semua pihak dalam upaya untuk meningkatkan cakupan program KB lmplant di


(11)

25

DAFTAR PUSTAKA

Cunningham, F. G., P. C. MacDonald, N. F. Grant,'et al'. 1997.Williams

Obstetrics. edition. Connecticut. Appleton & Lange. 1354.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1999.Panduan Buku Klinis Program Pelayunan Keluarga Berencana Jakarta. Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat. 47.

Hanafi Hartanto. 1996. Keluarga Berencuna Dan Kontrasepsi. Jakarta. Pustaka Sinar Harapan. 179- 193.

Keder, L. M., 2001. Contraception. Dalam : Seifer, D. B., P. Samuels, D. A. Kniss,

(ed) : The Physiologic Basis of Gynecology and Obstetrics. Philadelphia.

Lippincot Williams & Wilkins. 278- 287.

Rustam Mochtar. 1998. Sinopsis Obstetri . edisi 2. Jakarta. EGC. 280.

Speroff, L., Philip D. 1996. A Clinical Guide for Contraception. edition.


(1)

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kepadatan penduduk merupakan salah satu masalah besar yang dihadapi oleh Indonesia sebagai negara berkembang. Untuk mencapai taraf negara maj u, maka Sumber Daya Manusia harus ditingkatkan supaya dapat bersaing dalam era Globalisasi. Maka dibutuhkan suatu perencanaan jumlah dan susunan anggota keluarga supaya dapat terwujud keluarga yang berkualitas.

Dengan berpedoman pada teori Malthus yang menyatakan bahwa Sumber Daya Alam hanya dapat dikembangkan menurut deret hitung, sedangkan pertumbuhan dan perkembangan manusia berlangsung menurut deret ukur, maka kemampuan alam untuk menampung manusia sangat terbatas. Bila pertumbuhan penduduk tidak dikendalikan akan terjadi krisis penduduk ; suatu keadaan dimana jumlah penduduk melebihi jumlah makanan yang ada. Maka akan terjadi bahaya kelaparan dan segala akibatnya seperti kejahatan, penyakit dan kematian. (Manuaba, 1995)

Pemerintah menyadari kemungkinan timbulnya kejadian tersebut diatas. Maka dilakukan usaha untuk menekan laju pertumbuhan penduduk yaitu dengan program Keluarga Berencana. Dimulailah suatu gerakan nasional untuk memperkenal kan program tersebut pada masyarakat.

Namun pada pelaksanaannya, program KB yang dicanangkan oleh pemerintah tidak sesuai dengan harapan, terlihat dari tidak tercapainya taget yang telah ditetapkan. Di Puskesmas Dawuwan, Kabupaten Majalengka, cakupan Program Implant yang tercapai ialah 30 %, jauh dibawah target yaitu sebesar 70 %. Dengan adanya penelitian mengenai pelaksanaan program KB di masyarakat, diharapkan adanya masukan agar kelak dapat tercapainya target pemerintah dan terwujud suatu


(3)

1.2. Identifikasi Masalah

Mengapa pelaksanaan cakupan program KB Implant tidak sesuai dengan target

Faktor-faktor apa yang menyebabkan cakupan implant tidak sesuai target

1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud : Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya cakupan Implant.

Tujuan : Setelah mengetahui faktor-faktor penyebab, di harapkan ada peningkatan cakupan Program KB metode Implant

1.4. Kegunaan Penelitian

Dengan diketahuinya faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya cakupan implant diharapkan dapat memberi masukan bagi puskesmas Dawuan agar dapat lebih meningkatkan pelayanannya dalam program KB khususnya metode implant. Juga dapat menjadi pengetahuan bagi Puskesmas lain dan organisasi-organisasi yang melakukan pelayanan KB metode implant.

1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Rendahnya cakupan program KB implant dapat disebabkan oleh banyak faktor penyebab. Pengetahuan, sikap dan perilaku, penyuluhan, tingkat pendidikan, faktor ekonomi diduga merupakan beberapa faktor penyebab rendahnya cakupan implant di puskesmas Dawuan Kabupaten Majalengka.

1.6. Metode Penelitian

Penelitian bersifat survei deskriptif dengan pengambilan data primer melalui bantuan kuesioner dan data sekunder dari arsip Register Pelayanan Keluarga Berencana Puskesmas Dawuan kabupaten Majalengka periode Januari sampai Desember 200 1.


(4)

1.7. Lokasi dan Waktu

Penelitian berlangsung mulai Februari-Agustus 2002 bertempat di Puskesmas Dawuan kabupaten Majalengka.


(5)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya cakupan implant di Puskesmas Dawuwan Kabupaten Majalengka antara lain adalah kurangnya pengetahuan ibu- ibu mengenai implant dan kurangnya sikap dan perilaku. Hal ini disebabkan karena penyuluhan yang kurang dan rendahnya tingkat pendidikan. Selain itu ada juga faktor ekonomi implant yang dianggap mahal.

5.2. Saran

Saran untuk mengatasi masalah Rendahnya Cakupan Program KB Implant ialah :

a. Meningkatkan penyuluhan, baik kwantitas maupun kualitas. Pengadaan penyuluhan yang lebih sering, dengan menggunakan bahasa yang lebih mudah dipahami, penggunaan alat peraga juga melibatkan peran tokoh agama dan tokoh masyarakat.

b. Pengadaan program bantuan pemerintah bagi masyarakat yang kurang mampu sehingga hambatan sisi ekonomis implant yang dianggap mahal dapat diatasi. c. Pengadaan program swzdaya masyarakat, misalnya acara arisan.

d. Pengadaan program Lintas Sektoral yaitu kerjasama antara Dinas Kesehatari dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yaitu untuk meningkatkan pendidikan pada masyarakat sehingga tingkat pendidikan masyarakat bertambah dan dapat meningkatkan cakupan program KB Implant.

Dengan saran - saran tersebut diatas diharapkan merupakan masukan bagi semua pihak dalam upaya untuk meningkatkan cakupan program KB lmplant di wilayah Kerja Puskesmas Dawuwan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Cunningham, F. G., P. C. MacDonald, N. F. Grant,'et al'. 1997.Williams Obstetrics. edition. Connecticut. Appleton & Lange. 1354.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1999.Panduan Buku Klinis Program Pelayunan Keluarga Berencana Jakarta. Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat. 47.

Hanafi Hartanto. 1996. Keluarga Berencuna Dan Kontrasepsi. Jakarta. Pustaka Sinar Harapan. 179- 193.

Keder, L. M., 2001. Contraception. Dalam : Seifer, D. B., P. Samuels, D. A. Kniss, (ed) : The Physiologic Basis of Gynecology and Obstetrics. Philadelphia. Lippincot Williams & Wilkins. 278- 287.

Rustam Mochtar. 1998. Sinopsis Obstetri . edisi 2. Jakarta. EGC. 280.

Speroff, L., Philip D. 1996. A Clinical Guide for Contraception. edition. Maryland. Williams & Wilkins. 128-143.