Bab XVI Transmigrasi

BAB XVI
TRANSMIGRASI
A. Pendahuluan.
Kebidjaksanaan transmigrasi menurut R.P.L.T. terbagi atas 2
bagian:
(1) djangka waktu setahun: Pembentukan Panitia Tetap Pelaksana
Transmigrasi. Panitia ini memperintji dan melengkapkan kebidjaksanaan-kebidjaksanaan sehingga mendjadi Rentjana Transmigrasi Empat Tahun jang lengkap hingga detail-detailnja.
(2) djangka waktu empat tahun: Tahun-tahun kedua sampai
dengan kelima Panitia tadi melaksanakan transmigrasi sesuai
dengan rentjana jang telah disusun selengkap-lengkapnja.
Berkenaan dengan reorganisasi-reorganisasi dalam pemerintahan
rentjana-rentjana tersebut diatas baru dapat dimulai pada kira-kira
pertengahan tahun 1958 dengan adanja Peraturan Pemerintah
No. 56/1958 tentang Pokok-pokok Penjelenggaraan Transmigrasi.
Sebagai landjutan dari P.P. No. 56/1958 ini, telah terbentuk
Dewan Pertimbangan Transmigrasi jang bertugas melengkapkan
rentjana-rentjana transmigrasi,
B. Perkembangan.
Walaupun Dewan Pertimbangan Transmigrasi baru terbentuk pada
tahun 1958, sementara itu usaha-usaha transmigrasi terus dilakukan.
Berhubung bahan-bahan jang diterima dari Daerah belum lengkap,

jang dapat dilaporkan hanjalah keadaan dari tahun 1956 s/d 30
Djuni 1958.
Penjelengaraan usaha-usaha transmigrasi itu kebanjakan ditudjukan kedaerah-daerah jang sudah lama dibuka, jakni ke Sumatera Selatan.
Daerah ini masih tetap merupakan daerah penjelenggaraan transmigrasi jang terbesar. Disamping itu terdjadi djuga pengizinan
kedaerah-daerah lain.
Sedjak 1956 hingga 30 Djuni 1958, dari 19 objek jang harus
diselenggarakan menurut R.P.L.T. baru dapat dilaksanakan 3 objek
sadja jakni (1) Sukadana (Lampung Tengah), (2) Pulau Mainan
(Sawahlunto), (3) Konaweha Kendari (Sulawesi Tenggara) karena
mengenai objek-objek lainnja masih harus diadakan penjelidikan
421

tanah jang lebih mendalam oleh Djawatan Transmigrasi, sekalipun
sebelum perang telah dilakukan oleh Balai Penjelidikan Tanah
Bogor.
PENGIRIMAN TRANSMIGRAN.

Tabel 197.
Objek
1. Sukadana

2. Pulau Mainan
3. Konaweha Kendari .

1956

1957

1958

809 k.k.
251 ,,
219 ,,

293 k.k.








1.279 k.k.

293 k.k.



Sumber : Djawatan Transmigrasi Pusat

Untuk menghindari tertundanja ataupun kelambatan didalam
penjelenggaraan. transmigrasi, maka pengiriman dilakukan kedaerah-daerah jang tak termasuk R.P.L.T., tetapi jang sudah lama
dibuka, ada jang sebelum perang, ada pula jang sesudah 1950,
tetapi jang sudah pernah diselidiki tanahnja dan dinjatakan baik.
Banjaknja transmigran jang dikirimkan kedaerah-daerah itu adalah sebagai berikut :
PENGIRIMAN TRANSMIGRAN : 1956 — 30-6 1958
DILUAR R.P.L.T.

Tabel 198.

1. Sumatera Selatan

2. Djambi.
3. Sumatra Utara
4. Sumatra Tengah
5. Kalimantan Barat
6.

Tengah
7.

Selatan
8.

Timur
9. Sulawesi

1956

1957

1958


4.675 k.k.

413 „
324
171 „

3.423 k.k.

100 „

1.812 k.k.



192
100





3S8



703



150



250



6.091 k.k,

Sumber: Djawatan Transmigrasi Pusat


422

4.968 k.k.



80

1.892 k.k.

Agar dapat diperoleh perbandingan sedikit apakah setelah 1956
terdapat perubahan tentang djumlah pengiriman dibandingkan
dengan tahun-tahun sebelumnja, maka ternjata bahwa terdapat
gedjala pengiriman jang menurun sesudah 1955. Hal ini dapat
terlihat pada tabel dibawah ini.
PENGIRIMAN TRANSMIGRAN 1951 1956.

(Kepala Keluarga).


Tabel 199.
Ka Daerah-daerah

1951

1952

1953

1954

1955

1. Sum. Selatan
2. „
Utara
3. „ Tengah

650




3624



8005

304

6490
500
293

4104
174
161

4. Kal. Barat
5. „ Timur

6. „ Selatan
7. Sul. Selatan
8. „ Utara
9. Maluku
10. Banten




26


114




77



154



733


89
1010

250
171
188

267
109
21

28
525

76
302
121


790

3885

10141

8409

5491

Sumber: Djawatan Transmigrasi Pusat.

Bagian terbesar dari pengiriman diatas berlangsung ke Sumatera
Selatan. Dalam R.P.L.T. Sumatera Selatan akan merupakan inti dari
pada pelaksanaan transmigrasi dan hal ini terlihat pada Tabel 1
dan Tabel 2.
Ternjata bahwa djumlah transmigran jang dipindahkan tergantung dari besarnja perbelandjaan. Djika pembelandjaan banjak,
maka djumlah pengiriman transmigran . djuga banjak begitupun
sebaliknja.
Dari tabel dibawah ini ternjata bahwa djumlah transmigran jang
dikirim tergantung dari besarnja biaja jang tersedia.
Dalam tahun 1956 s/d V1/1958 terdjadi pengiriman ke objek-objek
baik jang termasuk maupun jang tak termasuk R.P.L.T.
Didalam angka-angka diatas tidak termasuk angka-angka transmigrasi spontan karena sulit diperoleh, lagi pula tidak mendjadi
tanggung djawab Pemerintah c.q. Djawatan Transmigrasi.

423

Djumlah transmigran jang dikirim dan pengeluaran keuangan
Djawatan Transmigrasi.
Ta b e l 200.
Tahun
1950)
1951)
1952:
1953.
1954
1955
1956
1957
s/d Djuni/1958

Djumlah pengeluaran
(Rp. 1.000,—)
Rp.








170
15.685
49.577
56.216
50.078
67.257
57.802
18.007

Djumlah pengiriman
k.k.








790
3.855
10.141
8.409
5.491
7.370
5.261
1.892

Sumber: Djaw. Transmigrasi Pusat.
C. Pembiajaan.
Dari pembiajaan sebesar Rp. 383 djuta menurut R.P.L.T. jang
disediakan untuk penjelenggarakan transmigrasi selama 5 tahun,
telah dikeluarkan sedjak 1956 hingga Djuni 1958 Rp. 143 djuta.
Dengan djumlah ini dapat dikirimkan 12.523 kepala keluarga. Atas
dasar sisanja sebanjak Rp. 240 djuta dapat dikira-kirakan djumlah
transmigran jang dapat dikirimkan dalam 2½ tahun jang akan
datang ini (± 22.000 keluarga).
.
Taksiran ink hanja berlaku djika bagian jang terbesar dari pengiriman jang akan datang itu ditudjukan ke Sumatera Selatan, dimana
telah banjak terdapat fasilitet-fasilitet Pemerintah berupa djalandjalan, djembatan-djembatan dan lain-lain. Djika pengiriman dilakukan kedaerah-daerah jang belum memiliki fasilitet-fasilitet ini,
maka ongkos-ongkos tetap ini akan mendjadi lebih besar hingga
mempengaruhi djumlah transmigran jang dikirim.
Harus diingat pula nilai dari pada uang kita jang semakin merosot jang ikut mempengaruhi pengiriman transmigran.
Djika kebidjaksanaan transmigrasi ini hanja didasarkan pada
kemampuan keuangan Pemerintah sadja, maka masalah kepadatan
penduduk di Djawa tidak akan terpetjahkan.
Baik diperhatikan bahwa dinegara mana djuga transmigrasi
semata-mata tidak dapat memetjahkan persoalan penduduk. Usahausaha transmigrasi harus ditambah dengan usaha-usaha lain, misal424

nja industrialisasi, perbaikan tjara penanaman, pembatasan kelahiran dan sebagainja.
Tabel dibawah ini menundjukkan betapa ketjil persentase penduduk Djawa & Madura jang dipindahkan dibandingkan dengan
pertambahan Penduduk.
PENDUDUK DJAWA & MADURA DENGAN MIGRANMIGRAN JANG DIPINDAHKAN PEMERINTAH
KEPULAU-PULAU LAIN.

Tabel 201.
Tahun

1951
1952
1953
1954
1955
1956
1957
1958
Sumber:

Penduduk Djawa &
Madura (dalam
djuta)
51,2
51,9
52,8
53,6
54,4
55,1
56.
belum ada angka2

Migran2
Pertambahan
100.000

Djumlah

700.000
700.000
900.000
800.000
800.000
700.000
900.000


2.552
16.923
35.619
25.764
17.247
22.938
18.869
8.514

jg. dipindahkan
% dari pertambahan
0,4
2,4
4
3,2
2,2
3,2
2,1


1. untuk Penduduk: Statistical Pocketbook 1958, hal. 11.
2. untuk Migran² : (1) Transmigrasi 1951 — 1955, hal. 20—23.
(2) Djawatan Transmigrasi Pusat.

Salah satu tjara untuk mempertinggi penjelenggaraan transmigrasi dalam rangka pengurangan kepadatan penduduk di Djawa
dan Madura jalah dengan mengaktivir penjelenggaraan transmigrasi spontaan seperti jang diandjurkan dalam R.P.L.T.
Namun untuk dapat mempertinggi usaha ini harus terdapat sjaratsjarat antara lain perbaikan perhubungan antara daerah-daerah
padat dengan daerah-daerah baru, daja penarik ekonomis, sosial,
kebudajaan dari daerah-daerah baru.
Pada waktu ini Indonesia sangat terganggu dalam lapangan perhubungan laut. Pentjatutan kartjis di Djakarta (setasiun Tanah
Abang) amat meradjalela hingga menghambat perdjalanan orangorang jang hendak ke Sumatera Selatan melalui Merak.
Meskipun objek-objek jang termasuk R.P.L.T. telah diselidiki
semua namun pengiriman transmigran akan tetap mendapat kesukaran selama alat-alat perhubungan belum disempurnakan, hal mana
djuga dialami oleh Filippina sebagai suatu negara kepulauan.

425