S PGSD 1205187 Chapter5

BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.

Kesimpulan
Berdasarkan

hasil

penelitian

dan

pembahasan

tentang

pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan strategi REACT (Relating, Experiencing,

Applying, Cooperating and Transfering) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang telah
dilaksanakan di salah satu SDN di kota Bandung, maka dapat diambil kesimpulan
berikut ini:
1. Penerapan strategi REACT (Relating, Experiencing, Applying, Cooperating
and Transfering) di kelas IVA dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Dalam menggunakan
strategi REACT,

guru telah melaksanakan langkah-langkah pembelajaran

sesuai dengan RPP yang telah dibuat dan disesuaikan dengan langkah-langkah
strategi REACT. Langkah-langkah Strategi REACT yang telah dilaksanakan
yaitu: (1) Menghubungkan (Relating); (2) Mengalami (Experiencing); (3)
Mengaplikasikan

(Applying);

(4)


kerja

sama

(Cooperating);

serta (5)

Mentransfer (Transfering). Peserta didik mengikuti setiap langkah-langkah
strategi REACT yang diterapkan dengan tertib dan sesuai dengan perintah guru.
Peserta didik terlihat aktif, antusias dan senang selama proses pembelajaran
sehingga peserta didik mudah untuk memahami.
2. Aktivitas belajar siswa menunjukkan mengalami peningkatan. Hal ini terlihat
dari peningkatan seluruh indikator aktivitas siswa yang meliputi lima kegiatan
aktivtas, yaitu; aktivitas visual (terkait membaca, dan melihat video/gambar),
aktivitas lisan (bertanya, menjawab pertanyaan, dan berpendapat), aktivitas
menulis (mencatat dan mengerjakan tugas), aktivitas mendengar (diskusi), dan
aktivitas emosional (berani) yang telah dinilai oleh observer pada setiap siklus.
VENY ELISKA SARI, 2016
PENERAPAN STRATEGI REACT (RELATING, EXPERIENCING, APPLYING, COOPERATING, AND

TRANSFERING) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS D AN HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

130

131

Anak dapat dikatakan aktif apabila aktivitas siswa sebesar 75-100%. Pada
siklus I aktivitas belajar siswa dikatakan cukup aktif karena presentasenya
sebesar 60,86% , pada siklus II aktivitas belajar siswa masih dalam kategori
cukup aktif namun presentasenya sudah meningkat menjadi 73,88% dan pada
siklus III aktivitas belajar siswa sudah dapat dikatakan aktif karena mengalami
peningkatan yang signifikan menjadi 92,62%.
3. Hasil belajar siswa menunjukkan mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari
hasil evaluasi belajar yang di tes setiap akhir siklus. Selain itu, ketuntasan
belajar secara klasikal juga mengalami peningkatan dari kategori rendah,
sedang kemudian menjadi kategori tinggi. Nilai rata-rata kelas juga mengalami
peningkatan dari kategori kurang, meningkat menjadi kategori baik. Presentase
ketuntasan belajar siswa pada siklus pertama sebesar 46%, pada siklus kedua
sebesar 75% dan pada siklus ketiga sebesar 87,5%. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dengan
menggunakan strategi REACT.

B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil analisis penerapan dan peningkatan aktivitas dan hasil belajar
peserta didik pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, penerapan strategi REACT
(Relating,

Experiencing,

Applying,

Cooperating

and

Transfering)

dapat


meningkatkan aktivitas guru dan peserta didik serta kemampuan meningkatkan hasil
belajar semakin baik. Oleh karena itu, agar proses pembelajaran menggunakan
strategi REACT dapat berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan, maka
dari itu peneliti mengajukan beberapa rekomendasi yang berdasarkan temuan-temuan
selama penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Dalam

menerapkan

strategi

REACT

(Relating,

Experiencing,

Applying,


Cooperating, and Transfering) harus memperhatikan beberapa hal, antara lain
sebagai berikut:

VENY ELISKA SARI, 2016
PENERAPAN STRATEGI REACT (RELATING, EXPERIENCING, APPLYING, COOPERATING, AND
TRANSFERING) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS D AN HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

132

a. Pada tahap menghubungkan (relating), guru harus mampu menghubungkan
materi

pembelajaran

berdasarkan

kehidupan

sehari-hari


yang

ada

di

lingkungan siswa dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami siswa.
Guru harus memberikan beberapa pertanyaan berkaitan dengan materi
prasayarat yang harus dikuasai siswa sebelumnya. Adanya reward dan
punishment dapat membangkitkan motivasi siswa untuk semangat belajar.
Menggunakan

“tepuk

fokus”

merupakan

salah


satu

cara

untuk

mengembalikan konsentrasi siswa yang hilang.
b. Pada tahap mengalami (experiencing), guru harus memberikan arahan yang
jelas ketika siswa terjun langsung kelapangan (ke luar kelas) untuk mengamati
langsung

yang

terjadi berdasarkan

kehidupan

sehari-hari.


Guru

harus

memberikan pertanyaan-pertanyaan pancingan agar siswa mau menceritakan
kesulitan-kesulitan
mengeluarkan

selama

proses

experiencing,

berbagai macam pertanyaan.

sehingga

Selain itu,


siswa

dapat

sebaiknya guru

menggunakan media dan metode pembelajaran yang bervariasi di setiap
pertemuan pembelajaran agar siswa semangat dan termotivasi untuk terus
belajar.
c. Pada tahap menerapkan (applying), guru harus mengingatkan siswa agar
menuliskan secara lengkap catatan atau langkah-langkah yang ada pada setiap
pembelajaran. Misalnya, menuliskan langkah teknik pengolahan pada secara
sederhana

secara

lengkap

dan


tepat.

Selain

itu,

guru

harus

dapat

mengkondisikan siswa yang mengobrol dan tidak memperhatikan penjelasan
yang diberikan guru dengan mengingatkan kembali tata tertib.
d. Pada tahap kerja sama (cooperating), guru harus berkeliling ke setiap
kelompok untuk memastikan bahwa semua siswa dalam kelompok ikut terjun
langsung di dalamnya. Pentingnya menekankan kegiatan kelompok pada
siswa, karena kegiatan kelompok sangat baik dilaksanakan untuk melatih
kerja sama siswa serta saling membantu antar teman.
e. Pada tahap mentransfer (transfering), guru harus mengkondisikan siswa agar
menyimak presentasi yang sedang berlangsung. Guru harus lebih ekstra dalam
VENY ELISKA SARI, 2016
PENERAPAN STRATEGI REACT (RELATING, EXPERIENCING, APPLYING, COOPERATING, AND
TRANSFERING) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS D AN HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

133

mengkondisikan kelas agar tidak ribut dan peserta didik tidak melakukan halhak yang tidak relevan dengan pembelajaran.

2. Bagi Sekolah
Semoga hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu alternatif pengembangan
kurikulum

sehingga

strategi

REACT

(Relating,

Experiencing,

Applying,

Cooperating and Transfering) ini dapat diterapkan dalam pembelajaran.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Penelitian

dengan

strategi REACT (Relating,

Experiencing,

Applying,

Cooperating and Transfering) harus lebih memperhatikan langkah-langkah
pembelajarannya

dan

lebih

memperhatikan

pengelolaan

kelas

serta

penggunaan media yang lebih bervariatif
b. Strategi REACT (Relating, Experiencing, Applying, Cooperating and
Transfering) dapat digunakan dalam penelitian yang lainnya yang berbeda
materi maupun mata pelajaran untuk meningkatkan aktivitas dan kemampuan
hasil belajar peserta didik dengan subjek yang lebih luas dan jenjang yang
berbeda pula.

VENY ELISKA SARI, 2016
PENERAPAN STRATEGI REACT (RELATING, EXPERIENCING, APPLYING, COOPERATING, AND
TRANSFERING) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS D AN HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu