S PGSD 1205187 Chapter1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan sebagai salah satu sektor yang mendapatkan banyak pengaruh
dari laju perkembangan teknologi, sehingga dapat kita rasakan perubahannya
dari waktu ke waktu. Salah satu perubahan dalam dunia pendidikan yang
terlihat jelas telah dilakukan di Indonesia yaitu telah berulang kalinya terjadi
perubahan kurikulum pendidikan. Perubahan kurikulum tersebut tidak lain
bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Kurikulum menurut UU No. 20 Tahun 2003 (dalam FKM SPs UPI, 2014
hlm. 5) yaitu seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Kurikulum

2013

adalah

kurikulum


yang

berlaku

dalam

sistem

pendidikan Indonesia. Kurikulum ini merupakan kurikulum tetap diterapkan
oleh pemerintah untuk menggantikan kurikulum 2006 (yang sering disebut
sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).

Kurikulum 2013 atau

kurikulum nasional mengharuskan siswa aktif dalam melakukan kegiatan
pembelajaran. Oleh karena itu, guru seharusnya menciptakan strategi yang
efektif dan efisien sehingga siswa mempunyai keinginan belajar yang tinggi.
Guru juga harus peka ketika kegiatan belajar mengajar sudah membosankan
bagi siswa,


maka guru harus segera memodifikasi model pengajaran,

sehingga siswa tetap berada dalam suasana yang kondusif untuk belajar.
Namun pada kenyataannya, saat ini cukup banyak guru yang kesulitan untuk
menciptakan suasana belajar yang kondusif serta mendorong aktivitas siswa,
sehingga siswa menjadi kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini
menyebabkan siswa menjadi kurang berkembang secara optimal dan hasil
belajarnya pun kurang memuaskan.
Dalam kegiatan proses pembelajaran, sering kali kita melihat dan
mendengar bahwa seorang guru ditempatkan sebagai satu-satunya sumber
Veny Eliska Sari, 2016
PENERAPAN STRATEGI REACT (RELATING, EXPERIENCING, APPLYING, COOPERATING, AND
TRANSFERING) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS D AN HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

2


ilmu pengetahuan. Banyak guru yang mengumpamakan siswa seperti wadah
yang kosong yang siap diisi ilmu pengetahuan oleh guru. Padahal seharusnya
seorang guru tidak boleh beranggapan seperti itu karena sebenarnya siswa
sudah memiliki pengetahuan yang berbeda-beda yang mereka dapatkan dari
orang tua maupun lingkungannya.
Implementasi dari belajar adalah hasil belajar. Jadi, untuk mendapatkan
hasil belajar siswa yang maksimal maka harus dipenuhinya faktor-faktor yang
mempengaruhi proses belajar. Salah satunya adalah dengan menggunakan
model pembelajaran yang sesuai dengan proses belajar mengajar di kelas.
Pembelajaran akan lebih efektif apabila diselenggarakan melalui modelmodel pembelajaran yang termasuk dalam kelompok pemrosesan informasi.
Hal ini dikarenakan model-model pemrosesan informasi menekankan pada
bagaimana seseorang berpikir dan bagaimana dampaknya terhadap cara-cara
mengolah informasi sehingga tujuan belajar yang diharapkan dapat tercapai.
Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi yang saya lakukan di SD
CPS 5 kelas IVA ditemukan beberapa hal di antaranya yaitu kurikulum yang
digunakan menggunakan kurikulum 2013, namun proses belajar mengajar
yang terjadi di dalam kelas membosankan bagi siswa karena aktivitas yang
dilakukan siswa dalam kelas hanya mendengarkan ceramah guru. Guru
kurang bisa menciptakan suasana belajar yang aktif. Hal tersebut tergambar
dari kepasifan siswa dalam menjawab ataupun mengemukakan pendapat yang

berhubungan dengan tema yang sedang dipelajari. Khususnya pada mata
pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Keadaan tersebut disebabkan oleh
kurang tepatnya strategi pembelajaran yang mengharuskan siswa berperan
aktif. Sehingga menjadikan siswa kurang memahami materi pembelajaran
yang disampaikan oleh guru karena pembelajaran yang bersifat satu arah saja.
Pembelajaran IPA salah satu idealnya adalah pembelajaran yang mampu
menghubungkan materi yang disampaikan oleh guru dengan kehidupan nyata
siswa. Dengan demikian siswa akan lebih aktif dan memahami konsep yang
dipelajarinya karena dikaitkan dengan kehidupan nyata siswa sehari-hari. Hal

Veny Eliska Sari, 2016
PENERAPAN STRATEGI REACT (RELATING, EXPERIENCING, APPLYING, COOPERATING, AND
TRANSFERING) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS D AN HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

itu sebagaimana yang ada pada taksonomi Bloom yang mengatakan bahwa
IPA diharapkan dapat memberikan pengetahuan (kognitif).
Data deskripsi hasil dari kegiatan pengamatan di dalam kegiatan belajar

mengajar di kelas IVA ditemukan banyak sekali permasalahan, diantaranya:
pertama, aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran sangat tidak maksimal,
hal itu di karenakan guru masih menggunakan metode ceramah dalam
mengajar. Kedua, antusias siswa sangat kurang. Terlihat dari sebagian besar
siswa pasif pada saat proses pembelajaran, seperti hanya diam saja bahkan
ada yang mengganggu temannya ketika proses belajar mengajar. Ketiga, guru
tidak menggunakan metode atau strategi pembelajaran yang variatif sehingga
menyebabkan siswa bosan dan mengalami kesulitan dalam memahami materi
pembelajaran. Keempat, hasil belajar siswa yang kurang baik, khususnya
pada mata pelajaran IPA karena masih terdapat beberapa nilai yang kurang
memuaskan atau di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Kondisi seperti ini menyebabkan adanya beberapa masalah yang muncul
dalam proses seperti: 1. Terdapat banyak siswa yang mengbrol (mengganggu
teman yang lain) saat pembelajaran berlangsung; 2. Pembelajaran terlihat
pasif,

terlihat

dari kurangnya


siswa

yang

bertanya

mengenai materi

pembelajaran; dan 3. Siswa hanya mampu menghafal konsep-konsep saja.
Melihat dari permasalahan di atas maka disimpulkan bahwa aktivitas
siswa dalam mengikuti pembelajaran sangat rendah sehingga berdampak pada
kurangnya pemahaman siswa terhadap materi, sehingga mengakibatkan hasil
belajar siswa menurun. Hal ini dibuktikan berdasarkan hasil observasi peneliti
ketika guru mitra sedang melakukan proses pembelajaran, aktivitas siswa
hanya mencapai 43% sehingga menyebabkan hasil belajar siswa yang
diperoleh hanya mencapai 33,3%, jauh di bawah nilai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 70. Hal ini terjadi karena
siswa yang sudah mencapai KKM sebanyak 8 orang siswa dan siswa yang
belum mencapai KKM sebanyak 16 orang siswa.
Saat ini telah ada berbagai macam model, metode, teknik dan strategi

pembelajaran yang dapat kita gunakan untuk membelajarkan siswa sesuai
Veny Eliska Sari, 2016
PENERAPAN STRATEGI REACT (RELATING, EXPERIENCING, APPLYING, COOPERATING, AND
TRANSFERING) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS D AN HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

dengan cara dan gaya belajar mereka sehingga tercipta tujuan pembelajaran
yang dapat dicapai dengan optimal. Untuk mengatasi bahwa pembelajaran
bukan hanya sekedar mengetahui isi materi tetapi juga dapat memahami isi
materi tersebut, guru dapat menerapkan salah satu teknik atau metode
pembelajaran

yang

mengusulkan

strategi


berorientasi

pada

REACT

aktivitas

siswa.

Maka

Experiencing,

(Relating,

peneliti

Applying,


Cooperating, and Transfering) untuk membantu guru menghidupkan aktivitas
siswa dan meningkatkan hasil belajar.
Berdasarkan

permasalahan

diatas,

maka

penulis

tertarik

untuk

mengambil sebuah judul Penelitian Tindakan Kelas “Penerapan Srategi
REACT (Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, and Transfering)
untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa”


B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dideskripsikan, maka dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1.

Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran dengan strategi REACT (Relating,
Experiencing, Applying, Cooperating, and Transfering) untuk meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas IV Sekolah
dasar?

2.

Bagaimanakah peningkatan aktivitas belajar siswa dengan strategi REACT
(Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, and Transfering) pada mata
pelajaran IPA di kelas IV Sekolah dasar?

3.

Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa dengan strategi REACT
(Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, and Transfering) pada mata

pelajaran IPA di kelas IV Sekolah dasar?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1.

Mendeskripsikan

pelaksanaan

pembelajaran

dengan

strategi

REACT

(Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, and Transfering) untuk
Veny Eliska Sari, 2016
PENERAPAN STRATEGI REACT (RELATING, EXPERIENCING, APPLYING, COOPERATING, AND
TRANSFERING) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS D AN HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di
kelas IV Sekolah dasar.
2.

Mendeskripsikan seberapa besar peningkatan aktivitas belajar siswa dengan
menggunakan

strategi

REACT

(Relating,

Experiencing,

Applying,

Cooperating, and Transfering) pada pembelajaran IPA kelas IV Sekolah
Dasar.
3.

Mendeskripsikan seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa dengan
menggunakan

strategi

REACT

(Relating,

Experiencing,

Applying,

Cooperating, and Transfering) pada pembelajaran IPA kelas IV Sekolah
Dasar.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
1.

Manfaat teoritis
Penerapan

strategi

REACT

(Relating,

Experiencing,

Applying,

Cooperating, and Transfering) mendorong siswa untuk ikut aktif dalam
pembelajaran.

Dengan

menggunakan

strategi REACT ini siswa dapat

menghubungkan, mengalami, menerapkan, bekerjasama serta mentransfer apa
yang telah ia pelajari.
2.

Manfaat praktis

a.

Bagi siswa, diharapkan hasil penelitian dapat menumbuhkan keaktifan dan
interaksi saat pembelajaran serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

b.

Bagi guru,

diharapkan hasil penelitian dapat memberikan pengetahuan

mengenai penerapan strategi REACT (Relating, Experiencing, Applying,
Cooperating, and Transfering) yang dapat menjadi wahana baru untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
c.

Bagi sekolah, diharapkan hasil penelitian dapat memberikan gambaran dalam
menerapkan kebijakan mengenai penerapan strategi REACT (Relating,
Experiencing, Applying, Cooperating, and Transfering) sehingga dapat
diterapkan oleh guru yang lain dan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengembangan dan penyempurnaan program pengajaran disekolah.

Veny Eliska Sari, 2016
PENERAPAN STRATEGI REACT (RELATING, EXPERIENCING, APPLYING, COOPERATING, AND
TRANSFERING) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS D AN HASIL BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu