Business Ethic and GG Risk Management AD
Business Ethic & GG
Risk Management
ADE CASWITO
55116120090
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2017
0
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BCA
Sistem Manajemen Risiko
Dalam rangka pengendalian risiko, BCA telah mengimplementasikan kerangka Dasar
Manajemen Risiko (Risk Management Framework) secara terpadu yang dituangkan dalam
Kebijakan Dasar Manajemen Risiko (KDMR). Kerangka tersebut digunakan sebagai sarana
untuk penetapan strategi, organisasi, kebijakan dan pedoman, serta infrastruktur BCA sehingga
dapat dipastikan bahwa semua risiko yang dihadapi BCA dapat dikenali, diukur, dikendalikan
dan dilaporkan dengan baik.
o
Risiko-risiko yang dikelola
Risiko-risiko yang dikelola terdiri dari 10 (sepuluh) jenis risiko, yaitu:
1. Risiko Kredit
Organisasi perkreditan terus disempurnakan dengan berbasis prinsip “empat mata” (“four
eyes principle”) dimana keputusan kredit diambil berdasarkan pertimbangan dari dua sisi,
yaitu sisi pengembangan bisnis dan sisi analisis risiko kredit.
2. Risiko Pasar
Dalam mengelola risiko nilai tukar valuta asingnya, BCA memusatkan pengelolaan posisi
devisa neto pada Divisi Tresuri, yang menggabungkan laporan posisi devisa neto harian
dari semua cabang. Secara umum, setiap cabang diharuskan untuk menutup risiko nilai
tukar valuta asingnya pada setiap akhir hari kerja, walaupun ada batas toleransi posisi
devisa neto untuk setiap cabang tergantung pada besarnya aktivitas transaksi valuta asing
di cabang tersebut. BCA membuat laporan posisi devisa neto harian yang
menggabungkan posisi devisa neto dalam laporan posisi keuangan konsolidasian maupun
rekening administratif (off-balance sheet accounts).
3. Risiko Likuiditas
BCA sangat mementingkan penjagaan kecukupan likuiditas dalam memenuhi
komitmennya kepada para nasabah dan pihak lainnya, baik dalam rangka pemberian
kredit, pembayaran kembali simpanan nasabah, maupun untuk memenuhi kebutuhan
likuiditas operasional. Fungsi pengelolaan kebutuhan likuiditas secara keseluruhan ini
dilakukan oleh ALCO dan secara operasional oleh Divisi Tresuri.
4. Risiko Operasional
Basel Accord II mewajibkan Bank untuk memasukkan risiko operasional sebagai salah
satu komponen di dalam perhitungan kecukupan modal suatu Bank. Sehubungan dengan
haltersebut, BCA telah mengimplementasikan Risk Control Self Assessment (RCSA) ke
seluruhCabang/Wilayah dan ke Divisi atau Unit Kerja yang dinilai memiliki risiko
operasional yangcukup signifian di Kantor Pusat. Salah satu tujuan implementasi RCSA
adalah untuk mena- namkan risk culture (budaya mengelola risiko) dan meningkatkan
1
risk awareness(kesadaran akan risiko) yang merupakan syarat utama dalam pengelolaan
risiko.
5. Risiko Hukum
Risiko hukum inheren dinilai berdasarkan potensi kerugian atas kasus-kasus yang terjadi
di BCA dan Perusahaan Anak yang sedang dalam proses di pengadilan dibagi dengan
modal secara konsolidasi. Parameter yang digunakan untuk menghitung potensial
kerugian atas kasus yang sedang dalam proses di pengadilan adalah dasar gugatan (kasus
posisi), nilai perkara, dan dokumentasi hukum.
6. Risiko Reputasi
Penilaian atas risiko reputasi dilakukan dengan menggunakan parameter-parameter
seperti jumlah keluhan dan publikasi negatif serta pencapaian penyelesaian keluhan.
Penilaian tersebut disusun dalam laporan profi risiko reputasi setiap triwulan.
7. Risiko Stratejik
Penilaian risiko stratejik inheren dilakukan dengan menggunakan parameter-parameter
seperti kesesuaian strategi dengan kondisi lingkungan bisnis, strategi berisiko rendah dan
strategi berisiko tinggi, posisi bisnis BCA dan pencapaian Rencana Bisnis Bank.
8. Risiko Kepatuhan
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia yang berlaku, BCA telah menunjuk salah
seorang anggota Direksi sebagai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan. Dalam
pelaksanaan tugasnya, Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan dibantu oleh
Satuan Kerja Kepatuhan (SKK) yang bertugas untuk mengelola risiko kepatuhan BCA.
SKK juga bertanggung jawab terhadap penerapan Program Anti Pencucian Uang dan
Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT).
9. Risiko Transaksi Intra-grup
Penilaian risiko transaksi intra-grup inheren dilakukan dengan menggunakan
parameterparameter seperti komposisi transaksi intra-grup dalam Konglomerasi
Keuangan,dokumentasi dan kewajaran transaksi serta informasi lainnya
10. Risiko Asuransi
Penilaian risiko asuransi inheren dilakukan dengan menggunakan parameter-parameter
seperti risiko teknikal, dominasi risiko asuransi terhadap keseluruhan lini usaha, bauran
risiko produk dan jenis manfaat, serta struktur reasuransi.
Trend kualitas penerapan manajemen risiko untuk periode mendatang adalah stabil. Hal ini
disebabkan Peringkat tingkat risiko dari 10 (sepuluh) jenis risiko yang dinilai adalah sebagai
berikut:
2
• Risiko yang memiliki peringkat tingkat risiko “low” adalah Risiko Pasar, Risiko Likuiditas,
Risiko
Hukum,
Risiko
Transaksi
Intra-Grup
dan
Risiko
Asuransi.
• Risiko yang memiliki peringkat tingkat risiko “low to moderate” adalah Risiko Kredit, Risiko
Operasional, Risiko Reputasi, Risiko Stratejik, dan Risiko Kepatuhan. Peringkat profi risiko
BCA dan Terintegrasi yang “low to moderate” ini dapat tercapai karena BCA dan Perusahaan
Anak telah menerapkan proses manajemen risiko secara cukup efektif dan efiien pada seluruh
aktivitasnya. karena BCA dan Perusahaan Anak secara terus menerus meningkatkan penyesuaian
pengelolaan manajemen risiko di semua aktivitasnya sehingga BCA dan Perusahaan Anak dapat
mengidentifiasi, mengukur, memantau dan mengendalikan setiap risiko yang ada.
Risk Management
Risk Management / Manajemen Resiko adalah sebuah cara yang sistematis dalam memandang
sebuah resiko dan menentukan dengan tepat penanganan resiko tersebut. Ini merupakan sebuah
sarana untuk mengidentifikasi sumber dari resiko dan ketidakpastian, dan memperkirakan
dampak yang ditimbulkan dan mengembangkan respon yang harus dilakukan untuk menanggapi
resiko.
Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain,
menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua
konsekuensi risiko tertentu. Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk
mengurangi risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada
tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang
disebabkan oleh lingkungan, manusia, teknologi, dan politik. Risiko dapat dikategorikan ke
dalam dua bentuk Risiko Spekulatif (Business Risk) : Yaitu suatu keadaan yang dihadapi
perusahaan yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian.
Seseorang yang menginvestasikan dananya disuatu tempat menghadapi dua kemungkinan.
Kemungkinan pertama investasinya menguntungkan atau malah investasinya merugikan. Risiko
yang dihadapi seperti ini adalah risiko spekulatif. Risiko Murni (Pure Risk):
Yaitu sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak
mungkin menguntungkan. Salah satu contoh adalah kebakaran, apabila perusahaan menderita
kebakaran,maka perusahaan tersebut akan menderita kerugian. kemungkinan yang lain adalah
tidak terjadi kebakaran. Dengan demikian, kebakaran hanya menimbulkan kerugian, bukan
menimbulkan keuntungan, kecuali ada kesengajaan untuk membakar dengan maksud-maksud
tertentu.
Definisi Manajamen Resiko adalah pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam
penanggulangan risiko, terutama risiko yang dihadapi oleh organisasi/perusahaan, keluarga, dan
masyarakat. Jadi mencakup kegiatan merencanakan, mengorganisir, menyusun,
memimpin/mengkoordinir dan mengawasi (termasuk mengevaluasi) program penanggulangan
risiko.
1. Fungsi Menemukan Potensi kerugian (Risk Diagnostic)
3
(proses analisis untuk menemukan Risiko potensial)
2. Fungsi Pengukuran kerugian (Risk Evaluation)
(proses mengukur frekuensi dan tingkat keparahan risiko).
3. Fungsi Penanggulangan kerugian (Risk handling)
(proses membuat keputusan untuk teknik menanggulangi risiko yang terjadi).
Manfaat Manajemen Resiko :
Berguna untuk mengambil keputusan dalam menangani masalah-masalah yang rumit.
Memudahkan estimasi biaya..
Memberikan pendapat dan intuisi dalam pembuatan keputusan yang dihasilkan dalam
cara yang benar.
Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk menghadapi resiko dan
ketidakpastian dalam keadaan yang nyata.
Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk memutuskan berapa banyak
informasi yang dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah.
Meningkatkan pendekatan sistematis dan logika untuk membuat keputusan.
Menyediakan pedoman untuk membantu perumusan masalah.
Memungkinkan analisa yang cermat dari pilihan-pilihan alternatif.
Manfaat Manajemen Resiko yang diberikan terhadap perusahaan dibagi dalam 5 kategori utama
yaitu :
Manajemen risiko mungkin dapat mencegah perusahaan dari kegagalan.
Manajemen risiko menunjang secara langsung peningkatan laba.
Manajemen risiko dapat memberikan laba secara tidak langsung.
Adanya ketenangan pikiran bagi manajer yang disebabkan oleh adanya perlindungan
terhadap risiko murni, merupakan harta non material bagi perusahaan itu.
Manajemen risiko melindungi perusahaan dari risiko murni, dan karena kreditur
pelanggan dan pemasok lebih menyukai perusahaan yang dilindungi maka secara tidak
langsung menolong meningkatkan public image.
4
Sasaran yang akan dicapai Manajemen Resiko antara lain :
Survival
Kedamaian pikiran
Memperkecil biaya
Menstabilkan pendapatan perusahaan
Memperkecil atau meniadakan gangguan operasi perusahaan
Melanjutkan pertumbuhan perusahaan
Merumuskan tanggung jawab social perusahaan terhadap karyawan dan masyarakat.
Contoh Diagram Risk Management Dalam Asuransi:
Berikut ini adalah contoh diagram Risk Management Dalam Perusahaan asuransi, yang
digunakan sebagai kontrol minimalisasi resiko perusahaaan.
5
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_risiko
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/09/manajemen-resiko-definisi-dan-manfaat.html
http://www.parwito.com/2016/06/pengertian-dan-manfaat-risk-management.html
6
Risk Management
ADE CASWITO
55116120090
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2017
0
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BCA
Sistem Manajemen Risiko
Dalam rangka pengendalian risiko, BCA telah mengimplementasikan kerangka Dasar
Manajemen Risiko (Risk Management Framework) secara terpadu yang dituangkan dalam
Kebijakan Dasar Manajemen Risiko (KDMR). Kerangka tersebut digunakan sebagai sarana
untuk penetapan strategi, organisasi, kebijakan dan pedoman, serta infrastruktur BCA sehingga
dapat dipastikan bahwa semua risiko yang dihadapi BCA dapat dikenali, diukur, dikendalikan
dan dilaporkan dengan baik.
o
Risiko-risiko yang dikelola
Risiko-risiko yang dikelola terdiri dari 10 (sepuluh) jenis risiko, yaitu:
1. Risiko Kredit
Organisasi perkreditan terus disempurnakan dengan berbasis prinsip “empat mata” (“four
eyes principle”) dimana keputusan kredit diambil berdasarkan pertimbangan dari dua sisi,
yaitu sisi pengembangan bisnis dan sisi analisis risiko kredit.
2. Risiko Pasar
Dalam mengelola risiko nilai tukar valuta asingnya, BCA memusatkan pengelolaan posisi
devisa neto pada Divisi Tresuri, yang menggabungkan laporan posisi devisa neto harian
dari semua cabang. Secara umum, setiap cabang diharuskan untuk menutup risiko nilai
tukar valuta asingnya pada setiap akhir hari kerja, walaupun ada batas toleransi posisi
devisa neto untuk setiap cabang tergantung pada besarnya aktivitas transaksi valuta asing
di cabang tersebut. BCA membuat laporan posisi devisa neto harian yang
menggabungkan posisi devisa neto dalam laporan posisi keuangan konsolidasian maupun
rekening administratif (off-balance sheet accounts).
3. Risiko Likuiditas
BCA sangat mementingkan penjagaan kecukupan likuiditas dalam memenuhi
komitmennya kepada para nasabah dan pihak lainnya, baik dalam rangka pemberian
kredit, pembayaran kembali simpanan nasabah, maupun untuk memenuhi kebutuhan
likuiditas operasional. Fungsi pengelolaan kebutuhan likuiditas secara keseluruhan ini
dilakukan oleh ALCO dan secara operasional oleh Divisi Tresuri.
4. Risiko Operasional
Basel Accord II mewajibkan Bank untuk memasukkan risiko operasional sebagai salah
satu komponen di dalam perhitungan kecukupan modal suatu Bank. Sehubungan dengan
haltersebut, BCA telah mengimplementasikan Risk Control Self Assessment (RCSA) ke
seluruhCabang/Wilayah dan ke Divisi atau Unit Kerja yang dinilai memiliki risiko
operasional yangcukup signifian di Kantor Pusat. Salah satu tujuan implementasi RCSA
adalah untuk mena- namkan risk culture (budaya mengelola risiko) dan meningkatkan
1
risk awareness(kesadaran akan risiko) yang merupakan syarat utama dalam pengelolaan
risiko.
5. Risiko Hukum
Risiko hukum inheren dinilai berdasarkan potensi kerugian atas kasus-kasus yang terjadi
di BCA dan Perusahaan Anak yang sedang dalam proses di pengadilan dibagi dengan
modal secara konsolidasi. Parameter yang digunakan untuk menghitung potensial
kerugian atas kasus yang sedang dalam proses di pengadilan adalah dasar gugatan (kasus
posisi), nilai perkara, dan dokumentasi hukum.
6. Risiko Reputasi
Penilaian atas risiko reputasi dilakukan dengan menggunakan parameter-parameter
seperti jumlah keluhan dan publikasi negatif serta pencapaian penyelesaian keluhan.
Penilaian tersebut disusun dalam laporan profi risiko reputasi setiap triwulan.
7. Risiko Stratejik
Penilaian risiko stratejik inheren dilakukan dengan menggunakan parameter-parameter
seperti kesesuaian strategi dengan kondisi lingkungan bisnis, strategi berisiko rendah dan
strategi berisiko tinggi, posisi bisnis BCA dan pencapaian Rencana Bisnis Bank.
8. Risiko Kepatuhan
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia yang berlaku, BCA telah menunjuk salah
seorang anggota Direksi sebagai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan. Dalam
pelaksanaan tugasnya, Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan dibantu oleh
Satuan Kerja Kepatuhan (SKK) yang bertugas untuk mengelola risiko kepatuhan BCA.
SKK juga bertanggung jawab terhadap penerapan Program Anti Pencucian Uang dan
Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT).
9. Risiko Transaksi Intra-grup
Penilaian risiko transaksi intra-grup inheren dilakukan dengan menggunakan
parameterparameter seperti komposisi transaksi intra-grup dalam Konglomerasi
Keuangan,dokumentasi dan kewajaran transaksi serta informasi lainnya
10. Risiko Asuransi
Penilaian risiko asuransi inheren dilakukan dengan menggunakan parameter-parameter
seperti risiko teknikal, dominasi risiko asuransi terhadap keseluruhan lini usaha, bauran
risiko produk dan jenis manfaat, serta struktur reasuransi.
Trend kualitas penerapan manajemen risiko untuk periode mendatang adalah stabil. Hal ini
disebabkan Peringkat tingkat risiko dari 10 (sepuluh) jenis risiko yang dinilai adalah sebagai
berikut:
2
• Risiko yang memiliki peringkat tingkat risiko “low” adalah Risiko Pasar, Risiko Likuiditas,
Risiko
Hukum,
Risiko
Transaksi
Intra-Grup
dan
Risiko
Asuransi.
• Risiko yang memiliki peringkat tingkat risiko “low to moderate” adalah Risiko Kredit, Risiko
Operasional, Risiko Reputasi, Risiko Stratejik, dan Risiko Kepatuhan. Peringkat profi risiko
BCA dan Terintegrasi yang “low to moderate” ini dapat tercapai karena BCA dan Perusahaan
Anak telah menerapkan proses manajemen risiko secara cukup efektif dan efiien pada seluruh
aktivitasnya. karena BCA dan Perusahaan Anak secara terus menerus meningkatkan penyesuaian
pengelolaan manajemen risiko di semua aktivitasnya sehingga BCA dan Perusahaan Anak dapat
mengidentifiasi, mengukur, memantau dan mengendalikan setiap risiko yang ada.
Risk Management
Risk Management / Manajemen Resiko adalah sebuah cara yang sistematis dalam memandang
sebuah resiko dan menentukan dengan tepat penanganan resiko tersebut. Ini merupakan sebuah
sarana untuk mengidentifikasi sumber dari resiko dan ketidakpastian, dan memperkirakan
dampak yang ditimbulkan dan mengembangkan respon yang harus dilakukan untuk menanggapi
resiko.
Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain,
menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua
konsekuensi risiko tertentu. Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk
mengurangi risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada
tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang
disebabkan oleh lingkungan, manusia, teknologi, dan politik. Risiko dapat dikategorikan ke
dalam dua bentuk Risiko Spekulatif (Business Risk) : Yaitu suatu keadaan yang dihadapi
perusahaan yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian.
Seseorang yang menginvestasikan dananya disuatu tempat menghadapi dua kemungkinan.
Kemungkinan pertama investasinya menguntungkan atau malah investasinya merugikan. Risiko
yang dihadapi seperti ini adalah risiko spekulatif. Risiko Murni (Pure Risk):
Yaitu sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak
mungkin menguntungkan. Salah satu contoh adalah kebakaran, apabila perusahaan menderita
kebakaran,maka perusahaan tersebut akan menderita kerugian. kemungkinan yang lain adalah
tidak terjadi kebakaran. Dengan demikian, kebakaran hanya menimbulkan kerugian, bukan
menimbulkan keuntungan, kecuali ada kesengajaan untuk membakar dengan maksud-maksud
tertentu.
Definisi Manajamen Resiko adalah pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam
penanggulangan risiko, terutama risiko yang dihadapi oleh organisasi/perusahaan, keluarga, dan
masyarakat. Jadi mencakup kegiatan merencanakan, mengorganisir, menyusun,
memimpin/mengkoordinir dan mengawasi (termasuk mengevaluasi) program penanggulangan
risiko.
1. Fungsi Menemukan Potensi kerugian (Risk Diagnostic)
3
(proses analisis untuk menemukan Risiko potensial)
2. Fungsi Pengukuran kerugian (Risk Evaluation)
(proses mengukur frekuensi dan tingkat keparahan risiko).
3. Fungsi Penanggulangan kerugian (Risk handling)
(proses membuat keputusan untuk teknik menanggulangi risiko yang terjadi).
Manfaat Manajemen Resiko :
Berguna untuk mengambil keputusan dalam menangani masalah-masalah yang rumit.
Memudahkan estimasi biaya..
Memberikan pendapat dan intuisi dalam pembuatan keputusan yang dihasilkan dalam
cara yang benar.
Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk menghadapi resiko dan
ketidakpastian dalam keadaan yang nyata.
Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk memutuskan berapa banyak
informasi yang dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah.
Meningkatkan pendekatan sistematis dan logika untuk membuat keputusan.
Menyediakan pedoman untuk membantu perumusan masalah.
Memungkinkan analisa yang cermat dari pilihan-pilihan alternatif.
Manfaat Manajemen Resiko yang diberikan terhadap perusahaan dibagi dalam 5 kategori utama
yaitu :
Manajemen risiko mungkin dapat mencegah perusahaan dari kegagalan.
Manajemen risiko menunjang secara langsung peningkatan laba.
Manajemen risiko dapat memberikan laba secara tidak langsung.
Adanya ketenangan pikiran bagi manajer yang disebabkan oleh adanya perlindungan
terhadap risiko murni, merupakan harta non material bagi perusahaan itu.
Manajemen risiko melindungi perusahaan dari risiko murni, dan karena kreditur
pelanggan dan pemasok lebih menyukai perusahaan yang dilindungi maka secara tidak
langsung menolong meningkatkan public image.
4
Sasaran yang akan dicapai Manajemen Resiko antara lain :
Survival
Kedamaian pikiran
Memperkecil biaya
Menstabilkan pendapatan perusahaan
Memperkecil atau meniadakan gangguan operasi perusahaan
Melanjutkan pertumbuhan perusahaan
Merumuskan tanggung jawab social perusahaan terhadap karyawan dan masyarakat.
Contoh Diagram Risk Management Dalam Asuransi:
Berikut ini adalah contoh diagram Risk Management Dalam Perusahaan asuransi, yang
digunakan sebagai kontrol minimalisasi resiko perusahaaan.
5
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_risiko
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/09/manajemen-resiko-definisi-dan-manfaat.html
http://www.parwito.com/2016/06/pengertian-dan-manfaat-risk-management.html
6