Analisis Tingkat Capaian Kebijakan dan S

ANALISIS TINGKAT CAPAIAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PEMBANGUNAN SANITASI BIDANG AIR LIMBAH
KOTA DENPASAR
I Made Wahyu Wijaya
Mata Kuliah:
Strategi Pembangunan Sektoral — RE

Magister Teknik Sanitasi Lingkungan
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
2016

I. PENDAHULUAN

Berdasarkan data statistik wisatawan tahun 2014, kedatangan wisatawan mancanegara ke
Pulau Bali mengalami peningkatan yang cukup pesat dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.
Peningkatan kunjungan terbesar wisatawan mancanegara ke Pulau Bali terjadi pada tahun
2014, yakni mencapai 14,89% dari tahun sebelumnya. Untuk menunjang sektor pariwisata,
Kota Denpasar memiliki 29 unit hotel berbintang dan 257 unit akomodasi lainnya. Kota
Denpasar merupakan destinasi wisata internasional yang memiliki beberapa objek wisata,

berupa pantai, lokasi peninggalan sejarah, pasar seni tradisional, dan taman kota. Sektor
pariwisata merupakan salah satu sumber pendapatan daerah, selain sektor pertanian dan jasa.
Seiring peningkatan jumlah kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara, maka perlu
diikuti dengan pemeliharaan lingkungan untuk menjaga kenyamanan wisatawan. Berdasarkan
hal tersebut, peningkatan kualitas lingkungan menjadi salah satu prioritas pembangunan di
Kota Denpasar dan Kabupaten Badung. Berdasarkan kondisi eksisting, banyak terjadi
pencemaran lingkungan terutama pada wilayah sungai, pantai, dan sumur penduduk yang
disebabkan oleh air limbah. Kegiatan penggunaan air oleh penduduk lokal maupun wisatawan
akan meningkatkan produksi air limbah yang umumnya dibuang secara langsung ke saluran
drainase ataupun sungai tanpa ada pengolahan terlebih dahulu. Adanya bahan pencemar yang
terkandung dalam air limbah, seperti zat organik, nutrien, partikel padat, atau senyawa
berbahaya lainnya dapat mencemari ekosistem air. Air limbah yang dibuang ke sungai atau
saluran drainase akan terbawa ke laut dan berpotensi mencemari ekosistem laut.
Dalam rangka penyehatan lingkungan permukiman yang berkelanjutan, dan peningkatan
derajat kesehatan masyarakat Indonesia sehingga masyarakat dapat menjadi lebih produktif
perlu dilakukan pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman yang ramah
lingkungan. Dalam upaya mewujudkan situasi dan kondisi permukiman sehat yang diinginkan
dan memenuhi target Millenium Development Goals (MDGs) yang disepakati dalam KTT
Millenium PBB bulan September 2000, diperlukan rencana, program, dan pelaksanaan
kegiatan yang terpadu, efisien, dan efektif. Memenuhi Kebijakan dan Strategi Nasional

Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman diatur dalam Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No 16/PRT/M/2008 Tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional
Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman (KSNP-SPAPP).

1
Analisis Tingkat Capaian Kebijakan dan Strategi Pembangunan Sanitasi Bidang Air Limbah di Kota Denpasar

Dalam Peraturan tersebut diatur 5 (lima) kebijakan yaitu:
Kebijakan 1: Peningkatan akses prasarana dan sarana air limbah baik sistem on site maupun
off site di perkotaan dan perdesaan untuk perbaikan kesehatan masyarakat
Kebijakan 2: Peningkatkan peran masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam penyelenggaraan
pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman.
Kebijakan 3: Pengembangan perangkat peraturan perundangan penyelenggaraan pengelolaan
air limbah permukiman
Kebijakan 4: Penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas personil pengelolaan air
limbah permukiman.
Kebijakan 5: Peningkatan dan pengembangan alternatif sumber pendanaan pembangunan
prasarana dan sarana air limbah pemukiman.
Kota Denpasar merupakan tujuan wisata internasional, sehingga pengelolaan lingkungan,
khususnya sanitasi menjadi salah satu prioritas utama bagi pemerintah. Selain berasal dari

kegiatan penduduk di permukiman, penyediaan akomodasi bagi para wisatawan juga
menimbulkan peningkatan produksi air limbah domestik. Air limbah domestik yang dibuang
langsung ke badan air dapat mencemari badan air dan menurunkan kualitas air. Upaya
pencegahan masuknya air limbah domestik yang tidak teroleh telah dilakukan oleh pemerintah
melalui Sanitasi berbasis Masyarakat (Sanimas) untuk pengolahan skala komunal dan
Denpasar Sewerage Development Project (DSDP) sebagai pengolahan air limbah domestik
terpusat skala kawasan, serta Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Suwung untuk
pengolahan lumpur tinja.
Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui tingkat capaian pembangunan sanitasi
bidang air limbah di Kota Denpasar ditinjau dari kebijakan pengelolaan air limbah
permukiman. Tingkat capaian yang akan dikaji dalam studi ini meliputi akses sanitasi air
limbah permukiman, peran masyarakat dalam pengembangan air limbah, perangkat peraturan
air limbah serta kelembagaan. Berdasarkan rencana tindak strategis untuk kebijakan tersebut,
maka studi ini didukung dengan adanya rencana pembangunan sanitasi bidang air limbah,
sasaran, arah kebijakan, serta program pembangunan di Kota Denpasar.

2
Analisis Tingkat Capaian Kebijakan dan Strategi Pembangunan Sanitasi Bidang Air Limbah di Kota Denpasar

II. GAMBARAN UMUM WILAYAH


2.1 Kondisi Fisik Wilayah
Kota Denpasar merupakan salah satu kota di Provinsi Bali dengan luas wilayah
127,98 km2 atau 2,27% dari seluruh luas wilayah Provinsi Bali. Kota Denpasar dibentuk
berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1992 dan diresmikan tanggal 27 Pebruari 1992
merupakan peningkatan status dari Kota Administratif Denpasar. Kota Denpasar terletak pada
daerah yang sangat strategis baik dari segi ekonomis maupun dari kepariwisataan karena
merupakan titik sentral berbagai kegiatan sekaligus sebagai penghubung antar Kabupaten. Kota
Denpasar terletak diantara 080 44”49´LS dan 1150 16”27´BT. Ditinjau dari Topografi keadaan
medan Kota Denpasar secara umum miring kearah selatan dengan ketinggian berkisar antara
0-75 m diatas permukaan laut. Morfologi landai dengan kemiringan lahan sebagian tepi
kemiringan bisa mencapai 15%. Curah hujan rata-rata Kota Denpasar mencapai 100 mm per
bulan. Temperature rata-rata pada tahun 2013 sebesar 25,40C-28,70C dengan rata-rata 270C.
bulan terdingin terjadi pada bulan Agustus dengan temperature 25,70C, sedangkan bulan
terpanas terjadi pada bulan Denpasar dengan rata-rata temperature 280C. Kelembaban udara
rata-rata tahun 2013 berkisar antara 745-835 dengan rata-rata 76,8%. Sebesar 76,41% dari luas
wilayah Kota Denpasar merupakan lahan bukan pertanian yang digunakan untuk jalan,
permukiman, perkantoran, dan fasilitas umum lainnya. Sedangkan, sebesar 23,59% merupakan
lahan pertanian yang meliputi lahan sawah dan lahan bukan sawah. Beberapa sungai yang
melintasi wilayah Kota Denpasar, diantaranya Tukad Ayung, Tukad Badung, Tukad Mati,

Tukad Penggawa, dan Tukad Abianbase dengan total luas daerah yang dialiri adalah 2.557
hektar.
Secara administrasi, Kota Denpasar dibagi menjadi 4 Kecamatan, 16 Kelurahan dan 27
Desa meliputi Kecamatan Denpasar Barat, Denpasar Timur, Denpasar Selatan dan Denpasar
Utara. Batas wilayah Kota Denpasar adalah di sebelah utara dan barat berbatasan dengan
Kabupaten Badung (Kecamatan Mengwi, Abian Semal dan Kuta), di sebelah timur berbatasan
dengan Kabupaten Gianyar (Kecamatan Sukawati) dan Selat Badung, dan di sebelah selatan
berbatasan dengan Kabupaten Badung (Kecamatan Kuta) dan Selat Badung. Persentase
pembagian luas wilayah kecamatan di Kota Denpasar disajikan pada gambar di bawah ini.

3
Analisis Tingkat Capaian Kebijakan dan Strategi Pembangunan Sanitasi Bidang Air Limbah di Kota Denpasar

Gambar 1. Peta wilayah Kota Denpasar

Gambar 2. Persentase pembagian wilayah kecamatan di Kota Denpasar

4
Analisis Tingkat Capaian Kebijakan dan Strategi Pembangunan Sanitasi Bidang Air Limbah di Kota Denpasar


2.2 Kependudukan
Berdasarkan hasil data dari BPS Kota Denpasar, jumlah penduduk Kota Denpasar pada
tahun 2014 adalah 863.600 jiwa yang terdiri dari 440.900 (51,05%) penduduk laki-laki, dan
422.700 perempuan (48,95%). Kota Denpasar merupakan wilayah dengan kepadatan penduduk
tertinggi di Provinsi Bali, yakni mencapai 6.759 jiwa/ km2. Jumlah penduduk tertinggi terdapat
di Kecamatan Denpasar Selatan, yakni 31,62% dan kepadatan penduduk tertinggi terdapat di
Kecamatan Denpasar Barat, yakni 10.409 jiwa/km 2.

Gambar 3. Persentase jumlah penduduk per kecamatan di Kota Denpasar

2.3 Perekonomian
Dalam sektor ekonomi, perdagangan, hotel, dan retoran mampu menyerap tenaga kerja
sebesar 39,55%. Sektor industri menyerap 13,29% tenaga kerja, sedangkan 24,02% untuk
usaha jasa dan distribusi. Persentase penyerapan penduduk usia produktif pada sektor ekonomi
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4. Persentase penyerapan tenaga kerja pada sektor ekonomi di Kota Denpasar

Sebagai Kota yang menjadi tujuan Wisata baik Mancanegara maupun Nusantara, Kota
Denpasar banyak memiliki potensi dan produk unggulan yang mendukung pengembangan

Sektor Wisata. Pariwisata sebagai salah Potensi Unggulan daerah di Kota Denpasar meliputi
obyek wisata kota, daya tarik wisata dan atraksi wisata. Obyek Wisata Kota ini tersebar di
5
Analisis Tingkat Capaian Kebijakan dan Strategi Pembangunan Sanitasi Bidang Air Limbah di Kota Denpasar

seluruh wilayah Kota Denpasar meliputi tempat-tempat yang dapat memikat kedatangan
wisatawan ke Kota Denpasar. Sedangkan daya Tarik pariwisata, sebagaimana halnya dengan
daya tarik Pulau Dewata lebih disebabkan karena keunikan dan budaya masyarakat. Hal inilah
yang memberikan nuansa pada berbagai atraksi wisata yang ada di Kota Denpasar.
Sektor yang menjadi penggerak utama ekonomi Kota Denpasar masih bertumpu pada
industri pariwisata yang menyebabkan kontribusi ekonomi Kota Denpasar masih didominasi
oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran (sektor tersier) disusul sektor jasa-jasa dan sektor
pengangkutan dan komunikasi (sektor sekunder). Pada tahun 2012, kontribusi sektor
perdagangan, hotel dan restoran sebesar 38,13% terus mengalami peningkatan dan pada tahun
2013 kontribusi sektor ini diperkirakan mencapai 38,20%. Kondisi yang berlawanan terjadi di
sektor pertanian, dimana kontribusi ini selama kurun waktu 2012 hingga 2013 terus
menunjukkan penurunan. Pada tahun 2012, kontribusi sektor pertanian sebesar 6,64% namun
pada tahun 2013 kontribusi sektor pertanian diperkirakan menurun menjadi 6,35%
Selama tiga tahun terakhir PDRB Kota Denpasar terus mengalami peningkatan dilihat dari
PDRB ADHK yang terus meningkat. Namun, laju pertumbuhan selama tiga tahun terakhir

mengalami fluktuasi. Lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum menjadi
penyumbang utama PDRB Kota Denpasar tahun 2014, yakni sebesar 28,97%, sedangkan
penyumbang terbesar kedua adalah usaha jasa pendidikan sebesar 10,41%. Berikut adalah data
persentase persebaran PDRB menurut sektor di Kota Denpasar.

Gambar 5. Kontribusi sektor dalam PDRB Kota Denpasar tahun 2011-2014

6
Analisis Tingkat Capaian Kebijakan dan Strategi Pembangunan Sanitasi Bidang Air Limbah di Kota Denpasar

III.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

3.1 Kondisi Prasarana dan Sarana Sanitasi Bidang Air Limbah di Kota Denpasar
Salah satu sasaran dari Millennium Development Goals (MDGs) adalah peningkatan akses
masyarakat terhadap sanitasi yang layak. Hasil identifikasi menunjukkan kawasan-kawasan
wisata sekitar Sanur dan Kuta di wilayah Kota Denpasar dan Kabupaten Badung telah terjadi
pencemaran lingkungan terutama pada sungai, laut (pantai) dan sumur penduduk yang
diakibatkan oleh air limbah. Kota Denpasar sebagai Kota Inti dari Kawasan Metropolitan

Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan) membutuhkan koordinasi dan integrasi
pengembangan sistem prasarana kota, khususnya dalam hal pembangunan sanitasi, yakni
pembangunan IPAL Komunal, IPAL terpusat dan IPLT. Berdasarkan data dari Strategi Sanitasi
Kota (SSK) Denpasar, limbah tinja dari masyarakat umumnya dikelola secara onsite dengan
menggunakan tanki septik. Prosentase penggunaan jamban dengan tanki septik sebesar 56%,
jamban dengan leaching pit 42%, dan 2% tidak memiliki fasilitas jamban. Prosentase
pembuangan air limbah domestik ke saluran drainase dan sungai sebesar 62%, pembuangan
melalui tanki septik/leaching pit sebesar 26%, dan sebesar 12% dibuang ke lingkungan sekitar.
Cakupan layanan sanitasi air limbah dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 6. Peta persentase cakupan akses pengolahan air limbah di Kota Denpasar

7
Analisis Tingkat Capaian Kebijakan dan Strategi Pembangunan Sanitasi Bidang Air Limbah di Kota Denpasar

Dalam penanganan air limbah domestik dari industri pariwisata, terdapat 30 – 40% hotel
berbintang dan 10% hotel Melati yang mempunyai STP (Sewerage Treatment Plant). Beberapa
hotel dan tempat penyedia akomodasi lainnya masih menggunakan tanki septik. Mengingat
bahwa IPLT Pesanggaran di Suwung masih dalam tahap perbaikan, maka selama kurang lebih
tiga bulan sejak IPLT Pesanggaran tersebut ditutup sementara, lumpur tinja diolah di IPAL

BTDC Nusa Dua. Kegiatan tersebut didukung oleh pihak swasta dengan menyediakan jasa
penyedotan lumpur tinja. Keberadaan IPLT masih sangat dibutuhkan, oleh karena sistem
penanganan limbah domestik yang sebagian besar masih mengandalkan septik tank, yang pada
gilirannya akan membutuhkan IPLT untuk mengolah lumpur tinja.
Dalam sektor air limbah, RTRW Kota Denpasar telah mengatur tentang sistem pengelolaan
air limbah kota yang meliputi sistem pengelolaan air limbah terpusat ( off site) skala kota dan
sistem pengelolaan air limbah setempat ( on site) secara individual. Pengembangan sistem
pembuangan air limbah melalui perpipaan terpusat dilakukan melalui pendayagunaan dan
pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Suwung di Denpasar Selatan. IPAL
tersebut melayani Kawasan Pusat Kota Denpasar, Denpasar Selatan, Kawasan Sanur, serta
Kawasan Kuta. Pada kawasan yang tidak terlayani jaringan air limbah perpipaan terpusat skala
kota, dikembangkan jaringan air limbah komunal setempat ( on site) dalam bentuk program
Sanitasi Berbasis masyarakat (Sanimas) yang dikelola masyarakat atau kerjasama dengan
pihak lain.

Gambar 7. IPAL terpusat skala kawasan (DSDP) di Kota Denpasar

Denpasar Sewerage Development Project (DSDP) merupakan proyek pembangunan
jaringan limbah cair domestik yang melayani Kota Denpasar dan Kabupaten Badung.
Perkembangan sektor pariwisata, khususnya di Kota Denpasar perlu selaraskan dengan

kegiatan pelestarian lingkungan, salah satunya pengelolaan air limbah domestik. Selain itu,
8
Analisis Tingkat Capaian Kebijakan dan Strategi Pembangunan Sanitasi Bidang Air Limbah di Kota Denpasar

masyarakat di lingkungan permukiman juga turut serta menjadi sumber air limbah domestik
dari kegiatan penggunaan air sehari-hari. Oleh karena itu, pemerintah mendorong pemilik
usaha pariwisata atau akomodasi lainnya, dan juga masyarakat untuk memanfaatkan layanan
DSDP untuk menyalurkan air limbah domestik yang dihasilkan.
Area pelayanan IPAL terpusat DSDP meliputi kawasan permukiman serta kawasan
pariwisata. Kawasan pariwisata meliputi area Sanur, Seminyak, Legian, dan Kuta. Pada area
tersebut, terdapat banyak fasilitas akomodasi pariwisata berupa hotel, homestay, restoran, dan
lainnya yang sangat berpotensi menghasilkan air limbah domestik. Target total cakupan
pelayanan DSDP mencapai 250.000 jiwa yang terbagi ke dalam 3 daerah pelayanan, yakni area
Denpasar 44,4%, area Sanur 19,4%, dan area Kuta 36,2%. Area yang tidak dilayani DSDP
diupayakan menggunakan fasilitas IPAL komunal. Beberapa isu strategis yang terjadi pada
sektor sanitasi bidang air limbah adalah sebagai berikut:
1. Belum adanya lembaga yang bertanggungjawab untuk pengelolaan air limbah
setempat (onsite)
2. Alokasi dana untuk pengelolaan air limbah masih sangat minim jika dibandingkan
sektor pembangunan lain
3. Masyarakat Kota Denpasar belum sepenuhnya menyadari pentingnya mengolah air
limbah terlebih dahulu sebelum dibuang ke badan air
4. Pembuangan limbah melalui tangki septik dan sumur resapan serta pembuangan air
bekas mandi, cuci dan dapur masih banyak dilakukan secara langsung ke sungai dan
pantai
5. Pemeliharaan fasilitas masih belum jelas
6. Peningkatan pencemaran di badan air akibat peningkatan jumlah penduduk dan
ekonomi yang mempengaruhi kandungan air limbah
7. Pelayanan penyaluran air limbah yang belum merata akibat kondisi topografi
Berdasarkan permasalahan tersebut dan hasil studi indeks resiko EHRA, maka diperoleh
gambaran lokasi-lokasi beresiko air limbah di Kota Denpasar. Berikut adalah peta area
beresiko air limbah di Kota Denpasar.

9
Analisis Tingkat Capaian Kebijakan dan Strategi Pembangunan Sanitasi Bidang Air Limbah di Kota Denpasar

Gambar 8. Peta area beresiko air limbah di Kota Denpasar

3.2 Rencana Pembangunan Sanitasi Bidang Air Limbah di Kota Denpasar
Dalam upaya peningkatan akses sanitasi khususnya bidang air limbah, pemerintah Kota
Denpasar telah menerapkan visi misi sanitasi.
Visi Sanitasi Kota Denpasar:
“Terwujudnya Sanitasi Kota Denpasar sebagai Kota Berwawasan Budaya yang Bersih,
Sehat, Nyaman, dan Harmonis dalam Keseimbangan secara Berkelanjutan pada Tahun 2033”
Misi Sanitasi Bidang Air Limbah:



Meningkatkan layanan dan pengelolaan air limbah domestik melalui penyediaan sarana
dan prasarana air limbah dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat dan kemitraan





dengan swasta
Mewujudkan

pembangunan

lingkungan

Kota

Denpasar

berkelanjutan

yang

berwawasan budaya
Menumbuh kembangkan kemampuan masyarakat Kota Denpasar dalam mengelola
lingkungan yang berwawasan budaya
Membangun pelajaran publik dan informasi lingkungan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat
10

Analisis Tingkat Capaian Kebijakan dan Strategi Pembangunan Sanitasi Bidang Air Limbah di Kota Denpasar

Sesuai dengan RPJMN 2010-2015, Pemerintah Kota Denpasar dibawah pembinaan
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(Kemenpupera) berkomitmen mendukung kebijakan penanganan permukiman di perkotaan
yang layak huni dan berkelanjutan dengan penetapan target RPJMN Bidang Cipta Karya 20102015 menuju 100-0-100 (target 100% akses air minum, 0% kawasan permukiman kumuh dan
100% akses sanitasi layak). Sasaran dari RPJMD Kota Denpasar 2010-2015 dalam bidang
pengelolaan air limbah adalah terwujudnya pelayanan air limbah dan pengembangan lebih
lanjut pelayanan sistem pembuangan air limbah serta berkurangnya pencemaran sungai akibat
pembuangan tinja. Arah kebijakan berupa mempersiapkan sumber daya manusia pengelola
pelayanan air limbah melalui uji kompetensi, pendidikan, pelatihan, dan perbaikan pelayanan
kesehatan. Indikator infrastuktur tata ruang dan bangunan gedung bidang sanitasi meliputi
prosentase penyediaan instalasi pengolahan air limbah individu (septik tank dan sumur
resapan), komunal (Sanimas), dan terpusat (DSDP dan IPLT). Prioritas pembangunan dan
pengelolaan air limbah Kota Denpasar meliputi:
1.

Pengembangan prasarana dan sarana sistem air limbah terpusat ( offsite) maupun komunal

2.

Peningkatan pengelolaan sistem air limbah setempat ( onsite)

3.

Penanganan air limbah berbasis masyarakat tanpa subsidi

Pembangunan IPAL sebagai implementasi dari kebijakan pengelolaan air limbah secara
offsite dan kebijakan pengelolaan limbah secara onsite, dan ditambah lagi dengan dukungan

adanya IPLT di Suwung Kota Denpasar, merupakan salah satu kegiatan strategis Direktorat
Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Satuan
Kerja PAMS Provinsi Bali. Seperti kegiatan strategis lainnya, proses pembangunan IPLT dan
IPAL Kawasan terus dipantau langsung oleh Menteri PUPR. IPLT dan IPAL dikelola oleh
UPT Pengelolaan Air Limbah Bali di bawah Dinas PU Provinsi Bali. Berdasarkan laporan
strategi sanitasi Kota Denpasar, rencana wilayah prioritas penanganan serta pelayanan air
limbah domestik (offsite dan onsite) dapat dilihat pada gambar berikut.

11
Analisis Tingkat Capaian Kebijakan dan Strategi Pembangunan Sanitasi Bidang Air Limbah di Kota Denpasar

Gambar 9. Peta zona prioritas penanganan air limbah Kota Denpasar

12
Analisis Tingkat Capaian Kebijakan dan Strategi Pembangunan Sanitasi Bidang Air Limbah di Kota Denpasar

Gambar 10. Peta pelayanan air limbah Kota Denpasar

13
Analisis Tingkat Capaian Kebijakan dan Strategi Pembangunan Sanitasi Bidang Air Limbah di Kota Denpasar

3.3

Analisis Capaian Kebijakan dan Strategi Pembangunan Sanitasi Bidang Air
Limbah Kota Denpasar
Berdasarkan kebijakan dan strategi nasional untuk pengembangan sistem pengelolaan air

limbah permukiman, tingkat capaian masing-masing kebijakan dapat diketahui dari evaluasi
rencana pembangunan, evaluasi rencana kerja pemerintah, ataupun strategi sanitasi kota.
Analisis capaian diperoleh berdasarkan target dan realisasi rencana pembangunan sanitasi
bidang air limbah.

3.3.1 Akses Prasarana dan Sarana Air Limbah Baik Sistem Onsite Maupun Offsite di
Perkotaan dan Perdesaan untuk Perbaikan Kesehatan Masyarakat
Prasarana dan sarana sanitasi air limbah yang terdapat di Kota Denpasar meliputi IPAL
komunal, IPAL terpusat (DSDP) dan IPLT Suwung. Berdasarkan RPJMD Kota Denpasar
2010-2015, indikator kinerja program terkait akses prasarana dan sarana pengelolaan air
limbah meliputi
1. Pembangunan sambungan rumah (SR) untuk IPAL terpusat sebanyak 5822 SR pada
tahun 2015.
2. Panjang rehabilitasi/pemeliharaan sarana dan prasarana air limbah 6436 SR
Berdasarkan indikator tersebut, disusun target capaian setiap tahun sesuai periode
RPJMD dan direalisasikan dan dievaluasi setiap tahunnya melalui Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD). Berdasarkan RKPD Kota Denpasar tahun 2016, realisasi pembangunan SR
pada tahun 2014 adalah 1272 SR dari target pada tahun terrsebut adalah 1000 SR, sehingga
prosentase realisasi pembangunan SR pada tahun 2014 mencapai 127,2%. Realisasi tersebut
menunjukan bahwa target pembangunan 5822 SR pada tahun 2015 telah tercapai pada tahun
2014. Hubungan antara target dan realisasi pelaksanaan pembangunan sanitasi bidang air
limbah dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 11. Grafik target dan realisasi pembangunan SR di Kota Denpasar

14
Analisis Tingkat Capaian Kebijakan dan Strategi Pembangunan Sanitasi Bidang Air Limbah di Kota Denpasar

Hal serupa juga terjadi pada indikator perbaikan/pemeliharaan insfrastruktur SR yang
telah beroperasi sebelumnya. Target dalam RPJMD Kota Denpasar 2010-2015 adalah
sebanyak 6436 SR pada tahun 2015. Realisasi target kinerja tersebut pada tahun 2013 telah
mencapai 100%. Hubungan antara target dan realisasi pelaksanaan pembangunan sanitasi
bidang air limbah dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 12 Grafik target dan realisasi perbaikan/pemeliharaan SR
di Kota Denpasar periode 2010-2015

Gambar 13 Peta pelayanan IPAL terpusat skala kawasan DSDP

15
Analisis Tingkat Capaian Kebijakan dan Strategi Pembangunan Sanitasi Bidang Air Limbah di Kota Denpasar

Bagi masyarakat yang belum atau tidak terjangkau oleh layanan sistem IPAL terpusat
(DSDP), terdapat fasilitas IPAL komunal di beberapa lokasi di Kota Denpasar. Selain itu,
terdapat juga masyarakat yang hanya menggunakan septik tank untuk menampung air limbah
dan tinja. Berdasarkan laporan Strategi Sanitasi Kota (SSK) Denpasar 2014-2018, jumlah
IPAL komunal yang telah beroperasi hingga tahun 2013 adalah sebanyak 7 unit dengan total
pelayanan sebanyak 817 KK atau sekitar 3268 jiwa. Penggunaan jamban oleh setiap
masyarakat juga merupakan hal yang penting dalam upaya peningkatan akses sanitasi yang
layak dan menurunkan angka Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Data SSK tahun 2013
menunjukan penggunaan jamban di Kota Denpasar rata-rata telah mencapai lebih dari 90%.
Data penggunaan jamban di Kota Denpasar dapat dilihat pada tabel 1.

Gambar 14. Persentase penggunaan jamban di Kota Denpasar pada tahun
2013

16
Analisis Tingkat Capaian Kebijakan dan Strategi Pembangunan Sanitasi Bidang Air Limbah di Kota Denpasar

Tabel 1. Tabel jumlah KK yang memiliki jamban

17
Analisis Tingkat Capaian Kebijakan dan Strategi Pembangunan Sanitasi Bidang Air Limbah di Kota Denpasar

3.3.2 Peran

Masyarakat

dan

Dunia

Usaha/Swasta

dalam

Penyelenggaraan

Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman.
Penyelenggaraan DSDP membutuhkan kerjasama antara pemerintah sebagai pengelola,
masyarakat dan pemilik usaha sebagai konsumen dalam mengoptimalkan pemanfaatan DSDP
sebagai prasarana pengolahan air limbah terpusat. Dalam upaya meningkatkan kesadaran
masyarakat dan pemilik usaha akan pentingnya melakukan pengolahan air limbah yang
dihasilkan, maka perlu dilakukan sosialisasi terkait sistem pengelolaan air limbah dan
pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Dengan demikian, diharapakan setiap kegiatan
yang menghasilkan air limbah baik dari permukiman maupun kegiatan usaha, dapat diolah
terlebih dahulu sebelum dibuang ke badan air.
Peran masyarakat dan swasta sangat penting dalam pengembangan sistem pengelolaan
air limbah permukiman. Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam pengembangan sistem air limbah adalah melakukan program sanitasi
berbasis masyarakat (Sanimas). Pada program tersebut, pemerintah terkait akan mendampingi
perencanaan dan pembangunan IPAL komunal di wilayah yang tidak terjangkau jaringan
DSDP. Dalam konsep pembangunan yang berkelanjutan, maka diperlukan peran masyarakat
sekitar lokasi pembangunan IPAL komunal untuk mengelola IPAL melalui kelompok swadaya
masyarakat (KSM). KSM berfungsi untuk memonitoring operasional IPAL agar tetap dapat
beroperasi dan pemerintah terkait bertugas untuk melakukan monitoring seraca rutin untuk
mengetahui kondisi perkembangan IPAL yang telah dibangun. Selain itu, pemerintah terkait
juga harus melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar tentang pentingnya pengelolaan
air limbah dan ketersediaan IPAL komunal untuk pengolahan air limbah.
Tabel 2. Kelompok swadaya masyarakat (KSM) pengelola IPAL Komunal di Kota
Denpasar

Kelompok Swadaya

Lokasi IPAL Komunal

Masyarakat (KSM)
Jl. Cokroaminoto, Gg. Kalia III, Br.
KSM Pucuk Sari

Batur, Kelurahan Ubung
Jl. Kusuma Bangsa V, Br. Mekar Manis,

KSM Kusuma Bangsa

Desa Pemecutan Kaja
Jl. Segina VI, Br. Pekandelan, Desa

KSM Sagina Sari

Pemecutan Kelod

Kapasitas
(KK)

Jumlah
Pelayanan
(KK)

250

250

200

160

196

210

18
Analisis Tingkat Capaian Kebijakan dan Strategi Pembangunan Sanitasi Bidang Air Limbah di Kota Denpasar

Kelompok Swadaya

Lokasi IPAL Komunal

Masyarakat (KSM)
KSM Bhuana Asri

Jl. Gunung Abang, Desa Tegal Kertha
Jl. Wibisana, Gg. Mekar, Br Mekar

KSM Mekar Indah

Manis, Desa Pemecutan Kaja
Jl. Bung Tomo X, Tempekan Tunggul

KSM Tunggul Aji

Aji Br. Mertayasa, Desa Pemecutan Kaja

Dinas PU Kota

Jl. Gunung Agung, Gg. II Br Mertayasa,

Denpasar, IPAL Sistem

Desa Pemecutan Kaja

Kapasitas
(KK)

Jumlah
Pelayanan
(KK)

60

32

200

62

100

82

200

21

Rabic Pro
Sumber: Laporan Strategi Sanitasi Kota Denpasar 2014-2018

3.3.3 Pengembangan Perangkat Peraturan Perundangan Penyelenggaraan Pengelolaan
Air Limbah Permukiman
Sesuai dengan Standard Pelayanan Minimal (SPM) bidang Pekerjaan Umum dalam
Permen PU No. 14/PRT/M.2010, pemerintah Kota Denpasar telah berupaya menyediakan
sistem pengelolaan air limbah yang memadai, baik untuk skala komunal maupun kawasan.
Dalam perencanaan pembangunan dan operasional pengelolaan air limbah di Kota Denpasar
telah diatur dalam peraturan perundangan. Peraturan perundangan yang mengatur tentang
pengelolaan air limbah di Kota Denpasar adalah sebagai berikut:

 Peraturan Walikota Denpasar Nomor 27 Tahun 2010 tentang Tata Cara Perizinan
Lingkungan yang Berkaitan dengan Pembuangan Air Limbah ke Sumber Air dan
Perizinan Lingkungan yang Berkaitan dengan Pemanfaatan Air Limbah ke Tanah untuk
Aplikasi pada Tanah

 Peraturan Bersama Gubernur Bali, Bupati dan Walikota Denpasar No. 37 A tahun 2006,
Nomor 1 tahun 2006, Nomor 36 A tahun 2006, tentang Pengelolaan Bersama Sistem Air
Limbah Perpipaan

 Keputusan Gubernur Bali Nomor 404/04–f/HK/2007 Tanggal 8 Mei 2007 Tentang
Penetapan Pelaksana Badan Layanan Umum Pengelola Air Limbah

 Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2011 tentang Retribusi Pengolahan
Limbah Cair Domestik

19
Analisis Tingkat Capaian Kebijakan dan Strategi Pembangunan Sanitasi Bidang Air Limbah di Kota Denpasar

 Peraturan Gubernur Nomor 8 Tahun 2007 Tentang Baku Mutu Lingkungan Hidup dan
Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup

3.3.4 Penguatan Kelembagaan dan Peningkatan Kapasitas Personil Pengelolaan Air
Limbah Permukiman.
Institusi pengelola sistem pengelolaan air limbah secara off-site ini adalah Badan
Layanan Umum Pelayanan Air Limbah (BLU-PAL), yang merupakan Pengelolaan Bersama
Sistem Air Limbah Perpipaan mencakup dua wilayah administrasi yaitu Kota Denpasar dan
Kabupaten Badung. Dalam operasionalnya, sistem pengolahan air limbah terpusat dikelola
oleh Badan Layanan Umum Pengelola Air Limbah (BLUPAL) berdasarkan Peraturan Bersama
Gubernur Bali, Bupati dan Walikota Denpasar No. 37 A tahun 2006, Nomor 1 tahun 2006,
Nomor 36 A tahun 2006, tentang Pengelolaan Bersama Sistem Air Limbah Perpipaan dan
Keputusan Gubernur Bali Nomer 404/04–f/HK/2007 Tanggal 8 Mei 2007 Tentang Penetapan
Pelakasana Badan Layanan Umum Pengelola Air Limbah. Sesuai amanat Permendagri Nomor
6 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
disebutkan bahwa yang dapat menerapkan PPK –BLUD adalah SKPD atau unit kerja pada
SKPD yang dibentuk sesuai peraturan perundang undangan. Berdasarkan hal tersebut diatas
dibentuklah Unit Pengelola Teknis Pengelolaan Air Limbah (UPT PAL) di bawah Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Bali berdasarkan Perda No 4 tahun 2011. Struktur organisasi UPT
PAL disajikan pada gambar berikut.

Gambar 15 Struktur organisasi UPT PAL Provinsi Bali

20
Analisis Tingkat Capaian Kebijakan dan Strategi Pembangunan Sanitasi Bidang Air Limbah di Kota Denpasar

Salah satu permasalahan dalam pengelolaan air limbah adalah belum adanya lembaga
yang mengelola secara khusus terkait pengolahan air limbah setempat. Instansi pengelola air
limbah yang ada saat ini hanya mengelola sistem pengelolaan air limbah terpusat (DSDP).
Dengan demikian, diperlukan kajian lebih lanjut terkait pentingnya lembaga yang khusus
mengelola IPAL komunal, mengingat masih banyak daerah yang belum terjangkau oleh
jaringan pipa air limbah dari IPAL terpusat.
Salah satu upaya pemerintah Kota Denpasar dalam menyebarkan informasi secara luas
tentag penyelenggaraan pengelolaan air limbah, UPT PAL telah memiliki website yang bias
selalu diakses oleh masyarakat. Melalui website http://www.uptpal-provbali.com/ , masyarakat
dapat memperoleh informasi terkait pelayanan IPAL terpusat DSDP, seperti cara pembuatan
sambungan baru, deskripsi DSDP, dan menyampaikan keluhan. Tampilan website UPT PAL
Provinsi Bali dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 16 Tampilan website UPT PAL Provinsi Bali

Berdasarkan RPJMD Kota Denpasar 2010-2015, salah satu arah kebijakan dalam
pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup adalah mempersiapkan
sumber daya manusia pengelola pelayanan air limbah melalui uji kompetensi, pendidikan,
21
Analisis Tingkat Capaian Kebijakan dan Strategi Pembangunan Sanitasi Bidang Air Limbah di Kota Denpasar

pelatihan, dan perbaikan pelayanan kesehatan. Arahan tersebut diimplementasikan dalam
program pengembangan kinerja air limbah, yakni frekuensi fasilitas pembinaan teknik
pengolahan air limbah serta frekuensi monitoring, evaluasi dan pelaporan. Target capaian
kinerja untuk indikator tersebut adalah 11 kali untuk fasilitasi pembinaan dan 5 lokasi untuk
dilakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan. Realisasi kedua rencana program tersebut pada
tahun 2014 telah mencapai 100% sehingga target telah tercapai sebelum 2015.

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tingkat capaian kebijakan pembangunan
sanitasi bidang air limbah, diperoleh beberapa kesimpulan, yakni sebagai berikut:
1. Capaian pembangunan akses prasarana dan sarana air limbah di Kota Denpasar pada
periode RPJMD 2010-2015 telah tercapai pada tahun 2014, yakni pembangunan 5822
SR untuk IPAL terpusat, serta rehabilitasi/pemeliharaan 6436 SR.
2. Peran aktif masyarakat Kota Denpasar dalam pengembangan sistem pengelolaan air
limbah permukiman diwujudkan dari terbentuknya KSM yang mengelola IPAL komunal
di beberapa daerah
3. Pemerintah Kota Denpasar telah memiliki peraturan perundangan terkait pembangunan
sistem pengelolaan air limbah permukiman, badan pengelola, retribusi pengolahan air
limbah, serta standard baku mutu kualitas air limbah
4. Sistem pengolahan air limbah terpusat dikelola oleh UPT PAL di bawah Dinas Pekerjaan
Umum Provinsi Bali, namun untuk IPAL komunal belum terdapat lembaga pemerintah
yang mengelola secara khusus. Target fasilitasi pembinaan teknik pengolahan air limbah,
evaluasi, monitoring, dan pelaporan telah teralisasi 100% pada tahun 2014.

REFERENSI

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Denpasar Tahun 2010-2015
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Denpasar Tahun 2015
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Denpasar Tahun 2016
Laporan Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kota Denpasar Tahun 2014-2018

22
Analisis Tingkat Capaian Kebijakan dan Strategi Pembangunan Sanitasi Bidang Air Limbah di Kota Denpasar

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65