Persinggungan Hak Cipta dan Desain Industri Studi Putusan No. 31 PDT.SUS-DESAIN INDUSTRI 2013 PN.NIAGA.JKT.PST.

BAB 1
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Dengan berkembangnya pertumbuhan ekonomi maka berkembang pula
pertumbuhan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya padasektor
industri dan perdagangan, dimana dari sektor industrilah berbagaiproduk yang
beranekaragam dihasilkan dengan menggunakan teknologi-teknologiyang canggih
dan modern yang dipersiapkan untuk menghadapipersaingan yang lebih ketat
dalam era globalisasi. Dalam menghadapipersaingan tersebut, pertumbuhan
ekonomi sangat memerlukan ilmupengetahuan dan teknologi karena ilmu
pengetahuan dan teknologi adalahsatu faktor yang dominan dalam memenangkan
persaingan dalam eraglobalisasi yang sangat berkaitan dengan bidang hak
kekayaan intelektual. 4
Saat ini terdapat perangkat UU Hak kekayaan intelektual di Indonesia,
yakni;
1. Hak cipta diatur dalam UU No.28 Tahun 2014
2. Paten diatur dalam UU No. 13 Tahun 2016
3. Merek diatur dalam UU No. 15 Tahun 2001
4. Perlindungan varietas baru tanaman diatur dalam UU No.29 Tahun 2000
5. Rahasia dagang diatur dalam UU No.31 Tahun 2001

6. Desain industri di atur dalam UU No. 31 Tahun 2000
4

Muhamad Djumhana, Aspek-Aspek Hukum Desain Industri Di Indonesia, (Bandung :
Citra Aditya Bakti,1999),hal 2.

1
Universitas Sumatera Utara

2

7. Desain tata letak sirkuit terpadu diatur dalam UU No.32 Tahun 2000. 5
Dalam penjelasan, ketentuan umum Pasal 1 ayat (1) Undang-undang No.
28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta, Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta
atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau
memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang timbul secara
otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku. 6
Pada awal perkembangan hak cipta, permasalahannya sangatlah sederhana,

yaitu hanya menyangkut tuntutan supaya dapat dikuasainya dan dipergunakannya
untuk tujuan apapun, apa yang sudah ditemukannya, diciptakannya dengan
kemampuan tenaganya maupun intelektualnya. Kemudian muncul pertanyaan,
siapakah yang berhak menjadi pemilik dari suatu hasil karya bila bahan bakunya
berasal dari pihak lain. Permasalahan pun semakin majemuk dengan terjadinya
revolusi industri di Inggris maupun revolusi politik di Perancis.
Dikarenakan kedua revolusi tersebut, sehingga dorongan terhadap
perkembangan doktrin maupun objek perlindungan hak milik intelektual jadi
semakin besar. 7

5

OK Saidin,Aspek hukum kekayaan intelektual, (Jakarta :PT RajaGrasindo Persada,2010)

, hlm. 17.
6

Pasal 1 ayat (1) Undang-undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta
Hasbir,.Analisis Aspek Sosiologi Hukum Terhadap Pelanggaran Hak Cipta rekaman
suara (lagu) di Kota Makassar (Makassar :Tesis, Hukum Perdata, Universitas

Hassanudin,2002)hal, 3.
7

Universitas Sumatera Utara

3

Indonesia mengenal hak cipta sebagai bagian penting dalam hak kekayaan
intelektual, yang mengatur perlindungan berbagai ragam karya cipta sejak 1982
dengan konsep hak ekonomi dan hak moral yangmelekat. Hukum hak cipta
bertujuan melindungi hak pembuat dalam mendistribusikan, menjual, atau
membuat turunan dari karya tersebut. 8 Dalam upaya memahami hak cipta dapat
diawali dengan mengenal objeknya, yaitu segala bentuk ciptaan yang bermuatan
ilmu pengetahuan, berbobot seni, dan bernuansa sastra.
Seperti halnya Desain Industri yang merupakan bagian dari Hak atas
Kekayaan Intelektual. Perlindungan atas Desain Industri didasarkan pada konsep
pemikiran bahwa lahirnya Desain Industri tidak terlepas dari kemampuan
kreativitas cipta, rasa dan karsa yang dimiliki oleh manusia. Jadi ia merupakan
produk intelektual manusia, produk peradaban manusia. 9
Definisi Desain Industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi,

atau komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan dari
padanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan
estetis dan dapat diwujudkan dengan pola tiga dimensi atau dua dimensi serta
dapat di pakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri atau
kerajinan tangan. 10
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa unsur unsur desain
industri adalah sebagai berikut ;

8

Adrian Sutedi,Hak atas Kekayaan Intelektual,(Jakarta :Sinar Grafika, 2013), hlm. 116.
Ibid, hlm. 467.
10
Tim Lindsey , Suatu Pengantar Hak Kekayaan Intelektual (Bandung: PT.ALUMNI,
2006), hlm. 220
9

Universitas Sumatera Utara

4


1. Kreasi yang dilindungi olah undang-undang desain dapat berbentuk tiga
dimensi (bentuk dan konfigurasi) serta dua dimensi (komposisi garis atau
warna).
2. Kreasi tersebut memberikan kesan estetis.
3. Kreasi tersebut dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang,
komoditas industri, atau kerajinan tangan.
Dari ketiga unsur tersebut, kalimat yang menyimpulkan bahwa kreasi memberikan
kesan estetis merupakan hal yang dapat mendatangkan kesulitan baik bagi pemilik
desain maupun pemeriksa desain. Hal ini dikarenakan penilaian estetika bersifat
sangat subjektif. 11
Dalam hal Desain Industri, pemerintah Indonesia membentuk undangundang mengenai Desain Industri, yaitu Undang-Undang nomor 31 tahun 2000
tentang Desain Industri yang selanjutnya disebut dengan Undang-Undang Desain
Industri. Perlindungan hukum terhadap desain industri sebagai salah satu karya
intelektual

sangat

diperlukan


untuk

kepentingan

pendesain

dan

untuk

menumbuhkan kreatifitas pendesain agar terus menerus menciptakan desain baru.
Selain untuk hal tersebut, undang-undang mengenai hak Desain Industri
dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan pemalsuan atau persaingan yang
curang antara sesama pelaku usaha. 12
.

Bagi Desain Industri yang yang dapat diberikan perlindungan tentunya

harus memenuhi syarat sebagaimana dituangkan didalam pasal 2 ayat 1, 2 dan 3
yaitu:


11

Ibid, hlm. 220.
Budi agus riswandi, Hak Kekayaan Intelektual dan Budaya Hukum, (Jakarta:
PT.RajaGrasindo, 2004), hlm. 54.
12

Universitas Sumatera Utara

5

1. Hak Desain Industri diberikan untuk Desain Industri yang baru.
2. Desain Industri dianggap baru apabila pada tanggal penerimaan, Desain
Industri tersebut tidak sama dengan pengungkapan yang telah ada
sebelumnya.
3. Pengungkapan sebelumnya, sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 adalah
pengungkapan Desain Industri yang sebelum :
a. Tanggal penerimaan
b. Tanggal prioritas apabila permohonan diajukan dengan Hak Prioritas.

c. Telah diumumkan atau digunakan di Indonesia atau di luar
Indonesia. 13
Berdasarkan pada ketentuan ini dapat dikemukakan bahwa Desain Industri
yang dapat diberikan perlindungan hukum adalah;
1. Desain Industri yang baru.
2. Desain Industri yang tidak sama pengungkapannya dengan Desain
Industri yang sebelumnya.
Selanjutnya dalam kaitannya dengan Desain Industri yang tidak
mendapatkan perlindungan hukum, jika Desain Industri tersebut bertentangan
dengan peraturan perundang undangan, kesusilaan dan ketertiban umum. 14
Di dalam Undang-undang Desain Industri diatur bahwa pemegang
HakDesain Industri memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan Hak Desain
Industri yang dimilikinya dan untuk melarang orang lain yang tanpa
persetujuannya membuat,memakai, menjual, mengimpor, mengekspor, dan/atau

13

Pasal 2 ayat 1,2 dan 3 undang undang no 31 tahun 2000 tenteng Desain Industri
Ibid. hlm. 54.


14

Universitas Sumatera Utara

6

mengedarkan barang yang diberi hak desain industri. 15 Jadi,seseorang tersebut
mempunyai kedudukan yang kuat terhadap pihak yangmelakukan pelanggaran
Hak Desain Industri, pemegang Hak Desain Industriatau pemegang lisensinya
dapat melakukan proses hukum yang berlakukarena perbuatan tersebut merupakan
perbuatan melanggar hukum.
Di dalam konsepnya Hak Cipta dan Desain Industri bersinggungan dan
memiliki perbedaan, Hak cipta dan Desain Industri memiliki peraturan Undang
Undang yang mengaturnya masing-masing, sehingga dari segi pengertian dan
peraturannya sudah berbeda, sehingga di dalam konsepnya Hak Cipta dan Desain
Industri tidak dapat digabungkan dalam pengaturan Hak Kekayaan Intelektual,
Hak Cipta itu sendiri memiliki pengertian bahwa Hak Cipta adalah hak eksklusif
bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak
ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasanpembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. 16
Sedangkan Desain Industri itu adalah suatu kreasi tentang bentuk,

konfigurasi, atau komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan
daripadanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan
kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi
serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri,
atau kerajinan tangan. 17
Berkaitan dengan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa skripsi ini
mengangkat tentang permasalahan tentang ‘persinggungan hak cipta dan desain

15

Pasal 9 undang undang no 31 tahun 2000 tentang Desain Industri
Pasal 1 ayat 1 undang undang no 28 tahun 2014 tentang hak cipta
17
Pasal 1 ayat 1 undang undang no 31 tahun 2000 tentang desain industri

16

Universitas Sumatera Utara

7


industri

studi

atas

putusanNO:

31/PDT.SUS-DESAIN

INDUSTRI/2013/PN.NIAGA.JKT.PST.’
Di dalam kasus ini pada tanggal 16 April 2010 BHUN BHUN HUI
mendaftarkan Hak Cipta atas seni lukis dengan judul Ciptaan ‘PITA’ pada saat
yang bersamaan BHUN BHUN HUI juga mendaftarkan Desain Industri dengan
Judul ‘KEMASAN’ dengan nomor pendaftaran ID 0 033 235-D dengan tanggal
penerimaan permohonan 16 februari 2012.
Ternyata tanggal 10 Mei 2013 PT. Tunisco Trading Investment
membentuk desain industri yang sama, dengan Judul ‘KEMASAN’ dan
didaftarkan kembalikepada Dirjen HKI dengan tanggal penerimaan 10 Mei 2013.
Bahwa di dalam hal ini yang menjadi persinggungan antara hak cipta dan
desain industri itu sendiri adalah bahwa di dalam gugatan nya penggugat
menggabungkan suatu Hak Cipta dan Desain Industri sebagai dasar gugatannya
yaitu Hak Cipta atas seni lukis dengan judul Ciptaan ‘PITA’ dan Desain Industri
dengan Judul ‘KEMASAN’ dengan nomor pendaftaran ID 0 033 235-D dengan
tanggal penerimaan permohonan 16 februari 2012, yang keduanya tunduk
dibawah UU yang berbeda, kedua nya juga sangat bersinggungan dalam
pengertiannya.
Sedangkan dalam hal ini penggugat melakukan gugatan

kepada PT.

Tunisco Trading Investment atas dasar gugatan Desain Industri dengan Judul
‘KEMASAN’dengan nomor pendaftaran ID 0 033 235-D tanggal penerimaan 10
Mei 2013.
Terkait dengan ini, maka hal tersebut menjadi kajian menarik untuk
diteliti, Karena di dalam kasus ini keduanya memiliki sertifikat Desain Industri

Universitas Sumatera Utara

8

dengan nomor Pendaftaran yang sama dan keduanya juga memiliki suatu desain
pakaian wanita yang di produksi dengan konfigurasi garis dan warna yang hampir
sama.Dalam hal ini juga penggugat mengabungkan suatu Hak Cipta dan Desain
Industri yang keduanya tunduk dibawah hukum yang berbeda dan keduanya jelas
beringgungan dalam pengertiannya dan pengaturannya.

DESAIN INDUSTRI MILIK BHUN BHUN HUI Alias
RADHIMAN.18

DESAIN INDUSTRI MILIK PT.TUNISCO TRADING
INVESTMENT. 19

18

Baju merk haibah dan
jakarhttps://www.google.com/search?q=baju+wanita+haibah+dan+jakar&client=firefoxb&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjQ, terakhir diakses tanggal 11 april 2017,
pukul 13.42 wib.
19

Ibid. Baju merk haibah dan jakar

Universitas Sumatera Utara

9

Dari kedua gambar diatas jenis pakaian tersebut memiliki desain dan
warna yang hampir sama.Dari desain industri milik BHUN BHUN HUI alias
radhiman memiliki warna putih dan garis corak yang berwarna putih dan garis
berwarna putih, sedangkan desain industri milik PT TUNISCO TRADING
INVESTMENT, juga memiliki desain industry dengan warna baju putih dan
corak yang putih juga serta desain garis yang berwarna putih sehingga keduanya
memiliki kemiripan akan tetapi berbeda sertifikat desain industri nya
Dari penjelasan diatas, maka penulis terdorong untuk melakukan
penulisan skripsi yang di beri judul “Persinggungan Hak Cipta dan Desain
Industri

(studi

putusan

NO:

31/PDT.SUS-DESAIN

INDUSTRI/2013/PN.NIAGA.JKT.PST.)”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan sebelumnya,
penulis memilih beberapa hal yang menjadi permasalahan dalam penulisan skripsi
ini, Sebagai berikut :
1. Apa yang menjadi persinggungan antar Hak Cipta dan Desain Industri?
2. Apakah Hak Cipta dapat didaftarkan bersamaan dengan Desain Industri?

3. Bagaimana pertimbangan hakim atas putusan NO: 31/PDT.SUS-DESAIN
INDUSTRI/2013/PN.NIAGA.JKT.PST.?

Universitas Sumatera Utara

10

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Penulisan ini bertujuan
a. Untuk memahami persinggungan antar Hak Cipta dan Desain Industri
b. Untuk mengetahui cara pendaftara Hak Cipta dan Desain Industri.
c. Untuk mengetahui pertimbangan hakim atas putusan NO: 31/PDT.SUSDESAIN INDUSTRI/2013/PN.NIAGA.JKT.PST.

2. Manfaat Penulisan
a. Manfaat teoritis
Hasil penulisan skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan
dan menambah pengetahuan, terutama tentang hal yang berhubungan dengan
aspek hukum hak desain industri.
b. Manfaat praktis
Manfaat secara praktis di harapkan memberikan pengetahuan mengenai
tentang sistem-sistem pengaturan hak desain industri, seperti
1. Untuk memberikan pemahaman terhadap masyarakat dan pelaku bisnis
tentang pentingnya pendaftaran hak milik desain industri yang di daftarkan
direktorat jendaral HKI.
2. Memberikan pemahaman bagaimana undang undang desain industri dalam
melindungi suatu pelanggaran desain industri yang dilakukan oleh
masyarakat ataupun pelaku bisnis pakaian.
3. Memberikan masukan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di
bidang desain industri, dan memberikan pemahaman dan informasi bagi
masyarakat dan pelaku bisnis agar dapat memahami tentang bagaimana

Universitas Sumatera Utara

11

cara mendaftarkan atau cara pengalihan suatu desain indutri tersebut
seseuai dengan undang undang desain industri no 31 tahun 2000.

D. Keaslian Penulisan
Pembahasan skripsi ini yang berjudul “Persinggungan Hak Cipta dan
Desain

Industri

(studi

putusan

NO:

31/PDT.SUS-DESAIN

INDUSTRI/2013/PN.NIAGA.JKT.PST.)” ini disusun berdasarkan pengumpulan
bahan-bahan baik berupa bahan pustaka, literatur, undang-undang maupun
peraturan perundang-undangan lainnya yang berkaitan dengan permasalahan yang
diangkat dalam penulisan skripsi ini.
Adapun Penelitian yang berkaitan dengan skripsi ini adalah :
1. Titik Singgung Perlindungan HKI : Hak Cipta, Merek dan Desain
Industri, Jurnal, Agus sardjono, Fakultas Hukum Universitas
Indonesia.
2. Perlindungan Hak Cipta, Hak Terkait,Desain Industri, Jurnal, Dina
widya Putri, Dosen Hukum Dagang Universitas Gadjah Mada.
Penelitian tersebut merupakan suatu penelitian penjelasannya hampir sama
dengan Skripsi yang sedang dibahas, Hanya saja di dalam penelitian tersebut
mengangkat topik tentang garis besar Persinggungan dan perbedaan dari
pengertian Hak cipta dan Desain industri saja, Sedangkan di dalam skripsi ini
membahas tentang Persinggungan Hak Cipta dan Desain Industri dengan studi
kasus Suatu Putusan Mahkamah Agung.

Universitas Sumatera Utara

12

Penelitian tersebut juga memiliki kesamaan di dalam Skripsi ini, Yaitu,
menjelaskan tentang perbedaan dan persinggungan dari Hak Cipta dan Desain
Industri.
Dengan demikian Penelitian tersebut menjadi acuan penulis dalam
melakukan penulisan skripsi ini, di karenakan penelitian tersebut sangat berkaitan
dengan pokok pembahasan skripsi penulis.
Untuk mengetahui keaslian penulisan ini, sebelumnya sudah melakukan
penelusuran terhadap berbagai judul skripsi yang tercatat pada catalog skripsi
departemen hukum ekonomi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan
tidak menemukan judul yang sama. Melalui surat yang tertanggal 16 April 2017
yang dikeluarkan oleh Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara/ Pusat Dokumentasi dan Informasi Hukum Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara menyatakan bahwa judul skripsi ini belum
pernah ditulis oleh orang lain di lingkungan Universitas Sumatera Utara maupun
di lingkungan universitas/ perguruan tinggi lainnya dalam wilayah Republik
Indonesia. Apabila dikemudian hari, ternyata terdapat judul yang sama atau telah
ditulis oleh orang lain dalam berbagai tingkat kesarjanaan sebelum skripsi ini
dibuat, maka hal tersebut dapat dimintakan pertanggungjawaban.
E. Tinjauan Kepustakaan
Adapun yang menjadi kerangka studi atau tinjauan kepustakaan dalam
skripsi ini terbagi dalam 3 sub bagian, yaitu :

Universitas Sumatera Utara

13

A. Desain Industri
Desain industri berhubungan dengan perwujudan secara visual produkproduk komersial dalam pola tiga atau dua dimensi. Desain industri biasanya tidak
melindungi fungsi dari suatu produk melainkan semata-mata melindungi
penampakan luarnya.
Desain orisinil dari produk-produk komersial dilindungi setelah desain
tersebut di daftarkan. Jangka waktu monopoli dari sebuah desain adalah sedikit
dibawah jangka waktu untuk paten. Banyak negara-negara berkembang baru
mampu mengembangkan industri-industrinya dalam waktu 50 tahun yang lalu,
sehingga bagi negara-negara tersebut peraturan mengenai desain menjadi relevan
baru pada saat ini. 20

B. Hak Cipta
Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis
berdasarkan prinsip deklaratif, setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk
nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Dengan kata lain,pencipta atau penerima hak memiliki hak
eksklusif untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya,atau memberikan
izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku. 21
Sementara itu, pemegang hak cipta adalah pencipta sebagai pemilik hak
cipta, pihak yang menerima hak tersebut secara sah dari pencipta, atau pihak lain
yang menerima lebih lanjut hak dari pihak yang menerima hak tersebut secara sah.
20
21

Ibid. hlm. 8.
Tim Visi Yustisia, Panduan Resmi Hak Cipta,(Jakarta : Visimedia, 2015), Hal, 1.

Universitas Sumatera Utara

14

C. Ruang lingkup perlindungan desain industri Dan Hak Cipta
Perlindungan atas desain industri didasarkan pada konsep pemikiranbahwa
lahirnya desain industri tidak terlepas dari kemampuan kreatifitascipta, rasa dan
karsa yang dimiliki oleh manusia. Jadi desain industrimerupakan produk
intelektual manusia, produk peradaban manusia. Adayang mengatakan bahwa ada
kesamaan antara hak cipta bidang seni lukisatau seni grafika dengan desain
industri, akan tetapi perbedaannya akanterlihat ketika desain industri itu dalam
wujudnya lebih mendekati paten 22.
Jika desain industri itu semula diwujudkan dalam bentuk lukisan,karikatur
atau gambar atau grafik, suatu dimensi yang dapat diklaim sebagaihak cipta, maka
pada tahapan berikutnya ia disusun dalam bentuk dua atautiga dimensi dan dapat
diwujudkan dalam satu pola yang melahirkan produkmateriil dan dapat diterapkan
dalam aktivitas industri. Dalam wujud itulahkemudian ia dirumuskan sebagai
desain industri.
Ada dua pendekatan filosofis terhadap desain industri sebagai bagianhak
kekayaan intelektual 23:
a.

Pendekatan hak cipta yang berpangkal di negara-negara Eropa
denganmelihat Hak Desain Industri sebagai karya, cipta dan karsa
(budaya).

b.

Pendekatan paten, yang berpangkal di Negara Jepang dan Amerikadengan
melihat desain industri sebagai produk yang bernilai bisnis.

22
23

OK. Saidin, 2004, Op.cit, hal. 467.
Ibid, hal. 469.

Universitas Sumatera Utara

15

Perbedaan pada cara pendekatan filosofis terhadap desain industrisebagai
bagian dari hak kekayaan intelektual, menyebabkan terjadinyaperbedaan dalam
susunan normatif peraturan perundang-undangan itu diberbagai negara. Untuk
lebih memahami ruang lingkup desain industri ini,ada pandangan suatu ahli yang
sangat baik untuk membawa kita sehinggadapat lebih mampu melihat ruang
lingkup desain industri ini.
Ruang lingkup perlindungan hak cipta berdasarkan Pasal 40 Ayat (1)
Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta meliputi Ciptaan dalam
bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang terdiri atas:
1. Buku, perwajahan karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya
tulis lainnya;
2. Ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan lain yang sejenis lainnya;
A. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu
pengetahuan;
B. Lagu dan/atau musik dengan atau tanpa teks;
C. Drama atau drama musikal, tari, koreografi, perwayangan, dan pantomim;
D. Karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran, dll.
E. Karya seni terapan;
F. Karya arsitektur;
G. Peta;
H. Karya seni batik atau seni motif lain;
I. Karya fotografi;
J. Potret;
K. Karya sinematografi;

Universitas Sumatera Utara

16

L. Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai basis data, adaptasi, aransemen,
Modifikasi, dan karya lain dari transformasi.
M. Terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi, atau modifikasi ekspresi
budaya
N. Kompilasi Ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca dengan
Program computer maupun media lainnya.
O. Kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut,
Merupakan karya yang asli..
Apabila dilihat rincian yang tertera di atas berdasarkan urutan 1 sampai 13,
karya-karya tersebut dapat dikualifikasikan sebagai ciptaan asli. Sedangkan pada
butir 14 sampai 17 merupakan pengolahan selanjutnya dari ciptaan-ciptaan asli. 24

F. Metode Penelitian
Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada
metode,sistematika,dan pemikiran tertentu,yang bertujuan untuk mempelajari satu
atau beberapa gejala hukum tertentu,dengan cara melakukan analisis. Selain
itu,diadakan pada pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum yang
relevan,untuk kemudian mengupayakan suatu pemecahan atas permasalahanpermasalahan yang timbul dalam gejala yang bersangkutan 25. Untuk melengkapi
penulisan skripsi ini agar tujuan dapat lebih terarah dan dapat dipertanggung
jawabkan secara ilmiah, maka metode yang digunakan antara lain :

24

J.C.T. Simorangkir, Beberapa Catatan Mengenai Perubahan UU Mengenai Hak Cipta,
(Jakarta : Kompas, 1987),hlm. 139.
25
Soerjono Soekanto,Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta : Universitas
Indonesia,Jakarta,2007,)hlm.3.

Universitas Sumatera Utara

17

1. Jenis dan sifat Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini
adalah penelitian hukum normatif. Dimana dalam penelitian
normatif hukum dikonsepsikan sebagai apa yang tertulis dalam
peraturan perundang-undangan atau hukum yang dikonsepsikan
sebagai kaidah atau norma yang merupakan patokan berperilaku
masyarakat terhadap apa yang dianggap pantas. Penelitian hukum
normatif

hanya

mempunyai

meneliti

beberapa

peraturan

perundang-undangan,dan

konsekuensi,dan

sumber

data

yang

digunakan berasal data data sekunder. 26
Sifat penelitian yang dipergunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian
Deskriptif adalah penelitian untuk mempertegas hipotesa tertentu, dan
memberikan data seteliti mungkin. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
yuridis. Pendekatan yuridis tersebut melakukan pengkajian peraturan perundangundangan yang berhubungan dengan tema sentral penelitian. Sehingga dalam
Skripsi ini meneliti dari sebuah Undang Undang, Buku dan Suatu Putusan
Pengadilan yang mana didalam putusan pengadilan itu dijabarkan atas
pertimbangan Hakim dan analisis kasus nya. Di dalam Undang-Undang Sendiri
dikutip dari Pasal-Pasal yang berkaitan dengan skripsi ini, Kemudian diambil dari
refrensi Buku-buku kepustakaan yang berkaitan dengan skripsi ini, sehingga
Skripsi ini berisi data yang valid.

26

Penelitian Hukum Normatif, http://www.informasi –
pendidikan.com/2013/08/penelitian-hukum-normatif.html, diakses tanggal 11 april, 12.57 wib

Universitas Sumatera Utara

18

2.

Data Penelitian
Materi dari penelitian ini diambil dari data sekunder,dimana
data sekunder dapat diperoleh dari dari sumber pertama, data
sekunder bisa diperoleh dari dokumen-dokumen resmi, buku-buku
penelitian, laporan, buku harian, surat kabar, makalah, dan lain
sebagainya .
a. Bahan Hukum Primer
Bahan hukum primer merupakan peraturan perundangundangan terkait,antara lain adalah :
1) Undang-Undang No.31 Tahun 2000 Tentang Desain
industri.
2) Undang- undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak
Cipta.
3) Putusan

NO:

31/PDT.SUS-DESAIN

INDUSTRI/2013/PN.NIAGA.JKT.PST.
4. Bahan Hukum Sekunder,
Yaitu berupa buku-buku yang berkaitan dengan judul
skripsi, artikel-artikel, hasil-hasil penelitian, laporan- laporan dan
sebagainya yang dapat diperoleh melalui media cetak maupun
media elektronik.

5. Bahan hukum tersier

Universitas Sumatera Utara

19

Yaitu semua dokumen yang memberikan petunjuk dan
penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum
sekunder, seperti: jurnal ilmiah, kamus hukum, dan bahan-bahan
lain yang sesuai dan dapat digunakan dalam penyusunan skripsi
ini.

3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan
skripsi ini adalah dengan studi dokumen dengan penelusuran pustaka
(library research) yaitu mengumpulkan data dari informasi dengan
bantuan buku, karya ilmiah, dan juga peraturan perundang-undangan
yang berkaitan dengan materi penelitian.
Menurut M. Nazil dalam bukunya yang berjudul Metode
Penelitian, dikemukakan bahwa studi kepustakaan adalah teknik
pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap
buku-buku, literature-literatur, catatan-catatan dan laporan-laporan
yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan. 27
4. Analisis Data
Penelitian hukum normatif yang menelaah data sekunder
menyajikan data berikut dengan analisisnya. 28 Metode analisis data
yang dilakukan adalah dengan metode kualitatif dengan penarikan
kesimpulan secara deduktif.
27
28

M.Nazil, Metode Penelitian(Jakarta:Ghalia Indonesia,2010), hlm. 111.
Soerjono Soekanto, Op. Cit, hl. 69.

Universitas Sumatera Utara

20

Metode penarikan kesimpulan pada dasarnya ada dua, yaitu
metode penarikan kesimpulan secara deduktif dan induktif. Metode
penarikan kesimpulan secara deduktif adalah suatu proposisi umum
yang kebenarannya telah diketahui dan berakhir pada suatu
kesimpulan (pengetahuan baru) yang bersifat lebih khusus. 29 Metode
penarikan kesimpulan secara induktif adalah proses berawal dari
proposisi-proposisi khusus (sebagai hasil pengamatan) dan berakhir
pada kesimpulan (pengetahuan baru) berupa asas umum. 30
Sehingga dalam penelitian ini menggunakan metode kesimpulan
deduktif Karena dalam penelitian ini merupakan suatu penelitian
putusan yang proporsi umum kebenarannya telah diketahui dan
berakhir pada suatu kesimpulan yang bersifat khusus.

G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penulisan skripsi ini, maka akan diberikan gambaran
secara ringkas mengenai uraian dari bab ke bab yang berkaitan antara satu dengan
yang lainnya. Penulisan penelitian ini akan dibagi menjadi lima bab untuk
mempermudah penulisan dan penjabaran dalam pembahasan permasalahan di
dalam skripsi ini. Sistematika Penulisan disusun sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN

29

Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2007), hlm.

11.
30

Ibid., hlm. 10.

Universitas Sumatera Utara

21

Bab ini dikemukakan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan
dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode
penulisan, serta sistematika penulisan.
BAB II PERSINGGUNGAN ANTARA HAK CIPTA DAN DESAIN INDUSTRI
Di bab ini akan di paparkan mengenaidesain industri dan hak cipta. Bab
ini berisikan tentang pengertian, syarat dan objek , ketentuan pendaftaran dari
desain industry dan hak cipta itu sendiri.
BAB III PENDAFTARAN HAK CIPTA YANG BERSAMAAN DENGAN
DESAIN INDUSTRI
Bab ini akan di paparkan menganai, Jangka waktu perlindungan desain
industri dan hak cipta, tata cara pembatalan desain industri dan hak cipta, hak dan
kewajiban pemegang hak desain industri dan hak cipta serta pendaftran hak cipta
yang bersamaan dengan desain industri.
BAB

IV

PERTIMBANGAN

HAKIM

TERHADAP

PUTUSAN

NO:

31/PDT.SUS-DESAIN INDUSTRI/2013/PN.NIAGA.JKT.PST.
Bab ini di paparkan mengenai putusan hakim terhadap pelanggaran desain
industri dan hak cipta yang dilakukan oleh sesama pelaku usaha pakaian.
BAB V PENUTUP
Bab

ini

berisikan

kesimpulan

yang

dikemukakan

berdasarkan

permasalahan yang telah dibahas dan dianalisis, dalam bab ini juga dikemukakan
berbagai saran dari penulis atas penelitian yang dilakukan.

Universitas Sumatera Utara