Persinggungan Hak Cipta dan Desain Industri Studi Putusan No. 31 PDT.SUS-DESAIN INDUSTRI 2013 PN.NIAGA.JKT.PST.

BAB II
PERSINGGUNGAN ANTAR HAK CIPTA DAN DESAIN
INDUSTRI
A. Pengertian Desain Industri dan Hak Cipta
1. Pengertian Desain Industri
Desain Industri adalah bagian dari Hak Atas Kekayaan Intelektual.
Perlindungan atas Desain Industri di dasarkan pada konsep pemikiran bahwa
lahirnya desain industri tidak terlepas dari kemampuan kreatifitas cipta, rasa dan
karsa yang dimiliki oleh manusia. Jadi ia merupakan produk intelektual manusia,
produk perdaban manusia. 31
Definisi normatif Desain Industri dirunuskan sebagai berikut :
Desain Industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi
garis atau warna atau garis dan warna atau gabungan daripadanya yang berbentuk
tiga dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola
tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu
produk, barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan. 32
Merujuk pada definisi diatas maka, karakteristik desain industri itu dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Satu kreasi tentang bentuk, konfigurasi atau komposisi garis atau warna,
atau garis dan warna atau gabungan keduanya.


31
32

OK. Saidin, 2010, Op.cit, hal. 467
Pasal 1 Ayat 1 Undang Undang No 31 Tahun 2000 Tentang Desain Industri

22
Universitas Sumatera Utara

23

2. Bentuk konfigurasi atau komposisi tersebut harus berbentuk dua atau tiga
dimensi.
3. Bentuk tersebut harus pula memberi kesan estetis.
4. Kesemua itu (butir 1, 2 dan 3 diatas) harus dapat dipakai untuk
menghasilkan suatu produk, berupa barang, komoditas industri, atau
kerajinan tangan.
Unsur yang terdapat pada karakteristik 1,2 dan 3 lebih mendekati pada
perlindungan hak cipta, namun unsur yang terdapat pada butir 4 merupakan
unsur yang harus ada dalam paten. 33

Untuk memahami secara lebih mendalam menganai desain industri
terlebih dahulu akan diuraikan pengertian mengenai desain.
David. I. Brainbridge mengemukakan pendapatnya mengenai desain
bahwa desain merupakan aspek aspek dari atau fitur-fitur yang terdapat pada suatu
barang ; suatu desain bukan barang itu sendiri dan patut dicatat bahwa dalam
hukum HAKI kata “Desain” memiliki makna yang terbatas.David. I. Brainbridge
menjelaskan bahwa desain dapat dibuat untuk barang barang fungsional seperti
alat pembuka kaleng wadah penyimpanan makanan beku atau pipa knalpot
mobil. 34
Dapat ditarik kesimpulan bahwa menurut penulis di atas desain meliputi
segala aspek baik bentuk maupun susunan (secara internal maupun eksternal) dari
keseluruhan atau bagian dari suatu benda. Hal ini berarti berbagai aspek dari

33
34

Ibid, hal. 468
Ranti Fauza, Perlindungan Desain Industri di Indonesia(Jakarta:PT.Grasindo,2004),

hlm. 49.


Universitas Sumatera Utara

24

bentuk atau konfigurasi dari suatu artikel dapat menjadi subjek dari hak desain
yang berbeda. 35
2. Pengertian Hak Cipta
Frasa hak cipta terdiri dari dua kata, yaitu hak dan cipta. Sehingga, dapat
diartikan hak cipta adalah hak yang dimiliki seorang pencipta atas suatu
ciptaannya. Ciptaan adalah hasil setiap karya pencipta dalam bentuk yang khas
dan menunjukkan keasliannya dalam lapangan ilmu pengetahuan, seni dan sastra
Pada awal mulanya, istilah untuk hak cipta yang dikenal adalah hak yang
dimiliki seorang pencipta atas suatu ciptaannya. Ciptaan adalah hasil setiap karya
pencipta dalam bentuk yang khas dan menunjukkan keasliannya dalam lapangan
ilmu pengetahuan, seni dan sastra. 36
Secara yuridis, istilah Hak Cipta telah dipergunakan dalam UndangUndang Nomor 6 Tahun 1982 sebagai pengganti istilah hak pengarang yang
dipergunakan dalam Auteurswet 1912.
Hak cipta adalah hak eksklusif atau yang hanya dimiliki si Pencipta atau
Pemegang Hak Cipta untuk mengatur penggunaan hasil karya atau hasil olah

gagasan atau informasi tertentu. Pada dasarnya, hak cipta merupakan "hak untuk
menyalin suatu ciptaan" atau hak untuk menikmati suatu karya. Hak cipta juga
sekaligus memungkinkan pemegang hak tersebut untuk membatasi pemanfaatan,
dan mencegah pemanfaatan secara tidak sah atas suatu ciptaan. Mengingat hak
eksklusif itu mengandung nilai ekonomis yang tidak semua orang bisa

35
36

Ibid,Hal.50
Pasal 1 angka 3 UU No. 28 Tahun 2014

Universitas Sumatera Utara

25

membayarnya, maka untuk adilnya hak eksklusif dalam hak cipta memiliki masa
berlaku tertentu yang terbatas. 37
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak
Cipta, berbunyi :

Hak cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis
berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkandalam bentuk
nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Hak Cipta mempunyai sifat sifat sebagai berikut :
a. Hak Cipta adalah hak eksklusif
Dari definisi hak cipta dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014
disebutkan bahwa hak cipta adalah hak eksklusif; diartikan sebagai hak eksklusif
karena hak cipta hanya diberikan kepada pencipta atau pemilik/ pemegang hak,
dan orang lain tidak dapat memanfaatkannya atau dilarang menggunakannya
kecuali atas izin pencipta selaku pemilik hak, atau orang yang menerima hak dari
pencipta tersebut (pemegang hak).Pemegang hak cipta yang bukan pencipta ini
hanya memiliki sebagian dari hak eksklusif tersebut yaitu hanya berupa hak
ekonominya saja.
b. Hak Cipta berkaitan dengan kepentingan umum
Seperti yang telah dijelaskan bahwa hak cipta merupakan hak eksklusif
yang istimewa, tetapi ada pembatasan-pembatasan tertentu yang bahwa Hak Cipta
juga harus memperhatikan kepentingan masyarakat atau umum yang juga turut
memanfaatkan ciptaan seseorang. Secara umum, hak cipta atas suatu ciptaan

tertentu yang dinilai penting demi kepentingan umum dibatasi penggunaannya
37

Harris Munandar dan Sally Sitanggang,Mengenal Hak Kekayaan Intelektual Hak Cipta
Paten dan Seluk-beluknya (Jakarta : ErlanggaGroup,2008), hlm. 21.

Universitas Sumatera Utara

26

sehingga terdapat keseimbangan yang serasi antara kepentingan individu dan
kepentingan masyarakat(kepentingan umum). Kepentingan-kepentingan umum
tersebut antara lain: kepentingan pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kegiatan
penelitian dan pengembangan. Apabila negara memandang perlu, maka negara
dapat

mewajibkan

pemegang


hak

cipta

untuk

menerjemahkan

atau

memperbanyaknya atau pemegang hak cipta dapat memberi izin kepada pihak lain
untuk melakukannya.
c. Hak Cipta dapat beralih maupun dialihkan
Seperti halnya bentuk-bentuk benda bergerak lainnya, hak cipta juga dapat
beralih maupun dialihkan, baik sebagian maupun dalam keseluruhannya.
Pengalihan dalam hak cipta ini dikenal dengan dua macam cara, yaitu:
a. ‘transfer’: merupakan pengalihan hak cipta yang berupa pelepasan hak
kepada pihak/ orang lain, misalnya karena pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian
tertulis, dan sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundangundangan.
b. ‘assignment’ : merupakan pengalihan hak cipta dari suatu pihak kepada

pihak lain berupa pemberian izin/ persetujuan untuk pemanfaatan hak cipta dalam
jangka waktu tertentu, misalnya perjanjian lisensi.
d.

Hak Cipta dapat dibagi atau diperinci (divisibility)

Berdasarkan praktik-praktik pelaksanaan hak cipta dan juga norma ‘Principle
of Specification’ dalam hak cipta, maka hak cipta dibatasi oleh:
a.

Waktu: misalnya lama produksi suatu barang sekian tahun,

b. Jumlah: misalnya jumlah produksi barang sekian unit dalam satu tahun,

Universitas Sumatera Utara

27

c. Geografis: contohnya sampul kaset bertuliskan “For Sale in Indonesia
Only” atau slogan “Bandung Euy”. 38

B. Obyekdan Subyek Desain Industri dan Hak Cipta
1. Obyek dan subyek Desain Industri
Di dalam Undang-undang Desain Industri telah jelas diatur bahwa tidak
semua desain industri dapat menjadi obyek desain industri. Desain industri yang
mendapat Hak Desain Industri adalah desain industri yang baru dan telah terdaftar
serta desain industri yang tidak melanggar peraturan perundang-undangan yang
berlaku, ketertiban umum, kesusilaan atau agama. Adapun penjelasan dari kedua
obyek desain industri tersebut adalahsebagai berikut :
a. Desain industri yang baru:
Hak Desain Industri diberikan untuk desain industri yang baru. Hal
iniberarti bahwa hanya desain industri yang mempunyai unsur kebaruan sajayang
dapat diberikan perlindungan hukum dan dengan sendirinya dapatdidaftar, dimana
Desain Industri dianggap baru apabila pada tanggalpenerimaan permohonan
pendaftaran oleh Direktorat Jenderal HakKekayaan Intelektual, desain industri
tersebut tidak sama denganpengungkapan yang telah ada sebelumnya, sedangkan
yang dimaksuddengan pengungkapan sebelumnya adalah pengungkapan desain
industrisebelum tanggal penerimaan permohonan atau tanggal prioritas dalam
halpermohonan

diajukan


dengan

hak

prioritas,

atau

telah

diumumkan

ataudigunakan di Indonesia ataupun di luar Indonesia. 39
Suatu desain industri tidak dianggap telah diumumkan apabila dalamjangka waktu
paling lama 6 bulan sebelum tanggal penerimaannya desaintersebut telah
38
39

Ibid,Hlm.15

Pasal 2 Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri.

Universitas Sumatera Utara

28

dipertunjukkan dalam suatu pameran nasional atauinternasional di Indonesia
ataupun di luar negeri, baik itu resmi atau diakuisebagai resmi dan juga telah
digunakan di Indonesia oleh pendesain dalamrangka percobaan dengan tujuan
pendidikan, penelitian, pengembangan. 40
“Pameran

resmi”

yang

dimaksudkan

disini

adalah

pameran

yangdiselenggarakan oleh pemerintah, sedangkan “pameran yang diakui
resmi”adalah pameran yang diselenggarakan oleh masyarakat, tetapi diakui
olehpemerintah. 41
b. Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yangberlaku,
ketertiban umum, agama atau kesusilaan :
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tidak semua desain industriyang baru
dapat diberikan Hak Desain Industri. Pasal 4 Undang-undangDesain Industri
mengatur desain industri yang tidak mendapatkanperlindungan, yakni Hak Desain
Industri tidak dapat diberikan apabila desainindustri yang bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yangberlaku, ketertiban umum, agama atau
kesusilaan. 42 Seperti batik cetakataupun desain berupa “kalimat tertentu” yang
menyinggung pemilik agamatertentu atau barang-barang yang berdesain
“pornografi”. Dan kamar mandiatau Closed yang menyinggung agama seperti
berbentuk masjid ataupungereja.
Subyek Desain industri diterangkan sebagai berikut :
Hak Desain Industri dapat diberikan kepada pendesain atau yangmenerima
hak tersebut dari pendesain. Jika pendesain terdiri dari beberapaorang, maka Hak

40

Pasal 3 Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri.
Iswi Hariyani, Prosedur Mengurus HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) Yang
Benar, (Yogyakarta: Pustaka Yustisia,2010) hlm. 189.
42
Pasal 4 Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri.
41

Universitas Sumatera Utara

29

Desain Industri diberikan kepada mereka secara bersamakecuali jika diperjanjikan
lain. Jika suatu desain industri dibuat olehpendesain dalam hubungan dinas
dengan suatu instansi negara ataupemerintah, maka pemegang hak desain adalah
instansi tersebut, kecualiada perjanjian lain. Yang dimaksud dengan “hubungan
dinas” adalahhubungan kepegawaian antara pegawai negeri dan instansinya,
ketentuansemacam ini berlaku pula bagi desain industri yang dibuat orang
lainberdasarkan pesanan instansi negara atau pemerintah.
Hak Desain Industriyang dibuat seseorang berdasarkan pesanan dari
instansi negara ataupemerintah tetap dipegang oleh instansi tersebut, kecuali
diperjanjikan lain.Ketentuan ini tidak mengurangi hak pendesain untuk
mengklaim haknyaapabila desain industri tersebut digunakan untuk hal-hal di luar
hubungankedinasan. 43Desain industri yang dibuat oleh seseorang yang bekerja
sebagaikaryawan di suatu lembaga swasta, tetap menjadi milik karyawan
tersebutbaik sebagai pendesain (pemilik desain) maupun sebagai pemegang
HakDesain Industri akan tetapi ketentuan ini bisa berubah jika ada perjanjian
antara kedua belah pihak. Ketentuan ini juga berlaku untuk desain yangdikerjakan
oleh orang lain (bukan karyawan) berdasarkan pesanan yangdibuat oleh lembaga
swasta atau perorangan. Ketentuan sebagaimanadimaksud tidak menghapus hak
pendesain untuk tetap dicantumkannamanya dalam sertifikat desain industri,
daftar umum desain industri danberita resmi desain industri. Pencantuman nama
pendesain merupakan suatukeharusan dalam bidang HAKI dan dikenal dengan
instilah Hak Moral (Moralright). 44

43
44

Ibid,Hal.190
Ibid,Hal.191

Universitas Sumatera Utara

30

Dalam

pemberian

hak

yang

diberikan

kepada

pemegang

Hak

DesainIndustri adalah hak ekslusif dimana hak tersebut merupakan hak
untukmelaksanakan
melarangorang

Hak

lain

Desain

yang

tanpa

Industri

yang

dimilikinya

persetujuannya

membuat,

dan

untuk

memakai,

menjual,mengimpor, mengekspor, dan atau mengedarkan barang yang diberi
HakDesain Industri akan tetapi dalam pelaksanaan tersebut dikecualikan
dariketentuan apabila pemakaian desain industri untuk kepentingan penelitiandan
pendidikan, sepanjang tidak merugikan kepentingan yang wajar daripemegang
Hak Desain Industri. 45
2. Obyek dan Subyek Hak Cipta
Setiap manusia mempunyai apa yang disebut dengan wewenang berhak
yaitu kewenangan untuk mempunyai hak hak dan setiap hak tentu punya objek
hak nya. Sebagai konsekuensinya adanya hak pada pemegang hak (subjek) maka
lahir kewajiban. Setiap pendukung hak dan kewajiban disebut sebagai subjek
hukum yang terdiri dari “manusia (natuurlik person) dan badan hukum (Recht
person)”. 46
Maka yang menjadi subyek dari hak cipta adalah pemegang hak cipta yaitu
pencipta atau orang maupun badan hukum yang secara sah memperoleh hak itu.
Orang lain atau badan hukum dapat menjadi pemegang hak cipta karena adanya
pengalihan dari pencipta dengan cara yang ditentukan dengan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 16 ayat 2 UU No.28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta menerangkan
bahwa :
45
46

Pasal 9 Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri
Chainur Arasjid, Dasar dasar Ilmu Hukum, (jakarta : Sinar Grafika,2000).Hlm, 120.

Universitas Sumatera Utara

31

Hak Cipta dapat beralih atau dialihkan, baik seluruh maupun sebagian
karena:
a. pewarisan;
b. hibah;
c. wakaf;
d. wasiat;
e. perjanjian tertulis; atau
f. sebab lain yang dibenarkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
undangan. 47
Sedangkan yang menjadi objek dari hak cipta itu adalah Hak Cipta itu
sendiri sebagai benda immateril.
Subjek hak Cipta biasa disebut sebagai pemegang hak cipta atau pencipta
itu sendiri. Yang dimaksud dengan pencipta kita dapat melihat nya pada Pasal 1
ayat 2 UU No.28 Tahun 2014 Tentang Hak cipta yaitu :
“Pencipta adalah seorang atau beberapa orang yang secara sendiri-sendiri
atau bersama-samamenghasilkan suatu ciptaan yang bersifat khas dan pribadi.” 48
Objek dari Hak Cipta itu Sendiri dapat dilihat dari Pasal 40 ayat 1 UU
No.28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta yaitu :
Ciptaan yang dilindungi meliputi Ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan,
seni, dan sastra, terdiri atas:
a. buku, pamflet, perwajahan karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil
karya tulis lainnya;
b. ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan sejenis lainnya;

47
48

Pasal 16 ayat 2 UU No.28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta
Pasal 1 ayat 2 UU No.28 Tahun 2014 Tentang Hak cipta

Universitas Sumatera Utara

32

c. alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu
pengetahuan;
d. lagu dan/atau musik dengan atau tanpa teks;
e. drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim;
f. karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran,
kaligrafi, seni pahat, patung,atau kolase;
g. karya seni terapan;
h. karya arsitektur;
i. peta;
j. karya seni batik atau seni motif lain;
k. karya fotografi;
l. Potret;
m. karya sinematografi;
n. terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, basis data, adaptasi, aransemen,
modifikasi dan karyalain dari hasil transformasi;
o. terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi, atau modifikasi ekspresi
budaya tradisional;
p. kompilasi Ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca dengan
Program Komputermaupun media lainnya;
q. kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut
merupakan karya yang asli;
r. permainan video; dan
s. Program Komputer. 49

49

Pasal 40 ayat 1 UU No.28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta

Universitas Sumatera Utara

33

C. Ketentuan Pendaftaran Desain Industri dan Hak Cipta
1. Pendaftaran Desain Industri
Hak Desain Industri diberikan atas dasar Permohonan yang diajukansecara
tertulis dalam bahasa Indonesia ke Direktorat Jenderal denganmembayar biaya
sebagaimana diatur di dalam Undang-undang DesainIndustri dan kemudian
permohonan tersebut ditandatangani oleh pemohonatau kuasanya. 50 Adapun
permohonan tersebut harus memuat hal-halsebagai berikut: 51
a. Tanggal, bulan, dan tahun surat permohonan.
b. Nama, alamat lengkap, dan kewarganegaraan pendesain.
c. Nama, alamat lengkap, dan kewarganegaraan pemohon.
d. Nama dan alamat lengkap kuasa apabila permohonan diajukan
melaluikuasa.
e. Nama negara dan tanggal penerimaan permohonan yang pertama
kali,dalam hal permohonan diajukan dengan hak prioritas.
Memuat persyaratan di atas, permohonan yang diajukan ke Direktorat
Jenderal harus juga dilampirkan hal-hal sebagai berikut : 52
a. Contoh fisik atau gambar atau foto dan uraian dari desain industri
yangdimohonkan pendaftarannya.
b. Surat kuasa khusus, dalam hal permohonan diajukan melalui kuasa.

50

Pasal 11 angka 1 - 2 Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri.
Pasal 11 angka 3 Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri.
52
Pasal 11 angka 4 Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri.
51

Universitas Sumatera Utara

34

c. Surat pernyataan bahwa desain industri yang dimohonkanpendaftarannya
adalah milik pemohon atau milik pendesain.
Ketika permohonan tersebut diajukan secara bersama-sama oleh lebihdari
satu pemohon, permohonan tersebut harus ditandatangani oleh salahsatu pemohon
dengan melampirkan persetujuan tertulis dari pemohon lain. 53
Dan apabila dalam hal permohonan diajukan bukan oleh pendesain,permohonan
tersebut harus disertai pernyataan yang dilengkapi dengan buktiyang cukup bahwa
pemohon berhak atas desain industri yang
bersangkutan. 54
Dari

ketentuan-ketentuan

sebelumnya,

pihak

yang

mengajukan

pertamakali permohonan terhadap Hak Desain Industri adalah pihak yang
dianggapsebagai pemegang Hak Desain Industri, kecuali jika pihak tersebut
terbuktisebaliknya. 55
Pengajuan setiap permohonan Hak Desain Industri hanya dapatuntuk satu
desain industri atau beberapa desain industri yang merupakansatu kesatuan desain
industri atau yang memiliki kelas yang sama. 56
Contohdari satu kesatuan desain industri adakah seperangkat barang
misalnya teko,cangkir, gelas dan toples yang memiliki konfigurasi atau komposisi
garis atauwarna yang sama atau memiliki kesamaan bentuk. Apabila pemohon
yangbertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia, pemohon

53

Pasal 11 angka 5 Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri.
Pasal 11 angka 6 Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri.
55
Pasal 12 Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri.
56
Pasal 13 Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri.
54

Universitas Sumatera Utara

35

harusmengajukan permohonan melalui kuasa dan pemohon sebagaimana
yangdimaksud harus menyatakan dan memilih domisili hukumnya di Indonesia. 57
Permohonan

dengan

menggunakan

hak

prioritas

juga

bisa

dilakukandengan pengajuan hak prioritas dalam waktu paling lama 6 (enam)
bulanterhitung sejak tanggal penerimaan permohonan yang pertama kali
diterimadi negara lain yang merupakan anggota Konvensi Paris atau
anggotapersetujuan

pembentukan

organisasi

perdagangan

dunia

dan

wajibdilengkapi dengan dokumen prioritas yang disahkan oleh kantor
yangmenyelenggarakan pendaftaran Desain Industri disertai terjemahannyadalam
bahasa Indonesia dalam waktu paling lama 3 (tiga) bulan terhitungsetelah
berakhirnya jangka waktu pengajuan Permohonan dengan HakPrioritas. Apabila
syarat tersebut tidak dipenuhi maka Permohonan tersebut
dianggap diajukan tanpa menggunakan Hak Prioritas. 58
Selain salinan surat permohonan, Direktorat Jenderal dapat meminta
agar permohonan dengan menggunakan hak prioritas dilengkapi pula
dengan : 59
a. Salinan

lengkap

Hak

Desain

Industri

yang

telah

diberikan

sehubungandengan pendaftaran yang pertama kali diajukan di negara lain;
dan
b. Salinan sah dokumen lain yang diperlukan untuk mempermudahpenilaian
bahwa Desain Industri tersebut adalah baru.

57

Pasal 14 Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri.
Pasal 16 Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri.
59
Pasal 17 Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri.

58

Universitas Sumatera Utara

36

Di samping itu, tanggal penerimaan permohonan menjadi sangatpenting
dikarenakan hal tersebut bersangkutan dengan titik awalperlindungan terhadap
Hak Desain Industri.
Secara

normatif

yang

diatur

di

alam

Undang-undang

Desain

Industri,tanggal penerimaan adalah tanggal diterimanya permohonan dengan
syaratpemohon sebagai berikut: 60
a. Mengisi formulir Permohonan.
b. Melampirkan contoh fisik atau gambar atau foto dan uraian dari
desainindustri yang dimohonkan pendaftarannya.
c. Membayar biaya Permohonan.
Dalam pemenuhan syarat-syarat dan kelengkapan permohonan apabilaternyata
memiliki kekurangan, Direktorat Jenderal memberitahukan kepadapemohon atau
kuasanya agar kekurangan tersebut dipenuhi dalam waktu 3(tiga) bulan terhitung
sejak tanggal pengiriman surat pemberitahuankekurangan tersebut dan dapat
diperpanjang untuk paling lama 1 bulan ataspermintaan pemohon. 61
Apabila

kekurangan

tersebut

tidak

dipenuhi,

maka

Direktorat

Jenderalmemberitahukan secara tertulis kepada pemohon atau kuasanya
bahwapermohonannya dianggap ditarik kembali dan segala biaya yang
telahdibayarkan kepada Direktorat Jenderal tidak dapat ditarik kembali. 62
Di

dalam

permintaan

penarikan

kembali

permohonan

tersebut,

dapatdiajukan secara tertulis kepada Direktorat Jenderal oleh pemohon
ataukuasanya selama permohonan tersebut belum mendapat keputusan.
2. Pendaftaran Hak Cipta
60

Pasal 18 Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri.
Pasal 19 Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri.
62
Pasal 20 Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri.

61

Universitas Sumatera Utara

37

Dalam sistem pendaftaran hak cipta menurut perundang-undangan Hak
Cipta Indonesia disebutkan bahwa semua permohonan pendaftaran diterima
dengan tidak terlalu mengadakan penelitian mengenai hak pemohon, kecuali
sudah jelas ada pelanggaran hak cipta.
Pendaftran hak cipta tidak berarti secara substantif Ditjen HAKI
bertanggung jawab atas kebenaran (sebagai pemilik) karya cipta tersebut.
Ketentuan ini sangat penting boleh jadi dari sebagian kecil dari karya cipta itu
benar hasil ciptaannya tetapi sebagian lain di caplok atau di tiru dari karya cipta
orang lain. Dalam Keadaan seperti ini Ditjen HAKI tidak memasukan hal ini
sebagian dari yang harus di tanggungjawabi. Sistem pendaftaran deklaratif tidak
mengenal pemeriksaan substansif yakni pemeriksaan terhadap objek atau materi
ciptaan yang akan di daftarkan.
Selanjutnya dapat dipahami bahwa fungsi pendaftaran hak cipta
dimaksudkan untuk memudahkan pembuktian dalam hal terjadi sengketa
mengenai hak cipta.
Pendaftaran ini tidak mutlak diharuskan karena tanpa pendaftaran hak
cipta di lindungi. Hanya mengenai ciptaan yang tidak didaftarkan akan lebih sukar
dan lebih memakan waktu dalam pembuktiannya. 63
Di dalam UU No.28 Tahun 2014 Pendaftaran Hak Cipta diatur di dalam
Pasal 66-73 yang berisi tentang : 64
Pasal 66

63
64

Ok.Saidin, Op,Cit. Hal.90
Pasal 66-73 Undang Undang No.28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta

Universitas Sumatera Utara

38

(1) Pencatatan Ciptaan dan produk Hak Terkait diajukan dengan Permohonan
secara tertulis dalam bahasaIndonesia oleh Pencipta, Pemegang Hak Cipta,
pemilik Hak Terkait, atau Kuasanya kepada Menteri.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara elektronik
dan/atau non elektronik
dengan:
a. menyertakan contoh Ciptaan, produk Hak Terkait, atau penggantinya;
b. melampirkan surat pernyataan kepemilikan Ciptaan dan Hak Terkait; dan
c. membayar biaya.
Pasal 67
(1) Dalam hal Permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 ayat (1)
diajukan oleh:
a. beberapa orang yang secara bersama-sama berhak atas suatu Ciptaan atau
produk Hak Terkait, Permohonan dilampiri keterangan tertulis yang
membuktikan hak tersebut; atau
b. badan hukum, Permohonan dilampiri salinan resmi akta pendirian badan
hukum yang telah disahkan oleh pejabat berwenang.
(2) Dalam hal Permohonan diajukan oleh beberapa orang, nama pemohon harus
dituliskan semua denganmenetapkan satu alamat pemohon yang terpilih.
(3) Dalam hal Permohonan diajukan oleh pemohon yang berasal dari luar wilayah
Negara Kesatuan RepublikIndonesia, Permohonan wajib dilakukan melalui
konsultan kekayaan intelektual yang terdaftar sebagaiKuasa.
Pasal 68

Universitas Sumatera Utara

39

(1) Menteri melakukan pemeriksaan terhadap Permohonan yang telah memenuhi
persyaratan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 66 dan Pasal 67.
(2) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk
mengetahui Ciptaan atau produk HakTerkait yang dimohonkan tersebut secara
esensial sama atau tidak sama dengan Ciptaan yang tercatatdalam daftar umum
Ciptaan atau objek kekayaan intelektual lainnya.

www.hukumonline.com
(3) Hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai
bahan pertimbangan Menteriuntuk menerima atau menolak Permohonan.
(4) Menteri memberikan keputusan menerima atau menolak permohonan dalam
waktu paling lama 9(sembilan) bulan terhitung sejak tanggal diterimanya
Permohonan yang memenuhi persyaratansebagaimana dimaksud dalam Pasal 66
dan Pasal 67.
Pasal 69
(1) Dalam hal Menteri menerima Permohonan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 68 ayat (4), Menterimenerbitkan surat pencatatan Ciptaan dan mencatat
dalam daftar umum Ciptaan.
(2) Daftar umum Ciptaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat:
a. nama Pencipta dan Pemegang Hak Cipta, atau nama pemilik produk Hak
Terkait ;
b. tanggal penerimaan surat Permohonan;
c. tanggal lengkapnya persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66
dan Pasal 67; dan

Universitas Sumatera Utara

40

d. nomor pencatatan Ciptaan atau produk Hak Terkait.
(3) Daftar umum Ciptaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilihat oleh
setiap Orang tanpa dikenaibiaya.
(4) Kecuali terbukti sebaliknya, surat pencatatan Ciptaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) merupakanbukti awal kepemilikan suatu Ciptaan atau produk Hak
Terkait.

Pasal 70
Dalam hal Menteri menolak Permohonan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 68 ayat (4), Menterimemberitahukan penolakan tersebut secara tertulis
kepada pemohon disertai alasan.
Pasal 71
(1) Terhadap Ciptaan atau produk Hak Terkait yang tercatat dalam daftar umum
Ciptaan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 69 ayat (1) dapat diterbitkan petikan
resmi.
(2) Setiap Orang dapat memperoleh petikan resmi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dengan dikenaibiaya.
Pasal 72
Pencatatan Ciptaan atau produk Hak Terkait dalam daftar umum Ciptaan
bukan merupakan pengesahan atasisi, arti, maksud, atau bentuk dari Ciptaan atau
produk Hak Terkait yang dicatat.
Pasal 73

Universitas Sumatera Utara

41

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pencatatan Ciptaan dan produk
Hak Terkait diatur dengan PeraturanPemerintah.

B. Persinggungan antar Desain Industri dan Hak Cipta
Seringkali kita saksikan bahwa ada iklan-iklan yang dimuat oleh berbagai
Patent Attorneys untuk pemilik 1 (satu) desain tertentu yang meminta
perlindungan melalui hak cipta dan menganggap haknya ini bisa melawan merekmerek dagang dari pihak lawan mereka yang telah mempergunakan “ciptaan”
mereka secara “bajakan”. 65
Sehingga penulis menganggap bahwasanya ada kesamaan antara hak cipta
dengan desain industri, akan tetapi perbedaannya akan lebih terlihat ketika desain
itu dalam wujudnya lebih mendekati paten.
Kalau dibandingkan dengan sistem paten, maka tujuan utama adalah
melindungi perkembangan dari penemuan-penemuan (inventions). Dan masalah
hak cipta segi estetika ini memang dipandang sebagai suatu unsur yang penting
untuk melindungi hak-hak dari karya yang sifatnya estetis. Jadi, kedua sistem
Paten dan hak cipta yang hendak melindungi karya estetis bisa bertumbuh secara
terpisah dan memisahkan satu dari lain. Dalam hubungan ini maka bisa dikatakan
ada suatu bidang di bidang HAKI ini yang dianggap sebagai “no mans land”
(daerah yang tidak bertuan). Disinilah bergerak apa yang dipandang sebagai
desain industri dan eksploitasinya oleh produk-produk industri. 66
Jika desain industri itu semula diwujudkan dalam bentuk lukisan, karikatur
atau gambar/grafik, satu dimensi yang dapat diklaim sebagai hak cipta maka, pada
65
Gautama, Sudargo dan Winata . R, Hak Atas Kekayaan Intelektual; Peraturan Baru Desain
Industri, (Bandung : Citra Aditya Bakti,2004), hal. 63.
66

Ibid,Hal.67

Universitas Sumatera Utara

42

tahapan berikutnya ia disusun dalam bentuk dua atau tiga dimensi dan dapat
diwujudkan dalam satu pola yang melahirkan produk materil dan dapat diterapkan
dalam aktivitas industri. Dalam wujud itulah kemudian ia disebut sebagai desain
industri. 67
Penulis berpendapat bahwa jika dipandang dari segi artistic, maka dengan
jalan hak cipta dapat diberikan perlindungan kepada setiap desain. Namun jika
dipandang bahwa perlindungan hak cipta dianggap kurang memuaskan bagi pihak
yang hendak melakukan produksi berdasarkan desain tertentu yang telah
dibuatnya itu. Maka dihendakilah suatu perlindungan dari desain ini secara lebih
bermanfaat.
Gambaran dan pandangan seperti diatas tidaklah berlebihan melihat dari
esensi objek pengaturan perlindungan hukum di bidang desain yaitu karya-karya
berupa produk yang pada dasarnya merupakan “pattern” yang digunakan untuk
membuat/ memproduksi barang secara berulang. Elemen terakhir ini yang
sebenarnya memberi ciri dan bahkan menjadi kunci. Apabila ciri ini hilang, maka
konsepsi mengenai perlindungan hukumnya akan lebih tepat dikualifikasikan
sebagai hak cipta. 68
Jika mau merujuk pada definisi dari desain industri itu sendiri, maka
karakteristik desain industri itu dapat dirumuskan sebagai berikut : 69
1. Satu kreasi tentang bentuk, konfigusari, atau komposisi garis atau warna,
atau garis dan warna, atau gabungan keduanya;

67

Ibid, hal. 467.

68

Muhamad Djumhana, Aspek-aspek Desain Industri Di Indonesia, (Bandung : Citra Adtya Bakti,
1999), hal. 41.
69

http://dgip.go.id/article/articleprint/36/-1/9/ Diakses tanggal 22 april 2017, pukul 14.00

WIB.

Universitas Sumatera Utara

43

2. Bentuk konfigurasi atau komposisi tersebut harus berbentuk dua atau tiga
dimensi;
3. Bentuk tersebut harus juga memberi kesan estetis
4. kesemua itu (point 1,2,3) harus digunakan untuk menghasilkan suatu
produk, berupa barang, komoditas industri atau kerajinan tangan.
Unsur yang terdapat pada point 1,2,3 lebih mendekati pada perlindungan
hak cipta, namun unsur yang terdapat pada point 4 merupakan unsur yang harus
ada dalam paten.
Begitu pentingnya unsur seni atau estetis dalam desain industri ini. Seni
yangmengandung unsur keindahan atau estetika itu adalah hasil kreasi manusia,
karenanya ia merupakan karya intelektualitas manusia yang semestinya dilindungi
sebagai property rights. Ada perbedaan perspektif antara keduanya. Pada hak cipta
terdapat nilai estetik, efek ratio dan rasa serta efek kegunaan. Sedangkan pada
desain industri penekanannya pada materi yang melahirkan kesan estetik dan
mengutamakan rasa dan efek estetika.
Tujuan perlindungan hukum keduanya pun berbeda, undang-undang hak
cipta misalnya, bertujuan untuk menetapkan hak-hak pencipta dan menjamin
perlindungan terhadap karyanya, yang berkaitan dengan eksploitasi kebudayaan
yang adil dan benar dan dengan demikian dapat memberi kontribusi bagi
kemajuan peradaban umat manusia. Berbeda dengan tujuan undang-undang
desain industri, kegunaannya adalah untuk mendorong terciptanya suatu karya
desain dengan mengedepankan unsur perlindungan dan kegunaannya, sehingga
dapat memberi kontribusi bagi kemajuan industri. 70

70

OK.Saidin, Op.ci, t hal. 470.

Universitas Sumatera Utara

44

Ada hubungan pula antara desain yang telah dikenal sebagai karya artistik.
Misalnya, karya artistik atau bordiran yang khusus untuk pakaian pengantin.
Adanya tindih menindih (overlapping) antara hak cipta dan desain industri seperti
telah dijelaskan diatas, dalam praktek menimbulkan berbagai kesulitan
interpretasi. 71
Pasal 25 persetujuan TRIPs mengatur mengenai persyaratan untuk perlindungan
desain industri. Masing-masing negara anggota WTO diberikan hak atau dapat
menetapkan sendiri bahwa perlindungan desain industri yang diberikan tidak
mencakup desain yang pemakaiannya terkait dengan aspek teknis atau fungsional.
Persetujuan TRIPs juga memberikan kebebasan kepada negara anggota WTO
untuk mengatur desain industri dalam peraturan perundang-undangannya, baik
melalui peraturan perundang-undangan yang khusus mengatur desain industri atau
digabungkan dengan peraturan perundang-undangan yang mengatur hak cipta. 72
Oleh karena itu, menurut penulis sangatlah masuk akal dengan apa yang
telah dikemukakan diatas bahwasanya adanya kekaburan dan persinggungan
antara hak cipta dengan hak desain industri didalam praktek dan yurisprudensi
perkara-perkara di Indonesia.

71

Gautama, Sudargo & Winata R, op.cit, hal. 69.

72

Usman, Rachmadi, Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual; Perlindungan & Dimensi Hukumnya
Di Indonesia, (Bandung : Alumni,2003), hal. 416.

Universitas Sumatera Utara