Analisis Perkembangan Industri Kecil Sepatu di Kota Medan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Industri
Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku
dan atau memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan barang yang
mempunyai nilai tambah atau manfaat yang lebih tinggi, termasuk jasa industri
(UU No. 3 tahun 2014).

Menurut Abdurachmat dalam Pujoalwanto

(2014)“Industri diambil dari bahasa latin yaitu Industria yang dapat diartikan
sebagai buruh atau penggunaan tenaga kerja yang terus menerus. Industri
mengandung dua pengertian, yaitu dalam arti yang luas dan dalam arti yang
sempit . Dalam arti yang luas industri adalah segala kegiatan manusia
memanfaatkan sumber daya alam sedangkan dalam arti yang sempit industri
adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah menjadi bahan setengah
jadi, Sumaatmadja dalam Pujoalwanto (2014).
Maryani (1998) dalam Pujoalwanto (2014) menyatakan bahwa, “Industri
merupakan suatu kegiatan ekonomi yang sangat penting karena sebagian besar
kebutuhan rumah tangga dihasilkan oleh industri”. Sedangkan menurut

Pujoalwanto (2014),

menyatakan bahwa,“Industriadalah bagian dari proses

produksi yang mengolah barang mentah menjadi barang jadi atau barang setengah
jadi sehingga menjadi barang yang memiliki kegunaan dan nilai tambah untuk
memenuhi berbagai kebutuhan manusia”. Dari berbagai pengertian diatas dapat
disimpulkan Industri adalah suatu usaha atau kegiatan yang mengolah barang

8
Universitas Sumatera Utara

mentah menjadi barang setengah jadi ataupun barang jadi sehingga meningkatkan
nilai tambah barang tersebut untuk mendapatkan keuntungan.
2.1.1 Pengertian Industri Kecil
Industri kecil didefenisikan dengan berbagai cara yang berbeda, tergantung
pada negara dan juga aspek lainnya misalnya teknologi,modal dan yang lainnya.
Berikut adalah beberapa pengertian Industri kecil :
1.


Menurut Badan Pusat Statistik: Industri kecil adalah perusahaan atau
industri dengan jumlah pekerja 5 - 19 orang.

2.

Menurut Bank Indonesia: Industri kecil adalah industri yang memiliki
modal kurang dari 20 juta, memiliki aset maksimal 600 juta dan omset
dibawah satu milyar.

3.

Menurut Departemen Koperasi dan Usaha Kecil adalah kegiatan
ekonomi rakyat berskala kecil dan bersifat tradisional dengan kekayaan
bersih 50-200 juta dan omset tahunan dibawah atau sama dengan 1
milyar.

4.

Departemen Perindustrian dan Perdagangan : Industri Kecil adalah
perusahaan yang memiliki aset maksimum 600 juta diluar tanah dan

bangunan, dan modal kerja dibawah 25 juta.

5.

Word Bank : Industri Kecil adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja
kurang lebih 30 orang dengan pendapatan pertahun US$3 juta dan aset
tidak lebih dari US$ 3juta.

Menurut UU No.9 tahun 1955 tentang Usaha Kecil, yang dimaksud dengan
Usaha Kecil atau industri kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala

9
Universitas Sumatera Utara

kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasilpenjualan tahunan serta
kepemilikan. Tujuan Usaha Kecil atau industri kecil adalah :
a.

Menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan industri Kecil menjadi
usaha yang tangguh dan mandiri serta dapat berkembang menjadi

Usaha Menengah.

b.

Meningkatkan peranan industri Kecil dalam pembentukan produk
nasional, perluasan kesempatan kerja dan berusaha, meningkatkan
ekspor,

serta

peningkatan

dan

pemerataan

pendapatan

untuk


mewujudkan dirinya sebagai tulang punggung serta memperkukuh
struktur perekonomian nasional.
Adapun kriteria usaha atau industri kecil menurut UU diatas adalah sebagai
berikut :
a.

Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp200.000.000, tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

b.

Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp1.000.000.000 (satu
milyar)

c.

Milik warga negara Indonesia

d.


Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung
maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar.

e.

Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan
hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum termasuk koperasi.

10
Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan UU No.20 tahun 2008 usaha atau industri Kecil adalah usaha
ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan
atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dari usaha besar atau menengah yang memenuhi kriteria usaha kecil. Tujuan
usaha atau industri kecil menurut UU diatas adalah:
a.


Mewujudkan

struktur

perekonomian

nasional

yang

seimbang,

berkembang dan berkeadilan.
b.

Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan usaha menjadi usaha
yang tangguh dan mandiri.

c.


Meningkatkan peran usaha kecil dalam pembangunan daerah,
penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan
ekonomi, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan.

Adapun kriteria usaha kecil menurut undang – undang ini adalah sebagai
berikut:
a.

Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 dan paling
banyak Rp500.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha.

b.

Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 sampai
Rp2.500.000.000,00.

11
Universitas Sumatera Utara


2.2Klasifikasi Industri
Beberapa referensi tentang perindustrian mengklasifikasikan industri berdasarkan
bahan baku, tenaga kerja, produksi yang dihasilkan, bahan mentah, lokasi unit
usaha, proses produksi barang yang dihasilkan,modal yang digunakan, subjek
pengelola, dan cara pengorganisasian.
2.2.1 Klasifikasi Industri Berdasarkan Bahan Baku
Setiap industri tentu membutuhkan bahan baku yang berbeda tergantung
pada apa yang dihasilkan dari proses industri tersebut. Berdasarkan bahan baku
yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:
1. Industri Ekstraktif, yaitu industri yang bahan baku nya diperoleh langsug
dari alam. Misalnya industri pertanian, hasil perikanan, dan kehutanan.
2. Industri Non ekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasil
hasil – hasil industri lain. Misalnya industri kayu lapis, industri
pemintalan, dan industri kain.
3. Industri Fasilitatief atau disebut juga dengan industri tertier yang
kegiatan industrinya adalah dengan menjual jasa layanan untuk keperluan
orang lain. Misalnya perbankan, perdagangan, angkutan, dan pariwisata.
2.2.2 Klasifikasi Industri Berdasarkan Tenaga Kerja
Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan, industri dapat dibedakan
menjadi :

1. Industri Rumah Tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja
kurang dari empat orang. Industri ini memiliki modal yang sangat
terbatas, tenaga kerja adalah anggota keluarga, dan pemiliki juga

12
Universitas Sumatera Utara

pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri. Contoh :
Industri Anyaman, industri kerajinan, industri tempe, industri tahu, dan
industri makanan ringan.
2. Industri Kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5
sampai 19 orang. Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relatif
kecil, tenaga kerja berasal dari lingkungan sekitar ataupun saudara.
Misalnya industri genteng, industri batubata, industri pengolahan rotan.
3. Industri Sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar
20-99 orang. Ciri industri ini adalah memiliki modal yang cukup besar,
tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan
memiliki kemampuan manajerial tertentu. Misalnya industri konveksi,
industri bordir, dan industri keramik.
4. Industri Besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100

orang. Ciri industri ini adalah memiliki modal besar yang dihimpun
dalam

bentuk

pemilikan

saham,

tenaga

kerja

harus

memiliki

keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih melalui uji
kemampuan dan kelayakan. Misalnya industri tekstil, industri besi baja,
dan industri pesawat terbang.
2.2.3 Klasifikasi Industri Berdasarkan Produk yang Dihasilkan.
Berdasarkan produk yang dihasilkan, industri dapat dbedakan menjadi :
1. Industri Primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang
tidak perlu pengolahan lebih lanjut. Barang atau benda tersebut dapat

13
Universitas Sumatera Utara

dinikmati atau digunakan secara langsung. Misalnya industri anyaman,
konveksi, makanan dan minuman.
2. Industri sekunder, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda
yang membutuhkan pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati atau
digunakan. Misalnya industri pemintalan benang, industri ban, industri
baja, dan industri tekstil.
3. Industri tertier, yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang atau benda
yang dinikmati atau digunakan baik secara langsung maupun secara tidak
langsung, melainkan berupa jasa layanan yang dapat mempermudah atau
membantu kebutuhan masyarakat.
2.2.4 Klasifikasi Industri Berdasarkan Bahan Mentah
Berdasarkan bahan mentah yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi
:
1. Industri pertanian, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang
diperoleh dari hasil kegiatan pertanian. Misalnya industri minyak goreng,
industri gula, industri kopi, industri teh, dan makanan.
2. Industri pertambangan, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang
berasal dari hasil pertambangan. Misalnya industri semen, industri baja,
industri BBM.
3. Industri Jasa, yaitu industri yang mengolah jasa layanan yang dapat
mempermudah

dan

meringankan

beban

masyarakat

tetapi

menguntungkan. Misalnya industri perbankan, industri perdagangan,
pariwisata,transportasi,seni dan hiburan.

14
Universitas Sumatera Utara

2.2.5 Klasifikasi Industri berdasarkan Lokasi Unit Usaha
Keberadaan suatu industri sangat menentukan sasaran atau tujuan kegiatan
industri. Berdasarkan pada lokasi unit usahanya, industri dapat dibedakan
menjadi:
1. Industri berorientasi pada pasar, yaitu industri yang didirikan dekat
dengan keberadaan konsumen atau pasar.
2. Industri yang berorientasi pada pengolahan, yaitu industri yang didirikan
dekat atau ditempat pebgolahan.
3. Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan
ditempat tersedianya bahan baku. Misalnya industrikonveksi berdekatan
dengan industri tekstil.
4. Industri yang tidak terikat dengan persyaratan yang lain yaitu industri
yang didirikan tidak terikat dengan syarat – syarat diatas.
2.2.6 Klasifikasi Industri Berdasarkan Proses Produksi
Berdasarkan proses produksinya, industri dibedakan menjadi :
1. Industi Hulu yaitu, industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi
barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku
untuk kegiatan industri yang lain. Misalnya industri kayu lapis, industri
aluminium,industri pemintalan, dll.
2. Industri Hilir yaitu, industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi
barang jadi sehingga barang tersebut dapat langsung dipakai oleh
konsumen.

15
Universitas Sumatera Utara

2.2.7 Klasifikasi Industri berdasarkan Barang yang Dihasilkan
Berdasarkan barang yang dihasilkan, industri dapat dibagi menjadi :
1. Industri Berat yaitu, industri yang menghasilkan mesin-mesin atau alat
produksi lainnya. Misalkan industri alat- alat berat.
2. Industri Ringan yaitu, industri yang menghasilkan barang siap pakai untuk
dikonsumsi. Misalnya industri obat-obatan, industri makanan, industri
minuman.
2.2.8 Klasifikasi Industi Berdasarkan Modal yang Digunakan :
Berdasarkan modal yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi :
1. Industri dengan penanaman modal dalam negri yaitu, industri yang
mendapat dukungan modal dari pemerintah atau pengusaha nasional.
Misalnya industri pariwisata
2. Industri dengan penanaman modal asing yaitu, industri yang modalnya
berasal dari penanaman modal asing. Misalnya industri komunikasi,
industri perminyakan.
3. Industri dengan modal patungan yaitu, industri yang modalnya berasal dari
hasil kerja sama antara PMDN dan PMA. Misalnya industri otomotif.
2.3 Permasalahan Industri Kecil Menengah (IKM)
Industri keci menengah (IKM) dalam perkembangan nya dihadapkan pada
persoalan-persoalan yang sudah umum untuk semua IKM bukan hanya di
Indonesia tetapi juga di negara-negara lainnya. Permasalahan yang umum
dihadapi oleh IKM adalah keterbatasan modal kerja (investasi),kesulitan dalam
pemasaran, distribusi dan pengadaan bahan baku dan input lainnya, keterbatasan

16
Universitas Sumatera Utara

akses ke informasi mengenai peluang pasar dan lainnya, keterbatasan tenaga kerja
dengan tingkat keahlian yang tinggi atau dengan kata lain kualitas SDM rendah,
kemampuan teknologi, biaya transportasi dan energi yang tinggi, keterbatasan
komunikasi, biaya yang tinggi akibat prosedur admisnistrasi dan birokrasi yang
kompleks, kususnya dalam pengurusan izin usaha, dan ketidakpastian ekonomi
akibat dari peraturan-peraturan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan ekonomi yang
tidak jelas atau tidak menentu arahnya (Tambunan,2009 hal 75).
Menurut survei yang dilakukan oleh BPS pada tahun 2003 dan 2005
terhadap usaha mikro dan usaha kecil (Tambunan,2009) menunjukkan bahwa
permasalahan klasik yang sering dialami oleh kelompok usaha tersebut adalah
masalah permodalan dan masalah pemasaran. Dalam hal permodalan, banyak dari
pengusaha kecil ini yang bergantung sepenuh nya pada uang atau simpanan
mereka sendiri. Alasan untuk hal ini bisa bermacam-macam ; ada yang belum
pernah mendengar atau menyadari ada nya bantuan kredit untuk pengusaha kecil,
ada yang pernah mencoba tetapi ditolak karena usahanya dianggap tidak layak
untuk di danai dan ada juga yang mengundurkan diri karena ruwetnya prosedur
administrasi dan ada juga yang dari awal memang tidak ingin meminjam dari
lembaga-lembaga keuagan formal.
Dalam hal pemasaran, Industri kecil pada umunya tidak mempunyai sumber
daya untuk mencari, mengembangkan, atau memperluas pasar mereka sendiri.
Pengusaha Kecil ini sangat bergantung pada mitra dagang mereka seperti
pedagang keliling atau yang biasa disebut agen atau sales untuk memasarkan

17
Universitas Sumatera Utara

produk mereka, atau bahkan tergantung pada konsumen yang datang secara
langsung ke tempat produksi mereka.
2.4

Tenaga Kerja
Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pembangunan adalah

pelaksana pembangunan itu sendiri yaitu manusia atau para pekerja nya (Barthos,
2001:15). Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja berusia 15-64 tahun
atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi
barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau
berpartisipasi dalam aktivitas tersebut (Subri, 2003 : 57). Salah satu masalah yang
biasa muncul dalam bidang angkatan kerja adalah ketidakseimbangan antara
permintaan tenaga kerja dan penawaran tenaga kerja. Ketidakseimbangan tersebut
dapat berupa : lebih besarnya penawaran dibanding permintaan terhadap tenaga
kerja atau sebaliknya (Subri, 2003 : 54).
2.4.1 Produktivitas Tenaga Kerja
Productive adalah kata sifat yang diberikan pada suatu yang mempunyai
kekuatan

atau

kemampuan

untuk

memproduksi

sesuatu.

Produktivitas

(Productivity) memiliki beberapa pengertian, pada level filosofis, manajerial dan
teknis operasional. Dewan Produktivitas Nasional (Ndraha, 1997 : 44)
mendefenisikan produktivitas sebagai suatu sikap mental yang selalu berusaha
dan mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari
hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Pada tingkat manajerial,
produktivitas tenaga kerja didefenisiskan sebagai perbandingan antara Output (O)
dengan Input (I)nya. Jadi Produktivitas tiap hari adalah

.
18
Universitas Sumatera Utara

Peningkatan kualitas pekerja yang ditandai dengan semakin meningkatnya
pendidikan tenaga kerja, peningkatan keterampilan dan pelatihan tenaga kerja
serta penerapan teknologi yang sesuai akan memberikan dampak positif terhadap
produktivitas tenaga kerja (Subri, 2003 : 64). Menurut Payaman Simanjuntak
(Ndraha, 1997 : 45) produktivitas kerja dipengaruhi oleh :
a. Kualitas dan kemampuan fisik karyawan
b. Sarana pendukung
c. Supra Sarana seperti : kebijakan pemerintah, hubungan industrial,
manajemen.
2.4.2 Pelatihan Tenaga Kerja
Pelatihan yang diberikan kepada tenaga kerja atau karyawan adalah
investasi dari perusahaan yang bertujuan untuk mengembangkan modal manusia
dimana tujuan akhir dari pelatihan ini adalah untuk meningkatkan produktivitas
tenaga kerja. Menurut Gbenga M. A., dan Norhani Z. A., (2013) dalam Nasution
(2015 : 88) untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja dapat dilakukan
melalui pendidikan dan pelatihan pada setiap tingkatan yang ada mulai dari
tingkatan individual, keluarga, komuniti, organisasi, nasional dan tingkatan
internasional. Sebuah konsultan pelatihan International Langevin Learning
Services(2001) dalam Nasution (2015 : 100) menjelaskan pengaruh pelatihan
terhadap kinerja seseorang :

19
Universitas Sumatera Utara

a. Pengetahuan dan Keahlian
Pengetahuan dan keterampilan seorang pekerja akn meningkat setelah
mengikuti pelatihan dan akan berpengaruh positif terhadap peningkatan
kinerja.
b. Kapasitas
Peningkatan kapasitas kemampuan manusia untuk bekerja optimal tidak
hanya sekedar meningkatkan pengetahuan dan keterampilan saja, tetapi
juga meningkatkan sikap mental dan pisik pekerja.
2.5 Lama Usaha
Dalam halini yang dimaksud dengan lama usaha adalah lamanya suatu
industri kecil tersebut dilakukan atau umur dari industri kecil dari mulai
berdirinya sampai penelitian dilakukan. Ada suatu pengertian dimana semakin
lama usaha tersebut berjalan akan mengakibatkan dua hal yaitu perusahaan
tersebut akan mengalami perkembangan yang signifikan atau perusahaan tersebut
justru akan lenyap. Lenyap yang dimaksud disini adalah industri tersebut gugur
karena tidak dapat mengikuti perkembangan zaman dan selera konsumen dan
lenyap karena industri tersebut justru mengalami perkembangan menjadi industri
besar. Perkembangan industri yang dimaksud adalah pertambahan jumlah unit
usaha, tenaga kerja, peningkatan pangsa PDB nya, atau bahkan peningkatan skala
usaha

dari

kecil

menjadi

menengah,

menengah

menjadi

usaha

besar

(Tambunan,2002).

20
Universitas Sumatera Utara

2.6

Legalitas Perusahaan
Menurut keputusan mentri perindustrian dan perdagangan Republik

Indonesia No.408/MPP/kep/10/1997 tentang ketentuan dan tata cara pemberian
Tanda Daftar Usaha Perdagangan (TDUP) dan Surat Izin Usaha Perdagangan
(SIUP) Tanda Daftar Usaha Perdagangan (TDUP) adalah Surat Tanda Daftar
untuk dapat melaksanakan kegiatan Usaha Perdagangan. Surat Izin Usaha
Perdagangan adalah Surat Izin untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha
perdagangan. Pada pasal 2 undang undang tersebut dikatakan bahwa setiap
perusahaan yang melakukan kegiatan usaha perdagangan wajib memperoleh
perizinan di bidang perdagangan. Perizinan sebagaimana di maksud dalam ayat
satu diatas adalah Tanda Daftar Usaha Perdagangan (TDUP) dan Surat Izin Usaha
Perdagangan (SIUP). Pada pasal 4 dikatakan bahwa pemberian surat izin tersebut
diterbitkan berdasarkan tempat kedudukan perusahaan dan berlaku di seluruh
wilayah Republik Indonesia. Dalam Pasalyang ke enam dijelaskan bahwa setiap
kegiatan usaha perdagangan yang mempunyai nilai investasi perusahaan
seluruhnya sampai dengan dua ratus juta wajib memperoleh TDUP yang
diberlakukan sebagai SIUP. Dalam keputusan Menteri Perindustrian dan
Perdagangan Republik Indonesia Nomor : 289/MPP/kep/10/2001 tentang
ketentuan standart pemberian Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) pada pasal 2
ayat 1 dan 2 mengatakan bahwa setiap perusahaan yang melakukan kegiatan
usaha perdagangan wajib memperoleh Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP).
SIUP yang dimaksud tersebut adalah : SIUP Kecil, SIUP menegah, SIUP besar.

21
Universitas Sumatera Utara

Pada pasal sembilan dijelaskan bahwa perusahaan yang dibebaskan dari
kewajiban memperoleh SIUP adalah :
a. Cabang atau perwakilan dari perusahaan yang dalam menjalankan Kegiatan
Usaha Perdagangan mempergunakan SIUP pusat.
b. Perusahaan kecil perorangan yang tidak berbadan hukum atau persekutuan,
dan yang dijalankan atau dikelola sendiri oleh pemiliknya dengan
mempekerjakan anggota keluarga/kerabatnya.
c. Pedagang keliling, pedagang asongan, pedagang pinggir jalan, atau
pedagang kaki lima.
Legalitas usaha adalah syarat mutlak UMKM untuk dapat menembus akses
permodalan di lembaga keuangan dan akses jaringan usaha. Salah satu syarat yang
dibutuhkan untuk memperoleh kredit adalah legalitas usaha. Syarat pengurusan
surat ijin usaha yang sulit pada akhirnyaakan mengurangi banyak kesempatan
UMKM untuk memperoleh dana pinjaman dari bank yang sudah dipersiapkan
sebelumnya oleh bank untuk membiayai UMKM. Penyederhanaan birokrasi ini
akan sangat membantu UMKM utuk memperoleh dana dari lembaga keuangan
dan hal ini akan mengembangkan UMKM.
2.7 Kredit Perbankan
Kata Kredit berasal dari bahsa latin yaitu “credere”yang artinya dalah
percaya. Maksud nya adalah si pemberi Kredit percaya kepada penerima kredit
bahwa uang yang disalurkan akan dikembalikan sesuai dengan perjanjian. Dan
bagi si penerima kredit merupakan penerimaan kepercayaan sehingga mempunyai
kewajiban

untuk

membayar

sesuai

dengan

jangka

waktu

yang

telah

22
Universitas Sumatera Utara

disepakati(Kasmir,2008:97). Menurut Undang – Undang Perbankan No.10 Tahun
1998 kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Sebelum kredit diberikan, bank terlebih dahulu harus mengadakan analisis kredit.
Analisis kredit mencakup latar belakang nasabah atau perusahaan, prospek
usahanya, jaminan yang diberikan serta faktor-faktor lainnya. Tujuan dari analisis
kredit ini adalah agar bank yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar aman.
Pemberian kredit tanpa analisis sangat membahayakan bank, karena dapat
menyebabkan terjadinya kredit macet sehinggan perputaran uang di bank akan
mengalami gangguan.
2.7.1 Unsur – Unsur Kredit
Ada pun unsur – unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas
kredit adalah sebagai berikut :
1. Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan pemberian kredit bahwa kredit yang diberikan
(berupa uang,barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa
tertentu. Kepercayaan ini diberikan oleh bank kepada nasabah dimana
sebelumnya sudah dilakukan terlebih dahulu analisis kredit.
2. Kesepakatan

23
Universitas Sumatera Utara

Si pemberi kredit dan si penerima kredit membuat suatu kesepakatan yang
dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak
menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.
3. Jangka Waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, dimana
jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah
disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek,
menengah atau panjang.
4. Risiko
Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu
risiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu
kredit semakin besar risikonya demikian pula sebaliknya. Risiko ini
menjadi tanggung jawab dari pemberi kredit atau bank baik yang
dosebabkan oleh kelalaian dari nasabah atau pun oleh hal yang tidak
disengaja seperti bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa
unsur kesengajaan.
5. Balas Jasa
Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang
dikenal dengan bunga bank.
2.7.2 Tujuan Kredit
Pemberian suatu fasilitas kredit tentu memiliki tujuan tertentu yang tidak
terlepas dari visi dan misi dari bank yang bersangkutan. Adapun tujuan utama
dari pemberian kredit adalah :

24
Universitas Sumatera Utara

1. Mencari Keuntungan
Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit dalam bentuk
bungayang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi
kredit yang dibebankan kepada nasabah.
2. Membantu Usaha Nasabah
Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan
dana, baik itu dana investasi maupun dana modal kerja sehingga debitur
dapat mengembangkan usaha nya.
3. Membantu pemerintah
Semakin banyak kredit yang disalurkan oleh perbankan maka hal ini akan
berdampak baik bagi pemerintah karena dengan semakin banyaknya kredit
maka akan meningkatkan pembangunan di berbagai sektor.
2.7.3 Jenis-Jenis Kredit
2.7.3.1 Jenis kredit dilihat dari segi kegunaan :
a. Kredit Investasi
Yaitu kredit yang biasanya digunakan untuk perluasan usaha atau
membangun proyek atau pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi.
b.Kredit modalkerja
Yaitu kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi
dalam operasionalnya misalnya untuk membeli bahan baku,membayar
upah karyawan, dan biaya lainnya yang berkaitan dengan proses
produksi perusahaan.

25
Universitas Sumatera Utara

2.7.3.2 Jenis kredit dari segi tujuan kredit
a. Kredit produktif
Yaitu kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha produksi atau
investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang dan jasa
misalnya untuk pembangunan pabrik yang nantinya akan menghasilkan
barang dan jasa.
b. Kredit konsumtif
Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam hal ini
tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan.
c.Kredit Perdagangan
Yaitu kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk
membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil
penjualan barang dagangan tersebut. Contoh kredit adalah kredit
ekspor dan impor.
2.7.4 Prinsip-prinsip pemberian kredit
Sebelum suatu fasilitaskredit diberikan bank harus benar-benar yakin bahwa
kredit yang diberikan akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil
penilaian kredit sebelumkredit disalurkan. Biasanya kriteria penilaian yang harus
dilakukan

oleh

bank

untuk

mendapatkan

nasabah

yang

benar-benar

menguntungkan dilakukan dengan analisis 5C dan 7P. Berikut adalah penjelasan
singkat untuk analisis dengan 5 C kredit :

26
Universitas Sumatera Utara

a. Character
Yaitu suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang akan
diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya. Hal ini tercermin dari latar
belakang si nasabah baik latar belakang pekerjaan maupun latar belakang
yang bersifat pribadi.
b. Capacity
Untuk melihat kemampuan nasabah dalam bidang bisnis dihubungkan
dengan tingkat pendidikannya, kemampuan dalam memahami ketentuanketentuan pemerintah, dan kemampuan nya menjalankan usaha nya selama
ini sehingga dari sana akan terlihat kemampuannya untuk mengembalikan
kredit.
c. Capital
Untuk melihat penggunaan modal yang efektif maka dilihat darilaporan
keuangan dengan melakukan pengukuran dari segi likuiditas, solvabilitas,
rentabilitas dan ukuran lainnya. Selain itu juga dapat dilihat dari sumber
perolehan modal saat terakhir.
d. Colleteral
Merupakan jaminan yang diberikan oleh calon nasabah baik yang bersifat
fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit dan
harus diteliti keabsahannya sehingga jika terjadi masalah dapat
dipergunakan secepat mungkin.

27
Universitas Sumatera Utara

e. Condition
Dalam menilai kredit perlu diperhatikan kondisi ekonomi dan politik
dimasa sekarang dan di masa yang akan datang sesuai sektor masingmasing dan prospek usaha dari sektor yang ia jalankan.
Penilaian dengan metode analisis 7 P adalah sebagai berikut :
a. Personality
Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya
sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi,
tingkah laku, dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.
b. Party
Yaitu mengklasifikasi nasabah kedalam golongan tertentu berdasarkan
modal, loyalitas, serta karakternya. Kemudian nasabah akan digolongkan
ke golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari
bank.
c. Purpose
Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk
jenis kredit yang diinginkan nasabah.
d. Prospect
Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang
menguntungkan atau tidak. Hal ini penting untuk diperhatikan karena jika
fasilitas kredit yang dibiayai tidak mempunyai prospek, hal ini bukan
hanya akan merugikan pihak kreditur atau bank tapi juga nasabah yang
bersangkutan.

28
Universitas Sumatera Utara

e. Payment
Merupakan ukuran bagaimana nasabah mengembalikan kredit yang telah
di ambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit
tersebut.
f. Profitability
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.
Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau
semakin meningkat.
g. Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan
mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa barang, atau orang,
atau jaminan asuransi.
2.8 Pemasaran
Saat ini kita menghadapi perekonomian dunia yang semakin terbuka dan
kompetitif. Bahkan saat ini kita berada dalam empat jaman pemacu perubahan
yang terjadi secara bersamaan: globalisasi ekonomi, teknologi informasi, strategic
quality management, dan revolusi manajemen (Mulyadi, 2001) dalam
(Yunus,2010:1). Dalam kondisi yang demikian keungulan suatu bangsa secara
kritis bergantung pada kedudukan kompetitifnya dalam pasaran (Kotler,
et.al.,1998) dalam (Yunus, 2010:1). Pemasaran adalah fungsi bisnis yang
mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pelanggan, menentukan pasar sasaran
yang paling dapat dilayani dengan baik oleh perusahaan, dan merancang produk,
jasa, dan program yang tepat untuk melayani pasar tersebut. Tujuan pemasaran

29
Universitas Sumatera Utara

adalah untuk menciptakan kepuasan pelanggan, dengan membangun hubungan
timbal balik yang saling menguntungkan dengan pelanggan (Kotler, 2001).
2.8.1 Saluran Distribusi
Sebagian besar produsen menggunakan perantara untuk menyalurkan
produk mereka ke pasar. Dengan bertindak demikian berarti mereka menyerahkan
sebagian kontrol atas bagaimana dan kepada siapa suatu produk di jual. Perantara
digunakan karena efisiensinya yang lebih tinggi dalam penyediaan barang untuk
pasar sasaran.
2.8.1.1 Fungsi Saluran Distribusi
Saluran distribusi mengerakkan barang dan jasa dari produsen kepada
konsumen. Mereka memecahkan persoalan utama seperti waktu dan

tempat.

Beberapa fungsi saluran distribusi (Kotler, 2001) adalah sebagai berikut :
• Promosi

:

Mengembangkan

dan

menyebarluaskan

komunikasi

persuasif berkenaan dengan suatu penawaran.
• Kontak : Menemukan dan berkomunikasi dengan pembeli prospektif.
• Mencocokkan : Membentuk dan menyesuaikan penawaran terhadap
kebutuhan pembeli.
• Distribusi fisik : Memindahkan dan menyimpan barang
• Pendanaan : Mendapatkan dan menggunakan dana untuk menutupi
biaya kegiatan pendistribusian.
• Pengambilan risiko : Memperhitungkan risiko menjalankan tugas
pendistribusian.

30
Universitas Sumatera Utara

2.8.1.2 Jumlah Tingkatan Distribusi
Tingkatan distribusi adalah suatu lapisan peratara yang melakukan tugastugas dalam membawa produk dan kepemilikannya lebih dekat ke pembeli akhir.
Saluran pemasaran dapat dikelompokkan kedalam dua bagian yaitu pemasaran
langsung dan pemasaran tidak langsung. Saluran pemasaran langsung adalah
suatu saluran pemasaran yang tidak memiliki tingkatan perantara. Saluran
pemasaran tidak langsung adalah saluran yang berisikan satu atau lebih tingkatan
perantara.
2.9 Penelitian Terdahulu
Peneltian yang dilakukan oleh “Sutan Sori Muda Nasution” dengan judul
penelitian “ Analisis perkembangan industri kecil makanan di Kabupaten
Mandailing Natal “ pada tahun 2009 dengan metode penelitian yang digunakan
adalah Regresi berganda dengan metode OLS. Jumlah sampel adalah 30 unit
dengan populasi sebesar 45 unit industri kecil. Variabel terikat yaitu : Pendapatan
industri kecil makanan dan variabel bebas terdiri dari tenaga kerja (X1), Umur
perusahaan (X2), Legalitas Usaha (X3), Fasilitas Kredit (X4). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tenaga kerja (X1) dan Kredit (X2) memberikan pengaruh
positif yang signifikan pada peningkatan hasil produksi industri kecil makanan di
Kabupaten mandailing Natal. Hasil uji F menunjukkan bahwa variabel X1,X2,X3,
dan X4 secara bersama memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
peningkatan hasil produksi industri kecil makanan di kabupaten Mandailing Natal
dengan tingkat kepercayaan 95%.

31
Universitas Sumatera Utara

Penelitian yang dilakukan oleh Elsa Astarina Ginting dengan judul “
Analisis pengaruh kredit perbankan, lama usaha, dan tingkat pendidikan terhadap
omset pengusaha kecil rotan di Kecamatan Medan Barat, Medan “ pada tahun
2008. dengan metode penelitian adalah regresi berganda dengan metode OLS.
Jumlah populasi yang diteliti adalah 15 pengusaha kecil rotan. Variabel dependen
adalah Omset pengusaha kecil rotan, variabel independen adalah : kredit
perbankan, lama usaha, dan tingkat pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kredit perbankan, lama usaha dan tingkat pendidikan mempunyai pengaruh
positif yang signifikan terhadap omset pengusaha kecil rotan di Kecamatan
Medan Barat, Medan.
Penelitian yang dilakukan oleh Noralina Tobana Nainggolan pada tahun
2007 dengan judul “ Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Perkembangan
Industri Batubata di Kabupaten Samosir”. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan metode OLS sebagai teknik
analisis data. Variabel independen yang diteliti adalah nilai mesin dan
peralatannya, dan tenaga kerja serta variabel dependen nya adalah nilai produksi
batubata dikabupaten Samosir. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut
adalah bahwa variabel nilai mesin dan peralatannya serta variabel tenaga kerja
memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap peningkatan nilai
produksi batubata di Kabupaten Samosir.

32
Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.1
Rangkuman penelitian terdahulu
Hasil

No

Nama Peneliti dan
Tahun Penelitian

Judul

Variabel

1

Sutan Sori Muda
Nasution, 2009.

Analisi
perkembangan
industri kecil
makanan di
Kabupaten
Mandailing
Natal.

Variabel
independen :
Pendapatan
industri kecil.
Variabel
Dependen :
Tenaga kerja
(X1), Umur
perusahaan (X2),
Legalitas Usaha
(X3), Fasilitas
Kredit (X4)

Bahwa variabel
tenaga kerja (X1)
dan fasilitas
kredit (X2)
memberikan
pengaruh positif
yang signifikan
terhadap
peningktan
produksi industri
kecil makanan di
Kabupaten
Mandailing
Natal.

2

Elsa Astarina
Ginting

Analisis
pengaruh kredit
perbankan, lama
usaha, dan
tingkat
pendidikan
terhadap omset
pengusaha kecil
rotan di
Kecamatan
Medan Barat,
Medan

Variabel
independen :
kredit perbankan,
lama usaha, dan
tingkat
pendidikan
Variabel
dependen : Omset
pengusaha kecil
rotan

Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa
kredit
perbankan, lama
usaha dan tingkat
pendidikan
mempunyai
pengaruh positif
yang signifikan
terhadap omset
pengusaha kecil
rotan
di
Kecamatan
Medan
Barat,
Medan.

3

Noralina Tobana
Nainggolan , 2007.

Analisis FaktorFaktor yang
Mendorong
Perkembangan
Industri Batubata
di Kabupaten
Samosir

Variabel
independen : nilai
mesin dan
peralatannya, dan
tenaga kerja.
Variabel
dependen nya
adalah nilai
produksi.

Bahwa variabel
nilai mesin dan
peralatannya serta
variabel tenaga
kerja
memiliki
pengaruh
yang
positif
dan
signifikan
terhadap
peningkatan nilai
produksi batubata
di
Kabupaten
Samosir.

33
Universitas Sumatera Utara

2.10Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual atau kerangka berfikir merupakan model konseptual
yang menjelaskan bagaimana hubungan antar teori dan berbagai faktor yang
diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka berfikir diperlukan apabila
dalam penelitian terdapat dua variabel atau lebih. Kerangka berfikir yang baik
akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti
(Sugyono,2007:88). Dalam kerangka penelitian ini variabel yang akan di teliti
adalah : tenaga kerja, umur perusahaan, legalitas usaha, fasilitas kredit sebagai
variabel independen dan perkembangan industri kecil makanan yang dilihat dari
jumlah produksi, tujuan pemasaran, pendapatan industri kecil sebagai variabel
dependen.
Perkembangan industri kecil dipengaruhi secara signifikan oleh variabel
jumlah tenaga kerja, unur usaha, legalitas usaha, dan perolehan fasilitas kredit dari
lembaga keuangan (Handrimuthjahyo, A. Dedy., Y. Sri Susilo dan Amiluhur
Soeroso (2007)). Berdasarkan uraian diatas maka dibuat kerangka konseptual
sebagai berikut :
Tenaga kerja (X1)

Umur perusahaan(X2)
Perkembangan industri
kecil (Y)

Legalitas Usaha (X3)
Fasilitas kredit (X4)

a.Jumlah
produksi

b.Tujuan

c.Pendapatan

pemasaran

Gambar 1.1
Kerangka konseptual

34
Universitas Sumatera Utara

2.11Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara dari permasalahan yang menjadi objek
penelitian dimana tingkat kebenaran nya masih perlu untuk di uji. Hipotesis pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
H1 : Tenaga kerja memiliki hubungan dengan jumlah produksi.
H2 : Tenaga kerja memiliki hubungan dengan tujuan pemasaran
H3 : Tenaga kerja memiliki hubungan dengan pendapatan
H4

: Umur

perusahaan memiliki hubungan dengan jumlah produksi

H5 : Umur perusahaan memiliki hubungan dengan tujuan pemasaran
H6 : Umur perusahaan memiliki hubungan dengan pendapatan
H7 : Legalitas usaha memiliki hubungan dengan jumlah produksi
H8 : Legalitas usaha memiliki hubungan dengan tujuan pemasaran
H9 : Legalitas usaha memiliki hubungan dengan pendapatan
H10 : Fasilitas kredit memiliki hubungan dengan jumlah produksi
H11 : Fasilitas kredit memiliki hubungan dengan tujuan pemasaran
H12 : Fasilitas kredit memiliki hubungan dengan pendapatan

35
Universitas Sumatera Utara