Analisis Perkembangan Industri Kecil Sepatu di Kota Medan
LAMPIRAN1
KUESIONER PENELITIAN
Kepada Yth.
Bapak/Ibu Pengusaha Industri Kecil Sepatu di Tempat
Dengan hormat, mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang saya ajukan yang bertujuan untuk melengkapi penulisan karya ilmiah
saya (SKRIPSI) sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara (USU). Adapun judul dari penelitian saya ini adalah “ Analisis Perkembangan Industri Kecil Sepatu di Kota Medan
“.
NO KUSIONER :
TANGGAL :
NAMA :
JENIS KELAMIN :
UMUR :
PENDIDIKAN TERAKHIR :
NAMA USAHA :
TAHUN BERDIRI USAHA :
(2)
1. Berapa jumlah tenaga kerja industri kecil ini? a. 1 – 3 orang
b. 4 – 10 orang c. ≥ 10 orang
Sebutkan jumlah nya : ...
2. Apakah jumlah tenaga kerja mengalami peningkatan dalam 3 tahun terakhir?
a. Ya,
b. Tidak ( Tetap )
c. Menurun, karena...
3. Pendidikan tenaga kerja
a. SD b. SMP c. SMA
d. Lainnya,...
4. Bahan baku diperoleh dari mana : a. Kota Medan
b. Dari luar kota Medan, Sebutkan... 5. Bahan baku yang digunakan :
a. Kulit b. Plastik
6. Jumlah modal yang digunakan setiap tahun : a. 1 - 25 juta
b. 25 - 50 juta c. 50 – 100 juta d. > 100 juta
7. Apakah terjadi penambahan modal selama 3 tahun terakhir? a. Ya, sebutkan...
b. Tidak, alasan...
8. Sumber modal dalam menjalankan industri : a. Dana Sendiri
b. Pinjaman keluarga/teman c. Kredit Bank
d. Koperasi
9. Apakah pernah mengajukan kredit kepada Bank? a. Ya
(3)
b. Tidak, alasan: 1. Tidak tahu prosedur 2. Prosedur sulit 3. Tidak ada agunan 4. Lainnya,...
10.Pendapatan yang diperoleh per tahun : a. 1 - 25 juta
b. 25 - 50 juta c. 50 – 100 juta d. > 100 juta
11. Apakah pendapatan yang diperoleh mengalami peningkatan selama 3 tahun terakhir?
a. Ya
b. Tidak (Tetap)
c. Fluktuatif, alasan...
12. Berapa unit rata- rata produksi yang dihasilkan setiap tahunnya?
13. Apakah jumlah produksi sepatu mengalami peningkatan selama 3 tahun terakhir?
a. Ya b. Tidak
c. Fluktuatif, alasan
14. Bagaimana cara pemasaran produk industri sepatu ini? a. Dipasarkan langsung ke konsumen
b. Dipasarkan lewat agen 15. Tujuan pemasaran produk :
a. Kota Medan
b. Diluar kota Medan, sebutkan...
16. Apakah tujuan pemasaran mengalami perkembangan selama 3 tahun terakhir?
a. Ya, Sebutkan... b. Tidak (Tetap)
17. Hambatan apa saja yang sering dihadapi dalam menjalankan industri ini : a. Tingginya harga bahan baku produksi
(4)
c. Ketersediaan Bahan Baku d. Tenaga Kerja Terampil e. Kurangnya pemasaran
f. Lainnya, sebutkan...
18. Selain jenis bantuan modal, jenis bantuan apa yang diharapkan dari pemerintah :
a. Kemudahan perizinan b. Pelatihan pengembangan usaha c. Bantuan Teknologi
d. Penghapusan pungutan liar
e. Lainnya, sebutkan...
19. Jenis pelatihan apa yang diharapkan untuk pengembangan usaha ini : a. Keterampilan produksi
b. Pelatihan pengembangan usaha c. Pemasaran
d. Lainnya, sebutkan...
20. Apakah industri ini memiliki ijin usaha/legalitas usaha? a. Ya
b. Tidak, alasan...
21. Apakah produk industri ini sudah memiliki merek sendiri yang sudah di patenkan?
a. Ya
(5)
DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN
NO J.K Usia Pend. T.K Umur Perusahaan
Leg.Izin Leg.Mer F.Kre J.Prod T.Pem Pend.
1 1.0 2.0 3.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 2.0 3.0 1.0
2 2.0 4.0 1.0 2.0 4.0 2.0 3.0 1.0 4.0 1.0 2.0
3 1.0 3.0 2.0 1.0 1.0 2.0 1.0 2.0 1.0 3.0 3.0
4 1.0 3.0 2.0 2.0 2.0 1.0 3.0 1.0 2.0 2.0 3.0
5 1.0 3.0 3.0 2.0 3.0 1.0 1.0 1.0 3.0 3.0 2.0
6 1.0 2.0 2.0 1.0 1.0 2.0 3.0 1.0 3.0 2.0 2.0
7 1.0 3.0 2.0 1.0 2.0 2.0 3.0 1.0 2.0 3.0 1.0
8 1.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 1.0 1.0 3.0 3.0 4.0
9 1.0 3.0 3.0 1.0 2.0 2.0 3.0 1.0 2.0 3.0 1.0
10 1.0 3.0 3.0 3.0 3.0 1.0 1.0 1.0 5.0 1.0 3.0
11 1.0 4.0 2.0 1.0 3.0 2.0 3.0 1.0 1.0 3.0 2.0
12 1.0 2.0 3.0 2.0 2.0 2.0 3.0 1.0 4.0 1.0 2.0
13 2.0 3.0 2.0 2.0 2.0 2.0 3.0 1.0 4.0 1.0 2.0
14 1.0 4.0 2.0 2.0 2.0 2.0 3.0 2.0 4.0 1.0 1.0
15 2.0 3.0 2.0 2.0 2.0 2.0 1.0 2.0 4.0 2.0 1.0
16 1.0 3.0 3.0 2.0 2.0 2.0 1.0 1.0 6.0 1.0 1.0
17 2.0 3.0 4.0 2.0 2.0 2.0 2.0 1.0 6.0 3.0 2.0
18 2.0 3.0 3.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 4.0 1.0 2.0
19 1.0 3.0 3.0 2.0 2.0 2.0 3.0 1.0 5.0 1.0 1.0
20 1.0 2.0 3.0 2.0 1.0 2.0 2.0 2.0 2.0 1.0 1.0
21 2.0 2.0 1.0 3.0 1.0 1.0 3.0 1.0 5.0 1.0 2.0
22 1.0 1.0 3.0 2.0 1.0 2.0 3.0 1.0 6.0 3.0 2.0
23 1.0 3.0 1.0 2.0 3.0 2.0 3.0 2.0 4.0 2.0 1.0
24 1.0 2.0 2.0 2.0 2.0 1.0 3.0 1.0 6.0 2.0 4.0
25 1.0 2.0 2.0 3.0 1.0 2.0 3.0 1.0 2.0 1.0 4.0
26 1.0 2.0 3.0 2.0 4.0 2.0 3.0 1.0 3.0 1.0 3.0
27 1.0 1.0 3.0 2.0 4.0 2.0 3.0 1.0 4.0 1.0 2.0
28 1.0 2.0 3.0 2.0 2.0 2.0 3.0 2.0 4.0 3.0 2.0
29 1.0 3.0 3.0 2.0 4.0 2.0 3.0 1.0 5.0 1.0 2.0
30 1.0 2.0 3.0 2.0 1.0 2.0 3.0 1.0 3.0 3.0 2.0
Keterangan :
1. J.K : Jenis Kelamin : 1 : Laki-laki
: 2 : Perempuan
2. Usia : 1 : 20-29 tahun
: 2 : 30-39 tahun : 3 : 40-49 tahun : 4 : 4.00 = >50
(6)
3. Pend : Pendidikan : 1 : SD : 2 : SMP : 3 : SMA/SMK : 4 : > SMA/SMK 4. T.K : Tenaga Kerja : 1 : 1-3 Orang
: 2 : 4-10 Orang
: 3 : > 10 Orang
5. Umur Perusahaan : 1 : 1-10 Tahun : 2 : 11-20 Tahun : 3 : 21-30 Tahun : 4 : > 30 Tahun
6. Leg. Izin: Legalitas Izin : 1 : Memiliki Izin Usaha : 2 : Tidak Memiliki Izin Usaha 7. Leg.Mer: Legalitas Merek : 1 : Memiliki Merek dan Dipatenkan
: 2 : Memiliki Merek dan Tidak Dipatenkan : 3 : Tidak Memiliki Merek
8. F.Kre : Fasilitas Kredit : 1 : Tidak Menerima Fasilitas Kredit : 2 : Menerima Fasilitas Kredit 9. J.Prod : Jumlah Produksi : 1 : < 1000 Pasang Sepatu
: 2 : 1001 – 5999 Pasang Sepatu : 3 : 6000 – 10.999 Pasang Sepatu : 4 : 10.000 – 20.999 Pasang Sepatu : 5 : 21.000 – 30.000 Pasang Sepatu : 6 : > 30.000 Pasang Sepatu 10. T. Pem : Tujuan Pemasaran : 1 : Kota Medan
: 2 : Diluar Kota Medan
: 3 : Kota Medan dan Diluar Kota Medan 11. Pend : Pendapatan : 1 : 1-25 Juta
: 2 : 26 50 Juta : 3 : 51-100 Juta : 4 : >100 Juta.
(7)
DAFTARPUSTAKA
Dinas Perindustrian dan Perdagangan tahun. 2015. Data Indutri Kecil Sepatu di Kota Medan.
Kasmir.2008.BANK dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT raja Grafindo Persada, Jakarta.
Kotler, Philip danAmstrog. 2001. Prinsip prinsip pemasaran, Edisi Kedelapan. jilid dua. Erlangga, Jakarta.
Kuncoro, Mudrajad. 2013. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Bagaimana Meneliti dan Menulis Tesis?, Edisi Keempat. Erlangga, Jakarta.
Nasution, Harmein. 2015. PengelolaanModal Manusia, usu press, Medan.
Ndraha, Taliziduhu. 1997. Pengantar teori pengembangan sumber daya manusia, Rineka Cipta, Jakarta.
Pujoalwanto, Basuki. 2014. Perekonomian Indonesia Tinjauan Historis, Teoritis,dan Empiris, Graha Ilmu, Yokyakarta.
Republik Indonesia. 1995. Undang-Undang No.9 Tentang Usaha Kecil.
Republik Indonesia. 1997. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No.408/MPP/Kep/10/1997 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Tanda Daftar Usaha Perdagangan dan Surat Izin Usaha Perdagangan. Republik Indonesia. 2001. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI
No.289/MPP/Kep/10/2001 Pasal 2 ayat 1 dan 2 Tentang Ketentuan Standart Pemberian Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP).
Republik Indonesia. 2008. Undang-Undang No.20 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang No.3 Tentang Perindustrian.
Subri, Mulyadi. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia, PT Raja Grafindo, Jakarta.
Sugyono, 2007. Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung.
Tambunan, Tulus, T.H. 2002. Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia Beberapa Isu Penting. Jakarta :PT Salemba Empat.
(8)
Tambunan, Tulus T. H. 2009. UMKM di Indonesia, Ghalia Indonesia, Jakarta. Tambunan, Tulus. 2009. Perekonomian Indonesia. Bogor: PT. Ghalia Indonesia. Yunus, Moh. 2010. Inovasi dan kreativitas dalam pemasaran, UIN-Maliki Press,
Malang.
SKRIPSI
Nasution, Sutan Sori Muda. 2009. Analisis Perkembangan Industri Kecil Makanan di Kabupaten Mandailing Natal.
Ginting, Elsa Astarina. 2008. Analisis Pengaruh Kredit Perbankan, Lama Usaha, dan Tingkat Pendidikan terhadap Omset Pengusaha Kecil Rotan di Kecamatan Medan Barat Medan.
Nainggolan, Noralina Tobana. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Perkembangan Industri Batubata di Kabupaten Samosir.
WEBSITE
https://www.bps.go.id , diakses pada tanggal 15 Agustus 2016
http://medansejarah.blogspot.co.id/2012/07/geografi‐kota‐medan.html, diakses pada tanggal 06 September 2016
http://sumutpos.co/melihat‐pusat‐industri‐kecil‐di‐menteng‐medan/, diakses pada tanggal 06 september 2016
www.kemenkeu.go.id/Artikel. kebijakan fiskal dan peningkatan peran ekonomi UMKM. Diakses pada tanggal 14 September 2016
http://www.kemendag.go.id/files/regulasi/2001/10/289.htm diakses pada tanggal 14 september 2016
(9)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif.
Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk
menyajikan gambaran lengkap mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial
dengan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah yang
diteliti.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan di perusahaan industri kecil sepatu yang
terdapat di Kota Medan. Waktu penelitian akan dimulai pada bulan Juli 2016
hingga selesai.
3.3 Batasan Operasional Variabel Penelitian
Menurut Kuncoro (2013:49), variabel adalah sesuatu yang dapat
membedakan atau mengubah nilai. Variabel berarti sesuatu yang dapat
berubah-ubah. Agar tujuan penelitian dapat lebih terarah dan terfokus maka dilakukan
pembatasan dalam variabel yang diteliti. Penelitian ini menggunakan dua variabel
yaitu :
1. Variabel Independen (Variabel Bebas) merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini variabel independen adalah
Tenaga kerja (X1),Lama Usaha (X2), Legalitas perusahaan (X3), dan
(10)
2. Variabel Dependen (Variabel Terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian
ini yang menjadi variabel dependen adalah : Perkembangan industri kecil
sepatu di Kota Medan yang dilihat dari : Jumlah produksi, tujuan
pemasaran, dan Pendapatan industri kecil sepatu.
3.4 Defenisi Operasional Penelitian
a. Tenaga kerja (X1) adalah jumlah orang yang bekerja dalam industri
tersebut.
b. Lama usaha (X2) adalah umur perusahaan dari awal tahun berdirinya
sampai pada saat penelitian ini dilakukan.
c. Legalitas perusahaan(X3) adalah ditandai dengan ada atau
belum/tidaknya status badan hukum industri tersebut atau dengan kata
lain sudah terdaftar di pemerintahan. Legalitas usaha dalam hal ini
dilihat dari izin usaha dan merek usaha yang sudah dipatenkan.
d. Fasilitas kredit (X4) adalah ada atau belum/tidak nya perolehan
fasilitas kredit dari lembaga keuangan.
e. Perkembangan Usaha adalah pertambahan jumlah unit yang di
produksi, perkembangan tujuan pemasaran, dan peningkatan
pendapatan industri kecil sepatu di Kota Medan.
3.5 Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diitetapkan oleh peneliti untuk
(11)
penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh industri kecil sepatu yang ada
di kota Medan.
3.6 Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugyono, 2007:116). Teknik pengambilan sampel adalah Non
Probability sampling dengan teknik sampling insidental yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa yang secara kebetulan bertemu dengan
peneliti dan memenuhi syarat sebagai sumber data. Roscoe dalam buku Research
Methods for Business (1982:253) dalam (Sugyono, 2007: 129) mengatakan bahwa jumlah sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.
Karena itu jumlah sampel yang diambil oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
sebesar 30 industri kecil sepatu.
3.7 Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data primer dan juga
data sekunder.
1. Data Primer yaitu data yang diperoleh dari pengamatan langsung di
lapangan. Data diperoleh dari 30 pengrajin sepatu yang ada di Kota
Medan. Data diperoleh dengan memberikan kusioner atau angket
kepada pengrajin sepatu sesuai dengan sampel yang peneliti tentukan.
2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber yang telah
tersedia,sehingga peneliti tidak perlu melakukan pengamatan langsung
di lapangan. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait yaitu
(12)
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisiskuantitatif dengan menggunakan software SPSS 16. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan teknik analisis data deskriptif dan teknik analisis tabulasi
silang (Crostab). Analisis deskriptif digunakn untuk menjawab rrumusan masalah
nomor satu, dua, dan tiga, sedangkan analisis tabulasi silang (crosstab) digunakan
untuk menjawab permasalahan nomor 4.
3.8.1 Teknik Analisis Data Deskriptif
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis deskriptif
kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan
untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai suatu fenomena atau kenyataan
sosial dengan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan
masalah yang diteliti. Metode penelitian kuantitatif adalah metode yang lebih
menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena sosial.
Untuk dapat melakukan pengukuran, setiap fenomena sosial dijabarkan kedalam
beberapa komponen masalah, variabel, dan indikator.
3.8.2 Teknik Analisis Tabulasi Silang (crostab)
Analisis tabulasi silang dilakukan untuk melihat apakah terdapat hubungan
antara dua variabel atau lebih didalam data yang diperoleh. Analisis
crosstabdilakukan dengan menggunakan software SPSS 16.
Dalam penelitian ini, teknik analisis tabulasi silang akan digunakan untuk
melihat apakah terdapat hubungan antara variabel independen (Jumlah tenaga
(13)
dependen yaitu perkembangan industri kecil dengan indikator jumlah produksi,
tujuan pemasaran,dan pendapatan industri. Selain itu, peneliti juga ingin melihat
apakah terdapat hubungan antara karakteristik (jenis kelamin, umur, dan
(14)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kota Medan adalah Ibu kota dari Provinsi Sumatera Utara. Kota Medan
merupkan kota ke tiga terbesar di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Kota
Medan merupakan wilayah yang subur di wilayah dataran rendah timur dari
provinsi Sumatera Utara dengan ketinggian berada di 22,5 meter dibawah
permukaan laut. Kota ini dilalui oleh dua sungai yaitu sungai sungai Deli dan
sungai Babura yang bermuara di selat Malaka. Kota Medan memiliki luas 26.510
hektare (265,10 km²). Secara geografis Medan terletak pada 3,30°-3,43° LUdan
98,35°-98,44° BT dengan topografi cenderung miring ke Utara. Sebelah Barat dab
Timur kota Medan berbatasan dengan Kabupaten Deli dan Serdang. Letak yang
strategis ini menyebabkan Kota Medan menjadi pintu gerbang kegiatan
perdaganggan barang dan jasa baik domestik maupuninternasional. Kota medan
memiliki 21 Kecamatan dan 158 Kelurahan. Kecamatan Medan Denai dan
Kecamatan Medan Area adalah lokasi yang banyak ditempati oleh para pengrajin
Industri Kecil sepatu. Dan di Kecamatan Medan Denai terdapat sabuah daerah
yang disebut sebagai Pusat Industri Kecil atau yang biasa disingkat dengan (PIK).
Pusat Industri Kecil adalah daerah yang dikhususkan oleh pemerintah untuk para
pengusaha industri kecil seperti sepatu, konveksi, tas, dan industri kecil lainnya.
Tetapi untuk saat ini Pusat Industri Kecil ini terlihat sepi dan tidak
memperlihatkan kegiatan industri kecil di dalamnya karena banyak tempat yang
(15)
pelaku usaha yang mengalami kebangkrutan. Sebagian besar toko tutup dan para
pengrajin banyak yang memilih untuk menjalankan usaha di luar Pusat Industri
Kecil ini. Saat ini para pengrajin industri kecil banyak di temui di daerah Medan
Area khususnya di Jalan Bromo.
4.2 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan
tentang industri kecil sepatu dari data primer yang telah dikumpulkan oleh peneliti
dari 30 orang responden dengan karakteristik sebagai berikut : jenis kelamin, usia,
pendidikan terakhir, nama usaha, dan Tahun berdiri Usaha dan Alamat usaha.
4.2.1 Deskriptif Responden
Berikut adalah uraian mengenai karakteristik responden yang berjumlah 30 orang.
Tabel 4.1
Karakteristik Respon Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Laki-laki 24 80%
Perempuan 6 20%
Sumber : Hasil Penelitian 2016 (Data diolah)
Sumber : Hasil Penelitian 2016 (Data diolah)
Gambar 4.1
Karakteristik Respon Berdasarkan Jenis Kelamin 0
5 10 15 20 25 30
Jenis kelamin
Laki‐laki Perempuan
(16)
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah responden laki-laki lebih besar
yaitu berjumlah 24 orang atau 80% dibandingkan dengan jumlah perempuan yaitu
6 orang atau 20%.
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Persentase
20 -29 2 6,66%
30-39 12 40% 40-49 13 43,33%
≥ 50 3 10%
Total 30 Orang 100%
Sumber : Hasil penelitian, 2016 (Data Diolah)
Sumber : Hasil Penelitian 2016 (Data diolah)
Gambar 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Faktor usia sangat berpengaruh dalam produktivitas tenaga kerja. Tabel
4.2 menunjukkan bahwa jumlah responden yang berusia antara 40-49 tahun
adalah 13 orang atau 43,3%, jumlah responden yang berusia antara 30-39 tahun
adalah sebanyak 12 orang atau 40%,yang berusia 20-29 tahun adalah 2 orang atau
6,66% dan yang berusia diatas atau sama dengan 50 tahun adalah 3 orang atau 0
2 4 6 8 10 12 14
jumlah
usia 20‐29 usia 30‐39 usia 40‐49 usia ≥ 50
(17)
10%. Dari data ini dapat kita lihat bahwa pengrajin industri kecil sepatu di Kota
Medan didominasi usia antara 40-49 tahun dan 30-39 tahun.
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan terakhir Jumlah Persentase
SD 3 10% SMP 11 36,6%
SMA/SMK 15 50%
>SMA/SMK 1 3,33%
Total 30 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (Data diolah)
Sumber : Hasil Penelitian 2016 (Data diolah) Gambar 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa jumlah responden yang
berpendidikan SMA dan setaranya adalah 15 orang atau 50% dari jumlah
responden, kemudian diikuti oleh jumlah responden yang tamat SMP yaitu 11
orang atau 36,6%. Jumlah responden dengan pendidikan terakhir adalah SD
sebanyak 3 orang atau 10% dan hanya ada satu orang atau 3.33% responden yang
berpendidikan diatas SMA. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan pengrajin
sepatu di Kota Medan masih didominasi oleh SMA dan SMP 0
2 4 6 8 10 12 14 16
Jumlah
SD SMP SMA/SMK >SMA/SMK
(18)
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Nama Usaha
Status Nama Usaha Industri Jumlah Persentase
Nama usaha yang sudah terdaftar 5 16,6%
Nama usaha yang belum terdaftar 8 26,6%
Belum memiliki nama usaha 17 56,6%
Total 30 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (Data diolah)
Sumber : Hasil Penelitian 2016 (Data diolah) Gambar 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Nama Usaha
Tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa industri kecil sepatu di Kota Medan
yang sudah memiliki nama usaha yang sudah terdaftar di pemerintahan adalah
sebanyak 5 industri kecil atau 16,6%, sedangkan yang sudah memiliki nama usaha
namun belum terdaftar di pemerintahan adalah sebesar 26,6%. Industri kecil yang
belum memiliki nama usaha adalah sebanyak 17 industri kecil atau sebesar
56,6%. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak industri kecil sepatu di Kota
medan yang belum memiliki nama usaha. 0
2 4 6 8 10 12 14 16 18
Jumlah
Nama Usaha yang terdaftar
Nama Usaha yang belum terdaftar
(19)
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha
Lama Usaha Jumlah Persentase
1-10 9 30% 11-20 13 43,33% 21-30 4 13,33%
>30 4 13,33%
Total 30 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (Data diolah)
Sumber : Hasil Penelitian 2016 (Data diolah) Gambar 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha
Tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa industri kecil sepatu di Kota Medan
yang berusia 1-10 tahun ada sebanyak 9 perusahaan atau sebesar 30%, industri
yang berusia 11-20 tahun ada sebanyak 13 perusahaan atau sebesar 43,33% dan
yang berumur 21-30 dan yang diatas 30 tahun ada sebanyak 4 perusahaan atau
sebesar 13,33%. Data diatas menunjukkan bahwa usia industri kecil sepatu di kota
Medan sudah mencapai usia dewasa, hal ini diketahui dari data yang
menunjukkan bahwa usia 11-20 tahun ada sebanyak 13 perusahaan dari 30 sampel
yang diteliti. 0
2 4 6 8 10 12 14
Jumlah
1 ‐10 11‐20 21‐30 >30
(20)
Tabel 4.6
Karakteristik Responden Berdasarkan Alamat Usaha
Alamat Jumlah Persentase
Pusat Industri Kecil (PIK) 10 33,33%
Diluar Pusat Industri Kecil (PIK)
20 66,66%
Total 30 100%
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data diolah)
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data diolah) Gambar 4.6
Karakteristik Responden Berdasarkan Alamat Usaha
Tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa 66,66% industri kecil sepatu berada
di luar daerah PIK (Pusat Indusri Kecil) yang seharusnya menjadi tempat para
pengusaha kecil untuk mengembangkan produknya.
4.2.2 Profil Industri Kecil Sepatu di Kota Medan
Industri kecil sepatu di Kota Medan tersebar di beberapa kecamatan
seperti Kecamatan Medan Denai, Kecamatan Medan Area, Kecamatan Medan
Tembung, Kecamatan Medan Johor, dan kecamatan Medan Amplas. Namun 0
5 10 15 20 25
Alamat
PIK Di luar PIK
(21)
persentase penyebaran untuk Kecamatan Medan Tembung, Medan Johor dan
Medan Amplas sangatlah sedikit. Kecamatan Medan Denai dan Medan Area
adalah dua kecamatan yang didominasi oleh industri kecil sepatu. Dalam
penelitian ini peneliti mengambil sampel sebanyak 30 industri kecil sepatu dan
akan menguraikan profil industri kecil sepatu di Kota Medan yang dilihat dari
tenaga kerja, umur perusahaan, legalitas usaha, fasilitas kredit, modal perusahaan,
dan bahan baku.
4.2.2.1 Tenaga Kerja
Ketenagakerjaan adalah aspek yang sangat mendasar pada
keberlangsungan suatu perusahan dan sering dijadikan sebagai tolok ukur
perkembangan perusahaan. Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi
yang memiliki perananan yang sangat penting dalam proses produksi untuk
menghasilkan barang dan jasa. Berikut penulis akan menguraikan tentang profil
tenaga kerja industri kecil sepatu di Kota Medan.
Tabel 4.7
Jumlah Tenaga Kerja Industri Kecil Sepatu Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data diolah)
Tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja industri kecil
sepatu di Kota Medan yang berjumlah 4-10 orang adalah 20 industri kecil atau
66,66% dan jumlah industri yang memiliki tenaga kerja 1-3 orang adalah 6
industri kecil atau sebesar 20%, dan industri kecil yang memiliki tenaga kerja
diatas 10 orang masih sangat tergolong rendah yaitu sekitar 13,33%.
Jumlah Tenaga Kerja Jumlah Persentase
1-3 6 20%
4-10 20 66,66%
>10 4 13,33%
(22)
Tabel 4.8
Kondisi Tenaga Kerja selama 3 tahun Terakhir
Kondisi Tenaga Kerja Jumlah Persentase
Meningkat 9 30%
Tetap 16 53,33% Menurun 4 13,33%
Fluktuatif 1 3,33%
Total 30 100% Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (Data diolah)
Data pada tabel diatas menunjukkan bahwa 53,33% dari jumlah tenaga
kerja industri kecil sepatu di Kota Medan adalah tetap atau tidak mengalami
peningkatan. Hanya 30% industri kecil sepatu yang tenaga kerjanya mengalami
peningkatan, 13,33% mengalami penurunan jumlah tenaga kerja dan 3,33%
industri yang tenaga kerjanya mengalami naik-turun atau fluktuatif, tetapi pada
saat bulan puasa dan tahun baru jumlah ini bisa meningkat sangat banyak untuk
mampu memenuhi permintaan pasar. Dari hasil penelitian para pengrajin
mengatakan menunrunnya tenaga kerja industri mereka di sebabkan oleh beberapa
hal seperti kurang nya permintaan pasar terhadap produksi sepatu, masuknya
barang-barang dari Cina yang memiliki model yang lebih menarik serta harga
yang lebih murah, dan lesu nya perekonomian masyarakat.
4.2.2.2 Lama Usaha
Pada Tabel 4.5 diatas telah di tunjukkan bahwa jika dilihat dari lama nya
industri sepatu di Kota Medan didirikan industri kecil sepatu di Kota Medan
sudah mencapai usia yang cukup dewasa. Data menunjukkan bahwa 43,33%
industri sepatu di Kota Medan telah mencapai umur 11-20 tahun dan 30% industri
(23)
industri kecil yang memiliki umur yang lebih lama akan memiliki perkembangan
yang lebih baik karena sudah lebih dapat mengenali kondisi pasar dan kebutuhan
pasar, sehingga industri tersebut akan lebih mampu untuk bersaing.
4.2.2.3 Legalitas Usaha
Legalitas usaha ditandai dengan ada atau tidak nya status badan hukum
suatu perusahaan. Salah satu aspek dalam penilaian kredit adalah Aspek Yuridis
atau aspek Hukum. Dalam aspek ini hal yang dinilai adalah masalah legalitas
badan usaha serta izin-izin yang dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit.
Berikut adalah gambaran legalitas industri kecil sepatu di Kota Medan.
Tabel 4.9
Legalitas Industri Kecil Sepatu di Kota Medan
Legalitas Usaha Jumlah Persentase
Memiliki ijin usaha 7 23,33%
Tidak memiliki ijin usaha 23 76,66%
Total 30 100%
Memiliki merek yang dipatenkan 6 20%
Memiliki merek tapi tidak dipatenkan 3 10%
Tidak memiliki merek 21 70%
Total 30 100%
Sumber :Hasil Penelitian, 2016 (Data diolah)
Tabel 4.9 diatas memberikan informasi bahwa industri kecil sepatu di
Kota Medan yang memiliki izin usaha adalah 23,33% sedangkan 76,66% tidak
memiliki izin usaha atau legalitas usaha. Jika dilihat dari jumlah industri yang
memiliki merek yang sudah di patenkan hanya ada 20% industri kecil yang
memiliki merek yang sudah di patenkan, 10% memiliki merek tapi tidak di
daftarkan atau di patenkan, dan 70% lainnya adalah tidak memiliki merek sendiri.
(24)
Dari data diatas kita dapat lihat bahwa masih bayak industri kecil sepatu di
Kota Medan yang belum memiliki ijin usaha atau legalitas usaha. Dari hasil
penelitian penulis faktor yang menyebabkan industri kecil ini tidak mengurus
surat ijin usaha adalah karena beberapa hal berikut : Untuk mengurus surat ijin
diperlukan biaya yang mahal, prosedur yang sulit dan panjang sehingga membuat
para pengrajin malas untuk mengurus surat ijin usaha tersebut, sempitnya tujuan
pemasaran, usaha yang kadang-kadang tidak beroperasi karena kurang nya modal
sehingga mereka takut tidak bisa membayar pajak jika usaha nya di daftar kan
pada pemerintah atau memiliki ijin usaha, dan solusi yang mereka kerjakan jika
membutuhkan pinjaman modal dari bank adalah meminta surat keterangan dari
kelurahan setempat.
4.2.2.4 Fasilitas Kredit
Modal adalah salah satu faktor produksi yang memiliki peranan yang besar
dalam proses produksi. Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh UMKM
adalah keterbatasan modal. Sebagian besar UMKM memilih untuk memakai
modal sendiri untuk biaya produksi usaha yang dijalankan nya dan juga untuk
pengembangan usaha. Berikut akan dijelaskan bagaimana sumber-sumber modal
(25)
Tabel 4.10
Fasilitas Kredit Industri Kecil Sepatu di Kota Medan
Sumber modal Jumlah Persentase
Dana sendiri 23 76,66%
Pinjaman keluarga/teman 2 6,66%
Kredit bank 2 6,66%
Koperasi - -
Dana sendiri dan pinjaman keluarga 3 10%
Total 30 100%
Pernah mengajukan kredit 18 60%
Tidak pernah mengajukan kredit 12 40%
Total 30 100%
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data diolah)
Berdasarkan tabel 4.10 diatas dapat kita ketahui bahwa 76,66% industri
kecil sepatu di Kota Medan menggunakan dana sendiri sebagai modal usaha nya.
10% menggunakan dana sendiri dan dana pinjaman dari keluarga dan hanya
6,66% yang menggunakan dana dari kredit bank. Data diatas juga memberikan
informasi bahwa 60% dari industri kecil ini pernah mengajukan kredit ke bank,
dan 40% yang sama sekali tidak pernah mengajukan kredit ke bank. Dari 60%
pengusaha industri kecil yang mengajukan kredit ke bank menggunakan dana
tersebut sebagai tambahan modal untuk operasional perusahaan terkhususnya saat
bulan lebaran dan tahun baru. Dari hasil penelitian penulis, beberapa alasan yang
membuat para pengrajin sepatu ini tidak mengajukan kredit adalah : adanya rasa
takut dari pengrajin industri tidak sanggup membayar bunga kredit yang akan
dipinjam, perasaan takut di tolak oleh bank karena tidak mampu memenuhi syarat
yang diajukan oleh bank, sulit nya prosedur untuk mengajukan kredit dan masih
(26)
tidak mau berhutang karena merasa bahwa modal sendiri masih cukup untuk
memenuhi biaya industrinya.
4.2.2.5 Bahan Baku
Keterbatasan bahan baku sering menjadi kendala yang dihadapi oleh
industri kecil untuk kelancaran atau pengembangan produksinya. Beberapa
kendala yang sering dihadapi dalam hal bahan baku adalah harga bahan baku yang
tinggi dan sulit untuk mendapatkan bahan baku. Berikut adalah gambaran bahan
baku industri kecil sepatu di KotaMedan.
Tabel 4.11
Kondisi Bahan Baku Industri Kecil Sepatu di Kota Medan
Jenis Bahan Baku Jumlah Persentase Daerah Asal Bahan Baku
Jumlah Persentase
Plastik 18 60% Kota Medan 21 70%
Kulit 5 16,66% Dari Luar
Kota Medan
6 20%
Plastik dan Kulit 6 20% Kota Medan
dan Luar Kota Medan
3 10%
Lainnya 1 3,33%
Total 30 100% Total 30 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (Data diolah)
Dari Tabel diatas kita dapat melihat bahwa industri kecil sepatu di Kota
Medan lebih banyak (60%) yang menggunakan bahan plastik atau sintetik sebagai
bahan baku pembuatan sepatu dibandingkan dengan kulit yang hanya 16,66% ,
hal ini dikarenakan harga bahan baku kulit yang jauh lebih mahal dari pada harga
bahan plastik, meskipun harga bahan plastik berbeda-beda sesuai dengan kualitas
bahannya, sehingga jika mereka menggunakan bahan baku kulit maka harga jual
akan lebih besar. Tabel diatas juga memberikan informasi bahwa 70% industri
(27)
Medan, 20% dari luar Kota Medan dan 10% yang membeli bahan baku dari
Medan dan juga dari luar Kota Medan, ini artinya bahwa bahan baku untuk
industri kecil sepatu di Kota Medan tidak sulit untuk di dapatkan. Untuk yang
membeli bahan baku di luar Kota Medan, daerah yang mereka pilih sebagai
tempat pembelian bahan baku industri nya adalah Jawa, Jakarta, dan China.
4.2.3 Perkembangan Industri Kecil Sepatu di Kota Medan
Perkembangan industri kecil yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
pertambahan jumlah produksi sepatu, perkembangan tujuan pemasaran, dan
peningkatan pendapatan industri kecil tersebut.
4.2.3.1 Jumlah Produksi Sepatu
Tabel 4.12
Produksi Industri Kecil Sepatu di Kota Medan
Jumlah produksi sepatu / tahun
Jumlah Persentase
Kondisi dalam 3 tahun terakhir
Total
<1000 psg 1 3,33% Meningkat Tetap Menurun Fluktuatif
30 (100% ) 1000 psg-5999psg 5 16,66% 20 (66,66%) 6 (20% ) 4 (13,33% ) 0 6000 psg-10.999 psg 7 23,33% 11.000 psg-20.999 psg 9 30% 21.000 psg-30.000 3 10%
>30.000 5 16,66%
Total 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 ( Data diolah)
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa dalam tiga tahun terakhir ini ada
66,66% industri kecil sepatu diKota Medan mengalami peningkatan jumlah
produksi, 20% industri kecil yang tidak mengalami peningkatan maupun
(28)
penurunan jumlah sepatu yang diproduksi. 30% industri kecil mampu
memproduksi barang dengan kisaran 11.000 pasang sampai 20.999 pasang dalam
jangka waktu satu tahun dan 23,33% industri mampu menghasilkan 6000 pasang
10.999 pasang dalam waktu satu tahun.
4.2.3.2 Tujuan Pemasaran
Tabel 4.13
Tujuan Pemasaran Industri Kecil Sepatu di Kota Medan
Tujuan Pemasaran Jumlah Persentase
Kota Medan 14 46,66%
Kota Medan dan Diluar Kota Medan
16 53,33%
Jumlah 30 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 ( Data diolah)
Dari tabel diatas dijelaskan bahwa terdapat 46,66 persen industri kecil
sepatu di Kota Medan yang memasarkan produknya di Kota Medan, dan ada
53,33 persen industri sepatu di Kota Medan yang menjual produknya di Kota
Medan dan juga ke Kota lain di luar Kota Medan. Dari hasil penelitian ditemukan
bahwa terdapat 50% industri kecil sepatu yang menjual produknya langsung ke
toko, 26,66% yang menjual produknya melalui sales, dan ada 23,33% industri
kecil yang menjual produk mereka lewat sales dan juga langsung ke toko. Tujuan
pemasaran industri kecil yang mengalami peningkatan selama 3 tahun terakhir ini
adalah 10%, dan terdapat 83,33% industri kecil sepatu yang tujuan pemasaran nya
tidak mengalami perkembangan, serta terdapat 6,66% industri kecil sepatu yang
(29)
4.2.4.3 Pendapatan Industri Kecil
Tabel 4.14
Perkembangan Pendapatan Industri Kecil Sepatu di Kota Medan Jumlah Pendapatan (Juta) Jumlah Industri Persentase
1-25 12 40%
26-50 11 36,66%
50-100 4 13,33%
>100 3 10%
Total 30 100%
Dari tabel 4.14 diatas menunjukkan bahwa 40% industri kecil sepatu di
Indonesia memiliki pendapatan 1-25 juta dalam 1 tahun, 36,66% industri memiliki
pendapatan 26-50 juta, 13,33% memiliki pendapatan 50-100 juta dan 10% lainnya
memiliki pendapatan diatas 100 juta. Dalam tiga tahun terakhir 56,66% industri
kecil tersebut mengalami peningkatan, 23,33% yang tidak mengalami peningkatan
jumlah pendapatan, 3,33% industri memiliki pendapatan yang tidak pasti (kadang
naik,kadang tutun),16,66 persen bahakan mengalami penurunan pendapatan
dikarenakan menurunnya konsumsi masyarakat dan ketidakpastian pasar,serta
persaingan global yang semakin meningkat sehingga menurunkan permintaan
terhadap sepatu produk lokal.
4.3 Permasalahan yang Dihadapi Industri Kecil Sepatu di Kota Medan 4.3.1 Kekurangan Modal
Industri kecil sepatu mengalami kekurangan modal awal dan juga saat
produksi berjalan. Industri kecil sepatu biasanya akan menggunakan modal sendiri
(30)
kegiatan produksi apalagi untuk investasi atau memperluas produksi serta
mengganti mesin-mesin tua yang mereka gunakan. Meskipun telah banyak
fasilitas kredit dari perbankan tetapi para pengrajin sepatu cenderung untuk tidak
meminjam modal atau mengajukan kredit perbankan karena beberapa alasan
seperti urusan administrasi yang terlalu bertele-tele, persyaratan yang terlalu berat,
dan kurangnya informasi mengenai skim perkreditan yang ada dan prosedurnya.
Karena itu tidak sedikit dari industri yang menghentikan usaha mereka, ketika
mereka tidak mempunyai modal yang cukup untuk menjalankan usahanya.
4.3.2 Masalah Bahan Baku
Tingginya harga bahan baku dan juga ketersediaan bahan baku juga sering
menjadi kendala yang dihadapi oleh industri kecil sepatu di Kota Medan. Industri
kecil terkadang menghentikan usahanya jika bahan baku yang mereka butuhkan
tidak tersedia di toko tempat mereka membeli bahan baku. Tingginya harga bahan
mengakibatkan harga jual dari produk yang dihasilkan juga akan tinggi, sementara
kualitas produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan harga jual produk. Hal inilah
mengakibatkan penjualan dari industri ini menjadi berkurang.
4.3.3 Kesulitan Pemasaran
Salah satu permasalahan pemasaran yang dihadapi oleh industri kecil
sepatu di Kota Medan adalah tekanan persaingan yang datang dari perusahaan
besar domestik dan barang-barang impor yang memproduksi barang yang serupa
dengan industri kecil. Kurangnya tenaga pemasaran juga menjadi salah satu
(31)
melalui agen maka uang mereka akan berputar dengan lambat. Selain itu masalah
merek juga menjadi kendala pemasaran produk ke luar Sumatera Utara. Produk
yang tidak memiliki merek yang Legal atau yang sudah terdaftar di Pemerintahan
tidak akan bisa melintasi Provinsi Sumatera Utara.
4.4 Analisis Crosstab
4.4.1.Tabulasi silang Karakteristik Responden dengan Variabel Dependen 4.4.1.1 Tabulasi Silang (Crosstab) Jenis Kelamin dengan Jumlah Produksi
Tabel 4.15
Case Processing Summary Jenis Kelamin dengan Jumlah Produksi Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent JENISKELAMIN *
JLHPRODUKSI 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 ( Data diolah)
Dari tabel 4.15 di atas menunjukkan ada 30 data yang semuanya diproses
(tidak ada data yang missing atau hilang) sehingga kevalidannya 100%.
Tabel 4.16
Hasil Uji Crosstab Jenis Kelamin dengan Jumlah Produksi
Chi-Square Tests
Value Df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 6.736a 5 .241
Likelihood Ratio 8.661 5 .123
Linear-by-Linear
Association 2.472 1 .116
(32)
Dari tabel 4.16 di atas, menunjukkan bahwa derajat kebebasan (df)= 5.
Tingkat signifikansi (α) dari penelitian ini adalah 5%. Dari hasil pengujian diatas, ditemukan bahwa nilai Chi-Square hitung adalah 6,736 sedangkan nilai
Chi-Square tabel adalah 11,070. Ini berarti Chi-Square hitung <Chi-Square tabel.
Dengan demikian, hal ini menandakan bahwa H0 diterima, atau tidak ada
hubungan antara jenis kelamin dengan jumlah produksi.
Selain itu, untuk menguatkan hasil pengujian, maka dapat dilakukan
dengan melihat nilai dari Asymp. Sig. sided). Jika nilai dari Asymp. Sig.
(2-sided) >dari nilai signifikansi (0,05), maka H0 diterima. Dari hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-sided) adalah 0,682 sedangkan nilai
signifikansinya adalah 0,05. Ini berarti menunjukkan bahwa Asymp. Sig. (2-sided)
>nilai signifikansi. Maka dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa H0 diterima
dan hal ini memberi kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara jumlah tenaga
kerja dengan jumlah produksi.
4.4.1.2 Tabulasi Silang (Crosstab) Usia dengan jumlah produksi
Tabel 4.17
Case Processing Summary Usia dengan Jumlah Produksi Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
USIA * JLHPRODUKSI 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 ( Data diolah)
a.11 cells (91,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,20.
(33)
Dari tabel 4.17 di atas menunjukkan ada 30 data yang semuanya diproses
(tidak ada data yang missing atau hilang) sehingga kevalidannya 100%.
Tabel 4.18 Hasil Uji Crosstab Usia dengan Jumlah Produksi
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 ( Data diolah)
Derajat kebebasan (df) adalah 15, tingkat signifikansi (α) adalah 5% .Chi-Square hitung adalah 15,743 sedangkan nilai Chi-.Chi-Square tabel adalah 24,996. Ini
berarti Chi-Square hitung (15,743)< Chi-Square tabel (24,996). Dengan
demikian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa H0 diterima. Dengan demikan,
ditemui bahwa tidak ada hubungan antara usia dengan jumlah sepatu yang
diproduksi.
Selain itu, untuk menguatkan hasil pengujian, maka dapat dilakukan
dengan melihat nilai dari Asymp. Sig. sided). Jika nilai dari Asymp. Sig.
(2-sided) >dari nilai signifikansi (0,05), maka H0 diterima. Dari hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-sided) adalah 0,399 sedangkan nilai
signifikansinya adalah 0,05. Ini berarti menunjukkan bahwa Asymp. Sig. (2-sided)
>nilai signifikansi. Maka dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa H0 diterima
dan hal ini memberi kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara jumlah tenaga
kerja dengan jumlah produksi.
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 15.743a 15 .399
Likelihood Ratio 16.235 15 .367
Linear-by-Linear Association .518 1 .472
N of Valid Cases 30
a. 24 cells (100,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,13.
(34)
4.4.1.3 Tabulasi Silang (Crosstab) Pendidikan dengan jumlah produksi
Tabel 4.19
Case Processing Summary Pendidikan dengan Jumlah Produksi Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N
Perc ent PENDIDIKAN *
JLHPRODUKSI 30 100.0% 0 .0% 30
100. 0%
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 ( Data diolah)
Dari tabel 4.19 di atas menunjukkan ada 30 data yang semuanya diproses
(tidak ada data yang missing atau hilang) sehingga kevalidannya 100%.
Tabel 4.20 Hasil Uji Crosstab Pendidikan dengan Jumlah Produksi
Dari tabel 4.20 di atas, menunjukkan bahwa derajat kebebasan (df)= 15.
Tingkat signifikansi (α) dari penelitian ini adalah 5%. Dari hasil pengujian diatas, ditemukan bahwa nilai Chi-Square hitung adalah 16,236, sedangkan nilai
Chi-Square tabel adalah 24,996. Ini berarti Chi-Square hitung <Chi-Square tabel.
Dengan demikian, hal ini menandakan bahwa H0 diterima, atau tidak ada
hubungan antara pendidikan dengan jumlah produksi. Chi-Square Tests
Value Df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 16.236a 15 .367
Likelihood Ratio 16.525 15 .348
Linear-by-Linear Association 1.120 1 .290
N of Valid Cases 30
a.24 cells (100,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,07.
(35)
Selain itu, untuk menguatkan hasil pengujian, maka dapat dilakukan
dengan melihat nilai dari Asymp. Sig. sided). Jika nilai dari Asymp. Sig.
(2-sided) >dari nilai signifikansi (0,05), maka H0 diterima. Dari hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-sided) adalah 0, 367 sedangkan nilai
signifikansinya adalah 0,05. Ini berarti menunjukkan bahwa Asymp. Sig. (2-sided)
> nilai signifikansi. Maka dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa H0 diterima
dan hal ini memberi kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan
dengan jumlah produksi.
4.4.1.4 Tabulasi Silang (Crosstab) Jenis Kelamin dengan Tujuan Pemasaran
Tabel 4.21
Case Processing Summary Jenis Kelamin dengan Tujuan Pemasaran Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent JENISKELAMIN *
TUJUANPEMASARAN 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 ( Data diolah)
Dari tabel 4.21 di atas menunjukkan ada 30 data yang semuanya diproses
(36)
Tabel 4.22 Hasil Uji Crosstab Jenis Kelamin dengan Tujuan Pemasaran
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 ( Data diolah)
Dari tabel 4.22 di atas, menunjukkan bahwa derajat kebebasan (df)= 2.
Tingkat signifikansi (α) dari penelitian ini adalah 5%. Dari hasil pengujian diatas, ditemukan bahwa nilai Chi-Square hitung adalah 1,461, sedangkan nilai
Chi-Square tabel adalah 5,991. Ini berarti Chi-Square hitung (1,461) <Chi-Square
tabel (5,991). Dengan demikian, hal ini menandakan bahwa H0 diterima, yaitu,
tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan tujuan pemasaran.
Selain itu, untuk menguatkan hasil pengujian, maka dapat dilakukan
dengan melihat nilai dari Asymp. Sig. sided). Jika nilai dari Asymp. Sig.
(2-sided) >dari nilai signifikansi (0,05), maka H0 diterima. Dari hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-sided) adalah 0, 482 sedangkan nilai
signifikansinya adalah 0,05. Ini berarti menunjukkan bahwa Asymp. Sig. (2-sided)
> nilai signifikansi. Maka dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa H0 diterima
dan hal ini memberi kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin
dengan tujuan pemasaran.
Chi-Square Tests
Value Df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 1.461a 2 .482
Likelihood Ratio 1.567 2 .457
Linear-by-Linear Association 1.409 1 .235
N of Valid Cases 30
(37)
4.4.1.5 Tabulasi Silang (Crosstab) Usia dengan Tujuan Pemasaran
Tabel 4.23
Case Processing Summary Usia dengan Tujuan Pemasaran
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 ( Data diolah)
D
Dari tabel 4.23 di atas menunjukkan ada 30 data yang semuanya diproses
(tidak ada data yang missing atau hilang) sehingga kevalidannya 100%.
Tabel 4.24 Hasil Uji Crosstab Usia dengan Tujuan Pemasaran
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 ( Data diolah)
Dari tabel 4.24 di atas, menunjukkan bahwa derajat kebebasan (df)= 6.
Tingkat signifikansi (α) dari penelitian ini adalah 5%. Dari hasil pengujian diatas, ditemukan bahwa nilai Chi-Square hitung adalah 1,458, sedangkan nilai
Chi-Square tabel adalah 12,592. Ini berarti Chi-Square hitung (1,458) <Chi-Square
tabel (12,592). Dengan demikian, hal ini menandakan bahwa H0 diterima, yaitu,
tidak ada hubungan antara usia dengan tujuan pemasaran.
Selain itu, untuk menguatkan hasil pengujian, maka dapat dilakukan
dengan melihat nilai dari Asymp. Sig. sided). Jika nilai dari Asymp. Sig. (2-Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent USIA *
TUJUANPEMASARAN 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
Chi-Square Tests
Value Df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 1.458a 6 .962
Likelihood Ratio 2.236 6 .897
Linear-by-Linear Association .098 1 .754
N of Valid Cases 30
(38)
sided) >dari nilai signifikansi (0,05), maka H0 diterima. Dari hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-sided) adalah 0, 962 sedangkan nilai
signifikansinya adalah 0,05. Ini berarti menunjukkan bahwa Asymp. Sig. (2-sided)
> nilai signifikansi. Maka dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa H0 diterima
dan hal ini memberi kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara usia dengan
tujuan pemasaran.
4.4.1.6 Tabulasi Silang (Crosstab) Pendidikan dengan Tujuan Pemasaran
Tabel 4.25
Case Processing Summary Pendidikan dengan Tujuan Pemasaran
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 ( Data diolah)
Dari tabel 4.25 di atas menunjukkan ada 30 data yang semuanya diproses
(tidak ada data yang missing atau hilang) sehingga kevalidannya 100%.
Tabel 4.26 Hasil Uji Crosstab Pendidikan dengan Tujuan Pemasaran
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 ( Data diolah)
Dari tabel 4.26 di atas, menunjukkan bahwa derajat kebebasan (df)= 6.
Tingkat signifikansi (α) dari penelitian ini adalah 5%. Dari hasil pengujian diatas, Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent PENDIDIKAN *
TUJUANPEMASARAN 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
Chi-Square Tests
Value Df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 10.149a 6 .119
Likelihood Ratio 13.339 6 .038
Linear-by-Linear Association .437 1 .508
N of Valid Cases 30
(39)
ditemukan bahwa nilai Chi-Square hitung adalah 10,149, sedangkan nilai
Chi-Square tabel adalah 12,592. Ini berarti Chi-Chi-Square hitung (10,149) <Chi-Square
tabel (12,592). Dengan demikian, hal ini menandakan bahwa H0 diterima, yaitu,
tidak ada hubungan antara usia dengan tujuan pemasaran.
Selain itu, untuk menguatkan hasil pengujian, maka dapat dilakukan
dengan melihat nilai dari Asymp. Sig. sided). Jika nilai dari Asymp. Sig.
(2-sided) >dari nilai signifikansi (0,05), maka H0 diterima. Dari hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-sided) adalah 0, 119 sedangkan nilai
signifikansinya adalah 0,05. Ini berarti menunjukkan bahwa Asymp. Sig. (2-sided)
> nilai signifikansi. Maka dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa H0 diterima
dan hal ini memberi kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan
dengan tujuan pemasaran.
4.4.1.7 Tabulasi Silang (Crosstab) Jenis Kelamin dengan Pendapatan.
Tabel 4.27
Case Processing Summary Jenis Kelamin dengan Pendapatan
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 ( Data diolah)
Dari tabel 4.27 di atas menunjukkan ada 30 data yang semuanya diproses
(tidak ada data yang missing atau hilang) sehingga kevalidannya 100%
Tabel 4.28 Hasil Uji Crosstab Jenis Kelamin dengan Pendapatan
Case Processing Summary Cases
Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent JENISKELAMIN *
(40)
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 ( Data diolah)
Dari tabel 4.28 di atas, menunjukkan bahwa derajat kebebasan (df)= 3.
Tingkat signifikansi (α) dari penelitian ini adalah 5%. Dari hasil pengujian diatas, ditemukan bahwa nilai Chi-Square hitung adalah 4,355, sedangkan nilai
Chi-Square tabel adalah 7,815 Ini berarti Chi-Square hitung (4,355) <Chi-Square
tabel (7,815). Dengan demikian, hal ini menandakan bahwa H0 diterima, yaitu,
tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan pendapatan.
Selain itu, untuk menguatkan hasil pengujian, maka dapat dilakukan
dengan melihat nilai dari Asymp. Sig. sided). Jika nilai dari Asymp. Sig.
(2-sided) >dari nilai signifikansi (0,05), maka H0 diterima. Dari hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-sided) adalah 0,226 sedangkan nilai
signifikansinya adalah 0,05. Ini berarti menunjukkan bahwa Asymp. Sig. (2-sided)
> nilai signifikansi. Maka dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa H0 diterima
dan hal ini memberi kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin
dengan pendapatan.
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 4.355a 3 .226
Likelihood Ratio 5.496 3 .139
Linear-by-Linear Association .348 1 .555
N of Valid Cases 30
(41)
4.4.1.8 Tabulasi Silang (Crosstab) Usia dengan Pendapatan.
Tabel 4.29
Case Processing Summary Usia dengan Pendapatan
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 ( Data diolah)
Dari tabel 4.29 di atas menunjukkan ada 30 data yang semuanya diproses
(tidak ada data yang missing atau hilang) sehingga kevalidannya 100%.
Tabel 4.30 Hasil Uji Crosstab Usia dengan Pendapatan
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 ( Data diolah)
Dari tabel 4.30 di atas, menunjukkan bahwa derajat kebebasan (df)= 9.
Tingkat signifikansi (α) dari penelitian ini adalah 5%. Dari hasil pengujian diatas, ditemukan bahwa nilai Chi-Square hitung adalah 10,419 sedangkan nilai
Chi-Square tabel adalah 16,919. Ini berarti Chi-Square hitung (4,355) <Chi-Square
tabel (16,919). Dengan demikian, hal ini menandakan bahwa H0 diterima, yaitu,
tidak ada hubungan antara usia dengan pendapatan.
Selain itu, untuk menguatkan hasil pengujian, maka dapat dilakukan
dengan melihat nilai dari Asymp. Sig. sided). Jika nilai dari Asymp. Sig.
(2-sided) >dari nilai signifikansi (0,05), maka H0 diterima. Dari hasil penelitian ini
Case Processing Summary Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent USIA *
PENDAPATAN 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 10.419a 9 .318
Likelihood Ratio 12.126 9 .206
Linear-by-Linear Association 2.118 1 .146
N of Valid Cases 30
(42)
menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-sided) adalah 0,318 sedangkan nilai
signifikansinya adalah 0,05. Ini berarti menunjukkan bahwa Asymp. Sig. (2-sided)
> nilai signifikansi. Maka dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa H0 diterima
dan hal ini memberi kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara usia dengan
pendapatan.
4.4.1.9 Tabulasi Silang (Crosstab) Pendidikan dengan Pendapatan.
Tabel 4.31
Case Processing Summary Pendidikan dengan Pendapatan
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 ( Data diolah)
Dari tabel 4.31 di atas menunjukkan ada 30 data yang semuanya diproses
(tidak ada data yang missing atau hilang) sehingga kevalidannya 100%.
Tabel 4.32 Hasil Uji Crosstab Pendidikan dengan Pendapatan
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 ( Data diolah)
Dari tabel 4.32 di atas, menunjukkan bahwa derajat kebebasan (df)= 9.
Tingkat signifikansi (α) dari penelitian ini adalah 5%. Dari hasil pengujian diatas, ditemukan bahwa nilai Chi-Square hitung adalah 8,199 sedangkan nilai
Chi-Case Processing Summary Cases
Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent PENDIDIKAN *
PENDAPATAN 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
Chi-Square Tests
Value Df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 8.199a 9 .514
Likelihood Ratio 9.818 9 .365
Linear-by-Linear Association .457 1 .499
N of Valid Cases 30
a. 14 cells (87,5%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,10.
(43)
Square tabel adalah 16,919. Ini berarti Chi-Square hitung (8,199) <Chi-Square
tabel (16,919). Dengan demikian, hal ini menandakan bahwa H0 diterima, yaitu,
tidak ada hubungan antara pendidikan dengan pendapatan.
Selain itu, untuk menguatkan hasil pengujian, maka dapat dilakukan
dengan melihat nilai dari Asymp. Sig. sided). Jika nilai dari Asymp. Sig.
(2-sided) >dari nilai signifikansi (0,05), maka H0 diterima. Dari hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-sided) adalah 0,514 sedangkan nilai
signifikansinya adalah 0,05. Ini berarti menunjukkan bahwa Asymp. Sig. (2-sided)
> nilai signifikansi. Maka dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa H0 diterima
dan hal ini memberi kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan
dengan pendapatan.
4.4.2. Tabulasi silang Variabel Independen dengan Variabel Dependen
4.4.2.1. Tabulasi Silang (Crosstab) Tenaga Kerja (X1) dengan Jumlah Produksi (Y1)
Tabel 4. 33
Case Processing Summary Tenaga Kerja (X1) dengan Jumlah Produksi (Y1) Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent TENAGAKERJA *
JLHPRODUKSI 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 ( Data diolah)
Dari tabel 4.33 di atas menunjukkan ada 30 data yang semuanya diproses
(44)
Tabel 4.34
Hasil Uji Crosstab Tenaga Kerja (X1) dengan Jumlah Produksi (Y1)
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 ( Data diolah)
Dari tabel 4.34 di atas, menunjukkan bahwa derajat kebebasan (df)= 10.
Tingkat signifikansi (α) dari penelitian ini adalah 5%. Dari hasil pengujian diatas, ditemukan bahwa nilai Chi-Square hitung adalah 25,690 sedangkan nilai
Chi-Square tabel adalah 18,307. Ini berarti Chi-Chi-Square hitung (25,690) >Chi-Square
tabel (18,307). Dengan demikian, hal ini menandakan bahwa H0 ditolak, itu
artinya terdapat hubungan antara T enaga kerja (X1) Jumlah Produksi (Y1).
Selain itu, untuk menguatkan hasil pengujian, maka dapat dilakukan
dengan melihat nilai dari Asymp. Sig. sided). Jika nilai dari Asymp. Sig.
(2-sided) >dari nilai signifikansi (0,05), maka H0 diterima. Dari hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-sided) adalah 0,004 sedangkan nilai
signifikansinya adalah 0,05. Ini berarti menunjukkan bahwa Asymp. Sig. (2-sided)
< nilai signifikansi. Maka dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak
dan hal ini memberi kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara Tenaga Kerja
(X1) dengan Jumlah Produksi (Y1)
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 25.690a 10 .004
Likelihood Ratio 25.423 10 .005
Linear-by-Linear Association 7.497 1 .006
N of Valid Cases 30
(45)
4.4.2.2. Tabulasi Silang (Crosstab) Tenaga Kerja (X1) dengan Tujuan Pemasaran (Y2)
Tabel 4. 35
Case Processing Summary Tenaga Kerja (X1) dengan Tujuan Pemasaran (Y2) Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent TENAGAKERJA *
TUJUANPEMASARAN 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 ( Data diolah)
Dari tabel 4.35 di atas menunjukkan ada 30 data yang semuanya diproses
(tidak ada data yang missing atau hilang) sehingga kevalidannya 100%.
Tabel 4.36
Hasil Uji Crosstab Tenaga Kerja (X1) dengan Tujuan Pemasaran (Y2)
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 ( Data diolah)
Dari tabel 4.36 di atas, menunjukkan bahwa derajat kebebasan (df)= 4.
Tingkat signifikansi (α) dari penelitian ini adalah 5%. Dari hasil pengujian diatas, ditemukan bahwa nilai Chi-Square hitung adalah 10,386 sedangkan nilai
Chi-Square tabel adalah 9,488. Ini berarti Chi-Square hitung (10,386) >Chi-Square
tabel (9,488). Dengan demikian, hal ini menandakan bahwa H0 ditolak, itu artinya
terdapat hubungan antara T enaga kerja (X1) dengan Tujuan Pemasaran (Y2) Chi-Square Tests
Value Df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 10.386a 4 .034
Likelihood Ratio 13.399 4 .009
Linear-by-Linear Association 9.297 1 .002
N of Valid Cases 30
(46)
Selain itu, untuk menguatkan hasil pengujian, maka dapat dilakukan
dengan melihat nilai dari Asymp. Sig. sided). Jika nilai dari Asymp. Sig.
(2-sided) >dari nilai signifikansi (0,05), maka H0 diterima. Dari hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-sided) adalah 0,034 sedangkan nilai
signifikansinya adalah 0,05. Ini berarti menunjukkan bahwa Asymp. Sig. (2-sided)
< nilai signifikansi. Maka dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak
dan hal ini memberi kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara Tenaga Kerja
(X1) dengan Tujuan Pemasaran (Y2).
4.4.2.3. Tabulasi Silang (Crosstab) Tenaga Kerja (X1) dengan Tujuan Pemasaran (Y2)
Tabel 4. 37
Case Processing Summary Tenaga Kerja (X1) dengan Pendapatan Industri Kecil (Y3)
Case Processing Summary Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent TENAGAKERJA *
PENDAPATAN 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 ( Data diolah)
Dari tabel 4.37 di atas menunjukkan ada 30 data yang semuanya diproses
(47)
Tabel 4.38
Hasil Uji Crosstab Tenaga Kerja (X1) dengan Pendapatan Industri Kecil Chi-Square Tests
Value Df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 5.621a 6 .467
Likelihood Ratio 6.148 6 .407 Linear-by-Linear Association 3.473 1 .062
N of Valid Cases 30
a. 10 cells (83,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,30.
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 ( Data diolah)
Dari tabel 4.38 di atas, menunjukkan bahwa derajat kebebasan (df)= 6.
Tingkat signifikansi (α) dari penelitian ini adalah 5%. Dari hasil pengujian diatas, ditemukan bahwa nilai Chi-Square hitung adalah 5,621 sedangkan nilai
Chi-Square tabel adalah 12,592. Ini berarti Chi-Square hitung (5,621) <Chi-Square
tabel (12,592). Dengan demikian, hal ini menandakan bahwa H0 diterima, itu
artinya tidak ada hubungan antara Tenaga kerja (X1) dengan Pendapatan Industri
Kecil (Y3).
Selain itu, untuk menguatkan hasil pengujian, maka dapat dilakukan
dengan melihat nilai dari Asymp. Sig. sided). Jika nilai dari Asymp. Sig.
(2-sided) >dari nilai signifikansi (0,05), maka H0 diterima. Dari hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-sided) adalah 0,467 sedangkan nilai
signifikansinya adalah 0,05. Ini berarti menunjukkan bahwa Asymp. Sig. (2-sided)
> nilai signifikansi. Maka dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa H0 diterima
dan hal ini memberi kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara Tenaga Kerja
(48)
4.4.2.4. Tabulasi Silang (Crosstab) Umur Perusahaan (X2) dengan Jumlah Produksi (Y1)
Tabel 4. 39
Case Processing Summary Umur Perusahaan (X2) dengan Jumlah Produksi (Y1) Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
UMURPERUSAHAAN * JLHPRODUKSI
30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 ( Data diolah)
Dari tabel 4.39 di atas menunjukkan ada 30 data yang semuanya diproses
(tidak ada data yang missing atau hilang) sehingga kevalidannya 100%.
Tabel 4.40
Hasil Uji Crosstab Umur Perusahaan (X2) dengan Jumlah Produksi (Y1)
Dari tabel 4.40 di atas, menunjukkan bahwa derajat kebebasan (df)= 15.
Tingkat signifikansi (α) dari penelitian ini adalah 5%. Dari hasil pengujian diatas, ditemukan bahwa nilai Chi-Square hitung adalah 12,140 sedangkan nilai
Chi-Square tabel adalah 24,996. Ini berarti Chi-Chi-Square hitung (12,140) <Chi-Square
tabel (24,996). Dengan demikian, hal ini menandakan bahwa H0 diterima, itu
artinya tidak ada hubungan antara Umur Perusahaan (X2) dengan Jumlah
Produksi (Y1).
Chi-Square Tests
Value Df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 12.140a 15 .668
Likelihood Ratio 14.968 15 .454
Linear-by-Linear Association .597 1 .440
N of Valid Cases 30
a. 24 cells (100,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,27.
(49)
Selain itu, untuk menguatkan hasil pengujian, maka dapat dilakukan
dengan melihat nilai dari Asymp. Sig. sided). Jika nilai dari Asymp. Sig.
(2-sided) >dari nilai signifikansi (0,05), maka H0 diterima. Dari hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-sided) adalah 0,668 sedangkan nilai
signifikansinya adalah 0,05. Ini berarti menunjukkan bahwa Asymp. Sig. (2-sided)
> nilai signifikansi. Maka dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa H0 diterima
dan hal ini memberi kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara Umur
Perusahaan (X2) dengan Jumlah Produksi (Y1).
4.4.2.5. Tabulasi Silang (Crosstab) Umur Perusahaan (X2) dengan Tujuan Pemasaran (Y2
Tabel 4. 41
Case Processing Summary Umur Perusahaan (X2) dengan Tujuan Pemasaran (Y2)
Case Processing Summary Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent UMURPERUSAHAAN *
TUJUANPEMASARAN 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 ( Data diolah)
Dari tabel 4.41 di atas menunjukkan ada 30 data yang semuanya diproses
(50)
Tabel 4.42
Hasil Uji Crosstab Umur Perusahaan (X2) dengan Tujuan Pemasaran (Y2)
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 6.179a 6 .403
Likelihood Ratio 7.735 6 .258
Linear-by-Linear
Association 1.836 1 .175
N of Valid Cases 30
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 ( Data diolah)
Dari tabel 4.42 di atas, menunjukkan bahwa derajat kebebasan (df)= 6.
Tingkat signifikansi (α) dari penelitian ini adalah 5%. Dari hasil pengujian diatas, ditemukan bahwa nilai Chi-Square hitung adalah 6,179 sedangkan nilai
Chi-Square tabel adalah 12,592. Ini berarti Chi-Square hitung (6,179) <Chi-Square
tabel (12,592). Dengan demikian, hal ini menandakan bahwa H0 diterima, itu
artinya tidak ada hubungan antara Umur Perusahaan (X2) dengan Tujuan
Pemasaran (Y2).
Selain itu, untuk menguatkan hasil pengujian, maka dapat dilakukan
dengan melihat nilai dari Asymp. Sig. sided). Jika nilai dari Asymp. Sig.
(2-sided) >dari nilai signifikansi (0,05), maka H0 diterima. Dari hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-sided) adalah 0,403 sedangkan nilai
signifikansinya adalah 0,05. Ini berarti menunjukkan bahwa Asymp. Sig. (2-sided)
> nilai signifikansi. Maka dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa H0 diterima
dan hal ini memberi kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara Umur
(51)
4.4.2.6. Tabulasi Silang (Crosstab) Umur Perusahaan (X2) dengan Pendapatan Industri Kecil (Y3)
Tabel 4. 43
Case Processing Summary Umur Perusahaan (X3) dengan Pendapatan (Y3) Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent UMURPERUSAHAAN *
PENDAPATAN 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 ( Data diolah)
Dari tabel 4.43 di atas menunjukkan ada 30 data yang semuanya diproses
(tidak ada data yang missing atau hilang) sehingga kevalidannya 100%.
Tabel 4.44
Hasil Uji Crosstab Umur Perusahaan (X2) dengan Pendapatan Industri Kecil (Y3)
Dari tabel 4.44 di atas, menunjukkan bahwa derajat kebebasan (df)= 9.
Tingkat signifikansi (α) dari penelitian ini adalah 5%. Dari hasil pengujian diatas, ditemukan bahwa nilai Chi-Square hitung adalah 6,448 sedangkan nilai
Chi-Square tabel adalah 16,919. Ini berarti Chi-Square hitung (6,448) <Chi-Square
tabel (16,919). Dengan demikian, hal ini menandakan bahwa H0 diterima, itu
artinya tidak ada hubungan antara Umur Perusahaan (X2) dengan Pendapatan Chi-Square Tests
Value Df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 6.448a 9 .694
Likelihood Ratio 8.122 9 .522 Linear-by-Linear Association .033 1 .856
N of Valid Cases 30
a. 15 cells (93,8%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,40.
(52)
Selain itu, untuk menguatkan hasil pengujian, maka dapat dilakukan
dengan melihat nilai dari Asymp. Sig. sided). Jika nilai dari Asymp. Sig.
(2-sided) >dari nilai signifikansi (0,05), maka H0 diterima. Dari hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-sided) adalah 0,694 sedangkan nilai
signifikansinya adalah 0,05. Ini berarti menunjukkan bahwa Asymp. Sig. (2-sided)
> nilai signifikansi. Maka dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa H0 diterima
dan hal ini memberi kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara Umur
Perusahaan (X2) dengan Pendapatan Industri Kecil (Y3).
4.4.2.7. Tabulasi Silang (Crosstab) Legalitas Usaha (X3) dengan Jumlah Produksi (Y1)
Tabel 4. 45
Case Processing Summary Legalitas Usaha (X3) dengan Jumlah Produksi (Y1) Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent LEGALITASUSAHA.IZIN
* JLHPRODUKSI 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
LEGALITASUSAHA.MER
EK * JLHPRODUKSI 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 ( Data diolah)
Dari tabel 4.45 di atas menunjukkan ada 30 data yang semuanya diproses
(53)
Tabel 4.46
Hasil Uji Crosstab Legalitas Usaha Izin Usaha (X3) dengan Jumlah Produksi (Y1)
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 3.323a 5 .650
Likelihood Ratio 3.631 5 .604
Linear-by-Linear Association .211 1 .646
N of Valid Cases 30
a.11 cells (91,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,47.
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 ( Data diolah)
Dari tabel 4.46 di atas, menunjukkan bahwa derajat kebebasan (df)= 5.
Tingkat signifikansi (α) dari penelitian ini adalah 5%. Dari hasil pengujian diatas, ditemukan bahwa nilai Chi-Square hitung adalah 3,323 sedangkan nilai
Chi-Square tabel adalah 11,070. Ini berarti Chi-Square hitung (3,323) <Chi-Square
tabel (11,070). Dengan demikian, hal ini menandakan bahwa H0 diterima, itu
artinya tidak ada hubungan antara Legalitas Usaha izin (X3) dengan Jumlah
Produksi (Y1).
Selain itu, untuk menguatkan hasil pengujian, maka dapat dilakukan
dengan melihat nilai dari Asymp. Sig. sided). Jika nilai dari Asymp. Sig.
(2-sided) >dari nilai signifikansi (0,05), maka H0 diterima. Dari hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-sided) adalah 0,650 sedangkan nilai
signifikansinya adalah 0,05. Ini berarti menunjukkan bahwa Asymp. Sig. (2-sided)
(54)
diterimadan hal ini memberi kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara
Legalitas Usaha Izin (X3) dengan Jumlah Produksi (Y1).
Tabel 4. 47
Hasil Uji Crosstab Legalitas Usaha Merek (X3) dengan Jumlah Produksi (Y1)
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 ( Data diolah)
Dari tabel 4.47 di atas, menunjukkan bahwa derajat kebebasan (df)= 10.
Tingkat signifikansi (α) dari penelitian ini adalah 5%. Dari hasil pengujian diatas, ditemukan bahwa nilai Chi-Square hitung adalah 5,783 sedangkan nilai
Chi-Square tabel adalah 18,307. Ini berarti Chi-Square hitung (5,783) <Chi-Square
tabel (8,307). Dengan demikian, hal ini menandakan bahwa H0 diterima, itu
artinya tidak ada hubungan antara Legalitas Usaha Merek (X3) dengan Jumlah
Produksi (Y1).
Selain itu, untuk menguatkan hasil pengujian, maka dapat dilakukan
dengan melihat nilai dari Asymp. Sig. sided). Jika nilai dari Asymp. Sig.
(2-sided) >dari nilai signifikansi (0,05), maka H0 diterima. Dari hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-sided) adalah 0,833 sedangkan nilai
signifikansinya adalah 0,05. Ini berarti menunjukkan bahwa Asymp. Sig. (2-sided)
> nilai signifikansi. Maka dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa H0
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 5.783a 10 .833
Likelihood Ratio 5.934 10 .821
Linear-by-Linear
Association .039 1 .844
(55)
diterimadan hal ini memberi kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara
Legalitas Usaha Merek (X3) dengan Jumlah Produksi (Y1).
4.4.2.8. Tabulasi Silang (Crosstab) Legalitas Usaha Izin Usaha (X3) dengan Tujuan Pemasaran (Y2)
Tabel 4. 48
Case Processing Summary Legalitas Usaha (X3) dengan Tujuan Pemasaran(Y2) Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent LEGALITASUSAHA.IZIN
* TUJUANPEMASARAN 30 100.0% 0 .0% 30 100.0% LEGALITASUSAHA.MER
EK *
TUJUANPEMASARAN
30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 ( Data diolah)
Dari tabel 4.8 di atas menunjukkan ada 30 data yang semuanya diproses
(tidak ada data yang missing atau hilang) sehingga kevalidannya 100%.
Tabel 4. 49
Hasil Uji Crosstab Legalitas Usaha Izin (X3) dengan Tujuan Pemasaran (Y2) Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square .968a 2 .616
Likelihood Ratio .887 2 .64
2Linear-by-Linear Association .020 1 .888
N of Valid Cases 30
a. 4 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,17.
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 ( Data diolah)
Dari tabel 4.49 di atas, menunjukkan bahwa derajat kebebasan (df)=2.
(56)
ditemukan bahwa nilai Chi-Square hitung adalah 0,968 sedangkan nilai
Chi-Square tabel adalah 5,991. Ini berarti Chi-Square hitung (0,968) <Chi-Square
tabel (5,991). Dengan demikian, hal ini menandakan bahwa H0 diterima, itu
artinya tidak ada hubungan antara Legalitas Usaha Izin (X3) dengan Tujuan
Pemasaran (Y2)
Selain itu, untuk menguatkan hasil pengujian, maka dapat dilakukan
dengan melihat nilai dari Asymp. Sig. sided). Jika nilai dari Asymp. Sig.
(2-sided) >dari nilai signifikansi (0,05), maka H0 diterima. Dari hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-sided) adalah 0,616 sedangkan nilai
signifikansinya adalah 0,05. Ini berarti menunjukkan bahwa Asymp. Sig. (2-sided)
> nilai signifikansi. Maka dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa H0 diterima
dan hal ini memberi kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara Legalitas
Usaha Izin (X3) dengan Tujuan Pemasaran (Y2)
Tabel 4. 50
Hasil Uji Crosstab Legalitas Usaha Merek (X3) dengan Tujuan Pemasaran (Y2)
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 ( Data diolah)
Dari tabel 4.50 di atas, menunjukkan bahwa derajat kebebasan (df)=4.
Tingkat signifikansi (α) dari penelitian ini adalah 5%. Dari hasil pengujian diatas, ditemukan bahwa nilai Chi-Square hitung adalah 1,474 sedangkan nilai
Chi-Square tabel adalah 9,488. Ini berarti Chi-Square hitung (1,474) <Chi-Square Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 1.474a 4 .831
Likelihood Ratio 1.782 4 .776
Linear-by-Linear Association .731 1 .393
N of Valid Cases 30
(57)
tabel (9,488). Dengan demikian, hal ini menandakan bahwa H0 diterima, itu
artinya tidak ada hubungan antara Legalitas Usaha Merek (X3) dengan Tujuan
Pemasaran (Y2).
Selain itu, untuk menguatkan hasil pengujian, maka dapat dilakukan
dengan melihat nilai dari Asymp. Sig. sided). Jika nilai dari Asymp. Sig.
(2-sided) >dari nilai signifikansi (0,05), maka H0 diterima. Dari hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-sided) adalah 0,831 sedangkan nilai
signifikansinya adalah 0,05. Ini berarti menunjukkan bahwa Asymp. Sig. (2-sided)
> nilai signifikansi. Maka dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa H0 diterima
dan hal ini memberi kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara Legalitas
Usaha Merek (X3) dengan Tujuan Pemasaran (Y2)
4.4.2.9. Tabulasi Silang (Crosstab) Legalitas Usaha (X3) dengan Pendapatan Industri Kecil (Y3)
Tabel 4. 51
Case Processing Summary Legalitas Usaha (X3) dengan Pendapatan Industri Kecil (Y3)
Case Processing Summary Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent LEGALITASUSAHA.IZIN
* PENDAPATAN 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
LEGALITASUSAHA.MER
EK * PENDAPATAN 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 ( Data diolah)
Dari tabel 4.51 di atas menunjukkan ada 30 data yang semuanya diproses
(58)
Tabel 4. 52
Hasil Uji Crosstab Legalitas Usaha Izin (X3) dengan Pendapatan Industri Kecil (Y3)
Chi-Square Tests
Value Df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 2.538a 3 .469
Likelihood Ratio 2.405 3 .493
Linear-by-Linear Association 1.657 1 .198
N of Valid Cases 30
a. 6 cells (75,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,70.
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 ( Data diolah)
Dari tabel 4.52 di atas, menunjukkan bahwa derajat kebebasan (df)=3.
Tingkat signifikansi (α) dari penelitian ini adalah 5%. Dari hasil pengujian diatas, ditemukan bahwa nilai Chi-Square hitung adalah 2,538 sedangkan nilai
Chi-Square tabel adalah 7,815. Ini berarti Chi-Square hitung (2,538) <Chi-Square
tabel (7,815). Dengan demikian, hal ini menandakan bahwa H0 diterima, itu
artinya tidak ada hubungan antara Legalitas Usaha Izin (X3) dengan Pendapatan
Industri Kecil (Y3).
Selain itu, untuk menguatkan hasil pengujian, maka dapat dilakukan
dengan melihat nilai dari Asymp. Sig. sided). Jika nilai dari Asymp. Sig.
(2-sided) >dari nilai signifikansi (0,05), maka H0 diterima. Dari hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-sided) adalah 0,469 sedangkan nilai
signifikansinya adalah 0,05. Ini berarti menunjukkan bahwa Asymp. Sig. (2-sided)
> nilai signifikansi. Maka dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa H0 diterima
dan hal ini memberi kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara Legalitas
(1)
DAFTAR PUSTAKA ... 96 LAMPIRAN... 102
(2)
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 1.1 Kontribusi IKM terhadap Perekonomian Indonesia ... 1
Tabel 1.2 Ekspor Sepatu Indonesia ... ... 2
Tabel 1.3 Perkembangan Industri Kecil Sepatu di Kota Medan……… 5
Tabel 2.1 Rangkuman Penelitian Terdahulu . ... 32
Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 41
Tabel 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan Usia ... 42
Tabel 4.3 Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan ... 43
Tabel 4.4 Karakteristik Responden berdasarkan Nama Usaha ... 44
Tabel 4.5 Karakteristik Responden berdasarkan Lama Usaha ... 45
Tabel 4.6 Karakteristik Responden berdasarkan Alamat Usaha ... 46
Tabel 4.7 Jumlah Tenaga Kerja Industri Kecil Sepatu ... 47
Tabel 4.8 Kondisi Tenaga Kerja Selama 3 Tahun Terakhir ... 48
Tabel 4.9 Legalitas Industri Kecil Sepatu di Kota Medan ... 49
Tabel 4.10 Fasilitas Kredit Industri Kecil Sepatu di Kota Medan ... 50
Tabel 4.11 Kondisi Bahan Baku Industri Kecil Sepatu di Kota Medan . 52 Tabel 4.12 Produksi Industri Kecil Sepatu di Kota Medan ... 53
Tabel 4.13 Tujuan Pemasaran Industri Kecil Sepatu di Kota Medan ... 54
Tabel 4.14 Perkembangan Industri Kecil Sepatu di Kota Medan ... 55
Tabel 4.15 Case Processing Summary Jenis Kelamin dengan Jumlah Produksi ... 57
Tabel 4.16 Hasil Uji Crosstab Jenis Kelamin dengan Jumlah Produksi ... 58
Tabel 4.17 Case Processing Summary Usia dengan Jumlah Produksi ... 59
Tabel 4.18 Hasil Uji Crosstab Jenis Kelamin dengan Jumlah Produksi ... 59
Tabel 4.19 Case Processing SummaryPendidikan dengan Jumlah Produksi ... 60
Tabel 4.20 Hasil Uji Crosstab Pendidikan dengan Jumlah Produksi ... 61
Tabel 4.21 Case Processing Summary Jenis Kelamin dengan Tujuan Pemasaran ... 62
Tabel 4.22 Hasil Uji Crosstab Jenis Kelamin dengan Tujuan Pemasaran ... 62
Tabel 4.23 Case Processing SummaryUsia denganTujuan Pemasaran ... 63
Tabel 4.24 Hasil Uji Crosstab Usia dengan Tujuan Pemasaran ... 64 Tabel 4.25 Case Processing SummaryPendidikan dengan
(3)
Tujuan Pemasaran ... 65
Tabel 4.26 Hasil Uji Crosstab Pendidikan dengan Tujuan Pemasaran ... 65
Tabel 4.27 Case Processing SummaryJenis Kelamin dengan Pendapatan ... 66
Tabel 4.28 Hasil Uji Crosstab Jenis Kelamin dengan Pendapatan ... 67
Tabel 4.29 Case Processing SummaryUsia dengan Pendapatan... . 68
Tabel 4.30 Hasil Uji Crosstab Usia dengan Pendapatan ... 68
Tabel 4.31 Case Processing SummaryPendidikan dengan Pendapatan ... 69
Tabel 4.32 Hasil Uji Crosstab Pendidikan dengan Pendapatan ... 70
Tabel 4.33 Case Processing SummaryTenaga Kerja dengan Jumlah Produksi ... 71
Tabel 4.34 Hasil Uji Crosstab Tenaga Kerja dengan Jumlah Produksi . 71 Tabel 4.35 Case Processing SummaryTenaga Kerja dengan Tujuan Pemasaran ... 72
Tabel 4.36 Hasil Uji Crosstab Tenaga Kerja dengan Tujuan Pemasaran 73 Tabel 4.37 Case Processing SummaryTenaga Kerja dengan Pendapatan ... 74
Tabel 4.38 Hasil Uji Crosstab Tenaga Kerja dengan Pendapatan ... 75
Tabel 4.39 Case Processing SummaryUmur Prusahaan dengan Jumlah Produksi ... 76
Tabel 4.40 Hasil Uji Crosstab Umur Perusahaan dengan Jumlah Produksi ... 76
Tabel 4.41 Case Processing SummaryUmur Perusahaan dengan Tujuan Pemasaran ... 78
Tabel 4.42 Hasil Uji Crosstab Umur Perusahaan dengan Tujuan Pemasaran ... 78
Tabel 4.43 Case Processing SummaryUmur Perusahaan dengan Pendapatan ... 79
Tabel 4.44 Hasil Uji Crosstab Umur Perusahaan dengan Pendapatan ... 80
Tabel 4.45 Case Processing SummaryLegalitas Usaha dengan Jumlah Produksi ... 81
Tabel 4.46 Hasil Uji Crosstab Legalitas UsahaIzin Usahadengan Jumlah Produksi ... 82
Tabel 4.47 Hasil Uji CrosstabLegalitas Usaha Merek dengan Jumlah Produksi ... 83
Tabel 4.48 Case Processing SummaryLegalitas Usaha dengan Tujuan Pemasaran ... 84
Tabel 4.49 Hasil Uji Crosstab Legalitas UsahaIzin Usaha dengan Tujuan Pemasaran ... 85 Tabel 4.50 Hasil Uji Crosstab Legalitas UsahaMerek Usaha
(4)
dengan Tujuan Pemasaran ... 86 Tabel 4.51 Case Processing SummaryLegalitas Usaha dengan
Pendapatan ... 87 Tabel 4.52 Hasil Uji Crosstab Legalitas UsahaIzin Usaha
dengan Pendapatan ... 88 Tabel 4.53 Hasil Uji Crosstab Legalitas UsahaMerek Usaha
dengan Tujuan Pemasaran ... 89 Tabel 4.54 Case Processing SummaryFasilitas Kredit dengan
Jumlah Produksi ... 90 Tabel 4.55 Hasil Uji Crosstab Fasilitas Kreditdengan Jumlah
Produksi ... 90 Tabel 4.56 Case Processing SummaryFasilitas Kredit dengan
Tujuan Pemasaran ... 92 Tabel 4.57 Hasil Uji Crosstab Fasilitas Kreditdengan Tujuan
Pemasaran ... 92 Tabel 4.58 Case Processing SummaryFasilitas Kredit dengan
Pendapatan ... 93 Tabel 4.59 Hasil Uji Crosstab Fasilitas Kreditdengan
(5)
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
2.3 Kerangka Konseptual ... 33 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin ... 41 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 42
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 43 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Nama
Usaha ... 44 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama
Usaha ... 45 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Alamat
(6)
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman 1 Kuesioner Penelitian ... 98 2 Distribusi Jawaban Responden ... 102