Analisis Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Matematika Pada Siswa SMA Negeri Bunga Bangsa Kabupaten Nagan Raya

12

BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Belajar
2.1.1 Pengertian Belajar
Belajar adalah satu proses perubahan prilaku individu yang disebabkan oleh
pengalaman. Perubahan prilaku tersebut senantiasa mengacu kearah yang lebih
baik. Adapun aspek-aspek yang tidak termasuk perubahan dalam belajar yaitu
kematangan fisik, pertumbuhan dan perkembangan.
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses
belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik (Slameto, 2003:1).

2.1.2 Ciri-Ciri Belajar
Beberapa perubahan tingkah laku dalam kegiatan belajar (Djamarah, 2008: 15)
antara lain:
a) Perubahan terjadi secara sadar.
Seseorang yang belajar menyadari telah terjadi perubahan pada dirinya.

b) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional.
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung
secara berkesinambungan dan tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan
menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan
prosesbelajar berikutnya.
c) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.
Dalam belajar, perubahan senantiasa kearah yang lebih baik dan tertuju untuk
memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Perubahan yang bersifat
aktif artinya perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena
usaha individu itu sendiri.

Universitas Sumatera Utara

13

d) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara.
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen.
Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar bersifat menetap.
e) Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah.
Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku terjadi karena ada tujuan yang akan

dicapai.
f) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar
meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku.

2.1.3 Prinsip-prinsip Belajar
Prinsip-prinsip belajar sangat penting peranannya dalam belajar dan pembelajaran
karena prinsip belajar dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda
dan oleh setiap individu siswa, prinsip-prinsip belajar harus benar-benar dipahami
dengan sungguh-sungguh, karena hal ini yang menunjang faktor keberhasilan
belajar yang ingin dicapai baik oleh peserta didik maupun juga oleh pendidik
dalam kegiatan belajar mengajar.
Menurut (Slameto, 2008: 27), prinsip-prinsip tersebut sebagai berikut:
a) Setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif dalam belajar, meningkatkan
minat dan membimbing untuk mencapai tujuan intruksional.
b) Belajar harus dapat menimbulkan penguatan dan motivasi untuk mencapai
tujuan instruksional.
c) Adanya lingkungan menantang untuk dapat mengembangkan kemampuannya
bereksplorasi dan belajar yang efektif.
d) Adanya interaksi siswa dengan lingkungannya.

e) Belajar merupakan proses kontinu dilakukan berkesinambungan menurut
perkembangannya.
f) Belajar perlu adanya proses organisasi, adaptasi dan eksplorasi.
g) Belajar perlu adanya stimulus untuk menimbulkan respon yang diharapkan.
h) Belajar bersifat keseluruhan dan materi harus memiliki struktur, penyajian
yang sederhana untuk mempermudah pemahaman siswa.

Universitas Sumatera Utara

14

i) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan
instruksional yangharus dicapai.
j) Belajar memerlukan sarana yang cukup.

Jadi, prinsip-prinsip belajar yaitu: adanya partisipasi yang aktif dalam
belajar, perhatian dan keaktifan dari pembelajar, untuk menunjang keberhasilan
dalambelajar maka proses belajar tersebut memerlukan adanya sarana dan
prasarana yang cukup.


2.2 Prestasi Belajar
2.2.1 Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau
angka yang diberikan oleh guru (Purwodarinto, 1976: 70).
Menurut Tu’u (2004: 75), prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan
dan ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan
dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru. Prestasi belajar siswa dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti
dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran disekolah.
2. Prestasi belajar siswa tersebut terutama dinilai dari aspek kognitifnya karena
bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis dan evaluasi.
3. Prestasi belajar dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai angka atau nilai dari
hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan ulanganulangan atau ujian yang ditempuhnya.

2.2.2 Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan
dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM harus ditetapkan sebelum

awal tahun ajaran dimulai. Seberapapun besarnya jumlah peserta didik yang
melampaui batas ketuntasan minimal, tidak mengubah keputusan pendidik dalam

Universitas Sumatera Utara

15

menyatakan lulus dan tidak lulus pembelajaran. Acuan kriteria tidak diubah secara
serta merta karena hasil empirik penilaian. Pada acuan norma, kurva normal
sering digunakan untuk menentukan ketuntasan belajar peserta didik jika
diperoleh hasil rata-rata kurang memuaskan. Nilai akhir sering dikonversi dari
kurva normal untuk mendapatkan sejumlah peserta didik yang melebihi nilai 6,0
sesuai proporsi kurva. Acuan kriteria mengharuskan pendidik untuk melakukan
tindakan yang tepat terhadap hasil penilaian, yaitu memberikan layanan remedial
bagi yang belum tuntas dan atau layanan pengayaan bagi yang sudah melampaui
kriteria ketuntasan minimal.
Kriteria

ketuntasan


minimal

ditetapkan

oleh

satuan

pendidikan

berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau
beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama.
Kriteria ketuntasan menunjukkan persentse tingkat pencapaian kompetensi
sehingga dinyatakan dengan angka maksimal 100 (seratus). Angka maksimal 100
merupakan kriteria ketuntasan ideal. Target ketuntasan secara nasioal diharapkan
mencapai minimal 75. Satuan pendidikan dapat memulai dari kriteria ketuntasan
minimal dibawah target nasional kemudian ditingkatkan secara bertahap.
Adapun fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) antara lain:
1. Sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik sesuai
kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti.

2. Sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian
mata pelajaran.
3. Dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan evaluasi
program pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah.
4. Merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap mata
pelajaran.

2.3 Gambaran Umum SMA Negeri Bunga Bangsa Kabupaten Nagan Raya
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Bunga Bangsa atau Kompleks Sekolah
Terpadu “KOICA” yang merupakan kerjasama antara pemerintah Kabupaten
Nagan Raya dengan Negara Korea Selatan dibidang pendidikan. SMA Negeri
Bunga Bangsa didirikan pada tahun 2007 dan mulai beroperasi pada tanggal 14

Universitas Sumatera Utara

16

Juli 2008. Secara geografis, SMA Negeri Bunga Bangsa Kabupaten Nagan Raya
berlokasi di jalan raya Tapaktuan-Meulaboh, di Desa Lamie Kecamatan Darul
Makmur Kabupaten Nagan Raya. SMA Negeri Bunga Bangsa berstatus negeri

dengan akreditasi B.

SMA Negeri Bunga Bangsa sebagai suatu lembaga pendidikan bertujuan:
1. Meningkatkan mutu pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga
siswa memiliki bekal kemampuan akademik yang cukup untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
2. Memberikan bekal ketrampilan yang berguna untuk kehidupan di masyarakat.
3. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut serta nilai-nilai
budaya bangsa.
4. Melaksanakan budaya bekerja/ belajar bagi kalangan sekolah secara disiplin
dan bertanggung jawab, dalam suasana yang indah, nyaman dan harmonis.

Adapun Visi dari SMA Negeri Bunga Bangsa yaitu:
“Mewujudkan peserta didik yang mampu menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi,berwawasan global, memiliki ketrampilan, berbudi pekerti luhur,
berasaskan syariat Islam dan budaya daerah”.

Misi SMA Negeri Bunga Bangsa:
1. Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara efektif dan efisien berdasarkan
kurikulum yang berlaku.

2. Menumbuhkan sifat komputatif dalam menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi.
3. Menciptakan lulusan yang mampu beradaptasi dengan perubahan global.
4. Mempersiapkan peserta didik yang mempunyai sikap yang relevan dengan
tuntutan syariat Islam dan budaya daerah.

A. Jumlah Sarana dan Prasarana Sekolah
Sarana dan prasarana sekolah seperti gedung dan sarana penunjang lainnya yang
ada di SMA Negeri Bunga Bangsa sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

17

Tabel 2.1 Sarana dan Prasarana Sekolah
No

Ruang

Jumlah Ruangan


1

Kelas

10

2

Kepala Sekolah

1

3

Guru

1

4


Tata Usaha

1

5

Istirahat Guru

1

6

Rapat

1

7

OSIS

1

8

Laboratorium Bahasa

1

9

Laboratorium Sains

1

10

Perpustakaan

1

11

Serbaguna

1

12

Kesehatan (P3K)

1

Sumber: Monografi SMA Negeri Bunga Bangsa Tahun 2016

B. Jumlah Siswa
Tabel 2.2 Jumlah Siswa SMA Negeri Bunga Bangsa Tahun 2016
No

Kelas

Jumlah Kelas

Jumlah Siswa

Persentase

1

X

3 Kelas

97 Orang

29,39%

2

XI IPA

3 Kelas

101 Orang

30,61%

3

XI IPS

1 Kelas

32 Orang

9,70%

4

XII IPA

2 Kelas

67 Orang

20,30%

5

XII IPS

1 Kelas

33 Orang

10, 00%

Jumlah

10 Kelas

330 Orang

100%

Sumber: Monografi SMA Negeri Bunga Bangsa Tahun 2016

Universitas Sumatera Utara

18

C. Jumlah Guru dan Karyawan
Tabel 2.2 Jumlah Guru/Karyawan SMA Negeri Bunga Bangsa Tahun
2016/2017
No
Guru/Karyawan
Laki-laki
Perempuan
Total
1

PNS

8

5

13

2

Honorer

2

7

9

3

Karyawan

2

-

2

Jumlah

12

12

24

Sumber: Monografi SMA Negeri Bunga Bangsa Tahun 2016
2.4 Data
Data merupakan sejumlah informasi yang dapat memberikan gambaran tentang
sesuatu keadaan.Informasi yang diperoleh memberikan keterangan, gambaran,
atau fakta mengenai suatu persoalan dalam bentuk kategori, huruf, atau
bilangan.Data digunakan untuk menyediakan informasi bagi suatu penelitian,
pengukuran kinerja, dasar pembuatan keputusan dan menjawab rasa ingin tahu.
Jenis-jenis data berdasarkan cara memperolehnya yaitu:
1. Data primer
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, baik dari
individu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau pengisian kuisioner
yang biasa dilakukan oleh peneliti.Biasanya data primer, peneliti melakukan
observasi sendiri baik di lapangan maupun di laboratorium.
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan data primer yang diperoleh oleh pihak lain atau data
primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pengumpul data
primer atau pihak lain yang pada umumnya disajikan dalam bentuk tabel-tabel
atau diagram-diagram. (Sugiarto, dkk, 2001).

2.5 Skala Pengukuran
Teknik pengukuran data yang digunakan adalah attitude scales, yaitu suatu
kumpulan alat pengukuran yang mengukur tanggapan individu terhadap suatu
objek atau fenomena.

Universitas Sumatera Utara

19

Berdasarkan skala pengukurannya data dibedakan menjadi 4 macam,
yaitu:
1. Skala Nominal
Misalnya: jenis kelamin, agama, dan sebagainya. Sering juga data nominal
diberi simbol bilangan saja.Misalnya: laki-laki diberi nilai 1, perempuan diberi
nilai 2.
2. Skala Ordinal
Data yang diukur menggunakan ordinal selain mempunyai ciri nominal, juga
mempunyai ciri berbentuk peringkat atau jenjang. Misalnya tingkat pendidikan
nilai ujian (dalam huruf).
3. Skala Interval
Data yang diukur menggunakan skala interval selain mempunyai ciri nominal
dan ordinal, juga mempunyai ciri interval yang sama.
4. Skala Rasio
Skala rasio ini selain mempunyai ketiga ciri dan skala pengukuran diatas, juga
mempunyai nilai nol yang bersifat mutlak. Misalnya: umur, berat sesuatu,
pendapatan, dan sebagainya.

2.6 Teknik Sampling
Teknik sampling adalah suatu cara untuk menentukan banyaknya sampel dan
pemilihan calon anggota sampel, sehingga setiap sampel yang terpilih dalam
penelitian dapat mewakili populasinya (representatif) baik dari aspek jumlah
maupun dari aspek karakteristik yang dimiliki populasi. Sampling adalah proses
pemilihan sejumlah elemen dari populasi sehingga dengan meneliti dan
memahami karakteristik sampel dapat digeneralisir untuk karakteristik populasi.
Jarang sekali suatu penelitian dilakukan dengan cara memeriksa semua objek
yang diteliti (sensus), tetapi sering digunakan sampling (Teken, 1965), alasannya
adalah:
1. Biaya, waktu dan tenaga untuk menyelidiki melalui sensus.
2. Populasi yang berukuran besar selain sulit untuk dikumpulkan, dicatat dan
dianalisis, juga biasanya akan menghasilkan informasi yang kurang teliti.

Universitas Sumatera Utara

20

Dengan cara sampling jumlah objek yang harus diteliti menjadi lebih kecil,
sehingga lebih terpusat perhatiannya.
3. Percobaan-percobaan yang berbahaya atau bersifat merusak hanya cocok
dilakukan dengan sampling.

Keuntungan dengan menggunakan teknik sampling antara lain adalah
mengurangi ongkos, mempercepat waktu penelitian dan dapat memperbesar ruang
lingkup penelitian (Teken, 1965). Metode pengambilan sampel yang ideal
memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1. Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi
yang diteliti.
2. Dapat

menentukan

ketepatan

hasil

penelitian

dengan

menentukan

penyimpangan baku dari taksiran yang diperoleh.
3. Sederhana dan mudah diperoleh.
4. Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendah
mungkin.

Dalam menentukan besarnya sampel dalam suatu penelitian, ada empat
faktor yang harus dipertimbangkan yaitu:
1. Derajat keseragaman populasi.
2. Ketepatan yang dikehendaki dari penelitian.
3. Rencana analisis.
4. Tenaga, biaya dan waktu.

Teknik sampling dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. Probability sampling, meliputi:
a. Simple random sampling (populasi homogen) yaitu pengambilan sampel
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada. Teknik ini
hanya digunakan jika populasinya homogen.
b. Proportionale stratifiled random sampling (populasi tidak homogen) yaitu
pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan memperhatikan strata
yang ada. Artinya setiap strata terwakili sesuai proporsinya.

Universitas Sumatera Utara

21

c. Disproportionate stratifiled random sampling yaitu teknik ini digunakan
untuk menentukan jumlah sampel dengan populasi berstrata tetapi kurang
proporsional, artinya ada beberapa kelompok strata yang ukurannya kecil
sekali.
d. Cluster sampling (sampling daerah) yaitu teknik ini digunakan untuk
menentukan jumlah sampel jika sumber data sangat luas. Pengambilan
sampel didasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.
2. Non probability sampling, meliputi: sampling sistematis, sampling kuota,
sampling incidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball
sampling.

2.7 Metode Pengambilan Sampel
2.7.1 Angket atau kuesioner
Anget atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunaan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau
hal-hal yang ia ketahui. Metode kuesioner ini digunakan untuk memperoleh
informasi

atau

keterangan

responden

mengenai

analisis

faktor

yang

mempengaruhi keberhasilan prestasi belajar mata pelajaran Matematika pada
siswa SMA Negeri Bunga Bangsa Kabupaten Nagan Raya.
Kuesioner yang digunakan adalah angket tertutup yaitu kuesioner yang
sudah disediakan jawabannya, sehingga responden tinggal memilih jawabannya
saja (Arikunto, 2006:152).
Untuk tiap pertanyaan terdiri atas 4 alternatif jawaban dengan skor:
a. Jawaban a diberi skor 4
b. Jawaban b diberi skor 3
c. Jawaban c diberi skor 2
d. Jawaban d diberi skor 1

2.7.2 Dokumentasi
Metode dokumentsi adalah mencari data-data mengenai hal-hal atau
variasi yang berupa benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, catatan,

Universitas Sumatera Utara

22

dokumen, perturan, notulen rapat, catatan harian, transkip, surat kabar, agenda
dan sebagainya (Arikunto, 2006:158).
Metode

dokumentasi

digunakan

untuk

mengambil

data

tentang

keberhasilan prestasi belajar mata pelajaran Matematika pada siswa SMA Negeri
Bunga Bangsa Kabupaten Nagan Raya dapat diketahui dari daftar nilai ujian
semester siswa yang dimiliki oleh guru khususnya pada mata pelajaran
Matematika. Selain itu juga digunakan untuk mengetahui data tentang daftar nama
siswa, jumlah siswa yang menjadi populasi dan penentuan sampel.

2.7.3 Observasi
Observasi adalah memperhatikan segala sesuatu atau pemuatan perhatian
terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra melalui
penglihatan,

penciuman, pendengaran,

peraba dan pengecap, dimana sering

disebut pengamatan. Penelitian observasi ini dapat dilakukan dengan tes,
kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara dan sebagainya (Arikunto, 2006:156157). Penelitian observasi ini digunakan penelitian untuk mengetahui kondisi
siswa, kegiatan belajar mengajar, alat pengajaran yang digunakan dan kondisi
sekolah.
Dalam penelitian ini metode pengambilan sampel yang digunakan adalah
Proportionale stratifiled random sampling (populasi tidak homogen) yaitu
pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan memperhatikan strata yang
ada. Artinya setiap strata terwakili sesuai proporsinya.
Jumlah sampel menggunakan rumus Slovin:

keterangan :

�=

n

: Jumlah sampel

N

: Populasi

e

:Perkiraan tingkat kesalahan



1+�� 2

2.1

Universitas Sumatera Utara

23

2.8 Analisis Data
2.8.1 Uji Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat mengukur sesuai
dengan apa yang ingin diukur. Seandainya peneliti ingin mengukur kuesioner di
dalam pengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang disusunnya harus
mengukur apa yang ingin diukurnya.
Untuk menghitung nilai �ℎ����� pada item pertanyaan dapat dilakukan dengan
rumus:

��� =

keterangan:

�(∑��)−(∑�.∑�)

rxy

: Koefisien



: Skor pertanyaan

n

: Jumlah Sampel



2.2

�{�∑� 2 −(∑�)2 }{�∑� 2 −(∑�)2

Korelasi

: Skor total

Untuk melakukan uji validitas secara manual dalam penelitian ini menggunakan
tabel t-student untuk menghitung ������ denganmenggunakan nilai α = 5% (0,05).

Dalam penelitian ini diperoleh dari rumus.Validitas terbagi atas empat macam,
yaitu:
a. Validitas Isi (Content Validity)
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus
tertentu

yang

sejajar

dengan

materi

atau

isi

pelajaran

yang

diberikan.Misalnya seorang peneliti ingin mengukur bagaimana persepsi
konsumen terhadap suatu produk.
b. Validitas Konstruk (Construct Validity)
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir-butir soal
yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang
disebutkan dalam tujuan instruksional khusus.
c. Validitas “ada sekarang” (Concurrent Validity)
Validitas ini lebih umum dikenal dengan validitas empiris.Sebuah tes
dikatakan memiliiki validitas empiris jika hasilnya sesuai dengan

Universitas Sumatera Utara

24

pengalaman.Misalnya seorang guru ingin mengetahui apakah tes sumatif
yang disusun sudah valid atau belum.
d. Validitas Prediksi (Predictive Validity)
Memprediksi artinya meramal, dan meramal selalu mengenai hal yang akan
datang, sehingga sekarang ini belum terjadi. Sebuah tes dikatakan memiliki
validitas prediksi apabila mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa
yang akan terjadi pada masa yang akan datang.

2.8.2 Uji Reliabilitas
Realibilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauhmana suatu alat ukur
dapat dipercaya atau dapat diandalkan.Pengukuran yang memiliki realibilitas
tinggi disebut sebagai pengukuran yang reabel.
Nilai Alpha Cronbach diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:

�=�

keterangan:




�−1

� �1 −

∑ ��
��



2.3

: nilai koefisien Cronbach Alpha



: banyaknya variaber penelitian

��

: varians total

∑��

: jumlah varians variabel penelitian

Adapun teknik perhitungan reliabel ada beberapa cara, yaitu sebagai berikut:
a. Teknik Pengukuran Ulang (Testretest)
Teknik ini meminta kepada responden yang sama untuk menjawab
pertanyaan

dalam

alat

pengukuran

sebanyak

dua

kali.

Caranya

perhitungannya adalah dengan mengkorelasikan jawaban pada wawancara
pertama dengan jawaban pada wawancara kedua.
b. Teknik Belah Dua
Untuk menggunakan teknik belah dua sebagai cara menghitung reliabilitas
alat pengukur, maka alat pengukur yang disusun harus memiliki cukup
banyak item pertanyaan yang mengukur aspek yang sama.

Universitas Sumatera Utara

25

c. Teknik Bentuk Paralel
Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan membuat dua jenis alat pengukur
yang mengukur aspek yang sama. Kedua alat ukur tersebut diberikan pada
responden yang sama, kemudian dicari validitasnya untuk masing-masing
jenis.
d. Internal Consistency Reliability
Internal consistency reliability berisi tentang sejauh mana item-item
instrumen bersifat homogen dan mencerminkan konstruk yang sama sesuai
dengan yang melandasinya.Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan
nilai cronbach alpha > 0,60 (Kuncoro, 2003).
2.9 Transformasi Data Ordinal Menjadi Interval
Proses transformasi merupakan upaya yang dilakukan untuk merubah data ordinal
menjadi data interval misalnya analisis faktor dimana variabel bebasnya harus
berskala interval. Data ordinal yang ditransformasikan menjadi data interval
adalah data penelitian yang diperoleh menggunakan instrumen berupa angket
yang memiliki jawaban berupa skala likert. Cara melakukan proses transformasi
data ordinal menjadi data interval menggunakan MSI (Method Sof Successive
Interval). Adapun langkahnya sebagai berikut:
1. Mencari F (Frekuensi) jawaban responden.
2. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut
proporsi.
3. Menentukan nilai proporsi kumulatif dengan menjumlahkan nilai proporsi
berurutan perkolom skor.
4. Menghitung nilai Z untuk setiap proporsi dengan menggunakan tabel
distribusi normal.
5. Menentukan nilai densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh dengan
menggunakan tabel densitas.
6. Menentukan SV (Scale Value = nilai skala) dengan rumus sebagai berikut:
�� =

������� �� ����� ����� − ������� �� ����� �����
���� ����� ����� ����� − ���� ����� ����� �����

Universitas Sumatera Utara

26

keterangan:
SV
Density at lower limit
Density at upper limit
Area below upper limit
Area below lower limit

= interval rata-rata
= kepadatan batas bawah
= kepadatan batas atas
= daerah dibawah batas bawah
= Daerah diatas batas bawah

7. Menentukan nilai transformasi dengan rumus:

keterangan:

� = �� + |����� |



: Nilai hasil Penskalaan akhir

|��min |

: Nilai Skala minimum

��

: Nilai Skala

2.10 Analisis Faktor
Menurut J. Supranto (2004), analisis faktor merupakan teknik statistika yang
utamanya dipergunakan untuk mereduksi atau meringkas data dari variabel yang
banyak diubah menjadi sedikit variabel, misalnya dari 15 variabel yang lama
diubah menjadi 4 atau 5 variabel yang baru yang disebut faktor dan masih memuat
sebagian besar informasi yang terkandung dalam variabel asli (original variable).
Dalam analisis faktortidak ada variabel dependen dan independen, proses
analisis faktor sendiri mencoba menemukan hubungan (interrelationship) antara
sejumlah variabel yang saling dependen dengan yang lain sehingga bisa dibuat
satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah awal.
Analisis faktor digunakan di dalam situasi sebagai berikut:
d. Mengenali atau mengidentifikasi dimensi yang mendasari (underlying
dimensions) atau faktor yang menjelaskan korelasi antara suatu set variabel.
e. Mengenali dan mengidentifikasi suatu set variabel baru yang tidak berkorelasi
(independent) yang lebih sedikit jumlahnya untuk menggantikan suatu set
variabel asli yang saling berkorelasi di dalam analisis multivariat selanjutnya.
f. Mengenali atau mengidentifikasi suatu set variabel yang penting dari suatu set
variabel yang lebih banyak jumlahnya untuk dipergunakan di dalam analisis
multivariat selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara

27

Kalauvariabel-variabel dibakukan (standardized), model analisis faktor bisa
ditulis sebagai berikut:
�� = ��1 �1 + ��2 �2 + ��3 �3 + ⋯ + ��� �� + ⋯ + ��� �� + �� ��

2.4

keterangan:
��

:Variabel ke-i yang dibakukan (rata-ratanya nol, standardeviasinya satu).

���

:Koefisien regresi parsial yang dibakukan untuk variabel i

��

:common factor ke-j.

pada common factor ke-j.

��

:Koefisien regresi yang dibakukan untuk variabel ke-i pada

��

:Faktor unik variabel ke-i.



:Banyaknya common factor.

i

:1,2,3,...,n

j

:1,2,3,...,m

faktor yang unik ke-i (unique factor).

Faktor yang unik tidak berkorelasi dengan sesama faktor yang unik dan
juga tidak berkorelasi dengan common factor. Common factor sendiri bisa
dinyatakan

sebagai

kombinasi

linier

dari

variabel-variabel

yang

terlihat/terobservasi (the observed variables) hasil penelitian lapangan.
�� = ��1 �1 + ��2 �2 + ��3 �3 + ⋯ + ��� ��

2.5

keterangan:
i

: 1,2,3,...,p

p

: Jumlah variabel.

��

: Perkiraan faktor ke-i (didasarkan pada nilai variabel X

��

: Timbangan/bobot atau koefisien nilai faktor ke-i.

��

dengan koefisiennya Wi).

: Variabel ke�� yang sudah dibakukan (standardized).

Universitas Sumatera Utara

28

Menurut Johnson dan Wichern (1982),Secara umum analisis faktor atau
analisiskomponen

utama

bertujuan

untuk

mereduksi

data

dan

menginterprestasikannya sebagai suatu variabel baru yang berupa variabel
bentukan. Andaikan dari p buah variabel awal/asal terbentuk k buah
faktor/komponen di mana k < p, misalkan dari sejumlah variabel p sebanyak 10
variabel terbentuk k = 2 buah faktor/komponen yang dapat menerangkan
kesepuluh variabel awal/asal tersebut. K buah faktor/komponen utama dapat
mewakili p buah variabel aslinya sehingga lebih sederhana .
Model analisi factor menurut Johnson dan wichern adalah:
X1 - µ 1 = l11F1 + l12F2 + … +l1mFm + ε1
X2 - µ 2 = l21F1 + l22F2 + … +l2mFm + ε2










Xp - µ p = lp1F1 + lp2F2 + … +lpmFm + ε1

2.6

dengan:
X1
: Variabel ke-i
µ1
: Rata-rata variabel ke-i
lij
: Bobot variabel (factor loading) ke-i pada factor ke-j
Fj
: Faktor bersama (common factor) ke-j
εi
: Fakor spesifik ke-i
2.11 Langkah-langkah Analisis Faktor
2.11.1 Tabulasi Data
Data yang telah diperoleh dari penyusunan serta penyebaran kuesioner di tempat
yang telah ditentukan, kemudian data-data ini dikumpulkan serta ditabulasikan
pada kolom-kolom agar mempermudah untuk dikonversi pada software yang akan
digunakan.

2.11.2 Pembentukan Matriks Korelasi
Matriks korelasi merupakan matrik yang memuat koefisien korelasi dari semua
koefisien korelasi dari semua pasangan variabel dalam penelitian ini.Matriks ini
digunakan untuk mendapatkan nilai kedekatan hubungan antar variabel
penelitian.Nilai kedekatan ini dapat digunakan untuk melakukan beberapa
pengujian untuk melihat kesesuaian dengan nilai korelasi yang diperoleh dari

Universitas Sumatera Utara

29

analisis faktor. Dalam tahap ini, ada dua hal yang perlu dilakukan agar analisis
faktor dapat dilaksanakan yaitu:
a. Penentukan besaran nilai Barlett Test of Sphericity, Bartlett’s of sphericity
yaitu suatu uji statistik yang dipergunakan untuk menguji hipotesis bahwa
variabel tidak saling berkorelasi (uncorrelated) dalam populasi. Dengan kata
lain, matriks korelasi populasi merupakan matriks identitas (identity matrix),
setiap variabel berkorelasi dengan dirinya sendiri secara sempurna dengan (r
=1) akan tetapi sama sekali tidak berkorelasi dengan lainnya (r = 0).
Statistik uji Bartlett’s adalah:
(2�+5)

� 2 = − �(� − 1) −

� ln |�|

6

2.7

dengan derajat kebebasan(degree of freedom) df = �(� − 1)/2

keterangan :



= jumlah observasi
= jumlah variabel

|�| = determinan matriks korelasi

1. Penentuan Keiser-Meyesr-Okliti (KMO) Measure of Sampling Adequacy,
yang digunakan untuk mengukur kecukupan sampel dengan cara
membandingkan besarnya koefisien korelasi yang diamati dengan
koefisien korelasi parsialnya.

��� = ∑�

�=1







∑�=1 ∑� ≠1 ���2


2.8



2
∑�≠1 ���2 +∑�=1 ∑�≠1 � ��

keterangan:
rij

:Koefisien korelasi sederhana antara ke-i dan ke-j.

aij

: Koefisien korelasi parsial antara variabel ke-i dan ke-j.

i

: 1,2,3,...,p dan j = 1,2,3,...,p

MSA digunakan untuk mengukur kecukupan sampel.




∑�=1 ∑�≠1 ���2

��� = ∑�


2
2
�=1 ��� +∑�=1 � ��

2.9

Universitas Sumatera Utara

30

keterangan:
p

= Jumlah variabel

���2

= Kuadrat matriks korelasi sederhana

���2
i

= Kuadrat matriks korelasi parsial.
= 1,2,3,...,p dan j = 1,2,3...,p

Kriteria kesesuaian dalam pemakaian analisis faktor adalah (Kaiser, 1974):
1. Jika harga KMO sebesar 0,9 berarti sangat memuaskan
2. Jika harga KMO sebesar 0,8 berarti memuaskan
3. Jika harga KMO sebesar 0,7 berarti harga menengah
4. Jika harga KMO sebesar 0,6 berarti cukup
5. Jika harga KMO sebesar 0,5 berarti kurang memuaskan
6. Jika harga KMO kurang dari 0,5 tidak dapat diterima

Angka MSA bekisar antara 0 sampai dengan 1, dengan kriteria yang digunakan
untuk intepretasi adalah sebagai berikut:
1. Jika MSA = 1, maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh
variabel yang lainnya.
2. Jika MSA lebih besar dari setengah 0,5 maka variabel tersebut masih dapat
diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut.

Jika MSA lebih kecil dari 0,5 dan atau mendekati nol (0), maka variabel tersebut
tidak dapat dianalisis lebih lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya.

2.11.3 Ekstraksi Faktor
Pada tahap ini, akan dilakukan proses inti dari analisis faktor, yaitu melakukan
ekstrasi terhadap sekumpulan variabel yang ada KMO>0,5 sehingga terbentuk
satu atau lebih faktor. Metode yang digunakan untuk maksud ini adalah Principal
Component Analysis dan rotasi faktor dengan metode Varimax (bagian dari
orthogonal).
Setelah sejumlah variabel terpilih, maka dilakukan ekstrasi variabel
tersebut sehingga menjadi beberapa faktor. Setelah memproses variabel-variabel

Universitas Sumatera Utara

31

yang layak, maka dengan program SPSS versi 18 akan diperoleh nilai hasil
statistik yang menjadi indikator utama yaitu tabel communalities, tabel Total
Variance Explained, Grafik Scree, tabel component matrix dan tabel rotated
component matrix.

Tabel Communalities merupakan tabel yang menunjukkan persentase
variansi dari tiap variabel yang dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.Nilai
yang dilihat adalah extraction yang terdapat pada tabel communalities.Makin kecil
nilainya, makin lemah hubungan antara variabel yang terbentuk. Perhitungan
communality setiap variabel dengan persamaan:
2
2
2
ℎ� 2 = ��1
+ ��2
+ ⋯ + ���

2.10

keterangan:
ℎ�

2
��1

= communality variabel ke-i
= Nilai faktor Loading

Communality adalah jumlah varian yang disumbangkan oleh suatu
variabel dengan seluruh variabel lainnya dalam analisis.Bisa juga disebut proporsi
atau bagian varian yang dijelaskan oleh common faktor atau besarnya sumbangan
suatu faktor terhadap varian seluruh variabel.
Tabel Total Variance Explained, menunjukkan persentase variance yang
dapat dijelaskan oleh faktor secara keseluruhan. Nilai yang menjadi indikatornya
eigenvalues yang telah mengalami proses ekstrasi. Pada tabel akan tercantum nilai
extraction sum of square loading. Hal ini disebabkan nilai eigenvalues tidak lain
merupakan jumlah kuadrat dari faktor loading dari setiap variabel yang termasuk
ke dalam faktor. Factor Loading ini merupakan nilai yang menghubungkan
faktor-faktor dengan variabel-variabel.Variabel yang masuk ke dalam faktor
adalah yang nilainya lebih dari satu ( ≥ 1). Dari sini akan terlihat pula jumlah

faktor yang akan terbentuk.

Perhitungan nilai karakteristik (eigen value) , dimana perhitungan ini berdasarkan
persamaan karakteristik:

Universitas Sumatera Utara

32

keterangan:

det(� − ��) = 0



= matriks korelasi dengan orde n x n



=eigen value



2.11

= matriks identitas

Eigen value adalah jumlah varian yang dijelaskan oleh setiap faktor. Penentuan
vektor karakteristik (eigen vector) yang bersesuaian dengan nilai karakteristik
(eigen value), yaitu dengan persamaan:
�� = ��

keterangan:




2.12

= eigen vector dengan orde n x n
=eigen value

Matriks loading factor (� ) diperoleh dengan mengalikan matriks eigen vector (�)
dengan akar dari matriks eigen value (�). Atau dalam persamaan matematis
ditulis:

keterangan:

� = � × ��



= loading factor



= eigen value



2.13

= matriks eigen vektor

Factor loading merupakan korelasi sederhana antara variabel dengan faktor.

Grafik Scree Plot menggambarkan tampilan grafik dari tabel Total
Variance Explained.Grafik ini sebenarnya menunjukkan peralihan dari satu faktor
ke faktor lainnya garis menurun disepanjang sumbu y. Sumbu x menunjukkan
jumlah komponen faktor yang terbentuk, sedangkan sumbu y menunjukkan nilai
eigenvalues.

Tabel component matrix menunjukkan kategori variabel-variabel ke dalam
komponen faktor, atau dengan kata lain menunjukkan distribusi variabel-variabel
pada faktor yang terbentuk. Bila yang dijadikan acuan adalah nilai faktor loading

Universitas Sumatera Utara

33

yang ada dalam tabel, dimana nilai lebih besar menunjukkan korelasi yang cukup
kuat antara variabel-variabel tersebut dengan komponen faktor. Jumlah jasa
kuadrat faktor loading dari tiap variabel tidak lain merupakan nilai extraction
untuk tiap variabel yang tercantum dalam tabel communalities.

2.11.4 Rotasi Faktor
Pada rotasi faktor, matrik faktor ditransformasikan ke dalam matrik yang lebih
sederhana, sehingga lebih mudah diinterpretasikan.Dalam analisis ini rotasi faktor
dilakukan dengan metode rotasi varimax. Hasil dari rotasi ini terlihat pada tabel
Rotated Component Matrix, dimana dengan metode ini nilai total variansi dari tiap
variabel yang ada di tabel component matriks tidak berubah. Yang berubah
hanyalah komposisi dari nilai faktor Loading dari tiap variabel. Interpretasi hasil
dilakukan dengan melihat Faktor Loading.
Faktor Loading adalah angka yang menunjukkan besarnya korelasi antara
suatu variabel dengan faktor satu, faktor dua, faktor tiga, faktor empat atau faktor
lima yang terbentuk. Proses penentuan variabel mana akan masuk ke faktor yang
mana, dilakukan dengan melakukan perbandingan besar korelasi pada setiap baris
di dalam setiap tabel.
Dalam penelitian ini digunakan metode Varimax, karena bertujuan untuk
mengekstraksi sejumlah variabel menjadi beberapa faktor.Selain itu metode ini
menghasilkan struktur relatif lebih sederhana dan mudah diinterpretasikan.

2.11.5 Penamaan Faktor
Pada tahap ini akan diberikan nama-nama faktor yang telah terbentuk berdasarkan
factor loading suatu variabel terhadap faktor terbentuknya. Setelah tahapan
pemebrian nama faktor terbentuk.

2.12 Deskripsi Variabel
• Kodisi Kesehatan (X1)
Kondisi kesehatan yang dimaksud yaitu mengenai kesehatan jasmani,
kesehatan jasmani mempunyai pengaruh penting terhadap prestasi belajar
siswa. Kondisi siswa yang sehat akan memberikan hasil yang baik, sebaliknya

Universitas Sumatera Utara

34

apabila kita belajar dalam keadaan sakit makaakan prestasi yang kita capai
akan rendah.
• Jam Istirahat (X2)
Belajar tanpa istirahat dan belajar dalam keadaan lelah tidak akan membawa
hasil yang optimal, karena dalam keadaan lelah baik pikiran maupun fisik akan
mengganggu konsentrasi belajar siswa. Untuk itu, jam istirahat yang cukup
sangat diperlukan demi tercapainya hasil yang maksimal.
• Kehadiran (X3)
Kehadiran siswa datang kesekolah merupakan bentuk minat siswa dalam
mengikuti pelajaran. Siswa yang masuk sekolah memperoleh informasi terbaru
yang bisa jadi belum ada dalam buku, terutama pada mata pelajaran yang
selalu berubah mengikuti perkembangan zaman.
• Kesulitan Mengerjakan Tugas (X4)
Kesuliatan mengerjakan tugas akan menimbulkan motivasi dalam diri siswa
untuk dapat mengatasi kesulitan tersebut dengan belajar yang rajin. Kesulitan
mengejakan tugas merupakan tantangan bagi siswa untuk dapat berhasil dalam
mengerjakan tugas dan merupakan suatu kepuasan tersendiri jika siswa dapat
berhasil dan mendapat hasil belajar yang baik.
• Nilai Pelajaran (X5)
Nilai pelajaran merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan siswa. Tinggi
rendahnya kecerdasan seseorang sangat menentukan keberhasilan dalam
belajar.
• Ketertarikan Siswa Terhadap Mata Pelajaran Matematika (X6)
Ketertarikan siswa terhadap materi pelajaran akan memberi dampak yang besar
bagi keberhasilan siswa. Siswa yang memiliki keinginan yang kuat untuk
menguasai materi pelajaran yang diberikan oleh guru akan berusaha
semaksimal mungkin untuk dapat mencapai keinginan tersebut.

Universitas Sumatera Utara

35

• Perhatian Siswa Pada Saat Guru Mengajar (X7)
Perhatian adalah melihat dan mendengar dengan baik dan teliti terhadap
sesuatu. Untuk bisa mendapat hasil yang baik dalam belajar harus mempunyai
perhatian terhadap pelajaran.
• Ketelitian Mengerjakan Soal (X8)
Ketelitian dalam mengerjakan soal akan memudahkan memahami maksud dari
soal tersebut. Siswa yang pandai biasanya akan lebih teliti dalam mengerjakan
soal.
• Keaktifan Bertanya (X9)
Keaktifan bertanya maenunjukkan rasa ingin tahu terhadap materi yang
disampaikan. Dengan bertanya, siswa berarti paham akan materi pelajaran
yang diberikan. Tetapi, mungkin saja ada bagian-bagian tertentu yang tidak
dipahami. Dengan bertanya juga bisa menambah wawasan siswa tersebut.
• Usaha Memahami Materi (X10)
Siswa yang memiliki motivasi yang kuat untuk memahami materi pelajaran
akan memberi dampak yang besar bagi keberhasilan siswa.
• Waktu Belajar di Rumah (X11)
Keberhasilan siswa dalam belajar dipengaruhi oleh waktu belajar siswa itu
sendiri. Waktu yang buruk seperti belajar jika mau ada ulangan saja dengan
sistem kebut semalam tidak akan memberikan hasil yang baik. Hal ini
disebabkan badan sudah lelah karena semalaman tidak tidur karena belajar.
Hal ini tidak akan terjadi pada siswa yang memiliki waktu belajar yang teratur
setiap harinya.
• Cara Menyelesaikan Tugas (X12)
Siswa yang pandai biasanya lebih mudah dalam memahami maksud dari soal.
Kecerobohan dalam menyelesaikan tugas akan berakibat fatal, maka untuk
memudahkan dalam memahami suatu permasalahan harus secara teiti dan hatihati.

Universitas Sumatera Utara

36

• Cara Mempelajari Matematika (X13)
Dalambelajar siswa harus dapat memilih metode yang sesuai dengan materi
yang akan dipeajari. Jika metode belajar yang dilakukan tepat, maka hasilnya
akan maksimal.Untuk mata pelajaraan matematika, metode yang tepat yaitu
dengan memahami materi dan rumus-rumus, mengelompokkan rumus-rumus
yang ada, mulai mengerjakan soal-soal yang ada pembahansannya,
mengerjakan soal tadi tanpa melihat pembahasan, mengerjakan soal lain yang
tipenya sama, terus berlatih soal-soal yang lain, dan usahakan menambah buku
referensi untuk dipelajari.
• Suasana Rumah (X14)
Suasana rumah yang dimaksud yaitu kejadian-kejadian yang sering terjadi di
dalam keluarga, dimana anak berada dan belajar. Suasana rumahjuga
merupakan faktor penting yang tidak termasuk faktor yang disengaja. Agar
anak dapat belajar dengan baik, perlu diciptakan suasana rumah yang tenang
dan tentram agar dapat belajar dengan baik.
• Hubungan Antar Anggota Keluarga (X15)
Keadaan ekonomi keluarga mempengaruhi akan prestasi anak, keadaan
ekonomi yang mencukupi akan berdampak pada keharmonisan hubungan
keluarga. Apabila fasilitas belajar anak terpenuhi, maka anak dapat
berkonsentrasi pada saat belajar.
• Pengawasan Orang Tua (X16)
Mengawasi anak yang sedang belajar juga memberikan dampak yang baik
bagi prestasinya, hal ini membantu orang tua mengetahui masalah apa yang
terjadi pada anaknya. Serta memberikan solusi yang terbaik agar prestasi
belajar anak tercapai.
• Dorongan atau Motivasi Orang Tua (X17)
Orang tua berperan penting dalam membangkitkan dan meningkatkan motivasi
belajar anak. Contoh kecil yaitu dengan memberikan hadiah kepada anaknya

Universitas Sumatera Utara

37

jika berprestasi, hal ini akan menimbulkan semangat belajar anak agar terus
berusaha untuk mempertahankan prestasinya.
• Sikap Orang Tua (X18)
Mendukung prestasi belajar anak tidak cukup dengan memberikan semangat
saja, sikap orang tua yang medukung prestasi anaknya dengan cara menyuruh
belajar di malam hari, mengingatkan mengerjakan tugas, serta membatasi
waktu bermain anak.
• Respon Orang Tua Ketika Anaknya Mendapat Nilai Jelek (X19)
Setiap orang tua selalu menginginkan yang terbaik bagi anaknya, namun ketika
si anak mendapat nilai jelek maka orang tua harus menanggapinya dengan hal
yang positif dengan cara memberi semangat agar kedepannya tidak akan
terulang kembali.
• Cara Guru Mengajar (X20)
Cara mengajar guru harus sistematis dan jelas disertai variasi-variasi dalam
penyampaiannya sehingga mudah diingat dan dipahmi siswa. Cara mengajar
guru adalah cara guru dalam penyampaian materi pelajaran dalam proses
pembelajaran di sekolah.
• Hubungan Guru dengan Siswa (X21)
Keeratan hubungan guru dengan siswa baik disekolah maupun diluar
lingkungan sekolah, akan berdampak pada hasil belajar. Siswa biasanya
menyukai pelajaran tidak hanya dari materi yang mudah dipahami, namun dari
cara guru menyampaikan materi dan kedekatan guru dengan siswanya.
• Kehadiran Guru (X22)
Kehadiran guru mutlak diperlukan didalamnya. Kalau hanya ada anak didik
saja tetapi guru tidak ada, maka tidak akan terjadiproses belajar mengajar di
sekolah. Namun, ketepatan waktu hadir guru juga mempengaruhi kedisiplinan
siswa dalam belajar.

Universitas Sumatera Utara

38

• Keadaan Buku Catatan (X23)
Keadaaan buku catatan siswa yang rapi menunjukkan bahwa siswa tersebut
memiliki minat yang tinggi dalam belajar. Memahami materi dengan cara
menulis ulang rumus-rumus matematika serta mengerjakan contoh-contoh soal,
akan memudahkan siswa memahami mata pelajaran matematika.
• Fasilitas Perpustakaan (X24)
Selain buku pelajaran yang dimiliki siswa, sekolah harus menyediakan bukubuku atau literatur yang mendukung proses belajar siswa. Kelengkapan buku di
perpustakaan sekolah akan meningkatkan hasil yang baik bagi prestasi belajar
siswa.
• Suasana dan Prasarana Kelas (X25)
Kelas merupakan tempat dimana siswa belajar. Jika tempat belajarnya kondusif
dan tenang, maka akan memudahkan siswa untuk berkonsentrasi dalam belajar.
Kemudian sarana dan prasarana kelas juga mendukung proses belajar
mengajar, kelengkapan fasilitas kelas tidak akan menghambat proses belajar
mengajar. Sehingga proses belajar akan lebih optimal.
• Suasana Lingkungan Sekolah (X26)
Keadaan lingkungan sekolah yang nyaman dan jauh dari kebisingan
masyarakat, membuat proses belajar mengajar berjalan dengan baik.
• Keterlambatan Hadir (X27)
Kedisiplinaan siswa masuk sekolah dengan tepat waktu menunjukan kesiapan
siswa dalam megikuti pelajaran. Keterlambatan hadir mengakibatkan siswa
ketinggalan materi pelajaran.
• Kedisiplinan Waktu Mengumpulkan Tugas (X28)
Ketepatan waktu mengumpulkan tugas menunjukkan bahwa siswa tersebut
memiliki motivasi yang besar dan memiliki disiplin yang baik.

Universitas Sumatera Utara