Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Pemerasan dengan Menggunakan Senjata Tajam yang Dilakukan Secara Bersama-Sama (Studi Kasus Nomor 266 Pid.B 2014 Pn.Sbg)

BAB II
Dakwaan Jaksa Penuntut Umum Terhadap Tindak Pidana Pemerasan
Dengan Menggunakan Senjata Tajam Yang Dilakukan Secara BersamaSama Dalam Putusan Pengadilan Negeri Sibolga Nomor
266/Pid.B/2014/Pn.Sbg
A. Tinjauan Umum Mengenai Dakwaan
1. Pengertian Surat Dakwaan
Periode HIR surat dakwaan disebut surat tuduhan atau acte van
beshuldiging, seperti yang ditegaskan pada Pasal 140 ayat (1) KUHAP, diberi
nama surat dakwaan. Atau dimasa yang lalu surat dakwaan lazim disebut acte van
verweijzing, dalam istilah hukum Inggris disebut imputation atau indictment.31
Menurut Mr.I.A.Negerburgh Surat ini adalah sangat penting dalam
pemeriksaan perkara pidana, karena ialah yang merupakan dasarnya,dan
menentukan batas-batas bagi pemeriksaan hakim.Memang pemeriksaan itu tidak
batal jika batas-batas ittu dilampaui,tetapi putusan hakim hanyalah boleh
mengenai peristiwa-peristiwa yang terletak dalam batas-batas itu32.
Surat dakwaan merupakan dasar penuntutan perkara pidana yang dibuat
oleh jaksa penuntut umum dan diajukan ke pengadilan dengan adanya surat
dakwaan tersebut berarti ruang lingkup pemeriksaan telah dibatasi dan jika dalam
pemeriksaan terjadi penyimpangan dari surat dakwaan, maka hakim ketua sidang

31


Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP Penyidikan dan
Penuntutan (Edisi Kedua), Sinar Grafika, Jakarta, 2001, hlm. 386.
32
Harun M. Husein, Surat Dakwaan:Tekhnik Penyusunan, Fungsi dan Permasalahannya,
Jakarta : Rineka Cipta, 1994. hlm. 44.

Universitas Sumatera Utara

mempunyai wewenang untuk memberikan teguran kepada jaksa atau penasihat
hukum tesangka. 33
Surat dakwaan adalah pijakan dasar bagi proses persidangan pidana di
ranah hukum pidana di Indonesia. Tetapi ada kalanya surat dakwaan itu
mempunyai kesalahan sehingga diperlukan suatu perubahan surat dakwaan.
Perubahan surat dakwaan terkait erat dengan Pasal 143 dan 144 KUHAP, yang
mana pada Pasal 143 KUHAP mengenai syarat dan ketentuan yang harus
dipenuhi dalam surat dakwaan, sedangkan Pasal 144 KUHAP adalah tentang
perubahan surat dakwaan.
Pasal 143 KUHAP :
(2) Penuntut umum membuat surat dakwaan yang diberi tanggal dan

ditandatangani serta berisi :
a. nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin,
kebangsaan, tempat tinggal, agama dan pekerjaan tersangka;
b. uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang
didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana
itu dilakukan.
(3) Surat dakwaan yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana di maksud
dalam ayat (2) huruf b batal demi hukum.
(4) Turunan surat pelimpahan perkara beserta surat dakwaan disampaikan
kepada tersangka atau kuasanya atau penasihat hukumnya dan penyidik,
pada saat yang bersamaan dengan penyampaian surat pelimpahan
perkara tersebut ke pengadilan negeri.
Pasal 144 KUHAP :
(1) Penuntut umum dapat mengubah surat dakwaan sebelum pengadilan
menetapkan hari sidang, baik dengan tujuan untuk menyempurnakan
maupun untuk tidak melanjutkan penuntutannya.
(2) Pengubahan surat dakwaan tersebut dapat dilakukan hanya satu kali
selambat-lambatnya tujuh hari sebelum sidang dimulai.
(3) Dalam hal penuntut umum mengubah surat dakwaan ia menyampaikan
turunannya kepada tersangka atau penasihat hukum dan penyidik.

Penuntut umum hanya dapat melakukan pengubahan surat dakwaan dalam
dua waktu, yakni pertama sebelum pengadilan menetapkan hari sidang, yang
Kuswindiarti. 2009. “Pola Pembelaan Dalam Memberikan Bantuan Hukum Terhadap
terdakwa dalam Proses Pemeriksaan di Pengadilan” JURNAL MANAJERIAL. Vol. 5, No.2
33

Universitas Sumatera Utara

pengubahan surat dakwaan dapat dilakukan beberapa kali (vide Pasal 144 ayat (1)
KUHAP), dan kedua hanya satu kali selambat-lambatnya tujuh hari sebelum
sidang dimulai

(vide

Pasal

144

ayat


(2)

KUHAP).

Sedangkan

hak

terdakwa/tersangka adalah memperoleh turunan surat dakwaan yang telah diubah.
Dalam teknis perkara, jika perubahan ini dilakukan tidak sesuai waktu
yang telah disebutkan di atas, terdakwa memperoleh hak untuk menolak
disidangkan dengan dasar dakwaan yang telah dirubah tidak sesuai Pasal 144
KUHAP. Jika seandainya turunan surat dakwaan dengan surat dakwaan di tangan
majelis hakim tidak mempunyai kesamaan, maka terdakwa mempunyai hak untuk
menolak disidangkan dengan alasan adanya kerancuan surat dakwaan yang
selanjutnya dapat meminta kepada majelis hakim untuk menjatuhkan putusan
berupa surat dakwaan tidak dapat diterima.34
2. Fungsi Surat Dakwaan
Surat


Dakwaan

menempati

posisi

sentral

dan

strategis

dalam

pemeriksaan perkara pidana di Pengadilan, karena itu surat dakwaan sangat
dominan bagi keberhasilan pelaksana tugas penuntutan. Fungsi Surat Dakwaan
dapat dikategorikan sebagai berikut :35
a. Bagi Pengadilan / Hakim
Surat Dakwaan merupakan dasar dan sekaligus membatasi ruang lingkup
pemeriksaan,dasar pertimbangan dalam penjatuhan keputusan serta Surat

dakwaan juga akan memperjelas aturan-aturan hukum mana yang dilanggar oleh

34

http://abdulahffandi.wordpress.com/2011/10/07/kapan-dapat-dilakukan-perubahan-surat
-dakwaan/,Diakses pada Tanggal 21 Januari 2017 Pukul 01.36 Wib.
35
http://panduanhukum.blogspot.co.id/2012/05/fungsidandasarpembuatansurat.html?m=1,
diakses pada Tanggal 21 Januari 2017 Pukul 00.51 Wib.

Universitas Sumatera Utara

terdakwa. Dengan demikian, hakim tidak boleh memutuskan atau mengadili
perbuatan pidana yang tidak didakwakan.36
b. Bagi Penuntut Umum
Bagi seorang penuntut umum surat dakwaan merupakan dasar pelimpahan
perkara, karena dengan pelimpahan perkara tersebut penuntut umum meminta
agar perkara tersebut diperiksa dan diputus dalam sidang pengadilan, atas
dakwaan yang dilampirkan dalam pelimpahan perkara tersebut.
Dalam


tahap

selanjutnya,

surat

dakwaan

itu

menjadi

dasar

pembuktian/pembahasan yuridis, dasar tuntutan pidana dan akhirnya merupakan
dasar upaya hukum.
c. Bagi Terdakwa/Penasehat Hukum
Bagi terdakwa/penasihat hukum surat dakwaan merupakan dasar untuk
mempersiapkan pembelaan dan oleh karena itulah surat dakwaan harus disusun

secara cermat, jelas dan lengkap.
3. Prinsip Surat Dakwaan
Membicarakan prinsip surat dakwaan harus disesuaikan dengan ketentuan
KUHAP, sebab prinsip yang diatur dalam HIR dengan KUHAP terdapat beberapa
perbedaan.Terutama yang menyangkut pasal 83 HIR, yang menegaskan surat
tolakan jaksa bukan merupakan surat tuduhan dalam arti kata yang sebenarnya.
Yang membuat surat tuduhan menurut HIR adalah Ketua Pengadilan Negeri, yang
mempunyai wewenang untuk mengubah isi tolakan jaksa. Ketua Pengadilan
36

Ramelan (mantan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus), dalam bukunya Hukum

Acara Pidana (Teori dan Implementasi), pada halaman 162.

Universitas Sumatera Utara

Negeri tidak terikat pada isi tolakan jaksa. Itu sebabnya, sistem pembuatan surat
dakwaan menurut HIR, jaksa sebagai penuntut umum belum sempurna berdiri
sendiri, masih berada dibawah pengawasan Ketua Pengadilan Negeri. Barangkali
disebabkan anggapan pada masa pembuatan HIR, sebagian besar penuntut umum

belum begitu mahir menyusun perumusan yuridis, jika dibandingkan dengan para
hakim/Ketua Pengadilan Negeri, pada umumnya terdiri dari sarjana hukum.37
Menurut KUHAP kedudukan jaksa sebagai penuntut umum semakin
dipertegas dalam posisi sebagi instansi yang berwenang melakukan penuntutan
(Pasal 1 butir 7 dan Pasal 137). Dalam posisi sebagai aparat penuntut umum, pasal
140 ayat (1) menegaskan wewenang penuntut umum untuk membuat surat
dakwaan tanpa campur tangan instansi lain. Penuntut umum “berdiri sendiri” dan
sempurna (volwaardig) dalam pembuatan surat dakwaan. Bertitik tolak dari
ketentuan pasal 1 butir 7 dan pasal 137 serta pasal 140 ayat (1), kedudukan
penuntut umum dalam pembuatan surat dakwaan dapat dijelaskan :
a.

Pembuatan surat dakwaan dilakukan secara sempurna dan berdiri sendiri atas
wewenang yang diberikan Undang-undang kepada penuntut umum.

b. Surat Dakwaan Adalah Dasar Pemikiran Hakim
Hakim dalam menjalankan tugasnya dalam menyelesaikan suatu perkara,
khususnya perkara pidana memerlukan waktu yang cukup panjang.38Oleh karena
itu pendekatan pemeriksaan persidangan, harus bertitik tolak dan diarahkan
kepada usaha membuktikan tindak pidana yang dirumuskan dalam surat dakwaan.


37

Yahya Harahap, Op. cit, hlm. 389.
https://zulfanlaw.wordpress.com/2008/07/10/dasar-pertimbangan-hakim-dalammenjat
uhkan-putusan-bebas-demi-hukum/,diakses tanggal 13, Agustus 2016, pukul 18.43. Wib.
38

Universitas Sumatera Utara

c.

Hanya Jaksa Penuntut Umum yang Berhak dan Berwenang Menghadapkan
dan Mendakwa Seseorang yang Dianggap Melakukan Tindak Pidana di
Muka Sidang Pengadilan.
Bahwa selain dari melakukan penuntutan, melaksanakan penetapan hakim

dan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap (executive
ambtenaar). Kejaksaan juga memiliki tugas dan wewenang dalam bidang pidana
lainnya yakni melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana

bersyarat, putusan pidana pengawasan, dan keputusan lepas bersyarat; melakukan
penyelidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang-undang;
melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan
tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam pelaksanaannya
dikoordinasikan dengan penyidik 39
4. Syarat-syarat Surat Dakwaan
Dakwaan harus memiliki dua syarat sesuai dengan Pasal 143 ayat (2)
KUHAP disebutkan bahwa surat dakwaan yang diberi tanggal dan ditandatangani
serta berisi :
a. Syarat Formal
Syarat formal memuat hal-hal yang berhubungan dengan :
1) Surat dakwaan harus memuat secara lengkap identitas terdakwa yang
meliputi : Nama lengkap, tempat lahir, umur dan tanggal lahir, jenis
kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama, dan pekerjaan tersangka.
2) Surat Dakwaan harus dibuat tanggal,
39

http://minsatu.blogspot.co.id/2011/07/peran-jaksa-penuntut-umum-dalam.html ,diakses
tanggal 13, Agustus, 2016, Pukul 19.15.Wib.

Universitas Sumatera Utara

3) Ditandatangani oleh Penuntut Umum/ Jaksa 40.
b. Syarat Materiil
Syarat Materiil memut dua unsur yang tak boleh dilalaikan :
1) Dalam surat dakwaan harus berisi uraian cermat, jelas dan lengkap
mengenai tindak pidana yang didakwakan.
2) Menyebut waktu dan tempat tindak pidana dilakukan ( tempus delicti
dan locus delicti)
5. Bentuk Surat Dakwaan
Surat dakwaan merupakan landasan titik tolak pemeriksaan perkara di
sidang pengadilan.Surat dakwaan harus memenuhi syarat formil dan meteriil yang
ditentukan Pasal 143 ayat (2) KUHAP. Kadang dalam peristiwa pidana tertentu,
penyusunan rumusan surat dakwaan harus dibuat dalam bentuk rumusan spesifik
sesuai dengan ruang lingkup peristiwa pidana yang terjadi dihubungkan dengan
kenyataan perbarengan atau consursus yang terkandung di dalam perbuatan
peristiwa tindak pidana yang bersangkutan. Terutama dalam kasus yang rumit
seperti dalam peristiwa pidana yang mengandung concurus idealis maupun
concurus realis, benar diperlukan kecermatan dan keluasan pengetahuan hukum
acara dan hukum pidana materiil dari penuntut umum yang membuat perumusan
surat dakwaan. Sebab dalam kasus-kasus peristiwa pidana yang mengandung
samenloop atau perbarengan seperti:
a. Dalam aturan concursus idealis yang diatur dalam Pasal 63 KUHAP.
b. Perbarengan dalam perbuatan atau concursus realis:
40

https://sesukakita.wordpress.com/2012/05/28/surat-dakwaan/#more-1006,Diakses
tanggal 14, Agustus, 2016, Pukul 21.34.Wib.

Universitas Sumatera Utara

1) Sejenis ancaman hukum pokoknya seperti yang diatur dalam Pasal 65
KUHP.
2) Tidak sejenis ancaman hukuman pokok seperti yang di atur dalam Pasal
66 KUHP.
3) Perbarengan perbuatan Antara pelanggaran dengan kejahatan atau
anatara pelanggaran dengan pelanggaran yang diatur dalam Pasal 70
KUHP.
c. Tindak pidana yang dilakukan berlanjut atau voorgezette handeling yang
diatur dalam Pasal 64 KUHP.
Dalam peristiwa pidana ini diperluan keccermatan dalam menyusun
rumusan dan bentuk surat dakwaan. Kekeliruan penyusunan rumusan dan bentuk
surat

dakwaan dalam

tindak

pidana

semenloop

atau concursus,

bisa

mengakibatkan penerapan hukum yang fatal bagi pengadilan dalam menjatuhkan
hukuan yang hendak dikenakan kepada terdakwa41.
Untuk lebih jelaslah masalah bentuk-bentuk surat dakwaan diuraikan
sebagai berikut :
a. Surat Dakwaan Tunggal
Dakwaan secara tunggal yaitu seseorang atau lebih terdakwa melakukan
satu macam perbuatan saja, misalnya : Pencurian biasa ex Pasal 362 KUHP 42.
Menurut M. Yahya Harahap bentuk surat dakwaan tunggal adalah surat
dakwaan yang disusun dalam rumusan „tunggal‟.Surat dakwaan hanya berisi satu
dakwaan saja.Umunya perumusan dakwaan tunggal dijumpai dalam tindak pidana
41

Yahya Harahap, Op. cit, hlm. 397.
H.Abd.Asis, Hukum Acara Pidana Suatu Pengantar Edisi Pertama.Kharisma Putra
Utama, Jakarta, 2014, hlm. 176.
42

Universitas Sumatera Utara

nyang jelas serta mengandung faktor „penyertaan‟‟(mededaderschap) atau faktor
concursus maupun faktor „alternatif‟‟ atau faktor „subsidair‟‟.Baik pelakunya
maupun tindak pidana yang dilanggar sedemikian rupa jelas dan sederhana,
sehingga surat dakwaan dapat dirumuskan dalam bentuk tunggal 43.
b. Surat dakwaan Alternatf
Dakwaan secara alternatif, yaitu dakwaan yang saling mengecualikan
antara satu dengan yang lainnya, ditandai denga kata “ ATAU ” Misalnya
pencurian biasa (362 KUHP) ATAU penadahan (480 KUHP). Jadi dakwaan
secara alternatif bukan kejahatan perbarengan.
Dalam hal dalam dakwaan dibuat secara alternatif, dalam dua hal menurut
Van Bemmelen,44 yaitu :
1) Jika penuntut umum tidak mengetahui perbuatan mana, apaka yang satu
ataukah yang lain akan terbukti nanti dipersidangan.
2) Jika penuntut umum ragu, peraturan hukum pidana yang mana yang akan
diterapkan oleh hakim atas perbuatan yang menurut pertimbangannya
telah nyata tersebut.
Lanjut Van Bemmelen45 menyatakan bawha dalam hal dakwaan alternatif
yang sesungguhnya maka masing-masing dakwaan tersebut saling mengecualikan
satu sama lain. Hakim dapat mengadakan pilihan dakwaan mana yang telah
terbukti dan bebas untuk menyatakan bahwa dakwaan kedua yang telah terbukti
tanpa memutuskan terlebih dahulu dakwaan pertama.

43

Yahya Harahap, Op. cit, hlm. 399
Andi Hamzah, Pengantar Hukum acara Pidana Indonesia, Ghalia Indonesia, Jakarta,
1983, hlm.185.
45
Ibid, hlm.186
44

Universitas Sumatera Utara

c. Surat Dakwaan Subsidair (Subsidiar)
Dakwaan secara subsidair yaitu diurutkan mulai dari yang paling berat
sampai dengan yang paling ringan digunakan dalam tindak pidana yang berakibat
peristiwa yang diatur dalam pasal lain dalam KUHP, Contoh : Lazimnya untuk
kasus pembunuhan secara berencana dengan menggunakan paket dakwaan primer
: pasal 340 KUHP, Dakwaan subsidair : pasal 338 KUHP, dan lebih Subsidair:
Pasal 355 KUHP.
Dalam praktek untuk dakwaan secara subsidair sering disebut juga
dakwaan secara alternatif, karena pada umumnya dakwaan disusun oleh penuntut
umum menurut bentuk subsidair, artinya tersusun primair dan subsidair.46
d. Surat Dakwaan Kumulatif
Dalam dakwaan secara kumulatif, Yaitu sebagaimana diatur dalam pasal
141 KUHAP, bahwa” penuntut umum dapat melakukan penggabungan perkara
dan membuatnya dalam satu surat dakwaan, apabila pada waktu yang sama atau
hampir bersamaan ia menerima beberapa berkas perkara dalam hal :
1) Beberapa tindak pidana yang dilakukan seseorang yang sama dan
kepentingan

pemeriksaan

tidak

menjadikan

halangan

terhadap

penggabungannya ;
2) Beberapa tindak pidana yang bersangkut paut dengan yang lain ;
3) Beberapa tindak pidana yang tidak bersangkut paut satu dengan yang
lain, akan tetapi yang satu dengan yang lain itu ada hubungannya, yang

46

Andi Sofyan, Op. cit, hlm. 177.

Universitas Sumatera Utara

dalam

hal

ini

penggabungan

tersebut

perlu

bagi

kepentingan

pemeriksaan.
Jadi dakwaan Kumulatif Yaitu :
(a). Beberapa tindak pidana yang dilakukan satu orang sama.
(b). Beberapa tindak pidana yang bersangkut paut.
(c). Beberapa tindak pidana yang tidak bersangkut paut.
Adapun bentuk dakwaan secara kumulatif adalah sebagai berikut :
1) Berhubungan dengan concursus idealis/endaadse semenloop perbuatan
denga diancam dengan satu ancama pidana.
2) Berhubungan dengan perbuatan berlanjut

(vorgezette

handeling)

perbuatan pidana yang dilakukan lebih satu kali.
3) Berhubungan dengan concursus realis/meerdadse semenloop (Pasal 65
KUHP) yaitu melakukan beberapa tindak pidana, dengan pidana
pokoknya sejenis atau pidana pokoknya tidak sejenis.
Jadi dalam dakwaan secara kumulatif, maka tiap-tiap perbuatan (delik) itu
harus dibuktikan sendiri, walaupun pidananya disesuaikan dengan peraturan
tentang delik gabungan (Semenloop) dalam pasal 63 dengan pasal 71 KUHP .

Universitas Sumatera Utara

B. Analisis Dakwan Jaksa Penuntut Umum dalam Putusan Pengadilan
Negeri Sibolga Nomor 266/Pid.b/2014/Pn.Sbg.
1. Syarat Formil
Surat dakwaan yang disusun oleh Penuntut Umum harus memenuhi
persyaratan, salah satunya adalah syarat Formil. Syarat Formil dalam surat
dakwaan berkaitan dengan format dalam penyusunan surat dakwaan.Syarat
Formil dalam surat dakwaan diatur dalam Pasal 143 ayat(2) huruf a KUHAP yang
mengatakan bahwa Penuntut Umum membuat surat dakwaan yang diberi tanggal
dan ditandatangani serta berisi : nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal
lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama, dan pekerjaan
tersangka.47
Adapun unsur syarat formil dalam dakwaan Jaksa Penuntut Umu didalam
putusan No.Reg.266/Pid.b/2014/PN.Sbg adalah sebagai berikut:
Bahwa terdakwa I
Nama

: ARYONO MANURUNG Alias BEJO

Tempat lahir

: Balige

Umur/Tgl. Lahir

: 19 tahun / 16 Mei 1995

Jenis kelamin

: Laki-laki.

Kebangsaan

: Indonesia.

Tempat Tinggal

: Jl. Patuan Anggi Kampung Kelapa, Kel.Gerobak,
Kec. Sibolga Kota, Kota Sibolga

Agama

: Kristen Protestan

Pekerjaan

: Tidak Ada

47

Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP, Penyidikan dan
Penuntutan (cetakan kesebelas), Sinar Grafika, Jakarta, 2013, hlm. 399

Universitas Sumatera Utara

Bahwa terdakwa II
Nama

: PATAR AGUS KRISTANTO SIMANJUNTAK

Tempat lahir

: Sibolga

Umur/Tgl. Lahir

: 21 tahun / 06 Juni 1993

Jenis kelamin

: Laki-laki.

Kebangsaan

: Indonesia.

Tempat Tinggal

: Jl. Patuan Anggi Kampung Kelapa, Kel. Pancuran
Gerobak, Kec. Sibolga Kota, Kota Sibolga

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Wiraswasta

Bahwa terdakwa III
Nama

: RUDI RIZKY AGUSTIAN SINAGA Alias
BAJINGAN

Tempat lahir

: Sibolga

Umur/Tgl. Lahir

: 18 tahun / 07 Nopember 1995

Jenis kelamin

: Laki-laki.

Kebangsaan

: Indonesia.

Tempat Tinggal

: Jl. Patuan Anggi Kampung Kelapa, Kel.
Pancuran Gerobak, Kec. Sibolga Kota, Kota
Sibolga

Agama

: Kristen Khatolik

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan uraian jaksa penuntut umum tersebut maka unsur syarat
formil surat dakwaan sebagaimana diatur dalam pasal 143 ayat (2) huruf a
KUHAP telah terpenuhi.
2. Syarat Materil
Surat dakwaan juga harus memenuhi syarat-syarat materil agar dapat
dijadikan landasan bagi hakim dalam persidangan. Pasal 143 ayat (2) huruf b
KUHAP menyatakan bahwa syarat-syarat materil surat dakwaan yang harus
dipenuhi mencakup “uraian secara cermat, jelas, dan lengkap mengenai tindak
pidana yang didakwakan dengan menyebut waktu dan tempat tindak pidana itu
dilakukan”. Dari pasal tersebut,dapat diketahui bahwa terdapat dua unsur yang
harus ada dalam surat dakwaan agar surat tersebut dinyatakan memenuhi syarat
materil yaitu :
a. Uraian cermat, jelas, dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan.
Salah satu syarat materil yang dapat dipenuhi adalah harus cermat, jelas,
lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan.Adapun yang dimaksud
dengan pengertian Cermat, jelas, dan lengkap adalah sebagai berikut :
1). Uraian Harus Cermat
Dalam penyusunan surat dakwaan, penuntut umum harus bersikap
cermat/teliti terutama yang berkaitan dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku agar tidak terjadi kekurangan dan atau kekeliruan yang atau
mengakibatkan batalnya surat dakwaan atau unsur-unsur dalam dakwaan
tidak berhasil dibuktikan. Hal-hal yang perlu dicermati dalam pembuatan
surat dakwaan antara lain terdiri dari :

Universitas Sumatera Utara

(a). Apakah ada pengaduan dalam delik aduan?
(b). Apakah penerapan hukum/ketentuan pidananya sudah tepat?
(c).Apakah

terdakwa

dapat

dipertanggungjawabkan

dalam

melakukan tindak pidana tersebut?
(d). Apakah tindak pidana tersebut belum/sudah daluwarsa?
(e). Apakah tindak pidana dilakukan itu tidak “nebis in idem”
2). Uraian Harus Jelas
Dalam penyusunan surat dakwaan,penuntut umum harus dapat :
(a). Merumuskan unsur-unsur delik yang didakwakan
(b). Menguraikan perbuatan materil yang dilakukan oleh terdakwa,
dimana dalam uraian tidak boleh memadukan antara delik yang
satu dengan delik yang lain, dimana unsur-unsurnya berbeda
satu sama lain.
3). Uraian Harus Lengkap
Uraian dakwaan harus mencakupi semua unsur-unsur yang ditentukan oleh
undang-undang secara lengkap, dimana tidak boleh ada unsur delik yang tidak
dirumuskan secara lengkap atau tidak diuraikan perbuatan materillnya secara
jelas, sehingga perbuatan itu bukan merupakan suatu tindak pidana menurut
undang-undang.
Selain itu, surat dakwaan harus mencantumkan waktu serta tempat tindak
pidana tersebut dilakukan, baik secara terang maupun secara alternatif. Adapun
alasan kedua unsur ini perlu dicantumkan dalam surat dakwaan adalah sebagai
berikut :

Universitas Sumatera Utara

b. Menyebut waktu dan tempat tindak pidana dilakukan (tempus delicti dan locus
delicti)
Pada ayat berikutnya, dinyatakan bahwa surat dakwaan yang tidak
memenuhi syarat-syarat tersebut batal demi hukum, sehingga suatu surat dakwaan
harus memenuhi syarat-syarat tersebut agar perkara dapat dilimpahkan
kepengadilan.
(1). Tempat tindak pidana dilakukan (locus delicti)48 perlu dicantumkan
karena berhubungan dengan :
(a). Kompetensi relatif dipengadilan.
(b). Ruang lingkup berlakunya undang-undang pidana.
(c). Berkaitan dengan unsur-unsur yang disyaratkan oleh delik yang
bersangkutan seperti “ dimuka umum”
(2). Waktu tindak pidana dilakukan (tempus delicti),49 perlu dicantumkan
untuk menentukan :
(a). Berlakunya pasal 1 ayat (1) dan (2) KUHP mengenai asas
legalitas.
(b). Penentuan tentang residivis.
(c). Penetuan tentang kadaluwarsa.
(d). Menentukan kapasitas umur terdakwa.
(e). Menentukan keadaan yang bersifat memberatkan.

48

Locus Delicti adalah tempat terjadinya suatu tindak pidana atau lokasi tempat kejadian
perkara,
http://www.referensimakalah.com/2013/01/delicti-dalam-hukum-pidana.html?m=1,
Diakses pada Tanggal 21 Januari 2017 Pukul 01.12 Wib. Lihat juga Pasal 84 KUHAP.
49
Tempus Delicti yaitu berdasarkan waktu untuk menentukan apakah suatu undangundang dapat diterapkan terhadap suatu tindak pidana, http://www.npslawoffice.com/193/,
Diakses pada tanggal 21 Januari 2017 Pukul 01.15 Wib, Lihat Pasal 1 ayat (1) dan (2) KUHP.

Universitas Sumatera Utara

Dalam surat dakwaan dengan No.Reg 266/Pid.B/2014/PN.Sbg jaksa
penuntut umum menguraikan dakwaan sebagai berikut :
Para terdakwa Aryono Manurung alias Bejo, Patar Agus Kristanto
Simanjuntak dan Rudi Rizky Agustian Sinaga alias Bajingan pada hari Minggu
tanggal 08 Juni 2014, sekira pukul 03.30 Wib atau setidak-tidaknya pada suatu
hari dalam bulan Juni 2014, bertempat di Jalan SM Raja Kelurahan Pancuran
Gerobak Kecamatan Sibolga Kota, atau setidak-tidaknya pada suatu tempat
yang termasuk dalam wilayah hukum Pengadilan Negeri Sibolga, ”Barang
siapa dengan maksud menguntungkan diri sendiriatau orang secara melawan
hukum, memaksa seseorang dengan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk
memberikan barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan
orang itu atau orang lain, atau supaya membuat utang maupun menghapuskan
piutang, diancam karena pemerasan”,
perbuatan tersebut dilakukan terdakwa dengan cara :
Pada hari Minggu tanggal 08 Juni 2014 sekira pukul 03.30 Wib, saat
saksi korban David Perdana Sianturi mengemudikan becak motornya dengan
membawa ke lima teman-temannya yang bernama saksi Rince, saksi Erdon,
saksi Alfaris, saksi Putra, saksi Ges dan saksi Raju ke dalam Terminal Sibolga
dengan tujuan mencari kedai tempat menonton bola dan pada saat itu setelah
berada didalam Terminal Sibolga tidak ada kedai yang buka, sehingga saksi
korban David David Perdana Sianturi dan saksi Rince, saksi Erdon, saksi
Alfaris, saksi Putra, saksi Ges dan saksi Raju bermaksud keluar dan hendak
meninggalkan terminal Sibolga, namun tiba-tiba datang terdakwa I Aryono

Universitas Sumatera Utara

Manurung alias Bejo dengan membawa 1 (Satu) buah parang berukuran
panjang dengan ukuran kurang lebih 30 (tiga puluh) cm mengejar becak motor
yang dikemudikan saksi David Perdana Sianturi dan langsung menodongkan
sebilah parang tersebut keleher saksi David Perdana Sianturi sambil
mengatakan ”matikan becak mu dan keluarkan semua barang-barang kalian”,
lalu saksi David Perdana Sianturi langsung memarikan becak motornya dan
menjawab ”ngak ada bang”, kemudian terdakwa I. Aryono Manurung alias
Bejo mengatakan lagi ” ini parang nanti kuputus kepala kalian”, kemudian
terdakwa-terdakwa langsung mendekati para korban lalu terdakwa I
mengambil barang milik saksi Erdon berupa kaca mata dan barang milik saksi
Alfaris berua sepatu, setelah itu datang terdakwa II Patar Agus Kristanto
Simanjuntak langsung mengambil Hand Phone samsung dari saku celana saksi
korban David Perdana Sianturi, lalu mengambil 1 (satu) unit HP Nokia warna
hitam milik saksi Putra Ges, serta mengambil kemeja dan sepatu milik saksi
Rince, sedangkan terdakwa III. Rudi Rizky Agustian Sinaga alias Bajingan
mengambil uang Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah) dan Topi milik saksi
Alfaris, setelah terdakwa Aryono Manurung alias Bejo, terdakwa II Patar Agus
Kristanto Simanjuntak dan terdakwa III Rudi Rizky Agustian Sinaga alias
Bajingan mengambil semua barang-barang milik para korban lalu terdakwa I
Aryono Manurung alias Bejo mengatakan ”kalian tunggu disini,

jangan

macam-macam kalian nanti kubakar becak kalian”, dan setelah itu terdakwaterdakwa langsung pergi meninggalkan terminal Sibolga. Perbuatan terdakwa

Universitas Sumatera Utara

tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 368 ayat (1)
KUHP.
Perumusan Dakwaan pada surat dakwaan a quo juga sudah jelas dan
lengkap, sebab penuntut umum sudah sudah dapat merumuskan unsur-unsur delik
yang dilakukan dan menguraikan perbuatan materil yang dilakukan para terdakwa
secara kronologis, dimana penuntut umum telah menggambarkan peran masingmasing terdakwa sehingga ia dapat menyampai pada kesimpulan bahwa ketiga
terdakwa telah” turut serta melakukan pemerasan dengan memaksa seseorang
dengan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk memberikan sesuatu barang
yang seluruhnya atau sebagian yang dilakukan secara bersama-sama atau
bersekutu” sebagaimana diatur dalam Pasal 368 ayat (1) KUHP. Penuntut umum
menjelaskan kapan, dimana dan bagaimana para terdakwa melakukan pemerasan
terhadap saksi korban David Perdana Sianturi, saksi Rince, saksi Erdon, saksi
Alfaris, saksi Putra, saksi Ges, dan saksi Raju.Disini ketiga terdakwa tersebut
melakukan pemerasan dimana terdakwa I Aryono Manurung alias Bejo
mengambil barang milik saksi Erdon berupa kacamata dan barang miik saksi
Alfaris

berupa sepatu, setelah itu datang terdakwa II Patar Agus Kristanto

Simanjutak langsung mengambil Hand Phone samsung dari saku celana saksi
korban David Perdana Sianturi, lalu mengambil 1(satu) unit Hp nokia warna
hitam milik saksi Putra Ges, serta mengambil kemeja dan sepatu milik Rince,
sedangkan terdakwa III Rudi alias Bajingan Mengambil uang Rp. 10.000,(sepuluh ribu rupiah) dan topi milik saksi Alfaris.

Universitas Sumatera Utara

Surat dakwaan dalam perkara a quo selain memenuhi syarat uraian yang
cermat, jelas, dan lengkap juga memenuhi syarat materil yang mengharuskan
adanya keterangan mengenai tempat dan waktu tindak pidana yang dilakukan,
baik secara terang maupun alternatif. Hal ini dapat dilihat dari pada bagian isi
dakwaan yang menyatakan perbuatan dilakukan “ pada hari minggu tanggal 08
Juni 2014, sekira pukul 03.30 Wib atau setidak-tidaknya pada suatu hari dalam
bulan juni 2014. Bertempat di Jalan SM Raja Kelurahan Pancuran Gerobak
Kecamatan Sibolga Kota,Kota Sibolga, atau setidak-tidaknya pada suatu tempat
yang termasuk dalam wilayah Hukum Pengadilan Sibolga.Disini penuntut umum
telah menguraikan tempat dan waktu tindak pidana secara alternatif. Hal ini
dikarenakan agar para pelaku tindak pidan tidak lepas dari pertanggungjawaban
pidana,dalam hal ini penyidik dapat memastikan secara persis dimana atau kapan
tindak pidana dilakukan.
Dalam surat dakwaan ini, Jaksa Penuntut Umum (JPU) menggunakan
surat dakwaan Tunggal. Hal tersebut kerena dalam bentuk dakwaannya
dipergunakan hanya satu tindak pidana saja yang didakwakan yaitu pasal 368 ayat
(1) 1 KUHP tentang pemerasan yang dilakukan dengan menggunakan senjata
tajam yang dilakukan secara bersama-sama.Dengan penamaan dakwaan tunggal
berarti tergambar bahwa dakwaaan itu hanya tunggal/satu dan tindak pidana yang
didakwakan juga hanya tunggal/satu.Dalam penyusunan dakwaan tersebut juga
tidak

terdapat

kemungkinan-kemungkinan

alternatif,

atau

kemungkinan

merumuskan tindak pidana lain sebagai penggantiannya, maupun kemungkinan-

Universitas Sumatera Utara

kemungkinan untuk mengkumulasikan atau mengkombinasikan tindak pidana
dalam surat dakwaannya. Alasan Surat Dakwaan Tersebut di Pilih oleh Jaksa.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bentuk dakwaan yang
digunakan oleh jaksa dalam surat dakwaan ini adalah dakwaan tunggal dengan
menggunakan pasal 368 ayat (1) 1 KUHP. Bentuk dakwaan tunggal ini dipakai
karena tidak adanya keraguan oleh jaksa untuk mengidentifikasi tindak pidana
apakah yang dilakukan oleh para terdakwa. Dengan tidak adanya keraguan
tersebut, maka jaksa dapat membuat dakwaan dengan bentuk dakwaan tunggal.
Hal ini juga dilakukan untuk mempersingkat dan mempermudah proses
pembuktian, tuntutan, namun tidak menimbulkan resiko akan lepas atau bebasnya
terdakwa dari segal tuntutan hakim. Oleh sebab itu dakwaan jaksa dalam surat
dakwaan tunggal sudah tepat dalam surat dakwaan tunggal, sebab jaksa telah
dengan teliti menentukan surat dakwaan nya terhadap para terdakwa melalui
unsur-unsur dalam pembentukan surat dakwaan, serta jaksa yakin para terdakwa
telah melakukan tindak pidana pemerasan dengan ancaman yang dilakukan secara
bersama-sama oleh para terdakwa.
Dengan memperhatikan uraian dakwaan Jaksa penuntut Umum diatas,
maka unsur syarat materil surat dakwaan yang terdiri atas uraian harus cermat,
waktu tindak pidana dilakukan (tempus delicti), tempat tindak pidana dilakukan
(locus delicti) dan uraian harus lengkap sudah terpenuhi. Dengan demikian
dakwaan

Jaksa

Penuntut

Umum

Umum

dalam

perkara

No.Reg

266/Pid.B/2014/PN.Sbg telah memenuhi syarat formil, syarat materil dan dituntut
dalam surat dakwaan Tunggal dimana jaksa penuntut umum sangat yakin bahwa

Universitas Sumatera Utara

perbuatan para terdakwa merupakan tindak pidana sebagaimana diatur dalam
pasal 368 ayat (1) KUHP, maka dakwaan Jaksa Penuntut umum sudah sesuai
dengan Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP.50

“uraian secara cermat, jelas, dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan
dengan menyebut waktu dan tempat tindak pidana itu dilakukan” Lihat Pasal 143 ayat (2) huruf b
KUHAP.
50

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

ANALISIS YURIDIS PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN YANG DILAKUKAN BERSAMA-SAMA (Putusan Nomor: 329/Pid.B/2010/PN.Im)

0 3 16

ANALISIS YURIDIS PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN YANG DILAKUKAN BERSAMA-SAMA (Putusan Nomor: 329/Pid.B/2010/PN.Im)

0 4 10

ANALISIS YURIDIS TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN BERENCANA YANG DILAKUKAN SECARA BERSAMA-SAMA (Studi Putusan Pengadilan Nomor: 08/Pid.B/2013/PN.GS)

0 23 111

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERKARA TINDAK PIDANA PEMERASAN YANG DILAKUKAN SECARA BERSAMA SAMA

0 4 91

Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Pemerasan dengan Menggunakan Senjata Tajam yang Dilakukan Secara Bersama-Sama (Studi Kasus Nomor 266/Pid.B/2014/Pn.Sbg)

3 22 106

TINJAUAN YURIDIS TENTANG TINDAK PIDANA PEMERASAN DENGAN ANCAMAN DAN PERBUATAN TIDAK MENYENANGKAN YANG DILAKUKAN SECARA BERSAMA-SAMA DIHUBUNGKAN DENGAN PUTUSAN NO: 12/PID.B/2012/PN.KRWG.

0 0 1

Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Pemerasan dengan Menggunakan Senjata Tajam yang Dilakukan Secara Bersama-Sama (Studi Kasus Nomor 266 Pid.B 2014 Pn.Sbg)

0 0 10

Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Pemerasan dengan Menggunakan Senjata Tajam yang Dilakukan Secara Bersama-Sama (Studi Kasus Nomor 266 Pid.B 2014 Pn.Sbg)

0 0 1

Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Pemerasan dengan Menggunakan Senjata Tajam yang Dilakukan Secara Bersama-Sama (Studi Kasus Nomor 266 Pid.B 2014 Pn.Sbg)

0 0 22

Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Pemerasan dengan Menggunakan Senjata Tajam yang Dilakukan Secara Bersama-Sama (Studi Kasus Nomor 266 Pid.B 2014 Pn.Sbg)

0 0 3