Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Pemahaman Konsep Matematika Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar (Prisma dan Limas) Siswa Kelas VIII Di SMP Islam Durenan - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan Sumber Daya
Manusia (SDM) merupakan sasaran pembangunan nasional. Salah satu wadah
yang biasa digunakan untuk mengembangkan keduannya adalah pendidikan.
Menurut Undang Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional bab 1 pasal 1 (1) pendidikan adalah
“Usaha sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangakan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.”1
Didalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pedidikan
Nasional, Bab II Pasal 4 dinyatakan :
“Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti
luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab

kemasyarakatan dan kebangsaan”.2
Salah satu ilmu yang mendukung kemajuan dan pembangunan IPTEK
adalah matematika. Matematika diajarkan disekolah mulai dari jenjang
pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai dengan perguruan tinggi. Hal ini
1
2

UU RI No.20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Surabaya: TP 2003).hal 3
Ibid.

1

2

bertujuan untuk menumbuh kembangkan kemampuan dan kepribadian siswa
seiring dengan perkembangan IPTEK. 3
Tujuan pembelajaran matematika disekolah mengacu pada tujuan
pendidikan nasional. Seperti yang telah jelaskan dalam Garis-garis Besar Program
Pengajaran (GBPP) matematika yang menyebutkan bahwa tujuan umum
matematika dijenjang pendidikan dasar dan menengah adalah sebagai berikut :4

a. Mempersiapkan agar siswa sanggup menghadapi perubahan keadaan didalam
kehidupan dan dunia yang selalu berkembang melalui latihan bertindak
atasdasar pemikiran secara secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif
dan efisien.
b. Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir
matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai
ilmu pengetahuan.
Adapun tujuan khusus pembelajaran matematika pada masing-masing
satuan pendidikan telah diungkapkan dalam GBPP matematika, yaitu :
1. Tujuan khusus matematika di SLTP adalah sebagai berikut :
a. Siswa memiliki kemampuan yang dapat dialih gunakan melalui kegiatan
matematika

3

Seojadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, ( Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional : 1999 / 2000 ),hal43
4
Ibid. hal. 43


3

b. Siswa memiliki ketrampilan matematika sebagai peningkatan dan
perluasan dari matematika sekolah dasar untuk dapat digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.
c. Siswa memiliki pengetahuan matematika sebagai bekal untuk melanjutkan
ke pendidikan menengah.
d. Siswa memiliki pandangan yang cukup luas dan memiliki sikap logis,
kritis, cermat, dan disiplin serta menghargai kugunaan matematika.
2. Tujuan khusus matematika di Sekolah Menengah Umum (SMU) adalah
sebagai berikut :
a. Siswa memiliki pengetahuan matematika sebagai bekal untuk melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi.
b. Siswa memiliki ketrampilan matematika sebagai peningkatan matematika
Pendidikan Dasar untuk dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Siswa mempunyai pandangan yang lebih luas serta memiliki sikap
menghargai kegunaan matematika, sikap kritis, obyektif, terbuka, kreatif
serta inovatif.
d. Siswa memiliki kemampuan yang dapat dialih gunakan melalui kegiatan
matematika.5

Jadi pendidikan matematika tidak hanya bisa digunakan untuk
mencerdaskan siswa, akan tetapi matematika bisa digunakan untuk membentuk
kepribadian siswa.
5

ibid, hal. 44.

4

Pada saat ini kebanyakan proses belajar mengajar di sekolah banyak
menggunakan metode konvensional dimana dalam metode ini guru sangat
dominan dalam mengontrol alur pelajaran. Sehingga metode ini kurang cocok
dipakai dalam matematika. Akibatnya masih banyak siswa yang mengalami
kesulitan belajar matematika dan belum bisa memahami konsep dasar pelajaran
matematika. Konsep dasar pelajaran matematika adalah belajar tentang ide-ide
yang diberikan dan simbol-simbol untuk menyatakan pendapat atau gagasan
dalam dalam memecahkan masalah soal-soal pelajaran matematika. Konsep
pelajaran matematika selalu berkaitan antara konsep yang satu dengan konsep
yang lain.
Oleh karena itu kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pelajaran

matematika harus diatasi sedini mungkin. Karena jika tidak segera diatasi, maka
dikhawatirkan siswa akan menghadapi banyak banyak masalah karena hampir
semua bidang ilmu pengetahuan memerlukan pelajaran matematika yang sesuai.
Untuk mengatasi ketidak senangan siswa terhadap matematika diperlukan adanya
pembenahan baik dari tenaga pendidik maupun peserta didiknya itu sendiri.
Apabila seorang pendidik bisa meningkatkan hasil belajar siswa terhadap
matematika, diharapkan kesulitan belajar yang ada pada diri siswa akan lebih
mudah diatasi.
Inilah permasalahan yang dialami para ahli dan pendidik matematika.
Oleh karena itu dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar seorang guru
sepatutnya berpegang pada asas-asas mengajar sebagai berikut:

5

1. Mengajar sepatutnya mempertimbangkan pengalaman belajar siswa yang
dimiliki sebelumnya (appersepsi), yaitu suatu asosiasi atau hubungan antara
ide-ide lama dengan peristiwa yang baru dihadapi.
2. Proses pengajaran dimulai bila siswa dalam keadaan siap untuk melakukan
kegiatan belajar.
3. Bahan pelajaran seharusnya menarik minat siswa untuk mempelajarinya.

4. Dalam melaksanakan pengajaran seharusnya berupaya agar siswa termotivasi
untuk melakukan kegiatan belajar mengajar.
5. Proses pengajaran sepatutnya memperhatikan perbedaan-perbedaan individual
yang dimiliki oleh masing- masing siswa.
6. Pengajaran sepatutnya mengantarkan siswa untuk melakukan proses belajar
secara aktif.
7. Pelaksanaan mengajar sepatutnya berpegang pada prinsip-prinsip pencapaian
hasil belajar secara psikologis.6
Untuk itu dalam proses pembelajaran matematika harus mampu
mengaktifkan siswa sewaktu proses pembelajaran dan mengurangi kecenderungan
guru untuk mendominasi proses pembelajaran, sehingga ada perubahan dalam hal
pembelajaran matematika yaitu pembelajaran yang perpusat pada guru sudah
sewajarnya dirubah menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Oleh karena,
itu perlu disusun model pembelajaran dan alternatif yang dapat memperbaiki

6

Muhammad Ali, Konsep dan Pencapaian CBSA dalam pengajaran, (Bandung : PT Sarana
Panca Karya,1991) hal.29-36


6

pembelajaran matematika. Salah satu alternatif yang digunakan oleh peneliti
adalah model pembelajaran inquiry.
Model inquiry dapat mengembangkan kemampuan kognitif siswa, dan
bisa meningkatkan kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan matematika
dan ketrampilan berfikir.7 Metode inquiry berasal dari bahasa Inggris “inquiry”
yang secara harfiah berarti penyelidikan.
Menurut Piaget mendefinisikan inquiry adalah
“Metode yang mempersiapkan perserta didik pada situasi untuk
melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi,
ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan
mencari jawabanya sendiri serta menghubungkan penemuan yang satu
dengan yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan yang
ditemukan oleh peserta didik lain”.8
Inquiry merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran menggunakan
pendekatan kontekstual. Pendekatan inquiry adalah pendekatan mengajar dimana
siswa merumuskan masalah, mendesain eksperimen, mengumpulkan dan
menganalisis data sampai mengambil keputusan sundiri.9 Inquiry mengandung
proses- proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan

problema sendiri, merancang eksperimen, menarik kesimpulan, mempunyai
sikap-sikap obyektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka dan sebagainya.10
7
Markaban, Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Penemuan Terbimbing,
(Yogyakarta : Departemen Pendidikan Nasional Pusat Pengembangan dan Penataran Guru
Matematika, 2006 )
8
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran yang Kreatif dan
Menyenangkan, (Bandung : PT Remaja Rosda Karya,2008) hal.108
9
Saiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung : Anggota IKAPI /Ikatan Penerbit
Indonesia, 2005) hal.89
10
Rusyan, tabrani dan Yuni Dharyani, Penuntun Belajar Yang Sukses, (Jakarta : Nine Karya
Jaya, 1992)hal.53

7

Salah satu tujuan mengajar dengan menggunakan metode inquiry adalah
supaya siswa mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai matematika

dan akan lebih tertarik terhadap matematika jika dilibatkan secara aktif dalam
“melakukan” matematika. Pembelajaran inquiry ini difokuskan untuk memahami
konsep-konsep matematika dan meningkatkan ketrampilan matematika dan
meningkatkan ketrampilan proses berfikir ilmiah siswa.
Langkah-langkah model pembelajaran inquiry adalah sebagai berikut :11
1. Orientasi
Orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang responsive. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar
siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Kemudian guru merangsang
dan mengajak siswa untuk berfikir memecahkan masalah
2. Identifikasi dan klarifikasi persoalan.
Identifikasi masalah adalah menentukan persoalan yang ingin didalami
dipecahkan dengan metode inquiry. Persoalan yang akan dipecahkan dapat
disiapkan oleh guru. Sebelum mulai pelajaran persoalan tersebut harus jelas
sehingga bisa dipikirkan, didalami, dan dipecahkan oleh siswa.
3. Membuat hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang
sedang

11


dikaji.

Sebagai

jawaban

sementara,

hipotesis

perlu

diuji

Wina Sanjaya, Strategi Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Yogyakarta : Universitas
Sanata Dharma, 2007 ) hal. 66

8


kebenarannya.12 Pada tahap ini siswa diminta untuk mengajukan jawaban
sementara tentang persoalan yang diteliti Siswa diminta untuk mengajukan
persoalan sementara tentang persoalan itu.
4. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data pada pembelajaran inquiry ini adalah aktivitas
menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang
diajukan.13 Siswa mencari dan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya
untuk membuktikan apakah hipotesisnya benar benar salah. Sedangkan guru
bertugas mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bisa mendorong siswa
untuk berfikir mencari informasi yang dibutuhkan.
5. Menganalisis data
Dalam tahap ini siswa bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah
dirumuskan dengan menganalisis data yang telah diperoleh. Setelah
memperoleh kesimpulan dari data percobaan diatas, maka siswa bisa menguji
hipotesis yang telah dirumuskan. Jika pada kenyataannya hipotesis tersebut
salah atau ditolak, siswa bisa menjelaskan sesuai dengan proses inquiry yang
sudah dilakukan.14
6. Kesimpulan
Dari data yang telah dikelompokkan dan dianalisis, kemudian diambil
kesimpulan dengan generalisasi.
12

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, hal.58
Ibid,.hal.67
14
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, ( Jakarta :
2007).hal.138
13

9

Adapun alasan peneliti mengambil metode inquiry dikarenakan di SMP
Islam Durenan masih belum pernah diterapkan model pembelajaran inquiry,
sedangkan dalam proses belajar mengajar siswa masih cenderung pasif, sebagian
besar siswa yang belum memahami konsep matematika. Sehingga dengan
menggunakan metode inquiry diharapkan siswa akan lebih aktif dalam proses
kegiatan belajar mengajar dan siswa bisa memahami konsep matematika.
Berdasarkan dari uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih jauh
tentang permasalahan yang dihadapi siswa melalui penelitian yang berjudul
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Pemahaman
Konsep Matematika Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar ( Prisma
dan Limas ) Siswa Kelas VIII di SMP Islam Durenan Trenggalek.

B. Identifikasi, Perumusan dan Pembatasan Masalah
1. Identifikasi masalah
a. Hakekat matematika
b. Proses belajar mengajar matematika
c. Model pembelajaran inquiry
d. Pemahaman konsep

10

e. Volume dan luas permukaan Bangun Ruang sisi-sisi datar ( prisma dan
limas).
f. Asumsi
g. Hipotesis

2. Pembatasan Istilah
Dari beberapa permasalahan yang timbul dalam proses pembelajaran
matematika sebagaimana penulis paparkan diatas, maka penulis membatasi fokus
permasalahan dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan metode
inquiry.
Pengaruh penerapan metode inquiry terhadap pemahaman konsep
matematika pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar ( Prisma dan Limas)
siswa kelas VIII di SMP Islam Durenan

3. Rumusan Masalah
Perumusan masalah

mempunyai

tujuan untuk menentukan

serta

memperjelas tujuan dan arah penelitiannya, serta untuk menghindari suatu
penelitian yang tidak terarah dan tidak bertujuan dan juga untuk memilih konsepkonsep yang tepat guna penentuan hipotesisnya.

11

1. Bagaimana penerapan model pembelajaran inquiry terhadap pemahaman
konsep matematika pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar ( prisma dan
limas ) siswa kelas VIII SMP Islam Durenan?
2. Adakah

pengaruh

penerapan

model

pembelajaran

inquiry

terhadap

pemahaman konsep matematika pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar (
prisma dan limas ) siswa kelas VIII SMP Islam Durenan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui sebagai berikut:
1. Untuk

mengetahui

penerapan

model pembelajaran

inquiry terhadap

pemahaman konsep matematika pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar (
limas dan prisma ) siswa kelas VIII SMP Islam Durenan.
2. Untuk mengetahui adanya pengaruh penerapan model pembelajaran inquiry
terhadap pemahaman konsep matematika pada pokok bahasan bangun ruang
sisi datar ( limas dan prisma ) siswa kelas VIII SMP Islam Durenan.

D. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis
Secara teoritis penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangan
untuk menambah dan memperkaya khasanah keilmuan tentang ketrampilan
dasar matematika dan cara belajar.

12

2. Secara Praktis
a. Bagi Sekolah
Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
pedoman menentukan penggunaan buku teks sebagai salah satu media
pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa.
a. Bagi guru
Dengan adanya penelitian ini diharapkan guru dapat memilih
pendekatan metode pembelajaran yang tepat agar dapat meningkatkan
pemahaman dan hasil belajar matematika siswa.
b. Bagi peneliti yang akan datang
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian dan
penunjang dalam pengembangan penelitian yang relevan dengan topik.
c. Bagi siswa
Bagi   siswa,   pembelajaran   matematika   dengan   penerapan   model
pembelajaran  kreatif dengan menggunakan permainan  sebagai media  untuk
memahami konsep­konsep matematika yang sifatnya abstrak

E. Penegasan istilah
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Penerapan Metode Inquiry Terhadap
Pemahamn Konsep Matematika Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar
(Prisma dan Limas) Siswa kelas VIII di SMP Islam Durenan”. Agar tidak terjadi

13

kesalah pahaman, perlu adanya penegasan istilah baik secara konseptual maupun
operasional

1. Penegasan Konseptual
a. Pengaruh: daya yang timbul dari sesuatu (orang lain).15
b. Penerapan: perihal mempraktekkan.16
c. Metode: cara yang teratur dan sistematis untuk pelaksanaan sesuatu cara
kerja.17
d. Inquiry: suatau pembelajaan yang menempatkan siswa sebagai subyek
belajar aktif namun guru tetap memegang peranan penting dalam
mendesain, mengiringi, membimbing dan memberi kemudahan edalam
belajar dengan menggunakan fasilitas, media dan materi pembelajaran
yang berfariasi.18
e. Pemahaman: tingkat kemampuan yang mengharapkan testee mampu
memahami arti/konsep,situasi serta fakta yang diketahuinya.19
f. Konsep: ide umum,pengertian ,pemikiran ,rancangan,rencana dasar.20

15

Trisno yuwono, Kamus besar Bahasa Indonesia (Surabaya: Arkola,2001)hal.431
Em Zul dan Ratu Aprilia,Senja, Kamus Besar Lengkap Bahasa Indonesia (Difa
Publisher,1995)hal.554
17
A Partanto Pius, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola,1994).hal.461
18
Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik dan Implementasi, (Bandung
: PT Remaja Rosda Karya, 2002 ), hal.135
19
Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Tehnik Evaluasi (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya),hal.44
20
A Partanto Pius, Kamus Ilmiah Populer …hal.362
16

14

g. Matematika: ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan
dan prosedur operasional yang digunakan dalam menyeleseikan masalah
tentang bilangan.21

2. Penegasan Operasional
Pengaruh penerapan model pembelajaran inquiry terhadap pemahaman
konsep matematika siswa kelas VIII di SMP Islam Durenan yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran inquiry pada siswa
kelas VIII A SMP Islam Durenan, yang dilengkapi dengan LKS dan alat
peraga berupa bangun ruang (prisma dan limas). Sebelum diberikan treatment,
siswa diberikan tes awal (pretest). Untuk pertemuan selanjutnya peneliti
menerapkan model pembelajaran inquiry. Pada waktu proses pembelajaran
siswa mencari dan menemukan sendiri rumus luas permukaan dan volume
mengikuti langkah-langkah yang sudah ada di LKS. Sedangkan guru berperan
sebagai fasilitator dan motivator. Sehingga dalam penelitian ini siswa benarbenar aktif dalam proses pembelajaran, yang hasilnya bisa meningkatkan
pemahaman siswa tentang matematika. Kemudian untuk mengetahui
pemahaman siswa setelah diberikan treatment, diambil data berpa posttest .
Kemudian data hasil tes ini dihitung dengan menggunakan rumus uji-t,
dengan kriteria semakin tinggi skor t-test yang diperoleh jika dibandingkan
dengan t-tabel, maka semakin tinggi hubungan sebab akibatnya. Artinya ada
21

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka 1989),hal.995

15

pengaruh penerapan model pembelajaran inquiry terhadap pemahaman konsep
matematika. Sebaliknya, jika skor t-test yang diperoleh lebih rendah jika
dibandingkan dengan t-tabel, maka semakin rendah hubungan sebab
akibatnya. Artinya tidak ada pengaruh penerapan model pembelajaran inquiry
terhadap pemahaman konsep matematika.
F. Sistematika Pembahasan
Secara garis besar pembahasan dalam skripsi dibagi menjadi tiga bagian
yaitu bagian awal ,Bagian Inti, Bagian Pelengkap.
1. Bagian Awal
Terdiri dari: halaman sampul depan, halaman judul, halaman
pengajuan, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman
motto, halaman persembahan, kata pengantar, abstrak,daftar isi, dan daftar
lampiran.
2. Bagian Inti
BAB I.Pendahuluan. Membahas tentang: latar belakang, permasalahan
penelitian (identifikasi, pembatasan dan perumusan masalah), tujuan, manfaat
penelitian, penegasan istilah, dan sistematika pembahasan.
BAB II. Landasan teori.Membahas tentang: hakekat matematika,
proses belajar mengajar matematika, pembahasan tentang model pembelajaran
inquiry, pemahaman konsep matematika, volume dan luas bangun ruang sisi
datar (prisma dan limas), asumsi dan hipotesis.

16

BAB III. Metode Penelitian. Membahas tentang : pola penelitian,
populasi dan sample, sumber data, variabel dan pengukuran data, metode dan
instrumen pengumpulan data, teknik analisis data, dan prosedur penelitian.
BAB IV. Laporan hasil penelitian. Deskripsi singkat tentang obyek
penelitian, sub bab pertama; Deskripsi singkat tentang keadaan obyek
meliputi: Sejarah singkat SMP Islam Durenan Trenggalek, letak geografis,
sarana dan prasarana, sruktur organisasi, keadaan guru pegawai dan siswa,
dan Sub bab kedua; penyajian dan analisi data.
BAB V. Kesimpulan dan saran. Merupakan bab penutup dari
beberapa bab sebelumnya yang berisikan hasil penelitian yang dituangkan
kedalam kesimpulan dan dilanjutkan dengan saran-saran penulis kepada
pihak- pihak yang bersangkutan.
3. Bagian Pelengkap
Bagian pelengkap ini terdiri dari daftar pustaka, daftar lampiran, dan
biodata penulis.

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar: Prisma dan Limas di SMPN 3 Kedungwaru - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

3 13 79

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Pemahaman Konsep Matematika Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar (Prisma dan Limas) Siswa Kelas VIII Di SMP Islam Durenan - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 3

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Pemahaman Konsep Matematika Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar (Prisma dan Limas) Siswa Kelas VIII Di SMP Islam Durenan - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 20

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Tutor Sebaya Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Bangun Ruang Prisma dan Limas pada Siswa Kelas VIII SMP Islam Durenan Tahun Ajaran 2011 2012 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 4

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Tutor Sebaya Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Bangun Ruang Prisma dan Limas pada Siswa Kelas VIII SMP Islam Durenan Tahun Ajaran 2011 2012 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 3

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Tutor Sebaya Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Bangun Ruang Prisma dan Limas pada Siswa Kelas VIII SMP Islam Durenan Tahun Ajaran 2011 2012 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 21

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Tutor Sebaya Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Bangun Ruang Prisma dan Limas pada Siswa Kelas VIII SMP Islam Durenan Tahun Ajaran 2011 2012 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 42

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Tutor Sebaya Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Bangun Ruang Prisma dan Limas pada Siswa Kelas VIII SMP Islam Durenan Tahun Ajaran 2011 2012 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 33

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Tutor Sebaya Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Bangun Ruang Prisma dan Limas pada Siswa Kelas VIII SMP Islam Durenan Tahun Ajaran 2011 2012 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 17

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Tutor Sebaya Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Bangun Ruang Prisma dan Limas pada Siswa Kelas VIII SMP Islam Durenan Tahun Ajaran 2011 2012 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 15