Analisis Pengaruh Right Issue terhadapAbnormal Return Saham dan Likuiditas Saham pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoritis
2.1.1. Pasar Modal
Pengertian pasar modal menurut Fahmi (2013:55) adalah tempat dimana
berbagai pihak khususnya perusahaan menjual saham dan obligasi dengan tujuan
dari hasil penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan dana
atau memperkuat modal perusahaan. Secara formal menurut Tandelilin (2010:26),
pasar modal dapat didefinisikan sebagai: “pasar untuk memperjualbelikan
sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan
obligasi”. Sedangkan menurutSjahrial (2009:13) pengertian pasar modal dalam
arti luas adalah keseluruhan sistem keuangan yang terorganisasi termasuk bankbank komersial dan semua perantara dibidang keuangan serta surat-surat berharga
jangka panjang dan pendek.
Selain menurut para ahli, terdapat pengertian pasar modal menurut UU No.
8 Tahun 1995 “pasar modal adalah kegiatan yang berkaitan dengan penawaran
umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”. Suatu
tempat yang terorganisasi di mana efek-efek diperdagangkan sering dikenal
sebagai


bursa

efek.

Bursa

Efek

adalah

lembaga/perusahaan

yang

menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan sarana untuk mempertemukan

9
Universitas Sumatera Utara

penawaran jual dan beli efek dari pihak lain dengan tujuan memperdagangkan

efek di antara mereka. (Rivai, et al., 2013:90)
Undang-undang nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal telah
menggariskan bahwa Pasar Modal mempunyai posisi yang strategis dalam
pembangunan ekonomi nasional. Pertumbuhan sangat bergantung pada kinerja
perusahaan Efek. Untuk mengembangkan kegiatan usahanya perusahaan Efek
dapat memperkenalkan produk serta pelayanan baru, melakukan transaksi
langsung baik dengan pemodal maupun sesama perusahaan efek untuk semua
jenis efek (Lubis, 2008:31).
Instrumen yang ada di pasar modal Indonesia yaitu efek yang terdiri dari
saham, obligasi dan obligasi konversi, bukti right, dan waran. Kegiatan di pasar
modal adalah membeli produk (instrumen) yang diperdagangkan di pasar modal
dengan harapan memperoleh return di masa yang akan datang (Sjahrial, 2009:19).
Peran pasar modal sangat berpengaruh bagi perekonomian suatu negara
karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan
fungsi keuangan. Fungsi ekonomi pasar modal yakni berfungsi sebagai lembaga
perantara (intermediaries) yang dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan
dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Sedangkan fungsi keuangan
pasar modal adalah memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh
imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karekteristik investasi yang
dipilih.

Dalam pasar modal terdapat pasar perdana dan sekunder. Pasar perdana
(primary market) adalah pasar untuk penerbitan baru. Dipasar inilah dana

10
Universitas Sumatera Utara

dikumpulkan melalui penjualan arus sekuritas baru dari para pembeli sekuritas
tersebut (sektor simpanan) kepada para penerbit sekuritas (sektor investasi).
Sedangkan pasar sekunder menurut Brealey, et al, (2008:160) adalah pasar tempat
sekuritas yang telah diterbitkan sebelumnya diperdagangkan diantara investor.
Dipasar sekunder (secondary market), semua sekuritas yang telah ada dibeli dan
dijual. (Horne dan Machowicz, 2007:322).

2.1.2

Saham
Definisi saham menurut Fahmi (2014:270) yaitu:
a.

Tanda


bukti

penyertaan

kepemilikan

modal/dana

pada

suatu

perusahaan.
b.

Kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan
dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap
pemegangnya.


c.

Persediaan yang siap untuk dijual.

Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan seorang
investor di dalam suatu perusahan yang artinya jika seseorang membeli saham
suatu perusahaan, itu berarti investor tersebut telah menyertakan modal ke dalam
suatu perusahaan tersebut sebanyak jumlah saham yang dibeli (Fakhruddin,
2008:30). Menurut Rivai, et al., (2013:147), wujud saham adalah selembar kertas
yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut merupakan pemilik perusahaan.
Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan
diperusahaan tersebut.

11
Universitas Sumatera Utara

Sifat dasar investasi saham adalah memberikan peran bagi investor dalam
memperoleh laba perusahaan. Namun hak tersebut terbatas karena pemegang
saham hanya berhak atas bagian penghasilan perusahaan hanya setelah seluruh
kewajiban perusahaan dipenuhi.

Bagi pihak yang memiliki saham akan memperoleh beberapa keuntungan
sebagai bentuk kewajiban yang harus diterima, yaitu:
a. Memperoleh dividen yang akan diberikan pada setiap akhir tahun.
b. Memperoleh capital gain.
c. Memiliki hak suara bagi pemegang saham jenis saham biasa.
Dividen merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada
pemegang saham pada saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Ada
beberapa jenis dividen yang merupakan realisasi dari pembayaran dividen
menurut Fahmi (2014:273), yaitu: dividen tunai (cash dividend), dividen properti
(property dividends),

ataupun

dividen

likuidasi

(liquidating

dividends).


Sedangkan capital gain adalah keuntungan pada saat saham akan yang dimiliki
tersebut di jual kembali pada harga yang lebih mahal (Fahmi, 2014:276).
Umumnya investor dengan orientasi jangka pendek mengejar keuntungan melalui
capital gain. Investor seperti ini bisa saja membeli saham pada pagi hari, lalu

menjualnya kembali pada siang hari jika saham mengalami kenaikan harga. Selain
return yang diperoleh investor, menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006:10) juga

terdapat risiko yang dapat terjadi dalam investasi saham, antara lain:
a.

Capital Loss, yaitu kerugian dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara

harga jual yang lebih rendah dari harga beli.

12
Universitas Sumatera Utara

b.


Tidak mendapat dividen, sebab perusahaan akan membagikan dividen jika
operasi perusahaan menghasilkan keuntungan dan jika perusahaan mengalami
kerugian maka perusahaan tidak dapat membagikan dividen . Dengan
demikian potensi keuntungan pemodal untuk mendapatkan

dividen

ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut.
c.

Saham dikeluarkan dari bursa (delisting), berarti saham perusahaan di
delisted dari bursa umumnya karena kinerja perusahaan yang buruk, misalnya

mengalami kerugian beberapa tahun hingga tidak memberikan dividen secara
berturut-turut selama beberapa tahun.
d.

Saham suspend, berarti suatu saham diberhentikan (suspend) perdagangannya
oleh otoritas bursa efek. Dengan demikian pemodal tidak dapat menjual

sahamnya hinggal saham yang di suspend tersebut dicabut dari status
suspend.

e.

Risiko likuidasi, berarti apabila perusahaan yang sahamnya dimiliki,
dinyatakan bangkrut oeh pengadilan atau perusahaan tersebut dibubarkan.
Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapatkan prioritas terakhir
setelah seluruh kewajiban perusahaan dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan
perusahaan). Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka
pemegang saham tidak akan pernah memperoleh apa-apa. Ini merupakan
risiko terberat dari seorang pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang
saham dituntut untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan dari
saham perusahaan yang diperdagangkan di pasar modal.

13
Universitas Sumatera Utara

2.1.3 Right Issue
2.1.3.1 Pengertian Right Issue

Horne dan Machowicz (2007:327) mendefinisikan Right Issue:
“Right issue (Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu) adalah penjualan
sekuritas baru di mana pemegang saham lama diberikan keutamaan dalam
pembelian sekuritas ini hingga sejumlah bagian saham biasa yang mereka
miliki, disebut juga right offering”.
Sedangkan definisiright issue menurut Fahmi (2014:282) yaitu:
“Right issue adalah kebijakan perusahaan untuk mencari tambahan dana
dengan

cara

melakukan

penjualan

saham

terbatas

yang


khusus

diperuntukkan kepada pemegang saham lama, dan jika pemegang saham
lama tidak membelinya maka hak tersebut akan hilang”.
Untuk mendapatkan saham tersebut, pemegang saham harus melaksanakan
right pada tingkat harga yang telah ditentukan. Artinya, pemegang saham lama

(exesting shareholder) diberikan hak (right) oleh emiten untuk membeli saham
baru tersebut sesuai dengan harga yang telah ditetapkan oleh emiten. Bukti right
adalah hak memesan efek terlebih dahulu pada harga yang sudah ditetapkan
selama periode waktu tertentu. Jika pemegang bukti right tidak menukarkan
haknya, maka akan terjadi dilusi saham (penyusutan) nilai kepemilikan saham.
Dengan memiliki bukti right, investor secara otomatis memiliki hak istimewa
untuk membeli saham baru pada harga yang sudah ditetapkan. Selain itu, bukti
right memungkinkan investor memperoleh keuntungan (capital gain), manakala

harga jual bukti right lebih tinggi daripada harga perolehannya. Namun demikian,

14
Universitas Sumatera Utara

bukti right juga mengandung risiko dalam hal jika harga saham jatuh pada saat
hari eksekusi. Karena dapat diperdagangkan di pasar sekunder, bukti right juga
berpotensi untuk mengalami kerugian (capital loss) jika harga pasar lebih rendah
dari harga perolehannya (Gumanti, 2011:36).
Gumanti (2011:340) menyatakan bahwa right issue dalam banyak hal
direspon kurang menarik oleh investor sabagai wujud dari ketidakyakinan
investor atas kemampuan perusahaan untuk mendapatkan dana dari alternatif lain
yang lebih kompetitif. Bukti empiris secara keseluruhan cenderung mendukung
bahwa adanya koreksi harga saham setelah dilakukan right issue.

2.1.3.2 Tujuan Right Issue
Membeli right issue sama dengan melakukan investasi pada alat investasi
lain, yaitu tidak ubahnya dengan menabung. Perbedaannya adalah surat tanda
deposito

tidak

dapat

diperjualbelikan,

sedangkan

right

issue

dapat

diperjualbelikan dipasar modal. Investasi ini dipilih karena kemampuannnya
memberikan penghasilan yang sama dengan membeli saham, tetapi dengan modal
yang lebih rendah sebab harga saham hasil right issue lebih rendah (Rivai, et al.,
2011:153).
Tujuan perusahaan melakukan right issue adalah untuk menambah modal
kerja perusahaan. Modal kerja tersebut dapat digunakan untuk kepentingan
ekspansi, memperkuat struktur pendanaan (investasi) maupun pembayaran utang
perusahaan (Darmadji danFakhruddin, 2006:134). Perusahaan mengeluarkan right
issue disamping untuk menghemat biaya penjamin emisi, juga dimaksudkan untuk

menambah jumlah saham yang diperdagangkan sehingga saham semakin likuid.

15
Universitas Sumatera Utara

Penerbitan right akan memberikan keuntungan bagi pemegang saham lama untuk
mempertahankan proporsional kepemilikan sahamnya dalam perusahaan emiten.
Suatu emiten yang melakukan right pada umumnya untuk mempertahankan
persentase hak pemegang saham lama atas laba dan suara dalam perusahaan. Jika
emiten langsung menjual saham baru langsung kepada pemegang saham baru
maka hak atas laba dan suara yang dimiliki oleh pemegang saham lama akan
beralih ke pemegang saham baru.

2.1.3.3 Dampak Dilakukannya Right issue
Dengan adanya right issue, maka jumlah saham yang beredar akan
bertambah. Pertambahan jumlah saham ini akan mempengaruhi komposisi
kepemilikan pemegang saham lama. Jika pemegang bukti right tidak menukarkan
haknya, maka akan terjadi dilusi saham (penyusutan) nilai kepemilikan saham
(Gumanti, 2011:38).
Dengan bertambahnya jumlah saham yang beredar akan mengakibatkan
penurunan jumlah dividen per lembar saham yang akan diperoleh oleh pemegang
saham lama apabila laba yang diperoleh oleh perusahaan tetap. Penurunan dividen
per lembar saham dapat menimbulkan dampak negatif kepada minat investor,
sehingga mengakibatkan harga saham menjadi turun.
Darmadji dan Fakhruddin (2006:186) menyatakan bahwa harga saham akan
terkoreksi dengan adanya right issue. Untuk mengukur berapa besar koreksi yang
timbul harus memperhatikan informasi waktu, harga dan rasio penerbitan right
issue tersebut. Harga saham perusahaan setelah emisi right secara teoritis akan

16
Universitas Sumatera Utara

mengalami penurunan. Hal tersebut terjadi karena harga pelaksana emisi right
selalu lebih rendah daripada harga pasar.
Ketika dana yang diperoleh dari right issue akan digunakan untuk hal yang
menguntungkan seperti investasi maka pengaruh right issue menjadi positif
terhadap harga saham. Sedangkan jika dana tersebut digunakan untuk hal yang
tidak menguntungkan seperti pembayaran utang maka pengaruh right issue
menjadi negatif terhadap harga saham. Hal tersebut dikarenakan para investor
menangkap sinyal bahwa pihak manajer memiliki ramalan yang buruk tentang
risiko perusahaan di masa yang akan datang.
Apabila pengumuman right issue memiliki kandungan infomasi penting,
maka pasar akan bereaksi terhadap pengumuman tersebut yang ditunjukkan oleh
adanya perubahan harga saham. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan
abnormal return. Suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi

akan memberikan abnormal returnkepada pasar dan sebaliknya jika tidak
mengandung informasi, maka tidak akan memberikan abnormal return. Selain itu,
right issue juga berdampak pada likuiditas saham yang dapat dilihat dari

persentase bid-ask spread.

2.1.4 Return Saham
Menurut Shook (2002:519)definisireturnadalah laba investasi, baik melalui
bunga ataupun dividen. Sedangkan menurut Halim (2005:4) pengertian
returnmerupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga

merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung resiko atas investasi
yang dilakukan.

17
Universitas Sumatera Utara

Return biasa diartikan sebagai keuntungan yang diperoleh oleh investor dari

investasi. Return dapat berupa returnaktual ataupun returnindividu. Returnaktual
(actual return) merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan
data historis. Return aktual penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur
kinerja dari perusahaan serta sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected
return) untuk mengukur risiko di masa yang akan datang. Return aktualdapat

diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
��

Keterangan:

=

��� − ���−1
���−1

Ri,t

= Actual returnsaham i pada hari ke-t

Pi,t

= Harga penutupan saham i pada hari ke-t

Pi,t-1

= Harga penutupan saham i hari ke t-1

Sedangkan returnekspektasi adalah return yang diharapkan yang akan diperoleh
oleh investor dimasa yang akan datang, jadi sifatnya belum terjadi.
Returnekspektasi juga disebut sebagai returnpasar yang dihitung berdasarkan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menunjukkan indeks harga saham
semua saham yang diperjual-belikan di Bursa Efek Indonesia. Return pasar dapat
diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
��

Keterangan:
Rmt

=





�−1

�−1

=returnpasar pada periode-t

IHSGt = Indeks harga saham gabungan penutupan pada periode t
IHSGt-1= Indeks harga saham gabungan penutupan pada periode t-1

18
Universitas Sumatera Utara

19Abnormal Return

Menurut Sauders dan Cornet (2008:672) definisiabnormal returnadalah
selisih dari tingkat return aktual dengan tingkat return yang diharapkan.
Sedangkan menurut Jogiyanto (2010:94), abnormal returnmerupakan kelebihan
dari imbal hasil yang sesungguhnya terjadi (actual return) terhadap imbal hasil
normal (expected return).
Reaksi pasar dapat diukur dengan melihat abnormal return. Abnormal
returnsaham dihitung sebagai selisih dari aktual return saham individual dengan
return pasar . Return pasar dihitung dengan menggunakan IHSG yang merupakan

selisih IHSG pada akhir dan awal periode, yang dibagi dengan IHSG pada awal
periode. Sedangkan return individual dihitung dengan menggunakan selisih harga
penutupan pada akhir dan awal periode, yang dibagi dengan menggunakan harga
penutupan pada awal periode. Abnormal returnmenurut Reilly, et al., (2003:309)
dapat diukur dengan rumus sebagai berikut:


=

��



Keterangan:
ARt =abnormal return saham i saat t
Rit
=returnindividual saham i saat t
Rmt
= tingkat returnsaham saat t

��

Abnormal returndikatakan positif pada saat tingkat keuntungan yang

sebenarnya terjadi lebih besar dari tingkat keuntungan yang diharapkan (expected
return). Sebaliknya, abnormal returndikatakan negatif pada saat tingkat

keuntungan yang sebenarnya terjadi (actual return) lebih kecil dari tingkat
keuntungan yang diharapkan (expected return). Dapat dikatakan pasar akan

19
Universitas Sumatera Utara

menerima abnormal returnapabila suatu pengumuman mempunyai kandungan
informasi.

2.1.5 Likuiditas Saham
Menurut Reilly, et al., (2003:92), likuiditas merupakan bagian dari
karakteristik dari suatu pasar modal yang baik. Likuiditas saham adalah
kemampuan untuk menjual dan membeli sekuritas saham secara lebih cepat dan
pada harga yang telah diketahui atau dengan tersedianya informasi yang cukup.
Likuiditas saham adalah ukuran jumlah transaksi suatu saham di pasar
modal dalam suatu periode tertentu. Semakin tinggi frekuensi transaksi saham
tersebut, maka semakin tinggi pula likuiditas saham. Hal tersebut menunjukkan
bahwa saham tersebut semakin diminati investor. Bagi investor akan
menguntungkan jika saham tersebut likuid karena mudah ditransaksikan sehingga
terdapat peluang untuk mendapatkan capital gain. Namun pada kenyataannya
tidak semua saham mudah ditransaksikan atau dengan kata lain mengalami
kesulitan likuiditas. Saham yang tidak likuid dapat dikenakan delisting atau
dikeluarkan dari Bursa Efek.
Likuiditas saham dapat dilihat dari tingkat bid-ask spread suatu saham.
Menurut Conroy, et al., bid-ask spread suatu saham merupakan salah satu
parameter likuiditas saham. Demikian juga menurut Rose dan Marquis (2006)
bahwa bid-ask spread suatu saham dalam pasar modal menunjukkan penyediaan
akan likuiditas dari saham itu sendiri. Dewasa ini secara umum bid-ask spread
sebuah sahamlah yang dijadikan sebagai ukuran likuiditas saham. Suatu transaksi
dapat terjadi jika terdapat pertemuaan antara harga permintaan dan harga

20
Universitas Sumatera Utara

penawaran. Menurut Jogiyanto (2010:41) mendefinisikan Bid adalah harga
permintaan tertinggi untuk beli, sedangkan ask adalah harga penawaran terendah
untuk jual.
Bid-ask spread merupakan selisih antara bid price dan ask price. Bid-ask
spread dijadikan sebagai ukuran likuiditas, dimana semakin kecil Bid-Ask Spread

maka semakin likuid suatu saham. Seperti yang dikemukakan Ratnaningrum
(2008) bahwa semakin rendah perbedaan antara kurs jual dan kurs beli suatu
sekuritas dari pasar modal, maka semakin likuid saham tersebut. Hal yang sama
juga diungkapkan Rusliati dan Farida (2010) bahwa “Semakin kecil Bid-Ask
Spread suatu perusahaan berarti saham semakin likuid. Bid-Ask Spread terkecil

yang bernilai nol (0) disebabkan oleh saham yang mempunyai harga jual tertinggi
sama dengan harga beli terendahnya artinya banyak investor yang tertarik untuk
bertransaksi, banyaknya investor yang tertarik untuk bertransaksi akan menaikkan
harga saham sehingga menaikkan likuiditas saham tersebut”. Dari pernyataan
tersebut dapat disimpulkan bahwa Bid-Ask Spread yang baik adalah yang
memiliki nilai yang kecil. Semakin kecil nilainya maka likuiditas saham pun
semakin meningkat.

2.1.6 Teori yang Berkaitan dengan Right Issue
2.1.6.1 Signaling Theory dan Asimetri Informasi
Menurut Gallagher dan Andrew (2003:25), signaling merupakan pesan yang
dikirim perusahaan ataupun dugaan investor terhadap keputusan finansial
perusahaan. Apapun informasi yang terjadi dari kondisi saham suatu perusahaan
adalah selalu memberikan efek bagi keputusan investor sebagai pihak yang

21
Universitas Sumatera Utara

menangkap sinyal tersebut. Konsep signaling theory di sini menjadi sangat
berperan. Pengertian signaling theory menurut Fahmi (2014:295) adalah teori
yang membahas tentang naik turunnya harga di pasar, sehingga akan memberi
pengaruh pada keputusan investor.
Teori ini mengasumsikan bahwa manajer memiliki informasi yang lengkap
tentang nilai perusahaan yang tidak diketahui oleh investor luar, dan manajer
adalah orang yang selalu berusaha memaksimalkan intensif yang diharapkannya.
Kelebihan manajer daripada pihak luar (investor) yaitu informasi yang lengkap
dan

akurat

yang

dimiliki

oleh

manajer

mengenai

faktor-faktor

yang

mempengaruhi nilai perusahaan.
Right issue dianggap suatu sinyal oleh investor yang dapat mempengaruhi

nilai saham mereka. Dengan adanya sinyal dari perusahaan menyebabkan investor
melakukan antisipasi untuk menentukan investasi yang tepat. Asimetri informasi
akan terjadi jika manajer tidak secara penuh menyampaikaan seluruh informasi
yang diperolehnya tentang semua hal yang dapat mempengaruhi perusahaan ke
pasar modal. Jika manajer menyampaikan suatu informasi ke pasar, maka
umumnya pasar akan merespon informasi tersebut sebagai suatu sinyal terhadap
adanya kejadiantertentu yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan yang
tercermin dari perubahan harga dan risiko saham yang terjadi sebagai
implikasinya.

2.1.6.2 Teori Struktur Modal
Martono dan Harjito (2010:240) mendefinisikan struktur modal sebagai
perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang

22
Universitas Sumatera Utara

ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri.
Hal ini dipertegas oleh Jones dalam Fahmi (2014:185) bahwa, struktur modal
suatu perusahaan terdiri dari long-tern debt dan shareholder’s equity, dimana
stockholder equity terdiri dari preferred stock dan common equity, dan common
equity itu sendiri adalah terdiri dari common stock dan retained earning.

Penggunaan dana dari luar perusahaan ini dalam manajemen keuangan
disebut struktur modal yang tampak di sisi kewajiban dan ekuitas pada neraca
perusahaan. Tugas setiap manajer keuangan adalah menentukan struktur modal
yang optimal yaitu yang akan meminimalkan biaya modal perusahaan sehingga
memaksimalkan keuntungan perusahaan.
Perubahan struktur modal berasal dari penerbitan obligasi dan pembelian
kembali saham biasa atau penerbitan saham baru. Dalam teori ini diasumsikan
bahwa walaupun suatu perusahaan memiliki struktur modal yang optimal, masih
terjadi ketidakjelasan apakah hal tersebut dapat menjelaskan pengaruh negatif
terhadap harga saham dihubungkan dengan penerbitan saham baru. Penambahan
saham baru seharusnya memberikan dampak positif terhadap harga saham dan
bukan sebaliknya, karena penambahan saham baru mencerminkan adanya
perkembangan struktur modal yang optimal.
Ghozali dan Solicin dalam Fahmi (2014:191) membenarkan bahwa “right
issue merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh perusahaan yang telah

terdaftar (listed) di bursa efek untuk memperoleh dana”. Kebijakan right issue
merupakan upaya emiten untuk menambah saham yang beredar guna menambah
modal perusahaan.

23
Universitas Sumatera Utara

4Tinjauan Penelitian Terdahulu
Beberapa tinjauan terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini antara
lain:
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
No.

1.

2.

3.

4.

5.

Nama
Peneliti dan
Tahun
Otieno
danOchieng
(2015)

Dewi dan
Putra (2013)

Sugiana dan
Surya (2013)

Malhotra, et
al., (2012)

Miglani
(2011)

Judul Penelitian
The effects of Rights
Issue Announcements
on Stock Returns for
Firms Listed at the
Nairobi Securities
Exchange
Pengaruh Pengumuman
Right issue pada
Abnormal Return dan
Volume Perdagangan
Saham

Implication Of Right
Issue Cum And ExDate Announcement
To The Stock
Return(Empirical
Study On Indonesia
Stock Exchange
Period:2009-2012)
Liquidity changes
around bonus and
rights issue
announcements:
Evidence from
manufacturing and
service sectors in India
An Emperical Analysis
of Impact of Right
Issue on Shareholders
Returns of Indian
Listed Companies

Variabel
Dependen:
Abnormal
Return
Independen:
Right issue
Dependen:
1. Abnormal
Return
2. Volume
Perdagangan
Saham
Independen:
Right issue
Dependen:
Abnormal
Return

Teknik
Analisis
Data
Event Study

Paired
Sample
T-test

Hasil Penelitian
Terdapat perbedaan yang
signifikan antara
abnormal return saat
pengumuman
dengansebelum
pengumuman right issue.
1. Tidak terdapat perbedaan
abnormal return sebelum
dan sesudah right issue
2. Terdapat perbedaan
volume perdagangan
sebelum dan sesudah right
issue

Event
Study

Right issue bepengaruh
negatif tehadap Abnormal
return sebelum, pada saat
dan setelah pengumuman.

Parametric
dan Non
Parametric
Tests.

1. Likuiditas saham
mengalami penurunan
yang signifikan setelah
bonus issue dan right issue
2. Likuiditas harga saham
mengalami penurunan
pada saat bonus issue dan
right issue

Independen:
Right Issue

Dependen:
Likuiditas
Independen:
1. Bonus Issue
2. Right issue

Dependen:
Abnormal
Return
Independen:
Right Issue

Event
Study

Pengumuman right issue
berpengaruh positif
signifikan terhadap
abnormal return pada hari
pengumuman dan setelah
pengumuman.

24
Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
No.

Nama
Peneliti dan
Tahun

Judul Penelitian

6.

Rusdi dan
Avianto,
(2009)

Pengaruh Right
issue terhadap
Tingkat
Keuntungan dan
Likuiditas Saham
Emiten Di Bursa
Efek Jakarta

7.

Yusuf, et al.,
(2009)

Analisis Reaksi
Investor Terhadap
Pengumuman Right
Issue Di Bursa Efek
Jakarta

8.

Mulatsih, et
al., (2009)

Analisis Reaksi
Pasar Modal
terhadap
Pengumuman Right
issue di Bursa Efek
Jakarta (BEJ)
(pengamatan
terhadap Return,
Abnormal return,
Security Return
Variability dan
Trading Volume
Activity)

9.

Ratnaningrum,
(2008)

Pengaruh Right
issue terhadap
Likuiditas Saham

Variabel

Teknik
Analisis
Data

Hasil Penelitian

Dependen:
Event Study 1. Ada perbedaan yang signifikan
antara rata-rata abnormal
1. Return
return sebelum dan sesudah
2. Abnormal
pengumuman Right issue
Return
2. Ada perbedaan yang signifikan
3. Volume
antara rata-rata Trading
Perdagangan
Volume Activity sebelum dan
sesudah pengumuman right
Independen:
issue
Right Issue
Dependen:
Two Paired 1. Terdapat perbedaan yang
1. Return
Sample
signifikan antara return dan
2. Abnormal
abnormal return sebelum,
Test
Return
pada saat dan setelah
3. Aktivitas
pengumuman Right issue
2. Ada perbedaan yang signifikan
Volume
antara aktivitas volume
Perdagangan
perdagangan sebelum, pada
4. Bid-Ask
saat dan setelah pengumuman
Spread
right issue
3. Terdapat perbedaaan tetapi
Independen:
tidak signifikan antara bid-ask
Right issue
spread sebelum, pada saat dan
setelah pengumuman right
issue.
Dependen:
Two Paired 1. Ada perbedaanreturn sebelum
1. Return
Sample Test
dan saat pengumuman right
Saham
issuedan tidak ada
2. Abnormal
perbedaanreturn setelah
Return
pengumuman right issue.
3. Likuiditas
2. Abnormal Returnsebelum dan
saham
setelahright issue tidak berbeda
4. Variabilitas
signifikan dengan rata-rata
tingkat
abnormal return pada saat
pengumuman.
keuntungan
3. Ada perbedaan TVA yang
Independen:
signifikan sebelum dan pada
Right issue
saat pengumuman, sedangkan
setelah pengumuman ada
perbedaan tapi tidak signifikan.
4. Terdapat perbedaan Security
Return Variability yang
signifikan pada saat, sebelum
dan sesudah
Dependen:
Two Paired
Pengumuman right issue tidak
Likuiditas
Sample Test
berpengaruh signifikan
terhadap likuiditas saham.
Saham
Independen:
Right issue

25
Universitas Sumatera Utara

2.2

Kerangka Konseptual
Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisa reaksi dari peristiwa right

issue. Jika peristiwa tersebut mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan

bereaksi pada waktu peristiwa tersebut terjadi. Sheehan, et al., dalam Purwanto
(2004:72) berpendapat bahwa terdapat asimetri informasi diantara investor
terhadap informasi right issue,sehingga pasar akan beraksi terhadap peristiwa
right issue. Reaksi tersebut dalam penelitian ini dilihat dari besarnya perubahan

pada abnormal returndan likuiditas saham. Bila terjadi reaksi terhadap peristiwa
right issue maka akan terjadi perubahan abnormal returndan likuiditas saham.

Apabila pengumuman right issue memiliki kandungan infomasi penting,
maka pasar akan bereaksi terhadap pengumuman tersebut yang ditunjukkan oleh
adanya perubahan harga saham. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan
abnormal return. Suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi

akan memberikan abnormal returnkepada pasar dan sebaliknya jika tidak
mengandung informasi, maka tidak akan memberikan abnormal return. Hasil
penelitian Yusuf, et al.,(2009) membuktikan bahwa rata-rata abnormal
returnsebelum pengumuman right issue adalah 0,305%, saat pengumuman

sebesar 4,196% sedangkan sesudah pengumuman sebesar 0,6855%. Hasil analisa
statistik ini menunjukkan bahwa sebelum pengumuman right issue kemungkinan
informasi tentang pengumuman right issue belum dapat diserap oleh investor
sehingga pada periode sebelum abnormal returnsaham lebih rendah dari pada saat
pengumuman right issue.

26
Universitas Sumatera Utara

Likuiditas dapat diukur dengan bid-ask spread, yaitu selisih antara harga
terendah yang pedagang bersedia jual dan harga tertinggi yang pembeli bersedia
beli. Dengan demikian, spread akan semakin meningkatbila harga saham
mengalami penurunan atau dengan kata lain spread memiliki hubungan negatif
terhadap harga saham. Harga saham perusahaan secara teoritis setelah right issue
akan mengalami penurunan. Karena harga pelaksana emisi right selalu lebih
rendah daripada harga pasar. Maka kapitalisasi pasar saham akan naik dalam
persentase lebih kecil daripada naiknya persentase jumlah saham. Darmadji dan
Fakhruddin (2006:135) menyatakan bahwa dengan adanya right issue jumlah
saham yang beredar akan bertambah. Penambahan jumlah saham mempengaruhi
kepemilikan pemegang saham lama apabila pemegang saham lama tidak
melakukan konversi rights-nya. Volume perdagangan saham yang semakin besar
menandakan bahwa saham tersebut aktif ditransaksikan, sehingga broker/dealer
tidak perlu menyimpan saham tersebut terlalu lama sehingga menurunkan biaya
pemilikan saham tersebut. Sehingga volume perdagangan saham berhubungan
negatif dengan bid-ask spread.
Dalam Jarrow, et al.,(2006:1061) dinyatakan bahwa “persentase bid-ask
spread meningkat sebelum dan pada saat pengumuman right issue dan menurun

setelah pengumuman right issue”. Namun berbeda oleh hasil penelitian Yusuf, et
al., (2009) yang menemukan bahwa rata-rata bid-ask spread mengalami

penurunan sebelum dan pada saat pengumuman right issue yakni sebesar 0,287
dan rata-rata bid-ask spread mengalami sedikit peningkatan setelah pengumuman
right issue yakni sebesar 0,014. Terjadinya penurunan sebelum dan pada saat

27
Universitas Sumatera Utara

pengumuman dimungkinkan adanya tingkat pengharapan yang tinggi untuk
mendapatkan returnsesudah pengumuman sehingga investor melakukan aktivitas
spekulasi. Sedangkan terjadinya peningkatan setelah pengumuman dimungkinkan
prediksi investor tidak terbukti sehingga para investor sudah mulai melakukan
aktivitas

jual

saham.

Sedangkan

hasil

penelitianRatnaningrum

(2008)

menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada penawaran dan
permintaan pada saat pengumuman dengan periode sebelum dan sesudah
pengumuman right issue. Hal ini terjadi dimungkinkan karena informasi right
issue tidak mempunyai kandungan informasi yang cukup untuk mempengaruhi

preferensi investor dalam membeli saham. Berdasarkan hasil penelitian tersebut,
maka likuiditas saham dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan bid-ask
spread.

Berdasarkan tinjauan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu maka
kerangka konseptual penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Dari gambar di atas dapat dilihat hubungan kausal antara right issue
terhadap abnormal returndan likuiditassaham. Pengaruh hubungan right issue

28
Universitas Sumatera Utara

terhadap abnormal returndan likuiditassaham dapat dilihat pada 5 hari sebelum,
pada saat, dan 5 hari setelah pengumuman right issue.

2.3 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan tinjauan teoritis, tinjauan penelitian terdahulu, dan kerangka
konseptual, maka hipotesis penelitian ini adalah:
1.

Right

Issue

berpengaruh signifikan terhadap abnormal returnsaham

perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia.
2.

Right Issue berpengaruh signifikan terhadap likuiditassaham perusahaan go
public di Bursa Efek Indonesia.

3.

Terdapat korelasi yang signifikan antara abnormal returnsaham sebelum
dengan abnormal returnsaham setelahright issue pada perusahaan go public
di Bursa Efek Indonesia.

4.

Terdapat korelasi yang signifikan antara likuiditas sahamsebelum dengan
likuiditas saham setelahright issue pada perusahaan go public di Bursa Efek
Indonesia.

29
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Pengumuman Right Issue Terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham Perusahaan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia

3 63 82

ANALISIS DAMPAK PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP RETURN SAHAM DAN LIKUIDITAS SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA

0 50 17

ANALISIS DAMPAK PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP RETURN SAHAM DAN LIKUIDITAS SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA

0 6 17

ANALISIS DAMPAK PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP RETURN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA Analisis Dampak Pengumuman Right Issue Terhadap Return Saham Di Bursa Efek Indonesia (Studi kasus pada perusahaan go public di BEI periode 2010-2013).

0 1 15

ANALISIS DAMPAK PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP RETURN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA Analisis Dampak Pengumuman Right Issue Terhadap Return Saham Di Bursa Efek Indonesia (Studi kasus pada perusahaan go public di BEI periode 2010-2013).

1 3 15

Analisis Pengaruh Right Issue terhadapAbnormal Return Saham dan Likuiditas Saham pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014

0 0 14

Analisis Pengaruh Right Issue terhadapAbnormal Return Saham dan Likuiditas Saham pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014

0 0 2

Analisis Pengaruh Right Issue terhadapAbnormal Return Saham dan Likuiditas Saham pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014

0 0 8

Analisis Pengaruh Right Issue terhadapAbnormal Return Saham dan Likuiditas Saham pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014

0 0 5

Analisis Pengaruh Right Issue terhadapAbnormal Return Saham dan Likuiditas Saham pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014

0 0 8