Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Pegawai Di Perguruan Tinggi Kota Medan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori
2.1.1. Kinerja Pegawai
Pengertian kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau
tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Lindawati dan Salamah, 2012).
Menurut Gomes (1995:135) kinerja merupakan catatan (outcome) yang dihasilkan
dari fungsi suatu pekerjaan tertentu atau kegiatan selama suatu periode waktu
tertentu. Mangkunegara (2000:67) berpendapat bahwa kinerja karyawan (prestasi
kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang
karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya.
Sopiah (2008:23) menyatakan lingkungan juga bisa mempengaruhi
kinerja seseorang. Situasi lingkungan yang kondusif, misalnya dukungan dari
atasan, teman kerja, sarana dan prasarana yang memadai akan menciptakan
kenyamanan tersendiri dan akan memacu kinerja yang baik. Sebaliknya, suasana
kerja yang tidak nyaman karena sarana dan prasarana yang tidak memadai, tidak
adanya dukungan dari atasan, dan banyak terjadi konflik akan memberi dampak
negatif yang mengakibatkan kemerosotan pada kinerja seseorang.
Kinerja individu adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas

maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan. Kinerja
individu ini akan tercapai apabila didukung oleh atribut individu, upaya kerja

11
Universitas Sumatera Utara

12

(work effort) dan dukungan organisasi. Dengan kata lain, kinerja individu adalah
hasil :
a. Atribut individu, yang menentukan kapasitas untuk mengerjakan
sesuatu meliputi faktor individu (kemampuan dan keahlian, latar
belakang serta demografi), dan faktor psikologis meliputi persepsi,
attitude, personality, pembelajaran dan motivasi.
b. Upaya kerja (work effort), yang membentuk keinginan utuk mencapai
sesuatu.
c. Dukungan organisasi, yang memberikan kesempatan untuk berbuat
sesuatu. Dukungan organisasi meliputi sumber daya, kepemimpinan,
lingkungan kerja, struktur organisasi dan job design. (Mangkunegara,
2006:15).

Waridin (2006) menjelaskan bahwa manfaat kinerja pegawai antara lain
adalah untuk menganalisis dan mendorong efisiensi produksi, untuk menentukan
target atau sasaran yang nyata, lalu untuk pertukaran informasi antara tenaga kerja
dan manajemen yang berhubungan terhadap masalah yang berkaitan. Beberapa
indikator kinerja pegawai adalah sebagai berikut :
1. Mampu meningkatkan target pekerjaan
2. Mampu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu
3. Mampu menciptakan inovasi dalam menyelesaikan pekerjaan
4. Mampu menciptakan kreativitas dalam menyelesaikan pekerjaan
5. Mampu maminimalkan kesalahan pekerjaan.

Dalam penelitian Goodhue dan Thompson (1995), pencapaian kinerja
individu pegawai dinyatakan berkaitan dengan pencapaian serangkaian tugas

Universitas Sumatera Utara

13

individu dengan dukungan teknologi informasi yang ada. Kinerja yang lebih
tinggi mengandung arti terjadinya peningkatan efisiensi, efektifitas atau kualitas

yang lebih tinggi dari penyelesaian serangkaian tugas yang dibebankan kepada
individu dalam organisasi.
Davis (1989) menyatakan bahwa penggunaan sistem aplikasi spesifik akan
meningkatkan kinerja dan juga menemukan hubungan kuat antara penggunaan
komputer dengan tugas secara pasti. Montazemi (1996) mengemukakan bahwa
individu yang memiliki kompetensi yang tinggi, terlatih lebih baik dan lebih
mengenal sistem informasi yang diimplementasikan dalam perusahaannya akan
dapat

dengan

lebih

baik

dalam

mengidentifikasi,

mengakses


dan

menginterpretasikan data yang diperlukan. Individu yang terbiasa dengan
penggunaan komputer akan dapat menggunakan sistem informasi yang ada
dengan lebih baik sehingga akan lebih memenuhi kebutuhan data dalam
penyelesaian tugas mereka. Dalam penelitian Delone dan McLean (2003),
penggunaan sistem informasi memberikan pengaruh yang positif terhadap kinerja
individu pegawai.
2.1.2. Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi
Informasi adalah data yang telah diatur dan diproses yang memberikan arti
kepada pengguna (Romney dan Steintbart, 2000:11). Informasi memegang
peranan yang sangat penting dalam sebuah organisasi yang digunakan sebagai alat
pengawasan. Informasi terkait dengan kegiatan organisasi sangat diperlukan baik
oleh pihak internal maupun eksternal. Pihak internal organisasi akan
menggunakan informasi tersebut sebagai dasar perencanaan, dan evaluasi

Universitas Sumatera Utara

14


terhadap kegiatan organisasi yang dijalankan sesuai dengan rencana dan strategi
yang telah ditetapkan dalam mencapai tujuan organisasi.
Teknologi informasi dewasa ini sudah berkembang sangat canggih,
pengelolaan informasi yang komplek tidak mungkin lagi dilakukan secara manual,
terlebih bagi organisasi yang memiliki frekwensi transaksi keuangan dan
nonkeuangan yang banyak membutuhkan penggunaan sistem informasi untuk
mengintegrasikan semua informasi yang terjadi. Dengan menggunakan sistem
informasi tersebut maka informasi yang dihasilkan akan lebih sesuai, dapat
diandalkan, lengkap, tepat waktu, dan mudah dipahami.
Sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data
dikumpulkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada para
pemakai (Hall, 2009:9). Sistem informasi menerima input berupa transaksi yang
kemudian disimpan, dan ditransformasikan melalui berbagai proses menjadi
output berupa informasi yang akan didistribusikan kepada para pemakai
informasi. Sistem infomasi menganjurkan penggunaan teknologi komputer di
dalam organisasi untuk menyajikan informasi kepada pemakai. Sistem infomasi
berbasis komputer merupakan sekelompok perangkat keras dan lunak yang
dirancang untuk mengubah data menjadi informasi yang bermanfaat.
Ada berbagai jenis sistem informasi berbasis komputer yang digunakan di

dunia usaha, diantaranya adalah sistem informasi akuntansi. Menurut Hall
(2009:10) sistem informasi akuntansi adalah subsistem khusus dari sistem
informasi yang memproses transaksi keuangan dan nonkeuangan yang secara
langsung mempengaruhi pemrosesan transaksi keuangan. Transaksi keuangan
(financial transaction) adalah kegiatan ekonomi yang mempengaruhi aktiva dan

Universitas Sumatera Utara

15

ekuitas perusahaan, dan yang dicerminkan dalam berbagai akun, serta diukur
dalam berbagai ukuran keuangan, sedangkan transaksi nonkeuangan meliputi
semua kegiatan yang diproses oleh perusahaan melalui sistem informasi tetapi
yang tidak memenuhi defenisi khusus dari transaksi keuangan. Informasi ini
kemudian dikomunikasikan kepada beragam pengambilan keputusan.
Sistem Informasi Akuntansi meliputi beragam aktivitas yang berkaitan
dengan siklus pemrosesan transaksi perusahaan. Kejadian ekonomi yang terjadi
dalam suatu perusahaan menghasilkan transaksi yang dapat dikelompokkan
menjadi 5 siklus aktivitas bisnis yang umum, yaitu siklus pendapatan (revenue
cycle), siklus pengeluaran (expenditure cycle), siklus produksi (production cycle),

siklus sumber daya manusia/penggajian (human resources/payroll cycle), dan
siklus keuangan (financing cycle) (Romney dan Steintbart, 2000:29).
Sistem informasi akuntansi terdiri atas tiga subsistem, yaitu :
1. Sistem pemrosesan transaksi (transaction processing system – TPS) yang
mendukung operasi bisnis harian melalui berbagai dokumen serta pesan untuk
para pengguna diseluruh perusahaan.
2. Sistem buku besar/pelaporan keuangan (general ledger/financial reporting
system - GL/FRS), yang menghasilkan laporan keuangan, seperti laporan laba
rugi, neraca, arus kas, pengembalian pajak, serta berbagai laporan lainnya yang
disyaratkan oleh hukum.
3. Sistem pelaporan manajemen (management reporting system - MRS), yang
menyediakan pihak manajemen internal berbagai laporan keuangan bertujuan
khusus serta informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan, seperti
anggaran, laporan kinerja, dan laporan pertanggung jawaban (Hall , 2009:10).

Universitas Sumatera Utara

16

Sistem informasi akuntansi mempunyai fungsi yang sangat penting dalam

suatu perusahaan. Menurut Romney dan Steinbart (2000:3) sistem informasi
akuntansi dalam perusahaan mempunyai fungsi dalam hal berikut :
1. Megumpulkan

dan

menyimpan

data

tentang

aktivitas

yang

dilaksanakan oleh organisasi, sumber daya yang dipengaruhi oleh
aktivitas tersebut, dan para pelaku yang terlibat dalam berbagai
aktivitas tersebut, agar pihak manajemen, para pegawai, dan pihak
luar yang berkepentingan dapat meninjau ulang (review) hal yang

telah terjadi.
2. Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak
manajemen untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan.
3. Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga aset
organisasi, termasuk data organisasi untuk memastikan bahwa data
tersebut tersedia saat dibutuhkan, akurat, dan handal.
Sistem informasi akuntansi yang dirancang dengan baik dapat memberikan
nilai tambah bagi organisasi, yaitu dengan cara memperbaiki kualitas dan
mengurangi biaya untuk menghasilkan produk atau jasa, memperbaiki efesiensi,
mempebaiki pengambilan keputusan, dan berbagi pengetahuan (Romney dan
Steinbart, 2000:10).

Universitas Sumatera Utara

17

2.1.3. Teori Penggunaan Teknologi Informasi

2.1.3.1. Reasoned Action Theory (TRA)

Teori tindakan beralasan (reasoned action theory atau disingkat TRA)
dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen (1980) yang mendasarkan pada psikologi
sosial. Menurut Theory of Reasoned Action (TRA), kinerja individu dari perilaku
yang telah ditetapkan akan ditentukan oleh maksud dari tindakan yang akan
dilakukan dengan tujuan perilaku secara bersama-sama ditentukan oleh sikap
individu dan norma-norma subjektif, (Jugiyanto, 2007:31)
Tujuan dari perilaku menurut Fishbein, dan Ajzen merupakan kekuatan
seseorang untuk melakukan tindakan yang ditentukan. Tujuan perilaku tersebut
didefinisikan sebagai perasaan positif atau negatif mengenai suatu tindakan.
Norma subjektif diartikan sebagai persepsi seseorang terhadap tekanan sosial
(kepercayaan orang lain) yang akan mempengaruhi minat untuk melakukan
atau tidak melakukan perilaku yang sedang dipertimbangkan, (Jugiyanto,
2007:32).
Dilihat dari perspektif sistem informasi, aspek yang berguna dari TRA ini
terletak

pada

pendapat


yang

menyatakan

bahwa

faktor-faktor

lainnya

mempengaruhi perilaku secara tidak langsung juga dipengaruhi oleh perasaan,
norma sosial, atau bobot relatifnya. Oleh karenanya, variabel seperti karakteristik
desain sistem, karakteristik pengguna, karakteristik tugas, sifat dasar proses
implementasi

maupun

pengembangan,

struktur

organisasi

dan

lainnya

dikategorikan sebagai variabel eksternal.

Universitas Sumatera Utara

18

2.1.3.2. Technology Acceptance Model (TAM)
Model penerimaan teknologi (Technology Acceptance Model atau
disingkat TAM) merupakan suatu model penerimaan sistem teknologi informasi
yang akan digunakan pemakai. Model penerimaan teknologi atau technology
acceptance model (TAM) dikembangkan oleh Davis et al. (1989) berdasarkan
model TRA, (Jugiyanto, 2007:111)
Tujuan utama dari TAM adalah untuk menyediakan sebuah gambaran yang
mendasari pengaruh

faktor-faktor eksternal terhadap kepercayaan (belief)

internal, sikap dan tujuan. TAM diformulasikan dalam usaha untuk mencapai
tujuan tersebut dengan mengidentifikasi variabel yang mendasar seperti yang
disarankan oleh riset sebelumnya yang menyalurkan faktor potensi intelektual dan
efektif dari penerimaan komputer, dan menggunakan TRA sebagai dasar teoritis
untuk model hubungan teoritis diantara variabel tersebut. TRA digunakan sebagai
dasar teoritis untuk menentukan hubungan sebab akibat antara dua kunci belief,
yaitu perasaan kegunaan, dan perasaan kemudahan dari penggunaan terhadap
sikap user dan tujuan perilaku adopsi komputer sesungguhnya. Kedua kunci belief
tersebut relevan untuk perilaku penerimaan komputer (Kurniawan, 2008).
Sama dengan TRA, TAM meyakini bahwa penggunaan komputer
ditentukan oleh tujuan perilaku, namun perbedaannya adalah bahwa

tujuan

perilaku ditinjau secara bersama-sama ditentukan oleh sikap individu terhadap
penggunaan sistem dan perasaan kegunaan. Hubungan antara penggunaan sistem
dan tujuan perilaku yang digambarkan dalam TAM menunjukkan secara tidak
langsung bentuk tujuan individu untuk melakukan tindakan yang positif.
Hubungan antara perasaan kegunaan dan tujuan perilaku didasarkan pada ide

Universitas Sumatera Utara

19

bahwa dalam penyusunan organisasi, orang membentuk tujuan terhadap
perilakunya yang diyakini akan meningkatkan kinerjanya. Hal ini karena kinerja
yang meningkat merupakan instrumen untuk mencapai berbagai reward yang
terletak di luar

pekerjaan itu sendiri, seperti peningkatan gaji dan promosi

(Agustiani, 2010).
Penelitian yang mencoba mengembangkan model TAM melakukannya
dengan menambahkan variabel eksternal. Variabel eksternal yang digunakan
dapat dikategorikan misalnya sebagai variabel individual, organisasi, kultur, dan
karakteristik tugas (Jugiyanto, 2007:124).
2.1.3.3. Task Technology Fit (TTF)
Kesesuaian tugas-teknologi (task-technology fit atau disingkat TTF) secara
umum dapat didefenisikan seberapa besar suatu teknologi membantu seorang
individual dalam melakukan sekumpulan tugas-tugasnya. Kesesuain tugasteknologi lebih rinci dapat didefenisikan sebagai suatu profil ideal yang dibentuk
dari suatu kumpulan ketergantungan tugas yang konsisten secara internal dengan
elemen teknologi yang digunakan yang akan berakibat pada kinerja pelaksanaan
tugas (Jugiyanto, 2007:494).
Prioritas TTF adalah interaksi tugas, teknologi dan individu. Berbagai
macam tugas yang pasti (sebagai contoh, saling ketergantungan antara tugas
dengan kebutuhan informasi dari beberapa unit organisasi) membutuhkan
berbagai macam fungsi teknologi yang pasti, diantaranya integrasi database
dengan seluruh data perusahaan yang dapat diakses untuk seluruhnya.
Pengaruh TTF terhadap penggunaan teknologi ditunjukkan melalui
hubungan antara TTF dan kepercayaan mengenai konsekuensi penggunaan sistem.

Universitas Sumatera Utara

20

Hal ini dikarenakan TTF seharusnya merupakan penentu penting mengenai
apakah sistem yang dipercaya dapat lebih bermanfaat, lebih penting atau relatif
dapat memberikan keuntungan yang lebih. Pengaruh kinerja di dalam konteks ini
berhubungan dengan prestasi dari tugas individu pegawai. Tingginya kinerja
berimplikasi terhadap perbaikan efisiensi, perbaikan efektivitas dan atau
peningkatan kualitas (Goodhue dan Thompson, 1995).
2.1.3.4. Technology To Performance Chain (TPC)
Model rantai teknologi-ke-kinerja (technology to performance chain, atau
TPC) merupakan suatu model komprehensif yang dibangun dari dua aliran
penelitian yang saling melengkapi, yaitu sikap pemakai (user attitude) sebagai
prediktor dari pemakaian (utilization) dan kesesuaian tugas-teknologi (tasktechnology fit) sebagai prediktor dari kinerja. Inti dari model ini adalah agar
teknologi informasi memberikan dampak positif terhadap kinerja individual maka
teknologi tersebut harus dimanfaatkan dan harus sesuai dengan jenis pekerjaan
yang dilakukan (Jugiyanto, 2007:521-522). Model tersebut ditunjukkan pada
gambar 2.1. berikut :

Gambar 2.1. Model Rantai Teknologi ke Kinerja, Goodhue dan Thompson (1995)

Universitas Sumatera Utara

21

Karakteristik dari individual (individual characteristics) seperti pelatihan,
pengalaman komputer, motivasi akan mempengaruhi kemudahan dan kualitas
menggunakan teknologinya. Kesesuaian tugas-teknologi yang digunakan akan
membantu seorang individual dalam melakukan serangkaian dari tugasnya.
Pemakaian (utilization) adalah suatu perilaku menggunakan teknologi
dalam menyelesaikan tugas. Pengukuran seperti frekuensi penggunaan banyak
digunakan untuk mengukur konstruk pemakaian. Pengaruh TTF ke pemakaian
terlihat lewat kepercayaan dari konsekuensi harapan pemakaian (expected
consequences of utilization). Faktor-faktor lain yang mempengaruhi pemakaian
adalah perasaan mengarah ke penggunaan (affect toward using), norma sosial
(social norms), kebiasaan (habit) dan kondisi-kondisi pemfasilitasi (fasilitating
conditions), (Jugiyanto, 2007:527-528).
2.1.3.5. Information System Success Model
Information system success model dikembangkan oleh William DeLone
dan Epharaim R. McLean tahun 1992, yang diilustrasikan sebagai berikut :

System
Quality

Use
Individual
Impact

Information
Quality

Organizational
Impact

User
Satisfaction

Gambar 2.2. Information System Success Model, Delone dan McLean (1992)
Pada Gambar 2.2. memperlihatkan bahwa kesuksesan pengembangan
sistem yang dijembatani dengan 2 (dua) variabel yaitu intensitas penggunaan
sistem dan kepuasan pengguna sistem informasi yang bersangkutan. Variabel

Universitas Sumatera Utara

22

yang mempengaruhi kesuksesan sistem informasi adalah kualitas informasi
(sebagai output sistem) dan kualitas sistem informasi yang bersangkutan. Dua
variabel ini masing-masing mempengaruhi variabel kualitas informasi, dan
kualitas sistem informasi (DeLone dan Mc Lean, 1992). Selanjutnya variabel
intensitas penggunaan sistem juga mempengaruhi kepuasan pengguna sistem
informasi yang bersangkutan.
2.1.4. Manfaat Yang Dipersepsikan (Perceived Usefulness)
Perceived usefulness didefinisikan sebagai suatu tingkatan dimana
seseorang percaya bahwa penggunaan suatu sistem tertentu akan dapat
meningkatkan prestasi kerja orang tersebut (Davis, 1989). Thompson. et al.
(1991), mengemukakan bahwa manfaat (usefulness) teknologi informasi
merupakan kegunaan yang diharapkan oleh pengguna (user) teknologi informasi
pada saat melaksanakan tugasnya. Thompson et al. (1991), juga mengemukakan
bahwa seseorang akan menggunakan teknologi informasi jika mengetahui ada
manfaat positif yang diperoleh atas penggunaan teknologi informasi tersebut.
Ukuran usefulness didasarkan pada frekuensi penggunaan dan keragaman aplikasi
yang digunakan. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa perceived
usefulness adalah suatu tingkatan kepercayaan seseorang terhadap penggunaan
suatu sistem tertentu dapat meningkatan prestasi kerja orang tersebut yang
merupakan cerminan dari adanya proses memilih, usaha, dan interpretasi
rangsangan tersebut ke dalam suatu gambaran yang terpadu.
2.1.5. Kemudahan Penggunan Yang Dipersepsikan (Perceived Ease of Use)
Model penerimaan teknologi merupakan adaptasi dari teori tindakan
beralasan. Model penerimaan teknologi mempunyai dua konstruk utama, yaitu

Universitas Sumatera Utara

23

kegunaan yang dipersepsikan, dan kemudahan penggunaan yang dipersepsikan.
Kegunaan yang dipersepsikan didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan
seseorang bahwa menggunakan suatu sistem akan meningkatkan kinerja
pekerjaannya, sedangkan kemudahan penggunaan yang dipersepsikan adalah
tingkat kepercayaan seseorang bahwa menggunakan suatu sistem akan bebas dari
usaha yang keras (Davis, et al., 1989).
Menurut Adam et al. (1992), intensitas penggunaan dan interaksi antara
pengguna (user) dengan sistem juga dapat menunjukkan kemudahan penggunaan.
Sistem yang lebih sering digunakan menunjukkan bahwa sistem tersebut lebih
dikenal, lebih mudah dioperasikan, dan lebih mudah digunakan oleh
penggunanya.
Davis (1989), menjelaskan indikator kemudahan penggunaan teknologi
informasi, yaitu : komputer sangat mudah dipelajari, komputer mengerjakan
dengan mudah apa yang diinginkan oleh penggunanya, keterampilan pengguna
akan bertambah dengan menggunakan komputer.
2.1.6. Kesenangan Yang Dipersepsikan (Perceived Enjoyment)
Kesenangan yang dipersepsikan adalah tingkat keyakinan suatu kegiatan
menggunakan komputer (teknologi) dipersepsikan menjadi sesuatu yang secara
pribadi menyenangkan di luar dari nilai instrumental teknologinya (Davis, et al.,
1992). Karakteristik perceived enjoyment mirip seperti perceived usefulness, yaitu
motivasi penggunanya. Akan tetapi, berbeda dengan perceived usefulness yang
dilihat sebagai motivasi yang ekstrinsik, perceived enjoyment dilihat sebagai
motivasi yang intrinsik untuk menggunakan sistem informasi.

Universitas Sumatera Utara

24

Beberapa hasil penelitian tentang perceived enjoyment diantaranya Davis,
et al. (1992), dan Pikkarainen (2004), menunjukkan bahwa perceived enjoyment
mempengaruhi minat penggunaan sistem informasi secara signifikan. Hasil
penelitian Igbaria, et al. (1995), dan Firmawan dan Marsono (2009), menunjukkan
bahwa perceived enjoyment berhubungan positif dengan waktu penggunaan
sistem informasi.
2.1.7. Keamanan dan Kerahasiaan (Security and Privacy)
Seiring maraknya kejahatan internet, keamanan dan kerahasiaan menjadi
hal yang sangat penting dalam penggunaan internet. Isu keamanan dan
kerahasiaan menjadi isu yang paling diperhatikan oleh pengguna dalam
penggunaan sistem informasi berbasis online system. Umumnya, pengguna tidak
ingin memberikan informasi pribadi, seperti misalnya id dan password melalui
telepon

atau

internet. Kebanyakan pengguna tidak memahami betul risiko

keamanan dan kerahasiaan dari sistem informasi online. Pengguna beranggapan
bahwa pihak vendor telah memperhatikan keamanan dan kerahasiaan mereka,
padahal pengguna tidak mengetahui seberapa kuatnya keamanan dan kerahasiaan
sistem informasi dari sistem informasi online. Tidak ada jaminan secara pasti
suatu sistem informasi yang dapat diakses secara online dalam suatu perguruan
tinggi terkemuka sekalipun mampu melindungi penggunanya dengan baik.
Menurut Westin dan Maurici (1998), isu security and privacy
merupakan kendala bagi penggunaan sistem informasi. Hasil penelitian
Pikkarainen (2004), dan Firmawan dan Marsono (2009) menunjukkan bahwa
security dan privacy berpengaruh positif terhadap penggunaan sistem informasi
berbasis online.

Universitas Sumatera Utara

25

2.1.8. Koneksi Internet (Internet Connection)
Kegiatan penggunaan sistem informasi khususnya yang berbasis online
system sangat berkaitan dengan kualitas pemrosesannya. Salah satu bagian dari
proses sistem informasi online adalah kualitas dan kelayakan internet connection.
Jika dalam memproses suatu informasi, koneksi internet tidak dapat diakses
dengan cepat, maka pengguna akan merasa tidak nyaman untuk mengakses
informasi pada sistem informasi. Jika pengguna tersebut sudah merasa tidak
nyaman, maka selanjutnya pengguna tidak akan menggunakan sistem informasi.
Begitu juga sebaliknya, jika internet connection hanya membutuhkan waktu yang
relatif singkat, maka pengguna akan merasa nyaman untuk menggunakan sistem
informasi. Oleh karena itu, tanpa adanya koneksi internet yang baik, maka tingkat
penggunaan sistem informasi berbasis online tidaklah mungkin mempunyai
intensitas yang tinggi dan maksimal.
Hasil penelitian Sathye

(1999),

tentang

mempengaruhi penggunaan sistem online banking

faktor

-

faktor

menunjukkan

yang
bahwa

internet connection merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penggunaan
sistem online banking, dan hasil yang sama juga didapatkan dari hasil penelitian
Firmawan dan Marsono (2009). Berbeda dengan hasil penelitian Sathye (1999),
dan Firmawan dan Marsono (2009), hasil penelitian Pikkarainen (2004),
menunjukkan bahwa internet connection berpengaruh tidak signifikan terhadap
penggunaan sistem online banking di Finlandia.
2.1.9. Jumlah Informasi (Amount of Information)
Jumlah informasi telah diidentifikasi sebagai salah satu faktor utama yang
diadopsi dalam sistem informasi. Jumlah informasi adalah banyaknya informasi

Universitas Sumatera Utara

26

yang dapat diperoleh pengguna tentang sistem informasi akuntansi dan manfaat
yang akan diperoleh dari sistem tersebut. Jika informasi yang diperoleh pengguna
terkait sistem informasi akuntansi dan mafaatnya hanya sedikit, maka pengguna
akan merasa kurang peduli terhadap sistem tersebut, sehingga akan menyebabkan
intensitas penggunaan sistem tersebut menjadi rendah. Begitu juga sebaliknya,
Jika pengguna mendapatkan informasi yang cukup terkait sistem informasi
akuntansi dan mafaatnya, maka pengguna akan tertarik terhadap sistem tersebut,
sehingga akan menyebabkan intensitas penggunaan sistem tersebut menjadi
tinggi.
Hasil penelitian Sathye (1999), tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
penggunaan sistem online banking menunjukkan bahwa amount of information
yang diperoleh pengguna berpengaruh terhadap penggunaan sistem online
banking. Serupa dengan hasil penelitian Sathye (1999), hasil penelitian
Pikkarainen (2004), dan Firmawan dan Marsono (2009), tentang fakto-faktor yang
mempengaruhi penggunaan sistem online banking menunjukkan bahwa amount of
information berpengaruh signifikan positif terhadap penggunaan sistem online
banking.
2.1.10. Kondisi yang Memfasilitasi (Facilitating Condition)
Dalam konteks pemanfaatan sistem informasi dan teknologi informasi,
kondisi yang memfasilitasi dapat dimasukkan sebagai salah satu faktor yang
mempengaruhi pemanfaatan sistem informasi dan teknologi informasi. Penelitian
yang dilakukan oleh Lindawati dan Salamah (2012), membuktikan bahwa kondisi
yang memfasilitasi pengguna sistem informasi dan teknologi informasi atau
dukungan untuk pengguna sistem informasi dan teknologi informasi merupakan

Universitas Sumatera Utara

27

salah satu faktor yang mempengaruhi pemanfaatan sistem informasi dan teknologi
informasi.
Hasil penelitian Sigalotang, et al. (2006), terhadap bank di kota Makassar
menunjukkan bahwa faktor kondisi yang memfasilitasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap sistem informasi dan teknologi informasi. Hasil yang sama
juga diperoleh dari penelitian Sunarta dan Astuti (2005), dan Handayani (2007),
menunjukkan bahwa faktor kondisi yang memfasilitasi berpengaruh positif
terhadap penggunaan sistem informasi dan teknologi informasi. Namun penelitian
yang dilakukan oleh Thomson et al. (1991), dan Jin (2003), menemukan
hubungan yang negatif dan lemah antara kondisi yang memfasilitasi dengan
pemanfaatan personal computer dan teknologi informasi.
2.2. Riview Penelitian Terdahulu
Berikut disajikan tabel ringkasan penelitian terdahulu tekait dengan
penggunaan sistem informasi dan kinerja pegawai.
Tabel 2.1. Review Penelitian Terdahulu
No

Nama (tahun)

Judul Penelitian

Variabel

Hasil Penelitian

1.

Davis, Fred D.
(1989)

Perceived usefulness,
perceived ease of use,
and user acceptance
of
information
technology

Variabel
independen:
manfaat
yang
dipesepsikan (perceived
usefulness), kemudahan
penggunaan
yang
dipersepsikan
(perceived ease of use)
Variabel dependen :
Penggunaan
sistem
(system usage).

Manfaat
yang
dipersepsikan (perceived
usefulness), kemudahan
penggunaan
yang
dipersepsikan (perceived
ease of use) berhubungan
signifikan
terhadap
system usage.

Universitas Sumatera Utara

28

2.

Pikkarainen,
Pikkarainen,
Karjaluoto,
and Pahnila,
et al. (2004)

T.,
K.,
H.,
S.,

Consumer acceptance
of online banking a :
an
extension
of
technology acceptance
model

Variabel independen :
manfaat
yang
dipersepsikan
(perceived usefulness),
kemudahan penggunaan
yang
dipersepsikan
(perceived ease of use),
kesenangan
yang
dipersepsikan
(perceived enjoyment),
jumlah informasi (
information on online
banking), kemanan dan
kerahasiaan
(security
and privacy), kualitas
koneksi internet (quality
of internet connection)
Variabel dependen :
Penggunaan
sistem
bank online (online
banking use)

3.

Firmawan,
F.,
dan
Marsono (2009)

Analisis faktor-faktor
yang mempengaruhi
kesuksesan
penggunaan
sistem
informasi
(system
usage), (studi empiris
pada nasabah bank
mandiri)

Variabel independen :
manfaat
yang
dipersepsikan
(perceived usefulness),
kemudahan penggunaan
yang
dipersepsikan
(perceived ease of use),
kesenangan
yang
dipersepsikan
(perceived enjoyment),
jumlah informasi (
information on online
banking), kemanan dan
kerahasiaan
(security
and privacy), kualitas
koneksi internet (quality
of internet connection)
Variabel dependen :
Penggunaan
sistem
(System Usage).

4.

Handayani, R.,
2007

Analisis faktor-faktor
yang mempengaruhi
minat
pemanfaatan
sistem informasi dan
penggunaan
sistem
informasi.
(studi
empiris
pada
perusahaan
manufaktur di bursa
efek jakarta)

Variabel independen :
ekspektasi usaha, faktor
sosial, kondisi-kondisi
yang
memfasilitasi
pemakai.
Variabel dependen :
minat
pemanfaatan
sistem
informasi,
penggunaan
sistem
informasi

Manfaat
yang
dipersepsikan (perceived
usefulness), kemudahan
penggunaan
yang
dipersepsikan (perceived
ease of use), kesenangan
yang
dipersepsikan
(perceived
enjoyment),
jumlah
informasi
(
information on online
banking), keamanan dan
kerahasiaan (security and
privacy),
berpengaruh
signifikan
terhadap
penggunaan
online
banking.
Sedangkan
kualitas koneksi internet
(quality
of
internet
connection)
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
penggunaan
online banking.
Manfaat
yang
dipersepsikan (perceived
usefulness), kemudahan
penggunaan
yang
dipersepsikan (perceived
ease of use), kesenangan
yang
dipersepsikan
(perceived
enjoyment),
jumlah
informasi
(
information on online
banking), kemanan dan
kerahasiaan (security and
privacy), kualitas koneksi
internet
(quality
of
internet
connection),
berpengaruh
signifikan
terhadap
penggunaan
sistem (system usage).
sedangkan perceived ease
of use, tidak berpengaruh
signifikan
terhadap
penggunaan sistem.
Ekspektasi
kinerja,
ekspektasi
usaha,
mempunyai
pengaruh
positif signifikan terhadap
minat pemanfaatan sistem
informasi. Kondisi-kondisi
yang
memfasilitasi
pemakai,
minat
pemanfaatan
sistem
informasi
terbukti
mempunyai
pengaruh
positif dan signifikan
terhadap
penggunaan
sistem informasi.

Universitas Sumatera Utara

29

5.

Lindawati, H.,
dan
Salamah
(2012)

Pemanfaatan sistem
informasi
dan
teknologi informasi
pengaruhnya terhadap
kinerja
individual
karyawan.

Variabel independen :
kesesuaian
tugasteknologi,
persepsi
manfaat, kompleksitas,
kondisi
yang
memfasilitasi,
kecemasan
berkomputer
Variabel dependen :
kinerja individual
Variabel moderating :
keahlian.

Variabel kesesuaian tugasteknologi
berpengaruh
negatif terhadap kinerja
individual,
variabel
persepsi
manfaat dan kecemasan
berkomputer berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap kinerja individual
karyawan.
Sedangkan
variabel
kompleksitas dan kondisi
yang
memfasilitasi
berpengaruh
tidak
signifikan terhadap kinerja
individual
karyawan.
Variabel keahlian sebagai
variabel moderating secara
signifikan mempengaruhi
hubungan
antara
kecemasan berkomputer
dengan kinerja individual.

6.

Jumaili, S.
(2005)

Kepercayaan
terhadap
teknologi
sistem informasi baru
dalam
evaluasi
kinerja individual

Variabel independen :
Teknologi,
Kepercayaan
Variabel dependen :
Kinerja Individual

Secara
umum
dalam
penelitian
ini
dapat
disimpulkan
bahwa
kepercayaan terhadap
sistem informasi baru dan
teknologi sistem informasi
baru terhadap peningkatan
kinerja
individu
menunjukkan hasil yang
positif.

7.

Agustiani, N. H.
(2010)

Pengaruh pemanfaatan
sistem
informasi
akademik
terpadu
(SIKADU) terhadap
kinerja
individual
dengan
kemudahan
penggunaan sebagai
variabel moderating.

Variabel independen :
pemanfaatan
sistem
informasi, kemudahan
penggunaan
Variabel dependen :
kinerja
individual
karyawan

Pemanfaatan
sistem
informasi
berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap
kinerja
individual.
Kemudahan
penggunaan
bukanlah
variabel yang memoderasi
yang dapat mempengaruhi
pemanfaatan
sistem
informasi terhadap kinerja
individual.

8.

Safelia,
N.,
Susfayetti, dan
Friyani (2012)

Pengaruh
teknologi
sistem informasi baru
terhadap
kinerja
individu

Variabel independen :
teknologi
sistem
informasi
baru,
kepercayaan terhadap
teknologi
sistem
informasi baru
Variabel dependen :
kinerja individual

Variabel teknologi sistem
informasi
baru,
kepercayaan
terhadap
teknologi sistem informasi
baru berpengaruh positif
signifikan terhadap kinerja
kinerja individual

Universitas Sumatera Utara

30

9.

Istianingsih dan
Utami, W.
(2010)

Pengaruh
kepuasan
penggunaan
sistem
informasi
terhadap
kinerja individu

Variabel independen :
Kualitas
layanan,
kualitas
sistem
informasi,
kualitas
informasi
Variabel dependen :
Kepuasan penggunaan,
kinerja individu

Kualitas layanan, kualitas
sistem informasi, kualitas
informasi
berpengaruh
signifikan
terhadap
kepuasan
penggunaan
sistem,
Kepuasan
penggunaan
sistem
berpengaruh
signifikan
terhadap kinerja individu.

10

Selamat, Zaheran
(2011)

Information
technology acceptance
: from perspective of
Malaysian Bankers

Variabel independen :
manfaat
yang
dipersepsikan
(perceived usefulness),
kemudahan penggunaan
yang
dipersepsikan
(perceived ease of use),
tekanan sosial (social
pressure), kesenangan
yang
dipersepsikan
(perceived enjoyment),
kompleksitas
yang
dipersepsikan
(preceived complexity),
dukungan
komputer
internal
(internal
computing
support),
dukungan manajemen
(management support),
dukungan
komputer
ekternal
(external
computing support)
Variabel dependen :
Penggunaan
sistem
banking
(bankers
computing acceptence :
IT usage)

manfaat
yang
dipersepsikan (perceived
usefulness),
dukungan
manajemen (management
support), dan dukungan
komputer
ekternal
(external
computing
support)
berpengaruh
signifikan
terhadap
penggunaan
sistem
banking
(bankers
computing acceptence : IT
usage).
Sedangkan
kemudahan penggunaan
yang
dipersepsikan
(perceived ease of use),
tekanan sosial (social
pressure),
kesenangan
yang
dipersepsikan
(perceived
enjoyment),
kompleksitas
yang
dipersepsikan (preceived
complexity),
dan
dukungan
komputer
internal
(internal
computing support) tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
penggunaan
sistem banking (bankers
computing acceptence : IT
usage)

Sumber : Ringkasan penelitian

Universitas Sumatera Utara