S PSIPS 0901699 Chapter3

17

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi tempat melaksanakan penelitian adalah SMP SMP Darul
Salam Al Mubarokah Kota Bandung. SMP Darul Salam Al Mubarokah
Kota Bandung ini terletak di Jalan Bojong Raya No.19 Bandung.
Kolaborator peneliti adalah guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
yaitu Fadilla Rahma S.Pd., Kurnia, S.Pd. Adapun yang menjadi subjek
penelitian adalah siswa kelas VIII yang berjumlah 11 orang, yaitu terdiri
dari 8 orang siswa perempuan dan 3 orang siswa laki-laki. Alasan peneliti
memilih kelas VIII karena dikelas ini di temukan permasalahan yang
sesuai dengan judul skripsi peneliti, yang harus diperbaiki dalam proses
belajar mengajar dikelas VIII.

Saepul Bukhori, 2016
MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MELALUI METODE ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN
IPS DI KELAS VIII SMP DARUL SALAM AL MUBAROKAH KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


18

B. Desain Penelitian

Ada lima macam model PTK yang sampai saat ini masih sering
digunakan di dalam dunia pendidikan. : (1) Model Lewin yang ditafsirkan
oleh Kemmis (2) Model Lewin yang ditafsirkan oleh Elliot (3) Model spiral
Kemmis dan Taggart (4) Model Ebbutt (5) Model McKernan.

Adapun dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan model spiral
yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart.

Identifikasi masalah
refleksi
observasi
Perencanaan 1
pelaksanaan
Hasil refleksi
refleksi

observasi
Perencanaan 2
pelaksanaan
Dst

Gambar 3.1 Model Spiral(Wiraatmadja 2010,hlm.66)

Saepul Bukhori, 2016
MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MELALUI METODE ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN
IPS DI KELAS VIII SMP DARUL SALAM AL MUBAROKAH KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

19

Dari gambar 3.1 tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Identifikasi

masalah,

yaitu


peneliti

melakukan

identifikasi

permasalahan peneltian melalui pra observasi terhadap sekolah serta
kelas yang menjadi tempat penelitian.
b. Perencanaan, dalam tahap perencanaan peneliti menyusun serangkaian
rencana kegiatan dan tindakan yang akan dilaksanakan bersama guru
mitra untuk mendapatkan hasil yang baik berdasarkan analisis
masalah yang diperoleh saat melakukan pra observasi.Adapun rencana
yang disusun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) memastikan kelas yang akan menjadi tempat penelitian.
2) menghubungi guru mata pelajaran IPS untuk meminta menjadi
kolaborator peneliti dalam penelitian yang akan dilaksanakan.
3) Melakukan observasi kembali saat pra penelitian terhadap kelas
yang akan digunakan sebagai tempat penelitian.
4) Menyusun waktu yang tepat untuk melakukan penelitian.

5) Mendiskusikan langkah-langkah metode pembelajaran dengan
metode Role Playing yang akan diterapkan dalam penelitian
tindakan kelas
6) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan
dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dikelas.
7) Menyusun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian untuk
menumbuhkan

pemahaman

konsep

materi

siswa

dalam

pembelajaran IPS.
8) Merencanakan diskusi balikan yang akan dilakukan dengan

kolaborator peneliti.
9) Membuat rencana untuk melakukan perbaikan sebagi tindak lanjut
dari diskusi balikan yang telah dilakukan dengan kolaborator.
10) Merencanakan pengolahan data dari hasil yang diperoleh dalam
penelitian.
c. Pelaksanaan, pada tahapan ini merupakan penerapan dari rencana
yang telah dibuat dan dirancang sebelumnya. Aksi adalah kegiatan inti

Saepul Bukhori, 2016
MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MELALUI METODE ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN
IPS DI KELAS VIII SMP DARUL SALAM AL MUBAROKAH KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

20

yang akan dilaksanakan dengan penerapan sesuai dengan perencanaan
yang telah dibuat sebelumnya untuk mengembangkan metode Role
Playing.
d. Observasi, pada tahap ini, pelaksanaan observasi dilakukan bersamaan
dengan dilaksakannya aksi (tindakan). Dalam tahap observasi ini

peneliti akan mengamati semua aktivitas siswa saat proses
pembelajaran berlangsung. Pengamatan ini dilakukan oleh observer
dengan mengisi lembar observasi yang telah dipersiapkan. Lembar
observasi yang telah disiapkan meliputi: 1) fokus aktivitas siswa
dikelas yaitu pelaksanaan metode pembelajaran Role Playing; 2) fokus
aktivitas guru yakni saat kegiatan saat pelaksanaan metode Role
Playing dilakukan; 3) wawancara dengan siswa. Kegiatan observasi
dalam penelitian ini berfungsi untuk mengetahui permasalahan yang
terjadi dikelas, dan memberikan solusi sebagai tindakan awal untuk
mengatasi permasalahan yang terjadi dikelas tersebut, sehingga
peneliti dapat mengumpulkan data-data yang dibutuhkan untuk
melengkapi hasil penelitian. Hasil observasi merupakan dasar refleksi
bagi tindakan yang telah dilakukan dan bagi penyususnan tindakan
selanjutnya. Pada tahap ini, observasi yang dilakukan meliputi
kegiatan:
e. melakukan observasi (pengamatan terhadap kelas yang akan diteliti).
f. Mengamati kesesuaian penerapan metode pembelajaran Role Playing
dengan pokok bahasan.
g. Mengamati kesesuaian penerapan metode pembelajaran Role Playing
dengan kaitan terhadap materi yang ada.

h. Mengamati kemampuan guru dalam menerapkan metode Role Playing
dalam mata pelajaran IPS.
i. Mengamati perkembangan motivasi siswa setelah penerapan metode
Role Playing dalam pembelajaran IPS.
j. Refleksi, dilakukan setelah tahap tindakan dan observasi dilakukan.
Pada tahap ini peneliti bersama guru mitra melakuakan evaluasi dari

Saepul Bukhori, 2016
MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MELALUI METODE ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN
IPS DI KELAS VIII SMP DARUL SALAM AL MUBAROKAH KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

21

pelaksanaan

tindakan,

sebagai


langkah

perbaikan

tindakan

selanjutnya. Refleksi penelitian yang dilakukan meliputi kegiatan:
k. Melakukan diskusi dengan guru mitra dan siswa setelah dilakukan
tindakan.
l. Menyimpulkan hasil diskusi, apakah penelitian dapat dihentikan atau
dilanjutkan kesiklus selanjutnya.

C. Prosedur Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian inkuirinaturalistik. Ini berarti bahwa situasi serta objek yang akan diteliti tidak
diciptakan, akan tetapi memang telah ada dan tidak bisa diada-adakan.
Arikunto (2008: hal. 32), mengatakan ada delapan tahap prosedural yang mesti
dilakukan seorang guru dalam hal ini sekaligus peneliti dalam melakukan
Penelitian Tindakan Kelas: (1) Dialog Awal (2) Pratindakan (3) Perencanaan
(4) Tindakan (5) Pengamatan (6) Refleksi (7) Evaluasi (8) Penyusunan laporan.


a. Dialog Awal
Dialog awal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana akar
permasalahan

ini

benar-benar

menggangu

ketika

pembelajaran

berlangsung. Kegiatan ini dilakukan dengan mewawancarai Guru yang
bersangkutan di SMP Darussalam Bandung di kelas VIII.

Saepul Bukhori, 2016
MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MELALUI METODE ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN

IPS DI KELAS VIII SMP DARUL SALAM AL MUBAROKAH KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

22

b. Pratindakan
Pratindakan ini dimaksud untuk mengetahui secara detail kondisi
kelas yang akan diteliti. Menurut Depdikbud (1996) dalam Arikunto
(2008:hal40), mengemukakan bahwa:
Bagi para pengajar yang akan melakukan penelitian tindakan kelas
yang menjadi tanggung jawabnya tidak perlu melakukan prasurvei,
karena berdasarkan pengalamannya selama dia di depan kelas
sudah secara cermat dan pasti mengetahui berbagai permasalahan
yang dihadapinya, baik berkaitan dengan kemajuan siswa belajar,
sarana pengajarnya maupun sikap siswa.
Akan tetapi karena dalam hal ini peneliti bukan pengajar di tempat
tersebut, maka proses pratindakan ini perlu dilakukan peneliti melalui
pengalaman mengajar dan adaptasi kelas selama kurang lebih sepuluh
pertemuan atau satu bulan lamanya.


c. Perencanaan
Secara umum perencanaan dalam Penelitian tindakan Kelas ini
terbagi kepada dua macam, yang pertama perencanaan umum dan yang
kedua adalah perencanaan khusus. Perencanaan umum dimaksudkan untuk
menyusun rancangan yang mencakup seluruh aspek dalam PTK.
Sedangkan perencanaan khusus adalah dimaksudkan untuk rencana
persiklus.
Adapun perencanaan umum yang dibuat mencakup kegiatan
sebagai berikut,
1) Menentukan Metode Pembelajaran. Metode sering kita analogikan
seperti cara kerja dari sebuah sistem yang sudah disusun. Dalam
kaitannya dengan praktek mengajar Rohani (2004) mengungkapkan
empat hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan metode
pengajaran yang akan dilakukan:
a) Relevansi dengan tujuan

Saepul Bukhori, 2016
MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MELALUI METODE ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN
IPS DI KELAS VIII SMP DARUL SALAM AL MUBAROKAH KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

23

b) Relevansi dengan bahan
c) Relevansi dengan kemampuan guru
d) Relevansi dengan keadaan peserta didik
e) Relevasi dengan situasi pengajaran

Sedangkan perencanaan khusus mencakup kegiatan persiklus yang
direncanakan akan dijalankan selama tiga siklus, sebagai berikut:
1) Dalam Siklus Pertama memilih materi mengenai “Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia”.
2) Siklus Kedua direncanakan materi mengenai “Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI)”.
3) Siklus

Ketiga

direncanakan

materi

mengenai

“Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia”.
d. Tindakan
Tahap tindakan ini merupakan implemetasi dari perencanaan yang
telah dibuat sebelumnya. Tindakan yang baik sangat bergantung pada
perencanaan yang baik juga. Pelaksanaan tindakan ini menggunakan
perangkat pembelajaran yang telah disusun pada perencanaan tindakan.
Pelaksanaan tindakan sejalan dengan proses belajar mengajar di kelas.
Pada tahap ini, siswa mulai diberi tindakan-tindakan untuk
diberikan materi Sejarah sebagai bahan dalam pembelajaran.

e. Pengamatan
Kunandar (2008: hal, 143) mengatakan observasi biasanya
digunakan sebagai penyelidikan tingkah laku individu atau proses
terjadinya sesuatu peristiwa yang dapat diamati baik dalam situasi
sesungguhnya ataupun situasi buatan. Tujuan dari pengamatan ini adalah
untuk mendapatkan data berupa aktivitas guru dan siswa selama
pembelajaran berlangsung.

Saepul Bukhori, 2016
MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MELALUI METODE ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN
IPS DI KELAS VIII SMP DARUL SALAM AL MUBAROKAH KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

24

Kegiatan pengamatan ini akan dilakukan oleh guru mitra atau guru
lainnya yang ditempatkan pada sekolah yang sama. Dalam hal ini
pengamatan dilakukan oleh guru mitra yang juga merupakan teman guru
peneliti yang ditempatkan di sekolah tesebut.Dari kegiatan ini, maka
peneliti bersama observer akan bersama-sama mendiskusikan hasil
pengamatannya untuk melakukan refleksi sejauh mana pembelajaran
berlangsung dan hal apa saja yang mesti diperbaiki untuk siklus atau
pertemuan selanjutnya. Untuk memfokuskan hasil dari penelitian ini maka
peneliti akan menggunakan Observasi terfokus.

f. Refleksi
Refleksi adalah suatu upaya evaluasi yang dilakukan oleh para
kolaborator atau partisipan yang terkait dalam PTK yang dilaksanakan
(Depdikbud, 1999: hal28). Dalam penelitian ini maka peneliti sebagai salah
satu partisipan (guru) dalam penelitian ini pun perlu melakukan refleksi
bersama observer lainnya.
Refleksi ini dimaksudkan untuk melakukan pengkajian terhadap apa
yang telah dilakukan peneliti terhadap objek penelitian selama proses
tindakan berlangsung yang telah dicatat selama pengamatan. Refleksi ini
untuk menilai serta menganalisis berbagai macam hal yang terjadi selama
pembelajaran berlangsung, baik itu hambatan atau pun masalah baru yang
muncul. Sehingga pada akhirnya guru bersama observer lainnya dapat
menyimpulkan,
1) Apakah tindakan yang dilakukan telah sesuai Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran?Kendala

apa

saja

yang

muncul

selama

proses

pembelajaran?
2) Seberapa jauh ketercapaian atau proses yang berlangsung terhadap
siswa dengan menggunakan lembaran observasi tertututup yang
mencakup pada aspek-aspek indikator siswa yang toleran?

Saepul Bukhori, 2016
MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MELALUI METODE ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN
IPS DI KELAS VIII SMP DARUL SALAM AL MUBAROKAH KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

25

Jika di dalam refleksi ini kita masih menemukan masalah, maka
diperlukanlah kembali perbaikan di siklus selanjutnya maka selain
merefleksikan diperlukanlah tindakan evaluasi.
g. Evaluasi
Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengumpulkan, mengolah dan
menyajikan informasi sehingga dapat dimanfaatkan untuk pengambilan
keputusan selanjutnya. Evaluasi ini juga bertujuan untuk menemukan bukti
peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa, dalam hal ini adalah
seberapa jauh karakter toleransi tersebut telah menginternalisasi dalam diri
siswa.

h. Penyusunan Laporan
Sama halnya dengan penelitian lainnya, dalam PTK penyusunan
laporan juga dilakukan diakhir ketika penelitian telah usai, namun yang
perlu menjadi catatan, PTK yang merupakan penelitian yang menggunakan
pendekatan kualitatif juga perlu melampirkan setiap proses yang dilalui
selama penelitian tindakan berlangsung.

Saepul Bukhori, 2016
MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MELALUI METODE ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN
IPS DI KELAS VIII SMP DARUL SALAM AL MUBAROKAH KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

26

D. Pendekatan Penelitian

Dalam rencana penelitian

ini, peneliti menggunakan pendekatan

penelitian kualitatif, hal ini disebabkan bahwa posisi penelitian tindakan kelas
tergolong ke dalam penelitian kualitatif. Creswell (1998) dalam Wiriatmadja
(2010:hal8) menjabarkan sebagai berikut,
Kualitatif adalah sebuah proses inkuiri yang menyelidiki masalahmasalah sosial dan kemanusiaan dengan tradisi metodologi yang
berbeda. Peneliti membangun sebuah gambaran yang kompleks dan
holisitik, menganalisis kata-kata, melaporkan pandangan informan,
dan keseluruhan penelitian berlangsung dalam latar situasi yang
alamiah.
Dari pengertian diatas, bisa kita perinci bahwa:
a. Penelitian kualitiatif bersifat naturalistik atau alamiah, ini artinya bahwa
dalam penelitian tindakan kelas yang peneliti akan lakukan, peneliti
menggunakan subjek penelitian yang telah ada dan tidak direkayasa
seperti halnya banyak dilakukan dalam penelitian kuantitatif.
b. Dalam penelitian kualitiatif ini juga bahwa peneliti disebutkan sebagai
instrumen utama. Ini berarti pula bahwa secara langsung dalam Penelitian
tindakan kelas yang akan dilakukan, peneliti secara langsung turun ke
lapangan dan menjadi orang yang secara langsung pula meneliti di dalam
kelas tanpa ada jarak dengan subjek penelitian.
c. Data yang dihasilkan bersifat deskriptif dalam kata-kata. Dalam Penelitian
tindakan kelas juga angka tidak menjadi data-data yang secara mutlak
diperlukan, angka hanya digunakan sebagai alat pembantu dan harus tetap
di deskripsikan dalam bentuk kata-kata.
d. Proses dengan produk sama pentingnya. Ini artinya bahwa peneliti
diarahkan kepada pemahaman dan menganalisis seluruh kejadian selama
berlangsung.

Saepul Bukhori, 2016
MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MELALUI METODE ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN
IPS DI KELAS VIII SMP DARUL SALAM AL MUBAROKAH KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

27

E. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini menggunkan metode penelitian Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas menurut Wiriatmadja
(2005: hlm, 11) adalah:
“penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan
tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin
inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang
sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan
perubahan”.
Berdasarkan pendapat yang dikemukaakan oleh Wiriatmadja, pada
hakikatnya PTK merupakan suatu proses dimana melalui proses antara
guru dan siswa untuk melalukan perbaikan, peningkatan, perubahan
dalam pembelajaran yang lebih baik. Agar tujuan dalam pembelajaran
dapat tercapai secara optimal. Penelitian dengan melakukan PTK pada
umumnya sangat cocok diterapkan untuk meningkatkan kualitas dalam
pembelajaran dikelas yang dijadikan sebagai objek penelitian. Dalam
PTK ini digunakan untuk memperbaiki kegiatan belajar siswa dikelas
VIII, dengan tujuan untuk meningkatkanmotivasi melalui metode
pembelajaran Role Playing.

Saepul Bukhori, 2016
MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MELALUI METODE ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN
IPS DI KELAS VIII SMP DARUL SALAM AL MUBAROKAH KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

28

F. Definisi Operasional
Untuk menghindari kekeliruan mengenai maksud dan tujuan yang
ingin dicapai, berikut ini adalah definisi operasional yang digunakan,
meliputi :
1. Motivasi
Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakan seseorang
bertingkah laku. Motivasi juga dapat dikatakan sebagai perbedaan antara
dapat melaksanakan dan mau melaksanakan. Motivasi lebih dekat kepada
keinginan melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan. Atau dengan
kata lain, motivasi dapat diartikan sebagai dorongan mental terhadap
perorangan atau orang-orang sebagai kekuatan yang terdapat dalam
individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak dan berbuat.
Dengan demikian, motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri
individu untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih
baik dalam memenuhi kebutuhannya.
2. Role Playing
Role playing atau bermain peran adalah sejenis permainan gerak
yang didalamnya ada tujuan, aturan dan sekaligus melibatkan unsur
senang (Jill Hadfield, 1986). Dalam role playing murid dikondisikan pada
situasi tertentu diluar kelas, meskipun saat itu pembelajaran terjadi di
dalam kelas. Selain itu, role playing sering kali dimaksudkan sebagai
suatu aktivitas dimana para peserta didik membayangkan dirinya seolaholah berada di luar kelas dan memainkan peran yang lain (Basri Syamsu,
2000).

Saepul Bukhori, 2016
MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MELALUI METODE ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN
IPS DI KELAS VIII SMP DARUL SALAM AL MUBAROKAH KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

29

Role playing adalah strategi pengajaran yang termasuk ke dalam
kelompok model pembelajaran sosial (social models). Strategi ini
menekankan sifat sosial pembelajaran, dan memandang bahwa perilaku
kooperatif dapat merangsang siswa baik secara sosial maupun intelektual
(Joyce dan Weil, 2000).

3. Ilmu Pengetahuan Sosial
Istilah “Ilmu Pengetahuan Sosial”, disingkat IPS, merupakan nama
mata pelajaran di tingkat sekolah dasar dan menengah dan nama program
studi di perguruan tinggi yang identik dengan istilah “Social Studies” di
negara lain seperti Australia dan Amerika Serikat. Nama “IPS” yang lebih di
kenal social studies di negara lain itu merupakan istilah hasil kesepakatan
para ahli atau pakar kita di Indonesia dalam Seminar Nasional tentang Civic
Education tahun 1972 di Tawangmangu, Solo. IPS sebagai mata pelajaran di
persekolahan, pertama kali digunakan dalam Kurikulum 1975.
Dalam struktur disiplin ilmu baik ilmu-ilmu sosial maupun ilmu
pendidikan, belum ditemukan adanya nama social studies ataupun pendidikan
IPS sebagai sub disiplin ilmu. Hal ini mungkin terjadi karena social studies
adalah sebuah program pendidikan dan bukan sub disiplin ilmu (Somantri,
2001: hal 89). Selain mengkaji prilaku manusia, disiplin ilmu-ilmu sosial
memandang situasi peristiwa umat manusia dari perspektif berbeda dan unik.
Karena ada perbedaan persepsi maka metodologi dan teknik penelitiannya
pun berbeda. IPS merupakan mata pelajaran yang mempelajari kehidupan
sosial yang kajiannya mengintegrasikan bidang-bidang ilmu sosial dan
humaniora.
Ilmu

pengetahuan

sosial

merupakan

suatu

konsep

untuk

mendefinisikan seperangkat disiplin akademik yang memberikan perhatian
pada aspek-aspek kemasyarakatan manusia. Untuk mengenal lebih jauh lagi

Saepul Bukhori, 2016
MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MELALUI METODE ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN
IPS DI KELAS VIII SMP DARUL SALAM AL MUBAROKAH KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

30

teori tentang IPS, maka harus mengenal disiplin ilmu-ilmu sosial tersebut,
diantaranya: Antropologi, Ekonomi, Geografi, Sejarah, Politik, Psikologi,
Sosiologi (Dahdendorf, 2000: hal 999)

G. Instrumen Penelitian
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan, maka dibutuhkan
instrumen dalam penelitian ini. oleh karena itu dalam mengumpulkan
semua data yang ada dilapangan diperlukan beberapa perangkat penelitian,
yaitu sebagai berikut.
1. Lembar Observasi
Teknik observasi merupakan teknik yang menuntut peneliti untuk
melakukan pengamatan baik secara langsung maupun secara tidak
langsung terhadap objek penelitian. Alasan melakukan observasi yaitu
dapat menggambarkan secara jelas perilaku atau kejadian yang berada di
lapangan, dan dapat menjawab pertanyaan dari hlm yang belum diketahui.
Observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi terbuka dengan tujuan
agar pengamat mampu menggambarkan secara utuh atau mampu
merekonstruksi proses implementasi tindakan perbaikan yang dimaksud
dalam diskusi balikan (Arikunto, 2002:hlm 25).
Adapun lembar observasi yang digunakan adalah sebagai berikut

KriteriaPenlaian
No
1

Aspek yang dinilai

SK

K

C

B

MerencanakanPengelolaanKegiatanBelajarMengajar


MerumuskanTujuanPembelajaran



MenentukanMetode



Menentukanlangkah-

Saepul Bukhori, 2016
MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MELALUI METODE ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN
IPS DI KELAS VIII SMP DARUL SALAM AL MUBAROKAH KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SB

31

langkahpembelajaran
2

MerencanakanPengorganisasianBahanPengajaran


Memilihdengantepatbahansesuaidenga
nkarakteristikdankebutuhansiswa



Bahanpengajaran yang
dipilihsesuaidenganPrinsippembelajara
nRole Playing

3

MerencanakanPengelolaanKelas


Menentukanalokasipenggunaanwaktub
elajarmengajar



Menentukancarapengorganisasian
murid agar terlibatsecaraaktifdalam
KBM

4

MerencanakanPenggunaanAlatdan Media Pengajaran
a. Menentukan media pengajaran
b. MenentukanSumberPengajaran

5

MerencanakanPenilaianPrestasi murid untukkepentinganpengajaran


Menentukanbermacammacambentukdanprosedurpenilaian



Membuatalatpenilaianhasilbelajar
Rata-rata keseluruhan

Keterangan:
SB = Sangat Baik (bobot nilai 5)
B = Baik (Bobot Nilai 4)
C = Cukup (bobot nilai 3)
K = Kurang (Bobot Nilai 2)
SK = Sangat Kurang (Bobot Nilai 1)

2. Lembar Wawancara
Lembar wawancara digunakan untuk mengetahui pendapat guru dan
siswa mengeani pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Role
Playing. Wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur, yaitu

Saepul Bukhori, 2016
MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MELALUI METODE ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN
IPS DI KELAS VIII SMP DARUL SALAM AL MUBAROKAH KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

32

dengan menggunakan beberapa pertanyaan yang telah dibuat oleh
peneliti.

H. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan beberapa metode. Adapun metode-metode yang digunakan
peneliti dalam mengumpulkan data adalah:

1. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap
kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2009, hlm 219).
Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan yang sedang berlangsung,
seperti

cara

guru

melaksanakan

kegiatan

pembelajaran

dengan

menggunakan metode Role Playing
Observasi yang dilalukan oleh peneliti adalah kegiatan observasi
terstruktur. Observasi terstruktur menurut Sugiyono (2008,hlm. 146)
adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang
diteliti, kapan dan dimana tempatnya. Observasi terstruktur ini
dimaksudkan untuk mempermudah pelaksanaan penelitian. Oleh karena
itu peneliti telah menentukan bentu-bentuk aktivitas siswa yang menjadi
fokus dalam penelitian ini. aktivitas siswa yang dimaksud di sisni adalah
indikator yang telah dikembangkan oleh peneliti dari variabel metode Role
Playing dan meningkatkan motivasi belajar siswa.

Saepul Bukhori, 2016
MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MELALUI METODE ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN
IPS DI KELAS VIII SMP DARUL SALAM AL MUBAROKAH KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

33

2. Wawancara
Menurut Wiriaatmadja (2005: hlm, 117) Swawancara merupakan
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang
yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan mengenai
hlm-hlm yang dianggap perlu.Peneliti mengumpulkan data melalui proses
wawancara tidak baku yaitu wawancara yang berbentuk pertanyaanpertanyaan umum dan khusus yang diantisipasi pewawancara dalam
urutan dan kesempatan yang tersedia (Wiriaatmadja, 2005: hlm 117).
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
tanggapan siswa mengenai proses pembelajaran IPS dengan menggunakan
metode pembelajaran Role Playing. Sebelum melakukan wawancara
dengan siswa peneliti terlebih dahulu membuat pertanyaan-pertanyaan
yang akan diajukan. Alat yang akan digunakan dalam proses wawancara
adalah lembar pedoman wawancara dan alat tulis. kegiatan ini dilakukan
dengan mengambil sampel perwakilan siswa sebanyak tiga siswa untuk
diwawancarai mengenai proses pembelajaran IPS melalui metode Role
Playing.

3. Studi Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barangbarang tertulis. Pengumpulan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagi
bahan data informasi sesuai dengan masalah peneliti. Dokumen-dokumen
ini yang berkaitan dengan pembelajaran IPS. Studi dokumen yang diambil
oleh peneliti adalah berupa kurikulum dan pedoman pelaksanaannya,

Saepul Bukhori, 2016
MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MELALUI METODE ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN
IPS DI KELAS VIII SMP DARUL SALAM AL MUBAROKAH KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

34

silabus RPP, tugas siswa, buku teks yang digunakan oleh siswa dalam
belajar serta foto-foto atau rekaman dalam proses belajar.

I. Teknik Pengolahan Data
Sebanyak apapun data yang kita peroleh dari hasil penelitan
jika tidak diolah dan dianalisis maka tidak akan berarti apa-apa. Maka
dari itu suatu data didalam PTK sangat penting untuk diolah dan
dianalisis. Menurut Sanjaya (2011, hlm. 106) menganalisis data yaitu
suatu proses mengolah dan menginterpretasi data dengan tujuan untuk
mendudukan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya hingga
memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian.
Bogdan & Biklen dalam Meleong (2010, hlm. 248) bahwa
analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya
menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan
menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang
dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang
lain. Analisis data kualitatif dilakukan dari awal penelitian sampai
akhir penelitian.
Adapun data yang bersifat kuantitatif digunakan sebagai salah
satu dukungan data yang akan diolah dengan menggunakan statistik
deksriptif persentase (%) pengamatan dengan menggunakan nilai ratarata. Pengolah data observasi tersebut menggunakan perhitungan
sebagai berikut:

Saepul Bukhori, 2016
MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MELALUI METODE ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN
IPS DI KELAS VIII SMP DARUL SALAM AL MUBAROKAH KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

35

Persentase Aktivitas guru =

Perolehan Skor x 100%

Seluruh Aktifitas

Persentase Aktivitas siswa =

Perolehan Skor x 100%

Seluruh Aktifitas
Gambar 3.2 Perhitungan Format Observasi
(I Wayan Santyasa, 2007: hal. 24)
Setelah diperoleh persentasi selanjutnya akan diklasifikasi dengan
menggunakan acuan sebagai berikut sebagai berikut,

Rentang Skor

Kategori

85% - 100 %

Sangat baik

70% - 84,99%

Baik

55% - 69,99 %

Cukup

40% - 54,99 %

Kurang

0 – 39,99%

Sangat Kurang

Tabel 3.8 Klasifikasi Kegiatan Guru dan Siswa
( I Wayan Santyasa, 2007,hlm. 24)

Saepul Bukhori, 2016
MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MELALUI METODE ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN
IPS DI KELAS VIII SMP DARUL SALAM AL MUBAROKAH KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

36

J. Analisis Data
Menurut Sugiyono (2010, hlm.89) analisis data adalah:

Proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, observasi, dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam
kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa,
menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang
akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah
dipahami diri sendiri dan orang lain. Analisis data kualitatif
bersifat induktif, yaitu analisis data berdasarkan data yang
diperoleh selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis.
Dalam hal ini dilakukan setiap siklus penelitian tindakan kelas
sehingga penelitian akan menilai setiap tindakan dalam proses
pembelajaran, dan selanjutnya akan memutuskan perencanaan untuk siklus
berikutnya.Teknis analis data yang dikemukan oleh Miles & Huberman
yang dikutip dari Basrowi & Suwandi (2008: hlm 20) mencakup tiga
kegiatan yang bersamaan, yaitu:

1. Reduksi Data
Reduksi data bertujuan untuk mempermudah pemahaman terhadap
data yang telah terkumpul dari hasil catatan lapangan dengan cara
merangkum dan mengklarifikasikan sesuai masalah yang akan diteliti.
Dalam penelitian ini aspek yang akan direduksi adalah meumbuhkan
kemampuan pemahaman konsep materi siswa dalam pembelajaran
IPS melalui metode Role Playing.

Saepul Bukhori, 2016
MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MELALUI METODE ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN
IPS DI KELAS VIII SMP DARUL SALAM AL MUBAROKAH KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

37

2. Display (penyajian data)
Penyajian data berupa teks naratif, matriks, grafik untuk melihat
gambaran data yang diperoleh secara keseluruhan atau bagian-bagian
tertentu dan kemudian dialkukan klasifikasi. Penyajian data yang
dilakukan secara singkat, jelas, terperinci dan menyeluruh akan
memudahkan untuk memahami gambaran terhadap aspek yang
diteliti. Penyajian data dalam penelitian ini banyak dituangkan dalam
bentuk uraian sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh.

3. Menarik Kesimpulan Atau Verifikasi
Langkah ketiga yaitu kesimpulan di lakukan dengan maksud untuk
mencari makna, penjelasan yang dilakukan terhadap data yang
dikumpulkan

dengan

mencari

hlm-hlm

yang

penting.

Agar

memperoleh kesimpulan yang tepat maka kesimpulan tersebut
kemudian diverifikasi selama penelitian berlangsung.

K. Validasi Data
Validasi data digunakan untuk membuktikan apa yang telah
diamati peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya yang terjadi, maka
peneliti melakukan validasi data tahap validasi data dilakukan melalui:
1. Member Check, yakni memeriksa kembali keterangan-keterangan atau
informasi data yang diperoleh selam observasi atau wawancara dari
nara sumber, apakah keterangan atau informasi, atau penjelasan ini
tetap sifatnya atau tidak berubah sehingga dapat dipatikan
keajegannya, dan data itu terperiksa kebenarnnya (Wiriaatmadja,
2005: hlm. 168).
2. Triangulasi,

yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau

analisis yang ada dengan membandingkan hasil dari orang lain,
misalnya mitra peneliti, yang hadir dan menyaksikan situasi yang
sama. Menurut Elliott (Wiriaatmadja, 2005: hlm. 168) triangulasi

Saepul Bukhori, 2016
MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MELALUI METODE ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN
IPS DI KELAS VIII SMP DARUL SALAM AL MUBAROKAH KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

38

dilakukan berdasarkan tiga sudut pandang, yakni sudut pandang guru,
siswa dan yang melakukan pengamatan atau observasi (peneliti).
3. Audit Trail, yaitu mengecek kebenaran hasil penelitian beserta
prosedur dan metode pengumpulan data dengan mengkonfirmasikan
buku-buku temuan yang diperiksa dan dicek kesahihannya kepada
sumber data pertama guru dan siswa (Wiriaatmadja, 2005: hlm 168).
4. Expert Opinion, yaitu pengecekan terakhir terhadap temuan-temuan
penelitian oleh pakar yang professional dibidang ini, yakni dosen
pembimbing. Pada tahapan akhir ini dapat dilakukan perbaikan,
modifikasi, atau penghlmusan berdasarkan arahan atau opini pakar
(pembimbing),

selanjutnya

analisis

yang

dilakukan

akan

meningkatkan derajat kepercayaan penelitian yang dilakukan.
5. Key respondent review, yaitu meminta salah seorang atau beberapa
mitra peneliti atau orang yang banyak mengetahui tentang penelitian
tindakan kelas, untuk membaca draf awal laporan penelitian dan
meminta pendapatnya.(Wiriaatmadja, 2005: hlm. 171).
6. Saturasi, yaitu situasi pada waktu data sudah jenuh, atau tidak ada lagi
data lain yang berhasil dikumpulkan (Wiriaatmadja, 2005: hlm. 170).
Glaser dan Strauss (1967: hlm 68) juga mengemukakan bahwa tidak
ada tambahan data baru berarti sudah tercapai kejenuhan, yang disebut
saturasi.

Saepul Bukhori, 2016
MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MELALUI METODE ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN
IPS DI KELAS VIII SMP DARUL SALAM AL MUBAROKAH KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

39

L. Interpretasi Data
Data yang diperoleh diinterpretasikan berdasarkan teori atau aturan
yang diperoleh antara peneliti dan guru. Interpretasi dilakukan untuk
menafsirkan terhadap keseluruhan temuan penelitian berdasarkan acuan
normatif praktis dan aturan teoritik yang telah disepakati mengenai proses
pembelajaran dan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang lebih
baik sebagai acuan dalam melakukan tindakan selanjutnya. Ada beberapa
hal yang dilakukan peneliti, yaitu:
1. Mendeskripsikan perencanaan tindakan
2. Mendeskripsikan pelaksanaan tindakan setiap siklus
3. Mendeskripsikan hasil observasi aktivitas guru
4. Menganalisis hasil observasi aktivitas siswa.

Saepul Bukhori, 2016
MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MELALUI METODE ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN
IPS DI KELAS VIII SMP DARUL SALAM AL MUBAROKAH KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu