ANALISIS ECONOMIC VALUE ADDED EVA SEBAGA
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
ANALISIS ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) SEBAGAI ALAT UKUR
KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN OTOMOTIF
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2012-2015
Elviza, SE, M.Si.
(Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Aceh)
Rahmayati Putri Noevi
(Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Aceh)
ABSTRAK
Penelitian ini di lakukan pada perusahaan otomotif yang terdaftar Bursa
Efek Indonesia Tahun 2012-2015, dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana
kinerja keuangan perusahaan tersebut dinilai berdasarkan konsep economic value
added (EVA).
Populasi dalam penelitian ini sebanyak 13 perusahaan otomotif, dengan
sampel yang digunakan sebanyak 6 perusahaan otomotif yang diambil dengan
menggunakan teknik sampel purposive sampling. Jenis data yang digunakan
adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang
dipublikasi dengan teknk pengambilan data secara dokumentasi. Metode analisis
data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif, dengan menggunakan
konsep economic value added (EVA) untuk menilai kinerja keuangan perusahaan
otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2012-2015.
Hasil penelitian menunjukkan nilai tambah ekonomi (economic value
added) perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menunjukkan
penurunan selama tahun 2012-2015, yang diakibatkan oleh bertumbuhnya modal
yang dimiliki oleh perusahaan otomotif dimana pertumbuhan modal perusahaan
tentunya diiringi dengan pertumbuhan biaya utang dan biaya ekuitas, sedangkan
dari segi pencapaian laba perusahaan justru mengalami penurunan, sehingga tidak
ada keseimbangan antara pertumbuhan modal dengan pencapaian laba
perusahaan.
Kata Kunci : Economic Value Added
1
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Salah satu bentuk dari pengukuran kinerja keuangan berdasarkan nilai
(value based) yaitu economic value added (EVA), karena konsep EVA adalah
ukuran nilai tambah ekonomis yang dihasilkan oleh perusahaan sebagai akibat
dari aktivitas atau strategi manajemen. Konsep EVA adalah tolak ukur kinerja
keuangan dengan mengukur perbedaan antara pengembalian atas modal
perusahaan dengan biaya modal. Konsep EVA merupakan tujuan perusahaan
untuk meningkatkan nilai atau value added dari modal yang telah ditanamkan
pemegang saham dalam operasi perusahaan. Oleh karenanya konsep EVA
merupakan selisih laba operasi setelah pajak (Net Operating Profit After Tax atau
NOPAT) dengan biaya modal (Cost of Capital). Konsep EVA mampu menutupi
kelemahan dari analisis rasio keuangan sehingga kedua alat pengukur kinerja
keuangan dapat membantu pihak-pihak yang bersangkutan (Mustangidah, 2015).
Penilaian kinerja keuangan dengan konsep EVA dianggap lebih
mengemban misi dalam menyelaraskan tujuan manajemen dan kepentingan
pemegang saham. Jadi konsep EVA juga dapat diartikan sebagai ukuran
operasional dan manajemen yang mencerminkan keberhasilan perusahaan
menciptakan nilai tambah (value crection) bagi pemegang saham dan investor.
Konsep EVA merupakan ukuran yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk
menentukan apakah suatu investasi dapat memberikan kontribusi positif terhadap
pemegang saham. Penggunaan konsep EVA membantu manajemen perusahaan
memfokuskan perhatian pada penciptaan nilai tambah oleh kegiatan-kegiatan
2
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
ekonomi
perusahaan,
yang
pada
akhirnya
akan
meningkatkan
dan
memaksimalkan nilai perusahaan.
Fenomena yang diajukan dalam penelitian ini adalah rata-rata laba bersih
perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mengalami
penurunan, sedangkan aset yang dimiliki beserta sumber modalnya justru rata-rata
menunjukkan pertumbuhan. Berikut ringkasan data keuangan rata-rata perusahaan
otomotif yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
Tabel 1.1
Ringkasan Data Keuangan Rata-Rata Perusahaan Otomotif
yang Terdaftar Di BEI Tahun 2012-2015
Dalam Jutaan Rupiah
Keterangan
Rata-Rata Total Aset
Rata-Rata Total
2012
32.043.10
Tahun
2013
2014
38.012.14 41.936.13
2015
44.604.6
3
16.102.43
7
19.376.05
01
23.560.8
Ekuitas
Rata-Rata Laba
Bersih
9
4.052.941
2
3.974.024
0
21.953.71
2
80
2.732.70
3.948.668
2
Sumber: Data Diolah (2016)
Berdasarkan data keuangan yang disajikan pada tabel di atas, dapat dilihat
bahwa rata-rata laba bersih perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI tahun 20122015 menunjukkan penurunan, sedangkan untuk aset dan modal yang dimiliki
mengalami pertumbuhan. Rata-rata total modal yang dimiliki oleh perusahaan
otomotif yang terdaftar di BEI tahun 2012-2015 sebesar 50% dari total aset yang
dimiliki oleh perusahaan tersebut, sehingga timbul pertanyaan apakah dengan
rata-rata laba bersih perusahaan yang mengalami penurunan sedangkan total
modal yang mengalami pertumbuhan, apakah laba bersih tersebut dapat menutupi
3
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
biaya modal dari perusahaan tersebut sehingga dapat menghasilkan nilai tambah,
atau justru sebaliknya, karena suatu perusahaan dianggap memiliki nilai tambah
ekonomi, jika return yang dicapai masing-masing perusahaan lebih tinggi jika
dibandingkan dengan biaya modal. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan
oleh Sunyoto (2013:154), yang menyatakan bahwa kinerja keuangan yang baik
jika perusahaan dapat memberikan nilai tambah ekonomi, alasannya karena
tingkat keuangan yang diinginkan lebih tinggi dari biaya modal rata-rata
tertimbang (WACC).
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kinerja keuangan perusahaan
otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015, yang dinilai
berdasarkan konsep economic value added (EVA).
II. Tinjauan Kepustakaan
2.1 Kinerja Keuangan
Definisi kinerja keuangan menurut Bastian (2010:274) adalah gambaran
pencapaian pelaksanaan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran,
tujuan, misi dan visi suatu organisasi. Sedangkan menurut Sucipto (2013:67),
definisi kinerja keuangan adalah penentuan ukuran ukuran tertentu yang dapat
mengukur keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalam menghasilkan
laba.
4
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Selanjutnya definisi kinerja keuangan menurut Jumingan (2011:239)
adalah gambaran prestasi yang dicapai perusahaan dalam kegiatan operasionalnya
baik menyangkut aspek kuangan, aspek pemasaran, aspek penghimpunan dana
dan penyaluran dana, aspek teknologi, maupun aspek sumber daya manusianya.
Jadi, kinerja keuangan adalah gambaran kondisi keuangan perusahaan pada suatu
periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran
dana, yang biasanya diukur dengan indicator kecukupan modal, likuiditas, dan
profitabilitas.
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan
merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang
dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai
baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi
kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan
secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan.
2.2 Economic Value Added
Menurut Nasution (2013), konsep economic value added (EVA) pertama
kali dikembangkan oleh Stewart & Stern seorang analis keuangan dari perusahaan
Stern Stewart & Co pada tahun 1993. Di Indonesia metode tersebut dikenal
dengan nama Nilai Tambah Ekonomi (NITAMI). Konsep EVA adalah suatu sistem
manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan,
yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahaan
mampu memenuhi semua biaya operasi (operating cost) dan biaya modal (cost of
capital).
5
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Menurut Hanafi (2012:52), EVA merupakan ukuran kinerja yang
menggabungkan perolehan nilai dengan biaya untuk memperoleh nilai tambah
tersebut. Selanjutnya menurut Gitman (2009:513), Economic Value Added (EVA)
is a popular measure used by many firms to determine whether an investment
contributes positively to the owner’s wealth. Artinya EVA adalah ukuran yang
populer digunakan oleh banyak perusahaan untuk menentukan apakah investasi
memberikan kontribusi positif terhadap kekayaan pemilik.
Dari beberapa definisi di atas, dapat dinyatakan bahwa EVA mampu
menghitung laba ekonomi yang sebenarnya atau true economic profit suatu
perusahaan pada tahun tertentu dan sangat berbeda jika dibanding laba akuntansi.
EVA mencerminkan residual income yang tersisa setelah semua biaya modal,
termasuk modal saham, telah dikurangkan. Sedangkan laba akuntansi dihitung
tanpa mengurangkan biaya modal. EVA memberikan pengukuran yang lebih baik
atas nilai tambah yang diberikan perusahaan kepada pemegang saham. Oleh
karena itu manajer yang menitikberatkan pada EVA dapat diartikan telah
beroperasi pada cara-cara yang konsisten untuk memaksimalkan kemakmuran
pemegang saham.
2.3 Keunggulan dan Kelemahan Economic Value Added
A. Keunggulan Economic Value Added
1. Bermanfaat sebagai penilai kinerja yang berfokus pada penciptaan nilai
(value creation), membuat perusahaan lebih memperhatikan struktur
modal, dan dapat digunakan untuk mengidentifikasikan kegiatan atau
proyek yang memberikan pengembalian lebih tinggi daripada biaya
modal.
2. Manajemen dipaksa untuk mengetahui berapa the true cost of capital dari
bisnisnya sehingga tingkat pengembalian bersih dari modal yang
6
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
merupakan hal yang sesungguhnya menjadi perhatian para investor dapat
diperlihatkan secara jelas.
3. Manajer akan berpikir dan bertindak seperti halnya pemegang saham yaitu
memilih investasi yang memaksimumkan tingkat pengembalian dan
meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat
dimaksimumkan.
B. Kelemahan Economic Value Added
1. EVA hanya mengukur hasil akhir (result) dan tidak mengukur aktivitasaktivitas penentu, seperti loyalitas dan tingkat retensi konsumen.
2.
EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor
sangat mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan
mengambil keputusan untuk menjual dan membeli saham tertentu.
III. Metode Penelitian
3.1 Lokasi, Objek dan Jenis Penelitian
Lokasi penelitian yang digunakan sebagai tempat mengadakan penelitian
adalah pada Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia Banda Aceh, dengan objek
dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sub sektor perusahaan otomotif
dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012-2015,
dan jenis penelitian ini adalah analisis deskriptif komparatif yang bertujuan untuk
menguraikan dan membandingkan secara jelas objek yang diteliti sehingga
diperoleh suatu kesimpulan memadai.
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan otomotif yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yang berjumlah sebanyak 13 perusahaan.
Dengan teknik pengambilan sampel dilakukan melalui metode purposive
sampling, yang merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan kriteria
7
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
tertentu (Sugiyono, 2012:131). Adapun kriteria tertentu yang ditetapkan dalam
penelitian ini adalah:
a) Tersedianya data laporan keuangan selama kurun waktu penelitian tahun
2012-2015
b) Perusahaan yang memperoleh laba selama tahun 2012-2015
c) Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan dalam mata uang
Rupiah, dan
d) Tersedia kelengkapan data-data keuangan yang diperlukan.
Berdasarkan kriteria pemilihan sampel di atas, maka penentuan sampel
dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut ini:
Tabel 1.2
Sampel Penelitian
N
o
1
2
3
4
5
Kriteria Penarikan Sampel
Jumlah Perusahaan otomotif dan komponen yang terdaftar di
BEI Tahun 2012-2015
Perusahaan otomotif dan komponen yang tidak menerbitkan
laporan keuangan perusahaan selama tahun 2012-2015
Perusahaan otomotif dan komponen yang tidak memperoleh
laba selama tahun 2012-2015
Perusahaan otomotif dan komponen yang menyajikan data
keuangan dalam mata uang selain Rupiah (RP)
Perusahaan yang tidak memiliki kelengkapan data yang
dibutuhkan dalam penelitian
Jumlah sampel penelitian
Jumlah
13
(2)
(2)
(3)
6
3.3 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis deskriptif, dengan menggunakan konsep economic value added (EVA) untuk
8
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
menilai kinerja keuangan perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode Tahun 2012-2015.
Adapun tata cara perhitungan konsep EVA, yaitu sebagai berikut:
1. Menghitung NOPAT (net operating profit after tax), yang merupakan
perhitungan tingkat keuntungan yang diperoleh dari modal yang di tanam,
atau sering disebut dengan laba bersih.
2. Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang, dengan menggunakan
rumus (Farah, 2007:153):
Ka=( Wd x Kd )+(We x Ke)
Keterangan:
Ka = Biaya modal rata-rata tertimbang (Weighted Average Cost Of
Capital/WACC)
Wd = Proporsi utang dalam struktur modal
Kd = Biaya utang
We = Proporsi modal sendiri dalam struktur modal
Ke = Biaya dari dana yang didapatkan dari modal sendiri
3. Menghitung return on investment capital (ROIC), yang bertujuan untuk
menghitung tingkat pengembalian hasil, dengan menggunakan rumus yang
dikutip dari Sunyoto (2013:153) yaitu:
ROIC=
NOPAT
x 100
Total Modal
4. Menghitung economic value added (EVA) dengan menggunakan rumus
yang dikutip dari Mamduh (2012:54) yaitu sebagai berikut:
9
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
EVA=Modal yang diinvestasikan x ( ROIC−WACC )
Keterangan:
EVA
= Economic Value Added
ROIC = Return on Invested Capital
WACC = Weighted Average Cost of Capital
IV. Analisis Dan Evaluasi
Keterkaitan paling utama dalam menganalisis kinerja keuangan dengan
menggunakan konsep EVA adalah struktur modal perusahaan, karena struktur
modal merupakan suatu perimbangan antara modal utang (modal eksternal)
dengan modal internal (modal pemilik dan modal yang dihasilkan perusahaan).
Tujuan dari penentuan struktur modal tersebut adalah memperoleh penghasilan
yang optimal dari hasil investasi modal tersebut, karena secara realitas penentuan
struktur modal yang lebih tinggi dari utang maka akan meningkatkan biaya utang
perusahaan dan penentuan struktur modal yang lebih tinggi dari modal internal
maka akan meningkatkan biaya ekuitas.
Di dalam menganalisis kedua biaya tersebut, maka di dalam konsep EVA
dikenal dengan istilah biaya modal rata-rata tertimbang (WACC), yang merupakan
penggabungan dari kedua biaya tersebut. Kedua penggabungan biaya tersebut
akan dikurangi dengan penghasilan yang diperoleh dari aktivitas modal
perusahaan yang disebut dengan return on investment capital (ROIC). Jadi, yang
dimaksud dengan nilai tambah ekonomi (economic value added) adalah selisih
dari ROIC dengan WACC, dimana jika selisihnya positif maka perusahaan
10
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
dianggap memiliki nilai tambah ekonomi begitu juga sebaliknya.berikut ringkasan
hasil perhitungan EVA dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1.3
Rincian Komponen Perhitungan EVA
Disajikan Dalam Jutaan Rupiah
N
O
Nama
Perusahaan
1
Astra
Internasional
2
3
4
5
6
Astra Otoparts
Indospring
Nipress
Prima Alloy
Steel
Selamat
Sempurna
2012
Total Modal
yang
Diinvestasikan
89.814.000
5.485.099
1.136.572
214.912
ROIC
25,32
%
20,71
%
11,80
%
10,03
%
280.293
5,55%
820.328
32,74
%
WACC
EVA
25,16%
140.8
95
21,07%
(19.736)
11,52%
3.158
11,33%
(2.794)
9,77%
(11.821)
30,60%
17.532
21,02%
(20.287)
10,99%
7,63%
(36.144)
13.795
15,37%
(2.392)
6,71%
(14.059)
2013
1
2
3
4
5
6
Astra
Internasional
Astra Otoparts
Indospring
Nipress
Prima Alloy
Steel
Selamat
Sempurna
106.188.000
9.425.919
1.752.865
235.945
21,00
%
10,61
%
8,42%
14,36
%
406.448
3,25%
1.016.753
34,69
%
32,76%
19.630
18,39
%
9,44%
6,98%
8,71%
1,65%
18,53%
9,95%
5,98%
10,42%
4,14%
(174.310)
(51.909)
18.391
(9.882)
(17.068)
2014
1
2
3
4
5
Astra
Internasional
Astra Otoparts
Indospring
Nipress
Prima Alloy
120.324.000
10.136.557
1.828.318
575.894
685.821
11
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
6
Steel
Selamat
Sempurna
36,75
%
34,62%
10.143.426
1.919.038
609.002
12,34
%
3,18%
0,10%
5,04%
12,65%
4,74%
2,07%
7,72%
(397.937)
(157.730)
(37.727)
(16.326)
720.564
0,89%
3,82%
(21.106)
1.440.248
29,26
%
1.146.837
24.439
2015
1
2
3
4
5
6
Astra
Internasional
Astra Otoparts
Indospring
Nipress
Prima Alloy
Steel
Selamat
Sempurna
126.533.000
28,31%
13.661
Sumber: Data Diolah (2016)
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui hanya 3 dari 6 perusahaan
otomotif yang menunjukkan nilai tambah ekonomi pada tahun 2012, dan 2 dari 6
perusahaan otomotif yang menunjukkan nilai tambah ekonomi pada tahun 20132014, serta 1 dari 6 perusahaan otomotif yang menunjukkan nilai tambah ekonomi
pada tahun 2015. Berikut grafik yang menunjukkan nilai tambah ekonomi (EVA)
perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015,
yaitu sebagai berikut:
Gambar 1.1
Grafik Rata-Rata EVA
12
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Rata-Rata EVA Perusahaan Otomotif yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
40000.000
20000.000
2012
2013
2014
2015
(20000.000)
(40000.000)
(60000.000)
(80000.000)
(100000.000)
(120000.000)
Sumber: Data Diolah (2016)
Berdasarkan grafik di atas, dapat diketahui rata-rata nilai tambah ekonomi
perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015
menunjukkan penurunan yang sangat signifikan. Hanya pada tahun 2012, yang
menunjukkan rata-rata perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia memperoleh nilai tambah ekonomi, kemudian 3 tahun selanjutnya ratarata perusahaan otomotif tidak memperoleh nilai tambah ekonomi.
Permasalahan utama kenapa suatu perusahaan otomotif tidak dapat
menghasilkan nilai tambah ekonomi diakibatkan oleh tingginya biaya ekuitas dan
biaya utang yang harus dibayarkan sehingga meningkatkan biaya modal rata-rata
tertimbang. Hal ini dikarenakan oleh kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba bersih masih tidak sebanding dengan pertumbuhan modal perusahaan,
dimana pertumbuhan modal perusahaan tentunya diiringi dengan pertumbuhan
biaya utang modal dan biaya modal sendiri (biaya ekuitas).
13
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Untuk melihat rata-rata bagaimana pertumbuhan modal yang dimiliki oleh
perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015
dengan rata-rata pertumbuhan laba bersihnya, maka dapat dilihat pada grafik
berikut ini:
Gambar 1.2
Grafik Rata-Rata Pertumbuhan Modal dan Laba Bersih
25000000.000
20000000.000
15000000.000
10000000.000
5000000.000
2012
2013
Rata-Rata Pertumbuhan modal
2014
2015
Rata-Rata Pertumbuhan Laba Bersih
Sumber: Data Diolah (2016)
Berdasarkan grafik di atas, dapat kita lihat bahwa rata-rata pertumbuhan
modal
perusahaan
otomotif
tahun
2012-2015
tidak
sebanding
dengan
pertumbuhan laba bersih yang dicapainya. Hal ini menunjukkan suatu kejanggalan
dimana disaat rata-rata sumber modal perusahaan otomotif sedang melimpah
(mengalami pertumbuhan yang signifikan), namun dari segi kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan keuntungannya justru rata-rata mengalami
penurunan.
14
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi kinerja perusahaan otomotif yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015 berdasarkan konsep economic
value added (EVA) atau nilai tambah ekonomi, dapat diambil satu pengetahuan
bahwa dengan adanya sumber modal yang melimpah belum tentu dapat
meningkatkan kinerja suatu perusahaan, karena dalam sumber modal tersebut
mengandung berbagai macam beban perusahaan seperti beban yang harus
dikeluarkan terhadap perolehan modal tersebut seperti beban utang dan beban
lainnya, sehingga apabila modal tersebut tidak dikelola dengan baik oleh para
manajemen perusahaan yang salah satunya dapat dilihat dari kemampuan
menghasilkan laba tersebut, maka perusahaan tidak akan mampu mempunyai nilai
tambah ekonomi dari sumber modal tersebut, dimana pada akhirnya dapat
mendatangkan berbagai macam risiko terhadap perusahaan tersebut.
IV. Kesimpulan dan Saran
4.1 Kesimpulan
1. Kinerja keuangan perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2012-2015, yang diukur dengan konsep economic value
added (EVA) atau nilai tambah ekonomi menunjukkan hasil yang
beragam. Dari 6 perusahaan otomotif yang diteliti, hanya PT. Selamat
Sempurna Tbk yang menunjukkan kinerja keuangan yang konsisten dalam
menghasilkan nilai tambah ekonomi perusahaan selama tahun 2012-2015,
sedangkan PT. Indospring Tbk, menunjukkan kinerja keuangannya dalam
menghasilkan nilai tambah ekonomi perusahaan hanya selama tahun 2012-
15
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
2014, dan PT. Astra Internasional Tbk hanya pada tahun 2012. Kemudian
3 perusahaan otomotif lainnya yaitu PT. Astra Otoparts Tbk, PT. Nipress
Tbk dan PT. Prima Alloy Steel Tbk menunjukkan kinerja keuangannya
masih belum mampu menghasilkan nilai tambah ekonomi (economic
value added) perusahaan selama tahun 2012-2015.
2. Secara rata-rata, kinerja keuangan perusahaan otomotif yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia dalam menghasilkan nilai tambah ekonomi
perusahaan menunjukkan penurunan selama tahun 2012-2015, yang
diakibatkan oleh bertumbuhnya modal yang dimiliki oleh perusahaan
otomotif dimana pertumbuhan modal perusahaan tentunya diiringi dengan
pertumbuhan biaya utang dan biaya ekuitas, sedangkan dari segi
pencapaian laba perusahaan justru mengalami penurunan, sehingga tidak
ada keseimbangan antara pertumbuhan modal dengan pencapaian laba
perusahaan.
4.2 Saran
1. Disarankan untuk dilakukannya suatu pertimbangan dalam menentukan
struktur modal eksternal dengan struktur modal internal, serta dibutuhkan
suatu kemampuan dari pertumbuhan modal untuk dapat menghasilkan
pertumbuhan laba perusahaan, sehingga perusahaan dapat menghasilkan
nilai tambah ekonominya
2. Disarankan untuk dilakukannya penyesuaian antara sumber modal yang
dibutuhkan
dengan
kinerja
keuangan
yang
diharapkan,
karena
16
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
pertumbuhan modal suatu perusahaan belum tentu menjamin baiknya
kinerja keuangan perusahaan tersebut, dan
3. Disarankan dalam penilaian kinerja keuangan berdasarkan economic
value added atau nilai tambah ekonomi, dibutuhkan penekanan atau
perhatian terhadap aspek modal karena nilai tambah ekonomi suatu
perusahaan dihasilkan dari selisih antara laba yang dihasilkan dari hasil
investasi modal (ROIC) dengan biaya modal rata-rata tertimbang
(WACC).
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Adisurata, Jefri (2010). Analisis Nilai Keuangan Perusahaan Dengan Metode
EVA Pada PT. Istaka Karya (Persero) di Makassar. Padang: UNPAD
Anggraini, Ria (2013). Analisis Economic Value Added Sebagai Alat Ukur
Kinerja Manajemen PT. Semen Bosowa Maros. Makassar: Universitas
Muslim Indonesia
Bastian, Indra (2010). Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar (Edisi 3).
Jakarta: Salemba Empat
Brigham, F. Eugene dan Housten Joel F (2010). Manajemen Keuangan, Edisi ke
12 Buku 1. Jakarta : Penerbit Airlangga.
Chandra, Marissa (2014). Penggunaan Economic Value Added (EVA) Sebagai
Alat Ukur Kinerja Keuangan Perusahaan yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia. Makassar: Universitas Hasanuddin
Hanafi, Mamduh (2012). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE
IAI (2009). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (Revisi)
Tentang Penyajian Laporan Keuangan. Jakarta: Dewan Akuntansi
Nasional
Iramani dan Febrian, Erie (2013). Financial Value Added: Suatu Paradigma
dalam Pengukuran Kinerja dan Nilai Tambah Perusahaan. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret
17
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Jumingan (2011). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara
Munawir, S (2010). Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Kelima Belas.
Yogyakarta: Liberty
Mustangidah, Ni’matul (2015). Metode Economic Value Added (EVA) Untuk
Menilai Kinerja Keuangan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Diy
Syariah. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga
Nasution, Irmayanti (2013). Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan
Economic Value Added (EVA) dan Financial Value Added (FVA) Pada
PT. Perkebunan Nusantara IV Medan. Medan: Universitas Sumatera
Utara
Sawir Agnes (2011). Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Sucipto (2013). Penilaian Kinerja Keuangan. Jakarta: Cv. Indeks
Sugiyono (2012). Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Jakarta : Alfabeta.
Sunyoto, Danang (2013). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Perusahaan.
Yogyakarta: CAPS
18
ANALISIS ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) SEBAGAI ALAT UKUR
KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN OTOMOTIF
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2012-2015
Elviza, SE, M.Si.
(Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Aceh)
Rahmayati Putri Noevi
(Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Aceh)
ABSTRAK
Penelitian ini di lakukan pada perusahaan otomotif yang terdaftar Bursa
Efek Indonesia Tahun 2012-2015, dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana
kinerja keuangan perusahaan tersebut dinilai berdasarkan konsep economic value
added (EVA).
Populasi dalam penelitian ini sebanyak 13 perusahaan otomotif, dengan
sampel yang digunakan sebanyak 6 perusahaan otomotif yang diambil dengan
menggunakan teknik sampel purposive sampling. Jenis data yang digunakan
adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang
dipublikasi dengan teknk pengambilan data secara dokumentasi. Metode analisis
data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif, dengan menggunakan
konsep economic value added (EVA) untuk menilai kinerja keuangan perusahaan
otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2012-2015.
Hasil penelitian menunjukkan nilai tambah ekonomi (economic value
added) perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menunjukkan
penurunan selama tahun 2012-2015, yang diakibatkan oleh bertumbuhnya modal
yang dimiliki oleh perusahaan otomotif dimana pertumbuhan modal perusahaan
tentunya diiringi dengan pertumbuhan biaya utang dan biaya ekuitas, sedangkan
dari segi pencapaian laba perusahaan justru mengalami penurunan, sehingga tidak
ada keseimbangan antara pertumbuhan modal dengan pencapaian laba
perusahaan.
Kata Kunci : Economic Value Added
1
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Salah satu bentuk dari pengukuran kinerja keuangan berdasarkan nilai
(value based) yaitu economic value added (EVA), karena konsep EVA adalah
ukuran nilai tambah ekonomis yang dihasilkan oleh perusahaan sebagai akibat
dari aktivitas atau strategi manajemen. Konsep EVA adalah tolak ukur kinerja
keuangan dengan mengukur perbedaan antara pengembalian atas modal
perusahaan dengan biaya modal. Konsep EVA merupakan tujuan perusahaan
untuk meningkatkan nilai atau value added dari modal yang telah ditanamkan
pemegang saham dalam operasi perusahaan. Oleh karenanya konsep EVA
merupakan selisih laba operasi setelah pajak (Net Operating Profit After Tax atau
NOPAT) dengan biaya modal (Cost of Capital). Konsep EVA mampu menutupi
kelemahan dari analisis rasio keuangan sehingga kedua alat pengukur kinerja
keuangan dapat membantu pihak-pihak yang bersangkutan (Mustangidah, 2015).
Penilaian kinerja keuangan dengan konsep EVA dianggap lebih
mengemban misi dalam menyelaraskan tujuan manajemen dan kepentingan
pemegang saham. Jadi konsep EVA juga dapat diartikan sebagai ukuran
operasional dan manajemen yang mencerminkan keberhasilan perusahaan
menciptakan nilai tambah (value crection) bagi pemegang saham dan investor.
Konsep EVA merupakan ukuran yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk
menentukan apakah suatu investasi dapat memberikan kontribusi positif terhadap
pemegang saham. Penggunaan konsep EVA membantu manajemen perusahaan
memfokuskan perhatian pada penciptaan nilai tambah oleh kegiatan-kegiatan
2
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
ekonomi
perusahaan,
yang
pada
akhirnya
akan
meningkatkan
dan
memaksimalkan nilai perusahaan.
Fenomena yang diajukan dalam penelitian ini adalah rata-rata laba bersih
perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mengalami
penurunan, sedangkan aset yang dimiliki beserta sumber modalnya justru rata-rata
menunjukkan pertumbuhan. Berikut ringkasan data keuangan rata-rata perusahaan
otomotif yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
Tabel 1.1
Ringkasan Data Keuangan Rata-Rata Perusahaan Otomotif
yang Terdaftar Di BEI Tahun 2012-2015
Dalam Jutaan Rupiah
Keterangan
Rata-Rata Total Aset
Rata-Rata Total
2012
32.043.10
Tahun
2013
2014
38.012.14 41.936.13
2015
44.604.6
3
16.102.43
7
19.376.05
01
23.560.8
Ekuitas
Rata-Rata Laba
Bersih
9
4.052.941
2
3.974.024
0
21.953.71
2
80
2.732.70
3.948.668
2
Sumber: Data Diolah (2016)
Berdasarkan data keuangan yang disajikan pada tabel di atas, dapat dilihat
bahwa rata-rata laba bersih perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI tahun 20122015 menunjukkan penurunan, sedangkan untuk aset dan modal yang dimiliki
mengalami pertumbuhan. Rata-rata total modal yang dimiliki oleh perusahaan
otomotif yang terdaftar di BEI tahun 2012-2015 sebesar 50% dari total aset yang
dimiliki oleh perusahaan tersebut, sehingga timbul pertanyaan apakah dengan
rata-rata laba bersih perusahaan yang mengalami penurunan sedangkan total
modal yang mengalami pertumbuhan, apakah laba bersih tersebut dapat menutupi
3
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
biaya modal dari perusahaan tersebut sehingga dapat menghasilkan nilai tambah,
atau justru sebaliknya, karena suatu perusahaan dianggap memiliki nilai tambah
ekonomi, jika return yang dicapai masing-masing perusahaan lebih tinggi jika
dibandingkan dengan biaya modal. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan
oleh Sunyoto (2013:154), yang menyatakan bahwa kinerja keuangan yang baik
jika perusahaan dapat memberikan nilai tambah ekonomi, alasannya karena
tingkat keuangan yang diinginkan lebih tinggi dari biaya modal rata-rata
tertimbang (WACC).
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kinerja keuangan perusahaan
otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015, yang dinilai
berdasarkan konsep economic value added (EVA).
II. Tinjauan Kepustakaan
2.1 Kinerja Keuangan
Definisi kinerja keuangan menurut Bastian (2010:274) adalah gambaran
pencapaian pelaksanaan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran,
tujuan, misi dan visi suatu organisasi. Sedangkan menurut Sucipto (2013:67),
definisi kinerja keuangan adalah penentuan ukuran ukuran tertentu yang dapat
mengukur keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalam menghasilkan
laba.
4
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Selanjutnya definisi kinerja keuangan menurut Jumingan (2011:239)
adalah gambaran prestasi yang dicapai perusahaan dalam kegiatan operasionalnya
baik menyangkut aspek kuangan, aspek pemasaran, aspek penghimpunan dana
dan penyaluran dana, aspek teknologi, maupun aspek sumber daya manusianya.
Jadi, kinerja keuangan adalah gambaran kondisi keuangan perusahaan pada suatu
periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran
dana, yang biasanya diukur dengan indicator kecukupan modal, likuiditas, dan
profitabilitas.
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan
merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang
dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai
baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi
kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan
secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan.
2.2 Economic Value Added
Menurut Nasution (2013), konsep economic value added (EVA) pertama
kali dikembangkan oleh Stewart & Stern seorang analis keuangan dari perusahaan
Stern Stewart & Co pada tahun 1993. Di Indonesia metode tersebut dikenal
dengan nama Nilai Tambah Ekonomi (NITAMI). Konsep EVA adalah suatu sistem
manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan,
yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahaan
mampu memenuhi semua biaya operasi (operating cost) dan biaya modal (cost of
capital).
5
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Menurut Hanafi (2012:52), EVA merupakan ukuran kinerja yang
menggabungkan perolehan nilai dengan biaya untuk memperoleh nilai tambah
tersebut. Selanjutnya menurut Gitman (2009:513), Economic Value Added (EVA)
is a popular measure used by many firms to determine whether an investment
contributes positively to the owner’s wealth. Artinya EVA adalah ukuran yang
populer digunakan oleh banyak perusahaan untuk menentukan apakah investasi
memberikan kontribusi positif terhadap kekayaan pemilik.
Dari beberapa definisi di atas, dapat dinyatakan bahwa EVA mampu
menghitung laba ekonomi yang sebenarnya atau true economic profit suatu
perusahaan pada tahun tertentu dan sangat berbeda jika dibanding laba akuntansi.
EVA mencerminkan residual income yang tersisa setelah semua biaya modal,
termasuk modal saham, telah dikurangkan. Sedangkan laba akuntansi dihitung
tanpa mengurangkan biaya modal. EVA memberikan pengukuran yang lebih baik
atas nilai tambah yang diberikan perusahaan kepada pemegang saham. Oleh
karena itu manajer yang menitikberatkan pada EVA dapat diartikan telah
beroperasi pada cara-cara yang konsisten untuk memaksimalkan kemakmuran
pemegang saham.
2.3 Keunggulan dan Kelemahan Economic Value Added
A. Keunggulan Economic Value Added
1. Bermanfaat sebagai penilai kinerja yang berfokus pada penciptaan nilai
(value creation), membuat perusahaan lebih memperhatikan struktur
modal, dan dapat digunakan untuk mengidentifikasikan kegiatan atau
proyek yang memberikan pengembalian lebih tinggi daripada biaya
modal.
2. Manajemen dipaksa untuk mengetahui berapa the true cost of capital dari
bisnisnya sehingga tingkat pengembalian bersih dari modal yang
6
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
merupakan hal yang sesungguhnya menjadi perhatian para investor dapat
diperlihatkan secara jelas.
3. Manajer akan berpikir dan bertindak seperti halnya pemegang saham yaitu
memilih investasi yang memaksimumkan tingkat pengembalian dan
meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat
dimaksimumkan.
B. Kelemahan Economic Value Added
1. EVA hanya mengukur hasil akhir (result) dan tidak mengukur aktivitasaktivitas penentu, seperti loyalitas dan tingkat retensi konsumen.
2.
EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor
sangat mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan
mengambil keputusan untuk menjual dan membeli saham tertentu.
III. Metode Penelitian
3.1 Lokasi, Objek dan Jenis Penelitian
Lokasi penelitian yang digunakan sebagai tempat mengadakan penelitian
adalah pada Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia Banda Aceh, dengan objek
dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sub sektor perusahaan otomotif
dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012-2015,
dan jenis penelitian ini adalah analisis deskriptif komparatif yang bertujuan untuk
menguraikan dan membandingkan secara jelas objek yang diteliti sehingga
diperoleh suatu kesimpulan memadai.
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan otomotif yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yang berjumlah sebanyak 13 perusahaan.
Dengan teknik pengambilan sampel dilakukan melalui metode purposive
sampling, yang merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan kriteria
7
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
tertentu (Sugiyono, 2012:131). Adapun kriteria tertentu yang ditetapkan dalam
penelitian ini adalah:
a) Tersedianya data laporan keuangan selama kurun waktu penelitian tahun
2012-2015
b) Perusahaan yang memperoleh laba selama tahun 2012-2015
c) Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan dalam mata uang
Rupiah, dan
d) Tersedia kelengkapan data-data keuangan yang diperlukan.
Berdasarkan kriteria pemilihan sampel di atas, maka penentuan sampel
dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut ini:
Tabel 1.2
Sampel Penelitian
N
o
1
2
3
4
5
Kriteria Penarikan Sampel
Jumlah Perusahaan otomotif dan komponen yang terdaftar di
BEI Tahun 2012-2015
Perusahaan otomotif dan komponen yang tidak menerbitkan
laporan keuangan perusahaan selama tahun 2012-2015
Perusahaan otomotif dan komponen yang tidak memperoleh
laba selama tahun 2012-2015
Perusahaan otomotif dan komponen yang menyajikan data
keuangan dalam mata uang selain Rupiah (RP)
Perusahaan yang tidak memiliki kelengkapan data yang
dibutuhkan dalam penelitian
Jumlah sampel penelitian
Jumlah
13
(2)
(2)
(3)
6
3.3 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis deskriptif, dengan menggunakan konsep economic value added (EVA) untuk
8
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
menilai kinerja keuangan perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode Tahun 2012-2015.
Adapun tata cara perhitungan konsep EVA, yaitu sebagai berikut:
1. Menghitung NOPAT (net operating profit after tax), yang merupakan
perhitungan tingkat keuntungan yang diperoleh dari modal yang di tanam,
atau sering disebut dengan laba bersih.
2. Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang, dengan menggunakan
rumus (Farah, 2007:153):
Ka=( Wd x Kd )+(We x Ke)
Keterangan:
Ka = Biaya modal rata-rata tertimbang (Weighted Average Cost Of
Capital/WACC)
Wd = Proporsi utang dalam struktur modal
Kd = Biaya utang
We = Proporsi modal sendiri dalam struktur modal
Ke = Biaya dari dana yang didapatkan dari modal sendiri
3. Menghitung return on investment capital (ROIC), yang bertujuan untuk
menghitung tingkat pengembalian hasil, dengan menggunakan rumus yang
dikutip dari Sunyoto (2013:153) yaitu:
ROIC=
NOPAT
x 100
Total Modal
4. Menghitung economic value added (EVA) dengan menggunakan rumus
yang dikutip dari Mamduh (2012:54) yaitu sebagai berikut:
9
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
EVA=Modal yang diinvestasikan x ( ROIC−WACC )
Keterangan:
EVA
= Economic Value Added
ROIC = Return on Invested Capital
WACC = Weighted Average Cost of Capital
IV. Analisis Dan Evaluasi
Keterkaitan paling utama dalam menganalisis kinerja keuangan dengan
menggunakan konsep EVA adalah struktur modal perusahaan, karena struktur
modal merupakan suatu perimbangan antara modal utang (modal eksternal)
dengan modal internal (modal pemilik dan modal yang dihasilkan perusahaan).
Tujuan dari penentuan struktur modal tersebut adalah memperoleh penghasilan
yang optimal dari hasil investasi modal tersebut, karena secara realitas penentuan
struktur modal yang lebih tinggi dari utang maka akan meningkatkan biaya utang
perusahaan dan penentuan struktur modal yang lebih tinggi dari modal internal
maka akan meningkatkan biaya ekuitas.
Di dalam menganalisis kedua biaya tersebut, maka di dalam konsep EVA
dikenal dengan istilah biaya modal rata-rata tertimbang (WACC), yang merupakan
penggabungan dari kedua biaya tersebut. Kedua penggabungan biaya tersebut
akan dikurangi dengan penghasilan yang diperoleh dari aktivitas modal
perusahaan yang disebut dengan return on investment capital (ROIC). Jadi, yang
dimaksud dengan nilai tambah ekonomi (economic value added) adalah selisih
dari ROIC dengan WACC, dimana jika selisihnya positif maka perusahaan
10
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
dianggap memiliki nilai tambah ekonomi begitu juga sebaliknya.berikut ringkasan
hasil perhitungan EVA dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1.3
Rincian Komponen Perhitungan EVA
Disajikan Dalam Jutaan Rupiah
N
O
Nama
Perusahaan
1
Astra
Internasional
2
3
4
5
6
Astra Otoparts
Indospring
Nipress
Prima Alloy
Steel
Selamat
Sempurna
2012
Total Modal
yang
Diinvestasikan
89.814.000
5.485.099
1.136.572
214.912
ROIC
25,32
%
20,71
%
11,80
%
10,03
%
280.293
5,55%
820.328
32,74
%
WACC
EVA
25,16%
140.8
95
21,07%
(19.736)
11,52%
3.158
11,33%
(2.794)
9,77%
(11.821)
30,60%
17.532
21,02%
(20.287)
10,99%
7,63%
(36.144)
13.795
15,37%
(2.392)
6,71%
(14.059)
2013
1
2
3
4
5
6
Astra
Internasional
Astra Otoparts
Indospring
Nipress
Prima Alloy
Steel
Selamat
Sempurna
106.188.000
9.425.919
1.752.865
235.945
21,00
%
10,61
%
8,42%
14,36
%
406.448
3,25%
1.016.753
34,69
%
32,76%
19.630
18,39
%
9,44%
6,98%
8,71%
1,65%
18,53%
9,95%
5,98%
10,42%
4,14%
(174.310)
(51.909)
18.391
(9.882)
(17.068)
2014
1
2
3
4
5
Astra
Internasional
Astra Otoparts
Indospring
Nipress
Prima Alloy
120.324.000
10.136.557
1.828.318
575.894
685.821
11
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
6
Steel
Selamat
Sempurna
36,75
%
34,62%
10.143.426
1.919.038
609.002
12,34
%
3,18%
0,10%
5,04%
12,65%
4,74%
2,07%
7,72%
(397.937)
(157.730)
(37.727)
(16.326)
720.564
0,89%
3,82%
(21.106)
1.440.248
29,26
%
1.146.837
24.439
2015
1
2
3
4
5
6
Astra
Internasional
Astra Otoparts
Indospring
Nipress
Prima Alloy
Steel
Selamat
Sempurna
126.533.000
28,31%
13.661
Sumber: Data Diolah (2016)
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui hanya 3 dari 6 perusahaan
otomotif yang menunjukkan nilai tambah ekonomi pada tahun 2012, dan 2 dari 6
perusahaan otomotif yang menunjukkan nilai tambah ekonomi pada tahun 20132014, serta 1 dari 6 perusahaan otomotif yang menunjukkan nilai tambah ekonomi
pada tahun 2015. Berikut grafik yang menunjukkan nilai tambah ekonomi (EVA)
perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015,
yaitu sebagai berikut:
Gambar 1.1
Grafik Rata-Rata EVA
12
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Rata-Rata EVA Perusahaan Otomotif yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
40000.000
20000.000
2012
2013
2014
2015
(20000.000)
(40000.000)
(60000.000)
(80000.000)
(100000.000)
(120000.000)
Sumber: Data Diolah (2016)
Berdasarkan grafik di atas, dapat diketahui rata-rata nilai tambah ekonomi
perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015
menunjukkan penurunan yang sangat signifikan. Hanya pada tahun 2012, yang
menunjukkan rata-rata perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia memperoleh nilai tambah ekonomi, kemudian 3 tahun selanjutnya ratarata perusahaan otomotif tidak memperoleh nilai tambah ekonomi.
Permasalahan utama kenapa suatu perusahaan otomotif tidak dapat
menghasilkan nilai tambah ekonomi diakibatkan oleh tingginya biaya ekuitas dan
biaya utang yang harus dibayarkan sehingga meningkatkan biaya modal rata-rata
tertimbang. Hal ini dikarenakan oleh kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba bersih masih tidak sebanding dengan pertumbuhan modal perusahaan,
dimana pertumbuhan modal perusahaan tentunya diiringi dengan pertumbuhan
biaya utang modal dan biaya modal sendiri (biaya ekuitas).
13
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Untuk melihat rata-rata bagaimana pertumbuhan modal yang dimiliki oleh
perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015
dengan rata-rata pertumbuhan laba bersihnya, maka dapat dilihat pada grafik
berikut ini:
Gambar 1.2
Grafik Rata-Rata Pertumbuhan Modal dan Laba Bersih
25000000.000
20000000.000
15000000.000
10000000.000
5000000.000
2012
2013
Rata-Rata Pertumbuhan modal
2014
2015
Rata-Rata Pertumbuhan Laba Bersih
Sumber: Data Diolah (2016)
Berdasarkan grafik di atas, dapat kita lihat bahwa rata-rata pertumbuhan
modal
perusahaan
otomotif
tahun
2012-2015
tidak
sebanding
dengan
pertumbuhan laba bersih yang dicapainya. Hal ini menunjukkan suatu kejanggalan
dimana disaat rata-rata sumber modal perusahaan otomotif sedang melimpah
(mengalami pertumbuhan yang signifikan), namun dari segi kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan keuntungannya justru rata-rata mengalami
penurunan.
14
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi kinerja perusahaan otomotif yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015 berdasarkan konsep economic
value added (EVA) atau nilai tambah ekonomi, dapat diambil satu pengetahuan
bahwa dengan adanya sumber modal yang melimpah belum tentu dapat
meningkatkan kinerja suatu perusahaan, karena dalam sumber modal tersebut
mengandung berbagai macam beban perusahaan seperti beban yang harus
dikeluarkan terhadap perolehan modal tersebut seperti beban utang dan beban
lainnya, sehingga apabila modal tersebut tidak dikelola dengan baik oleh para
manajemen perusahaan yang salah satunya dapat dilihat dari kemampuan
menghasilkan laba tersebut, maka perusahaan tidak akan mampu mempunyai nilai
tambah ekonomi dari sumber modal tersebut, dimana pada akhirnya dapat
mendatangkan berbagai macam risiko terhadap perusahaan tersebut.
IV. Kesimpulan dan Saran
4.1 Kesimpulan
1. Kinerja keuangan perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2012-2015, yang diukur dengan konsep economic value
added (EVA) atau nilai tambah ekonomi menunjukkan hasil yang
beragam. Dari 6 perusahaan otomotif yang diteliti, hanya PT. Selamat
Sempurna Tbk yang menunjukkan kinerja keuangan yang konsisten dalam
menghasilkan nilai tambah ekonomi perusahaan selama tahun 2012-2015,
sedangkan PT. Indospring Tbk, menunjukkan kinerja keuangannya dalam
menghasilkan nilai tambah ekonomi perusahaan hanya selama tahun 2012-
15
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
2014, dan PT. Astra Internasional Tbk hanya pada tahun 2012. Kemudian
3 perusahaan otomotif lainnya yaitu PT. Astra Otoparts Tbk, PT. Nipress
Tbk dan PT. Prima Alloy Steel Tbk menunjukkan kinerja keuangannya
masih belum mampu menghasilkan nilai tambah ekonomi (economic
value added) perusahaan selama tahun 2012-2015.
2. Secara rata-rata, kinerja keuangan perusahaan otomotif yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia dalam menghasilkan nilai tambah ekonomi
perusahaan menunjukkan penurunan selama tahun 2012-2015, yang
diakibatkan oleh bertumbuhnya modal yang dimiliki oleh perusahaan
otomotif dimana pertumbuhan modal perusahaan tentunya diiringi dengan
pertumbuhan biaya utang dan biaya ekuitas, sedangkan dari segi
pencapaian laba perusahaan justru mengalami penurunan, sehingga tidak
ada keseimbangan antara pertumbuhan modal dengan pencapaian laba
perusahaan.
4.2 Saran
1. Disarankan untuk dilakukannya suatu pertimbangan dalam menentukan
struktur modal eksternal dengan struktur modal internal, serta dibutuhkan
suatu kemampuan dari pertumbuhan modal untuk dapat menghasilkan
pertumbuhan laba perusahaan, sehingga perusahaan dapat menghasilkan
nilai tambah ekonominya
2. Disarankan untuk dilakukannya penyesuaian antara sumber modal yang
dibutuhkan
dengan
kinerja
keuangan
yang
diharapkan,
karena
16
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
pertumbuhan modal suatu perusahaan belum tentu menjamin baiknya
kinerja keuangan perusahaan tersebut, dan
3. Disarankan dalam penilaian kinerja keuangan berdasarkan economic
value added atau nilai tambah ekonomi, dibutuhkan penekanan atau
perhatian terhadap aspek modal karena nilai tambah ekonomi suatu
perusahaan dihasilkan dari selisih antara laba yang dihasilkan dari hasil
investasi modal (ROIC) dengan biaya modal rata-rata tertimbang
(WACC).
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Adisurata, Jefri (2010). Analisis Nilai Keuangan Perusahaan Dengan Metode
EVA Pada PT. Istaka Karya (Persero) di Makassar. Padang: UNPAD
Anggraini, Ria (2013). Analisis Economic Value Added Sebagai Alat Ukur
Kinerja Manajemen PT. Semen Bosowa Maros. Makassar: Universitas
Muslim Indonesia
Bastian, Indra (2010). Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar (Edisi 3).
Jakarta: Salemba Empat
Brigham, F. Eugene dan Housten Joel F (2010). Manajemen Keuangan, Edisi ke
12 Buku 1. Jakarta : Penerbit Airlangga.
Chandra, Marissa (2014). Penggunaan Economic Value Added (EVA) Sebagai
Alat Ukur Kinerja Keuangan Perusahaan yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia. Makassar: Universitas Hasanuddin
Hanafi, Mamduh (2012). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE
IAI (2009). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (Revisi)
Tentang Penyajian Laporan Keuangan. Jakarta: Dewan Akuntansi
Nasional
Iramani dan Febrian, Erie (2013). Financial Value Added: Suatu Paradigma
dalam Pengukuran Kinerja dan Nilai Tambah Perusahaan. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret
17
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Jumingan (2011). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara
Munawir, S (2010). Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Kelima Belas.
Yogyakarta: Liberty
Mustangidah, Ni’matul (2015). Metode Economic Value Added (EVA) Untuk
Menilai Kinerja Keuangan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Diy
Syariah. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga
Nasution, Irmayanti (2013). Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan
Economic Value Added (EVA) dan Financial Value Added (FVA) Pada
PT. Perkebunan Nusantara IV Medan. Medan: Universitas Sumatera
Utara
Sawir Agnes (2011). Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Sucipto (2013). Penilaian Kinerja Keuangan. Jakarta: Cv. Indeks
Sugiyono (2012). Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Jakarta : Alfabeta.
Sunyoto, Danang (2013). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Perusahaan.
Yogyakarta: CAPS
18