Teknik Mesin FTUP id. pdf

Teknik Mesin - FTUP



9.1. Pelaksanaan Proyek

1.
2.

Kegiatan untuk menghasilkan produk proyek
Kegiatan yang menjamin produk proyek selesai
sesuai persyaratan yang ditetapkan, terutama
dalam hal :
a. Cakupan
b. Waktu
c. Biaya
d. Mutu

Kegiatan untuk menjamin produk proyek
selesai sesuai persyaratan, dilakukan dalam
manajemen cakupan proyek.


Produk kegiatan ini misalnya :
a. Laporan-laporan proyek
b. Rencana proyek

4 P adalah 4 hal terpenting dalam manajemen
proyek, yaitu :
1. People : elemen terpenting dari kesuksesan
suatu proyek
2. Product : sistem yang akan dibangun
3. Process : sekumpulan framework activities dan
engineering task agar proyek berjalan
4. Project : seluruh kerja/usaha yang dibutuhkan
untuk mewujudkan suatu produk

HUKUM :
KESELURUHAN NORMA YANG
OLEH PENGUASA NEGARA DAN
MASYARAKAT YANG BERWENANG
MENETAPKAN HUKUM,

DINYATAKAN SEBAGAI PERATURAN
YANG MENGIKAT BAGI SEBAGIAN
ATAU SELURUHNYA ANGGOTA
MASYARAKAT.





NORMA-NORMA
PERATURAN MENGANDUNG HUBUNGAN
HUKUM
SUBYEK HUKUM









PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
HUKUM KEBIASAAN
PERJANJIAN/TRAKTAT
YURISPRUDENSI
AJARAN-AJARAN ILMU HUKUM

UNTUK MENGADAKAN SUATU
TATA TERTIB
YANG DIKEHENDAKI

Kata “ Bisnis “ itu sendiri diambil dari
bahasa Inggris “ Business “ yang berarti
kegiatan usaha.
Dalam arti luas, kata bisnis sering
diartikan : sebagai keseluruhan kegiatan
usaha yang dijalankan oleh orang atau
badan secara teratur dan terus menerus,
yaitu berupa kegiatan mengadakan barangbarang atau jasa-jasa maupun fasilitasfasilitas untuk diperjualbelikan,
dipertukarkan atau disewagunakan dengan

tujuan mendapatkan keuntungan.




HUKUM BISNIS :
Seperangkat kaidah-kaidah hukum yang
diadakan untuk mengatur dan menyelesaikan
persoalan-persoalan dalam aktivitas antar
manusia dibidang perdagangan.






Pengusaha
Pekerja
Pembantu-pembantu pengusaha











Terus menerus
Terang-terangan
Dalam kualitas tertentu
Bertujuan untuk mencari keuntungan atau
laba
Pembukuan
Badan usaha






Perseroan Terbatas / PT. ( UU No. 1 Tahun
1995)
Yayasan ( UU No. 16 Tahun 2001)
Koperasi ( UU No. 25 Tahun 1992)






Persekutuan Perdata / maatschap (pasal 1619
KUH Perdata)
Firma (pasal 16 – 35 KUH Dagang)
Perseroan Komanditer / CV (pasal 19 KUH
Dagang)
Perusahaan Dagang / Usaha Dagang




Perseroan Terbatas ( PT ) adalah badan
hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian
melakukan kegiatan usaha dengan modal
dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham
dan memenuhi persyaratan dan peraturan
pelaksananya.



Perseroan memperoleh status badan hukum
setelah akta pendiriannya disahkan oleh
Menteri Hukum & HAM RI (dh. Menteri
Kehakiman) dan pengesahan diberikan paling
lama 60 hari setelah permohonan diterima
secara lengkap dan memenuhi persyaratan.
Setelah akta tersebut disahkan, wajib
didaftarkan dalam Daftar Perusahaan dan
diumumkan dalam Berita Negara RI.






Akta pendirian yang telah disahkan Menteri Hukum
& HAM RI wajib didaftarkan oleh Direksi dalam
Daftar Perusahaan dan wajib diumumkan dalam
Berita Negara & Tambahan Berita Negara RI.
Pengumuman ini (PN. Percetakan Negara) supaya
perseroan terbatas yang telah disahkan dapat
berperan secara sempurna sebagai suatu badan
hukum sebagaimana yang diharapkan oleh para
pendiri tanpa membebani direksi dengan
tanggungjawab renteng apabila mereka melakukan
segala tindakan hukum untuk kepentingan
perseroan.








Dalam UU PT pengaturan mengenai jenis
modal, yaitu terdiri dari :
Modal Dasar ( min. 20 Juta )
Modal Ditempatkan ( min. 25 % dari modal
dasar )
Modal Disetor ( min 50 % dari modal
ditempatkan )



Nilai nominal saham harus dicantumkan
dalam mata uang Republik Indonesia



Pemegang saham perseroan harus lebih
dari 1 (satu) orang, karena pada dasarnya
sebagai badan hukum perseroan dibentuk

berdasarkan perjanjian. Apabila perseroan
kemudian hanya dimiliki oleh seorang,
dalam waktu 6 (enam) bulan pemegang
saham harus menjual sahamnya, apabila
tidak maka tanggungjawab menjadi pribadi
dan atas permohonan pihak yang
berkepentingan Pengadilan Negeri dapat
membubarkan perseroan.

adalah pemberian wewenang
pemerintahan kepada
pemerintah daerah untuk secara
mendiri dan berdaya untuk
membuat keputusan mengenai
kepentingan daerahnya.

 Jakarta

Sentris;
 Perimbangan keuangan tidak adil;

 Kesenjangan sosial antara pusat
daerah.



Tujuan :
- mencegah pemusatan
kekuasaan;
- terciptanya pemerintah
yang efisien; dan
- partisipasi masyarakat.

A. OTONOMI DAERAH.
1. Hakekat otonomi daerah.
Indonesia  Negara kesatuan yang berbentuk republik 
Pelaksanaan pemerintahan dibagi atas daerah provinsi 
propinsi dibagi atas kabupaten dan kota  mempunyai
pemda yang mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan menurut asas.

Asas otonomi.

Tugas pembantuan.

UU RI No. 32 tahun 2004  Pemerintahan daerah.
UU RI No. 33 tahun 2004  Perimbangan keuangan antara
Pemerintahan pusat dan daerah.
Beberapa istilah :

1. Pemerintah
2. Pemerintah daerah.
3. Desentralisasi.
4. Dekonsentrasi.
5. Tugas pembantuan.

Perangkat NKRI yang terdiri dari presiden bersama para
Menteri.
Kepala daerah beserta perangkat daerah otonomi yang lain
sebagai badan eksekutif daerah, DPRD adalah badan
Legislatif daerah.
Penyerahan wewenang pemerintah oleh pemerintah kepada
daerah otonomi dalam kerangka NKRI.
Pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada
Gubenur sebagai wakil presiden dan / perangkat pusat
Daerah.
Penugasan dari pemerintah kepada daerah dan desa untuk
melaksanakan tugas tertentu yang disertai pembiayaan,
sarana, prasarana dan SDM dgn kewajiban melaporkan
pelaksanaannya.

6. Otonomi daerah.

7. Daerah otonom.

8. Wilayah administrasi.
9. Instansi vertikal.

10. Pejabat yang berwenang.
11. Kecamatan.

12. Kelurahan.

Kewenangan daerah otonomi untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut
pelaksanaan sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat
sesuai dengan Peraturan perundang – undangan.
Kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas
daerah tertentu berwenang mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat menurut prakasa
Sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan
NKRI.
Wilayah kerja gubenur selalu wakil pemerintah.
Perangkat departemen dan / atau lembaga pemerintah
Non departemen di daerah.
Pejabat pemerintah di tingkat pusat / pejabat pemerintah di
Tingkat propinsi yang berwenang memilih dan mengawasi
penyelengaraan pemda.
Wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah kabupaten
dan daerah kota.
Wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah kabupaten /
Kota di bawah kecamatan.

Desentralisasi politik.
Bertujuan menyalurkan semangat demokrasi secara positif
di Masyarakat.

Desentralisasi administrasi.
Memiliki 3 bentuk utama :

4 macam
Desentralisasi.

Dekonsentrasi.
Delegasi.
Devolusi.
Bertujuan agar penyelenggaraan pemerintah dapat
Berjalan secara efektif dan efesien.

Desentralisasi fiskal.
Bertujuan memberikan kesempatan kepada daerah untuk
menggali berbagai sumber dana.

Desentralisasi ekonomi / pasar.
Bertujuan untuk lebih memberikan tanggung jawab yang berkaitan sektor publik ke sektor privat.

VISI OTONOMI DAERAH

1 Bidang politik :
 Proses untuk membuka lahirnya kepala pemda yang di pilih secara demokrasi.
 Penyelenggaraan pemerintahan yang reponsip terhadap kepentingan masyarakat luas.
 Memelihara suatu mekanisme pengambilan keputusan yang taat kepada asas
Pertanggung jawaban publik.
2 Bidang ekonomi :
 Menjamin lancarnya pelaksanaan kebijakan ekonomi nasional di daerah.
 Mengembangkan kebijakan regional dan lokal untuk mengoptimalkan pendayagunaan
profesi ekonomi di daerahnya.
 Membangun berbagai infrastruktur yang menunjang perputaran ekonomi di daerahnya.
3 Bidang sosial budaya :
 Menciptakan harmoni sosial
 Memelihara nilai lokal yang dipandang kondusif terhadap kemampuan masyarakat.
 Merespon dinamika kehidupan disekitarnya.

KONSEP OTONOMI DAERAH
MENGANDUNG MAKNA

1. Penyerahan sebanyak mungkin kewenangan pemerintahan dalam hubungan
domestik kepada Daerah, kecuali bidang :
 Keuangan dan moneter.
 Politik luar negeri.
 Peradilan.
 Pertahanan
 Keagamaan
2 Penguatan peran DPRD dalam pemilihan dan penetapan kepada daerah
3 Pembangunan tradisi politik yang lebih sesuai dengan kultur ( budaya ) setempat
4 Peningkatan efektivitas fungsi – fungsi pelayanan eksekutif
5 Peningkatan efisiensi administrasi keuangan daerah
6 Perwujudan desentralisasi fiskal.
7 Pembinaan dan pemberdayaan lembaga dan nilai lokal yang bersifat kondusif.

Peningkatan pelayanan dan kesejahteraan
masyarakat yang semakin baik

Pengembangan kehidupan demokrasi.

Keadilan
Tujuan pemberian
Otonomi daerah

Pemerataan

. Pemeliharaan hubungan yang serasi antar

pusat dan daerah
Menumbuhkan prakarsa dan kreativitas, peran serta
masyarakat. Mengembangkan peran dan fungsi DPRD.

3. Asas – asas dan prinsip pemerintahan daerah.
Asas pemerintahan
Daerah.

Pasal 18 ayat 2
UUD 1945

Pemerintah daerah
Propinsi, daerah
Kabupaten, dan kota
mengatur dan
mengurus sendiri
urusan pemerintahan
membuat asas
otonomi dan tugas
pembantuan.

Asas otonomi :
pelaksanaan urusan pemerintahan oleh daerah
dapat diselengarakan secara langsung oleh
pemerintahan daerah itu sendiri.

Asas tugas pembantuan :
Pelaksanaan melalui penugasan oleh pemerintah
Provinsi ke pemerintah kabupaten / kota dan desa
atau penugasan dari pemerintah kabupaten / kota
ke desa.

 Pasal 16 ayat 6 UUD 1945.

Pemerintah daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan – peraturan lain
Untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.

Prinsip penyelengaraan pemerintahan daerah :
 Mengunakan asas :  Desentralisasi
 Dekonsentrasi
 Tugas pembantuan
 Menyelenggarakan asas desentralisasi secara utuh dan bulat yang
dilaksanakan di daerah kabupaten / kota.
 Asas pembantuan dilaksanakan di :  Daerah propinsi
 Daerah kabupaten
 Daerah kota
 Daerah desa

4. Kewenangan daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah.
DASAR
 Pasal 18 A ayat 1 UUD 1945
 Pasal 18 A ayat 2 UUD 1945

 Antar susunan pemerintahan memiliki hubungan yang bersifat hirarkis
 Pengaturan hubungan pemerintahan tersebut memperhatikan ke khususan dan
Keragaman Daerah.
 Antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah memiliki hubungan keuangan,
pelayanan umum, dan pemanfaatan sumber daya.

5. BENTUK DAN SUSUNAN PEMERINTAHAN DAERAH
DAERAH
DPRD ( Legislatif )

 merupakan wahana Untuk
Melaksanakan Demokrasi
berdasarkan Pancasila
 berkedudukan sejajar dan menjadi
mitra dari Pemerintahan darah
( pasal 40 UU RI No. 32 th 2004 )
Fungsi DPRD ( pasal 41 UU RI No. 32
Tahun 2004 )

Pemerintahan daerah ( Eksekutif )

Kepala daerah

Perangkat daerah lainya

Fungsi legislasi.
 pembentuk PERDA
Fungsi anggaran.
 kewenangan dalam hal anggaran
Daerah ( APBD )
Fungsi pengawasan.
 mengontrol pelaksanaan perda
dan peraturan yang lain.

 Cara pemilihan anggota DPRD.

1Dasar pasal 18 ayat 3 UUD 1945.
2Anggotanya di pilih melalui PEMILU.
3Wakil pelaksanaan bersamaan dg pemilu untuk anggota DPR dan DPD
 Tugas dan wewenang DPRD ( pasal 42 UU RI No. 32 tahun 2004 )
a. Membentuk perda yang di bahas bersama kepala daerah.
b. Membahas dan menyetujui RAPERDA – APBD bersama dgn kepala daerah
c. Pelaksanaan pengawasan terhadap :
 Perda dan aturan lain
 Peraturan kepala daerah
 APBD
 Kebijakan pemda
d. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian :
 DPRD provinsi  Gubenur dan wakil gubenur kepada presiden melalui
Menteri dalam negeri
 DPRD kabupaten  Bupati / wali kota dan wakilnya kepada menteri dalam
/ kota
negeri melalui gubenur.



Hukum ini memusatkan perhatian pada
kewajiban untuk melaksanakan kewajiban
sendiri (self imposed obligation).
 Kontrak dibuat untuk perlindungan
kepentingan private yang belum diatur oleh
undang-undang







suatu perjanjian tertulis diantara dua atau lebih orang/
pihak yang menciptakan hak dan kewajiban untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu (Istilah
Umum)

“Contract: An agreement between two or more persons
which creates an obligation to do or not to do a peculiar
thing”
Perjanjian : Adalah suatu perbuatan dengan mana
satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap
satu orang atau lebih lainnya.





TRANSAKSIONAL
◦ ADANYA DUA PIHAK ATAU LEBIH DIMANA
PIHAK SATU SEBAGAI PEMBERI PRESTASI DAN
PIHAK LAIN PENYEDIA PRESTASI (JUAL BELI,
SEWA MENYEWA, PINJAM MEMINJAM )
OPERASIONAL
◦ ADANYA KERJASAMA DARI DUA PIHAK ATAU
LEBIH UNTUK MENGERJAKAN SUATU BISNIS
(JOINT VENTURE, JOINT OPERASIONAL)
















Jual Beli
Tukar Menukar
Sewa Menyewa
Melakukan Pekerjaan
Pengangkutan
Persekutuan
Penghibahan
Penitipan Barang
Pinjam meminjam
Untung Untungan
Penanggungan Utang
Perdamaian
Dll

 Kontrak

lisensi
 Kontrak waralaba
 Kontrak Penggunaan Rahim
 Kontrak Pembiayaan







ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK :
para pihak mempunyai kebebasan menentukan
perjanjian

ASAS KONSENSUALISME :
Perjanjian itu lahir sejak adanya kesepakatan
(consensus)
ASAS PERSONALITY :
seseorang yang akan melakukan dan/atau membuat
kontrak hanya untuk kepentingan perseorangan saja.
Pasal 1315 dan Pasal 1340 KUH Perdata .





ASAS IKTIKAD BAIK
Perjanjian harus dibuat berdasarkan kepatutan
dan kepantasan serta tidak menyalahgunakan
situasi
ASAS PUCTA SUNT SERVANDA
Semua perjanjian yang dibuat secara sah menjadi
undang undang/hukum bagi mereka yang membuatnya dan Perjanjian tidak dapat dibatalkan
secara sepihak selain dengan kesepakatan atau
berdasarkan undang-undang .















Prinsip
Prinsip
Prinsip
Prinsip
Prinsip
Prinsip
Prinsip
Prinsip
Prinsip
Prinsip
Prinsip
Prinsip

Kebebasan Berkontrak
Iktikad baik dan Transaksi Jujur
pengakuan kebiasaan
Kesepakatan melalui penawaran dan penerimaan
larangan negosiasi dgn iktikad buruk
Menjaga kerahasian
perlindungan pihak lemah dari syarat baku
syarat sahnya kontrak
pembatalan karena perbedaan besar
contraproferentem dalam penafsiran
menghormati kontrak dalam kesulitan
Pembebasan dalam force majeur



PERSOON
 LEGAL ENTITIES
 PUBLIC BODIES
 STATE






Government to Private
Government to Government
Private to Private





SYARAT SUBYEKTIF
◦ KESEPAKATAN
◦ KECAKAPAN
SYARAT OBYEKTIF
◦ SUATU HAL TERTENTU
◦ SEBAB YANG HALAL








Adalah bertemunya dua maksud yang terwujud
dalam janji untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu
Kesesuaian antara penawaran (offer) dan
Penerimaan ( Acceptance )
Ditandai dengan : jabat tangan ; pembayaran ;
tanda tangan ; dan hal lain yang dianggap
patut menurut undang undang dan kebiasaan
Tidak sah bila: atas paksaan; adanya
penipuan/kekhilafan ; penyalahgunaan situasi





Adalah pihak yang mampu secara hukum atau
berkuasa atas barang dan jasa yang diperjanjikan
atau berwenang mewakili pihak
Misalnya : Pemilik barang atau yang diberi kuasa ;
Direktur sebagai wakil perusahaan
Yang tidak cakap : anak dibawah umur (