Pengaruh Lingkungan Fisik Rumah dan Perilaku Masyarakat Terhadap Kejadian Chikungunya di Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2016 Chapter III VI

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi analitik observasional dengan disain case
control yaitu untuk mengetahui pengaruh lingkungan rumah (pencahayaan,
kelembaban, suhu, tempat perindukan nyamuk, tempat peristirahatan nyamuk,
kerapatan dinding, ventilasi dan langit-langit rumah), dan perilaku responden
terhadap kejadian Chikungunya di Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli
Selatan tahun 2015.
Adapun alasan menggunakan disain ini, karena studi kasus kontrol merupakan
studi

observasional

yang

menilai

hubungan


paparan

penyakit

dengan

membandingkan kelompok kasus dan kelompok kontrol berdasarkan status
paparannya (Murti, 2003).
Kasus:
Responden yang anggota
keluarganya
pernah
menderita Chikungunya

Kontrol:
Responden yang anggota
keluarganya tidak pernah
menderita Chikungunya
Faktor Risiko


Ya

Tidak

Gambar 3.1 Kerangka Penelitian

44
Universitas Sumatera Utara

45

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli
Selatan, dengan pertimbangan tingginya kasus Chikungunya di kecamatan tersebut
dibandingkan dengan kecamatan lain.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai dari pengusulan judul, penelusuran kepustakaan,
konsultasi judul, penyusunan proposal, seminar proposal, penelitian dan analisis data
serta ujian tesis yaitu mulai bulan Desember 2015 sampai bulan April 2016.


3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
a. Populasi Kasus
Populasi kasus adalah seluruh tatanan rumah tangga dimana di dalam anggota
keluarganya tercatat pernah menderita Chikungunya terhitung sejak kasus terakhir
ditemukan yaitu sejak bulan November–Desember tahun 2014 berjumlah 74 KK dan
masih tinggal di desa-desa dalam wilayah kerja Kecamatan Batang Toru dalam 3
bulan terakhir saat penelitian dilakukan tahun 2016 berjumlah 70 KK.
b. Populasi Kontrol
Populasi kontrol adalah seluruh tatanan rumah tangga dimana di dalam
anggota keluarganya tidak dijumpai penderita Chikungunya dan tinggal di desa-desa
dimana populasi kasus tinggal.

Universitas Sumatera Utara

46

3.2.2. Sampel
a. Sampel Kasus

Sampel kasus adalah seluruh tatanan rumah tangga dimana di dalam anggota
keluarganya pernah dijumpai menderita Chikungunya di Kecamatan Batang Toru
Kabupaten Tapanuli Selatan pada tahun 2014 yaitu sejak November sampai
Desember 2014 dan masih tinggal di desa-desa dalam wilayah kerja Kecamatan
Batang Toru dalam 3 bulan terakhir saat penelitian dilakukan. Besar sampel adalah
sama dengan populasi. Teknik pengambilan sampel kontrol adalah dengan metode
purposive sampling
b. Sampel Kontrol
Sampel kontrol adalah seluruh tatanan rumah tangga dimana di dalam anggota
keluarganya tidak dijumpai penderita Chikungunya merupakan tetangga terdekat
dalam satu lingkungan dan tidak tinggal satu rumah dengan kasus. Dalam penelitian
ini kontrol diambil sesuai dengan jumlah kasus yaitu 70 KK juga, dimana baik
kondisi rumah kasus dan rumah kontrol tidak berubah dalam 3 bulan terakhir saat
penelitian dilakukan.
Besar sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 140 KK yang terdiri dari
sampel untuk kasus sebanyak 70 KK dan sampel untuk kontrol sebanyak 74 KK.

Universitas Sumatera Utara

47


3.4. Metode Pengumpulan Data
3.4.1. Data Primer
Data primer diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner
untuk mengetahui bagaimana perilaku responden, sedangkan observasi dan
pengukuran langsung dengan menggunakan lembar observasi yaitu mengamati
langsung bagaimana kondisi lingkungan rumah responden di Kecamatan Batangtoru
Kabupaten Tapanuli Selatan. Responden adalah orang yang menjadi subjek
pertanyaan yang disiapkan yaitu kepala keluarga (Bapak, atau Ibu).
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari instansi terkait meliputi laporan Dinas
Kesehatan Kabupaten Tapanuli Selatan, laporan Puskesmas Batangtoru serta data dari
desa di Kecamatan Batangtoru serta data tentang Kecamatan itu sendiri mengenai
situasi kependudukan dan data lainnya yang relevan dengan tujuan dan permasalahan
penelitian.
3.4.3. Uji Validitas dan Reabilitas
Uji validitas dan reabilitas dilakukan terhadap 30 orang yang anggota
keluarga pernah mengalami Chikungunya tahun 2014 berdomisili di wilayah
Kecamatan Batang Toru pada bulan Februari 2016.
a. Uji Validitas

Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana suatu ukuran atau skor
yang menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur dengan cara
mengukur korelasi antara variabel atau item dengan skor variabel yang ditunjukan

Universitas Sumatera Utara

48

dengan skor variabel yang ditunjukkan dengan skor item correct correlation pada
analisis reability statistics dengan ketentuan nilai koefisien korelasi (r) > 0,361. Jika
skor r hitung > r tabel maka dinyatakan valid dan jika skor r hitung < r tabel maka
dinyatakan tidak valid (Riduwan, 2010).
b. Uji Reabilitas
Pertanyaan dinyatakan reliabel jika jawaban responden terhadap pertanyaan
(kuesioner) adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu reabilitas menunjukkan
pada suatu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrument tersebut sudah baik.
Instrumen yang sudah dapat dipercaya atau reliabel akan menghasilkan data yang
dapat dipercaya bila data sudah sesuai dengan kenyataan, maka berapa kali pun
diambil tetap akan sama. Teknik yang digunakan dalam pengujian reliabilitas

instrumen adalah menggunakan cronbach alpha. Jika hasil uji memberikan nilai
cronbach alpha > 0,60 maka variabel tersebut dikatakan reliabel (Riyanto, 2009).
Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas pada Instrumen Pengetahuan
Variabel
Pengetahuan 1
Pengetahuan 2
Pengetahuan 3
Pengetahuan 4
Pengetahuan 5
Pengetahuan 6
Pengetahuan 7
Pengetahuan 8
Pengetahuan 9
Pengetahuan 10
Reliabilitas

Nilai Corrected
Item-Total
0,838
0,871

0,841
0,838
0,853
0,850
0,847
0,852
0,842
0,862

Cronbach’s
Alpha

0,863

Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Reliabel

Universitas Sumatera Utara

49

Dari Tabel 3.1. di atas dapat diperoleh bahwa seluruh variabel pengetahuan
sebanyak 10 pertanyaan mempunyai nilai r-hitung > 0,361 (r-tabael) dengan nilai
cronbach alpha 0,863, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan variabel
pengetahuan valid dan reliabel.
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas pada Instrumen Sikap
Variabel
Sikap 1
Sikap 2
Sikap 3

Sikap 4
Sikap 5
Sikap 6
Sikap 7
Sikap 8
Sikap 9
Sikap 10
Reliabilitas

Nilai Corrected
Item-Total
0,847
0,837
0,833
0,835
0,825
0,818
0,825
0,845
0,826

0,852

Cronbach’s
Alpha

0,848

Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Reliabel

Dari Tabel 3.2. di atas dapat diperoleh bahwa seluruh variabel sikap sebanyak
10 pertanyaan mempunyai nilai r-hitung > 0,361 (r-tabael) dengan nilai cronbach
alpha 0,848, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan variabel sikap valid
dan reliabel
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas pada Instrumen Tindakan
Variabel
Tindakan 1
Tindakan 2
Tindakan 3
Tindakan 4
Tindakan 5
Tindakan 6
Tindakan 7

Nilai Corrected
Item-Total
0,873
0,890
0,872
0,877
0,876
0,879
0,894

Cronbach’s
Alpha

Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Universitas Sumatera Utara

50

Tabel 3.3 (Lanjutan)
Variabel
Tindakan 8
Tindakan 9
Tindakan 10
Reliabilitas

Nilai Corrected
Item-Total
0,870
0,898
0,892

Cronbach’s
Alpha

0,893

Keterangan
Valid
Valid
Valid
Reliabel

Dari Tabel 3.3. di atas dapat diperoleh bahwa seluruh variabel tindakan
sebanyak 10 pertanyaan mempunyai nilai r-hitung > 0,361 (r-tabael) dengan nilai
cronbach alpha 0,893, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan variabel
tindakan valid dan reliabel.

3.5. Variabel dan Definisi Operasional
3.5.1. Variabel
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen yaitu lingkungan
rumah meliputi kerapatan dinding, kawat kasa pada ventilasi, langit-langit rumah,
tempat penampungan air, kelembaban dan perilaku masyarakat dilihat dari
pengetahuan, sikap, tindakan. Variabel dependen yaitu kejadian Chikungunya di
Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan.
3.5.2. Definisi Operasional
a. Variabel Independen
1.

Pencahayaan adalah besarnya energi cahaya alam dan buatan yang menerangi
suatu ruangan diukur menggunakan alat Lux Meter

2.

Kelembaban adalah kualitas keadaan udara di dalam ruangan rumah yang diukur
dengan menggunakan alat Termo-Hygrometer.

Universitas Sumatera Utara

51

3.

Suhu adalah kondisi udara yang terdapat di dalam ruangan yang d ukur dengan
termometer.

4.

Tempat perindukan nyamuk adalah tempat-tempat untuk menampung air yang
dipergunakan

untuk

keperluan

sehari-hari

seperti

bak

mandi

yang

memungkinkan nyamuk berkembang biak.
5.

Tempat peristirahatan nyamuk adalah ada atau tidaknya tempat, pakaian
bergantung atau kolong gelap yang menjadi tempat istirahat nyamuk.

6.

Kerapatan dinding adalah pembatas rumah responden yang terbuat dari pasangan
batu bata, papan, anyaman bambu halus, anyaman bambu kasar dan dilihat dari
kerapatannya.

7.

Ventilasi adalah lubang angin yang memungkinkan untuk keluar masuknya
vektor Chikungunya ke dalam rumah dilihat dari tidak atau adanya kawat kasa.

8.

Langit-langit rumah adalah pembatas ruangan dinding bagian atas dengan atap
yang terbuat dari kayu, internit maupun anyaman bambu halus sebagai
penghalang masuknya vektor Chikungunya ke dalam rumah.

9.

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh responden tentang
penyebab

Chikungunya,

penularan

Chikungunya

dan

pengendalian

Chikungunya.
10. Sikap adalah tanggapan responden tentang penyebab Chikungunya, penularan
Chikungunya dan pengendalian Chikungunya bagi individu dan dalam
keluarganya.

Universitas Sumatera Utara

52

11. Tindakan adalah segala bentuk nyata dari perilaku responden tentang penyebab
Chikugunya, penularan Chikungunya dan pengendalian Chikungunya.
b. Variabel Dependen
1.

Kasus

Chikungunya

adalah

orang yang dinyatakan

positif

menderita

Chikungunya berdasarkan laporan Puskesmas Nisam 3 bulan terakhir yang
dibuktikan dengan diagnosis yang lengkap.
2.

Kontrol adalah bukan penderita Chikungunya yang merupakan tetangga terdekat
dalam satu lingkungan dimana baik kondisi rumah kasus dan rumah kontrol tidak
berubah dalam 3 bulan terakhir.
Tabel 3.4 Aspek Pengukuran Variabel

No

Variabel

Definisi
Operasional

Variabel Independen
I. Lingkungan Fisik Rumah
1
Pencahayaan
Pencahayaan yang
terdapat di sekitar
tempat
penampungan air
baik di dalam
maupun di luar
rumah responden
yang digunakan
untuk keperluan
sehari-hari, yaitu:
bak mandi dan
tempat tandon air
yang digunakan
untuk masak dan
minum (gentong).

Cara
Ukur

Observasi

Alat
Ukur

Skala
Ukur

Check
list

Nomin
al

Kategori

1.

2.

Tidak
memenuhi
syarat (<
Lux)
Memenuhi
syarat (>
Lux)

60

60

Universitas Sumatera Utara

53

Tabel 3.4 (Lanjutan)
No

Variabel

2 Kelembaban

3 Suhu

Definisi Operasional
Kualitas keadaan udara
di dalam ruangan rumah
yang baik sesuai dengan
SK
Menkes
No:
829/MenKes/SK/VII/
1999, yaitu berkisar
(40% – 70%).
Kondisi udara yang
terdapat
di
dalam
ruangan yaitu berkisar
25–32 ºC.

Cara
Ukur

Alat
Ukur

Skala
Ukur

Pengukuran Higrome Ordinal
langsung
ter

Pengukuran Thermo
langsung
meter

4 Tempat
perindukan
nyamuk

Tempat-tempat
Observasi
perindukan
yang
berpotensi dan tidak
berpotensi menimbulkan
jentik nyamuk yang
terdapat
di
dalam
maupun diluar rumah
responden

Check
list

5 Tempat
istirahat
nyamuk

Tempat yang disukai Observasi
nyamuk
untuk
beristirahat
selama
menunggu
bertelur
adalah tempat yang
gelap,
lembab
dan
sedikit angin.

Check
list

Kategori
Tidak memenuhi
syarat (70%)
Memenuhi syarat
(40% - 70%)

Ordinal

Tidak Memenuhi
syarat
(32 ºC)
Memenuhi syarat
(25 – 32°C)
Nominal Tidak Memenuhi
Syarat (Tempat
perindukan
nyamuk
yang
didalamnya
terdapat
jentik
nyamuk)
Memenuhi syarat
(Tempat
perindukan
nyamuk
yang
didalamnya tidak
terdapat
jentik
nyamuk)
Nominal
1. Tidak Memenuhi
Syarat (pakaian
menggantung
atau kelambu dan
kolong
yang
gelap di dalam
rumah
di
temukan nyamuk
hinggap)
2. Memenuhi Syarat
(Tempat istirahat
nyamuk seperti
pakaian
menggantung
atau kelambu dan
kolong
yang
gelap di dalam
rumah tidak di
temukan nyamuk
hinggap)

Universitas Sumatera Utara

54

Tabel 3.4 (Lanjutan)
No

Variabel

Definisi Operasional

Cara Ukur

Alat
Ukur

6 Kerapatan
Dinding

Pembatas
rumah Observasi
responden yang terbuat
dari pasangan batu bata,
papan, anyaman bambu
halus, anyaman bambu
kasar dan dilihat dari
kerapatannya.

Check
list

7 Ventilasi

Lubang angin yang Observasi
memungkinkan
untuk
keluar masuknya vektor
Chikungunya ke dalam
rumah dilihat dari tidak
atau adanya kawat kasa.

Check
list

8 Langitlangit
Rumah

Pembatas
ruangan Observasi
dinding bagian atas
dengan atap yang terbuat
dari
kayu,
internit
maupun anyaman bambu
halus
sebagai
penghalang masuknya
vektor Chikungunya ke
dalam rumah dilihat dari
tidak atau adanya langitlangit pada semua atau
sebagian ruangan rumah.

Check
list

II. Perilaku Masyarakat
9
Pengetahu
Pengetahuan
yang
an
dimiliki
responden
tentang gejala dan cara
pencegahan penularan
Chikungunya.
10

Sikap

Tanggapan responden
tentang
penyebab
Chikungunya, penularan
Chikungunya
dan
pencegahan
Chikungunya
bagi
individu dan dalam
keluarganya.

Skala
Ukur

Kategori

Nominal
1. Tidak Memenuhi
Syarat (Dinding
rumah terdapat
lubang > 5 mm2).
2. Memenuhi syarat
(Dinding rumah
tidak
terdapat
lubang < 1,5
mm2)
Nominal
1. Tidak Memenuhi
Syarat (Ventilasi
rumah
tidak
terdapat
kawat
kasa nyamuk)
2. Memenuhi syarat
(Ventilasi rumah
terdapat
kawat
kasa nyamuk)
Nominal
1. Tidak Memenuhi
Syarat (Rumah

Tidak memiliki
langit-langit
atau
hanya
terdapat pada
sebagian
ruangan)
2. Memenuhi Syarat
(Rumah memiliki
langit-langit
di
seluruh ruangan)

Wawancara

Kuesio
ner

Ordinal

Wawancara

Kuesio
ner

Ordinal

1. Kurang
(≤ 75% dari
total skor)
2. Baik
(> 75% dari
total skor)
1. Kurang
(≤ 75% dari
total skor)
2. Baik
(> 75% dari
total skor)

Universitas Sumatera Utara

55

Tabel 3.4 (Lanjutan)
No

Variabel

11

Tindakan

Definisi Operasional

Segala bentuk nyata
dari perilaku responden
untuk
mencegah
terjadinya
Chikungunya
yang
merupakan
suatu
kebiasaan yang bersifat
protektif.
Variabel Dependen
No
Variabel
Kasus

Orang yang dinyatakan
positif
menderita
Chikungunya
berdasarkan
laporan
Puskesmas Nisam 3
bulan terakhir yang
dibuktikan
dengan
diagnosis
yang
lengkap.

Kontrol

Cara Ukur

Alat
Ukur

Skala
Ukur

Kategori

Wawancara

Kuesio
ner

Ordinal

1. Kurang
(≤ 75% dari
total skor)
2. Baik
(> 75% dari
total skor)

Definisi
Operasional
Catatan
Medik dan
wawancara

Cara
Ukur
Kuesio
ner

Alat
Skala Ukur
Ukur
Nomin 1. Pernah
al
menderita
Chikungunya
(Kasus
2. Tidak pernah
menderita
Chikungunya
(Kontrol)

Bukan penderita Chikungunya yang
merupakan tetangga terdekat dalam
satu lingkungan dimana baik kondisi
rumah kasus dan rumah kontrol tidak
berubah dalam 3 bulan terakhir.

3.6. Instrumen Penelitian
a. Lembar observasi
b. Kuesiner
c. Termohigrometer
d. Senter
e. Pulpen

Universitas Sumatera Utara

56

3.7. Metode Analisis Data
3.7.1. Analisis Univariat
Analisis univariat adalah analisis yang menjelaskan setiap variabel penelitian
dengan penyajian dalam tabel distribusi frekuensi. Adapun variabel independen yaitu
lingkungan rumah meliputi pencahayaan, suhu, kelembaban, tempat perindukan
nyamuk, tempat istirahat nyamuk, dan kepadatan jentik, kerapatan dinding, kawat
kasa pada ventilasi, langit-langit rumah, tempat penampungan air dan perilaku
masyarakat dapat dilihat dari pengetahuan, sikap, tindakan. Variabel dependen yaitu
kejadian Chikungunya.
3.7.2. Analisis Bivariat
Untuk melihat hubungan antara variabel independen terhadap variabel
dependen dengan menggunakan uji chi-square pada tingkat derajat kepercayaan 95%
yaitu α = 0,05 dengan ketentuan bila nilai p 1, artinya variabel independen sebagai faktor risiko.

c.

Bila OR < 1, artinya variabel independen sebagai faktor protektif.

Universitas Sumatera Utara

57

3.7.3. Analisis Multivariat
Analisis multivariat untuk melihat pengaruh antara variabel kejadian
Chikungunya dengan seluruh variabel yang diteliti yaitu seluruh variabel independen
sehingga diketahui variabel mana yang paling dominan berpengaruh terhadap
kejadian Chikungunya dengan menggunakan uji regresi logistik berganda.
Adapun tahapan proses analisis multivariat sebagai berikut:
a.

Memasukkan variabel kandidat dalam proses analisis multivariat regresi logistik
dengan cara memilih variabel independen yang memiliki nilai p 1,5 mm 2) yaitu sebanyak
54 orang (77,1%). Begitu juga pada kelompok kontrol lebih banyak yang memiliki
kerapatan dinding rumah tidak memenuhi syarat (terdapat lubanya > 1,5 mm2) yaitu
sebanyak 39 orang (55,7%
Pada kelompok kasus lebih banyak responden yang memiliki ventilasi tidak
memenuhi syarat (tidak terdapat kawat kasa nyamuk) yaitu sebanyak 60 orang
(85,7%). Sedangkan pada kelompok kontrol lebih banyaik responden yang memiliki
ventilasi rumah memenuhi syarat (terdapat kawat kasa nyamuk) yaitu sebanyak 36
orang (51,4%).
Pada kelompok kasus lebih banyak responden dengan langit-langit rumah
tidak memenuhi syarat (rumah tidak memiliki langit-langit atau hanya sebangian
ruangan) yaitu sebanyak 54 orang (77,1%). Sedangkan pada kelompok kontrol lebih
banyak responden dengan langit-langit rumah emenuhi syarat (rumah memiliki
langit-langit di seluruh ruangan) yaitu sebanyak 44 orang (62,9%).

Universitas Sumatera Utara

72

Distribusi lingkungan fisik rumah responden dapat dilihat berdasarkan Tabel
4.2 berikut ini :
Tabel 4.2 Distribusi Lingkungan Fisik Rumah Responden di Kecamatan Batang
Toru Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2015
No

Variabel Lingkungan Rumah

1

Pencahayaan
1. Tidak memenuhi syarat
2. Memenuhi syarat

Total
2
Kelembaban
1. Tidak memenuhi syarat
2. Memenuhi syarat
Total
3
Suhu Udara
1. Tidak memenuhi syarat
2. Memenuhi syarat
Total
4
Tempat Perindukan Nyamuk
1. Tidak memenuhi syarat
2. Memenuhi syarat
Total
5
Tempat Peristirahatan Nyamuk
1. Tidak memenuhi syarat
2. Memenuhi syarat
Total
6
Kerapatan Dinding
1. Tidak memenuhi syarat
2. Memenuhi syarat
Total
7
Ventilasi
1. Tidak memenuhi syarat
2. Memenuhi syarat
Total
8
Langit-langit Rumah
1. Tidak memenuhi syarat
2. Memenuhi syarat
Total

Kasus

Kontrol

n

%

n

%

56
14
70

80,0
20,0
100,0

34
36
70

48,6
51,4
100,0

53
17
70

75,7
24,3
100,0

27
43
70

38,6
61,4
100,0

54
16
70

77,1
22,9
100,0

26
44
70

37,1
62,9
100,0

56
14
70

80,0
20,0
100,0

30
40
70

42,9
57,1
100,0

52
18
70

74,3
25,7
100,0

29
41
70

41,4
58,6
100,0

54
16
70

77,1
22,9
100,0

39
31
70

55,7
44,3
100,0

60
10
70

85,7
14,3
100,0

34
36
70

48,6
51,4
100,0

54
16
70

77,1
22,9
100,0

26
44
70

37,1
62,9
100,0

Universitas Sumatera Utara

73

4.2.3. Perilaku Responden
1.

Pengetahuan Responden
Distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang Chikungunya di

Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan tahun 2015, seperti terlihat pada
Tabel 4.3 berikut ini :
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan terhadap Kejadian Chukungunya
Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan tahun 2015
No

Pengetahuan
n

Penyakit Chikungunya
1. Salah
2. Benar
Total
2
Menurut bapak/ibu, bagaimana cara
penularan penyakit Chikungunya?
1. Salah
2. Benar
Total
3
Gejala penyakit Chikungunya
1. Salah
2. Benar
Total
4
Nyamuk Chikungunya berkembang
biak
1. Salah
2. Benar
Total
5
Nyamuk Chikungunya beristirahat
1. Salah
2. Benar
Total
6
Nyamuk Chikungunya aktif menggigit
1. Salah
2. Benar
Total

Kasus
%

n

Kontrol
%

1

10
60
70

14,3
85,7
100,0

5
65
70

7,1
92,9
100,0

44
26
70

62,9
37,1
100,0

37
35
70

52,9
47,1
100,0

17
53
70

24,3
75,7
100,0

7
90,0
70

10,0
90,0
100,0

23
47
70

32,9
67,1
100,0

14
56
70

20,0
80,0
100,0

10
60
70

14,3
85,7
100,0

6
64
70

8,6
91,4
100,0

30
40
70

42,9
57,1
100,0

33
37
70

47,1
52,9
100,0

Universitas Sumatera Utara

74

Tabel 4.3 (Lampiran)
7

Cara pencegahan gigitan nyamuk
Chikungunya
1. Salah
2. Benar
Total
8
Menurut bapak/ibu, siapa saja yang
dapat menderita Chikungunya?
1. Salah
2. Benar
Total
9
Langkah
langkah
pengobatan
Chikungunya
1. Salah
2. Benar
Total
10 Jenis rumah sehat agar terhindar dari
Chikungunya
1. Salah
2. Benar
Total

18
52
70

25,7
74,3
100,0

7
63
70

10,0
90,0
100,0

10
60
70

14,3
85,7
100,0

3
67
70

4,3
95,7
100,0

12
58
70

17,1
82,9
100,0

7
63
70

10,0
90,0
100,0

7
63
70

10,0
90,0
100,0

3
67
70

4,3
95,7
100,0

Berdasarkan tabel 4.3. diatas diketahui bahwa berdasarkan pertanyaan tentang
apa yang dimaksud dengan penyakit chikungunya diketahui bahwa pada kasus lebih
banyak responden menjawab benar yaitu sebanyak 60 orang (85,7%). Demikian juga
pada kontrol lebih banyak menjawab benar yaitu sebanyak 65 orang (92,9%)
Berdasarkan pertanyaan bagaimana cara penularan penyakit chikungunya
pada kasus lebih banyak responden dengan pilihan jawaban yang salah yaitu
sebanyak 44 orang (62,9%). Demikian juga pada kontrol lebih banyak menjawab
salah yaitu sebanyak 37 orang (52,9%)
Berdasarkan pertanyaan tentang bagaimana gejala penyakit chikungunya pada
kasus lebih banyak responden dengan pilihan jawaban benar yaitu sebanyak 53 orang

Universitas Sumatera Utara

75

(75,7%) demikian juga pada kontrol lebih banyak menjawab benar yaitu sebanyak 63
orang (90,0%)
Berdasarkan pertanyaan dimana nyamuk chikungunya biasa berkembang biak
pada kasus lebih banyak responden dengan pilihan jawaban benar yaitu sebanyak 47
orang (67,1%). Demikian juga pada kontrol lebih banyak menjawab benar yaitu
sebanyak 56 orang (80,0%)
Berdasarkan pertanyaan dimana nyamuk chikungunya hinggap/ beristirahat
pada kasus lebih banyak responden yang menjawab benar yaitu sebanyak 60 orang
(85,7%). Demikian juga pada kontrol lebih banyak menjawab benar yaitu sebanyak
64 orang (91,4%)
Berdasarkan pertanyaan kapan nyamuk chikungunya aktif menggigit pada
kasus lebih banyak responden menjawab benar yaitu sebanyak 40 orang (57,1%).
Demikian juga pada kontrol lebih banyak menjawab benar yaitu sebanyak 37 orang
(52,9%)
Berdasarkan pertanyaan bagaimana cara pencegahan gigitan nyamuk
chikungunya pada kasus lebih banyak responden menjawab benar yaitu sebanyak 52
orang (74,3%). Demikian juga pada kontrol lebih banyak menjawab benar yaitu
sebanyak 63 orang (90,0%)
Berdasarkan pertanyaan siapa saja yang dapat menderita chikungunya pada
kasus lebih banyak responden menjawab benar yaitu sebanyak 60 orang (85,7%).
Demikian juga pada kontrol lebih banyak menjawab benar yaitu sebanyak 67 orang
(95,7%)

Universitas Sumatera Utara

76

Berdasarkan pertanyaan bagaimana langkah-langkah pengobatan chikungunya
pada kasus lebih banyak responden menjawab benar yaitu sebanyak 58 orang
(82,9%). Demikian juga pada kontrol lebih banyak menjawab benar yaitu sebanyak
63 orang (90,0%)
Berdasarkan pertanyaan bagaimana jenis rumah sehat agar terhindar dari
chikungunya pada kasus lebih banyak responden menjawab benar yaitu sebanyak 63
orang (90,0%). Demikian juga pada kontrol lebih banyak menjawab benar yaitu
sebanyak 67 orang (95,7%)
Penuilaian terhadap pengetahuan responden tentang chikungunya di
Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan selanjutnya dikategorikan
menjadi 2 (dua) kategori dapat dilihat pada tabel 4.4. berikut ini :
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan terhadap Kejadian Chikungunya di
Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2015
No

Pengetahuan

1
Kurang
2
Baik
Total

Kasus
n
36
34
70

%
51,4
48,6
100,0

Kontrol
n
21
49
70

%
30,0
70,0
100,0

Berdasarkan tabel 4.4 di atas maka dapat disimpulkan bahwa pada kelompok
kasus lebih banyak responden dengan pengetahuan kurang tentang Chikungunya
sebanyak 36 responden (51,4%), sedangkan kelompok kontrol lebih banyak
responden dengan pengetahuan baik tentang Chikungunya sebanyak 49 responden
(70,0%).

Universitas Sumatera Utara

77

2.

Sikap Responden
Distribusi frekuensi sikap responden tentang Chikungunya di Kecamatan

Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan tahun 2015, seperti terlihat pada Tabel 4.5
berikut ini :
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Sikap terhadap Kejadian Chukungunya
Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2015
No

Sikap
n

1

Chikungunya dapat menyerang semua
orang yang tinggal di lingkungan yang
tidak bersih dan sehat
1. Tidak setuju
2. Setuju

Total
2
Chikungunya dapat dicegah dengan
pemberantasan sarang nyamuk
1. Tidak Setuju
2. Setuju
Total
3
Pemberantasan
sarang
nyamuk
tugas/tanggung jawab pemerintah
1. Tidak setuju
2. Setuju
Total
4
Sebaiknya setiap rumah dipasang
kawat kasa pada ventilasi pintu dan
jendela
1. Tidak setuju
2. Setuju
Total
5
Menutup penampungan air dan
mengubur barang bekas tidak perlu
dilakukan
1. Tidak setuju
2. Setuju
Total

Kasus
%

Kontrol
n

%

4
66
70

5,7
94,3
100,0

2
68
70

2,9
97,1
100,0

35
35
70

50,0
50,0
100,0

53
17
70

75,7
24,3
100,0

13
57
70

18,6
81,4
100,0

7
63
70

10,0
90,0
100,0

60
10
70

85,7
14,3
100,0

65
5
70

92,9
7,1
100,0

8
62
70

11,4
88,6
100,0

4
66
70

5,7
94,3
100,0

Universitas Sumatera Utara

78

Tabel 4.5 (Lanjutan)
6

Menelungkupkan
peralatan
yang
masih digunakan dan bisa menampung
air
1. Tidak setuju
2. Setuju

Total
7
Pakaian menggantung atau kolong
gelap berpotensi sebagai tempat
nyamuk beristirahat
1. Tidak Setuju
2. Setuju
Total
8
Penampungan air
dibersihkan
minimal 1x seminggu
1. Tidak setuju
2. Setuju
Total
9
Penyemprotan untuk memberantas
nyamuk lebih baik daripada
melakukan PSN
1. Tidak setuju
2. Setuju
Total
10 Penyuluhan Chikungunya perlu
untuk meningkatkan kesadaran,
pemahaman
dan
partisipasi
masyarakat
1. Tidak setuju
2. Setuju
Total

66
4
70

94,3
5,7
100,0

68
2
70

97,1
2,9
100,0

56
14
70

80,0
20,0
100,0

62
8
70

88,6
11,4
100,0

67
3
70

95,7
4,3
100,0

68
2
70

97,1
2,9
100,0

32
38
70

45,7
54,3
100,0

36
34
70

51,4
48,6
100,0

68
2
70

97,1
2,9
100,0

69
1
70

98,6
1,4
100,0

Berdasarkan tabel 4.5. diatas diketahui bahwa berdasarkan sikap pada kasus
tentang pernyataan bahwa chikungunya adalah penyakit menular yang dapat
menyerang semua orang yang tinggal di lingkungan yang tidak bersih dan sehat lebih
banyak responden dengan sikap setuju yaitu sebanyak 66 orang (94,3%). Demikian
juga pada kontrol lebih banyak dengan sikap setuju yaitu sebanyak 68 orang (97,1%)

Universitas Sumatera Utara

79

Berdasarkan sikap pada kasus tentang pernyataan bahwa chikungunya dapat
dicegah dengan pemberantasan sarang nyamuk masing-masing reponden dengan
sikap setuju sebanyak 35 orang (50,0%) dan tidak setuju sebanyak 35 orang (50,0%).
Demikian juga pada kontrol lebih banyak dengan sikap tidak setuju yaitu sebanyak 53
orang (75,7%)
Berdasarkan sikap pada kasus tentang Pemberantasan sarang nyamuk adalah
tugas/tanggung jawab pemerintah bukan tanggung jawab bersama lebih banyak
responden dengan sikap setuju yaitu sebanyak 57 orang (81,4%). Demikian juga pada
kontrol lebih banyak dengan sikap setuju yaitu sebanyak 63 orang (90,0%)
Berdasarkan sikap pada kasus tentang pernyataan untuk menghindari
masuknya nyamuk ke dalam rumah sebaiknya setiap ventilasi pintu dan jendela serta
lubang di dinding rumah perlu dipasang kawat kasa lebih banyak responden dengan
sikap tidak setuju yaitu sebanyak 60 orang (85,7%). Demikian juga pada kontrol lebih
banyak dengan sikap tidak setuju yaitu sebanyak 65 orang (92,9%)
Berdasarkan sikap pada kasus tentang pernyataan bahwa menutup tempat
penampungan air dan mengubur barang-barang bekas yang bisa menampung air tidak
perlu dilakukan lebih banyak responden dengan sikap setuju yaitu sebanyak 62 orang
(88,6%). Demikian juga pada kontrol lebih banyak dengan sikap setuju yaitu
sebanyak 66 orang (94,3%)
Berdasarkan sikap pada kasus tentang pertanyaan Menelungkupkan peralatan
yang masih digunakan dan bisa menampung air lebih banyak responden dengan sikap

Universitas Sumatera Utara

80

tidak setuju yaitu sebanyak 66 orang (94,3%). Demikian juga pada kontrol lebih
banyak dengan sikap tidak setuju yaitu sebanyak 68 orang (97,1%)
Berdasarkan sikap pada kasus tentang pernyataan pakaian menggantung atau
kolong gelap berpotensi sebagai tempat nyamuk beristirahat lebih banyak responden
dengan sikap tidak setuju yaitu sebanyak 56 orang (80,0%). Demikian juga pada
kontrol lebih banyak dengan sikap tidak setuju yaitu sebanyak 62 orang (88,6%)
Berdasarkan sikap pada kasus tentang pernyataan bahwa penampungan air
sebaiknya

dikuras/

dibersihkan

minimal

1x

seminggu

untuk

mencegah

perkembangbiakan nyamuk lebih banyak responden dengan sikap tidak setuju yaitu
sebanyak 67 orang (95,7%). Demikian juga pada kontrol lebih banyak dengan sikap
tidak setuju yaitu sebanyak 68 orang (97,1%)
Berdasarkan sikap pada kasus tentang pernyataan bahwa penyemprotan oleh
petugas kesehatan untuk memberantas nyamuk lebih baik daripada melakukan PSN
lebih banyak responden dengan sikap setuju yaitu sebanyak 38 orang (54,3%).
Sedangkan pada kontrol lebih banyak dengan sikap tidak setuju yaitu sebanyak 36
orang (51,4%)
Berdasarkan sikap pada kasus tentang pernyataan bahwa penyuluhan
Chikungunya di desa perlu untuk meningkatkan kesadaran, pemahaman dan
partisipasi masyarakat dalam upaya pemberantasan Chikungunya lebih banyak
responden dengan sikap tidak setuju yaitu sebanyak 68 orang (97,1%). Sedangkan
pada kontrol lebih banyak dengan sikap tidak setuju yaitu sebanyak 69 orang (98,6%)

Universitas Sumatera Utara

81

Penilaian terhadap sikap responden tentang chikungunya di Kecamatan
Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan selanjutnya dikategorikan menjadi 2 (dua)
kategori dapat dilihat pada tabel 4.6. berikut ini :
Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Sikap terhadap Kejadian
Chikungunya di Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan
Tahun 2015
No

Sikap

1
Kurang
2
Baik
Total

Kasus
n
23
47
70

%
32,9
67,1
100,0

Kontrol
n
11
59
70

%
15,7
84,3
100,0

Berdasarkan tabel 4.6. diatas sikap responden tentang chikungunya dapat
dilihat bahwa pada kelompok kasus lebih banyak responden dengan sikap baik
tentang pencegahan Chikungunya sebanyak 47 responden (67,1%), begitu juga
kelompok kontrol lebih banyak responden dengan sikap baik tentang pencegahan
Chikungunya sebanyak 59 responden (84,3%).
3.

Tindakan Responden
Distribusi frekuensi tindakan responden tentang Chikungunya di Kecamatan

Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan tahun 2015, seperti terlihat pada Tabel 4.7
berikut ini :

Universitas Sumatera Utara

82

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Tindakan terhadap Kejadian Chukungunya
Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2015
No
1

Tindakan
Menggunakan obat anti nyamuk oles di siang
hari untuk menghindari gigitan nyamuk
1. Tidak
2. Ya

Total
2
M

Dokumen yang terkait

Pengaruh Lingkungan Rumah dan Perilaku Masyarakat terhadap Kejadian Chikungunya di Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara

0 33 173

Pengaruh Lingkungan Fisik Rumah dan Perilaku Masyarakat Terhadap Kejadian Chikungunya di Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2016

0 0 18

Pengaruh Lingkungan Fisik Rumah dan Perilaku Masyarakat Terhadap Kejadian Chikungunya di Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2016

0 0 2

Pengaruh Lingkungan Fisik Rumah dan Perilaku Masyarakat Terhadap Kejadian Chikungunya di Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2016

0 0 8

Pengaruh Lingkungan Fisik Rumah dan Perilaku Masyarakat Terhadap Kejadian Chikungunya di Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2016

0 0 35

Pengaruh Lingkungan Fisik Rumah dan Perilaku Masyarakat Terhadap Kejadian Chikungunya di Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2016

0 0 5

Pengaruh Lingkungan Fisik Rumah dan Perilaku Masyarakat Terhadap Kejadian Chikungunya di Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2016

0 0 75

Pengaruh Lingkungan Rumah dan Perilaku Masyarakat terhadap Kejadian Chikungunya di Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara

0 0 44

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Chikungunya 2.1.1. Definisi Chikungunya - Pengaruh Lingkungan Rumah dan Perilaku Masyarakat terhadap Kejadian Chikungunya di Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara

0 0 37

PENGARUH LINGKUNGAN RUMAH DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEJADIAN CHIKUNGUNYA DI KECAMATAN NISAM KABUPATEN ACEH UTARA

0 0 18