Pertanggungjawaban Orang Tua Terhadap Anak Incest Menurut Hukum Islam

1

PERTANGGUNGJAWABAN ORANG TUA TERHADAP ANAK
INCEST MENURUT HUKUM ISLAM

TESIS

OLEH
KHAIRI AYUMI HASAN
137011081/M.Kn

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

1

Universitas Sumatera Utara

2


PERTANGGUNGJAWABAN ORANG TUA TERHADAP ANAK
INCEST MENURUT HUKUM ISLAM

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada
Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara
TESIS

OLEH
KHAIRI AYUMI HASAN
137011081/M.Kn

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

2


Universitas Sumatera Utara

3

Telah diuji pada
Tanggal : 12 Februari 2016

PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua
: Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN
Anggota
: 1. Dr. Utary Maharany Barus, SH, M.Hum
2. Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, M.Hum
3. Dr. Idha Aprilyana S., SH, M.Hum
4. Notaris Dr. Syafnil Gani, SH, Mkn

3

Universitas Sumatera Utara


i

ABSTRAK
Islam meletakkan tanggung jawab membesarkan anak sepenuhnya di atas
bahu kedua orang tuanya mengasuh dan merawat anak hukumnya wajib, sama
seperti wajibnya orangtua memberikan nafkah yang layak kepadanya. Semua ini
harus dilaksanakan demi kemaslahatan dan keberlangsungan hidup anak, hal ini
sesuai yang disebutkan di dalam Pasal 45 Undang-undang No. 1 Tahun 1974.
Akhir-akhir ini banyak sekali hal yang dapat mengakibatkan status seorang anak
tidak jelas, permasalahan yang tengah muncul di tengah-tengah masyarakat pada
saat ini adalah anak yang lahir akibat hubungan sedarah atau yang dikenal dengan
incest. Kelahiran anak incest mengakibatkan status seorang anak tidak jelas, baik
mengenai pertanggung jawaban pelaku incest, tanggung jawab orang tua, dan
kewarisan anak incest.
Rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana
pertanggungjawaban pelaku incest menurut hukum pidana Islam, bagaimana
tanggungjawab orang tua terhadap hak pengasuhan anak incest berdasarkan
hukum Islam, dan bagaimana akibat hukum terhadap hak kewarisan anak incest
atas harta yang ditinggalkan oleh orang tuanya. Dalam penelitian ini mengunakan
jenis penelitian yuridis normatif dan sifatnya deskriptif analisis dengan

mengunakan bahan-bahan hukum primer, sekunder dan tersier yang akan
dianalisis secara kualitatif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pertanggungjawaban pelaku incest
menurut hukum pidana Islam adalah di ancam dengan hukuman mati hal ini
sesuai dengan hadist yang diriwayatkan oleh Abdullah Bin Abbas, telah bersabda
Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa “siapa saja yang menyetubuhi
mahramnya maka bunuhlah dia” maka berdasarkan hadist tersebut menurut
hukum pidana Islam setiap pelaku incest dapat dijatuhkan hukuman mati. Orang
tua bertanggung jawab kepada setiap anaknya hal ini sesuai yang disebutkan
dalam Al-Qur’an surat Al- Baqarah: 233, salah satu tanggung jawab orang tua
kepada anak incest adalah memberikan hak asuh, dalam hukum Islam yang berhak
mengasuh anak incest adalah ibunya apabila ibunya tidak memungkinkan
disebabkan tidak memenuhi syarat-syarat sebagai orang yang berhak mengasuh
menurut hukum Islam, maka hak asuh di ambil alih oleh keluarga ibunya.
Pemberian warisan kepada anak incest sangat bertentangan dengan syarat dan
rukun kewarisan waris Islam, dalam hukum kewarisan Islam ada faktor yang
menyebabkan adanya pewarisan yaitu adanya hubungan kekerabatan (Nasab) dan
adanya perkawinan yang sah sedangkan anak incest tidak mempunyai hubungan
nasab dan bukan anak dari hasil perkawinan yang sah oleh karena itu menurut
hukum kewarisan Islam anak incest tidak berhak atas harta yang ditinggalkan oleh

ayahnya, namun menurut Iman syafi’i dan Kompilasi Hukum Islam Pasal 186
bahwa anak incest mempunyai hubungan saling mewarisi dengan ibunya dan
keluarga dari pihak ibunya.
Kata kunci: Pertanggungjawaban, Anak Incest, Hukum Islam

i

Universitas Sumatera Utara

ii

ABSTRACT
Parents are responsible completely for raising their children. To raise and
take care of children as well as to give a good livelihood is parents’ obligation
according to the Islamic teachings. All is done for the children’s welfare and
survival as stipulated in Article 45 of Law No.1/1974. Many things cause a child
to have an unclear status lately. One of the problems found in society is a child
born from an incestuous sexual intercourse called incest. Birth of incestuous child
causes him/her an unclear status on the incest performer’s responsibilities,
parents’responsibilities, and the incestuous child’s inheritance.

The research problems are as follows: how about the incest performer’s
responsibilities are based on the Islamic criminal law, how about the parents’
responsibilities for the incestuous child’s custody based on the Islamic law, and
how about the legal consequence of the incestuous child’s inheritance rights on
the property left by his/her parents. The research applies judicial normative and
analytical desriptive method using the primary, secondary, and tertiary legal
materials which are analyzed qualitatively.
The research results show that, based on the Islamic criminal law, the
incest performer is handed down a death sentence as referred to Prophet
Muhammad’s words retold by Abdullah Bin Abbas ‘whoever has a sexual
intercourse with his mahram (immediate/close relative), kill him”. Consequently,
every incest performer can be handed down a death sentence according to the
Islamic criminal law. The parents are responsible for their children in line with
Al-Quran Surah i.e. Al-Baqarah, verse 233. One of the parents’ responsibilities
for their incestuous child’s is to provide the custody. Based on the Islamic law, the
custody of the incestuous child is given to his/her mother. In case she cannot take
care of the child because she is not eligible for the custody; according to the
Islamic law, it is transferred to his/her mother’s relatives. Providing inheritance
to incestuous child is very contradictory with the terms and principles of the
Islamic inheritance law. In the Islamic inheritance law, there are some factors

about providing inheritance, namely a kinship (Nasab) and a legal marriage. An
incestuous child does not have a kinship (nasab) and he/she is not a child from a
legal marriage. Consequently, based on the Islamic inheritance law, an
incestuous child does not have any rights on the inheritance left by his/her father.
However, according to Imam Syafi’i in the Compilation of the Islamic Laws
Article 186, an incestuous child has the inheritance relationship from his/her
mother and relatives from his/her mother side.
Keywords: Responsibility, Incestuous Child, Islamic Law.

ii

Universitas Sumatera Utara

iii

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas karunia kesehatan,
kekuatan, dan kemudahan yang diberikan hingga dapat menyelesaikan penulisan
tesis ini dengan judul “Pertanggungjawaban Orang Tua Terhadap Anak

Incest Menurut Hukum Islam”. Juga tidak lupa Shalawat dan salam penulis
hadiahkan kepada Rasulullah SAW yang selalu menjadi suri tauladan dan telah
membawa umatnya ke alam yang terang benderang.
Penulisan tesis ini dilakukan sebagai suatu persyaratan yang harus
dipenuhi untuk memperoleh gelar Magister dalam bidang Ilmu Kenotariatan
(M.Kn) Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Penulis telah melalui
berbagai tahap dan proses dalam menyelesaikan tesis ini, dan dalam penyelesaian
tesis ini banyak pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan, dan dukungan
morilberupa masukan dan saran, sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya. Untuk itu, ucapan terima kasih yang mendalam penulis
sampaikan secara khusus kepada bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS,
CN., Ibu Dr. Utary Maharany Barus, SH, M.Hum., dan Ibu Dr. T. Keizerina
Devi Azwar, SH, CN, M.Hum., selaku Komisi Pembimbing yang telah dengan
tulus ikhlas dan sabar meluangkan waktu dan memberikan bimbingan demi
tercapainya hasil terbaik dalam penulisan tesis ini. Kemudian juga kepada Ibu Dr.
Idha Aprilyana Sembiring, SH, M.Hum dan Bapak Notaris Syafnil Gani, SH,
M.Hum, selau Dosen Penguji yang telah berkenan memberi masukan dan arahan
sehingga penulisan tesis ini menjadi lebih sempurna.

iii


Universitas Sumatera Utara

iv

Selanjutnya ucapan terima kasih penulis yang sebesar-besarnya kepada :
1. Rektor Universitas Sumatera Utara, Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH,
M.Hum., atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis
untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Studi Magister
Kenotariatan pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan;
2. Ketua Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara Medan, Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN.,
dan Sekretaris Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara Medan Dr. T. Keizerina Devi Azwar, SH,
CN, M.Hum atas segala dedikasi dan pengarahan serta masukan yang
diberikan kepada penulis selama menuntut ilmu pengetahuan di Program
Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
Medan;
3. Keluarga besar Magister Kenotariatan Angkatan 2013 Grup B,
khususnya sahabat-sahabat seperjuangan Ira Quwaity Saragih, Elvira

Lieshanty Febryza, Soraya Novia, Riska, Ratna Purnamasari, Fitri
Kesuma Zebua, Novi Fajar Setiawan, Fitriani, Putri Hasiani, Framita
Utami, terima kasih atas bantuan, kebersamaan dan kekeluargaan selama
ini, semoga dengan selesainya studi ini persahabatan tetap dapat terjalin
dengan baik;
4. Seluruh Staf Pegawai di Program Studi Magister Kenotariatan Universitas
Sumatera Utara Medan yang telah banyak membantu dalam proses

iv

Universitas Sumatera Utara

v

administrasi selama penulis menjadi mahasiswa di Program Studi Magister
Kenotariatan Universitas Sumatera Utara Medan.
Kedua orang tua terbaik, Ayahanda Hasanuddin, SP dan Ibunda Irlina
Aida, SH, MM, terimakasih atas doa yang tidak pernah putus serta dukungan
moril dan materil yang tidak mungkin dapat terbalas yang selalu diberikan kepada
penulis selama ini.

Suami tercinta Indra Noviandi, SE, terimakasih atas dukungan moril dan
materil serta doa selama ini, serta anakku tersayang Sezha Nadhif Khumaira
yang selalu menjadi semangat dalam menyelesaikan studi ini.
Abang terbaik, Maulana Herdika Hasan, ST., serta adik-adik tersayang
Dina Zuhra Hasan dan Nazila Rahmah Hasan, terima kasih atas dukungan,
semangat, serta doa selama ini.
Penulis berharap semoga semua doa, bantuan, dan kebaikan yang telah
diberikan kepada penulis mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT, agar
selalu dilimpahkan kebaikan, kesehatan, dan rezeki yang melimpah kepada kita
semua. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih jauh dari
sempurna, namun tak ada salahnyajika penulis berharap kiranya tesis ini dapat
memberikan manfaat kepada semua pihak.
Medan, Februari 2016
Penulis

Khairi Ayumi Hasan

v

Universitas Sumatera Utara

vi

RIWAYAT HIDUP

I.

IDENTITAS PRIBADI
Nama Lengkap

: Khairi Ayumi Hasan

Jenis kelamin

: Perempuan

Tempat/Tanggal Lahir

: Banda Aceh, 12 Januari 1990

Agama

: Islam

Status

: Sudah Menikah

Alamat

: Jl. Merak Komp. Merak Palace Nomor. 15
Sunggal, Medan

II.

III.

Telepon/HP

: 08116151808

Email

: ayumi.hasan12@gmail.com

KELUARGA
Nama Ayah

: Hasanuddin, SP

Nama Ibu

: Irlina Aida, SH, MM

PENDIDIKAN
SD

:Tahun 1996 s/d 2002
SD Negeri Buntul Kubu, Takengon, Aceh
Tengah

SMP

:Tahun 2002 s/d 2005
SMP Negeri 1 Takengon, Aceh Tengah

SMA

:Tahun 2005 s/d 2008

vi

Universitas Sumatera Utara

vii

SMA Negeri 1 Bebesen, Takengon, Aceh
Tengah
Perguruan Tinggi/S1

:Tahun 2008 s/d 2012
Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala

Perguruan Tinggi/S2

:Tahun 2013 s/d 2016
Fakultas Hukum Program Studi Magister
Kenotariatan Universitas Sumatera Utara
Medan

vii

Universitas Sumatera Utara

viii

DAFTAR ISTILAH

No. Daftar Istilah

Artinya

1. Ahli waris ashabah

Ahli waris yang menerima bagian
sisa setelah harta dibagikan kepada
ahli waris ashab al-furud

2. Ahli waris ashab al-furud,

Ahli waris yang menerima bagian
yang telah ditentukan besar kecilnya
dalam nash Al-Qur’an, seperti ½,
1/3, atau 1/6

3. Ahli waris zawi al- arham

ahli waris yang mempunyai
hubungan kerabat dengan orang yang
meninggal

4. Al-Hawasy

waris kelompok saudara

5. Al-Maurus

Benda atau hak kepemilikan yang
ditinggalkan oleh ahl waris

6. Al-muwarris

Orang yang diwarisi harta
peninggalan oleh orang yang
meninggal dunia, baik meninggal
secara hakiki maupun meninggal
melalui putusan hakim

7. Al-waris

Orang yang termasuk ahli waris yang
berhak menerima warisan

8. Anak Incest

Anak dari hasil penodaan darah atau
anak yang lahir dari hubungan antara
seorang laki-laki dan seorang
perempuan
dimana
diantara
keduanya dilarang melangsungkan
perkawinan baik karena terikat
hubungan darah, hubungan semenda,
hubungan sepersusuan.

9.

Anak Li’an

Anak yang dilahirkan dari hubungan

viii

Universitas Sumatera Utara

ix

suami Istri yang sah, namun sang
suami tidak mengakui anak tersebut
sebagai keturunannya, dan qadhi
(hakim syar’i ) memutuskan bahwa
anak itu bukanlah dari nasab sang
suami, setelah suami istri diambil
sumpahnya (li’an)
10. Anak mula’anah

anak hasil hubungan di luar perkawin
nan yang sah

11. Anak syar’i

Anak yang mempunyai hubungan
nasab (secara hukum) dengan orang
tua laki-lakinya.

12. Anak Tabi’i

Anak yang tidak mempunyai
hubungan nasab dengan orang tua
laki-lakinya.

13. Asbab al- ibahah

Sebab-sebab dari asal mula hukum
adalah mubah

14. Asbab rafi’ al uqubah

Sebab hapusnya hukuman

15. Concept on fault

Didasarkan pada konsep kesalahan

16. Dalalah iltizam

Petunjuk kata yang menunjukan pada
konsekuensi logis atau interpretasi
rasional dari kata

17. Delict

Perbuatan yang dapat dikenakan
Hukuman
Karena
merupakan
pelanggaran terhadapUndang-undang
tindak pidana

18. di-rajam

dilempari batu hingga mati

19. Erkenning

Pengakuan

20. Ilmu Faraid

Ilmu yang membahas harta pusaka
Atau ilmu yang menerangkan
perkara pusaka, pusaka merupakan
peninggalan orang yang telah
meninggal

21. Geen Straf Zonder schuld

Tiada pidana tanpa kesalahan

ix

Universitas Sumatera Utara

x

22. ghair muhshan

Hukuman bagi pelaku zina yang
belum menikah

23. ghisyan al-maharim

hubungan seksual antara orang yang
diharamkan menikah

24. Hadhanah

Mengasuh, pengasuhan atau memelihara
anak

25. Hadin

Orang yang mengasuh

26. Incest

Hubungan darah atau hubungan badan atau
hubungan seksual yang terjadi di antara dua
orang yang mempunyai ikatan pertalian
darah

27. Inseminasi

Peghamilan buatan yang dilakukan oleh
dokter dengan memasukan sperma pria ke
rahim wanita dengan bantuan jarum suntik

28. Jarimah

perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh
syara’ yang diancam dengan hukuman hadd
atau ta’zir

29. jild

hukuman cambuk

30. Tort liability

Tanggung jawab akibat perbuatan
melanggar hukum yang dilakukan dengan
sengaja

31. Khulu’

Melepas, gugatan cerai atas kuasa istri
dengan pembayaran ‘iwadl kepada suami

32. Liability

Tanggung jawab hukum Hak dan kewajiban
secara aktual atau potensial seperti kerugian,
ancaman kejahatan atau kondisi yang
menciptakan tugas untuk melaksanakan
Undang-undang

33. Mahram

Orang - orang yang haram dinikahi

34. Mati Haqiqy

Mati sejati, maksudnya matinya muwaris
yang diyakini tanpa membutuhkan putusan
hakim dikarenakan kematian tersebut
disaksikan oleh orang banyak dengan panca

x

Universitas Sumatera Utara

xi

indera dan dapat dibuktikan dengan alat
bukti yang jelas dan nyata
35. Mati Hukmy

36. Mati Taqdiry

Mati menurut putusan hakim atau yuridis
maksudnya kematian yang dinyatakan atas
dasar putusan hakim karena adanya
beberapa pertimbangan
Mati menurut dugaan, atau sebuah kematian
(muwaris) berdasarkan dugaan keras

37. Mawaris

orang yang mewarisi

38. mawani’ul irsi

Tidak adanya penghalang-pengahalang
mempusakai

39. Mens rea

Kalbu, hati nurani dan pikiran atau
Sikap batin pelaku perbuatan pidana

40. Memorie van toelicting

Penjelasan yang dijelaskan dalam KUHP

41. muhshan

sudah menikah

42. Mumayyzi

seseorang yang sudah dapat membedakan
hal baik dan buruk atau lebih di khususkan
seorang anak yang sudah mencapai usia
dimana Seseorang anak sudah mulai bisa
membedakan mana hal yang bermanfaat
baginya dan mana yang membahayakan bagi
dirinya.

43. Muru’ah

Kehormatan atau menjaga kepribadian atau
akhlak yang paling utama sehingga tidak
kelihatan pada diri seseorang sesuatu yang
buruk atau hina

44. Negligence tort liability

Tanggung jawab akibat perbuatan
melanggar hukum yang dilakukan karena
kelalaian

45. Overmacht

Alasan atau sebab eksternal yang
Tidak dapat dimintai pertanggungjawaban

46. Psycopathic incest

Prilaku incest yang dilakukan
seorang penderita sakit jiwa (psycopat)

47. Qath’al-wurud

Dalil dari asal usul historisnya

xi

Universitas Sumatera Utara

xii

48. Qath’i al-dalalah
49. Qath’i

Nas yang jelas dan hanya mempunyai satu
makna
Sesuatu yang pasti, nash yang terdapat
Al-Qur’an semuanya adalah pasti

50. Qath’ al arham

Memutuskan hubungan keluarga atau
memutuskan rahim

51. Qarînah jâzimah

Indikasi yang jelas

52. Rajah

Pendapat yang kuat

53. Responsibility

Hal yang dapat di pertanggungjawabkan
Atas suatu kewajiban, termasuk putusan,
Keterampilan, kemampuan dan kecakapan

54. Sharih

Terang atau disebutkan juga suatu kalimat
Yang langsung dapat dipahami tatkala
diucapkan dan tidak mengandung makna
lain

55. Strick liability

Tanggung jawab mutlak akibat
perbuatan
melanggar
hukum
mempersoalkan kesalahan

tanpa

56. Syara’

Ketentuan, aturan berdasarkan syariah atau
Hukum Islam

57. Theoria

Pandangan atau Wawasan dan Pengetahuan

58. Taqlif.

Pembebanan kewajiban atau pembebanan
hukum kepada seseorang

xii

Universitas Sumatera Utara

xiii

DAFTAR ISI

BAB

I PENDAHULUAN ...................................................................................1
A. Latar Belakang .......................................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 10
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 11
D. Manfaat penelitian ................................................................................ 11
E. Keaslian Penelitian ............................................................................... 12
F. Kerangka Teori dan Kerangka Konsepsi ............................................. 13
1. ................................................................................................. K
erangka Teori ................................................................................... 13
2. ................................................................................................. K
erangka Konsepsi............................................................................. 21
G. Metode Penelitian ................................................................................ 23
1. Jenis dan Sifat Penelitian ................................................................ 24
2. Sumber Data ................................................................................... 26
3. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 26
4. Analisis Data .................................................................................. 27

BAB II

PERTANGGUNGJAWABAN PELAKU INCEST MENURUT
HUKUM PIDANA ISLAM ..................................................................29

Tinjauan Umum Tentang Incest ...........................................29
Pengertian, Ruang Lingkup, dan Sejarah Incest ...................29
Faktor Penyebab terjadinya Incest dan Dampaknya .............32
Incest dalam Pandangan Hukum Islam.................................34
B.
Pertanggungjawaban Menurut Hukum Pidana Islam ...........38
1.
Pengertian ............................................................................38
2.
Kemampuan Bertanggung Jawab ........................................38
3.
Unsur-Unsur Pertanggungjawaban ......................................44
4.
Hapusnya Pertanggungjawaban ...........................................48
5.
Analisis Pertanggung Jawaban Pelaku Incest Menurut
Hukum Pidana Islam ........................................................................52
BAB III TANGGUNG JAWAB ORANG TUA TERHADAP HAK
A.

1.
2.
3.

PENGASUHAN ANAK INCEST BERDASARKAN HUKUM
ISLAM

..............................................................................................57

A. Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anak Incest berdasarkan Hukum
Islam .......................................................................................................57
1. Kewajiban Orang tua terhadap anak incest.........................................57
2. Hak-hak Keperdataan Anak incest ...................................................59
B. Hak Asuh anak sebagai Tanggung Jawab kepada Korban incest ............61
1. Pengertian, dan Dasar Hukum Hak Asuh anak .................................61
2. Orang Yang Berhak Mengasuh Anak .................................................64
3. Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam Pengasuhan Anak .............67

xiii

Universitas Sumatera Utara

xiv

4. Batas atau Jangka Waktu Pengasuhan Anak ......................................70
5. Biaya Pengasuhan anak ......................................................................71
6. Analisis Hak Pengasuhan Anak Incest Menurut Hukum Islam ........72

BAB IV AKIBAT HUKUM TERHADAP HAK KEWARISAN ANAK
INCEST

ATAS

HARTA

YANG

DITINGGALKAN

OLEH

ORANG TUANYA ................................................................................75
A.

Ketentuan Kewarisan Menurut Hukum Islam .......................75
1.
Pengertian Hukum Waris ........................................................75
2.
Dasar Hukum Waris ................................................................76
3.
Prinsip-Prinsip Hukum Kewarisan .........................................80
4.
Rukun dan Syarat Kewarisan .................................................83
5.
Sebab-sebab Mewarisi ...........................................................87
B.
Kewajiban Ahli Waris Kepada Pewaris dan faktor
penghalang ahli waris mendapat warisan ...............................................89
C.
Ahli Waris dan Bagian-bagiannya .........................................91
1.
Ahli Waris ..............................................................................91
2.
Macam-macam Ahli Waris ....................................................91
D.
Akibat Hukum Terhadap Hak Kewarisan Anak Incest Atas
Harta yang Ditinggalkan Orang tuanya ..................................................95
1.
Kedudukan Anak Incest ..........................................................95
2.
Hak Waris Anak Incest Atas Harta yang Ditinggalkan Oleh
Orang tua dan Akibat Hukumnya .....................................................104

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................110
A. Kesimpulan ...................................................................................... 110
B. Saran ............................................................................................... 112
DAFTAR PUSTAKA

xiv

Universitas Sumatera Utara