permendikbud tahun2012 nomor011 lampiran a

SALINAN

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
NOMOR 11 TAHUN 2012 TANGGAL 29 MARET 2012
STANDAR PELAYANAN MINIMUM
PADA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

1. PENDAHULUAN
1.1 Pengertian Standar Pelayanan Minimum
Standar Pelayanan Minimum (SPM) Universitas Pendidikan Ganesha
(UNDIKSHA) adalah seperangkat acuan normatif minimum yang harus
dipenuhi oleh UNDIKSHA sebagai institusi pendidikan tinggi dalam
melaksanakan tri dharma perguruan tinggi untuk mewujudkan misi
kelembagaannya. Perlu ditegaskan bahwa SPM yang dirumuskan ditujukan
kepada masyarakat luas pengguna jasa layanan UNDIKSHA. Artinya, SPM itu
akan membingkai interaksi UNDIKSHA secara eksternal dengan masyarakat
pengguna jasa layanan UNDIKSHA. Oleh karena itu, semua pihak yang
terlibat dalam pemberian pelayanan wajib berusaha keras agar sekurangkurangnya mencapai SPM yang telah ditetapkan.
1.2 Ruang Lingkup SPM
SPM UNDIKSHA merupakan pedoman untuk memandu memberikan
pelayanan berkaitan dengan pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi. Dalam

pelaksanaannya, pelayanan tersebut akan terlaksana dengan baik bila
mendapat dukungan secara maksimal dari sektor sumber daya manusia,
sarana prasarana, keuangan, dan pelayanan sebagaimana yang diuraikan
dalam rencana strategis UNDIKSHA.
SPM UNDIKSHA mencakup empat komponen utama atau bidang yang
meliputi: pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan layanan
administrasi.
Komponen SPM bidang pendidikan meliputi subkomponen input, proses, dan
output. Sub komponen input pendidikan meliputi: (1) mahasiswa, (2) tenaga
dosen, (3) tenaga kependidikan, (4) sarana dan prasarana, dan (5)
pembiayaan. Sub komponen proses pendidikan meliputi: (1) kurikulum, (2)
perkuliahan, dan (3) penilaian. Sedangkan sub komponen output pendidikan
adalah lulusan.

1

Pelayanan subkomponen mahasiswa meliputi: (1) sistem penerimaan, (2)
proses penerimaan, dan (3) registrasi mahasiswa. Pelayanan subkomponen
tenaga dosen meliputi: (1) penyediaan dosen sesuai kualifikasi, (2)
penyediaan dosen, dan (3) pengembangan kompetensi dosen. Pelayanan

subkomponen tenaga kependidikan meliputi: (1) Penyediaan tenaga
kependidikan sesuai kualifikasi, dan (2) penyediaan tenaga kependidikan
berbanding mahasiswa. Pelayanan subkomponen sarana dan prasarana
meliputi : (1) penyediaan ruang kuliah, (2) penyediaan sarana ruang kuliah,
(3) penyediaan ruang dosen, (4) penyediaan sarana ruang dosen, (5)
penyediaan ruang adminsitrasi, (6) penyediaan sarana ruang administrasi, (7)
penyediaan buku dan jurnal, (8) waktu layanan perpustakaan, (9) penyediaan
sarana ruangan perpustakaan, (10) kapasitas ruang baca perpustakaan, (11)
penyediaan ruang laboratorium, (12) penyediaan alat dan bahan praktikum
per prodi, (13) penyediaan sarana ruangan laboratorium, (14) penyediaan
ICT, dan (15) penyediaan sarana/prasarana ibadah, olahraga, balai
pengobatan dll. Pelayanan subkomponen pembiayaan meliputi: (1)
penyediaan pembiayaan pendidikan, dan (2) pembebanan biaya pendidikan
pada mahasiswa.
Pelayanan subkomponen kurikulum meliputi: (1) penyediaan kurikulum dan
silabus per prodi sesuai dengan program pendidikan, (2) beban studi
perprogram pendidikan, (3) penyediaan kalender akademik, dan (4)
pembaharuan dan pengembangan kurikulum. Pelayanan subkomponen
perkuliahan meliputi: (1) pelaksanaan perkuliahan, (2) kehadiran mahasiswa,
(3) kehadiran dosen, (4) praktikum, (5) tugas mandiri, dan (6) asistensi.

Sedangkan pelayanan subkomponen penilaian meliputi: (1) ujian, (2)
bimbingan tugas akhir, (3) pengujian tugas akhir, dan (4) praktek kerja
lapangan/praktek pengalaman lapangan. Pelayanan subkomponen lulusan
meliputi: (1) penerbitan ijazah, (2) penyediaan sistem penyaluran lulusan,
dan (3) alumni.
Komponen SPM bidang penelitian meliputi subkomponen input, proses, dan
output. Layanan subkomponen input penelitian meliputi: (1) keterlibatan
dosen dalam penelitian, (2) penyediaan kesempatan bagi mahasiswa dalam
penelitian, (3) penyediaan sarana penelitian, (3) penyediaan sistem informasi
penelitian, dan (4) penyediaan dana penelitian. Layanan subkomponen
proses penelitian meliputi: (1) pelatihan metodologi penelitian, penyusunan
proposal, dan penulisan laporan penelitian dan artikel ilmiah untuk publikasi,
(2) penerimaan dan seleksi proposal, (3) seminar proposal, (4) penetapan
dan pengiriman proposal, (5) pemantauan dan bantuan pelaksanaan, (6)
pendampingan untuk peneliti junior, dan (7) penyelenggaraan seminar.
Sedangkan pelayanan output penelitian meliputi: (1) memfasilitasi hasil

2

penelitian yang dipublikasikan, (2) memfasilitasi hasil penelitian yang

diaplikasikan, (3) desiminasi hasil penelitian, dan (4) pendaftaran HaKI/paten.
Komponen SPM bidang pengabdian kepada masyarakat meliputi
subkomponen input, proses, dan output. Pelayanan subkomponen input
pengabdian kepada masyarakat meliputi: (1) keterlibatan dosen dalam
pengabdian kepada masyarakat, (2) penyediaan kesempatan bagi mahasiswa
dalam pengadian kepada masyarakat, (3) penyediaan sarana pengabdian
kepada masyarakat, (4) penyediaan sistem informasi pengabdian kepada
masyarakat, dan (5) penyediaan dana pengabdian kepada masyarakat.
Pelayanan subkomponen proses pengabdian kepada masyarakat meliputi: (1)
pelatihan metodologi pengabdian kepada masyarakat, penyusunan proposal,
dan penulisan laporan pengabdian kepada masyarakat dan artikel, (2)
penerimaan dan seleksi proposal, (3) seminar proposal, (4) penetapan dan
pengiriman proposal, (5) pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat yang
berkualitas, (6) pemantauan dan bantuan pelaksanaan, dan (7)
penyelenggaraan seminar. Sedangkan pelayanan subkomponen output
pengabdian kepada masyarakat meliputi: (1) memfasilitasi hasil pengabdian
kepada masyarakat, dan (2) memfasilitasi hasil penelitian untuk pengabdian
kepada masyarakat yang dipublikasikan.
Komponen SPM bidang layanan administrasi dibedakan menjadi: (1) layanan
administrasi akademik, (2) layanan administrasi kemahasiswaan, (3) layanan

administrasi keuangan, (4) layanan administrasi kepegawaian, (5) layanan
administrasi perlengkapan, dan (6) layanan administrasi umum.
Layanan administrasi akademik meliputi: (1) penyediaan sarana administrasi
akademik, (2) penyediaan tenaga yang kompeten, (3) penyediaan pedoman
dan prosedur layanan, (4) penyusunan daya tampung, (5) layanan
perencanaan studi mahasiswa, (6) layanan perkuliahan, (7) evaluasi
perkuliahan, (8) administrasi akademik lainnya, (9) penilaian dan infomasi
nilai, dan (10) penerbitan ijazah. Layanan administrasi kemahasiswaan
meliput: (1) penyediaan sarana, (2) penyediaan tenaga yang kompeten, (3)
penyediaan pedoman dan prosedur kegiatan kemahasiswaan, (4)
penyusunan data kemahasiswaan, (5) layanan minat dan penalaran kegiatan
kemahasiswaan, (6) monitoring pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan, (7)
evaluasi kegiatan kemahasiswaan, (8) penyediaan beasiswa, (9) layanan
kesehatan mahasiswa, (10) layanan administrasi kemahasiswaan lainnya, dan
(11) laporan kegiatan kemahasiswaan. Layanan administrasi keuangan
meliputi: (1) penyediaan sarana, (2) penyediaan tenaga yang kompeten, (3)
penyusunan anggaran, (4) pelaksanaan anggaran, (5) revisi program dan
anggaran, (6) pelaporan pelaksanaan program dan anggaran, (7) monitoring
pelaksanaan anggaran, dan (8) penyusunan laporan keuangan.


3

Layanan administrasi kepegawaian meliputi : (1) penyediaan sarana, (2)
penyediaan tenaga yang kompeten, (3) penyusunan formasi pegawai, (4)
pelaksanaan penerimaan pegawai, (5) pemrosesan mutasi pegawai, (6)
disiplin dan pengembangan pegawai, (7) monitoring administrasi
kepegawaian, dan (8) pelaporan administrasi kepegawaian. Layanan
administrasi perlengkapan meliputi : (1) penyediaan sarana, (2) penyediaan
tenaga kompeten, (3) penyusunan rencana kebutuhan sarana dan prasarana,
(4) pelaksanaan pengadaan sarana dan prasarana, (5) penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian, pemeliharaan, dan perawatan sarana dan
prasarana, (6) monitoring dan evaluasi pengelolaan perlengkapan, dan (7)
pelaporan administrasi perlengkapan. Sedangkan layanan administrasi umum
meliputi: (1) penyediaan sarana, (2) penyediaan tenaga yang kompeten, (3)
layanan persuratan/kearsipan, (4) layanan kerumah-tangaan, (5) layanan
keprotokolan, (6) layanan hukum dan peraturan perundang-undangan, (7)
layanan organisasi dan ketatalaksanaan, dan (8) pelaporan administrasi
umum.
1.3 Pendekatan Penyusunan dan Strategi Pencapaian SPM
SPM dikembangkan berdasarkan pengalaman empirik masa lalu, kondisi saat

ini dan prediksi masa depan masing-masing unit atau sub unit yang ada di
UNDIKSHA dengan memperhatikan kecenderungan perkembangan dan
kebijakan yang relevan. Dalam menysun SPM ini digunakan pendekatan
secara sistematik dari unit paling kecil sampai tingkat institusi untuk
mendapatkan kondisi real saat ini dan membuat prediksi lima tahun kedepan
dengan menggunakan berbagai asumsi. Dengan memperhatikan pengalaman
empirik masa lalu, keadaan saat ini dan prediksi masa akan datang
diharapkan SPM yang ditetapkan benar-benar realistis untuk dilaksanakan.
Dengan adanya SPM bukan berarti bahwa pelayanan di UNDIKSHA bersifat
minimalis. Adanya SPM diharapkan justru mendorong semua pihak
dilingkungan UNDIKSHA untuk bekerja lebih baik dan berusaha secara
optimal untuk mencapai target sekurang-kurangnya seperti yang tertuang
dalam indikator SPM. Dengan demikian, adanya SPM diharapkan layanan di
UNDIKSHA menjadi lebih akuntabel, transparan, dan terukur sehingga pihakpihak eksternal yang membutuhkan layanan jasa UNDIKSHA akan
memperoleh layanan prima (excellence in service) dalam setiap urusan.
SPM UNDIKSHA akan terus mengikuti perkembangan zaman dan tuntutan
kebutuhan masyarakat. Artinya, secara periodik SMP UNDIKSHA akan
diperbaharui sehingga dari tahun ke tahun standarnya semakin tinggi.
Dengan adanya SPM UNDIKSHA yang semakin tinggi diharapkan pelayanan
semua bidang juga semakin tinggi kualitasnya untuk masa yang akan datang.


4

2. DASAR PENGEMBANGAN SPM
Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 81 Tahun
1993, pelayanan instansi pemerintah diartikan sebagai pelayanan publik,
pelayanan umum, atau pelayanan administrasi pemerintah, dan istilah ini
merupakan terjemahan dari konsep public service. Kepmenpan tersebut telah
disempurnakan menjadi Kepmenpan Nomor 63 Tahun 2003 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan, mendefinisikan pelayanan umum sebagai segala
bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah,
dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah,
dalam bentuk barang dan atau jasa, baik dalam rangka upaya pemenuhan
kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketetentuan peraturan
perundang-undangan.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2006
tentang perubahan IKIP Negeri Singaraja menjadi Universitas Pendidikan Ganesha
(UNDIKSHA) menyatakan bahwa UNDIKSHA adalah institusi pendidikan tinggi
negeri yang melaksanakan tridharma perguruan tinggi, yaitu: pendidikan dan
pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Atas dasar Peraturan

Pemerintah tersebut maka Standar Pelayanan Minimum (SPM) Universitas
Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA) merupakan seperangkat acuan normatif
minimum yang harus dipenuhi oleh UNDIKSHA sebagai institusi pendidikan tinggi
dalam melaksanakan tri dharma perguruan tinggi dalam mewujudkan misi
kelembagaannya. Dalam Kepmenpan Nomor 63 Tahun 2003 tersebut, pelayanan
pendidikan, termasuk di UNDIKSHA, dikatagorikan ke dalam kelompok pelayanan
jasa.
2.1 Dasar Hukum Penyusunan SPM
Dalam penyusunan SPM, UNDIKSHA mengacu pada:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4301),
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen,
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 48 Tahun 2005),
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan,
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005 tentang

Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal,

5

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2006 tentang
Perubahan IKIP Negeri Singaraja Menjadi Universitas Pendidikan Ganesha.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2008 tentang
Pendanaan Pendidikan,
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Tahun
2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5105) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5157);
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional Tahun
2010-2014 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2010 tentang

Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan
Nasional Tahun 2010-2014,
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 29
Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Pendidikan
Ganesha,
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2008 tentang Statuta Universitas Pendidikan Ganesha,
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 53
Tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimum
Bagi Perguruan Tinggi Negeri Yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum, dan
13. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun
2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan.
2.2 Prinsip Dasar Penyusunan SPM
Prinsip dasar penyusunan SPM UNDIKSHA ditetapkan berdasarkan pada tata
aturan dan prinsip-prinsip penyelenggaraan pelayanan publik. Sebagai
penyelenggara pelayanan publik, UNDIKSHA telah dan akan memperhatikan
sepuluh prinsip penyelenggaraan pelayanan publik sebagaimana Keputusan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003. Kesepuluh
prinsip penyelenggaraan pelayanan publik dimaksud adalah sebagai berikut.
1. Kesederhanaan. Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah
dipahami dan mudah dilaksanakan.

6

2. Kejelasan. Kejelasan ini mencakup kejelasan dalam hal:
a. persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik.
b. unit kerja/pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam
memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan/ sengketa
dalam pelaksanaan pelayanan publik, dan
c. rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran.
3. Kepastian Waktu. Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam
kurun waktu yang telah ditentukan.
4. Akurasi. Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah.
5. Keamanan. Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman
dan kepastian hukum.
6. Tanggung Jawab. Pimpinan penyelenggaraan pelayanan publik atau
pejabat yang ditunjuk bertanggungjawab atas penyelenggaraan pelayanan
dan penyelesaian keluhan/persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.
7. Kelengkapan Sarana dan Prasarana. Tersedianya sarana dan prasarana
kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk
penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika (telematika).
Sarana dan prasarana serta akses khusus bagi penyandang cacat, lanjut
usia, wanita hamil serta balita wajib disediakan pula oleh penyelenggara
pelayanan untuk memudahkan pemberian pelayanan.
8. Kemudahan Akses. Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang
memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi.
9. Kedisiplinan, Kesopanan, dan Keramahan. Pemberi pelayan harus bersikap
disiplin, sopan dan santun, ramah, serta memberikan pelayanan dengan
ikhlas.
10. Kenyamanan. Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang
tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta
dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parkir, toilet,
tempat ibadah, dan lain-lain.
Di samping itu, juga merujuk prinsip-prinsip pelayanan publik yang dipaparkan
oleh Zeithaml, Parasuraman dan Berry (1990) dalam bukunya yang berjudul
Delivering Quality Services: Balancing Customer Perceptions and Expectations,
sebagaimana terangkum dalam tabel berikut.
Tabel. Sepuluh Dimensi Pelayanan Prima
No
1

Dimensi

Tangibles

2

Realibility

3

Responsiveness

Definisi
Penampilan dan fasilitas fisik, peralatan, personalia, dan
sarana komunikasi
Pemberian jasa yang dijanjikan dengan akurat dan
terpercaya
Kesediaan untuk membantu pelanggan dan memberikan
pelayanan yang cepat dan tanggap

7

4

Competence

5

Courtesy

6

Credibility

7

Security

8
9

Access
Communication

10

Understanding
Customer

the

Pemberian
layanan
berbasis
pengetahuan
dan
kemampuan
sesuai
bidang
layanan
dengan
mengedepankan
mutu
dan
bersungguh-sungguh
(rigorous)
Menunjukkan kesopanan, rasa hormat, bikjaksana,
kolaboratif, dan bersahabat sebagai orang yang
dihubungi/dibutuhkan/ dikontak
Layak dipercaya dan menjunjung tinggi kejujuran dalam
layanan
Pemberian jaminan rasa aman, bebas dari segala bahaya,
risiko, dan kekecewaan
Mudah dijangkau, didekati dan ditemui/dihubungi.
Memberi informasi pada pelanggan dengan bahasa yang
mudah dimengerti dan didengar
Berusaha memahami pelanggan dan mengetahui
kebutuhannya

Dimensi tersebut telah (atau belum sepenuhnya) menjadi perhatian pimpinan
UNDIKSHA dalam rangka meningkatkan kualitas layanan yang memuaskan.
Perhatian tersebut diwujudkan dalam bentuk peningkatan kualitas sumber
daya manusia, sistem pengelolaan, dan infrastruktur.
2.3 Standar Pelayanan Publik
Setiap penyelenggara pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan dan
dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima pelayanan.
Standar
pelayanan
merupakan
ukuran
yang
dibakukan
dalam
penyelenggaraan pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi pelayanan
dan/atau penerima pelayanan. Standar dibutuhkan oleh unit (satuan kerja)
sebagai acuan dasar dalam rangka mewujudkan visi dan menjalankan misinya.
Acuan dasar tersebut antara lain meliputi kriteria minimum dan indikator
kinerja dari berbagai aspek yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan
yang berkualitas. Selain itu, standar juga dimaksudkan memacu unit-unit kerja
agar dapat meningkatkan kinerjanya dalam memberikan layanan yang
bermutu dan sebagai perangkat untuk mendorong terwujudnya transparansi
dan akuntabilitas publik dalam penyelenggaraan tugas pokoknya.
Dalam mengembangkan standar pelayanan, UNDIKSHA merujuk pada
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 tahun 2003,
yang sekurang-kurangnya mencakup enam hal.
1. Prosedur pelayanan, yang dibakukan bagi pemberi dan penerima
pelayanan termasuk pengaduan.
2. Waktu penyelesaian, yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan
sampai dengan penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan.

8

3. Biaya pelayanan, yang ditetapkan dalam proses pemberian pelayanan.
Biaya (termasuk rinciannya) ini ditetapkan dengan memperhatikan tingkat
kemampuan daya beli masyarakat, nilai/harga yang berlaku atas barang
dan/atau jasa, serta ditetapkan oleh pejabat yang berwenang dengan
memperhatikan prosedur sesuai ketentuan peraturan perundangundangan.
4. Produk pelayanan, yang akan diterima oleh penerima layanan sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
5. Sarana dan prasarana, yang secara memadai perlu disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik.
6. Kompetensi petugas pemberi pelayanan, yang harus ditetapkan secara
tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap, dan prilaku
yang dibutuhkan.
Dalam upaya peningkatan layanan yang berkelanjutan, standar perlu
dimonitor, dievaluasi dan direvisi/ditingkatkan melalui benchmarking. Standar
tersebut ditegaskan kembali pada Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun
2005 tentang Standar Pelayanan Minimum, pasal 3 ayat 4, yang menyatakan
bahwa standar pelayanan minimal bersifat sederhana, kongkrit, mudah diukur,
terbuka, terjangkau, dapat dipertanggungjawabkan dan memiliki batas waktu
pencapaian.
Untuk meningkatkan kualitas layanan secara terus menerus dan berkelanjutan
di UNDIKSHA telah ditetapkan standar akademik oleh senat Universitas, yang
digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan standar ditingkat unit sesuai
dengan tugas dan fungsinya. Standar-standar yang telah ditetapkan oleh
UNDIKSHA berkaitan dengan tri dharma perguruan tinggi, yang meliputi
pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat.
Penetapan standar layanan minimum pada masin-masing unit ditetapkan
berdasarkan tugas pokok dan fungsinya serta visi-misi, yang dikaitkan dengan
kebutuhan pelanggan (stakeholders). Standar dirumuskan secara spesifik dan
terukur yang mengandung audience, behavior, competence, dan degree.
Jumlah butir standar dalam setiap jenis standar layanan ditentukan oleh unit,
sesuai dengan visi, kebutuhan stakeholders serta urgensi dan kemampuan
unit yang bersangkutan. Standar layanan minimum tersebut merupakan
sebuah standar yang akan dijadikan acuan dalam proses pelaksanaan tugas
dan fungsi unit. Selain itu standar juga memuat indikator kinerja yang harus
dicapai oleh unit dalam melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan. Penetapan
pelayanan standar minimum tersebut bertujuan untuk: (i) membangun
komitmen civitas akademika UNDIKSHA dan masyarakat secara terus menerus
dan berkesinambungan dalam memberikan pelayanan yang berkualitas, (ii)

9

merupakan upaya meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, dan (iii)
upaya penataan sistem pelayanan yang berbasis pada budaya mutu.
2.4 Pola Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003
juga menyebutkan empat pola penyelenggaraan pelayanan publik. UNDIKSHA
juga menggunakan Kepmenpan tersebut sebagai rujukan mengembangkan
pola penyelenggaraan pelayanan publik, dimana ke empat pola tersebut
adalah:
1. Fungsional, pelayanan publik diberikan oleh UNDIKSHA sesuai dengan
tugas, fungsi dan kewenangannya.
2. Terpusat, pelayanan publik diberikan secara tunggal oleh UNDIKSHA
berdasarkan tugas, fungsi dan kewenangannya untuk menyelenggarakan
pelayanan jasa pendidikan tinggi.
3. Terpadu, yaitu pola pelayanan administrasi diselenggarakan pada satu
tempat yang meliputi berbagai jenis pelayanan yang memiliki keterkaitan
proses dan dilayani melalui satu pintu.
4. Gugus Tugas, yaitu pelayanan publik diberikan dengan pembagian tugas,
baik secara perorangan atau dalam bentuk unit kerja (fakultas, lembaga,
dan unit pelaksana teknis) pada lokasi-lokasi tententu.
Selain pola-pola di atas, penyelenggara pelayanan di tingkat fakultas,
lembaga, dan Unit Pelaksana Teknis dapat mengembangkan sendiri pola
penyelenggaraan pelayanannya dalam upaya peningkatan pelayanan publik,
dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip yang telah menjadi ketentuan.
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, tidak tertutup kemungkinan
penerima layanan merasa tidak puas atas layanan yang diperolehnya dan
mengadukan ketidakpuasan tersebut kepada penyelenggara pelayanan.
Adalah wajib bagi pimpinan unit penyelenggara untuk menyelesaikan setiap
laporan/pengaduan masyarakat sesuai dengan kewenangannya. Dengan
rujukan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun
2003, dalam menyelesaikan setiap pengaduan masyarakat, pimpinan
UNDIKSHA memperhatikan hal-hal penting berikut ini:
(1) prioritas penyelesaian pengaduan,
(2) penentuan pejabat yang menyelesaikan pengaduan,
(3) prosedur penyelesaian pengaduan,
(4) rekomendasi penyelesaian pengaduan,
(5) pemantauan dan evaluasi penyelesaian pengaduan,
(6) pelaporan proses dan hasil penyelesaian pengaduan kepada pimpinan,
(7) penyampaian hasil penyelesaian pengaduan kepada yang mengadukan,
dan
(8) dokumentasi penyelesaian pengaduan.

10

Apabila pengaduan penerima layanan tidak dapat diselesaikan oleh
penyelenggara pelayanan publik yang bersangkutan, bisa jadi pengaduan
tersebut berkembang menjadi sengketa. Jika sengketa muncul, penyelesaian
dilakukan melalui jalur hukum.
3. RUANG LINGKUP SPM
Sebagai lembaga pendidikan tinggi milik Negara, UNDIKSHA mengemban tugas
pokok tridharma perguruan tinggi, yaitu menyelenggarakan pendidikan jenjang
pendidikan tinggi, menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu, seta
menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena itu bidang
pelayanan UNDIKSHA diutamakan pada tiga bidang tridharma perguruan tinggi
tersebut. Di samping layanan pada tridharma perguruan tinggi UNDIKSHA juga
menyelenggarakan pelayanan pendukung dalam rangka mewujudkan visi
UNDIKSHA sebagai perguruan tinggi unggul yang berorientasi budaya lokal.
Berdasarkan hal di atas, secara garis besar, ruang lingkup pelayanan UNDIKSHA
dikelompokkan menjadi pelayanan utama dan pelayanan pendukung. Pelayanan
utama mencakup pelayanan tridharma perguruan tinggi yaitu pelayanan pada
bidang pendidikan, pelayanan pada bidang penelitian dan pelayanan pada bidang
pengabdian kepada masyarakat. Pelayanan pendukung meliputi segala bentuk
pelayanan lain yang perlu dilakukan UNDIKSHA untuk memperluas cakupan
pelayanan kepada masyarakat, antara lain: program pendidikan dasar,
pemagangan dosen, pertukaran dosen, humas, dan akses fasilitas untuk
masyarakat luar kampus. Sehubungan dengan itu berikut diuraikan masing-masing
bidang dan sub bidang layanan.
3.1 SPM Bidang Pendidikan
SPM bidang pendidikan dirancang untuk memberikan layanan secara optimal
kepada seluruh mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan, sarana prasarana,
pembiayaan, kurikulum, perkuliahan, penilaian dan lulusan.
3.1.1 SPM Sub Bidang Mahasiswa
Beberapa jenis layanan yang berkaitan dengan sub bidang pendidikan
adalah layanan yang berkaitan dengan sistem penerimaan, proses
penerimaan, dan registrasi mahasiswa.
SPM sistem penerimaan dimaksudkan untuk memberi kesempatan
kepada calon mahasiswa untuk bersaing secara sehat dalam akademik
sehingga calon yang lulus seleksi benar-benar calon yang memiliki minat
dan kualitas akademik yang tinggi. Sehubungan dengan itu ada
beberapa indikator kinerja yang digunakan UNDIKSHA dalam melalukan
penerimaan antara lain: Jenis sistem penerimaan ada 3 (SNMPTN, PMJL,

11

PMJK); kesempatan bagi calon mahasiswa berprestasi dari masyarakat
yang tidak mampu untuk saat ini hanya 10% namun target 5 tahun ke
depan adalah 20%; dan kesempatan bagi calon mahasiswa asing untuk
kuliah di UNDIKSHA adalah 0,1% namun target 5 tahun ke depan
adalah 1%.
SPM proses penerimaan dimaksudkan untuk memberi informasi
kepada calon mahasiswa tentang jurusan/prodi dan fakultas serta
program pascasarjana yang ada di UNDIKSHA beserta kualitas masingmasing jurusan/prodi, fakultas dan program pascasarjana sehingga
calon mahasiswa tidak salah pilih dan setelah diterima mereka dapat
menyukai jurusan/prodi sesuai pilihannya. Sehubungan dengan itu
UNDIKSHA melakukan beberapa upaya untuk memenuhinya antara lain:
penyebaran informasi yang saat ini hanya dominan dilakukan melalui
media cetak untuk 5 tahun ke depan akan dikembangkan dengan
menggunakan tidak saja media cetak, tetapi juga media elektronik dan
lewat website secara nasional dan internasional; seleksi dilakukan sesuai
dengan aturan yang telah ditetapkan UNDIKSHA untuk PMJK dan PMJL,
sedangkan untuk SNMPTN ditetapkan oleh rayon; pengumuman hasil
seleksi dilakukan dengan menempelkan hasil seleksi pada papan
pengumuman di kampus UNDIKSHA, melalui website UNDIKSHA
(www.UNDIKSHA.ac.id) dan media masa Koran.
SPM regristrasi mahasiswa. Regristrasi administrasi merupakan
proses untuk memperoleh status terdaftar sebagai mahasiswa
UNDIKSHA. Regristrasi mahasiswa dilakukan dengan tata cara,
persyaratan, dan waktu yang telah ditentukan yaitu telah membayar
biaya pendidikan dan melengkapi berkas registrasi.
Registrasi akademik adalah proses untuk memperoleh hak mengikuti
perkuliahan. Registrasi akademik berisi kegiatan pendaftaran mata
kuliah yang berupa Kartu Rencana Studi (KRS) mahasiswa. Dalam
pendaftaran mata kuliah tersebut mahasiswa melakukan konsultasi
dengan dosen pembimbing dalam hal ini penasehat akademik (PA)
masing-masing. Setelah mengikuti registrasi akademik, mahasiswa
memperoleh jaminan mengikuti perkuliahan sampai memperoleh nilai
akhir seluruh mata kuliah yang ditempuh.
Untuk memperlancar registrasi mahasiswa, UNDIKSHA menyediakan
pelayanan registrasi online yang dapat diakses oleh 100% mahasiswa.
Namun demikian, layanan registrasi online sebagian besar masih
terpusat di pusat komputer. Layanan yang telah didistribusikan ke
masing-masing fakultas adalah penawaran mata kuliah. Dalam lima tahu

12

kedepan 100 % pelayanan
terdistribusi ke fakultas.

registrasi

online

ditargetkan

telah

3.1.2 SPM Sub Bidang Tenaga Dosen
SPM sub bidang tenaga dosen dimaksudkan untuk memperlancar
perkuliahan dan untuk menjamin kualitas perkuliahan. Aspek yang
dipandang sebagai Standar Pelayanan Minimal untuk tenaga dosen
terdiri atas: kualifikasi akademik, kesesuaian spesifikasi dengan
penugasan dosen, rasio dosen mahasiswa, jabatan akademik, dan rasio
guru besar. Berkaitan dengan kualifikasi dosen, saat ini 16,36 % telah
berkualifikasi S3,dan 74% berkualifiaksi S2. dan masih 9,64 % S1.
Dalam lima tahun kedepan ditargetkan 35% tenaga dosen berkualifikasi
S3, dan 100% berkualifikasi S2. Jika dilihat dari kesesuaian spesifikasi
akademik/bidang keahlian dosen dengan bidang penugasan, 70% dosen
telah ditugaskan sesuai dengan bidang spesifikasinya. Dalam lima tahun
kedepan ditargetkan 95% dosen ditugaskan sesuai dengan spesifikasi
akademiknya. Rasio dosen mahasiswa UNDIKSHA saat ini adalah 1: 29.
Dalam lima tahun ke depan ditargetkan rasio dosen mahasiswa adalah
1:30.
Untuk mencapai target di atas dilakukan upaya-upaya seperti:
pemagangan, short visite, dan studi lanjut sesuai dengan bidang ilmu
yang diampunya. Sehubungan dengan itu UNDIKSHA perlu membiayai
sebagian atau keseluruhan pengembangan dosen yang dimaksud.
Kualitas penyelenggaraan pendidikan di UNDIKSHA sangat dipengaruhi
oleh jumlah guru besar yang dimiliki. Saat ini 10,6% staf edukatif
UNDIKSHA telah memangku jabatan guru besar. Dalam lima tahun ke
depan ditargetkan 12% staf edukatif UNDIKSHA memangku jabatan
guru besar.
3.1.3 SPM Sub Bidang Tenaga Kependidikan
Beberapa aspek yang dipandang sebagai SPM bidang tenaga
kependidikan adalah: kualifikasi pendidikan, spesifikasi/bidang keahlian,
tupoksi, dan rasio tenaga kependidikan dosen/mahasiswa.
Untuk
kualifikasi pendidikan kondisi tenaga kependidikan di UNDIKSHA adalah
119 orang (48,2%) berkualifikasi SMA/SMK dan Diploma atau sederajat,
123 orang (49,8%) berkualifikasi S1, dan 5 orang (2,0% ) berkualifikasi
S2. Dalam lima tahun kedepan ditargetkan persentase tenaga
kependidikan yang berkualifikasi SMA/SMK dan Diploma atau sederajat
adalah 97 orang (39,1%), yang berkualifikasi S1 adalah 144 orang
(58,5%), dan yang berkualifikasi S2 adalah 6 orang (2,4%).

13

Rasio tenaga kependidikan berbanding mahasiswa dimaksudkan
untuk menjamin pelayanan maksimal terhadap kelancaran pendidikan
mahasiswa dalam menempuh pendidikan di UNDIKSHA. Sehubungan
dengan itu indikator kinerja yang berkaitan dengan perbandingan
tenaga kependidikan (tenaga administrasi, teknisi, laboran dan
pustakawan) dengan mahasiswa saat ini masing-masing sebesar 1 :
146; 1 : 80; 1 : 848; dan 1 : 351. Namun demikian untuk 5 tahun ke
depan perimbangan tenaga kependidikan (tenaga administrasi, teknisi,
laboran dan pustakawan) dengan mahasiswa masing-masing sebesar 1 :
140; 1 : 80; 1 : 800; dan 1 : 1:345.
3.1.4 SPM Sub Bidang Sarana dan Prasarana
Beberapa jenis layanan yang berkaitan subbidang sarana adalah
penyediaan sarana ruang kuliah, sarana ruang dosen, sarana ruang
laboratorium, sarana ruang administrasi, dan sarana perpustakaan.
Sedangkan jenis layanan yang berkaitan dengan subbidang prasarana
adalah layanan yang berkaitan dengan penyediaan ruang kuliah.
Penyediaan ruang kuliah dimaksudkan untuk memberi pelayanan
kepada mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan secara nyaman
sehingga mereka bisa mencapai hasil belajar secara maksimal. Untuk
mencapai hal di atas UNDIKSHA saat ini menyiapkan layanan ruang
kuliah dengan rasio 1 : 0,8 m2. Namun demikian UNDIKSHA tetap
berupaya melayani mahasiswa sehingga untuk 5 tahun kedepan
ditargetkan rasio luas ruang kuliah per mahasiswa adalah 1 : 1,6 m2
Disamping ruang kuliah UNDIKSHA juga perlu menyediakan lecture
teatre dan ruang seminar. Di samping memberi layanan yang berkaitan
dengan penyediaan ruang kuliah dan laboratorium UNDIKSHA juga
memberi layanan berupa sarana ruang kuliah yang meliputi meubuler,
LCD, komputer/laptop, dan sarana laboratorium untuk menunjang
pelaksanaan praktikum. Ruang kuliah yang dimilki UNDIKSHA adalah 93
buah. Persentase ruang kuliah yang telah dilengkapi dengan LCD adalah
72 ruangan (77,42%). Dalam lima tahun kedepan ditargetkan 100%
ruang kuliah dilengkapi dengan LCD.
Penyediaan ruang laboratorium dimaksudkan untuk memberikan
pelayanan kegiatan praktik laboratorium bagi mahasiswa. Rasio
mahasiswa dengan ruang laboratorium yang dimiliki UNDIKSHA saat ini
adalah 1 : 0,8 m2. Dalam lima tahun kedepan ditargetkan rasio
mahasiswa dan ruang laboratorium adalah 1:1.6 m2. Dilihat dari
ketercukupan alat dan bahan setiap mata kuliah praktikum saat ini
adalah 80%. Dalam lima tahun ke depan ditargetkan 100%. Sementara

14

itu, dilihat dari persentase ketercukupan sarana ruang laboratorium saat
ini adalah 90%. Dalam lima tahun ke depan ditargetkan 100%.
Penyediaan ruang dosen yang memadai dimaksudkan untuk menjamin
kinerja dosen yang optimal. Saat ini ratio ruang dosen adalah 1: 0,8 m2.
Dalam lima tahun ke depan ditargetkan ratio ruang dosen adalah 1: 1,6
m2. Semua ruang dosen sudah dilengkapi dengan pendingin. Kondisi ini
tetap dipertahankan dalam lima tahun kedepan.
Penyelenggaraan pendidikan yang bermutu membutuhkan pelayanan
administrasi yang prima. Pelayanan ini akan dapat dilakukan secara
optimal bila staf administrasi memiliki ruang kerja yang nyaman dan
memadai. Saat ini ratio pegawai dengan ruang administrasi adalah 1:
6,09 m2. Dalam lima tahun ke depan ditargetkan ratio pegawai dan
ruang administrasi adalah 1: 12 m2. 95% ruang administrasi sudah
dilengkapi dengan komputer jaringan dan berpendingin. Dalam lima
tahun ke depan ditargetkan 100% ruang sudah dilengkapi dengan
komputer jaringan dan berpendingin.
Perpustakaan merupakan unsur yang sangat esensial dalam
penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi. Saat ini perpustakaan
UNDIKSHA telah dilengkapi buku teks, buku referensi, dan jurnal yang
90% sesuai dengan mata kuliah. Dalam lima tahun ke depan ditargetkan
95% buku teks, referensi, dan jurnal tersebut sesuai dengan mata kuliah
yang dikembangkan di UNDIKSHA. Jumlah jurnal yang tersedia di
perpustakaan saat ini adalah 566 judul. Dalam lima tahun ke depan
ditargetkan jumlah judul jurnal adalah 850 judul.
Untuk layanan internet perpustakaan UNDIKSHA juga menyediakan
komputer dengan daya tampung 9 mahasiswa. Karena kondisi
UNDIKSHA saat ini belum memungkikan pengembangan ruang
perpustakaan lebih lanjut, maka kondisi ini tetap dipertahankan dalam
lima tahun ke depan. Sebagai salah satu sumber belajar, saat ini
perpustakaan UNDIKSHA telah menyediakan waktu pelayanan rata-rata
9 jam/hari. Sesuai kemampuan kemampuan yang dimiliki UNDIKSHA
kondisi ini akan tetap dipertahankan sampai lima tahun ke depan.
Sistem informasi merupakan komponen yang esensial dalam
penyelenggaraan pendidikan. Sebagai SPM dalam sistem informasi
adalah ketersediaan bandwidth jaringan internet, hotsport, dan elearning. Saat ini sistem informasi UNDIKSHA telah mampu
menyediakan bandwidth sebesar 50MB. Dalam lima tahun kedepan
ditargetkan 100 MB. Sementara itu saat ini 100% mahasiwa dan dosen

15

telah terlayani oleh hotspot internet UNDIKSHA. Sistem informasi
UNDIKSHA juga menyediakan fasilitas e-learning bagi dosen. Saat ini
sistem informasi telah mampu menyediakan fasilitas ini untuk seluruh
90% dosen. Dalam lima tahun kedepan diharapkan seluruh dosen dapat
disediakan fasilitas e-learning.
Di samping sarana yang diuraikan di atas, UNDIKSHA juga menyediakan
sarana lainnya seperti klinik, rumah ibadah, dan sarana olahraga. Saat
ini sarana ini telah mamadai. Kondisi ini tetap dipertahankan dengan
peningkatan kualitasnya.
3.1.5 SPM Sub Bidang Pembiayaan
SPM yang berkaitan dengan subbidang pembiayaan adalah berkaitan
dengan penyediaan biaya pendidikan dan pembebanan biaya pendidikan
pada mahasiswa.
Penyediaan biaya pendidikan dimaksudkan untuk memperlancar
pelaksanaan pendidikan di UNDIKSHA. Biaya pendidikan di UNDIKSHA
saat ini bersumber dari Penerimaan Negera Bukan Pajak, Rupiah Murni
(RM), dan pinjaman. Sumber pembiayaan yang dikategorikan sebagai
PNBP adalah yang bersumber dari mahasiswa, masyarakat, dan
usaha/jasa layanan dan kerjasama. Sedangkan rupiah murni adalah
yang berasal dari APBN pemerintah pusat. Saat ini 33 % pembiayaan
UNDIKSHA bersumber dari mahasiswa dan masyarakat, 67 % dari
pemerintah (RM + RK).
Pembebanan biaya pendidikan pada mahasiswa dimaksudkan
sebagai perwujudan tanggung jawab warga masyarakat dalam hal ini
orang tua mahasiswa terhadap kelancaran dan peningkatan kualitas
pendidikan. Pendapatan PNBP UNDIKSHA dari biaya pendidikan
mahasiswa pada tahun 2010 adalah Rp. 37.532.070.000,00 dengan
jumlah mahasiswa 12.701 orang sehingga rata-rata dana pendidikan
yang ditanggung oleh mahasiswa adalah Rp. 2.955.000/mahasiswa.
Sedangkan total pendapatan UNDIKSHA pada tahun 2010 sebesar Rp.
113.200.331.500,00. Hal ini berarti dana pendidikan dari mahasiswa
pada tahun 2010 (baseline) sebesar 33%. Sehingga dalam lima tahun ke
depan masih dimungkinkan untuk meningkatkan biaya pendidikan yang
bersumber dari mahasiswa/masyarakat, namun tetap harus maksimal
1/3 dari biaya pendidikan di UNDIKSHA.
3.1.6 SPM Sub Bidang Kurikulum
Beberapa jenis layanan yang berkaitan dengan subbidang kurikulum
adalah layanan yang berkaitan dengan penyediaan kurikulum dan

16

silabus per prodi sesuai dengan program pendidikan, beban studi per
program pendidikan, penyediaan kalender akademik, pembaharuan dan
pengembangan kurikulum.
Penyediaan kurikulum dan silabus per prodi sesuai dengan
program pendidikan sangat diperlukan sebagai pedoman bagi dosen
dalam melaksanakan perkuliahan sehingga perkuliahan menjadi terarah
dan berkualitas.
Untuk mencapai tujuan itu, jurusan melakukan
pembahasan kurikulum secara periodik. Di samping itu, setiap dosen
diminta membuat silabus mata kuliah yang didanai oleh UNDIKSHA.
Sebelum diterapkan dalam perkuliahan silabus mata kuliah dibahas
dalam suatu pertemuan di masing-masing jurusan/prodi dalam rangka
menjaga kualitas silabus mata kuliah tersebut. Sampai saat ini, 100%
dosen telah membuat dan memanfaatkan silabus yang dibuat, 100 %
telah membuat dan memiliki SAP matakuliah yang diasuh dan 100%
jurusan memiliki kurikulum berbasis kompetensi. Untuk 5 tahun kedepan
UNDIKSHA menargetkan setiap dosen (100%) memiliki silabus dan SAP
matakuliah yang diasuh.
Beban studi per program pendidikan sudah sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan oleh Dikti sehingga pencapaian target
mencapai 100% dan angka persentase ini akan dipertahankan selama 5
tahun mendatang. Kesesuaian beban studi ini penting untuk
dipertahankan karena menghindari beban mahasiswa di luar batas
kemampuan rata-rata mahasiswa Indonesia.
Penyediaan kalender akademik dimaksudkan sebagai pedoman bagi
dosen dan mahasiswa dalam melaksanakan tugas-tugas yang bersifat
akademik maupun non akademik. Yang berkaitan dengan akademik
menyangkut memulai perkuliahan, ujian tengah semester, ujian akhir
semester termasuk kegiatan praktikum. Sedangkan yang bersifat non
akademik/ekstrakurikuler meliputi: kegiatan olah raga dan seni.
Sehubungan dengan itu semua dosen dan mahasiswa memiliki kalender
akademik.
Pembaharuan dan pengembangan kurikulum perlu dilakukan
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
demikian pesat. Oleh karena itu UNDIKSHA secara periodik melakukan
pembaharuan dan pengembangan kurikulum yang saat ini telah
dilakukan minimal sekali dalam 3 tahun bahkan untuk 5 tahun kedepan
UNDIKSHA mencanangkan evaluasi, pembaharuan dan pengembangan
kurikulum itu minimal sekali dalam 2 tahun.

17

3.1.7 SPM Sub Bidang Perkuliahan
Beberapa jenis layanan yang berkaitan dengan sub bidang perkuliahan
adalah layanan yang berkaitan dengan pelaksanaan perkuliahan,
kehadiran mahasiswa, kehadiran dosen, praktikum, tugas mandiri, dan
asistensi atau tutorial.
Pelaksanaan perkuliahan dimaksudkan memberi pelayanan kepada
mahasiswa agar memiliki peluang berhasil sangat tinggi dalam
menempuh setiap mata kuliah. Untuk itu, dibutuhkan disiplin tinggi di
kalangan mahasiswa maupun dosen dalam melaksanakan tugas
perkuliahan. Sehubungan dengan itu UNDIKSHA telah berusaha untuk
mencapai hal tersebut sehingga kondisi saat ini sudah mencapai
ketepatan waktu pelaksanaan perkuliahan sebesar 75%. Dalam lima
tahun kedepan
UNDIKSHA berupaya mencapai ketepatan waktu
pelaksanaan perkuliahan hingga mencapai 100%.
Kehadiran mahasiswa dalam perkulian sangat penting artinya
dalam menunjang kelancaran dan keberhasilan belajar mereka. Tinggi
rendahnya kehadiran mereka dalam perkuliahan akan sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan studi mereka. Oleh karena itu,
Unidiksha telah menetapkan suatu aturan bawa semua mahasiswa wajib
hadir minimal 75% dalam perkuliahan dan 100% dalam praktikum.
Melihat persentase kehadiran mahasiswa di atas, tampak kehadiran
mahasiswa dalam perkuliahan baru sebatas kehadiran minimal. Untuk
itu dalam 5 tahun mendatang dicanangkan kehadiran mahasiswa
minimal 90%.
Kehadiran dosen sangat penting artinya dalam menunjang kelancaran
proses pembelajaran, target yang ingin dicapai dan keberhasilan belajar
mahasiswa. Oleh karena itu, Unidiksha telah menetapkan suatu aturan
bahwa semua dosen wajib hadir minimal 75% dalam perkuliahan dan
75% dalam praktikum. Melihat persentase kehadiran dosen di atas,
tampak kehadiran dosen dalam perkuliahan baru sebatas kehadiran
minimal. Untuk itu dalam 5 tahun mendatang dicanangkan kehadiran
dosen minimal 90%.
Tugas Mandiri dimaksudkan untuk melatih kemandirian mahasiswa
dalam memecahkan persoalan perkuliahan pada khususnya dan
persoalan di luar perkuliahan pada umumnya. Untuk saat ini banyaknya
tugas mandiri yang diberikan kepada mahasiswa masih berada pada
kategori minimal yakni 25% tugas-tugas perkuliahan. Oleh karena itu
dalam 5 tahun ke depan ditargetkan banyaknya tugas mandiri sebesar
30% dari kegiatan perkuliahan.

18

Untuk membantu dosen dan membimbing perkuliahan dosen dapat
melibatkan asisten mahasiswa. Kehadiran asisten dalam asistensi saat
ini minimal 75%. Dalam lima tahun ke depan ditargetkan 90%.
Dalam pelaksanaan perkuliahan system informasi UNDIKSHA telah
menyediakan layanan e-learning kepada seluruh staf dosen. Saat ini
jumlah dosen yang telah memanfaatkan e-learning adalah dosen 7,0 %.
Dalam lima tahun ke depan ditargetkan 20% dosen telah memanfaatkan
e-learning.
3.1.8 SPM Sub Bidang Penilaian
Beberapa jenis layanan yang berkaitan dengan sub bidang perkuliahan
adalah layanan yang berkaitan dengan ujian, bimbingan tugas akhir,
pengujian tugas akhir, dan praktek kerja lapangan atau praktek
pengalaman lapangan.
Layanan Ujian berfungsi untuk mengukur kemajuan yang dicapai oleh
mahasiswa dalam menempuh perkuliahan. Ada beberapa jenis ujian
yang harus didikuti mahasiswa selama menempuh perkuliahan di
UNDIKSHA yaitu ujian tengah semester, ujian akhir semester, dan ujian
akhir program. Kecepatan pengumuman nilai ujian baik untuk ujian
tengah semester, akhir semester, dan akhir program untuk saat ini
ditetapkan 3 minggu. Namun dalam 5 tahun ke depan kecepatan
pengumuman nilai ujian untuk ujian tengah semester, akhir semester,
dan akhir program ditetapkan 2 minggu.
Bimbingan tugas akhir dimaksudkan untuk membantu mempercepat
proses penyelesaian tugas akhir. Frekuensi dan lama bimbingan yang
dilakukan pada saat ini selama 4 jam/minggu sedangkan dalam 5 tahun
ke depan akan ditargetkan selama 6 jam/minggu. Penyelesaian tugas
akhir atau skripsi selama ini rata-rata 8 bulan. Dalam lima tahun ke
depan ditargetkan menjadi 6 bulan dari saat proposal penelitian
diterima.
Pengujian tugas akhir dimaksudkan untuk menguji pemahaman
mahasiswa tentang isi tugas akhir yang telah disusun. Tenggang waktu
antara pelaksanaan ujian dengan akhir bimbingan untuk saat ini ratarata selama 2 minggu. Namun untuk 5 tahun mendatang dipandang
perlu untuk mempersingkat tenggang waktu tersebut menjadi 1 minggu.

19

Praktek kerja lapangan atau praktek pengalaman lapangan dimaksudkan
untuk menerapkan secara real ilmu pengetahuan pedagogi yang telah
dimiliki dalam rangka menghasilkan lulusan guru yang professional.
Program PKL dan PPL selama ini disosialisasikan kepada seluruh dosen
pembimbing dan memiliki rencana pelaksanaan yang terstruktur baik
untuk mahasiswa maupun dosen. Pencapaian ketersediaan informasi
program PKL/PPL untuk dosen pembimbing dan rencana terstruktur
pelaksanaan PKL/PPL baik untuk dosen pembimbing maupun mahasiswa
untuk saat ini sudah mencapai 100% dan diharapkan tetap bertahan
dalam 5 tahun mendatang.
3.1.9 SPM Sub Bidang Lulusan
Beberapa jenis layanan yang berkaitan dengan sub bidang lulusan
adalah layanan yang berkaitan, penyediaan sistem penyaluran lulusan,
dan alumni.
Layanan penyediaan sistem penyaluran lulusan bertujuan untuk
memberikan layanan pada lulusan untuk memudahkan/mempercepat
mendapatkan pekerjaan, sehingga menurunkan waktu tunggu
memperoleh pekerjaan pertama. Layanan ini dapat dilihat dari
tersedianya unit bursa kerja. Saat ini UNDIKSHA belum memiliki unit
tersebut. Dalam lima tahun kedepan akan dikembangkan unit bursa
kerja bagi lulusan.
Layanan alumni bertujuan untuk memberikan layanan pada alumni
untuk membangun jejaring dan komunikasi antar alumni. Layanan ini
dapat dilihat dari tersedianya wadah alumni dan tersedianya sistem
informasi alumni. UNDIKSHA telah memiliki organisasi alumni yaitu IKA
UNDIKSHA dan beberapa organisasi alumni yang lebih spesifik seperti
IKA pada tingkat jurusan. IKA UNDIKSHA telah memiliki cabang di setiap
Kabupaten di Bali dan beberapa propinsi di Indonesia. Ketersediaan
fórum ilmiah bagi alumni saat ini baru mencapai dua kegiatan yaitu
jurnal ilmiah dan seminar/lokakarya. Dengan bertambahnya jumlah IKA
di tingkat Jurusan, dalam lima tahun kedepan diharapkan terdapat
sekurang-kurangnya 13 kegiatan.
3.2 SPM Bidang Penelitian
SPM bidang penelitian bertujuan untuk memberikan layanan terbaik kepada
masyarakat dalam bidang penelitian dan pengembangannya. SPM bidang
penelitian menyangkut komponen input, proses, dan output. Komponen input
menyangkut layanan: 1) keterlibatan dosen dalam penelitian, (2) penyediaan
kesempatan bagi mahasiswa dalam penelitian dosen, (3) layanan kepuasan
peneliti dalam penyediaan sarana penelitian, dan (4) penyediaan sistem

20

informasi penelitian. Komponen proses menyangkut layanan: (1) metodologi
penelitian, penyusunan proposal, dan penulisan laporan penelitian dan artikel
ilmiah untuk jurnal, (2) penerimaan dan seleksi proposal, (3) seminar
proposal, (4) penetapan dan pengiriman proposal, (5) pemantauan dan
bantuan pelaksanaan, dan (6) pendampingan untuk peneliti junior. Komponen
output menyangkut layanan: (1) memfasilitasi hasil penelitian yang akan
dipublikasikan dalam jurnal, (2) memfasilitasi hasil penelitian yang aplikasikan,
(4) desiminasi hasil penelitian, dan (5) pendaftaran HAKI/Paten.
A. Komponen Input
Komponen input memberikan layanan sebagai berikut:
(1) Keterlibatan dosen dimaksudkan untuk memberikan kesempatan
kepada dosen UNDIKSHA untuk terlibat aktif dalam berbagai jenis
penelitian baik yang didanai melalui DIPA UNDIKSHA maupun dana
dari sumber lain seperti DP2M Dikti, Ristek, Pemprov, Pemda, DUDI,
dan instansi terkait lainnya. Saat ini persentase dosen yang terlibat
dalam penelitian baru mencapai 82%. Dalam lima tahun kedepan
persentase ini ditargetkan menjadi 90%. Dilihat dari kesesuaian
penelitian dosen dengan keahliannya adalah dengan mencari
pembagian antara jumlah penelitian dosen yang sesuai dengan
keahliannya dibagi jumlah seluruh dosen dikalikan 100%. Baseline
untuk indikator kesesuaian penelitian dosen dengan keahliannya saat
ini baru mencapai 78% dan target untuk lima tahun ke depan
diharapkan mencapai 80%. Cara pengukuran indikator rasio penelitian
dosen dengan total dosen dilakukan dengan mencari perbandingan
antara jumlah penelitian dosen dengan jumlah seluruh dosen. Baseline
indikator jumlah penelitian dosen dibandingkan jumlah dosen dengan
rasio 1: 2 dan target untuk lima tahun ke depan keadaan ini tetap
dipertahankan.
(2) Layanan penyediaan kesempatan bagi mahasiswa dalam penelitian
dimaksudkan untuk membantu mahasiswa dalam mempercepat
penyelesaian masa studi khususnya dalam menyelesaikan tugas akhir
mahasiswa. Cara pengukuran indikator layanan penyediaan
kesempatan bagi mahasiswa dalam penelitian adalah dengan
menghitung rasio jumlah mahasiswa yang terlibat dalam penelitian
payung dosen dengan jumlah total mahasiswa yang menyelesaikan.
Baseline indikator penyediaan kesempatan bagi mahasiswa dalam
penelitian dosen dengan rasio 1:75 dan target yang diharapkan untuk
lima tahun ke depan 1: 50. Cara pengukuran indikator rasio jumlah
penelitian dosen dengan jumlah total mahasiswa dilakukan dengan
mencari rasio jumlah penelitian dosen dengan jumlah total mahasiswa.
Baseline indikator adalah 1: 35 dan target untuk lima tahun ke depan
1: 40.

21

B. Komponen Proses
Komponen proses memberikan layanan sebagai berikut:
(1) Layanan metodologi penelitian, penyusunan penelitian dan penulisan
laporan penelitian dan artikel ilmiah untuk publikasi dimaksudkan untuk
memberikan bantuan kepada peneliti terutama peneliti junior dalam hal
metodologi penelitian, penyusuna