Dampak Keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Simalungun (Studi Kasus: Kecamatan Bosar Maligas dan Kecamatan Bandar)

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Adapun uraian pada tinjauan pustaka yang di uraikan penulis adalah memberi uraian tentang teori- teori dan penelitian terdahulu yang dapat menjelaskan secara teoritis kajian tersebut. Sehingga akan menghasilkan hipotesa dan kerangka berpikir yang teoritis. Berikut adalah uraian teoritis yang sistematis pada Bab II tinjauan pustaka.

2.1Landasan Teori

2.1.1Kawasan Ekonomi Khusus

Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus bahwa kawasan ekonomi khusus merupakan kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan dan menyelenggarakan fungsi perekonomian dengan fasilitas tertentu. Dimana ketentuan khusus di bidang kepabeanan, perizinan, perpajakan, ke imigrasian dan ketenagakerjaan. Dalam pasal 2 UU No 39 Tahun 2009 dijelaskan bahwa Kawasan ekonomi khusus dikembangkan melalui geoekonomi dan geostrategi dan berfungsi sebagai penampung kegiatan industri, ekspor, impor dan kegiatan ekonomi yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi daya saing internasional. Dimana Kawasan ekonomi khusus terdiri dari beberapa zona; yakni Pengelolahan ekspor; Logistik, Industri, Pengembangan teknologi, Pariwisata, Energi, dan Ekonomi lain.


(2)

Kawasan Ekonomi khusus sendiri diusulkan kepada Dewan Nasional kawasan ekonomi khusus oleh (1) Badan Usaha; (2) Pemerintah kabupaten/kota; atau (3) pemerintah provinsi. Adapun syarat sebagai kelengkapan persetujuan oleh Dewan nasional kawasan ekonomi khusus bagi pendirian kawasan ekonomi khusus adalah sebagai berikut ini :

a) Sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dan tidak berpotensi mengganggu kawasan lindung.

b) Pemerintah provinsi, kabupaten/kota yang bersangkutan medukung keberadaan kawasan ekonomi khusus didaerah tersebut.

c) Terletak pada posisi yang dekat dengan jalur perdagangan internasional atau dekat dengan jalur pelayaran internasional di Indonesia atau terletak pada wilayah potensi sumber daya unggulan; dan

d) Mempunyai batas yang jelas.

Sebelum diadakan Kawasan Ekonomi Khusus ini telah terdapat bentuk kawasan lain yang juga memiliki tujuan meningkatkan kegiatan ekspor dalam negeri. Hal ini dapat kita perbandingkan dengan pembentukan keunggulan kawasan yang disiapkan Negara atas daerah yang memiliki keunggulan sumber daya sekaligus berpotensi menguntungkan Indonesia.

Dalam pasal 13 UU No 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus, pembiayaan untuk pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur di dalam kawasan ekonomi khusus dapat berasal dari pembiayaan pemerintah daerah, swasta, kerja


(3)

sama antara pemerintah dan pemerintah daerah dan swasta bahkan sumber lain yang sah sesuai ketentuan perundang-undangan.

Hasim (2010) mengemukan bahwa Kawasan Ekonomi Khusus dapat menjadi peluang yang hebat bagi Indonesia dalam menghadapi perekonomian global, namun juga membawa ancaman yang serius bagi sistem perekonomian negara ini. Program Kawasan Ekonomi Khusus dapat menjadi positif bila membawa dampak positif seperti dalam hal:

a. Dengan adanya Kawasan Ekonomi Khusus ini dapat membuka lapangan kerja dalam jumlah besar sehingga dapat menyerap angkatan kerja dan mengurangi tingkat pengangguran.

b. Dengan terserapnya angkatan kerja tersebut maka meningkatkan pendapatan perkapita yang akan meningkatka daya beli masyarakat.

c. Dengan meningkatnya daya beli masyarakat ini akan mendorong kegiatan sektor rill lainnya seperti peningkatan perdagangan barang jasa meningkat. d. Kawasan ini akan menjadi tempat beroperasinya berbagai industri dan

perdagangan, yang akan menampung hasil produksi pertanian, perkebunan, perikanan, kerajinan.

e. Dengan adanya penampungan bagi hasil masyarakat maka akan meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan masyarakat.

f. Dengan berkembangnya kegiatan Kawasan Ekonomi Khusus ini diharapkan mendorong perkembangan industri jasa pendukung lainnya yang menjadi usaha


(4)

masyarakat sekitar, Misalnya jasa angkutan, jasa hiburan, perhotelan dan lain-lain.

Beberapa pengaruh positif tersebut di harapkan menjadi paket substansi dari visi dan misi pelaksanaan program Kawasan Ekonomi Khusus di Indonesia, sehingga benar-benar dapat menjadi salah satu solusi alternative pengentasan perekonomian yang masih tetap terpuruk sejak dilanda krisis moneter pada tahun 1997. Kehadiran Kawasan Ekonomi Khusus telepas dari semua keuntungan juga mengandung ancaman. Adapun ancaman-ancaman tersebut meliputi; (1) Aspek hukum, dimana kegiatan Kawasan Ekonomi Khusus ini tetap tidak terlepas dari landasan hukum yang menjadi dasar aturan main (rule of game). Aktivitas KEK sebagai kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari hukum belum benar-benar mempunyai aturan main yang jelas bagi proses keberlangsungan KEK ini. (2) Aspek sosial budaya, dimana akan terjadi kecenderungan perubahan nilai yang sangat di pengaruhi perbauran nilai antara budaya asing dan budaya kita yang umumnya sekuler bersinggungan religious, terikat adat, dan kebiasaan. (3) Aspek Politik dan keamanan, program KEK dapat menimbulkan konflik horizontal yang menggangu stabilitas politik dan keamanan. Perubahan nilai dan perilaku sebagian masyarakat ke arah materialistis dan sekuleristik tentu akan mendapat penolakan. Jika tidak benar-benar ditangani, ini akan menggangu keamanan suatu negara. Berikut adalah bentuk kawasan lain yang juga diberi peraturan khusus namun berbeda seperti Kawasan Ekonomi Khusus yaitu:


(5)

1. Kawasan Berikat

Berbeda dengan Kawasan Ekonomi Khusus, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1996 tentang kawasan berikat menjelaskan kawasan berikat merupakan kawasan dengan batas tertentu yang didalamnya dilakukan kegiatan usaha industri pengoalahan barang dan bahan, kegiatan rancang bangunan, perekayasaan, penyortiran, pemeriksaan awal, pemeriksaan akhir, dan pengepakan atas barang dan bahan asal impor atau bahan dari dalam pabean Indonesia lainnya, untuk tujuan ekpor. Hal ini mendapatkan perlakuan khusus di bidang kepabeanan, cukai, dan perpajakan. Kawasan berikat dilakukan oleh pengusaha yang berkedudukan di Indonesia. Adapun fasilitas yang diberikan pada kawasan berikat ini adalah penangguhan bea masuk, pembebasan cukai dan tidak dipungut pajak pertambahan nilai (PPN), pajak penjualan atas barang mewah (PPn BM).

Kawasan berikat sendiri berada dalam pengawasan kepabeanan, meskipun pengawasan kepabeanan hanya menjamin terjadinya kelancaran atas arus barang didaerah tersebut.

2. Kawasan industri

Menurut National industrial zoning committee’s (USA), kawasan industri adalah suatu kawasan di atas tanah yang cukup luas, yang secara administratif dikontrol oleh seseorang atau lembaga yang cocok untuk kegiatan industri, karena lokasinya, zoning yang tepat, kesediaan semua infrastrukturnya kemudahan aksesibilitas transportasi dan topografi yang tepat.


(6)

Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang kawasan industri di jelaskan adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan kawasan industri yang telah memiliki izin usaha kawasan industri. Adapun tujuan pembangunan kawasan industri bertujuan untuk : a) Mengendalikan pemanfaatan ruang.

b) Meningkatkan upaya pembangunan industry yang berwawasan lingkungan. c) Mempercepat pertumbuhan industri daerah.

d) Meningkatkan daya saing industri. e) Meningkatkan daya saing investasi; dan

f) Memberikan kepastian lokasi dalam perencanaan dan pembangunan infrastruktur, yang terkoordinasi dengan sektor lain.

3. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET)

Berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang tata ruang wilayah nasional dimana dijelaskan kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah nasional meliputi kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang dan pola ruang. Dimana guna peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang merata dan berhirarki, peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan, dan guna sebagai strategi peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi dalam hal keterkaitan antar kawasan. Dan kebijakan strategi pengembangan pola ruang meliputi kebijakan dan strategi pengembangan


(7)

kawasan lindung, kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budi daya dan kebijakan strategi pengembangan kawasan strategi nasional.

Pengembangan wilayah senantiasa disertai perubahan struktural, pertumbuhan suatu wilayah merupakan proses panjang sebagai hasil dari berbagai pengambilan keputusan yang mempengaruhi daerah. Dan proses tersebut terjadi sangat kompleks melibatkan aspek ekonomi, sosial budaya, lingkungan dan politik sehingga pada hakekatnya pengembangan wilayah adalah suatu sistem pembangunan wilayah yang tidak dapat dipisahkan (Nugroho, 2004).

4. Kawasan Perdagangan Bebas

Berdasarkan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2000 tentang Kawasan perdagangan bebas merupakan kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas yang berada dalam wilayah hukum Negara kesatuan Republik Indonesia yang terpisah dari daerah pabean sehingga bebas dari pengenaan bea masuk, PPN, pajak penjualan atas barang mewah dan cukai dan dibebaskan barang modal dan bahan baku.

Zona industri dengan insentif khusus yang dibuat menarik investor asing, dimana bahan impor mengalami beberapa tingkat proses sebelum di ekspor (ILO,1998).

2.1.2 Konsep dan Definisi Kesejahteraan

Menurut UU No.6 Tahun 1974 tentang pokok kesejahteraan sosial disebutkan bahwa kesejahteraan sosial mempunyai ruang lingkup tentang upaya manusia sebagai mahluk individu mampu mengatasi masalah sosialnya melalui perannya masing-masing.


(8)

Badan Pusat statistik (BPS) mengartikan kesejahteraan sebagai kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidup minimumnya. Keluarga yang tidak sejahtera (miskin) apabila tidak mampu memenuhi kebutuhan minimumnya. Badan pusat statistik di dalam (Natalia, 2008) mengatakan bahwa kesejateraan dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:

1) Kesehatan

Dimana pelayanan kesehatan masyarakat merupakan bentuk pelayanan kesejateraan yang dilaksanakan melalui berbagai lembaga seperti puskesmas, posyandu, poloklinik, rumahh sakit dan lain-lain.dimana disertai peningkatan kualitas kesehatan dimasyarakat. Hal ini dapat dilihat dari angka harapan hidup masyarakat.

2) Pendidikan

Masyarakat yang sehat dan sejahtera harus memiliki kecerdasan dan keterampilan. Maka indikator yang penting ialah pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah masyarakat melek huruf. Dimana disertai pembangunan sarana dan prasarana seperti gedung sekolah dan program pendidikan oleh instansi pendidikan dengan menyertakan masyarakat.

3) Ketenagakerjaan

Penambahan jumlah penduduk merupakan salah satu modal dasar pembangunan. Peningkatan jumlah penduduk disertai dengan kesempatan kerja dan lapangan kerja yang menampung setiap angkatan kerja.


(9)

4) Perumahan dan Lingkungan

Pembangunan di bidang perumahan dan lingkungan adalah unsur yang penting. Dalam hal ketersedian kebutuhan mendasar merupakan sangat perlu guna peningkatan produktivitas masyarakat dan meningkatan pendapatan perkapita masyarakat.

BKKBN mengartikan kesejahteraan sebagai kemampuan keluarga untuk hidup dan berfungsi dalam masyarakat seperti memberikan sumbangan bagi kegiatan sosial masyarakat dalam bentuk materi. Karena itu masyarakat dengan tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi berarti memiliki kualitas hidup yang lebih baik, sehingga pada akhirnya keluarga tersebut menciptakan kondisi yang lebih baik untuk bisa meningkatkan kesejahteraan mereka. Tingkat kesejahteraan beragam, tergantung bagaimana pendekatan yang digunakan dalam mengartikan kesejahteraan.

Kesejahteraan adalah suatu keadaan yang di kondisi agregat dari kepuasan individu-individu, dimana pengertian dasar tersebut mengantarkan kepada pemahaman yang kompleks yang terbagi dalam dua arena perdebatan. Pertama tentang apa lingkup dari substansi kesejahteraan tersebut. Kedua adalah bagaimanana intensitas substansi tersebut dapat di representasikan secara agregat. Meskipun tidak ada suatu batasan substansi yang tegas tentang kesejahteraan. Namun tingkat kesejahteraan tersebut menyangkut pada pendidikan, kesehatan, dan seringkali di perluas kepada perlindungan sosial lain seperti kesempatan kerja, pendidikan, kesehatan dan perlindungan hari tuan sampai keterbebasan dari kemiskinan, dan sebagainya. Pada hakekatnya kesejahteraan itu melihat bagaimana kemampuan


(10)

seseorang untuk memenuhi kebutuhan komoditas secara umum. Memiliki kemampuan ekonomi yang baik dan pendapatan lebih besar dari sumber daya yang dimilikinya (Fakhri ismail, 2013).

Dalam kajian ilmu ekonomi konsep dari kesejahteraan (welfare) sendiri dikemukan ekonom Vilveredo Paretodi. Dimana ia mangatakan kesejateraan sendiri terkait dengan sesuatu berkaitan dengan berbagai kondisi, penyelesaian dari model keseimbangan umum dapat di optimalkan dan alokasi faktor produksi yang optimal (optimalisasi pareto). Adapun kriteria optimal pareto ini menilai keinginan relative dari berbagai penggunaan sumber daya, kriteria ini merumuskan bahwa keuntungan masyarakat dan kesejahteraan sosial akan meningkat dengan adanya relokasi sumber daya sehingga semua individu memperoleh keuntungan atau paling tidak ada individu lainnya yang berkurang kepuasannya.

Menurut Todaro sendiri secara lebih spesifik mengemukan fungsi kesejahteraan (welfare) ialah:

W=W(Y, I, P)

W adalah Kesejahteraan, Y adalah pendapatan kapita, I adalah ketimpangan, P adalah kemiskinan absolute. Ketiga variabel ini mempunyai tingkat signifikan yang berbeda-beda dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan yang seharusnya berupaya menjawab permasalah ekonomi masyarakat. Jangan sampai terjadi ketimpangan di masyarakat sendiri oleh karena pendistribusian pendapatan yang tidak merata dan pengentasan permasalahan ekonomi makro seperti pengangguran. (Todaro, 2006 : 250)


(11)

2.1.3 Pertumbuhan Ekonomi dan Daerah

Pertumbuhan ekonomi (economic Growth) adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi jangka panjang. Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi seringkali lebih besar dari pertambahan produksi sebenarnya. Dengan demikian ekonomi lebih lambat dari potensinya. (sadono sukirno, 1994: 10).

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelolah sumber daya yang ada dan membentuk pola kemitraan antara pemerintah daerah dan sektor swasta untuk menciptakan lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut (Arsyad, 1999:108).

Dalam analisis pertumbuhan ekonomi regional, unsur regional atau wilayah pasti menjadi hal yang penting, baik itu batasan wilayah yang dimaksud adalah Provinsi, Kabupaten dan Kota. Dan target petumbuhan ekonomi setiap wilayah berbeda-beda. Dan faktor yang membedakan adalah potensi ekonomi yang di miliki setiap daerah itu berbeda. Sehingga perlu kebijakan pemerintah yang tepat bagi perencanaan wilayah tersebut, dan itu disesuaikan dengan potensi wilayahnya.


(12)

Adapun pertumbuhan PDRB perkapita daerah mencerminkan kesejahteraan daerah tersebut.

2.2Tinjauan Penelitian Sebelumnya

Penelitian Doriani (2012) berjudul “Persepsi masyarakat terhadap pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei sebagai klaster industri” menghasilkan bahwa Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei akan sangat berpengaruh pada kehidupan social ekonomi masyarakat Kecamatan Bosar Maligas. Hal ini terwujud dalam penyerapan tenaga kerja lokal maupun penyediaan sarana dan prasarana sosial dan ekonomi bagi masyarakat Kecamatan Bosar Maligas. KEK sangat merangsang pertumbuhan dan pembangunan ekonomi yang menurunkan tingkat pengangguran didaerah ini.

Penelitian Daud wijaya (2013) berjudul “Kajian Pembangunan Kawasan Industri Sei Mangkei Terhadap Pengembangan Wilayah di Kecamatan Bosar maligas Kabupaten Simalungun menghasilkan bahwa:

1. Pembangunan Kawasan industri Sei mangkei mempunyai peranan positf dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja Kecamatan Bosar Maligas Kabupaten Simalungun. Hal ini berarti penyerapan tenaga kerja akan meningkat dengan meningkatnya pembangunan kawasan industri Sei mangkei.

2. Pembangunan kawasan industri Sei magkei mempunyai peranan positif dan signifikan terhadap tempat usaha di sekitarnya seiring meningkatnya pembangunan kawasan industtri Sei mangkei.


(13)

3. Pembangunan kawasan industri Sei mangkei mempunyai peranan positif dan signifikan terhadap pendapatan masyarakat seiring dengan perkembangan kawasan industri ini.

Dari kedua penelitian yang dilakukan oleh Doriani dan Daud tampak jelas bahwa penelitian ini hanya menitikberatkan potensi kawasan ekonomi khusus ini sebagai kawasan industri yang menguntungkan perekonomian daerah. Peneliti dalam penelitian ini berfokus peranan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei terhadap perekonomian daerah sekitarnya serta pada kondisi Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei itu sendiri yang telah diresmikan oleh pemerintah tentang pengaruh nyata pada kesejahteraan masyarakat sekitarnya. Adapun yang menjadi indikator kesejahteraan ini dilihat dari penyerapan tenaga kerja, pendapatan masyarakat, keterbukaan akses ekonomi serta pelayanan publik yang tersedia.


(14)

2.3Kerangka Konseptual

Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini di gambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei

PENYERAPAN TENAGA KERJA

PENDAPATAN PERTUMBUHAN EKONOMI

KETERBUKAAN AKSES EKONOMI

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

LAYANAN PUBLIK

KESEHATAN

Hadirnya Kawasan Ekonomi Khusus di Sei Mangkei Kecamatan Bosar Maligas merupakan bentuk investasi yang besar bagi daerah Kabupaten Simalungun. Dengan adanya bentuk investasi ini dapat di pastikan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Simalungun akan menjadi titik baru yang mengantarkan kabupaten ini menjadi kabupaten yang sejahtera. Mega proyek MP3EI Indonesia ini akan diharapkan tidak hanya menjadi pusat pertumbuhan perekonomian tetapi masyarakat benar-benar dapat disejahterakan oleh karena pembangunannya.


(15)

2.4Hipotesis

Melihat dari penjelasan dan uraian diatas dapat diambil hipotesis tentang kedua variabel antara keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan kesejahteraan adalah:

1. Kawasan Ekonomi Khusus yang ada di Sei Mangkei Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara yang merupakan Program MP3EI memiliki pengaruh yang positif kesejahteraan masyarakat.


(1)

seseorang untuk memenuhi kebutuhan komoditas secara umum. Memiliki kemampuan ekonomi yang baik dan pendapatan lebih besar dari sumber daya yang dimilikinya (Fakhri ismail, 2013).

Dalam kajian ilmu ekonomi konsep dari kesejahteraan (welfare) sendiri dikemukan ekonom Vilveredo Paretodi. Dimana ia mangatakan kesejateraan sendiri terkait dengan sesuatu berkaitan dengan berbagai kondisi, penyelesaian dari model keseimbangan umum dapat di optimalkan dan alokasi faktor produksi yang optimal (optimalisasi pareto). Adapun kriteria optimal pareto ini menilai keinginan relative dari berbagai penggunaan sumber daya, kriteria ini merumuskan bahwa keuntungan masyarakat dan kesejahteraan sosial akan meningkat dengan adanya relokasi sumber daya sehingga semua individu memperoleh keuntungan atau paling tidak ada individu lainnya yang berkurang kepuasannya.

Menurut Todaro sendiri secara lebih spesifik mengemukan fungsi kesejahteraan (welfare) ialah:

W=W(Y, I, P)

W adalah Kesejahteraan, Y adalah pendapatan kapita, I adalah ketimpangan, P adalah kemiskinan absolute. Ketiga variabel ini mempunyai tingkat signifikan yang berbeda-beda dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan yang seharusnya berupaya menjawab permasalah ekonomi masyarakat. Jangan sampai terjadi ketimpangan di masyarakat sendiri oleh karena pendistribusian pendapatan yang tidak merata dan pengentasan permasalahan ekonomi makro seperti pengangguran. (Todaro, 2006 : 250)


(2)

2.1.3 Pertumbuhan Ekonomi dan Daerah

Pertumbuhan ekonomi (economic Growth) adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi jangka panjang. Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi seringkali lebih besar dari pertambahan produksi sebenarnya. Dengan demikian ekonomi lebih lambat dari potensinya. (sadono sukirno, 1994: 10).

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelolah sumber daya yang ada dan membentuk pola kemitraan antara pemerintah daerah dan sektor swasta untuk menciptakan lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut (Arsyad, 1999:108).

Dalam analisis pertumbuhan ekonomi regional, unsur regional atau wilayah pasti menjadi hal yang penting, baik itu batasan wilayah yang dimaksud adalah Provinsi, Kabupaten dan Kota. Dan target petumbuhan ekonomi setiap wilayah berbeda-beda. Dan faktor yang membedakan adalah potensi ekonomi yang di miliki setiap daerah itu berbeda. Sehingga perlu kebijakan pemerintah yang tepat bagi perencanaan wilayah tersebut, dan itu disesuaikan dengan potensi wilayahnya.


(3)

Adapun pertumbuhan PDRB perkapita daerah mencerminkan kesejahteraan daerah tersebut.

2.2Tinjauan Penelitian Sebelumnya

Penelitian Doriani (2012) berjudul “Persepsi masyarakat terhadap pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei sebagai klaster industri” menghasilkan bahwa Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei akan sangat berpengaruh pada kehidupan social ekonomi masyarakat Kecamatan Bosar Maligas. Hal ini terwujud dalam penyerapan tenaga kerja lokal maupun penyediaan sarana dan prasarana sosial dan ekonomi bagi masyarakat Kecamatan Bosar Maligas. KEK sangat merangsang pertumbuhan dan pembangunan ekonomi yang menurunkan tingkat pengangguran didaerah ini.

Penelitian Daud wijaya (2013) berjudul “Kajian Pembangunan Kawasan Industri Sei Mangkei Terhadap Pengembangan Wilayah di Kecamatan Bosar maligas Kabupaten Simalungun menghasilkan bahwa:

1. Pembangunan Kawasan industri Sei mangkei mempunyai peranan positf dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja Kecamatan Bosar Maligas Kabupaten Simalungun. Hal ini berarti penyerapan tenaga kerja akan meningkat dengan meningkatnya pembangunan kawasan industri Sei mangkei.

2. Pembangunan kawasan industri Sei magkei mempunyai peranan positif dan signifikan terhadap tempat usaha di sekitarnya seiring meningkatnya pembangunan kawasan industtri Sei mangkei.


(4)

3. Pembangunan kawasan industri Sei mangkei mempunyai peranan positif dan signifikan terhadap pendapatan masyarakat seiring dengan perkembangan kawasan industri ini.

Dari kedua penelitian yang dilakukan oleh Doriani dan Daud tampak jelas bahwa penelitian ini hanya menitikberatkan potensi kawasan ekonomi khusus ini sebagai kawasan industri yang menguntungkan perekonomian daerah. Peneliti dalam penelitian ini berfokus peranan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei terhadap perekonomian daerah sekitarnya serta pada kondisi Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei itu sendiri yang telah diresmikan oleh pemerintah tentang pengaruh nyata pada kesejahteraan masyarakat sekitarnya. Adapun yang menjadi indikator kesejahteraan ini dilihat dari penyerapan tenaga kerja, pendapatan masyarakat, keterbukaan akses ekonomi serta pelayanan publik yang tersedia.


(5)

2.3Kerangka Konseptual

Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini di gambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei

PENYERAPAN TENAGA KERJA

PENDAPATAN PERTUMBUHAN EKONOMI

KETERBUKAAN AKSES EKONOMI

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

LAYANAN PUBLIK

KESEHATAN

Hadirnya Kawasan Ekonomi Khusus di Sei Mangkei Kecamatan Bosar Maligas merupakan bentuk investasi yang besar bagi daerah Kabupaten Simalungun. Dengan adanya bentuk investasi ini dapat di pastikan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Simalungun akan menjadi titik baru yang mengantarkan kabupaten ini menjadi kabupaten yang sejahtera. Mega proyek MP3EI Indonesia ini akan diharapkan tidak hanya menjadi pusat pertumbuhan perekonomian tetapi masyarakat benar-benar dapat disejahterakan oleh karena pembangunannya.


(6)

2.4Hipotesis

Melihat dari penjelasan dan uraian diatas dapat diambil hipotesis tentang kedua variabel antara keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan kesejahteraan adalah:

1. Kawasan Ekonomi Khusus yang ada di Sei Mangkei Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara yang merupakan Program MP3EI memiliki pengaruh yang positif kesejahteraan masyarakat.


Dokumen yang terkait

Kajian Pembangunan Kawasan Industri Sei Mangkei Terhadap Pengembangan Wilayah Di Kecamatan Bosar Maligas Kabupaten Simalungun

5 83 150

Dampak Keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Simalungun (Studi Kasus: Kecamatan Bosar Maligas dan Kecamatan Bandar)

24 148 108

Dampak Keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Simalungun (Studi Kasus: Kecamatan Bosar Maligas dan Kecamatan Bandar)

0 0 9

Dampak Keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Simalungun (Studi Kasus: Kecamatan Bosar Maligas dan Kecamatan Bandar)

0 0 2

Dampak Keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Simalungun (Studi Kasus: Kecamatan Bosar Maligas dan Kecamatan Bandar)

0 0 7

Dampak Keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Simalungun (Studi Kasus: Kecamatan Bosar Maligas dan Kecamatan Bandar)

0 1 2

Dampak Keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Simalungun (Studi Kasus: Kecamatan Bosar Maligas dan Kecamatan Bandar)

0 2 34

Kajian Pembangunan Kawasan Industri Sei Mangkei Terhadap Pengembangan Wilayah Di Kecamatan Bosar Maligas Kabupaten Simalungun

0 2 18

Kajian Pembangunan Kawasan Industri Sei Mangkei Terhadap Pengembangan Wilayah Di Kecamatan Bosar Maligas Kabupaten Simalungun

0 0 2

Kajian Pembangunan Kawasan Industri Sei Mangkei Terhadap Pengembangan Wilayah Di Kecamatan Bosar Maligas Kabupaten Simalungun

0 0 8