Kepemimpinan Militeristik Otoritarian : Perbandingan Gaya Kepemimpinan Saloth Sar di Kamboja (1975-1979) dan Soeharto di Indonesia (Periode 1965-1970)

BAB II
PROFIL SALOTH SAR DAN SOEHARTO SERTA SISTEM POLITIK DI
KAMBOJA DAN INDONESIA
2.1. Profil Saloth Sar
Saloth Sar, atau yang secara umum lebih dikenal dengan nama Pol
Pot, adalah mantan Perdana Menteri Demokratik Kamboja. Selama
menjadi Perdana Menteri, ia dikenal otoriter dan kejam baik kepada rakyat
maupun pejabat. Ketika ia berkuasa, sekitar 21% penduduk Kamboja
tewas karena pembantaian, kerja paksa, maupun kelaparan. Kediktatoran
dan kekejaman Pol Pot membuatnya masuk dalam jajaran 15 Diktator
Kelas Dunia dan 10 Orang Terkejam Sepanjang Masa. 43
Saloth Sar lahir di Kompong Thom pada tanggal 19 Mei tahun
1928. Saloth Sar merupakan anak ke delapan dari sembilan bersaudara dan
yang kedua dari tiga putra dari pasangan Pen Saloth dan Sok Nem.
Kakaknya Saloth Chhay lahir tiga tahun sebelumnya. Keluarga itu tinggal
di desa nelayan kecil Prek Sbauv, Provinsi Kampong Thom selama daerah
kolonialisme Prancis. Pen Saloth adalah seorang petani padi yang
memiliki 12 hektar lahan dan beberapa kerbau. Keluarga tersebut dianggap
cukup kaya dengan standar seperti itu di masanya. Keluarga Pen Saloth
adalah keturunan Sino-Khmer dan ia dinamakan Saloth Sar karena sesuai
dengan warna kulit nya ("Sar" berarti putih dalam bahasa Khmer),keluarga


43

Pol Pot. Dikutip melalui http://profil.merdeka.com/mancanegara/p/pol-pot/. Diakses pada tanggal 23 Mei
2017 pukul 17.05 WIB.

33
Universitas Sumatera Utara

Saloth Sar sudah berasimilasi diri dengan masyarakat Khmer umumnya
pada saat Saloth Sar lahir. 44
Pada tahun 1935, Saloth Sar meninggalkan Prek Sbauv untuk
pindah ke École Miche, sebuah sekolah Katolik di Phnom Penh. Dia
tinggal bersama sepupunya, seorang wanita bernama Meak, anggota dari
Royal Ballet. Pada tahun 1926, Meak melahirkan anak Raja Monivong,
yaitu Pangeran Sisowath Kusarak. Dia diberi gelar resmi Khun Preah
Moneang Bopha Norleak Meak. Saloth Sar tinggal bersama keluarga Meak
sampai tahun 1942. Kakaknya Roeung adalah selir Raja Monivong,
sehingga melalui kedua wanita tersebut, ia sering memiliki alasan untuk
dapat mengunjungi istana kerajaan. Pada tahun 1947, Saloth Sar

berkesempatan masuk secara eksklusif ke Lycée Sisowath, tetapi tidak
berhasil dalam studinya. 45
Pada masa mudanya, Saloth Sar bekerja di perkebunan karet dan
menghabiskan waktu selama dua tahun menjadi pendeta Budhha. Selama
Perang Dunia II, dia bergabung dengan Ho Chi Minh melawan
kolonialisme Prancis. Pada tahun 1946, menjadi anggota (gerakan bawah
tanah) Partai Komunis Indocina. Pada tahun 1949, dia mendapat beasiswa
untuk belajar elektronik di Prancis, tetapi di sana dia menghabiskan
waktunya dengan kegiatan politik, sehingga selama tiga tahun berturutturut dia selalu gagal ujian, sebuah kegagalan yang kemudian dilihat

44
Philip Short. First Chapter – Pol Pot. Dikutip melalui
http://www.nytimes.com/2005/02/27/books/chapters/pol-pot.html. Diakses pada tanggal 23 Mei 2017 pukul
17.34 WIB.
45
David P. Chandler. Brother Number One: A Political Biography Of Pol Pot. Thailand : Silkworm Books.
1992. hal. 8.

34
Universitas Sumatera Utara


sebagai bagian dari sikapnya yang anti-intelektualisme. Setelah kembali ke
Kamboja, dia bekerja sebagai seorang guru geografi di sekolah swasta di
Phnom Penh dan menulis artikel untuk publikasi aliran sayap kiri. 46
Ketika Prancis menarik diri dari Indocina pada tahun 1954,
Pangeran Norodom Sihanouk memegang kekuasaan di Kamboja. Saat
pembentukan anggota kongres Partai Komunis Kamboja pada tahun 1960,
Saloth Sar terpilih menjadi komite pusat dan menjadi sekretaris partai pada
tahun 1963. Khawatir terhadap pemberontakan Sihanouk, Saloth Sar dan
para pemimpin komunis yang lain melarikan diri ke hutan. Di sana dia
melakukan perlawanan secara bergerilya. Namun, kemudian dibubarkan
oleh Sihanouk dan dikenal dengan Khmer Rouge atau Khmer Merah. 47
Setelah gelombang represi lain yang dilakukan oleh Sihanouk pada
tahun 1965, Khmer Merah di bawah Saloth Sar tumbuh secara cepat.
Banyak guru dan siswa meninggalkan kota menuju ke pedesaan untuk
bergabung dengan Khmer Merah. Pada bulan April 1965, Saloth Sar pergi
ke

Vietnam


Utara

untuk

mendapatkan

persetujuan

melakukan

pemberontakan di Kamboja terhadap pemerintah. Vietnam Utara menolak
untuk mendukung pemberontakan tersebut karena adanya negosiasi yang
sedang berlangsung dengan pemerintah Kamboja, di mana Sihanouk
berjanji untuk memungkinkan Vietnam menggunakan wilayah Kamboja
dalam perang mereka melawan Vietnam Selatan. Tidak sampai awal tahun
1967 di mana Saloth Sar memutuskan untuk meluncurkan pemberontakan

46

Emdievi Y.G. Alejandro. Op.Cit., hal. 138.

Ibid., hal. 139.

47

35
Universitas Sumatera Utara

nasional,

meskipun

Vietnam

Utara

menolak

untuk

membantu.


Pemberontakan diluncurkan pada tanggal 18 Januari 1968 dengan
serangan di pangkalan militer selatan dari Battambang.

48

Pada musim panas tahun 1968, Saloth Sar memulai transisi dari
seorang pemimpin partai yang bekerja dengan kepemimpinan kolektif,
menjadi pemimpin absolut Khmer Merah. Dimana sebelumnya dia berbagi
dengan pemimpin lain, namun sekarang ia memiliki senyawa sendiri
dengan staf pribadi dan penjaga pribadi. Orang luar tidak lagi diizinkan
untuk mendekatinya. Sebaliknya, orang yang dipanggil untuk menemui
nya harus melalui stafnya terlebih dahulu.
Meskipun Sihanouk telah berusaha menjaga kestabilan negaranya
dengan sangat disiplin, perang yang terjadi di negara tetangganya,
Vietnam, tetap berpengaruh pada Kamboja. Pada tahun 1970, Amerika
Serikat memberi dukungan terhadap penggulingan rezim Sihanouk yang
dilakukan oleh Jenderal Lon Nol yang pro-Amerika. Dengan dukungan
Komunis Vietnam, yang telah membangun kamp di sepanjang wilayah
perbatasan, Khmer Merah melaksanakan perang gerilya melawan Lon Nol.

Penyerangan Amerika Serikat terhadap Kamboja pada tahun 1970 dan
usahanya menjatuhkan bom di seberang perbatasan secara terus-terusan

48

Pol Pot. Dikutip melalui https://id.wikipedia.org/wiki/Pol_Pot. Diakses pada tanggal 24 Mei 2017 pukul
15.59 WIB.

36
Universitas Sumatera Utara

menyebabkan banyak anggota Khmer Merah tewas. Kenyataan ini tentu
menarik simpati dunia internasional. 49
Tak lama usai berkuasa, negara Khmer diubah namanya menjadi
"Kampuchea Demokratik". Tahun di mana Khmer Merah berkuasa
ditetapkan sebagai tahun nol. Sementara untuk mewujudkan ambisinya
menciptakan negara agraris yang mandiri & tanpa kesenjangan sosial,
Khmer Merah merelokasi paksa jutaan penduduk Kampuchea ke lahanlahan pertanian yang tersebar di seluruh negeri untuk dijadikan buruh tani.
Akibat relokasi paksa ini, banyak penduduk Kampuchea yang terpisah dari
keluarganya sendiri. Rakyat Kampuchea juga diperintahkan memanggil

sesama penduduk dengan sebutan "saudara", sementara Saloth Sar selaku
pemimpin Kampuchea sendiri menyandang gelar "Saudara Nomor 1". 50
Selama Khmer Merah berkuasa, banyak penduduk Kampuchea
yang ditangkap dan disiksa hingga tewas oleh aparat negara mereka
sendiri. Salah satu kompleks penjara sekaligus tempat penyiksaan yang
paling terkenal adalah Tuol Sleng, Phnom Penh. Menurut kesaksian dari
orang-orang yang pernah ditahan di Tuol Sleng, anggota Khmer Merah
akan menempatkan para tahanan di sejumlah sel, lalu kemudian membawa
mereka ke ruangan lain untuk disiksa sambil diinterogasi. Ada pula kasus
di mana tahanan wanita melahirkan di dalam penjara karena tidak
diperbolehkan meninggalkan selnya, lalu kemudian bayinya diambil paksa
49

Khmer Rouge Defendent: US Policies Enabled Cambodian Genocide. Dikutip melalui
http://www.huffingtonpost.com/2009/04/06/khmer-rouge-defendent-us_n_183660.html. Diakses pada tanggal
24 Mei 2017 pukul 16.27 WIB.
50
Khmer Merah, Kelompok Penuh Darah dari Kamboja. Dikutip melalui http://www.retawon.com/2015/09/khmer-merah-kelompok-penuh-darah-dari.html. Diakses pada tanggal 25 Mei 2017
pukul 16.51 WIB.


37
Universitas Sumatera Utara

oleh anggota Khmer Merah & dibanting hingga tewas. Selain menjadikan
sisa-sisa anggota pemerintahan lama & orang-orang yang tidak sejalan
dengan mereka sebagai target penangkapan & pemusnahan, Khmer Merah
juga menargetkan orang-orang yang berkacamata & bisa berbahasa asing
karena menganggap mereka sudah dicuci otaknya oleh pemikiran bangsa
asing. Bukan hanya itu, Khmer Merah juga menargetkan para penganut
agama & orang-orang dari etnis minoritas semisal etnis Vietnam yang
banyak mendiami kawasan perbatasan Kampuchea bagian timur.
Maraknya aksi penyiksaan massal, kerja paksa, & tidak tersedianya obatobatan modern membuat banyak rakyat Kampuchea yang harus
kehilangan nyawanya. Jumlah rakyat Kampuchea yang meninggal selama
Khmer Merah berkuasa diperkirakan mencapai 2 juta jiwa. 51
Pada akhir 1978, Vietnam menginvasi Kamboja. Pasukan Kamboja
dikalahkan dengan mudah, dan Saloth Sar lari ke perbatasan Thailand.
Pada Januari 1979, Vietnam membentuk pemerintah boneka di bawah
Heng Samrin, yang terdiri dari anggota Khmer Merah yang sebelumnya
melarikan diri ke Vietnam untuk menghindari pembasmian yang terjadi
pada tahun 1954. Banyak anggota Khmer Merah di Kamboja sebelah

timur yang pindah ke pihak Vietnam karena takut dituduh berkolaborasi.
Saloth Sar berhasil mempertahankan jumlah pengikut yang cukup untuk
tetap bertempur di wilayah-wilayah yang kecil di sebelah barat Kamboja.
Pada saat itu, Tiongkok, yang sebelumnya mendukung Saloth Sar,

51

Ibid.

38
Universitas Sumatera Utara

menyerang dan menyebabkan Perang Tiongkok-Vietnam, tetapi tidak
berlangsung lama.
Selama empat tahun di bawah kepemimpinan Saloth Sar, perang
saudara dan invasi Vietnam diperkirakan menewaskan 1,7 juta orang
(lebih dari 20% dari jumlah penduduk) karena penyakit, kelaparan, kurang
gizi, dipaksa untuk bekerja, disiksa dan dibunuh. Namun, jumlah tersebut
hingga kini masih dipertentangkan. Sumber-sumber yang dapat dipercaya
dari pihak Barat menyebut angka 1,6 juta jiwa. Sebuah sumber yang

spesifik, yakni rezim Phnom Penh yang didukung Vietnam, menyebutkan
korban dari 1975-1979 berjumlah sekitar tiga juta jiwa. Ponchaud
memberikan perkiraan sebanyak 2,3 juta jiwa (jumlah ini termasuk ratusan
ribu korban sebelum pengambilalihan yang dilakukan Partai Komunis).
Amnesti Internasional menyebutkan 1,4 juta jiwa dan Departemen Luar
Negeri Amerika Serikat menyatakan sekitar 1,2 juta jiwa. Sementara itu,
Khieu Samphan dan Saloth Sar sendiri, masing-masing menyebutkan satu
juta dan 800.000 jiwa. 52
Saloth Sar mundur dari jabatannya pada tahun 1985, tetapi secara
de facto masih bertahan sebagai pemimpin Partai Komunis. Pada tahun
1989, Vietnam mundur dari Kamboja. Saloth Sar menolak proses
perdamaian dan tetap berperang melawan pemerintah koalisi yang baru.
Saat itu, Saloth Sar memerintahkan eksekusi terhadap rekan dekatnya, Son
Sen dan sebelas anggota keluarganya pada tanggal 10 Juni 1997 karena
mencoba mengadakan persetujuan dengan pemerintah. Saloth Sar lalu
52

Emdievi Y.G. Alejandro. Op.Cit., hal. 142.

39
Universitas Sumatera Utara

melarikan diri, tetapi berhasil ditangkap oleh Kepala Militer Khmer
Merah, Ta Mok dan dijadikan tahanan rumah seumur hidup. Pada bulan
April 1998, Ta Mok lari ke hutan sambil membawa Saloth Sar setelah
mendapat serangan dari pemerintah yang baru. Beberapa hari kemudian,
pada tanggal 15 April 1998, Saloth Sar meninggal saat berumur 70 tahun
akibat serangan jantung. Jasadnya kemudian dibakar di wilayah perdesaan
dan disaksikan oleh beberapa anggota eks Khmer Merah. 53

53

Ibid.,

40
Universitas Sumatera Utara

2.2. Profil Soeharto
Jawa tengah merupakan pusat dari kerajaan-kerajaan jawa kuno,
terdapat sebuah desa bernama Kemusuk. Desa kecil dan damai ini hampir
tidak pernah diperhatikan orang sampai salah satu putranya menjadi
presiden Indonesia kedua. Putra itu adalah H.M. Soeharto yang dilahirkan
pada 8 Juni 1921 di Kampung Kemusuk, Argomulyo, Desa Godean,
sekitar 15 kilometer dari kota Yogyakarta. Ia adalah anak pasangan
Kertosudiro, seorang petugas ulu-ulu (petugas irigasi desa), dan Sukirah.
Dalam “Taksonomi” Jawa, Soe berarti lebih baik dan Harto berarti
kekayaan. 54
Tahun 1921 bukanlah tahun yang mengembirakan, bukan pula saat
yang menjanjikan kesejahteraan bagi penduduk Kampung Kemusuk. Tiga
tahun setelah berakhirnya perang Dunia I ditandai dengan krisis ekonomi
yang merata sampai ke Jawa, Sumatera, dan pulau-pulau penghasil
rempah-rempah lainnya dalam koloni Hindia Belanda. Dalam kondisi
kesejahteraan yang terbatas itulah, Kertosudiro berharap kelak putranya
tumbuh menjadi orang yang kaya dan berkedudukan tinggi. Harapan itu
dimulai dengan kenyataan yang tidak terlalu baik, tidak lama setelah
melahirkan Soeharto, Sukirah dan Kertasudiro bercerai. Sukirah kemudian
menikah lagi dengan Atmopawiro dan memiliki tujuh anak yang salah
satunya adalah Probosutedjo, yang pada masa pemerintahan Orde Baru

54
Retnowati Abdulgani. Soeharto The Life and Legacy of Indonesia’s Second President. Jakarta : Kasta
Hasta Pustaka. 2007. hal. 5.

41
Universitas Sumatera Utara

dikenal sebagai konglomerat kontroversial, sedang Kertosudiro juga
menikah lagi dan memperoleh empat orang anak. 55
Soeharto adalah putra satu-satunya dari perkawinan Kertosudiro
dan Sukirah. Belum genap berumur 40 hari, Soeharto dibawa ke rumah
adik kakeknya, Kromodiryo, seorang dukun bayi yang juga membantu
kelahiran Soeharto, hal ini disebabkan karena kesehatan Sukirah
memburuk, akhirnya Soeharto harus tinggal dirumah Kromodiryo lebih
lama kurang lebih empat tahun. Di rumah Kromodiryo, Soeharto
menemukan kehangatan kasih sayang, dirumah Kromodiryo, Soeharto
belajar berdiri dan berjalan. Ketika berumur empat tahun, Soeharto
diambil kembali oleh Sukirah dan diajak tinggal bersama Atmopawiro
yaitu ayah tiri Soeharto. Atmopawiro sayang pada putra tirinya dan
bahkan membelikan Soeharto seekor kambing. Tindakan ini dengan tegas
memperlihatkan kasih sayangnya pada Soeharto karena kambing adalah
ternak yang bernilai tinggi di Indonesia. Setelah mulai beranjak besar,
Soeharto menghabiskan waktu senggangnya dengan mengembala.
Soeharto yang beranjak besar disekolahkan Sukirah di Desa
Puluhan, Godean. Namun karena Sukirah dan Atmopawiro pindah ke
daerah kemusuk Kidul, maka Soeharto pun pindah sekolah ke desa Pedes.
ketika Soeharto memasuki usia delapan tahun. Kertosudiro, ayah
kandungnya

memutuskan

agar

Soeharto

dipelihara

oleh

adik

perempuannya, Ibu Prawirowihardjo di Wuryantoro. Sebuah tempat yang

55
A.Yogaswara. Biografi Daripada Soeharto dari Kemusuk Hingga ”Kudeta Camdessus”. Jakarta: Media
Pressindo. 2007. hal 20.

42
Universitas Sumatera Utara

lebih

makmur

apabila

dibandingkan

dengan

Kemusuk.

Karena

Prawirowihardjo adalah seorang mantri tani, sebuah jabatan yang cukup
tinggi di kalangan orang desa, diharap dapat memberi Soeharto pendidikan
yang lebih baik. Kehidupan Prawirowihardjo sebagai seorang mantri tani
membuat kehidupan Soeharto merasa lebih baik daripada sebelumnya.
Pada masa ini, Soeharto banyak belajar tentang segala sesuatu, dari
masalah pertanian hingga keagamaan. Karena Prawirowihardjo adalah
seorang mantri tani atau petugas tanah, sebuah jabatan yang cukup tinggi
di kalangan orang desa. Dari mengikutinya, Soeharto menjadi tahu banyak
hal mengenai kegiatan bercocok tanam. Sebuah kegiatan yang pada
akhirnya menjadi kegemaran Soeharto hingga usia tua. Dan pada masamasa ini telah membangkitkan rasa simpati Soeharto yang mendalam
terhadap para petani. 56
Setelah menyelesaikan pendidikan sekolah dasar selama lima
tahun, Soeharto meneruskan pelajarannya di Schakel School, sebuah
sekolah menengah pertama di Wonogiri, disana Soeharto tinggal bersama
Hardjowijono, teman ayah Soeharto yang merupakan pensiunan pegawai
kereta api. Hardjowijono adalah murid Kyai Darjatmo, seorang guru
agama terkenal yang bisa menyembuhkan penyakit dan meramal masa
depan. Soeharto belajar filsafat dari beliau dan sering ikut dengannya ke
mesjid dimana ia mengajar. Termasuk diantara para pengikut Kyai
Darjatmo adalah dari kalangan intelek, birokrat, pedagang dan petani.
Pada masa-masa ini Soeharto belajar untuk meracik obat-obat tradisional
56

Retnowati Abdulgani.Op.Cit. hal. 21.

43
Universitas Sumatera Utara

dari berbagai tanaman yang tumbuh di sekitar daerah itu. Kemudian
soeharto pindah bersekolah di sekolah menengah Muhammadiyah di kota
Jogja, dari kehidupan di Jogja ini, Soeharto mendengar awal-awal protes
bangsa Indonesia terhadap penjajahan pemerintahan kolonial Belanda.
Tidak lama setelah itu, angin perang mulai menyapu seluruh wilayah
Pasifik. Karena terlalu disibukkan oleh urusan perang, belanda tidak
menggubris gerakan –gerakan pertemuan di bawah tanah yang
diselenggarakan oleh para politisi muda Indonesia. Mereka banyak
mengadakan rapat untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa dari
penjajahan belanda. Soeharto tidak terlalu terlibat dalam kegiatan-kegiatan
ini karena ia sedang berkonsentrasi untuk menyelesaikan pendidikannya
yang baru selesai pada tahun 1939.
Setelah lulus di tahun 1939, ia dituntut untuk mencari nafkah
sendiri. Setengah menyalahkan keadaan, Soeharto mencatat,”sangat sulit
memperoleh pekerjaan tanpa bantuan orang yang berkedudukan ataau
berpengaruh, tanpa uluran tangan orang kaya ataupun pengusaha besar
saat itu”. Soeharto kembali ke Wuryantoro, kemudian ia diterima bekerja
di sebuah bank desa (Volks-bank) sebagai pembantu klerek yang bertugas
berkeliling kampung untuk bertemu dengan para petani, pedagang kecil
ataupun pemilik warung kecil yang ingin mengajukan pinjaman. 57
Karier Soeharto sebagai prajurit diawali dengan Soeharto
mendaftar ke KNIL (Koninklijk Nederlans Indisch leger, sebutan bagi
Angkatan Bersenjata Hindia-Belanda), yang kemudian Soeharto mendapat
57

Ibid., hal.23.

44
Universitas Sumatera Utara

surat panggilan untuk bergabung dengan KNIL. Soeharto bergabung
dengan KNIL pada 1 juni 1940 dan itu merupakan langkah pertama yang
mengawali karir militernya yang panjang. Karier militer Soeharto makin
mengilap ketika memimpin Serangan fajar 1 Maret 1949 melawan agresi
militer Belanda kedua di Yogyakarta, serangan ini bertujuan merebut
Yogyakarta dari tangan penjajah, dan berhasil menduduki ibu kota selama
enam jam, karena Yogyakarta sebagai simbol kedaulatan negara, dimana
pada saat itu Yogyakarta adalaha Ibukota Negara Indonesia.
Tanggal 1 januari 1962, pangkat Soeharto dinaikkan menjadi
Mayor Jenderal dan secara resmi menjadi Panglima Komandan Mandala
sejak tanggal 23 Januari 1962. penunujukan diri Soeharto sebagai
Panglima Komando Mandala ini menandai berakhirnya kekelaman karier
militer Soeharto yang selama ini berjalan biasa-biasa saja. Segera sosok
Soeharto menjadi sosok popular yang sering menghiasi suratkabar di
Jakarta. Pers menjuluki Soeharto sebagai Seorang militer yang memiliki
wajah yang bersih, murah senyum, rambut berombak tersisir ke belakang,
tapi selalu menjadi “momok bagi Belanda”. Prestasi Soeharto di Serangan
umum 1 Maret diangkat ke permukaan. 58
Pada Maret 1966, Soeharto menerima surat perintah 11 Maret
(Supersemar)

dari

Presiden

Soekarno.

Tugasnya,

mengembalikan

keamanan dan ketertiban serta mengamankan ajaran-ajaran Pemimpin
Besar Revolusi Bung Karno. Bermodal Supersemar, Soeharto kemudian
memulihkan stabilitas nasional. Langkah yang diambil Soeharto adalah
58

A.Yogaswara. Op.cit., hal.103.

45
Universitas Sumatera Utara

segera membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) sekalipun sempat di
tentang Presiden Soekarno. Soeharto juga melakukan

penangkapan

besar-besaran terhadap orang yang diduga terlibat G-30-S.
Setelah menerima Supersemar dari Presiden Soekarno, Soeharto
mulai menampakkan pengaruhnya di pemerintahan. Krisis politik yang
disebabkan oleh pemberontakan PKI menuntut dilakukannya Sidang Umm
ke IV MPRS 1966 yang menghasilkan 24 ketetapan. Ketetapan-ketetapan
itu diantaranya yang terpenting adalah Tap No.X/MPRS/1966 tentang
pengfungsian kembali lembaga-lembaga negara dari tingkat pusat sampai
ke tingkat daerah sesuai dengan yang diatur dalam UUD 1945. ketetapan
ini kemudian dipertegas dengan UU No.5/1974/ tentang sistem
pemerintahan

desa.

Tap

No.XXV/MPRS/1966

tentang

pembubaran/larangan terhadap faham Leninisme-Marxisme di Indonesia.
Melalui

ketetapan

ini,

Soeharto

mendapatkan

legitimasi

yuridis

konstitusional untuk melakukan pembersihan terhadap unsur-unsur yang
berkaitan dengan PKI, termasuk orang-orang PKI yang dibunuh tanpa
melalui proses pengadilan.
Munculnya Soeharto di atas pentas kekuasaan, sebagai Presiden
kedua setelah Soekarno, menjadi tanda lahirnya Orde Baru. Hakekat Orde
Baru seperti yang dipropagandakan oleh Soeharto merupakan suatu sikap
mental dan itikad baik yang mendalam untuk mengabdi kepada rakyat dan
kepentingan nasional berlandaskan Pancasila dan UUD 1945, sebagai hasil

46
Universitas Sumatera Utara

refleksi total terhadap seluruh penyelewengan yang dilakukan selama Orde
Lama. 59
Selama 32 tahun berkuasa di Indonesia, Soeharto telah menjadikan
dirinya sebagai sosok “power”. Hampir tidak ada

yang dapat

menggoyangkan kursi kekuasaan Soeharto. Kalaupun ada tokoh yang
berani muncul menyaingi pamornya, dapat dipastikan tokoh tersebut, tidak
dalam waktu yang lama, akan tersingkir oleh upaya-upaya politik yang
kadangkala

dilakukan

secara

terang-terangan.

Akhirnya,

setelah

melakukan berbagai akomodasi politik dan perubahan susunan cabinet
yang kemudian ditolak oleh para menteri dan sejumlah tokoh, pada hari
kamis, 21 Mei 1998 sekitar pukul 10:00 pagi di ruang uapacara Istana
Merdeka, Soeharto menyamapaikan pidato Pernyataan Berhenti Sebagai
Presiden Republik Indonesia. Pidato kemunduran Soeharto menjadi batas
sejarah antara Orde Baru dan Orde Reformasi, juga menandai matinya
ideologi Soeharto dan rezimnya. Meski demikian, nilai-nilainya tidak serta
merta seutuhnya runtuh, juga kasusnya. Isu tentang pengadilan pengadilan
Soeharto hingga sekarang masih tetap menarik dan memperoleh dukungan
dan penolakan (pro-kontra).
Pada hari Minggu, tanggal 27 Januari 2008, Soeharto, mantan
Presiden kedua Republik Indonesia, wafat. Penguasa Orde Baru itu tutup
usia pada pukul 13.10 WIB di usia 86 tahun, Soeharto menghembuskan
nafas terakhir pada hari ke-23 dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina
(RSPP) Jakarta Pusat. Soeharto wafat tanpa meninggalkan kata-kata
59

Gregorus Sahdan,S.IP. Jalan Transisi Demokrasi Pasca Soeharto. Bantul : Pondok Edukasi. 2004. hal.117.

47
Universitas Sumatera Utara

terakhir, sekitar pukul 14.55 WIB jenazah Soeharto tiba di jalan Cendana,
Menteng , Jakarta Pusat yang merupakan episentrum Orde Baru. 60

60

Soeharto. Dikutip melalui https://id.wikipedia.org/wiki/Soeharto#Kematian. Diakses pada tanggal 25 Mei
2017 pukul 18.00 WIB.

48
Universitas Sumatera Utara

2.3. Sistem Politik Kamboja (1975-1979)
Bentuk pemerintahan negara Kamboja adalah kerajaan. Negara
Kamboja dipimpin oleh raja, sedangkan kepala pemerintahannya adalah
perdana menteri. Kamboja memiliki lima pemerintahan lokal dengan ibu
kota Phnom Penh. Kamboja merupakan wilayah protektorat Perancis sejak
tahun 1863, dan pada tahun 1951 pemerintah Perancis mengangkat
Sihanouk sebagai raja, yang menjadikan negara ini berbentuk kerajaan
konstitusional dengan nama resmi Kerajaan Kamboja. Pada tanggal 9
November 1953, Perancis memberikan kemerdekaan untuk Kamboja dan
pada saat itu Sihanouk menyatakan bahwa Kamboja merupakan negara
netral yang tidak terlibat dalam perang Vietnam. Dalam periode 19701993, Kamboja memasuki masa perang saudara yang menghancurkan
infrastruktur fisik dan kemampuan sumber daya manusia, sewaktu
Pangeran Sihanouk pergi ke luar negeri, keponakannya yaitu Pangeran
Sisowath Sirik Matak bersama Lon Nol melakukan kudeta. Semenjak itu
kemelut semakin besar di negara Kamboja. Pada masa ini juga ditandai
dengan berkuasanya rezim Khmer Merah.
Jika kita menyempatkan membuka kembali lembaran usang surat
kabar tahun 1975-an, headline beberapa surat kabar baik terbitan lokal
maupun internasional hampir semua surat kabar memuat narasi pergulatan
politik Kamboja dengan Khmer Merah sebagai sorotan utama. Khmer
Merah sebagai sebuah organisasi politik yang dalam pandangan
pemerintah

maupun

mata

internasional

disebut

sebagai

pihak

49
Universitas Sumatera Utara

pemberontak, pada 17 April 1975 berhasil menapakkan kakinya pada
tampuk kekuasaan tertinggi di Kamboja.
Meskipun dituding sebagai pemberontak, namun mereka berhasil
memperoleh dukungan sebagian besar masyarakat Kamboja yang sudah
tidak percaya lagi dengan pemerintahan Lon Nol kala itu. Maka dari itu,
dengan cepat mereka dapat mengambilalih ibukota Phnom Penh dan
mendeklarasikan diri sebagai rezim yang berdaulat penuh atas bumi
Kamboja.
Masuknya pasukan revolusioner Kamboja ke Phnom Penh
disambut suka cita oleh rakyat Phnom Penh, tidak ada perlawanan dari
rakyat maupun militer. Mereka memasuki kota dengan damai. Hal ini
terjadi karena rakyat Kamboja menganggap Khmer Merah sebagai
pembebas dari rezim Lon Nol. Tahun kenaikan Khmer Merah sebagai
penguasa di Kamboja dikenal sebagai “tahun nol” atau zero year. 61 Setelah
berhasil memasuki Phnom Penh, Khmer Merah segera mengambil alih
tempat-tempat penting, terutama stasiun radio Phnom Penh. Stasiun radio
dipilih karena merupakan tempat yang digunakan untuk mensosialisasikan
segala program Khmer Merah.
Pada masa rezim Khmer Merah, Sihanouk kembali naik tahta
sebagai kepala negara. Sedangkan Khieu Samphan menjabat sebagai
Perdana Menteri. Meskipun Sihanouk masih mendapat simpati yang besar
61
Zero year merupakan istilah yang digunakan Saloth Sar dan kawan-kawan untuk menandai naiknya Khmer
Merah pada tampuk kekuasaan. Dinamakan zero year atau tahun nol karena Saloth Sar ingin melakukan
perubahan secara fundamental seakan-akan semuanya berawal dari nol. Lihat: Yekti Maunati dan Betti Rosita
Sari (ed).The Cham Diaspora in Southeast Asia Social Integration and Transnational the Case of Cambodia.
Jakarta : LIPI Press. 2013. hal. 25.

50
Universitas Sumatera Utara

dari masyarakat Kamboja, namun naiknya Sihanouk sebagai presiden
sebenarnya

hanya

merupakan

boneka

Khmer

Merah.

Karena

sesungguhnya pemerintahan dikendalikan oleh Saloth Sar dan kawankawan. 62 Pada 11 Maret 1976, CPK (Communist Party of Kampuchea)
yang diketuai oleh Saloth Sar menggelar sidang pemberhentian Sihanouk
sebagai kepala negara karena alasan kesehatan. 63 Akhirnya terpilihlah
Khieu Samphan sebagai kepala negara, dan Saloth Sar sebagai Perdana
Menteri. Bersamaan dengan itu Kamboja berganti nama menjadi
Democratic Kampuchea.
Kebanyakan kader CPK yang menjabat dalam rezim Demokratic
Kampuchea adalah kawan-kawan Saloth Sar yang merupakan mahasiswa
lulusan Prancis. Di antaranya Khieu Samphan, Ieng Sary, Son Sen, dan
Noun Chea. 64 Saloth Sar dikenal sebagai Brother Number One atau kakak
pertama. Saloth Sar lah yang pada masa kemudian memainkan peranan
yang cukup besar di dalam pemerintahan Khmer Merah.
Setelah naiknya Saloth Sar dan Khmer Merah pada tampuk
kekuasaan tertinggi di Kamboja, seketika itulah mereka menguasai
berbagai tempat penting di ibukota. Langkah pertama yang diambil oleh
Khmer Merah, adalah memutus semua komuniskasi Kamboja dengan
dunia luar. 65 Hal tersebut membuat berbagai informasi terkait kondisi
Kamboja tidak diketahui secara pasti. Kamboja sangat tertutup dari dunia

62

Salah Siapa Kamboja Komunis?. Kompas: 18 April 1975.
Khmboly Dy.A History of Demokratic Kampuchea 1975-1979. Phnom Penh: Document Center of
Kampuchea. 2007. hal. 21.
64
Lebih lanjut mengenai struktur organisasi Demokratic Kampuchea lihat: Ibid. hal. 22.
65
Komuniskasi Phnom Penh di Putus. Kompas : 19 April 1979.
63

51
Universitas Sumatera Utara

luar semenjak kejatuhannya ke tangan komunis. Setelah itu pemerintah
Khmer Merah bergegas menerapkan kebijakan yang tertuang dalam Eight
Points Plans. Di antaranya :
“Evacuating people from all town. Abolishing all market.
Withdrawing all Lon Nol Currency and witholding the
Revolutionary currency which had been printed. Defrocking all
Buddhist monk and putting down to work growing rice. Executing
all leaders of the Lon Nol regime, beginning with the top leaders.
Estabilishing high level cooperatives throughout the country with
communal eating. Expelling the entrie Vietnamse minority
population”.66
Terjemahan :
“Evakuasi semua warga dari perkotaan.Tutup semua pasar (segala
kegiatan jual beli). Menarik semua mata uang masa Lon Nol, dan
mengganti dengan mata uang revolusioner yang akan dicetak.
Memecat semua pendeta Budha, dan memerintahkan mereka untuk
bekerja menanam padi. Eksekusi mati semua pemimpin rezim Lon
Nol, dimulai dari pimpinan tertinggi. Meningkatkan kerjasama
dengan semua wilayah dan menjadikannya milik bersama.
Mengusir semua minoritas etnis Vietnam.”

Pada tanggal 5 Januari 1976, pemerintah Khmer Merah
mempublikasikan

Konstitusi

Democratic

Kampuchea

(Demokratic

Kampuchea Constitution) yang bersisi 15 Bab dan 21 Pasal. Konstitusi ini
mengatur mulai dari dasar negara Kamboja, perekonomian, budaya,
kebijakan asing sampai dengan pasal yang membahas mengenai ibadah
dan keagamaan. 67

66

Farina So.The Hijab of Cambodia : Memories of Cham Muslim Women After the Khmer Rouge. Phnom
Penh: Document Center of Cambodia. 2011. hal. 36.
67
Konstitusi Khmer Merah atau Democratic Kampuchea Constitution adalah perundang-undangan yang
menjadi dasar negara Kamboja di bawah pemerintah Khmer Merah. Konstitusi ini dibuat dalam pertemuan
kader Khmer Merah yang dilangsungkan di Phnom Penh pada tanggal 15 sampai dengan 19 Desember 1975.
Namun baru diumumkan pada tanggal 5 Januari 1976. Lihat: Demokratic Kampuchea Constitution 1976
E3/259. Phnom Penh: Document Center of Cambodia. Tersedia di:
http://www.eccc.gov.kh/sites/default/files/documents/courtdoc/E3_259_EN.PDF. Diakses pada tanggal 11
Juli 2017 pukul 18.10 WIB.

52
Universitas Sumatera Utara

2.4. Sistem Politik Indonesia (1965-1970)
Di Indonesia konfigurasi politik berkembang melalui tolak tarik
antara demokratis dan otoritarian. Sepanjang sejarah Indonesia ternyata
telah terjadi tolak-tarik antara konfigurasi politik demokratis dan
konfigurasi politik otoriter. Demokrasi dan otoritarian muncul secara
bergantian dan dengan kecendrungan liner di setiap periode pada
konfigurasi otoriter. 68 Sejalan dengan tolak-tarik konfigurasi politik itu,
perkembangan karakter produk hukum memperlihatkan kepengaruhannya
dengan terjadinya tolak-tarik antara produk hukum yang berkarekter
responsif dan produk hukum yang berkarater konservatif dengan
kecendrungan linear yang sama.
Semua kontitusi yang pernah berlaku di Indonesia menjadikan
demokrasi sebagai salah satu asasnya yang menonjol, tetapi tidak semua
konstitusi mampu melahirkan konfigurasi politik yang demokratis. Artinya
sebuah konstitusi yang jelas-jelas menganut paham demokratis dapat
melahirkan konfigurasi politik yang tidak demokratis atau otoriter.
Bahkan, di bawah sebuah kontitusi yang sama dapat lahir konfigurasi
politik yang berbeda-beda pada periode yang berbeda-beda pula. UUD
1945 yang berlaku pada periode 1945-1949 melahirkan konfigurasi yang
jauh berbeda dengan kofigurasi politik padasaat UUD tersebut berlaku

68

Moh.Mahfud MD. Tampilnya Negara kuat Orde Baru, Studi Teoritis dan Konstitusional tentang
Perkembangan Peranan Negara di Indonesia. Tesis S2 Ilmu Politik, Fak. Pasca Sarjana UGM. 1989. hal.
169.

53
Universitas Sumatera Utara

pada periode 1959-1966, yang untuk selanjutnya melahirkan konfigurasi
politik yang berbeda lagi pada periode setelah tahun 1966. 69
Selama peninggalan terakhir masa demokrasi terpimpin, politik
Indonesia hubungan kekuasaan yang saling bersaing adalah diantara tiga
kekuatan politik yaitu: Soekarno, Angkatan Darat, dan PKI (Partai
Komunis Indonesia), dimana Soekarno bertindak sebagai penyeimbang
antara dua kekuatan politik. 70 Demokrasi terpimpin sendiri diadakan
dengan tujuan untuk menjamin stabilitas dan kontuinitas dibidang politik,
agar rencana pembangunan semesta dapat dilaksanakan. 71 Namun yang
terjadi adalah : Pertama, pada permukaan memang seolah-olah ada
stabilitas, tetapi dibawah permukaan terjadi pertentangan-pertentangan dan
ketegangan bertumpuk seperti kemudian menjadi nyata sesudah G 30 S
PKI (Gerakan tiga puluh September PKI 1965). Kedua, stabilitas dibeli
dengan memusatkan kekuasaan ditangan seorang pemimpin besar dan
dengan menekan kebebasan untuk mengkritik. Hasilnya ialah korupsi dan
demoralisasi dikalangan pemimpin negara. Ketiga, pembangunan terbukti
tidak mengalami kemajuan. Keempat, Ditengah-tengah perkembangan
tadi, terbukti PKI berhasil memperkuat posisinya, sehingga lambat laun
seolah-olah hanya ada tiga faktor kekuasaan pokok (Soekarno, Angkatan
Perang, dan PKI).

69

Moh.Mahfud MD. Pergulatan Politik dan Hukum di Indonesia. Yogyakarta : Gama Media. 1999. hal. 11.
Priyo Budi Santoso. Birokrasi Pemerintahan Orde Baru. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. 1995. hal.81.
71
Dr. TB Simatupang. Dari Revolusi ke Pembangunan. Jakarta : BPK Gunung Mulia. 1987. hal.134.

70

54
Universitas Sumatera Utara

Selama periode demokrasi terpimpin terlihat dengan jelas betapa
besar pengaruh dan peran Soekarno, walau dalam pelaksanaan
pemerintahannya tidakbekerja sendiri. Tujuan presiden menciptakan
stabilitas

pemerintahan

tidak

dapat

terwujud

sebagaimana

yang

diterapkannya, walaupun persoalan keamanan dapat diselesaikan, dalam
arti “diakhirinya” berbagai bentuk perlawanan bersenjata, seperti PRRI,
Permesta dan DI/TII. Banyak ahli yang mengatakan lahirnya instabilitas
tersebut

adalah

tidak

seimbangnya

pembangunan

ekonomi

dan

pembangunan politik. Termasuk penyebabnya adalah tidak harmonisnya
hubungan antara tentara pusat dan tentara yang ada di daerah.
Tiga kekuatan politik yang dominan pada masa itu, memandang
masalah ekonomi sebagai hal yang kurang penting dibandingkan dengan
masalah-masalah politik yang mendesak. 72 Selain itu juga menjaga
perimbangan kekuatan, Presiden Soekarno selalu menunda keputusankeputusan ekonomi politik yang dapat merugikan unsur-unsur yang ada
dalam

pemerintahan. 73Pengabaian

masalah

ekonomi

ini

membuat

perekonomian Indonesia ambruk. Persaingan kekuasaan yang terjadi
antara tiga kekuatan politik tersebut akhirnya meletus dalam usaha kudeta
oleh PKI pada tanggal 30 September 1965 yang berakhir dengan
kegagalan.

72
73

Priyo Budi Santoso. Op.Cit., hal. 87.
Ibid.

55
Universitas Sumatera Utara

Kegagalan dari kondisi perekonomian Indonesia pada masa
pemerintahan Soekarno adalah merupakan dalah satu faktor yang
melarbelakangi lahirnya pemerintahan Soeharto. Tujuan dari adanya
pemerintahan Soeharto sendiri adalah menciptakan stabilitas politik dan
pembangunan ekonomi. 74
Partai Komunis Indonesia (PKI) yang merupakan salah satu
kekuatan politik pada waktu itu, tidak pernah berhenti untuk mewujudkan
cita-citanya dalam rangka mendirikan Negara komunis melalui berbagai
cara dalam merebut kekuasaan pemerintahan. 75 Setelah gagal dalam
pemberontakan di Madiun 1948, PKI di bawah pimpinan D.N.Aidit
berhasil mengangkat dirinya kembali kegelanggang politik Indonesia.
Pada tanggal 1 Oktober 1956 mulailah gerakan mereka dengan melakukan
penculikan terhadap enam perwira tinggi dan seorang perwira pertama
TNI AD. 76 Adanya peristiwa G 30 S ini, secara tidak langsung telah
menimbulkan ketidakstabilan dalam bidang politik dalam waktu yang
cepat sedangkan kondisi pemerintahan dalam keadaan darurat. Hal ini juga
berimplikasi terhadap kondisi stabilitas dan keamanan Negara.
Adanya krisis politik yang tidak menentu adalah akibat Soekarno
yang enggang untuk menyelesaikan kasus G 30 S, krisis ekonomi semakin
parah, masyarakat menjadi gelisah dan tidak puas pada akhirnya terjadilah

74

Ibid. hal. 89.
Arief Yulianto. Hubungan Sipil-Militer di Indonesia Pasca Orde Baru Ditengah Pusaran Demokrasi.
Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada. 2002. hal. 232.
76
Enam perwira tinggi AD antara lain: Letjend Ahmad Yani(Men/Pangad), Mayjend R.Soeprapto(Deputi
II/Pangad), Mayjend MT. Haryono(DeputiII Pangad), Mayjend S.Parman (AS I Pangad), Mayjend DI
Panjaitan(ASIV Pangad), Brigjend Soetoyo S (Inspektur Kehakiman/Oditor AD), sedangkan satu perwira
pertama adalah Lettu Piere Tandean. Lihat Ibid., hal. 242.
75

56
Universitas Sumatera Utara

demonstrasi mahasiswa yang mengajukan tiga tuntutan rakyat yang
dikenal dengan tritura. 77 Untuk mengatasi krisis nasional yang semakin
parah tersebut maka pada tanggal 11 Maret 1966, Presiden Soekarno
memerintahkan kepada Menteri / Pangad Letnan Jenderal Soeharto untuk
atas nama Presiden (Panglima Tertinggi / Pemimpin Besar Revolusi)
mengambil segala tindakan yang dianggap perlu demi terjaminnya
keamanan, ketegangan serta stabilitas jalannya pemerintahan danrevolusi
serta menjamin keselamatan pribadi dan wibawa kepemimpinan Presiden.
Adanya Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) ini merupakan
tonggak lahirnya pemerintahan Soeharto. 78
Keluarnya Surat Perintah 11 Maret tahun 1966 merupakan titik
awal lahirnya Orde Baru. 79 Pelantikan Jenderal Soeharto menjadi Presiden
dalam sidang MPRS bulan Maret 1968 menandai surutnya dua kekuatan
politik utama dalam demokrasi terpimpin dari panggung politik nasional,
yaitu Soekarno dan PKI, dengan meninggalkan ABRI seorang diri. Dalam
keadaan demikian, ABRI memiliki surplus of power untuk berbuat apa
saja. 80 ABRI kemudian “mengajak” kaum teknokrat untuk menata
perekonomian nasional. Dalam bidang politik, pemerintah Orde Baru
diharuskan menciptakan sebuah format politik baru yang berlainan dengan
format politik masa sebelumnya.

77

Tiga Tuntutan Rakyat tanggal 10 Januari 1966, yaitu Bubarkan PKI, Turunkan Harga, Retool Cabinet
Dwikora. Lihat Ibid., hal. 244.
78
Ibid.,hal. 245.
79
Marwati Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto.Sejarah Nasional Indonesia, Jilid VI. Jakarta :
Depdikbud dan Balai Pustaka. 1984. Hal. 406.
80
Alfian. Pemikiran dan Perubahan Politik Indonesia. Jakarta : Gramedia. 1980. hal. 4-5.

57
Universitas Sumatera Utara