Langkah Peraturan Presiden Radigro Duterte Terhadap Pemberantasan Narkoba Menurut Convention Against Torture and Other Cruet, In Human or Degrading Treatment or Punishment

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia
yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak
kebebasanyang terkait denga interaksinya antara individu dengan instansi, dan hak
juga merupakan sesuatu yang harus di peroleh.
Secara teoritis Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri
manusia yang bersifat kodrati dan fudamental sebagai suatu anugrah yang harus di
hormati, dijaga, dilindungi.
Hakikat Hak Asasi Manusia sendiri adalah merupakan upaya menjaga
keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan antara
kepentingan umum. Begitu juga upaya menghormati, melindungi, dan
menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia menjadi kewajiban dan tanggung jawab
bersama antara individu,pemerintah ( aparatur pemerintah baik sipil maupun
militer).
Hak Asasi Manusia (HAM) universal secara global sebenarnya sudah
tertuang dalam Deklarasi HAM PBB yang di tegaskan yang di cetuskan tanggal
10 Desember 1948. Sebenarnya konsep mengenai Hak Asasi Manusia (HAM) ini
juga sudah tercantum dalam beberapa pasal dari piagam PBB serta preumble

piagam itu, antara lain mengenai bahwa semua bangsa, semua manusia adalah
sama sederajat tanpa memandang warna kulit, kedudukan ekonomi, agama
ataupun jenis kelamin.

Universitas Sumatera Utara

Bahkan setiap manusia memiliki kesamaan kedudukan di depan hukum
dan berhak dalam perdilan di negara yang netral. Tidak dibenarkan aksi
pembantaian manusia, rasialis ataupun serangan militer terhadap sesama sipil.
Pengakuan dan perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM)
meupakan ide sentral dari negara hukum yang bertumpu pada kebebasan dan
persamaan dan juga sekaligus merupakan salah satu nilai dasar demokrasi yang
dapat dijadikan ukuran ke demokratisan suatu negara. Karena itu setiap negara
yang menyebutkan dirinya sebagai demokrasi harus senantiasa memberi
pengakuan dan perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM).
Hak asasi manusia mempunyai sejumlah ciri menonjol. supaya kita tidak
kehilangan gagasan yang sudah tegas, Hak Asasi Manusia adalah hak. Makna
istilah ini menunjukan bahwa itu adalah norma – norma yang pasti dan memiliki
prioritas tinggi yang penegakannya bersifat wajib.
Hak-hak dianggap bersifat universal , yang dimiliki oleh manusia sematamata karen ia adalah manusia. Pandangan ini menunjukan secaratidak langsung

bahwa karakteristik seperti ras , jenis kelamin , agama , kedudukan sosial, dan
kewarganegaraan tidak relevan untuk mempersoalkan apakah seseorang memiliki
atau tidak memiliki Hak Asasi Manusia. Ini juga menyiratkan bahwa hak –hak
tersebut dapat di terapkan di seluruh dunia. Salah satu ciri khusus dari Hak Asasi
Manusia yang berlaku sekarang adalah bahwa itu merupakan hak internasional.
Kepatuhan terhadap hak serupa itu telah di pandang sebagai objek perhatian dari
aksi internasional yang sah.
Hak Asasi Manusia dianggap dengan sendirinya dan tidak bergantung
pada pengakuan dan penerapannya didalam sistem hukum di negara-negara

Universitas Sumatera Utara

tertentu. Hak ini boleh jadi memang belum merupakan hak yang efektif sampai di
jalankan menurut hukum, namun hak itu eksis sebagai standart argumen dari
kritik yang tidak bergantung pada penerapan hukumnya.
Hak Asasi manusia dipandang sebagai norma-norma yang penting. Meski
tidak seluruhnya bersifat mutlak dan tanpa perkecualian, Hak Asasi Manusia
cukup kuat kedudukannya sebagai pertimbangan normatif untuk di berlakukan di
dalam benturan denga norma-norma yan bertentangan, dan membenarkan aksi
internasional yang dilakukan demi Hak Asasi Manusia.

Hak-hak ini mengimplikasikan kewajiban bagi individu maupun
pemerintah. Adanya kewajiban ini, sebagaimana halnya hak-hak yang berkaitan
dengannya , dianggap tidak bergantung pada penerimaan, pengakuan, atau
penerapan terhadapnya. Pemerintah dan orang-orang yang berada dimana pun
diwajibkan untuk tidak melanggar hak seseorang.
Deklarasi universal menyatakan bahwa hak-hak ini berakar di dalam
martabat dan harkat manusia, serta di dalam syarat-syarat perdamaian dan
keamanan domestik maupun internasioanal.
Dalam hal ini Presiden Filipina Radigro Duterte menuai kritik pembela
Hak Asas Manusia (HAM) terkait program anti narkoba di negara Filipina dengan
menerapkan perintah tembak mati di tempat.
Sejauh ini sudah lebih dari 8.000 orang tewas dan ribuan lainnya di
penjara sebagai hasil program agresif perang melawan narkoba, seringkali di
sebelah jasad mereka di temukan kertas yang bertuliskan peringatan agar tidak
terlibat dalam narkoba.1

1

Di akses dari, aplikasi media sosial ,LINE TODAY, di akses pada tanggal 17 april 2017


Universitas Sumatera Utara

Ini merupakan sebuah perang yang hampir secara ekslusif terjadi di bagian
paling miskin di negara Filipina. Khususnya mengenai perlindungan dan jaminan
atas HAM di kawasan Asia Tenggara, sebagian besar negara kawasan ini terbukti
kurang memaksimalkan usahanya dalam menjamin HAM.
Mengenai konvensi menentang penyiksaan dan perlakuan atau hukuman
lain yang kejam tidak manusiawi atau merendahkan martabat manusia telah di
adopsi oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa dalam resolusinya No.
39/ 46 tanggal 10 Desember 1987. Sampai dengan juni 1992, konvensi tersebut
telah di ratifikasi untuk di setujui oleh 58 negara.
Uraian sejarah konvensi ini tidak bisa dilepaskan dari di umumkannya
Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia (DUHAM) oleh PBB, sebagai bagian dari
usaha untuk makin menghargai hak asasi dan martabat kemanusiaan.
Dengan deklarasi tersebut majelis umum PBB menugaskan komisi Hak
Asasi Manusia PBB untuk melengkapi DUHAM dengan perjanjian internasional
yang lebih mengikat dan perangkat untuk memenuhinya.2
Piagam dan DUHAM

PBB merupakan salah satu sumber awal bagi


lahirnya hukum internasional HAM seperti, Konvensi Pencegahan dan
Penghukuman Genosida 1984, Konvensi Internasional Hak- hak Sipil dan Politik,
Konvensi Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, Konvensi Menentang Anti
Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman lain yang Kejam, Tidak Manusiawi
dan Merendahkan Martabat Manusia, Konvensi Internasional Penghapusan Segala
Bentuk Diskriminasi Rasial, Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk

2

www.hukumonline.com, Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat, ELSAM, diakses
dari http://referensi.elsam.or.id/2014/09/konvensi-anti-penyiksaan/,diakses tanggal 22 September
2014

Universitas Sumatera Utara

Diskriminasi Terhadap Perempuan, Konvensi Internasional Tentang Hak-hak
anak , dan lain sebagianya.

B. Perumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1.

Bagaimana peran ASEAN dalam pencegahan narkotika di kawasan Asia
Tenggara ?

2.

Bagaimana perangkat hukum internasional tentang HAM ?

3.

Bagaimana latar belakang yang dilakukan Presiden Radigro Duterte dalam
menangani kasus kejahatan narkotika di Negara Filipina?

C . Tujuan dan manfaat penulisan
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah :
1.


Untuk mengetahui peran ASEAN dalam pencegahan narkotika di
kawasan Asia Tenggara.

2.

Untuk mengetahui perangkat hukum internasional tentang HAM.

3.

Untuk mengetahui latar belakang yang dilakukan Presiden Radigro
Duterte dalam menangani kasus kejahatan narkotika di Negara
Filipina.

2. Manfaat penelitian
Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara
teortis maupun secara praktis.

Universitas Sumatera Utara

a.


Secara teoristis penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan untuk
pengembangan wawasan dan kajian lebih lanjut bagi teoristis yang ingin
mengetahui dan memperdalam tentang masalah penegakkan HAM.

b.

Secara

praktis

untuk

memberikan sumbangan

pemikiran kepada

masyarakat khususnya memberikan informasi ilmiah mengenai peranan
dewan HAM


PBB dalam menegakkan HAM dan juga kesadaran

masyarakat terhadap kejahatan Narkotika itu sendiri.
D. Keaslian Penulisan
Skripsi ini berjudul ”LANGKAH PERATURAN PRESIDEN RADIGRO
DUTURTE TERHADAP PEMBERANTASAN NARKOBA

MENURUT

CONVENTION AGAINST TORTURE AND OTHER CRUET, IN HUMAN OR
DEGRADING TREATMENT OR PUNISHMENT “. Di dalam penulisan skripsi ini
di mulai dengan mengumpulkan bahan bahan yang berkaitan dengan perlindungan
konsumen , baik melalui literatur yang di peroleh dari perpustakaan maupun
media cetak elektronik. Dan sehubungan dengan keaslian judul skripsi ini penulis
melakukan pemeriksaan pada perpustakaan Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara untuk membuktikan bahwa judul skripsi tersebut belum ada atau
belum terdapat di perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
Bila di kemudian hari terdapat kesamaan atau telah di tulis orang lain
dalam bentuk skripsi sebelum skripsi ini di buat, maka hal itu menjadi tanggung
jawab penulis sendiri.

E . Tinjauan Kepustakaan
Memahami hakikat Hak Asasi Manusia, terlebih dahulu akan di
kemukakan pengertian dasar tentang hak. Secara defenitif hak merupakan unsur

Universitas Sumatera Utara

normatif yang berfungsi sebagai pedoman perilaku, melindungi kebebasan,
kekebalan serta menjamin adanya peluang bagi manusia dalam menjaga harkat
dan martabatnya.3
Hak mempunyai unsur unsur sebagai berikut :4
1.

Pemilik hak.

2.

Ruang lingkup penerapan hak.

3.


pihak yang bersedia dalam penerapan hak.
Ketiga unsur tersebut menyatu dalam pengertian dasar tentang hak.

Dengan demikian hak yang merupakan unsur normatif yang melekat pada diri
setiap manusia yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak
persamaan dan hak kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu
atau dengan instasi .
Hak merupakan suatu yang harus di peroleh. Dalam kaitan dengan
perolehan hak paling tidak ada dua teori yaitu teori Mc. Closkey dan teori joel
painberg. Dalam teori Mc. Closkey dinyatakan bahwa pemberian hak adalah
untuk dilakukan , dimiliki, dinikmati atau sudah dilakukan. Sedangkan dalam
teori joel painberg dinyatakan bahwa pemberian hak penuh merupakan kesuatuan
dari klaim yang absah ( keuntungan yang di dapat dari pelaksanaan hak yang di
sertai pelaksanaan kewajiban ).5
Dengan demikian keuntungan dapat di peroleh dari pelaksanaan hak bila
di sertai dengan pelaksanaan kewajiban. Hal itu berarti antara Hak dan Kewajiban

3

Azyunardi azra., Demokrasi , Hak Asasi Manusia Masyrakat Madani. TIM ICCE UIN
Jakarta. 2003 h.199
4
Ibid
5

Ibid h.200

Universitas Sumatera Utara

merupakan dua hak yang tidak dapat dipisahkan dalam perwujudtannya. Karena
itu ketika seseorang menuntut hak juga harus melakukan kewajiban.
Istilah yang telah di kenal di Barat mengenai hak-hak asasi manusia istilah
right of man yang menggantikan istilah natural right . Istilah right man ternyata
tidak secara otomatis mengakomodasi pengertian yang mencangkup righ of
women, karena itu istilah right of man diganti dengan istilah human right.
Menurut Jan Meterson (anggota komisi HAM PBB) dalam Teaching
Human Rights, United Nations sebagaimana dikutip Baharudin Lopa mengatakan
bahwa “ Human rights could be generaly defined as those rights wich are
inherent in our nature and without wich can not live as human being ( hak asasi
manusia adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia yang tanpanya
manusia mistahil dapat hidup sebagai manusia ).6
F . Metode Penelitian
Penelitian merupakan suatu saran pokok dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan maupun teknologi. Hal ini di sebabkan oleh karena penelitian
bertujuan dengan mengungkapkan kebenaran dengan cara sistematis, metodologis
dan konsisten.7 Penelitian hukum suatu merupakan suatu kegiatan ilmiah yang di
dasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu dengan jalan
menganalisanya.8

Baharuddin Lopa. , Al-Qur’an dan Hak-Hak Manusia, PT. Dhana Bakti Prima Yasa ,
Yogyakarta , 1999, h.19
7
SoerjonoSoekanto, Sri Mamuji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tujuan Singkat, Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2001, h.1
8
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta 1996, h.6
6

Universitas Sumatera Utara

Suatu metode merupakan cara kerja atau tata kerja untuk dapat memahami
objek yang menjadi sasaran dari ilmu pengetahuan yang bersangkutan,9 demikian
metode penelitian adalah upaya ilmiah untuk memahami dan memecahkan suatu
permasalahan berdasarkan metode tertentu.
Metode penelitian hukum bisa dibedakan menjadi 2, yaitu:
1.

Metode yuridis normatif: Penelitian yang dilakukan atas norma-norma
hukum yang berlaku, apakah norma hukum yang besal dari peraturan
perundang-undangan yang berlaku ataupun norma-norma hukum yang
berasal dari putusan-putusan hakim.

2.

Metode yuridis sosiologis : Penelitian yang dilakukan dengan tentang
penerapan norma hukum di masyarakat.
Dalam penelitian ini metode yang di gunakan adalah metode yuridis

normatif. Penelitian ini mengacu pada penelitian yuridis normatif yang dilakukan
atas norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan
dan konvensi yang mengatur tentang HAM.
Dalam metode yuridis normatif, bahan yang digunakan adalah dokumen,
bahan kepustakaan, jurnal-jurnal ilmiah, serta bahan-bahan hukum primer ataupun
bahan hukum skunder. Oleh karena itu penelitian dalam karya ilmiah ini tidak
menggunakan studi lapangan seperti halnya pada penelitian hukum yang bersifat
sosiologis empiris.
Bagi penelitian hukum normatif yang hanya mengenal data skunder saja,
sejenis datanya (badan hukum) adalah:

9

Soerjono Soekanto, Ringkasan Metodologi Penelitian Hukum Empiris, Indonesia-Hill
Co, Jakarta, 1990, h.106

Universitas Sumatera Utara

1.

Bahan hukum primer yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat terdiri dari :
a. Piagam PBB.
b. United Nation Declaration of Human Rights.
c. Konvenan Hak-hak Sipil dan Politik.
d. Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman lain
yang Kejam Tidak Manusiawi atau Merendahkan Martabat Manusia.

2.

Bahan hukum skunder yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai
bahan hukum primer.

3.

Badan hukum tersier yaitu bahan hukun yang memberikan petunjuk maupun
penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.10
Alat penelitian ada yang di pergunakan untuk mengumpulkan data dalam

skripsi ini adalah studi dokumen. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini
bersifat kumulatif, yakni dengan mengolah data yang di peroleh dari penelitian
kepustakaan dan studi dokumen.11
G. Sistematika penulisan
Adapun sistematika penulisan tersebut secara keseluruhan dapat di
uraikan, yaitu :
1.

Bab I

PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang, perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, keaslian penelitian,
tinjauan kepustakaan, metode penelitian dan sistematika penulisan.

10

Amiruddin , Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2003, h.31
11
Penelitian secara kualitif di dasarkan pada asumsi atau fenomena yang bersifat
komplek, dimana terdapat regulatif pada pola tertentu dengan penuh keragaman, Burban bunyi,
Analisis Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman filosofis dan Metodologi Kearah Penguasaan
Aplikasi, Raja Grafindo Persada, 2003, h.53

Universitas Sumatera Utara

2.

Bab II

TINJAUAN UMUM TERHADAP KEJAHATAN NARKOTIKA
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai Pengertian dari kejahatan
Narkotika dan penyalahgunaan Narkotika, peraturan yang terkait
dalam kejahatan narkotika serta peran ASEAN dalam mencegah
peredaran narkoba kawasan Asia Tenggara.

3.

Bab III

TINJAUAN UMUM MENGENAI HAK ASASI MANUSIA
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai sejarah perkembangan
HAM, Pelanggaran HAM, serta Perangkat Hukum Internasional
tentang HAM.

4.

Bab IV

LANGKAH

PERATURAN

PRESIDEN

RADIGRO

DUTERTE TERHADAP PEMBERANTASAN NARKOBA
MENURUT CONVENSITION AGAINST TORTURE AND
OTHER CRUET, IN HUMAN OR DEGRADING TREATMENT
OR PUNISMENT
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang peraturan
Presiden Rodigro Duterte dalam kejahatan nakotikan di negara
Filipina dan juga pandangan HAM terhadap langkah peraturan
Presiden Rodigro Duterte dalam kejahantan narkotika serta
pandangan PBB terhadap langkah peraturan Presiden Rodigro
Duterte dalam kejahatan narkotika di negara Filipina.
5.

Bab V

PENUTUP
Dalam bab terakhir dari penulisan skripsi iniakan dibahas
mengenai kesimpulan dan selanjutnya akan ditulis saran.

Universitas Sumatera Utara