Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Capital Adequacy Ratio Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2015

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
2.1.1

Landasan Teori
Pengertian Bank
Menurut (Indonesia, 2013), Bank dapat didefinisikan sebagai suatu

badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat kembali. Hal tersebut sesuai dengan UndangUndang Perbankan No. 7 tahun 1992 tentang perbankan yang telah diubah
menjadi Undang-Undang No. 10 tahun 1998, yang menjelaskan pengertian bank
sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa dan memiliki kegiatan pokok
dengan 3 fungsi pokok, sebagai berikut.
1.

Menghimpun dana

2.

Menyalurkan dana


3.

Memberikan jasa bank lainnya
Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan

pokok perbankan, sedangkan kegiatan memberikan jasa-jasa bank lainnya
hanyalah merupakan pendukung dari kedua kegiatan tersebut. Pengertian
menghimpun dana maksudnya adalah mengumpulkan atau mencari dana (uang)
dengan cara membeli dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan,
dan deposito. Pembelian dana dari masyarakat dilakukan oleh bank dengan cara
memasang berbagai strategi agar masyarakat mau menanamkan dananya. Jenis
simpanan yang dapat dipilih oleh masyarakat adalah simpanan giro, tabungan,
sertifikat deposito, serta deposito berjangka.

Universitas Sumatera Utara

Pengertian menyalurkan dana memberikan kembali dana yang diperoleh
melalui simpanan giro, tabungan, dan deposito kepada masyarakat dalam bentuk
pinjaman (kredit). Dalam pemberian kredit, di samping dikenakan bunga, bank

juga mengenakan jasa pinjaman kepada penerima kredit (debitur) dalam bentuk
biaya administrasi serta biaya provisi dan komisi.
Pengertian jasa lainnya yang merupakan jasa pendukung atau pelengkap
kegiatan perbankan. Jasa-jasa ini diberikan terutama untuk mendukung kelancaran
kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana, baik yang berhubungan langsung
dengan kegiatan simpanan dan kredit maupun tidak langsung. Jasa perbankan
lainnya antara lain sebagai berikut:
1)

Jasa Setoran seperti setoran telepon, listrik, air, atau uang kuliah.

2)

Jasa Pembayaran seperti pembayaran gaji, pension atau hadiah.

3)

Jasa Pengiriman Uang (Transfer).

4)


Jasa penagihan (Inkaso).

5)

Jasa Kliring .

6)

Jasa Penjualan Mata Uang Asing (Valas).

7)

Jasa Penyimpanan Dokumen

8)

Jasa Cek Wisata.

9)


Jasa Kartu Kredit.

10) Jasa-jasa yang ada di pasar modal seperti penjamin emisi dan pedagang efek.
11) Jasa Letter of Credit.
12) Jasa Bank Garansi dan Referensi Bank.
13) Serta jasa bank lainnya.

Universitas Sumatera Utara

2.1.2

Permodalan Bank
Modal memiliki fungsi yang penting bagi bank dalam menjalankan

setiap kegiatan usaha ataupun pengembangan usaha. Modal bank memiliki fungsi
(Abdullah, 2009, p. 59)yaitu:
1.

Melindungi Para Kreditur

Kreditur dalam pengertian ini adalah mereka yang menyimpan dananya

di bank baik berupa giro, tabungan, dan deposito. Bagi para kreditur
mengharapkan adanya kepastian kemampuan bank dalam membayar kembali
simpanan kreditur sewaktu-waktu dibutuhkan. Dengan demikian modal bank
merupakan penyanggah pengembalian dana kreditur manakala bank kesulitan
menarik kembali investasi jangka pendek ataupun bank kesulitan likuiditas.
2.

Menjamin Kelangsungan Operasional
Fungsi lain modal bank untuk menjamin kelangsungan usaha bank.

Dengan modal sendiri bank memulai kegiatan operasi mereka termasuk
membangun atau membeli kantor dan peralatan.
3.

Memenuhi Standar Modal Minimal
Berdasarkan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio) apabila

bank akan menambah penyaluran kredit kepada masyarakat, maka dengan

sendirinya bank harus menambah modal yang dimiliki. Apabila bank tidak
menambah jumlah kredit maka akan memperkecil Capital Adequacy Ratio yang
akan dicapai.
Menurut (Abdullah, 2009), modal bank merupakan dana yang
diinvestasikan oleh pemilik pada waktu pendirian bank yang dimaksudkan untuk

Universitas Sumatera Utara

membiayai kegiatan usaha bank. Modal bank bukan saja sebagai salah satu
sumber penting dalam memenuhi kebutuhan dana bank, tetapi juga posisi modal
bank akan mempengaruhi keputusan-keputusan manajemen dalam hal pencapaian
tingkat laba, disatu pihak dan kemungkinan timbulnya risiko di pihak lain.
Modal yang terlalu besar misalnya, akan dapat mempengaruhi jumlah
perolehan laba bank. Sedangkan modal yang terlalu kecil disamping akan
membatasi kemampuan ekspansi bank, juga akan mempengaruhi penilaian
khususnya para deposan, debitur dan juga pemegang saham bank. Dengan kata
lain besar kecilnya permodalan bank akan mempengaruhi tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap kemampuan keuangan bank yang bersangkutan.
Menurut (Abdullah, 2009) berdasarkan pendekatan pada neraca bank,
modal dapat dibedakan menjadi modal inti dan modal pelengkap.

1.

Modal Inti, yang terdiri dari modal disetor, laba ditahan, laba tahun lalu, laba
tahun berjalan, agio saham, cadangan umum, cadangan tujuan, dan bagian
kekayaan

bersih

anak

perusahaan

yang

laporan

keuangannya

dikonsolidasikan.
a.


Modal disetor
Modal disetor adalah modal yang telah disetor secara efektif oleh
pemiliknya.

b.

Laba ditahan
Laba ditahan adalah saldo laba bersih setelah dikurangi pajak yang
oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) atau rapat anggota
diputuskan untuk tidak dibagikan.

Universitas Sumatera Utara

c.

Laba tahun lalu
Laba tahun lalu adalah laba bersih bertahun-tahun lalu setelah
dikurangi pajak dan sebelum ditentukan penggunaannya oleh Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) atau rapat anggota. Jumlah laba

tahun lalu yang diperhitungkan sebagai modal inti hanya sebesar 50%.
Jika bank mempunyai saldo rugi pada tahun-tahun lalu, seluruh
kerugian tersebut menjadi faktor pengurang dari modal inti.

d.

Laba tahun berjalan
Laba tahun berjalan adalah laba yang diperoleh dalam tahun buku
berjalan setelah dikurangi taksiran utang pajak. Jumlah laba tahun
buku berjalan yang diperhitungkan sebagai modal inti hanya sebesar
50%. Jika bank mempunyai saldo rugi pada tahun-tahun lalu, seluruh
kerugian tersebut menjadi faktor pengurang dari modal inti.

e.

Agio saham
Agio saham adalah selisih lebih setoran modal yang diterima oleh bank
sebagai akibat dari harga saham yang melebihi nilai nominalnya.

f.


Cadangan umum
Cadangan umum adalah cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba
ditahan atau laba bersih setelah dikurangi pajak dan mendapat
persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) atau rapat
anggota sesuai anggaran dasar masing-masing.

Universitas Sumatera Utara

g.

Cadangan tujuan
Cadangan tujuan adalah bagian laba setelah dikurangi pajak yang
disisihkan untuk tujuan tertentu dan telah mendapat persetujuan dari
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) atau rapat anggota.

h.

Bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan keuangannya
dikonsolidasikan

Bagian kekayaan bersih tersebut adalah modal inti anak perusahaan
setelah

dikompensasikan

nilai

penyertaan

bank

pada

anak

perusahaan tersebut.
2

Modal Pelengkap terdiri atas cadangan-cadangan yang dibentuk tidak dari
laba setelah pajak serta pinjaman yang sifatnya dapat dipersamakan dengan
modal. Secara rinci modal pelengkap berupa cadangan revaluasi aktiva
tetap, cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan, modal kuasi, dan
pinjaman subordinasi.
a.

Cadangan revaluasi aktiva tetap adalah cadangan yang dibentuk dari
selisih penilaian kembali aktiva tetap yang telah mendapat persetujuan
Direktorat Jenderal Pajak.

b.

Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan adalah cadangan
yang dibentuk dengan cara membebani laba-rugi tahun berjalan,
dengan maksud untuk menampung kerugian yang mungkin timbul
sebagai akibat dari tidak diterimanya kembali sebagian atau seluruh
aktiva produktif.

Universitas Sumatera Utara

c.

Modal kuasi yang menurut Bank for International Settlement (BIS)
disebut hybrid (debt/equity) capital instrument adalah modal yang
didukung oleh instrument atau warkat yang memiliki sifat seperti
modal atau hutang yang mempunyai ciri-ciri:
1)

Tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan, dipersamakan
dengan modal (subordinated) dan telah dibayar penuh,

2)

Tidak dapat dilunasi/ditarik atas inisiatif pemilik, tanpa
persetujuan Bank Indonesia,

3)

Mempunyai kedudukan yang sama dengan modal dalam hal
jumlah kerugian bank melebihi laba yang ditahan dan
cadangan-cadangan yang termasuk modal inti meskipun bank
belum dilikuidasi,

4)

Pembayaran bunga dapat ditangguhkan apabila bank dalam
keadaan rugi atau labanya tidak mendukung untuk membayar
bunga tersebut.

d.

Pinjaman Subordinasi adalah pinjaman yang memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
1)

Ada perjanjian tertulis antara bank dengan pemberi pinjaman,

2)

Mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Bank Indonesia, tidak
dijamin oleh bank yang bersangkutan dan telah dibayar penuh,

3)

Minimal berjangka waktu 5 tahun,

4)

Pelunasan sebelum jatuh tempo harus mendapat persetujuan dari
Bank Indonesia, dan dengan pelunasan tersebut permodalan bank

Universitas Sumatera Utara

harus tetap sehat, dan hak tagihnya dalam hal terjadi likuidasi
berlaku

paling

akhir

dari

segala

pinjaman

yang

ada

(kedudukannya sama dengan modal).
2.1.3

Rasio Keuangan Perbankan
Rasio keuangan perbankan terdiri dari:

1.

Rasio Likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya
secara tepat waktu (Syahyunan, 2015, p. 104)
Rasio Likuiditas yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah:
a. Loan to Deposit Ratio (LDR)
Loan to Deposit Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan
dengan

mengandalkan

kredit

yang

diberikan

sebagai

sumber

likuiditasnya. Dengan kata lain, seberapa jauh pemberian kredit kepada
nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera
memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya
yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit. Semakin
tinggi

rasio

tersebut

memberikan

indikasi

semakin

rendahnya

kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan
karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi
semakin besar (Rivai, Basir, Sudarto, & Veitzhal, 2013, p. 153)

Universitas Sumatera Utara

Sebagian praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari loan to
deposit ratio suatu bank adalah sekitar 80%. Namun batas toleransi
berkisar antara 85% dan 100% (Dendawijaya, 2009, p. 119)
Rumus untuk menghitung Loan to Deposit Ratio (LDR) sebagai berikut:

b.

��� =

Total Loans
Total Deposit + Equity

Assets to Loan Ratio (ALR)

Assets to Loan Ratio (ALR) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur tingkat likuiditas bank yang menunjukkan kemampuan bank
untuk memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan total asset
yang dimiliki bank. Semakin tinggi tingkat rasio, menunjukkan semakin
rendahnya tingkat likuiditas bank karena jumlah asset yang diperlukan
untuk membiayai kreditnya menjadi semakin besar (Dendawijaya, 2009, p.
117). Rumus untuk menghitung Assets to Loan Ratio yaitu sebagai
berikut:

c.

Quick Ratio (QR)

��� =

Total Loans
Total Assets

Quick Ratio (QR) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank
dalam memenuhi kewajibannya terhadap para deposan dengan harta
yang paling likuid yang dimiliki oleh suatu bank (Abdullah, 2009, p.
126). Rumus untuk menghitung Quick Ratio yaitu sebagai berikut:
�� =

Cash Assets
Total Deposit

Universitas Sumatera Utara

2.

Rasio Profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh
manajemen (Syahyunan, 2015, p. 104).
Rasio Profitabilitas yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah:
a.

Return on Asset (ROA) merupakan rasio yang mengukur kemampuan
manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara
keseluruhan (Dendawijaya, 2009, p. 118). Return on Assets
menunjukkan kemampuan dalam mengelola asset yang menghasilkan
laba sebelum pajak. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar
pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik
pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset (Rivai, Basir,
Sudarto, & Veitzhal, 2013, p. 481). Rasio Return on Assets (ROA)
dapat dirumuskan sebagai berikut:

b.

��� =

Laba Sebelum Pajak
Rata − rata total aset

Return on Equity (ROE) merupakan rasio

untuk

mengukur

kemampuan manajemen bank dalam mengelola modal yang ada untuk
mendapatkan laba bersih. ROE adalah perbandingan antara laba
setelah pajak bank dengan rata-rata ekuitas. Kenaikan dalam rasio ini
berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bank yang bersangkutan.
Selanjutnya, kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga
saham bank. Standar terbaik ROE menurut Bank Indonesia adalah
diatas 9% (Dendawijaya, 2009, p. 119). Rasio Return on Equity dapat
dirumuskan sebagai berikut.

Universitas Sumatera Utara

��� =

Laba Setelah Pajak
Rata − rata ekuitas

a. Net Interest Margin (NIM) merupakan rasio yang menunjukkan
kemampuan earning assets dalam menghasilkan pendapatan bunga bersih.
Pendapatan bunga bersih diperoleh dengan melihat laporan laba rugi
(Rivai, Basir, Sudarto, & Veitzhal, 2013). Net Interest Margin merupakan
rasio dalam pengelolaan aktiva produktif untuk mendapatkan bunga bersih
sebagai alat dalam pengukuran kemampuan manajemen bank. Semakin
tinggi rasio ini menandakan efektifnya bank dalam menempatkan aktiva
produktif dan berkurangnya kondisi bermasalah. Standar terbaik NIM
menurut Bank Indonesia adalah 1,5% - 2% (Anjani & Purnawati, 2014).
Rasio Net Interest Margin dapat dirumuskan sebagai berikut.

3.

��� =

Pendapatan Bunga Bersih
Rata − rata Aset Produktif

Rasio Solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam
memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau kemampuan bank untuk
memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjadi likuidasi bank (Dendawijaya,
2009, p. 120)
Rasio yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah Capital Adequacy
Ratio (CAR). Dimana dari kedua rasio tersebut diatas, rasio likuiditas dan
rasio rentabilitas, rasio apa saja yang berpengaruh terhadap kecukupan
modal perbankan (CAR).
Menurut

(Dendawijaya,

2009),

“CAR

adalah

rasio

yang

memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko

Universitas Sumatera Utara

(kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari
dana modal sendiri bank di samping memperoleh dana-dana dari sumbersumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lainlain. Dengan kata lain, Capital Adequacy Ratio adalah rasio kinerja bank
untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang
aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang
diberikan”.
Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, bank yang dinyatakan
sebagai bank yang sehat harus memiliki CAR paling sedikit 8%. Hal ini
didasarkan kepada ketentuan yang ditetapkan oleh BIS (Bank of International
Settlements). Rasio Capital Adequacy Ratio dapat dirumuskan sebagai berikut.
��� =

Modal bank
x 100%
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Adapun

penelitian-penelitian

terdahulu

yang

berkaitan

dengan

kecukupan modal perbankan, antara lain:
1.

Fitrianto dan Mawardi (2006) melakukan penelitian dengan judul “Analisis
Pengaruh Kualitas Aset, Likuiditas, Rentabilitas, dan Efisiensi Terhadap
Rasio Kecukupan Modal Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”.
Berdasarkan hasil penelitian, NPA, Non Performing Loan (NPL), Return on
Equity (ROE) dan Operating Expense To Operating Income (BOPO) tidak
berpengaruh signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on
Assets (ROA) berpengaruh positif signifikan terhadap Capital Adequacy

Universitas Sumatera Utara

Ratio (CAR), Sedangkan Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh negatif
signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR).
2.

Yuliyani (2015) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Assets to
Loan Ratio, Quick Ratio, Return on Assets, Operating Expense to Operating
Income Terhadap Capital Adequacy Ratio Pada Bank Umum Yang Terdaftar
Di BEI Periode 2009-2013”. Berdasarkan hasil penelitian, Assets to Loan
Ratio (ALR), Quick Ratio (QR), dan Operating Expense to Operating
Income (BOPO) berpengaruh signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio
(CAR). Sedangkan, Return on Assets (ROA) tidak berpengaruh signifikan
terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR).

3.

Maolany, et al. melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Likuiditas dan
Profitabilitas Terhadap Kecukupan Modal Pada Bank Syariah Mandiri
Periode 2008-2013”. Berdasarkan hasil penelitian, Financing to Deposit
Ratio (FDR) berpengaruh terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR).
Sedangkan, Return on Assets (ROA) tidak berpengaruh terhadap Capital
Adequacy Ratio (CAR).

4.

Sishadiyati (2011) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Rasio
Likuiditas Dan Kualitas Aktiva Terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR)
Pada Bank Swasta Nasional Di Surabaya”. Berdasarkan hasil penelitian,
Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) berpengaruh
secara nyata dan positif terhadap CAR, Investing Policy Ratio (IPR) tidak
berpengaruh secara nyata dan positif terhadap CAR. Sedangkan, Aktiva
Produktif Bermasalah berpengaruh nyata dan negatif terhadap CAR.

Universitas Sumatera Utara

5.

Anjani dan Purnawati (2014) melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh
Non Performing Loan (NPL), Likuiditas dan Rentabilitas Terhadap
Kecukupan Modal”. Berdasarkan hasil penelitian, Non Performing Loan
(NPL) berpengaruh tidak signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio
(CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Return on Equity (ROE)
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR).
Sedangkan, Net Interest Margin (NIM) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR).

6.

Mekonnen (2014) melakukan penelitian dengan judul “Determinants Of
Capital Adequacy Of Ethiopia Commercial Banks”. Berdasarkan hasil
penelitian, Bank Size, Deposit ratio, ROA berpengaruh positif dan
signifikan terhadap CAR, Loan tidak berpengaruh signifikan terhadap
Capital Adequacy Ratio (CAR), Liquidity berpengaruh signifikan terhadap
CAR, ROE berpengaruh negatif terhadap CAR, Net Interest Margin (NIM)
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap CAR, Leverage tidak
berpengaruh signifikan terhadap CAR.

7.

Shingjergji (2015) melakukan penelitian dengan judul “The Determinans of
The Capital Adequacy Ratio In The Albanian Banking System During 20072014”. Berdasarkan hasil penelitian, ROA dan ROE tidak berpengaruh
terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) NPL, LTD, EM, Ln_TA
berpengaruh signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR).
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu

No.

Peneliti/
Tahun

Judul Penelitian

Variabel

Metode
Analisis

Hasil Penelitian

Universitas Sumatera Utara

1.

Maolany,
et al
(2015)

Pengaruh Likuiditas Dependen: Capital
Dan
Profitabilitas Adequacy Ratio
Terhadap Kecukupan
Modal Pada Bank Independen:
Syariah
Mandiri 1. Financing To
Periode 2008-2013
Deposit Ratio ,
2. Return on Asset

Regresi
Linear
Berganda

1.
2.

3.

FDR
berpengaruh
terhadap CAR
ROA
tidak
berpengaruh terhadap
CAR
Secara simultan, FDR
dan
ROA
secara
bersama-sama
berpengaruh terhadap
CAR

Lanjutan Tabel 2.2
No.

2.

Nama
Peneliti
Shingjergji
(2015)

3.

4.

Yuliyani
(2015)

Dewa Ayu
Anjani dan
Ni Ketut
Purnawati
(2014)

Judul
Penelitian

Variabel

Metode
Analisis

The
Determinans
of The Capital
Adequacy
Ratio In The
Albanian
Banking
System
During 20072014

Dependen:
Capital Adequacy
Ratio (CAR)

Ordinary
Least Squares
Analysis

Pengaruh
Assets To
Loan Ratio,
Quick Ratio,
Return on
Asset,
Operating
Expense

3.

4.

5.

6.

Regresi Linier
Berganda

Independen:
1. Asset To
Loan Ratio,
2. Quick Ratio
4. Return on
Assets
5. Operating
Expense To
Operating
Income

Pengaruh Non Dependen:
Performing
Capital Adequacy
Ratio (CAR)
Loan (NPL),
Likuiditas dan
Independen:
Rentabilitas
1. Non
Terhadapa
Performing
Kecukupan

1.

2.

Independen:
1. Return on
Equity (ROE)
2. Return on
Assets
(ROA)
3. Non
Performing
Loan (NPL)
4. Loan to
Deposit Ratio
(LTD)
5. Equity
Multiplier
(EM)
6. Natural Total
Assets (TA)
Dependen:
Capital Adequacy
Ratio

Hasil Penelitian

1

2

3

4

Regresi Linier
Berganda

1.

2.

ROA tidak berpengaruh
terhadap
Capital
Adequacy Ratio (CAR)
ROE tidak berpengaruh
terhadap
Capital
Adequacy Ratio (CAR)
NPL
berpengaruh
signifikan terhadap Capital
Adequacy Ratio (CAR)
LTD
berpengaruh
signifikan terhadap Capital
Adequacy Ratio (CAR)
EM berpengaruh signifikan
terhadap
Capital
Adequacy Ratio (CAR)
TA berpengaruh signifikan
terhadap
Capital
Adequacy Ratio (CAR)

Asset To Loan Ratio
(ALR)
berpengaruh
signifikan terhadap Capital
Adequacy Ratio (CAR)
Quick Ratio (QR) tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
Capital
Adequacy Ratio (CAR)
Return On Assets (ROA)
tidak
berpengaruh
signifikan terhadap Capital
Adequacy Ratio (CAR)
Operating Expense to
Operating Income
Non Performing Loan
(NPL) berpengaruh tidak
signifikan
terhadap
Capital Adequacy Ratio
(CAR)
Loan to Deposit Ratio
(LDR)
berpengaruh
negatif dan signifikan

terhadap

Capital

Universitas Sumatera Utara

3.

4.

Adequacy Ratio (CAR)
Return
on
Equity
(ROE)
berpengaruh
negatif dan signifikan
terhadap
Capital
Adequacy Ratio (CAR)
Net Interest Margin
(NIM) berpengaruh

Lanjutan Tabel 2.2
No.

Nama
Peneliti

Judul Penelitian

Variabel

Metode Analisis

Hasil Penelitian

positif
dan
signifikan
terhadap Capital
Adequacy Ratio
(CAR)
5.

Yonas
Mekonnen
(2014)

Determinants of
Capital
Adequacy of
Ethiopia
Commercial
Banks

Dependen:
Capital Adequacy
Ratio (CAR)

Classical Linear
Regression
Model (CLRM)

Independen:
1. Bank size
(SIZE)
2. Deposit Ratio
(DEP)
3. Loan (LOA)
4. Liquidity (LIQ)
5. Profitability
(ROA)
6. Profitability
(ROE)
7. Net Interest
Margin (NIM)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

6.

Sishadiyati
(2011)

Analisis Rasio
Likuiditas Dan
Kualitas Aktiva
Terhadap CAR
Pada Bank

Dependen:
Capital Adequacy
Ratio (CAR)
Independen:
1. Investing Policy

Regresi Linear
Berganda

1.

Bank
Size
berpengaruh positif
dan
signifikan
terhadap
Capital
Adequacy
Ratio
(CAR)
Deposit
ratio
berpengaruh positif
dan
signifikan
terhadap
Capital
Adequacy
Ratio
(CAR)
Loan
tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
Capital
Adequacy
Ratio (CAR)
Liquidity
berpengaruh
signifikan terhadap
Capital
Adequacy
Ratio (CAR)
ROA berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap
Capital
Adequacy
Ratio
(CAR)
ROE berpengaruh
negatif
terhadap
Capital
Adequacy
Ratio (CAR)
Net Interest Margin
(NIM)
Investing
Policy
Ratio
tidak
berpengaruh secara
nyata dan positif
terhadap CAR

Universitas Sumatera Utara

Swasta Nasional
Di Surabaya

2.
3.
4.

Ratio
Loan to Deposit
Ratio (LDR)
Aktiva Produktif
Bermasalah
Non Performing
Loan (NPL)

2.

LDR
berpengaruh
secara nyata dan
positif terhadap CAR
Aktiva
Produktif
Bermasalah
berpengaruh nyata
dan
negatif
terhadap CAR

3.

Lanjutan Tabel 2.2
Nama
No.
Peneliti

Judul
Penelitian

Variabel

Metode Analisis

Hasil Penelitian

4.

5.

7.

2.3

Hendra
Fitrianto dan
Wisnu
Mawardi
(2006)

Analisis
Pengaruh
Kualitas Aset,
Likuiditas,
Rentabilitas,
dan Efisiensi
Terhadap
Rasio
Kecukupan
Modal
Perbankan
Yang
Terdaftar Di
Bursa Efek
Jakarta

Dependen:
Capital Adequacy
Ratio
Independen:
1. Non Performing
Assets (NPA)
2. Return on Asset
(ROA)
3. Loan To
Deposit Ratio
(LDR)
4. Non Performing
Loan (NPL)
5. Return on
Equity (ROE)
6. Beban
Operasional
Terhadap
Pendapatan
Operasional

Regresi
Berganda

Linier

1.

2.

3.

4.

5.

NPL berpengaruh
secara nyata dan
positif terhadap
CAR
Secara simultan,
IPR LDR, Aktiva
Produktif
Bermasalah dan
NPL berpengaruh
secara
nyata
terhadap CAR
NPA
tidak
signifikan terhadap
Capital Adequacy
Ratio (CAR)
ROA berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
Capital
Adequacy
Ratio
(CAR)
LDR berpengaruh
negatif
signifikan
terhadap
Capital
Adequacy
Ratio
(CAR)
NPL
tidak
signifikan terhadap
Capital Adequacy
Ratio
ROE
tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
CAR
BOPO tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
CAR

Kerangka Konseptual

Universitas Sumatera Utara

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah Loan to
Deposit Ratio (LDR), Quick Ratio (QR), Assets to Loan Ratio (ALR), Return on
Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM) dan yang
menjadi variabel dependennya adalah Capital Adequacy Ratio (CAR).
2.3.1

Pengaruh Loan to Deposit Ratio terhadap Capital Adequacy Ratio
Loan to Deposit Ratio mengukur kemampuan bank dalam membayar
kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan
kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Dengan kata lain,
seberapa

jauh pemberian kredit

kepada

nasabah kredit

dapat

mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan
deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh
bank untuk memberikan kredit. (Rivai, Basir, Sudarto, & Veitzhal, 2013,
p. 153).
Apabila jumlah kredit yang diberikan lebih besar daripada jumlah
dana yang dihimpun, maka nilai LDR bank akan menjadi semakin tinggi.
Semakin tingginya rasio

LDR,

mengindikasikan bahwa semakin

rendahnya kemampuan likuiditas bank tersebut. Hal ini disebabkan karena
jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit akan menjadi
semakin besar. Suatu bank yang memiliki alat-alat likuid yang sangat
terbatas

dalam

kemungkinan

memenuhi

penyediaan

kewajiban-kewajibannya,

likuiditas

tersebut

akan

akan

ada

diambil

dari

permodalannya (Abdullah, 2009, p. 55). Dengan kata lain, peningkatan
nilai LDR akan menyebabkan menurunnya nilai CAR suatu bank.

Universitas Sumatera Utara

2.3.2

Pengaruh Assets to Loan Ratio terhadap Capital Adequacy Ratio
Assets to Loan Ratio (ALR) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur tingkat likuiditas bank yang menunjukkan kemampuan bank
untuk memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan total asset
yang dimiliki bank. Semakin tinggi tingkat rasio, menunjukkan semakin
rendahnya tingkat likuiditas bank karena jumlah asset yang diperlukan
untuk membiayai kreditnya menjadi semakin besar (Dendawijaya, 2009,
p. 117). Semakin besarnya asset yang diperlukan, apabila asset bank
tersebut tidak mencukupi, maka untuk membiayai kredit tersebut akan
menggunakan modal bank (CAR). Hal ini akan menyebabkan menurunnya
rasio CAR.

2.3.3

Pengaruh Quick Ratio terhadap Capital Adequacy Ratio
Quick Ratio (QR) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank
dalam memenuhi kewajibannya terhadap para deposan dengan harta
yang paling likuid yang dimiliki oleh suatu bank (Abdullah, 2009, p.
126).

Semakin

banyak

dana

yang

tertanam

di

cash

asset

mengindikasikan bahwa bank mempunyai kebijakan menginvestasikan
dananya dalam jangka pendek yang dapat menghasilkan keuntungan atau
laba. Yang kemudian laba tersebut akan menambah jumlah modal CAR
bank (Sani, 2015).
2.3.4

Pengaruh Return on Assets terhadap Capital Adequacy Ratio
Return on Asset merupakan rasio yang mengukur kemampuan
manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (Dendawijaya, 2009, p.

Universitas Sumatera Utara

120). Menurut (Rivai, Basir, Sudarto, & Veitzhal, 2013), Semakin besar
ROA suatu bank, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang
dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari
segi penggunaan asset. Apabila bank memperoleh laba maka modalnya
akan bertambah, begitu juga sebaliknya. Apabila bank mengalami
kerugian, maka modal bank akan berkurang. Semakin tinggi ROA maka
berarti semakin baik keadaan suatu perusahaan dari segi penggunaan
asset, sehingga Capital Adequacy Ratio bank tersebut juga semakin
meningkat.
2.3.5

Pengaruh Return on Equity terhadap Capital Adequacy Ratio
Return on Equity merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam mengelola modal yang ada untuk mendapatkan
laba bersih (Dendawijaya, 2009) ROE bank yang semakin tinggi juga
menunjukkan kinerja bank yang semakin baik. Menurut (Anjani &
Purnawati, 2014), ROE yang dicapai oleh bank semakin tinggi
menandakan laba bersih bank juga semakin tinggi dan diperkirakan CAR
akan meningkat pula.

2.3.6

Pengaruh Net Interest Margin terhadap Capital Adequacy Ratio
Rasio

ini

menunjukkan

kemampuan

earning

assets

dalam

menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih
diperoleh dengan melihat laporan laba rugi (Rivai, Basir, Sudarto, &
Veitzhal, 2013). Net Interest Margin merupakan rasio dalam pengelolaan
aktiva produktif untuk mendapatkan bunga bersih sebagai alat dalam

Universitas Sumatera Utara

pengukuran

kemampuan

manajemen

bank.

NIM

menunjukkan

kemampuan bank dalam memperoleh pendapatan bunga bersih dari dana
yang ditempatkan dalam bentuk pinjaman (kredit). NIM yang semakin
tinggi yang dicapai oleh bank, menunjukkan efektifnya bank dalam
menempatkan aktiva produktif, sehingga kinerja bank akan semakin baik,
dan hal ini akan meningkatkan CAR bank (Anjani & Purnawati, 2014)
Kerangka konseptual dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Loan to Deposit Ratio
Asset to Loan Ratio
Quick Ratio
Capital Adequacy
Ratio

Return on Asset
Return on Equity
Net Interest Margin
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
2.4

Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konseptual, maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah Loan to Deposit Ratio (LDR), Quick Ratio (QR), Asset to
Loan Ratio (ALR), Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan Net
Interest Margin (NIM) berpengaruh signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio
(CAR) pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia.,,,,,,, ,,,

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi intellectual capital disclosure (Studi empiris pada perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2010-2013).

0 1 19

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi intellectual capital disclosure (Studi empiris pada perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2010-2013).

0 1 14

PENDAHULUAN Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi intellectual capital disclosure (Studi empiris pada perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2010-2013).

0 1 9

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRICE EARNING RATIO PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 7

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Capital Adequacy Ratio Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2015

0 0 14

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Capital Adequacy Ratio Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2015

0 0 2

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Capital Adequacy Ratio Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2015

0 0 10

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Capital Adequacy Ratio Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2015 Chapter III V

0 0 55

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Capital Adequacy Ratio Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2015

0 1 2

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Capital Adequacy Ratio Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2015

0 0 38