Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Capital Adequacy Ratio Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga
perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak
yang kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana atau kekurangan dana
pada waktu yang ditentukan (Dendawijaya, 2009, p. 14). Kunci dari keberhasilan
manajemen bank adalah bagaimana bank tersebut bisa meyakinkan masyarakat
sehingga peranannya sebagai perantara keuangan dapat berjalan dengan baik.
Pengelolaan dana masyarakat secara efektif dan efisien dapat diukur melalui
kinerja keungan. Kinerja keuangan suatu bank sangat tergantung pada
keberhasilan ataupun kegagalan kegiatan operasional bank.
Kepercayaan masyarakat sangat penting bagi bank. Karena dengan
demikian, bank akan dapat menghimpun dana untuk keperluan operasional bank.
Kegiatan bisnis bank dapat dikatakan berhasil apabila bank tersebut dapat
mencapai sasaran bisnis yang telah ditentukan. Salah satu sasaran tersebut yaitu
mendapat keuntungan yang layak. Jumlah keuntungan yang layak diperlukan
setiap bank untuk menarik minat pemilik dana agar mereka bersedia menyimpan
uangnya di bank. Dengan demikian, bank akan memperoleh dana untuk perluasan
usaha serta membiayai usaha peningkatan mutu pelayanan bank terhadap
masyarakat. Keuntungan tersebut juga diperlukan apabila bank mengalami
kerugian, yaitu untuk menutup kerugian sementara tersebut yang mungkin timbul
di luar perhitungan bank.
Universitas Sumatera Utara
Menurut (Zarkasyi, 2008) menyatakan bahwa banyaknya ketentuan yang
mengatur sektor perbankan dalam rangka melindungi kepentingan masyarakat,
termasuk ketentuan yang mengatur kewajiban untuk memenuhi modal minimum
sesuai dengan kondisi masing-masing bank, menjadikan sektor perbankan sebagai
sektor yang “highly regulated”. Atas dasar tersebut suatu bank harus mampu
memperlihatkan suatu kinerja yang baik dan maksimal dimata masyarakat, hal
tersebut bertujuan untuk memberikan kepercayaan masyarakat terhadap bank.
Jumlah Bank
Sub Sektor Bank
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Pertumbuhan Jumlah
Bank
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Sumber: www.sahamok.com
Gambar 1.1
Grafik Pertumbuhan Jumlah Perusahaan Perbankan
Periode 2010-2015
Dari Grafik 1.1 dapat diketahui bahwa jumlah bank yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2010-2015 mengalami kenaikan setiap tahunnya.
Pada tahun 2010 bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berjumlah 29 bank,
pada tahun 2011 berjumlah 31 bank, pada tahun 2012 berjumlah 32 bank, pada
tahun 2013 berjumlah 36 bank, pada tahun 2014 berjumlah 40 bank, dan pada
tahun 2015 berjumlah 42 bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
Peranan modal dalam bisnis perbankan sangat penting, mengingat
semakin besar modal maka semakin tinggi kekuatan bank tersebut untuk
melakukan kegiatan bisnisnya (Sishadiyati, 2011). Modal merupakan faktor
penting dalam upaya pengembangan usaha bank. Modal bank tidak hanya sebagai
sumber penting dalam memenuhi kebutuhan dana bank, tetapi juga posisi modal
bank akan mempengaruhi keputusan-keputusan dalam hal pencapaian tingkat
laba. Besar kecilnya permodalan bank akan mempengaruhi tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap kemampuan keuangan bank yang bersangkutan (Abdullah,
2009, p. 56).
Semakin besar modal bank yang dimiliki oleh suatu bank akan
meningkatkan rasio kecukupan modalnya, sebaliknya bila modal perusahaan terus
menerus terkikis oleh kerugian yang dialami bank, maka rasio kecukupan modal
bank akan turun, hal ini disebabkan karena kerugian yang dialami bank akan
menyerap modal yang dimiliki bank.
Penilaian terhadap rasio permodalan yang lazim digunakan untuk
mengukur kesehatan bank yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR). CAR adalah
kecukupan modal yang menunjukkan kemampuan bank dalam mempertahankan
modal
yang
mencukupi
dan
kemampuan
manajemen
bank
dalam
mengidentifikasi, mengukur, mengawasi dan mengontrol risiko-risiko yang dapat
berpengaruh terhadap besarnya modal bank yang didasarkan pada rasio modal
terhadap Aktiva Tertimbang menurut Risiko (ATMR). Bank Indonesia
menetapkan CAR melalui Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/13/PBI/2005
tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum sebesar 8% (Ali, 2006, p. 264).
Universitas Sumatera Utara
Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio kecukupan modal yang
berfungsi menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh bank.
Semakin tinggi Capital Adequacy Ratio (CAR) maka semakin baik kemampuan
bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit (aset) yang berisiko.
Capital Adequacy Ratio membandingkan antara modal dengan Aktiva
Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Modal yang dimiliki bank pada dasarnya
harus cukup untuk menutupi seluruh risiko usaha yang dihadapi bank. ATMR
menunjukkan risiko dari kredit yang diberikan bank. Untuk itu, besarnya ATMR
harus dapat selalu menjadi perhatian manajemen perbankan, karena semakin
tinggi risiko bank maka semakin besar modal yang harus disediakan untuk
mengantisipasi risiko-risiko tersebut.
Untuk melihat fenomena Capital Adequacy Ratio (CAR) bank yang
terjadi pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2010-2015 ditunjukkan pada Gambar 1.2. Dimana perusahaan perbankan yang
dipilih yaitu PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) dan PT Bank Jabar
Banten Tbk (BJBR). Kedua perusahaan tersebut dipilih karena memiliki
perbedaan tingkat kecukupan modal bank yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR)
yang dimiliki bank. PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) memiliki
pertumbuhan Capital Adequacy Ratio yang cukup baik ditiap tahunnya,
sedangkan PT Bank Jabar Banten Tbk (BJBR) memiliki Capital Adequacy Ratio
(CAR) yang cenderung semakin kecil ditiap tahunnya yang ditunjukkan pada
Gambar 1.2:
Universitas Sumatera Utara
30
Pertumbuhan Capital Adequacy Ratio
(CAR)
25
20
15
BDMN
10
BJBR
5
0
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Sumber: www.idx.co.id
Gambar 1.2
Grafik Pertumbuhan Capital Adequacy Ratio Perusahaan Perbankan (BDMN
dan BJBR) Tahun 2010-2015
Berdasarkan Gambar 1.2 dapat dilihat bahwa tingkat pertumbuhan
perusahaan perbankan BDMN dan BJBR mengalami fluktuasi. Bank BDMN
memiliki Capital Adequacy Ratio (CAR) yang cenderung meningkat pada tahun
2010-2012, namun mengalami penurunan pada tahun 2013. Pada tahun 2014 dan
2015 Capital Adequacy Ratio bank BDMN mengalami kenaikan yang cukup baik.
Sedangkan pada bank BJBR memiliki Capital Adequacy Ratio yang mengalami
penurunan pada tahun 2011, namun mengalami kenaikan pada tahun 2012.
Kemudian mengalami penurunan yang cukup drastis pada tahun 2013 dan 2014,
dan pada tahun 2015 mengalami kenaikan kembali.
Untuk lebih jelas melihat penyebab fluktuasi Capital Adequacy Ratio
pada perusahaan BDMN dan BJBR akan dijelaskan melalui variabel-variabel dari
rasio keuangan pada Tabel 1.1 :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1
Komponen-komponen dari Rasio Keuangan pada Perusahaan Perbankan
(BDMN dan BJBR) Tahun 2010-2015
Komponen
Rasio
Kode
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Emiten
BDMN
73.268.325
85.462.799
90.901.182
103.468.254
106.751.141
99.483.055
BJBR
21.491.791
26.490.566
34.768.723
44.289.060
48.028.161
54.368.172
BDMN
79.641.803
85.978.327
89.897.866
109.161.182
116.495.224
115.141.528
BJBR
31.019.700
37.008.488
47.632.863
46.874.161
53.118.800
62.903.150
BDMN
4.001.531
4.611.556
5.486.679
5.530.213
3.553.534
3.281.534
Loan
Deposit
Laba
Sebelum
Pajak
Kas
Total Aset
BJBR
1.219.628
1.319.816
1.512.499
1.752.874
1.423.141
1.766.398
BDMN
1.985.338
1.895.058
2.456.567
2.943.909
2.856.242
2.727.817
BJBR
1.374.719
1.725.621
1.795.074
2.595.260
2.767.678
2.402.588
BDMN
118.206.573
141.934.432
155.791.308
184.237.348
195.708.593
188.057.412
BJBR
43.445.700
54.448.658
70.840.878
70.958.233
75.861.310
88.697.430
BDMN
12.081.935
17.648.412
19.390.976
21.588.379
24.230.478
26.721.542
BJBR
4.207.265
4.535.765
5.572.375
5.963.052
5.340.281
6.596.422
BDMN
86.740.506
106.201.986
105.499.892
123.510.477
133.353.973
128.228.661
BJBR
15.752.880
19.939.939
19.511.884
28.782.172
34.479.733
41.613.610
Modal
ATMR
Sumber: Laporan keuangan perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI periode 20102015 (dalam jutaan rupiah)
Data yang ditunjukkan pada Tabel 1.1 merupakan komponen pembentuk
dari rasio Loan to Deposit Ratio (LDR), Quick Ratio (QR), Asset to Loan Ratio
(ALR), Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Net Interest Margin
(NIM) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) pada dua perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN)
dan Bank Jabar Banten Tbk (BJBR) tahun 2010-2015.
Perkembangan laba sebelum pajak pada perusahaan Bank Danamon
Indonesia Tbk dari tahun 2010-2013 mengalami peningkatan, tetapi pada tahun
2014 dan 2015 mengalami penurunan. Namun pada modal bank mengalami
kenaikan setiap tahunnya yaitu pada tahun 2010-2015. Hal ini menunjukkan
bahwa bank masih dapat menjaga permodalannya. Loan dan deposit juga
Universitas Sumatera Utara
mengalami peningkatan pada tahun 2010-2014, dan mengalami penurunan pada
tahun 2015. Dapat dilihat bahwa rata-rata dari besarnya jumlah loan atau kredit
yang diberikan tidak lebih besar dari deposit atau dana yang disalurkan kepada
masyarakat. Hal ini cukup baik, karena apabila pertumbuhan dana masyarakat
tidak bisa mengimbangi pertumbuhan kredit, maka dalam jangka tertentu posisi
bank dalam ancaman likuiditas yang rentan.
Pada Bank Jabar Banten Tbk, perkembangan laba sebelum pajak
mengalami kenaikan yaitu pada tahun 2010-2013, namun mengalami penurunan
pada tahun 2014, dan mengalami kenaikan kembali pada tahun 2015. Total Aset
bank mengalami peningkatan setiap tahunnya. Namun pertumbuhan asset yang
meningkat tersebut, tidak diimbangi dengan pertumbuhan modal bank. Dimana
modal pada bank tersebut mengalami fluktuasi. Pada tahun 2010-2013 modal bank
mengalami peningkatan, kemudian mengalami penurunan pada tahun 2014-2015.
Loan pada bank BJBR mengalami kenaikan pada tahun 2010-2015,
namun tidak diimbangi dengan pertumbuhan deposit bank tersebut. Pada tahun
2010-2012 deposit bank tersebut mengalami kenaikan, namun pada tahun 2013
mengalami penurunan, dan mengalami kenaikan kembali pada tahun 2014 dan
2015. Hal ini mungkin yang akan menjadi ancaman likuiditas bank dimana
pertumbuhan jumlah kredit bank atau loan tidak bisa diimbangi dengan
pertumbuhan dana masyarakat atau deposit bank.
Pada bank BDMN kas mengalami fluktuasi dimana pada tahun 20102013 mengalami kenaikan, dan mengalami penurunan pada tahun 2014 dan 2015.
Pada bank BJBR kas bank mengalami kenaikan pada tahun 2010-2014 dan
Universitas Sumatera Utara
mengalami penurunan pada tahun 2015. Dapat dilihat juga pada Aktiva
Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) bank BDMN dan BJBR yang meningkat
setiap tahunnya. Dimana ATMR pada bank sangat berpengaruh terhadap rasio
kecukupan modal bank, yang dihitung dengan membandingkan modal dengan
ATMR. Dalam hal ini bank sebaiknya lebih menjaga pertumbuhan modal agar
bank tetap berada pada posisi yang permodalan yang baik.
Rasio keuangan sering digunakan untuk mengukur kekuatan atau
kelemahan yang dihadapi oleh perusahaan. Pada dasarnya rasio keuangan tidak
hanya berguna bagi kepentingan intern perusahaan, namun juga bagi pihak ekstern
perusahaan. Pada penelitian ini khususnya, besar kecilnya permodalan bank
(CAR) akan sangat mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap
kemampuan keuangan bank yang bersangkutan.
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang mengaitkan pengaruh rasio
keuangan terhadap kecukupan modal bank (CAR) perusahaan perbankan sebagai
berikut:
1.
Loan to Deposit Ratio dalam penelitian Fitrianto dan Mawardi (2006) dan
Anjani dan Purnawati (2014) menyatakan bahwa Loan to Deposit Ratio
berpengaruh negatif signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio. Berbeda
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sishadiyati (2011) dimana Loan
to Deposit Ratio berpengaruh secara nyata dan positif terhadap Capital
Adequacy Ratio.
2.
Return on Asset dalam penelitian Fitrianto dan Mawardi (2006) dan
Mekonnen (2014) menunjukkan pengaruh positif signifikan terhadap
Universitas Sumatera Utara
Capital Adequacy Ratio (CAR). Namun dalam penelitian Yiliyani (2015)
dan Shingjer (2015) menunjukkan bahwa Return on Asset tidak berpengaruh
terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR).
3.
Return on Equity dalam penelitian Yuliyani (2015) dan Shingjergji (2015)
menunjukkan bahwa Return on Equity tidak berpengaruh signifikan terhadap
Capital Adequacy Ratio. Sedangkan pada penelitian Sishadiyati (2011) dan
Mekonnen (2014) menunjukkan bahwa Return on Equity berpengaruh
negatif terhadap Capital Adequacy Ratio
4.
Net Interest Margin dalam penelitian Mekonnen (2014) menunjukkan Net
Interest Margin
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Capital
Adequacy Ratio. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Anjani dan Purnawati (2014) di mana Net Interest Margin berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio.
Berdasarkan latar belakang, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai Faktor-faktor yang mempengaruhi Capital Adequacy Ratio
(CAR). Penelitian ini membatasi faktor yang mempengaruhi Capital Adequacy
Ratio (CAR), yaitu Loan to Deposit Ratio (LDR), Quick Ratio (QR), Assets to
Loan Ratio (ALR), Returm on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), dan Net
Interest Margin (NIM). Penelitian ini diberi judul “Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Capital Adequacy Ratio (CAR) pada Perusahaan Perbankan
Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2015”.
Universitas Sumatera Utara
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah “Apakah Loan to Deposit Ratio (LDR), Quick Ratio (QR), Asset to Loan
Ratio (ALR), Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan Net Interest
Margin (NIM) berpengaruh terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada
perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2015?
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menguji
pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR), Quick Ratio (QR), Asset to Loan Ratio
(ALR), Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Net Interest Margin
(NIM) terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada perusahaan perbankan di
Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2015.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
1.
Bagi Perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
bagi
pihak
manajemen
perusahaan
sebagai
bahan
masukan
dan
pertimbangan dalam kebijakan selanjutnya.
2.
Bagi Peneliti, penelitian ini diharapakan dapat menambah pengetahuan
mengenai objek yang diteliti.
3.
Bagi Peneliti Selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan menjadi sumber informasi untuk tujuan penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga
perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak
yang kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana atau kekurangan dana
pada waktu yang ditentukan (Dendawijaya, 2009, p. 14). Kunci dari keberhasilan
manajemen bank adalah bagaimana bank tersebut bisa meyakinkan masyarakat
sehingga peranannya sebagai perantara keuangan dapat berjalan dengan baik.
Pengelolaan dana masyarakat secara efektif dan efisien dapat diukur melalui
kinerja keungan. Kinerja keuangan suatu bank sangat tergantung pada
keberhasilan ataupun kegagalan kegiatan operasional bank.
Kepercayaan masyarakat sangat penting bagi bank. Karena dengan
demikian, bank akan dapat menghimpun dana untuk keperluan operasional bank.
Kegiatan bisnis bank dapat dikatakan berhasil apabila bank tersebut dapat
mencapai sasaran bisnis yang telah ditentukan. Salah satu sasaran tersebut yaitu
mendapat keuntungan yang layak. Jumlah keuntungan yang layak diperlukan
setiap bank untuk menarik minat pemilik dana agar mereka bersedia menyimpan
uangnya di bank. Dengan demikian, bank akan memperoleh dana untuk perluasan
usaha serta membiayai usaha peningkatan mutu pelayanan bank terhadap
masyarakat. Keuntungan tersebut juga diperlukan apabila bank mengalami
kerugian, yaitu untuk menutup kerugian sementara tersebut yang mungkin timbul
di luar perhitungan bank.
Universitas Sumatera Utara
Menurut (Zarkasyi, 2008) menyatakan bahwa banyaknya ketentuan yang
mengatur sektor perbankan dalam rangka melindungi kepentingan masyarakat,
termasuk ketentuan yang mengatur kewajiban untuk memenuhi modal minimum
sesuai dengan kondisi masing-masing bank, menjadikan sektor perbankan sebagai
sektor yang “highly regulated”. Atas dasar tersebut suatu bank harus mampu
memperlihatkan suatu kinerja yang baik dan maksimal dimata masyarakat, hal
tersebut bertujuan untuk memberikan kepercayaan masyarakat terhadap bank.
Jumlah Bank
Sub Sektor Bank
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Pertumbuhan Jumlah
Bank
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Sumber: www.sahamok.com
Gambar 1.1
Grafik Pertumbuhan Jumlah Perusahaan Perbankan
Periode 2010-2015
Dari Grafik 1.1 dapat diketahui bahwa jumlah bank yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2010-2015 mengalami kenaikan setiap tahunnya.
Pada tahun 2010 bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berjumlah 29 bank,
pada tahun 2011 berjumlah 31 bank, pada tahun 2012 berjumlah 32 bank, pada
tahun 2013 berjumlah 36 bank, pada tahun 2014 berjumlah 40 bank, dan pada
tahun 2015 berjumlah 42 bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
Peranan modal dalam bisnis perbankan sangat penting, mengingat
semakin besar modal maka semakin tinggi kekuatan bank tersebut untuk
melakukan kegiatan bisnisnya (Sishadiyati, 2011). Modal merupakan faktor
penting dalam upaya pengembangan usaha bank. Modal bank tidak hanya sebagai
sumber penting dalam memenuhi kebutuhan dana bank, tetapi juga posisi modal
bank akan mempengaruhi keputusan-keputusan dalam hal pencapaian tingkat
laba. Besar kecilnya permodalan bank akan mempengaruhi tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap kemampuan keuangan bank yang bersangkutan (Abdullah,
2009, p. 56).
Semakin besar modal bank yang dimiliki oleh suatu bank akan
meningkatkan rasio kecukupan modalnya, sebaliknya bila modal perusahaan terus
menerus terkikis oleh kerugian yang dialami bank, maka rasio kecukupan modal
bank akan turun, hal ini disebabkan karena kerugian yang dialami bank akan
menyerap modal yang dimiliki bank.
Penilaian terhadap rasio permodalan yang lazim digunakan untuk
mengukur kesehatan bank yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR). CAR adalah
kecukupan modal yang menunjukkan kemampuan bank dalam mempertahankan
modal
yang
mencukupi
dan
kemampuan
manajemen
bank
dalam
mengidentifikasi, mengukur, mengawasi dan mengontrol risiko-risiko yang dapat
berpengaruh terhadap besarnya modal bank yang didasarkan pada rasio modal
terhadap Aktiva Tertimbang menurut Risiko (ATMR). Bank Indonesia
menetapkan CAR melalui Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/13/PBI/2005
tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum sebesar 8% (Ali, 2006, p. 264).
Universitas Sumatera Utara
Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio kecukupan modal yang
berfungsi menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh bank.
Semakin tinggi Capital Adequacy Ratio (CAR) maka semakin baik kemampuan
bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit (aset) yang berisiko.
Capital Adequacy Ratio membandingkan antara modal dengan Aktiva
Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Modal yang dimiliki bank pada dasarnya
harus cukup untuk menutupi seluruh risiko usaha yang dihadapi bank. ATMR
menunjukkan risiko dari kredit yang diberikan bank. Untuk itu, besarnya ATMR
harus dapat selalu menjadi perhatian manajemen perbankan, karena semakin
tinggi risiko bank maka semakin besar modal yang harus disediakan untuk
mengantisipasi risiko-risiko tersebut.
Untuk melihat fenomena Capital Adequacy Ratio (CAR) bank yang
terjadi pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2010-2015 ditunjukkan pada Gambar 1.2. Dimana perusahaan perbankan yang
dipilih yaitu PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) dan PT Bank Jabar
Banten Tbk (BJBR). Kedua perusahaan tersebut dipilih karena memiliki
perbedaan tingkat kecukupan modal bank yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR)
yang dimiliki bank. PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) memiliki
pertumbuhan Capital Adequacy Ratio yang cukup baik ditiap tahunnya,
sedangkan PT Bank Jabar Banten Tbk (BJBR) memiliki Capital Adequacy Ratio
(CAR) yang cenderung semakin kecil ditiap tahunnya yang ditunjukkan pada
Gambar 1.2:
Universitas Sumatera Utara
30
Pertumbuhan Capital Adequacy Ratio
(CAR)
25
20
15
BDMN
10
BJBR
5
0
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Sumber: www.idx.co.id
Gambar 1.2
Grafik Pertumbuhan Capital Adequacy Ratio Perusahaan Perbankan (BDMN
dan BJBR) Tahun 2010-2015
Berdasarkan Gambar 1.2 dapat dilihat bahwa tingkat pertumbuhan
perusahaan perbankan BDMN dan BJBR mengalami fluktuasi. Bank BDMN
memiliki Capital Adequacy Ratio (CAR) yang cenderung meningkat pada tahun
2010-2012, namun mengalami penurunan pada tahun 2013. Pada tahun 2014 dan
2015 Capital Adequacy Ratio bank BDMN mengalami kenaikan yang cukup baik.
Sedangkan pada bank BJBR memiliki Capital Adequacy Ratio yang mengalami
penurunan pada tahun 2011, namun mengalami kenaikan pada tahun 2012.
Kemudian mengalami penurunan yang cukup drastis pada tahun 2013 dan 2014,
dan pada tahun 2015 mengalami kenaikan kembali.
Untuk lebih jelas melihat penyebab fluktuasi Capital Adequacy Ratio
pada perusahaan BDMN dan BJBR akan dijelaskan melalui variabel-variabel dari
rasio keuangan pada Tabel 1.1 :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1
Komponen-komponen dari Rasio Keuangan pada Perusahaan Perbankan
(BDMN dan BJBR) Tahun 2010-2015
Komponen
Rasio
Kode
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Emiten
BDMN
73.268.325
85.462.799
90.901.182
103.468.254
106.751.141
99.483.055
BJBR
21.491.791
26.490.566
34.768.723
44.289.060
48.028.161
54.368.172
BDMN
79.641.803
85.978.327
89.897.866
109.161.182
116.495.224
115.141.528
BJBR
31.019.700
37.008.488
47.632.863
46.874.161
53.118.800
62.903.150
BDMN
4.001.531
4.611.556
5.486.679
5.530.213
3.553.534
3.281.534
Loan
Deposit
Laba
Sebelum
Pajak
Kas
Total Aset
BJBR
1.219.628
1.319.816
1.512.499
1.752.874
1.423.141
1.766.398
BDMN
1.985.338
1.895.058
2.456.567
2.943.909
2.856.242
2.727.817
BJBR
1.374.719
1.725.621
1.795.074
2.595.260
2.767.678
2.402.588
BDMN
118.206.573
141.934.432
155.791.308
184.237.348
195.708.593
188.057.412
BJBR
43.445.700
54.448.658
70.840.878
70.958.233
75.861.310
88.697.430
BDMN
12.081.935
17.648.412
19.390.976
21.588.379
24.230.478
26.721.542
BJBR
4.207.265
4.535.765
5.572.375
5.963.052
5.340.281
6.596.422
BDMN
86.740.506
106.201.986
105.499.892
123.510.477
133.353.973
128.228.661
BJBR
15.752.880
19.939.939
19.511.884
28.782.172
34.479.733
41.613.610
Modal
ATMR
Sumber: Laporan keuangan perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI periode 20102015 (dalam jutaan rupiah)
Data yang ditunjukkan pada Tabel 1.1 merupakan komponen pembentuk
dari rasio Loan to Deposit Ratio (LDR), Quick Ratio (QR), Asset to Loan Ratio
(ALR), Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Net Interest Margin
(NIM) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) pada dua perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN)
dan Bank Jabar Banten Tbk (BJBR) tahun 2010-2015.
Perkembangan laba sebelum pajak pada perusahaan Bank Danamon
Indonesia Tbk dari tahun 2010-2013 mengalami peningkatan, tetapi pada tahun
2014 dan 2015 mengalami penurunan. Namun pada modal bank mengalami
kenaikan setiap tahunnya yaitu pada tahun 2010-2015. Hal ini menunjukkan
bahwa bank masih dapat menjaga permodalannya. Loan dan deposit juga
Universitas Sumatera Utara
mengalami peningkatan pada tahun 2010-2014, dan mengalami penurunan pada
tahun 2015. Dapat dilihat bahwa rata-rata dari besarnya jumlah loan atau kredit
yang diberikan tidak lebih besar dari deposit atau dana yang disalurkan kepada
masyarakat. Hal ini cukup baik, karena apabila pertumbuhan dana masyarakat
tidak bisa mengimbangi pertumbuhan kredit, maka dalam jangka tertentu posisi
bank dalam ancaman likuiditas yang rentan.
Pada Bank Jabar Banten Tbk, perkembangan laba sebelum pajak
mengalami kenaikan yaitu pada tahun 2010-2013, namun mengalami penurunan
pada tahun 2014, dan mengalami kenaikan kembali pada tahun 2015. Total Aset
bank mengalami peningkatan setiap tahunnya. Namun pertumbuhan asset yang
meningkat tersebut, tidak diimbangi dengan pertumbuhan modal bank. Dimana
modal pada bank tersebut mengalami fluktuasi. Pada tahun 2010-2013 modal bank
mengalami peningkatan, kemudian mengalami penurunan pada tahun 2014-2015.
Loan pada bank BJBR mengalami kenaikan pada tahun 2010-2015,
namun tidak diimbangi dengan pertumbuhan deposit bank tersebut. Pada tahun
2010-2012 deposit bank tersebut mengalami kenaikan, namun pada tahun 2013
mengalami penurunan, dan mengalami kenaikan kembali pada tahun 2014 dan
2015. Hal ini mungkin yang akan menjadi ancaman likuiditas bank dimana
pertumbuhan jumlah kredit bank atau loan tidak bisa diimbangi dengan
pertumbuhan dana masyarakat atau deposit bank.
Pada bank BDMN kas mengalami fluktuasi dimana pada tahun 20102013 mengalami kenaikan, dan mengalami penurunan pada tahun 2014 dan 2015.
Pada bank BJBR kas bank mengalami kenaikan pada tahun 2010-2014 dan
Universitas Sumatera Utara
mengalami penurunan pada tahun 2015. Dapat dilihat juga pada Aktiva
Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) bank BDMN dan BJBR yang meningkat
setiap tahunnya. Dimana ATMR pada bank sangat berpengaruh terhadap rasio
kecukupan modal bank, yang dihitung dengan membandingkan modal dengan
ATMR. Dalam hal ini bank sebaiknya lebih menjaga pertumbuhan modal agar
bank tetap berada pada posisi yang permodalan yang baik.
Rasio keuangan sering digunakan untuk mengukur kekuatan atau
kelemahan yang dihadapi oleh perusahaan. Pada dasarnya rasio keuangan tidak
hanya berguna bagi kepentingan intern perusahaan, namun juga bagi pihak ekstern
perusahaan. Pada penelitian ini khususnya, besar kecilnya permodalan bank
(CAR) akan sangat mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap
kemampuan keuangan bank yang bersangkutan.
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang mengaitkan pengaruh rasio
keuangan terhadap kecukupan modal bank (CAR) perusahaan perbankan sebagai
berikut:
1.
Loan to Deposit Ratio dalam penelitian Fitrianto dan Mawardi (2006) dan
Anjani dan Purnawati (2014) menyatakan bahwa Loan to Deposit Ratio
berpengaruh negatif signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio. Berbeda
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sishadiyati (2011) dimana Loan
to Deposit Ratio berpengaruh secara nyata dan positif terhadap Capital
Adequacy Ratio.
2.
Return on Asset dalam penelitian Fitrianto dan Mawardi (2006) dan
Mekonnen (2014) menunjukkan pengaruh positif signifikan terhadap
Universitas Sumatera Utara
Capital Adequacy Ratio (CAR). Namun dalam penelitian Yiliyani (2015)
dan Shingjer (2015) menunjukkan bahwa Return on Asset tidak berpengaruh
terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR).
3.
Return on Equity dalam penelitian Yuliyani (2015) dan Shingjergji (2015)
menunjukkan bahwa Return on Equity tidak berpengaruh signifikan terhadap
Capital Adequacy Ratio. Sedangkan pada penelitian Sishadiyati (2011) dan
Mekonnen (2014) menunjukkan bahwa Return on Equity berpengaruh
negatif terhadap Capital Adequacy Ratio
4.
Net Interest Margin dalam penelitian Mekonnen (2014) menunjukkan Net
Interest Margin
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Capital
Adequacy Ratio. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Anjani dan Purnawati (2014) di mana Net Interest Margin berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio.
Berdasarkan latar belakang, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai Faktor-faktor yang mempengaruhi Capital Adequacy Ratio
(CAR). Penelitian ini membatasi faktor yang mempengaruhi Capital Adequacy
Ratio (CAR), yaitu Loan to Deposit Ratio (LDR), Quick Ratio (QR), Assets to
Loan Ratio (ALR), Returm on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), dan Net
Interest Margin (NIM). Penelitian ini diberi judul “Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Capital Adequacy Ratio (CAR) pada Perusahaan Perbankan
Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2015”.
Universitas Sumatera Utara
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah “Apakah Loan to Deposit Ratio (LDR), Quick Ratio (QR), Asset to Loan
Ratio (ALR), Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan Net Interest
Margin (NIM) berpengaruh terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada
perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2015?
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menguji
pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR), Quick Ratio (QR), Asset to Loan Ratio
(ALR), Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Net Interest Margin
(NIM) terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada perusahaan perbankan di
Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2015.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
1.
Bagi Perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
bagi
pihak
manajemen
perusahaan
sebagai
bahan
masukan
dan
pertimbangan dalam kebijakan selanjutnya.
2.
Bagi Peneliti, penelitian ini diharapakan dapat menambah pengetahuan
mengenai objek yang diteliti.
3.
Bagi Peneliti Selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan menjadi sumber informasi untuk tujuan penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara