Hubungan Komunikasi Interpersonal Orang Tua dengan Perkembangan Anak Usia Sekolah di SD Negeri No.060891 Medan Chapter III VI

BAB 3
KERANGKA PENELITIAN
3.1. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan
komunikasi interpersonal orang tua dengan perkembangan anak di SD Negeri
No.060891 Medan. Variabel independen (bebas) dari penelitian ini adalah
komunikasi interpersonal orang tua. Variabel dependen (terikat) adalah
perkembangan Anak. Instrumen dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk
kuesioner

untuk mengkaji komunikasi interpersonal orang tua dengan

perkembangan anak usia sekolah di SD Negeri No.060891 Medan.
Skema 1. Kerangka konsep penelitian hunungan komunikasi interpersonal orang
tua dengan perkembangan anak usia sekolah di SD Negeri No.060891
Medan.

Komunikasi

Perkembangan


Interpersonal

Anak :
-

Orang Tua

Keterangan :

Kognitif
Psikoseksual
psikososial

Variable yang ditelit

31

Universitas Sumatera Utara

32


3.2. Defenisi Operasional
Tabel 3.1 Defenisi Operasional
NO

Variabel

Defenisi

Alat Ukur Hasil Ukur

Operasional
1

Skala
Ukur

Komunikasi

komunikasi


Menggunakan Skor

Interpersonal

antara dua atau 10

responden

Orangtua

lebih individu pernyataan.

maksimum

baik

berjumlah

secara Untuk


jawaban Ordinal

verbal maupun pernyataan :

minimum

noon verbal.

S nilai 4

berjumlah

SR nilai 3

untuk

40

10


KK nilai 2, komunikasi
dan TP nilai interpersonal
1.

Orangtua
Baik 26-40
Buruk 10-25

2

Perkembangan

Peningkatan

Menggunakan Skor

Anak

kompleksitas


10

fungsi

jawaban Ordinal

responden

dan pernyataan.,

maksimum

kemajuan

Untuk

berjumlah

keterapilan


pernyataan :

minimum

40

Universitas Sumatera Utara

33

yang dimiliki S nilai 4

berjumlah

individu untuk SR nilai 3

untuk

10


beradaptasi

KK nilai 2, komunikasi

dengan

dan TP nilai Perkembangan

lingkungan.

1.

Anak
Baik 26-40
Buruk 10-25

3.3. Hipotesa Penelitian
Ha: Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan komunikasi
interpersonal orang tua dengan perkembangan anak usia sekolah di SD Negeri No.

060891 Medan.

Universitas Sumatera Utara

BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi untuk menggambarkan
hubungan antara variable (Polit & Back, 2012). Desain ini mengidentifkasi
hubungan komunikasi interpersonal orang tua dengan perkembangan anak usia
sekolah di SD Negeri No.060891 Medan.
4.2. Populasi dan Sampel Penelitian
4.2.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(Arikunto, 2013). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh anak yang
bersekolah di SD Negeri No.060891 Medan dengan jumlah 75 orang siswa.
4.2.2. Sampel dan teknik sampling
Sampel adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat
mewakili populasi (Arikunto, 2013). Teknik sampling adalah teknik yang
dipergunakan untuk mengambil sampel dari populasi (Arikunto, 2013).

Pengambilan sampling menggunakan total sanpling, yaitu peneliti mengambil
keseluruhan dari total populasi.
4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian
4.3.1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri No.060891 Medan Jl. Letjen Jamin
Ginting No.303, Padang Bulan, Medan Baru, Kota Medan dengan pertimbangan

Universitas Sumatera Utara

35

lokasi yang dapat dijangkau peneliti, jumlah sampel yang memadai, serta efesiensi
waktu dan biaya. 4.3.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2016 sampai juli 2017.
Pengumpulan data dilakukan pada bulan April 2017 selama 2 hari.
4.4. Pertimbangan Etik
Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin dari Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara. Setelah mendapat izin dalam pengumpulan data dari
SD Negeri No.060891 Medan, maka dilakukan pendekatan kepada responden dan
menjelaskan maksud dan tujuan penelitian. Pertimbangan etik yang perlu

diperhatikan pada saat penelitian yaitu 1.self determination, peneliti memberi
kebebasan kepada responden untuk menentukan apakah bersedia atau tidak
menjadi responden penelitian, 2.informed consent, peneliti menanyakan kesediaan
menjadi responden setelah peneliti memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan, dan
manfaat penelitian. Jika responden bersedia menjadi peserta penelitian, maka
responden diminta menandatangani lembar persetujuan, 3. anonymity, peneliti
tidak mencantumkan nama responden pada lembar persetujuan data, tetapi
memberikan kode pada masing-masing lembar persetujuan, 4. confidentially,
penelitian menjamin kerahasiaan informasi responden dan kelompok tertentu yang
dilaporkan sebagai hasil penelitian.
4.5. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang
didasarkan pada tinjauan pustaka. Instrumen penelitian terdiri dari tiga bagian,

Universitas Sumatera Utara

36

yaitu kuessioner data demografi, kuesioner komunikasi interpersonal orangtua,
kuesioner perilaku moral.
Kuesioner data demografi memberikan data mengenai responden yang
meliputi kode responden,kelas, jenis kelamin, usia, pekerjaan orangtua. Data
demografi ini digunakan untuk melihat distribusi demografi dari responden saja
dan tidak di analisis.
Kuesioner komunikasi interpersonal untuk mengidentifikasi komunikasisi
interpersonal yang dilakukan orang tua di SD Negeri No.060891 Medan. Bagian
ini menggunakan 10 pernyataan, Untuk pertanyaan selalu nilai 4, sering nilai 3,
kadang-kadang nilai 2, tidak pernah nilai 1. Berdasarkan rumus statistika, interval
kelas adalah range (R) dibagi banyak kelas. Dimana R merupakan nilai tertinggi
dikurangi nilai terendah (Siregar, 2013) nilai terendah yaitu sebesar 10 sedangkan
nilai tertinggi sebesar 40 dan dibagi atas 2 kategori kelas untuk komunikasi
interpersonal, maka akan diperoleh panjang kelas sebesar 15. Dengan nilai
terendah 15 sebagai batas bawah kelas interval pertama, maka komunikasi
interpersonal orang tua di SD Negeri No.060891 Medan dikategorikan kelas
sebagai berikut :
Komunikasi interpersonal orangtua buruk = 10-25
Komunikasi interpersonal orangtua baik = 26-40
Kuesioner perkembangan anak untuk mengidentifikasi perkembangan anak di
SD Negeri No.060891 Medan. Bagian ini menggunakan 10 pernyataan, Untuk
pertanyaan selalu nilai 4, sering nilai 3, kadang-kadang nilai 2, tidak pernah nilai
1. Berdasarkan rumus statistika, interval kelas adalah range (R) dibagi banyak

Universitas Sumatera Utara

37

kelas. Dimana R merupakan nilai tertinggi dikurangi nilai terendah (Siregar,
2013) nilai terendah yaitu sebesar 10 sedangkan nilai tertinggi sebesar 40 dan
banyak kelas dibagi atas 2 kategori kelas untuk perkembangan anak, maka akan
diperoleh panjang kelas sebesar 15. Dengan nilai terendah 15 sebagai batas bawah
kelas interval pertama, maka perkembangan

anak di SD Negeri No.060891

Medan dikategorikan kelas sebagai berikut :
Perkembangan anak buruk = 10-25
Perkembangan anak baik = 26-40
4.6 Validitas dan Reabilitas Instrumen
4.6.1 Uji Validitas Instrumen
Instrumen dibuat sendiri oleh peneliti, untuk instrumen baru perlu
dilakukan uji validitas untuk mengetahui seberapa besar derajat kemampuan alat
ukur dalam mengukur secara konsisten sasaran yang akan di ukur.
Validitas merupakan suatau derajat yang menjadi alat ukur yang dianggap
benar untuk mengukur. Conten validty index (CVI) berkaitan dengan kemampuan
suatu instrumen mengukur isi (konsep) yang harus diukur. Conten validty index
diukur dengan menetapkan ahli untuk mengevaluasi instrumen dan menentukan
relevansi dan kesesuaian pernyataan. Lebih lanjut Polit & Back menjelaskan
content validty index dilakukan oleh tiga atau empat expert (Polit & Back, 2012).
4.6.2 Uji Realibilitas Istrumen
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi dan akurasi alat ukur,
apakah alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsistensi jika
pengukuran tersebut diulang, dan memaksimalkan nilai kebenaran sehingga

Universitas Sumatera Utara

38

meminimalkan nilai kesalahan (Polit & Back, 2012). Alat ukur dinyatakan reliabel
apabila dilakukan uji reabilitas menggunakan coefficient alpha atau Cronbach’s
alpha dan diperoleh nilai 0,70 (Polit & Back,2012). Uji reabilitas ini dilakukan
setelah pengumpulan data pada 30 siswa di SD 060885 Medan.
4.7 Pengumpulan Data
Prosedur yang dilakukan peneliti dalam pengumpulan data yaitu pada
tahap awal peneliti mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada
komisi etik penelitin kesehatan, institusi pendidikan Fakultas Keperawatan USU,
kemudian permohonan izin yang telah diperoleh dikirimkan ketempat penelitian
yaitu

SD

Negeri No.060891

Medan.

Setelah

mendapat

melaksanakan proses pengumpulan data penelitian. Peneliti

izin,

peneliti

menentukan

responden yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Peneliti juga
menjelaskan kepada responden maksud, tujuan dan prosedur penelitian. Bagi
calon

responden

yang

bersendia

menjadi

responden

diminta

untuk

menandatangani informed consent atau responden dapat menyatakan persetujuan
secara verbal. Responden diminta untuk menjawab pernyataan peneliti atau
mengisi kuesioner yang telah diberikan peneliti. Sebelum mengisi kuesioner
terlebih dahulu peneliti menjelaskan kuesioner kepada responden, dan peneliti
tetap mendampingi responden dalam mengisi kuesioner. Apabila telah didapatkan
jumlah sampel sebanyak yang di butuhkan dalam penelitian ini, maka proses
pengumpulan data telah selesai dilakukan dan selanjutnya dilakukan penolahan
data penelitian.

Universitas Sumatera Utara

39

4.8 Pengolahan Data
Setelah semua data penelitian terkumpul, maka peneliti

melakukan

pengolahan data dengan menggunakan sistem komputerisasi. Data yang
dikumpulkan diolah dengan beberapa tahap berikut (Arikunto,2013): Editing,
yaitu

merupakan

hasil pengamatan

dari lapangan

yang membutuhkan

penyuntingan/pengecekan dan perbaikan isian kuesioner terlebih dahulu. Coding,
merupakan peneliti membuat lembaran kode beerupa kolom-kolom untuk
mencatat data secara manual. Data Entry, merupakan langkah dalam memasukkan
data yang telah diberi kode kemudian disusun secara berurutan. dan selanjutnya
memberikan nilai akhir dan scoring.
4.9 Analisa Data
1. Analisa univariat
Analisa univariat merupakan suatu prosedur untuk menganalisis data dari
suatu variabel yang bertujuan untuk suatu hasil penelitian (Siregar, 2013).
Pada penelitian ini, analisa data dengan metode statistik univariat digunakan
untuk menganalisa data variabel independen yaitu komunikasi interpersonal
orangtua, variabel dependen yaitu Perkembangan anak serta data demografi
meliputi kode responden,kelas, jenis kelamin, usia, pekerjaan orangntua.
2. Analisis bivariat
Analisa bivariat merupakan suatu prosedur untuk menganalisis hubungan
antara dua variabel yaitu variabel independen dan variabel depanden.
Pengujian data dilakukan dengan menggunakan uji statistik yaitu Pearson
ProductMoment

Universitas Sumatera Utara

BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini

diuraikan data hasil penelitian dan pembahasan yang

diperoleh dari hasil pengumpulan data pada tanggal 14 april 2017 – 16 April 2017
terhadap 75 siswa di SD Negeri No.060891 Medan.
5.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian dibawah ini menguraikan gambaran data demografi
responden,komunikasi interpersonal orang tua, perkembangan anak dan hubungan
komunikasi interpersonal orang tua dengan perkembangan anak usia sekolah.
5.1.1 Karakteristik Demografi Responden
Karakteristik demografi responden mencakup usia, kelas, jenis kelamin
dan pekerjaan orang tua. Hasil penelitian mengenai karakteristik demografi
responden dapat dilihat pada table 5.1 dibawah.
Responden dalam penelitian ini adalah anak usia sekolah di SD Negeri No.
060891 Medan dengan jumlah 75 responden. Hasil penelitian ini didapatkan
bahwa usia terbanyak berada pada usia 11 tahun yaitu sebanyak 16 responden
(21,3%).Jenis kelamin responden terbanyak laki-laki sebanyak 40 responden
(53,3%).jumlah responden terbanyak di kelas 5 yaitu sebanyak 20 responden
(26,7%).Pekerjaan orang tua responden terdapat,pekerjaan ayah terbanyak sebagai
wiraswasta sebanyak 60 responden (80,0%), dan pekerjaan ibu terbanyak sebagai
ibu rumah tangga sebanyak 61 orang (81,3%)

40

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Data Demografi Anak Usia Sekolah di SD
Negeri No. 060891 Medan (n=75)
Karakteristik

Frekuensi
(n)

Persentase
(%)

8
8
13
6
11
16
13

10,7
10,7
17,3
8,0
14,7
21,3
17,3

40
35

53,5
46,7

10
9
15
8
20
13

13,3
12,0
20,0
10,7
26,7
17,3

60
15

80,0
20,0

61
11
3

81,3
14,7
4,0

Usia
6 tahun
7 tahun
8 tahun
9 tahun
10 tahun
11 tahun
12 tahun
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Kelas
Kelas 1
Kelas 2
Kelas 3
Kelas 4
Kelas 5
Kelas 6
Pekerjaan Orangtua
Ayah
Wiraswasta
Dll
Ibu
Ibu Rumah Tangga
Wiraswasta
Dll

5.1.2 Deskripsi Komunikasi Interpersonal Orang Tua di SD Negeri No.
060891 Medan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SD Negeri No. 060891 Medan
menunjukkan bahwa dari keseluruhan responden yang berjumlah 75 orang
responden yakni anak usia sekolah di SD Negeri No. 060891 Medan terdapat
kategori komunikasi interpersonal orang tua baik dan buruk. Mayoritas responden

Universitas Sumatera Utara

42

mengalami komunikasi interpersonal baik yaitu sebanyak 71 respondedn (94,7%),
sedangkan komunikasi interpersonal buruk yaitu sebanyak 4 responden (5,3%).
Tabel 5.2

Distribusi dan Frekuensi Pernyataan Komunikasi
Interpersonal Orang Tua di SD Negeri 060891 Medan

Komunikasi
Interpersonal Orang
Tua
Baik
Buruk

Frekuensi
(n)

Persentase
(%)

71
4

94,7
5,3

5.1.3 Perkembangan Anak di SD Negeri No. 060891 Medan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari keseluruhan responden yang
berjumlah 75 orang responden yakni anak usia sekolah di SD Negeri No. 060891
Medan terdapat kategori perkembangan anak baik dan buruk. Mayoritas
responden mengalami perkembangan anak baik yaitu sebanyak 67 respondedn
(89,3%), sedangkan perkembangan anak buruk yaitu sebanyak 8 responden
(10,7%)
Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Dan Persentase Perkembangan Anak di
SD Negeri NO. 060891 Medan

Perkembangan Anak
Baik
Buruk

Frekuensi
(n)
67
8

Persentase
(%)
89,3
10,7

5.1.4 Hubungan Komunikasi Interpersonal Orang Tua dengan
Perkembangan Anak Usia Sekolah Di SD Negeri No. 060891 Medan
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah untuk melihat hubungan
komunikasi interpersonal orangtua dengan perkembangan anak. Hasil uji hipotesis
dalam penelitian ini dengan menggunakan Pearson Product Moment.

Universitas Sumatera Utara

43

Tabel 5.4Hasil nilai koefesien hubungan komunikasi interpersonal dengan
perkembangan anak usia sekolah di SD Negeri No.060891 Medan
Variabel
Nilai r
Nilai p
Komunikasi Interpersonal Orangtua
Perkembangan Anak
0.252
0,029

Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil analisa korelasi dengan
menggunakan taraf signifikansi 5% (0,05) diperoleh nilai r = 0,252 dengan nilai
signifikansi atau p = 0,029. Hasil tersebut menunjukkan bahwa korelasi antara
variable komunikasi interpersonal orangtua dengan perkembangan anak tergolong
rendah dengan arah korelasi positif. Arah korelasi positif menunjukkan bahwa
semakin tinggi komunikasi interpersonal orangtua maka semakin tinggi pula
perkembangan anak, begitu juga sebaliknya. Nilai signifikansi (p < 0,05)
menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan antara komunikasi interpersonal
orangtua dengan perkembangan anak. Berdasarkan hasil perhitungan korelasi
Pearson Product Moment, Hipotesis yang berbunyi “ Ada hubungan antara
komunikasi interpersonal orangtua dengan perkembangan anak “ diterima.
5.2 Pembahasan
Pembahasan pada penelitian ini disajikan dalam bentuk narasi berdasarkan
hasil penelitian yang diperoleh oleh peneliti. Penjelasan dari pembahasan
disesuaikan dengan tujuan penelitian yang terdiri dari komunikasi interpersonal
orang tua, perkembangan anak, dan hubungan komunikasi interpersonal orang tua
dengan perkembangan anak usia sekolah di SD Negeri No.060891 Medan.

Universitas Sumatera Utara

44

5.2.1 Komunikasi Interpersonal
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 94,7 % anak di SD Negeri
No.060891 Medan menyatakan memiliki kategori komunikasi interpersonal orang
tua baik. Hal ini sejalan dengan penelitian Sultan (2011) tentang hubungan
interpersonal orang tua dengan penyesuaian diri remaja awal dimana hasil
penelitian terdapat 58,7% individu dengan kategori komunikasi interpersonal
baik. Rahmat (2005) mengatakan komunikasi interpersonal orang tua dan anak
baik apabila ada kepercayaan dan kedekatan, rasa saling mendukung dan
keterbukaan. Hal ini didukung oleh pernyataan De Wuffel (dalam Monks, 2002)
yang menyatakan bahwa kualitas hubungan dengan orangtua memegang peranan
sanagat penting. Apabila komunikasi antara orangtua dengan anak tidak berjalan
dengan baik maka anak akan sulit untuk membuka dirinya dengan orangtua dan
mempersulit penyelesaian permasalahan dalam penyesuaian dirinya.
Menurut Teori johari Window (Jendela Johari), keadaan yang dikehendaki
sebenarnya dalam suatu komunikasi interpersonal atau antar pribadi ialah kondisi
di mana antara seorang dengan yang lain mengembangkan suatu hubungan yang
terbuka sehingga dua pihak saling mengetahui masalah tentang hubungan mereka
atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa antara komunikator dan komunikan
saling mengetahui makna pesan yang sama (Liliweri, 1991). Menurut Wahlross
(dalam Pujiatni dan Purwati, 1997), kunci keharmonisan sebuah keluarga adalah
terletak pada komunikasi yang efektif. Permasalahan

dalam keluarga yang

destruktif terutama yang menyangkut anak- anak bisa terjadi karena komunikasi

Universitas Sumatera Utara

45

yang tidak efektif. Hal yang paling penting dalam interaksi antara orang tua dan
anaknya adalah komunikasi. Montague (dalam Rakhmat, 1988) mengatakan, “The
mostimportant agency through which the child learns to be human is
communication, verbal also non verbal”. Lestari (1997) menambahkan bahwa
melalui komunikasi, orang tua menyampaikan berbagai nilai, norma, aturan yang
ada dalam sosial budaya. Melalui komunikasi pula orang tua dapat mengenali dan
memahami kehidupan anaknya yang dari sini orang tua akan dapat menentukan
langkah yang terbaik dalam mengiringi proses perkembangan anaknya menuju
kedewasaan. Sejalan dengan pendapat diatas Sokolov dan Hutton (dalam Queljoe
dkk.,1993) menyatakan bahwa komunikasi yang baik selalu memperhatikan
adanya sikap menerima, mempercayai, menghargai, keterbukaan serta kejujuran.
Bagi anak, terhambatnya kebutuhan untuk berkomunikasi dengan orang tuanya
akan memberikan dampak yang merugikan baginya. Oleh karena itu, sebagai
orang tua, perlu mengembangkan adanya komunikasi interpersonal yang efektif
dengan anak.
5.2.2 Perkembangan Anak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari keseluruhan responden yang
berjumlah 75 orang responden yakni anak usia sekolah di SD Negeri No. 060891
Medan terdapat kategori perkembangan anak baik dan buruk. Mayoritas
responden mengalami perkembangan anak baik yaitu sebanyak 67 respondedn
(89,3%), hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Fatimah (2012) di R.A Darussalam Desa Sumber Mulyo, Jogoroto, Jombang
Dimana hasil penelitian menyebutkan sebagian besar perkembangan anak normal

Universitas Sumatera Utara

46

yaitu 32 responden (72,7%). Perkembangan anak baik karena adanya peran
keluarga sebagai penuntun, pengajar, dan pemberih contoh ( tirtaraharja, 2000).
Ningsih (2013) yang menyebutkan bahwa hubungan dengan orang tua juga
merupakan dasar bagi perkembangan anak. Dalam tahap perkembangan anak di
usia sekolah, anak lebih banyak mengembangkan kemampuannya dalam interaksi
soisal, belajar tentang nilai moral dan budaya dari keluarga serta mulai mencoba
untuk mengambil bagian peran dalam kelompoknya. Perkembangan yang lebih
khusus juga mulai muncul dalam tahap ini seperti perkembangan konsep diri,
keterampilan serta belajar untuk menghargai lingkungan sekitarnya (Hidayat,
2005),
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa Pekerjaan orang
tua responden terdapat,pekerjaan ayah terbanyak sebagai wiraswasta sebanyak 60
responden (80,0%), dan pekerjaan ibu terbanyak sebagai ibu rumah tangga
sebanyak 61 orang (81,3%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
mayoritas pekerjaan Ibu adalah IRT (Ibu Rumah Tangga). Pekerjaan orang tua
mempengaruhi terhadap perkembangan anak, ibu yang bekerja sebagai ibu rumah
tangga akan lebih mengontrol perkembangan anak daripada orang tua yang
bekerja di luar rumah. Peneliti berasumsi bahwa ibu rumah tangga lebih baik
dalam mengontrol perkembangan anak di bandingkan orang tua yang bekerja di
luar rumah karena merupakan modal dasar mencapai hasil pertumbuhan dan
perkembangan anak. Ekonomi dan status sosial sudah mapan maka orang tua
cenderung lebih memperhatikan perkembangan anaknya. Orang tua lebih berfokus

Universitas Sumatera Utara

47

pada pengembangan kreativitas anak disbanding masalah ekonomi keluarga
(Mubarak dan Chayatin, 2007).
5.2.3

Hubungan

Komunikasi

Interpersonal

Orang

Tua

dengan

Perkembangan Anak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara komunikasi
interpersonal orangtua dengan perkembangan anak usia sekolah (p = 0,029 ; p <
0,05). Hasil ini mengindikasikan bahwa komunikasi interpersonal orang tua
dengan perkembangan anak memiliki hubungan yang signifikan. Hal ini sejalan
dengan penelitian (Djamarah, 2004) yang mengatakan komunikasi antara
orangtua dan anak harus dijaga keefektifannya supaya komunikasi yang terjadi
dapat harmonis dan komunikasi yang disampaikan dapat ditangkap dan dicerna
dengan baik dari orangtua kepada anak dan sebaliknya dari anak kepada orangtua.
Intensitas dalam melakukan komunikasi merupakan suatu tingkat kedalaman
dalam menyampaikan suatu pesan dari seorang individu sebagai anggota keluarga
kepada keluarga atau orang lain yang berada disekitarnya. Efektivitas Komunikasi
Interpersonal dimulai dengan lima kualitas umum yang dipertimbangkan yaitu
keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap mendukung (supportiveness),
sikap positif (positiveness), dankesetaraan (equality) (Devito, 2011). Dalam
penelitia nunung (2008) mengatakan komunikasi orang tua sangat berpengaruh
terhadap perkembangan anak seperti membimbing, membantu, mengarahkan,
menyayangi, menasehati sehingga anak cenderung dapat tumbuh,membuat
perubahan yang membangun, belajar memecahkan masalah, sehat secara
psikologis produktif, kreatif dan mampu mengaktualisasikan dirinya. Komunikasi

Universitas Sumatera Utara

48

yang baik terbentuk bila hubungan baik selalu terjalin antara ayah, ibu, dan anak
(Gunarsa, 2000). Dalam komunikasi interpersonal diperlukan sikap dukungan dari
pihak komunikator agar komunikan mau berpartisipasi dalam komunikasi.Hal ini
senada dikemukakan Sugiyo (2005) dalam komunikasi interpersonal perlu adanya
suasana yang mendukung atau memotivasi. Melalui komunikasi pula orang tua
dapat mengenali dan memahami kehidupan anaknya yang dari sini orang tua akan
dapat menentukan langkah yang terbaik dalam mengiringi proses perkembangan
anaknya menuju kedewasaan. Sejalan dengan pendapat diatas Sokolov dan Hutton
(dalam Queljoe dkk.,1993) menyatakan bahwa komunikasi yang baik selalu
memperhatikan adanyasikap menerima, mempercayai, menghargai, keterbukaan
serta kejujuran. Bagianak, terhambatnya kebutuhan untuk berkomunikasi dengan
orang tuanya akanmemberikan dampak yang merugikan baginya. Oleh karena itu,
sebagai orang tua,perlu mengembangkan adanya komunikasi interpersonal yang
efektif dengan anak.
Nilai Correlation Coefficient ( r ) adalah 0,252. Nilai tersebut berarti
bahwa hubungan komunikasi interpersonal orang tua dengan perkembangan anak
di SD Negeri No.060891 Medan memiliki arah yang positif. Hubungan positif
berarti semakin tinggi komunikasi interpersonal orang tua maka semakin tinggi
pula perkembangan anak, begitu juga sebalik nya. Kekuatan hubungan antara
komunikasi interpersonal orang tua dengan perkembangnan anak rendah.
Perkembangan anak bukan hanya di pengaruhi hubungan komunikasi orang tua
dan anak tetapi di pengaruhi leh factor-faktor lain, prinsip perkembangan anak
dipengaruhi juga oleh factor-faktor lingkungan sekitar dan kultur (Kartono, 2006).

Universitas Sumatera Utara

49

Hal ini juga di dukung oleh penelitian susantyo (2016) yang menyebutkan ada
factor

lain

yang

mempengaruhi perkembangan

anak yaitu

lingkungan

sosial/tetangga, media massa, kondisi internal individu yaitu kecerdasan emosi,
dan konsep diri. Dalam tahap perkembangan anak di usia sekolah, anak lebih
banyak mengembangkan kemampuannya dalam interaksi soisal, belajar tentang
nilai moral dan budaya dari keluarga serta mulai mencoba untuk mengambil
bagian peran dalam kelompoknya. Perkembangan yang lebih khusus juga mulai
muncul dalam tahap ini seperti perkembangan konsep diri, keterampilan serta
belajar untuk menghargai lingkungan sekitarnya (Hidayat, 2005).

Universitas Sumatera Utara

BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SD Negeri
No.060891 Medan dan dibahas dalam bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Anak paling banyak memiliki komunikasi interpersonal orang tua dalam
kategori baik.
2. Sebagian besar perkembangan anak dalam kategori baik
3.

Adanya hubungan positif antara komunikasi interpersonal orang tua
dengan perkembangan anak. Semakin baik komunikasi interpersonal
orang tua maka semakin baik pula perkembangan anak.

6.2 Saran
Saran yang diberikan terkait dengan hasil dan pembahasan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagi Pendidikan Keperawatan
Pendidikan keperawatan dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai
referensi terkait komunikasi interpersonal orang tua dan perkembangan
anak dalam perkuliahan bidang keperawatan jiwa dan komunitas.
b. Bagi Penelitian Keperawatan
Perkembangan anak dipengaruhi oleh berbagai factor, salah satunya
adalah komunikasi interpersonal orangtua. Oleh karena itu, perlu

50

Universitas Sumatera Utara

51

dilakukan peneliltian yang lebih lanjut dengan memperhatikan variablevariabel lain yang mempengaruhi perkembangan anak.
c. Bagi Pelayanan Kesehatan
Instansi kesehatan dan keperawatan khususnya keperawatan anak dan
komunitas memegang peranan penting dalam menyebarkan informasi
kepada masyarakat. Salah satu peran perawat perlu memaksimalkan
perannya sebagai pendidik dengan memberikan pendidikan kepada
orangtua tentang pentingnya komunikasi interpersonal di dalam keluarga.
untuk menghindari terjadinya penyimpangan perkembangan anak.
d. Bagi Orangtua
Untuk menghindari terjadinya penyimpangan perkembangan anak, orang
tua diharapkan lebih meningkatkan sikap positif dalam mendidik anak
dan menerapkan komunikasi interpersonal yang baik kepada anak dan
juga memberikan semangat serta dorongan kepada anak anak agar
menggali potensi dan kemampuan diri dengan memberikan kegiatan yang
positif bagi anak.
6. 3 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu kuesioner belum mewakili untuk
mengukur komunikasi interpersonal orangtua dan perkembangan anak. Untuk
kuesioner komunikasi interpersonal orangtua hanya dilakukan pengisian
kuesioner oleh anak, hal ini menyebabkan peneliti tidak dapat mengobservasi
secara langsung bagaimana komunikasi interpersonal orang tua dan untuk

Universitas Sumatera Utara

52

perkembangan anak peneliti tidak meneliti tentang budaya, pendidikan orang tua
dan faktor lain yang mempengaruhi perkembangan anak

Universitas Sumatera Utara