Kekuatan Impak Resin Akrilik Polimerisasi Panas dengan Penambahan 0,3% , 0,6% dan 0,9% Serat Polietilen

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sejak ditemukannya resin akrilik atau lebih dikenal dengan nama polimetil
metakrilat (PMMA) pada tahun 1937, bahan ini telah menjadi pilihan utama dalam
pembuatan basis gigitiruan sampai dengan sekarang ini.1,2 Bahan basis gigitiruan dari
resin akrilik dapat dibedakan atas resin akrilik swapolimerisasi, resin akrilik
polimerisasi panas dan resin akrilik polimerisasi sinar.3,4
Resin akrilik polimerisasi panas adalah bahan basis gigitiruan polimer yang
paling banyak digunakan saat ini. Resin akrilik polimerisasi panas tersedia dalam
bentuk bubuk dan cairan.4-6 Bahan ini mudah dimanipulasi dan direparasi bila terjadi
retak dan fraktur serta dapat memenuhi kebutuhan estetis karena sifatnya translusen
dan stabilitas warna yang cukup baik, tidak toksik, tidak larut dalam cairan mulut,
absorpsi relatif rendah dan harganya relatif murah.4-8 Namun resin akrilik mudah
patah dan patahnya basis gigitiruan dapat terjadi diluar mulut yaitu jatuh pada tempat
yang keras, maupun patah yang terjadi di dalam mulut dapat disebabkan oleh karena
fatique ataupun occlusal forces.8-10 Narva, dkk (2001) menyatakan bahwa patahnya
basis gigitiruan dapat disebabkan oleh adaptasi dari gigi tiruan yang tidak baik, tidak

adanya keseimbangan oklusi, fatique dan jatuh.9
Ketahanan terhadap fraktur dari bahan resin akrilik dilihat dari uji kekuatan
fatique, kekuatan transversal, dan kekuatan impak. Kekuatan impak merupakan energi
yang diperlukan untuk mematahkan suatu bahan dengan gaya benturan.4,11,12
Kekuatan impak yang diperlukan bahan resin akrilik polimerisasi panas berdasarkan
ISO 1567:1999 adalah 2 x 10-3 J/mm2,13
Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya fraktur dan
meningkatkan kekuatan basis gigitiruan adalah dengan penambahan serat.2,3,11,14
Beberapa serat yang dapat ditambahkan ke dalam resin akrilik antara lain serat
karbon, serat aramid, serat polietilen, serat nilon dan serat kaca.2,3,14 Serat polietilen
memiliki sifat biokompatibilitas yang baik terhadap jaringan rongga mulut, tidak

Universitas Sumatera Utara

2

rapuh, tahan terhadap air dan bahan kimia, tahan terhadap abrasi dan kelembapan
serta memiliki kekuatan yang tinggi. Serat polietilen memiliki estetik yang lebih baik
dibandingkan dengan serat kaca karena serat polietilen memiliki warna yang semi
transparan yang berasal dari proses polimerisasi pembentukan serat polietilen.2,3,15-17

Namun, ikatan intramolekul yang sangat kuat pada serat polietilen menyebabkan serat
polietilen menjadi sangat sulit menyerap air dan berikatan dengan bahan lain.15,16
Berdasarkan bentuknya, serat polietilen dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu batang,
anyaman dan potongan kecil.14,18
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk melihat pengaruh penambahan serat
terhadap kekuatan bahan resin akrilik. Watri D (2011) menyatakan bahwa
penambahan serat kaca 1% dan 1,5% pada bahan resin akrilik polimerisasi panas
dapat meningkatkan kekuatan impak dan transversal, sedangkan penambahan serat
kaca 2% dapat meningkatkan kekuatan impak namun menurunkan kekuatan
transversal.19 Goguta (2006) menyatakan bahwa serat kaca yang ditambahkan pada
basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas dapat meningkatkan kekuatan
impak.20 Prasad (2011) menyatakan bahwa penambahan serat kaca pada basis
gigitiruan resin akrilik dapat meningkatkan kekuatan impak basis gigitiruan.21
Nirwana (2005) dalam penelitiannya yang menggunakan dua metode dalam
pencampuran serat kaca ke dalam resin akrilik menyatakan adanya peningkatan
kekuatan transversal pada resin akrilik polimerisasi panas.8 Uzun (1999) menyatakan
bahwa serat kaca berbentuk batang yang ditambahkan pada basis gigitiruan dapat
meningkatkan kekuatan impak dan kekuatan transversal.12 Stipho (1998) menyatakan
bahwa penambahan serat kaca pada basis gigitiruan sebesar 1% dapat meningkatkan
kekuatan transversal basis gigitiruan tetapi bila konsentrasi yang diberikan lebih dari

1% dapat melemahkan kekuatan transversal basis gigitiruan.22 Tacir (2006)
menyatakan bahwa serat kaca berbentuk potongan kecil sebanyak 2% yang
ditambahkan pada bahan basis gigitiruan dapat meningkatkan kekuatan impak dan
menurunkan kekuatan transversal.23
Namun, penelitian mengenai pengaruh penambahan serat polietilen terhadap
kekuatan resin akrilik polimerisasi panas masih sedikit. Alla, dkk (2013) menyatakan

Universitas Sumatera Utara

3

bahwa resin akrilik yang ditambah dengan serat polietilen sebesar 1% dapat
meningkatkan kekuatan impak tetapi bila konsentrasi yang diberikan lebih dari 3%
pencampuran resin akrilik dengan serat tidak dapat bekerja dengan baik.18 Mowabe,
dkk (2012) menyatakan bahwa kekuatan impak yang dihasilkan dari resin akrilik
polimerisasi panas yang ditambah dengan serat polietilen konsentrasi 2% lebih besar
dari kekuatan impak yang dihasilkan dengan penambahan serat kaca.2 Ji Myung Bae,
dkk (2012) menyatakan bahwa serat polietilen sebesar 5,3% dapat meningkatkan
kekuatan transversal basis gigitiruan.17 Soekobagiono, dkk (2012) menyatakan bahwa
serat polietilen sebesar 6% yang ditambahkan pada bahan basis gigitiruan dapat

meningkatkan kekuatan transversal.16 Oleh karena itu penelitian ini akan melihat
penambahan serat polietilen dengan persentase berat dibawah 1% yaitu 0,3% , 0,6%
dan 0,9% apakah dapat meningkatkan kekuatan impak resin akrilik polimerisasi
panas.

1.2 Permasalahan
Apakah ada perbedaan kekuatan impak resin akrilik polimerisasi panas dengan
penambahan serat polietilen 0,3% , 0,6% dan 0,9%.

1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui perbedaan kekuatan impak resin akrilik polimerisasi panas
dengan penambahan serat polietilen 0,3% , 0,6% dan 0,9%.

1.4 Hipotesis Penelitian
Ada perbedaan kekuatan impak resin akrilik polimerisasi panas dengan
penambahan serat polietilen 0,3% , 0,6% dan 0,9%.

1.5 Manfaat Penelitian
1. Sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan di bidang Kedokteran Gigi
tentang kekuatan impak resin akrilik polimerisasi panas dengan serat polietilen.


Universitas Sumatera Utara

4

2. Sebagai bahan masukan untuk penelitian lebih lanjut tentang bahan resin
akrilik polimerisasi panas yang ditambahkan serat polietilen.

Universitas Sumatera Utara