Nilai Estetika Dalam Antologi Puisi Suara Peri Dan Mimpi Kajian Resepsi Sastra

BAB II
KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Konsep
Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apa pun

yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
lain (Alwi, dkk, 2003:588). Konsep-konsep yang dipakai di dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.

2.1.1

Antologi
Antologi merupakan kumpulan karya tulis pilihan dari seseorang atau

beberapa orang pengarang. Semua karya tulis yang terdapat di dalam antologi
jelaslah merupakan karya-karya pilihan dari seorang pengarang.

2.1.2


Puisi
Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan

perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua
kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya.
(Waluyo, 1991:25).

2.1.3

Antologi Puisi
Sebuah kumpulan puisi pilihan dari seorang atau beberapa orang pengrang

disebut antologi puisi. Semua puisi yang ada di dalam antologi puisi jelaslah

6
Universitas Sumatera Utara

merupakan karya-karya pilihan dari seorang pengarang. Sebuah karya dikatakan
baik jika karya tersebut mampu mencapai sebuah pencapaian estetika, diksi, dan

gaya bahasa. Antologi puisi Suara Peri dan Mimpi merupakan antologi puisi HMJ
Bahasa dan Sastra Indonesia Sumatera Utara yang diterbitkan pada tahun 2009.
Antologi puisi tersebut merupakan hasil karya mahasiswa-mahasiswa jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia se-Sumatera Utara, termasuk jurusan Sastra
Indonesia, Universitas Sumatera Utara.

2.1.4

Resepsi Sastra
Resepsi sastra merupakan penelitian teks sastra dengan bertitik tolak pada

pembaca yang memberi reaksi atau tanggapan terhadap teks itu. Karya sastra tidak
sama pembacaan, pemahaman, dan penilaiannya sepanjang masa atau dalam seluruh
golongan masyarakat tertentu (Pradopo, 2001:117). Ini adalah fakta yang diketahui
oleh setiap orang yang sadar akan keragaman interpretasi yang diberikan kepada
karya sastra.

2.2

Landasan Teori

Dalam sebuah penelitian dibutuhkan landasan teori karena landasan teori

merupakan kerangka dasar sebuah penelitian. Teori adalah pendapat yang
didasarkan pada penelitian dan penemuan, didukung oleh data dan argumentasi.
(Alwi, 2005:117).

7
Universitas Sumatera Utara

2.2.1

Estetika Resepsi
Dalam estetika resepsi peran pembaca sangat menonjol. Pembaca berperan

aktif dalam memberikan tanggapan atau mengiterpretasi sebuah karya sastra.
Pradopo (2001:207) mengatakan bahwa setiap orang akan berbeda dalam
menanggapi sebuah karya sastra. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori
estetika resepsi dalam mengkaji antologi puisi Suara Peri dan Mimpi. Dalam teori
estetika resepsi, yang menjadi perhatian utama adalah pembaca karya sastra di
antara jalinan segitiga pengarang, karya sastra, dan masyarakat pembaca. (Jauss,

1974:12). Hal ini disebabkan bahwa kehidupan historis sebuah karya sastra tidak
terpikirkan tanpa partisipasi para pembacanya. Pembaca itu mempunyai peranan
aktif, bahkan merupakan kekuatan pembentuk sejarah. (Jauss,1974:12).
Metode estetika resepsi mendasarkan diri pada teori bahwa karya sastra itu
sejak terbitnya selalu mendapat resepsi atau tanggapan para pembacanya. Menurut
Jauss (1974:12) apresiasi pembaca pertama terhadap sebuah karya sastra akan
dilanjutkan dan diperkaya melalui tanggapan-tanggapan yang lebih lanjut dari
generasi ke generasi. Dengan cara ini maka historis karya sastra akan ditentukan
dan nilai estetikanya tertungkap. (Jauss, 1974:14).
Dalam metode estetika resepsi ini diteliti tanggapan-tanggapan setiap
periode, yaitu tanggapan-tanggapan sebuah karya sastra oleh para pembacanya.
Dalam meneliti karya sastra berdasarkan metode estetika resepsi, sesungguhnya
dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu cara sinkronik dan diakronik. Sinkronik ini
ialah cara penelitian resepsi terhadap sebuah karya sastra dalam satu masa atau
periode. Jadi, yang diteliti adalah resepsi (tanggapan) pembaca dalam satu kurun

8
Universitas Sumatera Utara

waktu. Namun, harus diingat bahwa dalam satu kurun waktu itu biasanya ada

norma-norma yang sama dalam memahami karya sastra. Akan tetapi, karena tiaptiap orang itu mempunyai cakrawala harapan sendiri, berdasarkan pengetahuan
dan pengalamannya, bahkan juga ideologinya, maka mereka akan menanggapi
sebuah karya sastra secara berbeda-beda. Misalnya saja, tanggapan pembaca yang
berpaham “seni untuk seni” akan berbeda dengan tanggapan pembaca yang
berpaham “seni untuk masyarakat”.
Untuk mengetahui tanggapan-tanggapan yang bermacam-macam itu, dapat
dikumpulkan tanggapan-tanggapan pembaca yang menulis (kritikus) ataupun
dapat dilakukan dengan mengedarkan angket kepada pembaca-pembaca sekurun
waktu. Dari hasil angket yang diedarkan itu, dapat diteliti konkretisasi dari
masing-masing pembaca. Dengan demikian dapat disimpulkan bagaimana nilai
sebuah karya sastra itu pada suatu kurun waktu.
Penelitian secara diakronis ialah penelitian dengan mengumpulkan
tanggapan-tanggapan pembaca-pembaca ahli sebagai wakil-wakil pembaca dari
tiap-tiap periode. Misalnya saja, bila orang akan meneliti konkretisasi dan nilai
sajak Chairil Anwar, maka dapat diteliti bagaimana resepsi pembaca semasa karya
itu terbit, kemudian diteliti resepsi-resepsi pada periode-periode selanjutnya, dan
resepsi pada periode sekarang ini terhadap karya-karya tersebut. Dengan
demikian, dapat diketahui atau dapat disimpulkan bagaimana nilai estetika sebuah
karya sastra berdasarkan resepsi-resepsi disetiap periode itu. Penilaian estetika
tanggapan (resepsi) dapat dikenakan pada naskah-naskah tulisan sastra lama

maupun sastra modern yang tercetak.

9
Universitas Sumatera Utara

2.2.2

Interpretasi Sastra
Interpretasi adalah pemberian kesan, pendapat, atau pandangan teoretis

terhadap sesuatu. Interpretasi sering juga disebut sebagai suatu bentuk penafsiran.
Maka interpretasi sastra adalah pemberian kesan, pendapat, atau pandangan
terhadap suatu karya sastra. Dari dahulu sampai sekarang karya sastra itu selalu
mendapat tanggapan-tanggapan atau interpretasi-interpretasi pembaca, baik secara
perseorangan maupun secara bersama-sama atau secara massal. (Pradopo,
2001:206).
Seorang dengan yang lain itu akan berbeda dalam menginterpretasi sebuah
karya sastra. Begitu juga, tiap periode itu berbeda dengan periode lain dalam
menginterpretasikan sebuah karya sastra. Menurut Pradopo (2001: 207) hal ini
disebabkan oleh perbedaan cakrawala harapannya. Cakrawala harapan ini ialah

harapan-harapan seorang pembaca terhadap karya sastra.

2.3 Tinjauan Pustaka
Tinjauan adalah hasil meninjau, pandangan, dan pendapat (sesudah
menyelidiki atau mempelajari). Pustaka adalah kitab, buku, buku primbon. (Alwi,
dkk, 2003:912).
Penelitian terhadap antologi puisi Suara Peri dan Mimpi sudah pernah
dilakukan peneliti sebelumnya. Adapun peneliti yang sudah pernah mengkaji
antologi puisi Suara Peri dan Mimpi adalah Deci (2012) dalam skripsinya yang
berjudul Antologi Puisi Suara Peri dan Mimpi: Kajian Struktur dan Ekspresif
Puisi. Dalam skripsi tersebut, Deci membahas struktur pembangun puisi (struktur

10
Universitas Sumatera Utara

visual dan lapis makna) dari puisi yang terdapat dalam antologi puisi Suara Peri
dan Mimpi. Selain membahas struktur pembangun puisi, skripsi tersebut juga
membahas bentuk pengungkapan ekspresi pada puisi yang terdapat dalam antologi
puisi Suara Peri dan Mimpi.
Dalam penelitian ini peneliti akan mengkaji nilai estetika yang terdapat di

dalam antologi puisi Suara Peri dan Mimpi dengan menggunakan kajian resepsi
sastra.

11
Universitas Sumatera Utara