Antologi Puisi Suara Peri dan Mimpi : Kajian Struktur dan Ekspresif Puisi

(1)

LAPORAN PERANCANGAN

TKA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR

SEMESTER B TAHUN AJARAN 2011/2012

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh :

RUTH ISABELLA SIMAMORA

080406023

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

U N I V E R S I T A S S U M A T E R A U T A R A 2012


(2)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan salah satu produsen kopi nomor lima di dunia, produksi kopi Indonesia sebagian besar diekspor yaitu antara 50%-80%. Ekspor kopi Indonesia hampir seluruhnya dalam bentuk biji kering dan hanya sebagian kecil (kurang dari 0,5%) dalam bentuk hasil olahan. Negara tujuan utama ekspor kopi Indonesia adalah Jerman, Jepang, Amerika Serikat, Korea Selatan dan Italia (Tabel 1.1).

Tabel 1.1. Perkembangan volume dan total nilai ekspor kopi Indonesia 1998-2002 (ton)

No. Negara Tujuan

Tahun

1998 1999 2000 2001 2002

1. Jerman 56.640 50.298 47.648 29.417 53.563

2. Jepang 56.376 67.388 65.842 58.623 49.039

3. Amerika Serikat 10.180 36.603 33.003 36.803 43.243

4. Korea 9.419 420 11.555 2.942 15.267

5. Italia 14.863 19.651 19.443 11.378 15.011

6. Singapura 9.234 14.404 12.974 10.205 12.475

7. Inggris 8.035 11.981 11.090 4.385 10.481

8. Rumania 10.484 4.617 4.905 5.429 10.296

9. Bulgaria 11.699 11.899 11.917 4 7.081

10. Philippina 9.935 2.837 13.191 560 1.984


(3)

Total Volume 357.550 352.762 339.201 250.818 325.010

Nilai (US $ juta) 584,24 466,83 318,90 188,49 223,92

Sumber: Direktorat Jenderal Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2004

Berdasarkan Tabel 1.1. tampak bahwa volume ekspor kopi Indonesia relatif stabil pada kisaran antara 300-360 ribu ton, kecuali pada tahun 2001 yang ekspor hanya sebesar 250 ribu ton. Meskipun volume ekspor relatif stabil, tetapi nilai ekspornya terus menurun dari US $ 584,24 juta pada tahun 1998, menjadi US $188,5 juta tahun 2001 dan sedikit naik menjadi US $ 223,92 juta tahun 2002.

Hal tersebut menunjukkan bahwa peranan komoditas kopi untuk memberikan pendapatan yang layak bagi petani maupun sumber devisa semakin kecil. Kopi tidak lagi menyediakan kesempatan kerja yang layak bagi petani, pedagang maupun eksportir kopi dan sumbangannya terhadap nilai ekspor terus berkurang. Maka diperlukan cara baru untuk mendongkrak nilai kopi tersebut agar pendapatan petani bisa stabil kembali dan sumber devisa negara semakin besar. Hal itu dapat terwujudkan dengan membuat suatu wisata agro kopi.

Kepariwisataan merupakan salah satu industri strategis di dunia. Hal ini disebabkan sebagian negara-negara yang ada di dunia mendapatkan devisa dari sektor kepariwisataan mereka. Selain sebagai industri terbesar, kepariwisataan juga merupakan kegiatan yang stategis jika ditinjau dari segi pengembangan ekonomi dan sosial budaya karena kepariwisataan mendorong terciptanya lapangan pekerjaan, perkembangan investasi, peningkatan pendapatan masyarakat, peningkatan kualitas masyarakat dan dapat menanamkan rasa cinta tanah air terhadap nilai-nilai budaya bangsa. Motivasi wisatawan berkembang secara dinamis. Kecenderungan pemenuhan kebutuhan dalam bentuk menikmati obyek-obyek spesifik seperti udara yang segar, pemandangan yang indah, pengolahan produk secara tradisional, maupun produk-produk pertanian modern dan spesifik menunjukkan peningkatan yang pesat. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi terbesar penerima kunjungan wisatawan di Indonesia setelah DKI Jakarta, Bali dan Yogyakarta, dan harus dapat mempertahankan eksistensinya melalui upaya pengembangan pariwisata secara intensif dan penggalian produk wisata baru.


(4)

Sumatera Utara merupakan salah satu penyuplai kopi utama bagi Indonesia. Khususnya Kabupaten Dairi yang terkenal sebagai daerah penghasil kopi. Berikut tabel produksi kopi di Kabupaten Dairi selama 2008-2010:

Tabel

Menurut Kecamatan

1. 2. Luas dan Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat

The Area and Production of Smallholders Estates by District 2008

N o

Kecamatan/

District

Jenis Tanaman/ Kind

Kopi Robusta/Coffee Kopi Arabica/ Arabican Coffee Luas Area (Ha) Produksi Productio n (Ton) Luas Area (Ha) Produksi Producti on (Ton) (1

) (2) (3) (4) (5) (6)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Sidikalang Sitinjo Berampu Parbuluan Sumbul Silahisabungan Silima Pungga-51 23 94 5 1475 0 1590 22,4 8,7 35,2 2 449,6 0 481 300 331 229 2419 6305 9 317,2 369 215,7 2105 5910 5,9 21


(5)

8. 9. 10 . 11 . 12 . 13 . 14 . 15 . pungga Lae Parira Siempat Nempu Siempat Nempu Hulu Siempat Nempu Hilir Tigalingga Gunung Sitember Pegagan Hilir Tanah Pinem 1222 1025 1496 520 781 661 1029 65 287 380 269 168 234 261,5 221 19,2 25 94 66 188 0 0 0 162 0 92 60 172 0 0 0 170 0

Jumlah/Total 10037 2024 10128 8899


(6)

Tabel

Menurut Kecamatan

1. 3. Luas dan Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat

The Area and Production of Smallholders Estates by District 2009

N o

Kecamatan/

District

Jenis Tanaman/ Kind

Kopi Robusta/Coffee Kopi Arabica/ Arabican Coffee Luas Area (Ha) Produksi Productio n (Ton) Luas Area (Ha) Produksi Producti on (Ton) (1

) (2) (3) (4) (5) (6)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 . Sidikalang Sitinjo Berampu Parbuluan Sumbul Silahisabungan Silima Pungga-pungga Lae Parira Siempat Nempu 51 23 101 5 1455 0 1565 1222 1110 1476 528 21,4 8,7 35,2 2 444,6 0 481 287 380 269 168 310 334 232 2449 6325 10 25 99 66 333.7 380 226.7 2.442 6.810 6.8 21 92 62 176 0


(7)

11 . 12 . 13 . 14 . 15 . Siempat Nempu Hulu Siempat Nempu Hilir Tigalingga Gunung Sitember Pegagan Hilir Tanah Pinem 761 651 1014 0 243 261,5 221 0 191 0 0 0 156 0 0 0 183 0

Jumlah/Total 9962 2822,4 10197 12773,5

Sumber : BPS Kabupaten Dairi

Tabel

Menurut Kecamatan

1. 4. Luas dan Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat

The Area and Production of Smallholders Estates by District 2010

N o

Kecamatan/

District

Jenis Tanaman/ Kind

Kopi Robusta/Coffee Kopi Arabica/ Arabican Coffee Luas Area (Ha) Produksi Productio n (Ton) Luas Area (Ha) Produksi Producti on (Ton) (1


(8)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 . 11 . 12 . 13 . 14 . 15 . Sidikalang Sitinjo Berampu Parbuluan Sumbul Silahisabungan Silima Pungga-pungga Lae Parira Siempat Nempu Siempat Nempu Hulu Siempat Nempu Hilir Tigalingga Gunung Sitember Pegagan Hilir Tanah Pinem 42 17 89 5 1.380 0 1.315 978 945 1.255 470 725 555 719 0 19.3 7.3 332 2 429.4 0 460 255 320 212.7 164 232 233.5 193.8 0 330 371 232 2474 6431 10 25 99 72 201 0 0 0 166 0 333.7 380 226.7 2.442 6.810 6.8 21 92 62 176 0 0 0 183 0

Jumlah/Total 8.495 2.861 10411 10.733, 20


(9)

Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa produksi kopi menurun tiap tahun, hal itu karena jatuhnya harga kopi di pasaran. Kurangnya sarana untuk menampung dan memproduksi kopi dengan manajemen yang lebih baik lagi, membuat kopi jadi kurang nilainya, padahal sekarang ini, kopi sudah merupakan gaya hidup. Bahkan sudah ada penyelenggaraan Miss Coffee Indonesia yang bertujuan untuk memperkenalkan kopi sebagai bentuk wisata kepada negara-negara lain. Sehingga dibutuhkan suatu wadah rekreasi, pengembangan, pengolahan dan penelitian kopi serta penjualan kopi, yang mengintegrasikan aspek wisata, perkebunan, perdagangan dengan ilmu pengetahuan, yang dikenal dengan “Agrowisata Kopi Dairi”. Dengan adanya taman wisata kopi ini diharapkan dapat menjadi alternatif aktivitas bagi wisatawan yang pada akhirnya akan membantu menyejahterakan masyarakat Dairi.

I.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari proyek ini adalah menciptakan sarana wisata alternatif yang mengintegrasikan aspek perdagangan dan ilmu pengetahuan dengan pariwisata bagi masyarakat. Sedangkan tujuan proyek ini adalah:

• Memenuhi kebutuhan masyarakat sarana rekreasi • Menambah objek wisata yang ada di Sunatera Utara.

• Menyediakan suatu wadah untuk rekreasi yang berintegrasikan dengan perdagangan dan ilmu pengetahuan.

• Menyediakan fasilitas pengembangan dan penelitian buah kopi untuk meningkatkan kualitas kopi dan meningkatkan produksi.

• Mengembangkan salah satu produk wisata agro lewat daya tarik wisata.

• Meningkatkan pendapatan daerah, karena pariwisata merupakan salah satu sumber devisa yang menguntungkan.

• Merancang ruang luar yang dapat menunjang tapak sebagai tempat rekreasi kebun kopi.

• Menjaga, mempertahankan dan memanfaatkan potensi yang ada pada tapak.

I.3 SASARAN

• Menjadi sarana rekreasi bagi wisatawan dalam dan luar negeri • Agar masyarakat lebih menyadari dan mencintai lingkungan


(10)

• Kalangan pelajar, mahasiswa, bahkan masyarakat dapat mempelajari dan memperoleh banyak pengetahuan tentang kopi.

• Petani dan pengusaha kopi agar dapat mengetahui teknik pembibitan, perawatan kopi, sampai pada proses produksi kopi.

I.4 MASALAH PERANCANGAN

1.4.1 Masalah Makro Fungsi:

Bagaimana cara menata ruang luar yang dapat dijadikan sebagai rekreasi agrowisata kopi, dimana manusia dapat berekreasi dengan cara melihat, mengamati dan memetik langsung buah kopi yang telah matang dan merasakan bagaimana panen buah sambil menikmati keindahan alam.

Perancangan: Bagaimana menggabungkan fungsi-fungsi bangunan yang berbeda menjadi suatu komplek wisata bisnis, yang dapat mewadahi seluruh kegiatan pengunjung dan memberikan rasa nyaman dan menyediakan daya tarik tersendiri sehingga pengunjung merasa ingin kembali lagi ke obyek wisata ini.

Sirkulasi: Agrowisata kopi merupakan rekreasi luar ruangan (outdoor recreation), dimana pengunjung menikmatinya sambil berjalan, sehingga diperlukan adanya pengaturan sirkulasi dan bagaimana penyelesaian sirkulasi terbaik didalam lokasi yang dapat memberikan kenyamanan bagi pengunjung. Dan bagaimana membedakan sirkulasi pengunjung dengan pegawai pabrik kopi yang berada dalam satu site.

Bentuk:

- Bagaimana memadukan elemen lansekap pada rekreasi Agrowisata Kopi yang sesuai dengan fungsinya

- Bagaimana penataan ruang luar dengan menggunakan pola, warna, bentuk yang mengarah pada kesan alami dan tidak menimbulkan perubahan total pada kondisi tapak eksistingnya.

- Bagaimana penataan ruang luar dengan ruang dalam sehingga tercipta suatu keterkaitan yang harmonis

- Bagaimana menemukan suatu bentuk arsitektur yang menarik yang dapat menjadi daya tarik bagi pengunjung.

Tema: Bagaimana penerapan tema Arsitektur Ekologis ke dalam perencanaan bangunan yang diharapkan dapat memberikan kenyamanan bagi penghuni dan tidak merusak kondisi lingkungan. Ekologis yang dimaksudkan disini


(11)

selain berdampak kepada lingkungan, juga terhadap penghematan akan penggunaan energi.

Ekonomi: Fasilitas apa saja yang dapat dikembangkan dalam tapak yang dapat dijual kepada pengunjung. Mengingat proyek ini bersifat wisata bisnis yang diharapkan dapat mendatangkan keuntungan.

1.4.2 Masalah Mikro

Fisik:

- Bagaimana penataan kawasan Agrowisata Kopi ini yang berhubungan dan saling mendukung terhadap kawasan wisata disekitar lokasi

- Bagaimana membuat pengunjung yang menuju Pantai Silalahi, Taman Wisata Iman, maupun yang dari Simalem Resort tertarik mengunjungi Agrowisata Kopi ini. - Penataan pola tanam yang sesuai dengan kebutuhan tanaman, yang sekaligus untuk memperindah pemandangan kawasan Agrowisata ini.

I.5 PENDEKATAN

Untuk memberikan dan memperjelas gambaran serta pemahaman tentang kriteria perancangan Wisata Agro buah ini, dilakukan metode pembahasan melalui beberapa studi sebagai berikut:

• Agrowisata Kopi sebagai wadah rekreasi, pengembangan, pengolahan, penjualan, pendidikan dan penelitian buah-buahan yang konteks dengan lingkungan dan pengunjungnya

• Studi lokasi, data, wawancara dan survey untuk lebih memahami tentang karakteristik dan potensi lokasi, permasalahan dan lain-lain yang bermanfaat bagi proses perancangan Agrowisata Kopi ini.

• Penerapan Arsitektur Ekologis sebagai tema perancangan melalui tindakan penyelamatan dan pemanfaatan sumber daya alam sumbangan bagi manusia dan lingkungan.

I.6 LINGKUP KAJIAN DAN BATASAN

• Pada proyek ini yang direncanakan adalah sarana rekreasi, pengembangan, penjualan, pendidikan dan penelitian buah-buahan.

• Perubahan yang akan dilakukan terbatas pada masalah arsitektur, jika ada hal-hal diluar llingkup dan dianggap mendasar serta mempengaruhi factor perencanaan


(12)

dan perancangan akan dilakukan pembahasan dengan logika dan asumsi yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan

• Kajian pembahasan detekankan pada hal-hal yang berrhubungan dengan wisata, rekreasi, alam, lansekap, pertanaman dan bisnis

• Perencanaan dan perancangan dilakukan berdasarkan pada keadaan atau data yang ada saat ini dan prediksi rencana kota 5 tahun yang akan datang


(13)

I.7 KERANGKA BERPIKIR

AGROWISATA KOPI

Latar Belakang:

• Kopi merupakan salah satu produk perkebunan dengan nilai tinggi

• Indonesia, khususnya Kabupaten Dairi merupakan salah satu daerah penyuplai kopi.

• Belum adanya Agrowisata Kopi di Dairi

Tujuan:

• Menciptakan suatu Agrowisata Kopi dengan tema Arsitektur Ekologis

• Menyediakan fasilitas pengembangan dan penelitian buah kopi untuk meningkatkan kualitas kopi dan meningkatkan produksi.

Pengumpulan data

Data sekunder

• Studi banding :

Pabrik Kopi Aroma Bandung

• Literatur

Heinz Frick 1998. Dasar-dasar Eko Arsitektur

Neufert, Data Arsitek

Analisis

-analisis kondisi lingkungan -analisis fungsional -analisis penerapan tema

Konsep

- Berdasarkan analisa, peraturan pemerintah, konsep tapak, dan konsep bangunan

Skematik Design Final Design

Sasaran:

• Kalangan pelajar, mahasiswa, bahkan masyarakat dapat mempelajari dan memperoleh banyak pengetahuan tentang kopi.

• Petani dan pengusaha kopi agar dapat mengetahui teknik pembibitan, perawatan kopi, sampai pada proses produksi kopi.


(14)

I.8 SISTEMATIKA LAPORAN

Secara garis besar, urutan pembahasan dalam penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan : berisi kajian tentang latar belakang pembangunan pusat pengolahan kopi Dairi, maksud dan tujuan, perumusan masalah, lingkup dan batasan dan metode pendekatan.

Bab II Deskripsi Proyek : berisi tentang pembahasan mengenai terminology judul, pemilihan lokasi, deskripsi kondisi eksisting, luas lahan, peraturan dan keistimewaan lahan, tinjauan fungsi dan studi banding arsitektur dengan fungsi sejenis.

Bab III Elaborasi Tema : menjelaskan tentang pengertian tema yang diambil, interprestasi tema, keterkaitan tema dengan judul dan studi banding arsitektur dengan tema sejenis.

Bab IV Analisa Perancangan : menjelaskan tentang analisa kondisi tapak dan lingkungan, analisa fungsional, analisa teknologi, analisa dan penerapan tema, serta kesimpulan.

Bab V Konsep Perancangan : menjelaskan konsep penerapan hasil analisis komprehensif yang digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah.

Daftar Pustaka : berisi daftar pustaka yang dugunakan sebagai literature selama proses perencanaan dan perancangan kasus proyek.


(15)

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

II.1 TERMINOLOGI JUDUL

PENGERTIAN AGROWISATA KOPI DAIRI

AGRO 1 WISATA

: Usaha yang berhubungan dengan (tanah) pertanian/perkebunan. 1

KOPI

: Bepergian bersama-sama (untuk memperluas pengetahuan, bersenang-senang, dan sebagainya).

2

: tanaman dari keraj

upafamCoffea. Kata kopi

sendiri berasal dariqahwah yang berarti kekuatan, karena pada awalnya kopi digunakan sebagai tinggi. Kata qahwah kembali mengalami perubahan menjadi kahveh yang berasal dari bahasa berubah lagi menjadi koffie dalam bahasa kata koffie segera diserap ke dalam bahasa

DAIRI : merupakan sebuah kabupaten tempat lokasi yang dirancang, berada di Provinsi Sumatera Utara.

menjadi kata kopi yang dikenal saat ini.

Pengertian Judul Secara Keseluruhan adalah:

Tempat untuk bepergian bersama baik untuk bersenang-senang atau untuk memperluas pengetahuan dan sebagainya yang berhubungan dengan tanah dan pertanian/perkebunan untuk melihat hasil buah kopi serta dapat pula memetik maupun melihat proses produksinya hingga membelinya yang dimana tempat wisata ini berlokasi di daerah Dairi.

II.2 STUDI KELAYAKAN

Kopi merupakan salah satu produk perkebunan yang memiliki nilai tinggi. Kopi memiliki beberapa manfaat baik bagi tubuh. Buah kopi dapat menghasilkan beberapa manfaat, seperti terlihat dalam Gambar 2.1:


(16)

Kopi juga dapat diolah menjadi beberapa jenis minuman:

disajikan tanpa penambahan

menggunakan uap panas pada tekanan tinggi

coffee latte), merupakan sejenis kopi

dengan rasio antara

caffe latte tetapi menggunakan campuran kopi hitam

rasio antara kopi dan susu 4:1

cokelat

 Kopi instan, berasal dari biji kopi yang dikeringkan dan digranulasi

Gambar 2.1 Pohon Industri Kopi Sumber : web.ipb.ac.id


(17)

dengan

sirup

dan

Selain itu, kopi juga telah diolah menjadi jajanan seperti permen, dipadukan dengan coklat menjadi coklat rasa kopi, dan kopi juga sudah diekstraksi untuk produk kecantikan, seperti body cream, body butter, masker rambut, dan produk kecantikan salon lainnya.

Pusat Pengolahan dan Butik Kopi ini akan menjadi ikon baru di Kabupaten Dairi, yang mampu menjadi tempat kunjungan wisatawan baik dari domestik maupun manca negara. Hal ini didukung oleh letak lokasi yang dekat dengan beberapa pusat wisata seperti Simalem Resort (± 1 jam perjalanan), Taman Wisata Iman (± 5 menit perjalanan), dan Pantai Silalahi (± 30 menit perjalanan). Proyek ini layak didirikan karena modal utama yakni produksi kopi yang stabil pertahunnya dan belum adanya proyek sejenis di Sumatera Utara.

II.3 SISTEM PENGOLAHAN KOPI

Tanaman kopi selalu Pemanenan dan pemisahan cangkang

dengan bunga inilah yang disebut dengan dilakukan secara manual deng telah dipanen ini akan dipisahkan cangkangny umum dipakai, yaitu dengan pengeringan dan penggilingan dengan kondisi daerah yang

di bawah

mudah untuk dilepaskan. Di

kadar Metode lainnya adalah dengan

menggunkan Saat digiling dalam mesin, biji kopi juga mengalami


(18)

penggilingan ini cenderung memberikan hasil yang lebih baik dari pada metode pengeringan langsung

Setelah dipisahkan dari cangkangnya, biji kopi telah siap untuk masuk ke dalam proses pemanggangan

Pemanggangan

meningatkan terlihat dari pengeringan biji dan penurunan bobot secara keselur

biji kopi juga akan terlihat memekat

Pada tahap selanjutnya, biji kopi yang telah kering digiling untuk memperbesar luas permukaan biji k

Penggilingan

permukaan maka

yang baik akan menghasilkan

penggilingan ini harus segera dimasukkan dalam wadah terjadi perubahan cita rasa kopi

Perebusan merupakan langkah akhir dari pengolahan biji kopi hingga siap dikonsumsi.

Seni perebusan

Untuk menciptakan minuman kopi yang bercita rasa tinggi, perebusan biji kopi harus dilakukan dengan baik dan sempurna banyak variabel dalam perebusan biji kopi, antara lain komposisi biji kopi dan

perebusa

penurunan cita rasa. Sebagai contoh, perebusan yang terlalu lama biasanya

akan menimbulkan rasa kopi yang terlalu

yang mudah untuk menyajikan kopi yang baik

Dekafeinasi

dari keseluruhan proses pengolahan kopi

untuk mengurangi kadar kafein di dalam kopi agar rasanya tidak terlalu samping dari aktivitas kafein di dalam tubu 4

Brown A. 2008. Understanding Food: Principles and


(19)

dikonsumsi oleh pecandu kopi agar tidak terjadi akumulasi kafein yang

berlebihan di dalam t

melarutkan kafein dalam senyawa

II.4 PAKET AGROWISATA KOPI

1. Rekreasi Indoor

Rekreasi Indoor yang disediakan berupa retail shop, pameran/bazaar, butik dan kafe kopi, kelas seminar, green house(tempat pembibitan), dan wisata dalam pabrik pengolahan kopi.

2. Rekreasi Outdoor

Rekreasi Outdoor yang disediakan berupa wisata kebun kopi, plaza, tempat bermain anak, gazebo, dan beberapa permainan outbond.

II.5 LOKASI PROYEK

Lokasi Proyek Agrowisata Kopi ini berada di desa Sitinjo, kecamatan Sitinjo, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. Tepatnya berada di jalan Pahlawan.

TWI SITE AGROWISATA KABANJAHE

SIMALEM RESORT

PANTAI SILALAHI

INDONESIA P.SUMATERA

SUMATERA UTARA


(20)

II.5.1 Wilayah Sekitar Site

Lokasi site berada di pinggir jalan lintas provinsi, dengan luas lahan ± 3 Ha. Kontur tanah relatif datar dan masih berupa lahan kosong dengan semak-semak. Berikut data wilayah sekitar site:

NO. KETERANGAN GAMBAR

1. PUSAT PENAMPUNGAN HASIL PERTANIAN DAIRI

1 2 3

5

4

Gambar 2.2 wilayah sekitar site Sumber: Google Earth


(21)

2. SITE AGROWISATA KOPI

3. LAHAN JAGUNG

4. TAMAN WISATA IMAN

5. MONUMEN T.B.SIMATUPANG

Adapun pertimbangan pemilihan site adalah sebagai berikut:

1.

Dekat dengan pemukiman penduduk, sehingga mempunyai konsumen yang tetap.

2. Kontur daratan relatif datar, dekat dengan perkebunan kopi.

3. Lokasi mudah di akses baik dari pusat wisata terdekat seperti Taman Wisata Iman, maupun dari Simalem Resort, dan Pantai Silalahi.

4. Lokasi mudah dicapai dengan kendaraan dan sudah memiliki akses jalan yang baik.

5. Lokasi sudah harus dilengkapi dengan jaringan infrastruktur, meliputi listrik, jaringan air bersih, saluran air kotor, dan jaringan komunikasi.


(22)

II.5.2 Batas Site

Adapun batas site Agrowisata Kopi adalah sebagai berikut:

TIMUR Pada sebelah timur berbatasan

dengan lahan kosong berupa perkebunan milik rakyat.

SELATAN pada sebelah selatan berbatasan

dengan perumahan warga.

BARAT Pada sebelah barat berbatasan

dengan lahan kosong berupa ladang jagung milik rakyat.

JL.PAHLAWAN

JL.DOLOK SANGGUL

SITE

Gambar 2.3 Batas site Sumber: Google Earth Tabel 2.2 Batas site


(23)

UTARA Pada sebelah utara berbatasan dengan lahan kosong.

II.6 ANALISIS PEMILIHAN LOKASI

Berikut ini akan diuraikan analisis pemilihan lokasi yang tepat untuk Agrowisata Kopi:

II.6.1 Alternatif Pemilihan Lokasi 1. Alternatif Lokasi 1

Lokasi : Jl. Pahlawan, dekat simpang tiga, jalan ke dolok sanggul Luas lahan : ± 3 Ha

Batas-Batas Wilayah:

Utara : Berbatasan dengan lahan kosong Timur : Berbatasan dengan lahan Kosong Selatan: Berbatasan dengan Perumahan Warga Barat : Berbatasan dengan lahan Kosong 2. Alternatif 2

Lokasi : Jl. Sitinjo ( dekat terminal Sitinjo, jalan menuju Medan, kecamatan Sitinjo, Kab. Dairi)

Luas Lahan : ±2,5 Ha

Gambar 2.4 Tampak depan lahan 1 Sumber; Hasil Olah Data Pribadi


(24)

Batas-batas Wilayah : Sebelah Utara : Berbatasan dengan lahan kosong Sebelah Barat : Berbatasan dengan terminal Sitinjo Sebelah Timur : Berbatasan dengan perumahan Sebelah Selatan : Berbatasan dengan lahan kosong 3. Alternatif Lokasi 3

Lokasi : Jl. Bangun1 ( jalan menuju Parbuluan, Kec. Parbuluan, Kab.Dairi) Luas Lahan : ±2 Ha

Batas-batas Wilayah : Sebelah Utara : Berbatasan dengan lahan kosong Sebelah Barat : Berbatasan dengan perumahan warga Sebelah Timur : Berbatasan dengan lahan kosong Sebelah Selatan : Berbatasan dengan lahan kosong II.6.2 Penilaian Alternatif Lokasi

Kriteria

Lokasi

Alternatif Lokasi 1 Alternatif Lokasi 2 Alternatif Lokasi 3

RUTRK

Sesuai

(3)

Sesuai

(3)

Kurang sesuai

(1)

Fungsi Pendukung Sekitar

Persawahan dan perkebunan

(3)

Terminal Sitinjo (2)

Rumah Warga (1)

Tingkatan Jalan

Jalan Arteri primer

(3)

Jalan Sekunder

(2)

Jalan Sekunder

(2) Gambar 2.6 Tempak depan lahan 3


(25)

Pencapaian ke lokasi

Mudah, dapat diakses dengan kendaraan bermotor dan angkutan umum (3) Terbatas pada kendaraan bermotor dan beberapa angkutan umum (2) Terbatas pada kendaraan bermotor dan beberapa angkutan

umum

(2)

Jangkauan terhadap struktur

kota

Dekat dengan pusat kota

(3)

Dekat dengan pusat kota

(3)

Dekat dengan pusat kota (3) Luas Lahan ±3 Ha (3) ±2,5 Ha (2) ±2 Ha (1) Fungsi Eksisting Lahan Kosong (3) Lahan Kosong (3) Lahan Kosong (3) Kondisi Fisik Relatif datar (3) Relatif datar (3) Relatif datar (3)

TOTAL 24 20 16

PERINGKAT 1 2 3

II.7 TINJAUAN FUNGSI

II.7.1 DESKRIPSI PENGGUNA DAN KEGIATAN a. Pengguna

Pengguna agrowisata kopi ini adalah masyarakat Kabupaten Dairi yang menjual hasil produksi lahannya yang akan ditampung di agrowisata kopi ini, serta para wisatawan. Selain itu pengguna agrowisata ini adalah pengelola dan karyawan agrowisata kopi.


(26)

b. Kegiatan yang perlu ditampung

Pada saat ini, kegiatan perdagangan kopi untuk skala grosir dari beberapa daerah di Kabupaten Dairi tersebar dan tidak ditunjang oleh prasarana yang memadai. Oleh karena itu kegiatan yang perlu ditampung:

• Kegiatan jual beli grosir, yaitu penjualan komoditi kopi dari tangan petani/pengepul kepada pembeli grosir. Dalam hal ini pembelian kopi secara grosiran dapat berupa biji maupun bubuk.

• Kegiatan penunjang utama atau fungsi agrowisata kopi, yaitu pengadaan listrik dan distribusinya, pengadaan air bersih dan distribusinya, pembuangan dan pengolahan air kotor dan limbah sampah, penanggulangan terhadap bahaya kebakaran, penyedia toilet umum, sarana beribadah, penyediaan tempat berjualan makanan, kantor pengelola agrowisata kopi dan pos jaga keamanan.

• Kegiatan penunjang sekunder atas fungsi agrowisata kopi, yaitu kantor untuk kegiatan koperasi pedagang wisata agro buah dan sayur, kantor ekspor impor, kantor bank, kantor pos/tele komunikasi, dan penjual jasa lainnya.

II.7.2 DESKRIPSI PERILAKU

Aktivitas pada pabrik kopi:

SUPPLIER

KARYAWAN

PENAMPUNGAN DAN

PENGOLAHAN

PEMBELI GROSIR DARI LUAR

PEDAGANG SUB GROSIR

PEMBELI SUB GROSIR Unloading

truk

Loading

Loading trolley

Pick up

Gambar 2.7 skematik aktivitas pabrik kopi


(27)

Kegiatan Rekreasi Outdoor (wisata bisnis outdoor) BENTUK

KEGIATAN

RUANG FREKUENSI KARAKTERISTIK SIFAT

Berjalan-jalan menikmati pemandangan dan udara sejuk Daerah tanam buah kopi: -Memetik kopi -Pagi -Siang - Sore -Tenang -Nyaman -Santai -Rekreatif Publik Beristirahat di sekitar taman Shelter/ Gazebo Plaza -Pagi -Siang - Sore -Nyaman - Teduh -Tenang Publik

Kegiatan Rekreasi Indoor (wisata bisnis indoor) BENTUK

KEGIATAN

RUANG FREKUEN

SI

KARAKTERISTIK SIFAT

Seminar dan pertemuan, Pertunjukan Exhibition -Pagi -Siang - Sore Nyaman Publik

Menginap Penginapan -Pagi -Siang -Sore -Malam -Tenang -Nyaman -Santai Publik Melihat hasil produk kopi yang diunggulkan serta hasil olahan dengan bahan dasar kopi Pameran -Pagi -Siang - Sore -Nyaman -Santai -Rekreatif Publik Bazaar dan festifal -Pagi -Siang - Sore


(28)

Mengadakan bazaar dan menjual hasil panen buah kopi Membeli cinderamata dan oleh-oleh Toko cindermata /retail jajanan -Pagi -Siang - Sore

Nyaman Publik

Melihat proses pengolahan kopi

Pabrik kopi -pagi -Siang - Sore

Nyaman Semi privat

Makan dan minum Cafetaria Kafe kopi -Pagi -Siang - Sore -Nyaman -Santai Publik

Berbelanja Penjualan bibit -Pagi -Siang - Sore -Nyaman -Santai -Rekreatif Publik Kegiatan Edukasi BENTUK KEGIATAN

RUANG FREKUENSI KARAKTERISTIK SIFAT

Tempat bermain dan belajar mengenai tanaman kopi Wahana bermain dan belajar -Pagi -Siang - Sore -Nyaman - Santai -Rekreatif -mendidik Publik Membaca buku dan melihat jenis dan sejarah kopi Perpustakaan dan museum kopi -Pagi -Siang - Sore -Nyaman - Santai -Rekreatif -mendidik Publik Melatih petani cara bercocok tanam kopi dan bagaimana mengolah dgn baik R. pelatihan dan penyuluhan -Pagi -Siang - Sore -Nyaman - Santai -Rekreatif -mendidik Publik


(29)

Kegiatan pengelola BENTUK

KEGIATAN

RUANG FREKUENSI KARAKTERISTIK SIFAT

Kantor pengelola

-lobby

-R.Pimpinan -r.Sekretaris -r.administrasi -R. Staff ahli -R. Istirahat -Pantry -Gudang -Toilet -Pagi -Siang - Sore

Nyaman Privat

Kegiatan Penunjang BENTUK

KEGIATAN

RUANG FREKUENSI KARAKTERISTIK SIFAT

Bangunan penerima -Hall -resepsionis -R.Informasi -Pagi -Siang - Sore -Nyaman -Terbuka Publik

Sholat -Musholla -Tempat Wudhu -Pagi -Siang - Sore -Nyaman -Tenang Publik Mengambil uang ATM -Pagi -Siang - Sore Aman Publik

Telkomunikasi Telepon umum

-Pagi -Siang - Sore

Tenang Publik

Istirahat karyawan Mess karyawan -Pagi -Siang - Sore -Tenang -Nyaman Publik Penyimpanan alat, bibit dan pupuk

Gudang alat, bibit, dan pupuk

-Pagi -Siang - Sore

Aman Privat

Packing kopi dlm bentuk biji maupun bubuk -Pagi -Siang - Sore


(30)

-R. Sotir -R. Simpan -R.Pengepakan -Loading dock -Gudang -R. Karyawan

Kegiatan Servis

BENTUK RUANG FREKUENSI KARAKTERISTIK SIFAT

Servis -Parkir -Toilet

-R. ME

-Pagi -Siang - Sore

Aman Nyaman

Tertutup

Jauh dari area yang memerlukan ketenangan tinggi

Publik

Privat

II.8 STUDI BANDING FUNGSI SEJENIS

1. AGROWISATA KAMPOENG KOPI BANARAN

Merupakan salah satu Wisata Agro yang dimiliki oleh PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero), Terletak di Areal Perkebunan Kopi Kebun Getas Afdeling Assinan tepatnya Jl. Raya Semarang – Solo Km. 35 dengan ketinggian 480 – 600m dpl dengan suhu udara cukup sejuk antara 23ºC - 27º C.

Fasilitas utama berupa bangunan untuk menikmati sedapnya kopi “Banaran Coffee” juga dibangun arena bermain anak – anak, lapangan tenis, Mushola, Meeting Room, Griya Robusta, Family Gathering, Corporate Gathering, Coffee Walk, Out Bound Games, Kolam Renang, Gasebo, Taman Buah, Gedung Pertemuan, Flying Fox, Jelajah Kebun dengan ATV.

Lokasi wisata agro ini di tengah areal perkebunan kopi robusta, persis di tepi jalan Semarang-Salatiga atau satu kilometer dari Terminal Bawen. Kopi


(31)

robusta olahan Banaran sudah memasuki pasar ekspor sejak dulu, tidak hanya disukai di kawasan Asia, tetapi juga di Eropa.

Wisata unggulan di Kampoeng Kopi Banaran adalah:

Kereta Wisata

Mengelilingi hamparan kebun kopi diselingi pemandangan Rawa Pening yang dilatarbelakangi gugusan Gunung.

Flying Fox

Meluncur bagaikan rubah dengan ketinggian 50 meter dan panjang 145 meter.

Kolam Renang

Dengan 3 tipe kedalaman, masing-masing 30 cm, 50 cm, dan 150 cm. Nikmati kesegaran dan keakraban keluarga.

Gambar 2.8 kereta wisata

Gambar 2.9 flying fox


(32)

Coffee House

Resto yang menyajikan aneka makanan dan minuman segar. Disajikan panas maupun dingin dengan citarasa yang menggugah selera.

Taman

Tempat beristirahat dan bercengkrama dengan teman, kerabat, serta keluarga. Dilengkapi dengan sarana bermain untuk anak-anak.

dan Gazebo

Hamparan rumput hijau nan sejuk selus 1 Hectare dilengkapi sarana penerangan untuk lokasi camping.

Camping Ground

Gambar 2.12 taman dan gazebo Gambar 2.11 coffe house


(33)

Gedung pertemuan berkapasitas 750 orang. Dilengkapi dengan AC dan ruang yang lapang untuk berbagai macam acara.

Griya Robusta

SEJARAH KAMPOENG KOPI BANARAN

Berawal dari sebuah keresahan yang disebabkan oleh harga komoditi Kopi yang terus menurun mulai tahun 1998 sampai dengan tahun 2001. Tahun 2002, direksi PTPN IX (persero) melakukan sebuah terobosan dengan menerapkan pola bisnis hulu hilir, komoditi Kopi tidak hanya saja dapat diperoleh hasilnya dengan menjual biji kopi (green bean) akan tetapi dapat juga memperoleh hasil / pendapatan yang lebih, dengan memberikan nilai tambah berupa perubahan bentuk ke arah hilir. Komoditi Kopi yang tadinya dijual dalam bentuk biji (green bean), diolah sebagian menjadi Kopi Bubuk dengan memberikan label/ nama dagang Banaran Coffee.

Untuk lebih meningkatkan proses penetrasi/ pengenalan produk kepada khalayak umum, Pada tahun 2002, tepatnya tanggal 20 Agustus, dibangunlah sebuah coffeeshop dengan tujuan sebagai etalase dari produk hilir yang berfungsi untuk memperkenalkan produk hilir yang diproduksi oleh PTPN IX (persero). Pengenalan produk hilir dilakukan dengan memajang produk dalam bentuk kemasan siap saji. Selain itu, proses penetrasi dilakukan dengan bentuk sajian kopi maupun the yang disajikan hangat maupun dingin.

Seiring dengan bergulirnya waktu, minat konsumen pun semakin bertambah, berbagai masukan dari konsumen ditanggapi secara positif oleh direksi, penambahan variasi menu berbahan dasar kopi dan teh terus dilakukan. Tidak hanya berhenti sampai disitu saja. Tahun 2005, tepatnya tanggal 28 Agustus direksi melakukan terobosan dengan merubah kebun percontohan aneka tanaman perkebunan dan buah koleksi di Afdeling Assinan, tepatnya dipinggir jalan Raya


(34)

Bawen – Solo Km 1,5 Bawen Kabupaten Semarang menjadi sebuah Kawasan Agrowisata yang kemudian lebih dikenal sebagai Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran. Kawasan Agrowisata ini terus dikembangkan dengan memberikan berbagai macam tambahan fasilitas penunjang, difrensiasi produk dan jasa terus dihasilkan melalui inovasi baik produk maupun jasa.

Kawasan Agrowisata Kampoeng Kopi merupakan sebuah kawasan yang unik, dimana tidak ada sebuah kawasan dimuka bumi ini yang memiliki keindahan pemandangan kebun Kopi yang terawat dengan baik, bahkan dapat dikatakan kebun Kopi terbaik di Asia, mungkin untuk Jenis Kopi Robusta terbaik di dunia, jika ditilik melalui aspek tanaman dan produktivitas tanaman.

Nama Kampoeng Kopi Banaran merupakan sebuah nama yang dihasilkan dari pemikiran yang dalam dan panjang. Pengambilan nama Kampoeng Kopi Banaran didasarkan oleh proses dasar kopi, Banaran merupakan sebuah dusun di sebuah desa, tepatnya di desa Gemawang kecamatan Jambu Kabupaten Semarang, yaitu tempat dimana berdiri Pabrik Pengolahan Kopi tempat buah kopi merah diolah menjadi biji kopi siap ekspor (green bean). Sedangkan Kampoeng Kopi merupakan kawasan perkebunan Kopi yang terletak di Desa Assinan Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang.

2.Taman Mekar Sari, Bogor

1. Data Fisik Nama : Taman Buah Mekarsari Pemilik : Yayasan Purna Bhakti Pertiwi

Pengelola : PT Mekar Unggul Sari Pemrakarsa Pembangunan : Ibu Tien Soeharto ( Ketua YPBP ) Pelaksana Pembangunan : PT. Exotica, Jakarta Mulai Pembangunan : 1991

Peresmian : 14 Oktober 1995 ( Hari Pangan Sedunia ) Diresmikan Oleh : Presiden RI ke-2 Bpk. H. M. Soeharto

Lokasi : Kecamatan Cileungsi, Kab. Bogor-Jawa Barat ( Meliputi desa Mekarsari, Cileungsi Kidul, Gandoang, Dayeuh, dan Mampir )

Luas : 264 Ha

- Kebun Buah : 88 Ha - Lansekap : 20 Ha


(35)

- Kebun Bibit : 5 Ha - Rumah Plastik 12 unit : 2 Ha

- Bangunan dan Sarana Jalan : 20 Ha - Danau Cipicung : 20 Ha - Areal Pengembangan : 99 Ha

Ketinggian Tempat : + 70 meter di atas permukaan laut

Kesesuaian Lahan : Tanah tapak mengandung latosol sehingga kesuburan tanah sesuai untuk perkebunan.

Koleksi Plasma Nutfah : Terdiri dari 43 Famili, 200 Spesies, dan 669 Varietas tanaman. ( Tidak termasuk tanaman hias yang berada di Landscape dan tanaman sayur-sayuran dan palawija di areal Sawah dan Pengembangan ).

Keistimewaan : -Kebun koleksi buah-buahan terbesar di dunia -Koleksi Plasma Nutfah terbanyak -Diresmikan bertepatan dengan Hari Pangan Sedunia dan sebagai persembahan pada HUT Emas ( 50 tahun ) Republik Indonesia ( The Golden Anniversary ).

Fasilitas yang disediakan antara lain:

- Gerbang Candi Bentar Gerbang Selamat Datang yang berbentuk candi dengan gaya arsitektur Bali.

- Gerbang Lamtoro Gerbang yang berbentuk daun Lamtoro, tanaman yang mendasari falsafah Taman Buah Mekarsari. Pada tiap kaki gerbang terdapat ornamen buah-buahan sehingga menjadi sebuah Monumen Buah Tropis.

- Graha Krida Sari Gedung pengelola, dimana Divisi Agrowisata yang melayani pengunjung berada. Di gedung ini terdapat Information Center dan hall tempat memajang foto-foto kegiatan.

- Shelter Kereta Di tempat ini Anda dapat naik kereta untuk menikmati tamasya keliling kebun buah, berakhir di Danau Cipicung, dan kembali lagi. Anda cukup menunjukkan tiket tanda masuk.

- Kebun Buah Di areal kebun buah ditanam sekitar 650 varietas tanaman buah, sebuah koleksi yang besar yang menjadi pelestarian plasma nutfah tanaman buah tropis. Kebun buah terdiri dari 5 blok yang menempati lahan lebih kurang 80 Ha.

- Menara Pandang Dari menara setinggi lebih kurang 30 m Anda dapat menikmati pemandangan alam Taman Buah Mekarsari. Selain tangga, disediakan pula elevator ( lift ) untuk menuju ke puncak menara.


(36)

- Teater Dewi Sri Di Teater dewi Sri Anda dapat menyaksikan penayangan film dokumenter tentang Taman Buah Mekarsari dengan masa tayang lebih kurang 30 menit.

- Rumah Plastik dan Hidroponik Rumah Plastik adalah tempat budidaya tanaman yang sebenarnya tidak sesuai dengan agroklimat di Taman Buah Mekarsari, sedangkan Hidroponik adalah suatu teknologi budidaya yang tidak menggunakan media tanah, melainkan air.

- Jembatan Gantung Jembatan untuk menuju ke pulau kecil di tengah Danau Cipicung. Lokasi jembatan ini sangat bagus untuk membuat foto kenang-kenangan di Taman Buah Mekarsari.

- Arena Bermain Arena bermain yang luas untuk anak-anak, dilengkapi dengan peralatan luncuran, setimbang, ayunan, dan lain-lain. Lokasi ini dapat juga digunakan sebagai arena perlombaan atau festival.

- Plaza Air Mancur Sebuah taman bermain yang luas dengan air mancur berbentuk bunga Lamtoro Gung di tengah-tengah. Di sekeliling taman terdapat berbagai pola tanam-tanaman hias.

- Puri Tirto Sari Disebut juga Bangunan Air Terjun (BAT). Bangunan ini melambangkan suatu keindahan alam yang sekaligus memberikan rezeki dengan adanya air untuk kehidupan.

3. Padang Buah INAGRO Deskripsi Proyek :

Pengelola : PT INTIDAYA AGROLESTARI

Lokasi : Jl. Raya Jampang Karihkil Km 7, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Indonesia.

Fasilitas :

-menara pandang -kolam pemancingan -akomodasi ( Guest House ) -parking space

-Mesjid

-telekomunikasi -tennis court -jogging track -tour guide


(37)

Berangkat dari komitmen, mengembangkan pertanian yang berteknologi, padat karya, berwawasan lingkungan dan menyehatkan. PT INAGRO memadukan berbagai aktivitas yang ada dengan keindahan serta keasrian lingkungan dalam satu paket Agrowisata Ilmiah. Didukung dengan fasilitas yang lengkap dan pelayanan yang profesional, kegiatan wisata Anda lebih bernilai tambah karena Anda sekaligus dapat mengetahui perkembangan bioteknologi di dunia pertanian nasional. Semua fasilitas yang dimiliki dapat juga digunakan untuk seminar, rapat kerja, atau pertemuan formal dan informal lainnya.

Pemancingan dan Sarana Olahraga Bagi yang gemar memancing, tersedia juga kolam pemancingan, lapangan tenis dan jogging track yang disediakan bagi Anda yang ingin berolahraga sambil berwisata.

Laboratorium Laboratorium produksi dengan bioteknologi dapat Anda kunjungi untuk menambah wawasan Anda tentang dunia pertanian.

Auditorium Auditorium berkapasitas 200 orang dengan interior yang nyaman dan fasilitas lengkap dapat Anda gunakan untuk seminar atau pertemuan lainnya.

Pendopo Pendopo dengan kapasitas 150 orang memberikan keleluasaan bagi Anda untuk menerima tamu sambil beramah tamah.

Penginapan Penginapan berkapasitas 150 orang dengan nuansa alam dilengkapi fasilitas dan pelayanan yang profesional menambah kenyamanan Anda.

Padang Buah Padang buah seluas 75 Ha memberikan kepuasan bagi Anda untuk melihat dan mencicipi aneka ragam buah-buahan.

Situ Beberapa buah situ ( danau ) melengkapi keindahan dan kesejukan padang buah.


(38)

BAB III

ELABORASI TEMA

III.1 PENGERTIAN

Arsitektur ekologis merupakan pembangunan berwawasan lingkungan, dimana memanfaatkan potensi alam semaksimal mungkin. Kualitas arsitektur biasanya sulit diukur, garis batas antara arsitektur yang bermutu dan yang tidak bermutu. Kualitas arsitektur biasanya hanya memperhatikan bentuk bangunan dan konstruksinya, tetapi mengabaikan yang dirasakan sipengguna dan kualitas hidupnya. Apakah pengguna suatu bangunan merasa tertarik.

Ada berbagai cara yang dilakukan dari pendekatan ekologi pada perancangan arsitektur, tetapi pada umumnya mempunyai inti yang sama , antara lain : Yeang (2006), me-definisikannya sebagai: Ecological design, is bioclimatic design, design with the climate of the locality, and low energy design. Yeang, menekankan pada : integrasi kondisi ekologi setempat, iklim makro dan mikro, kondisi tapak, program bangunan, konsep design dan sistem yang tanggap pada iklim, penggunan energi yang rendah, diawali dengan upaya perancangan secara pasif dengan mempertimbangkan bentuk, konfigurasi, façade, orientasi bangunan, vegetasi, ventilasi alami, warna.

Integrasi tersebut dapat tercapai dengan mulus dan ramah, melalui 3 tingkatan; yaitu yang pertama, integrasi fisik dengan karakter fisik ekologi setempat, meliputi keadaan tanah, topografi, air tanah, vegetasi, iklim dan sebagainya. Kedua, integrasi sistim-sistim dengan proses alam, meliputi: cara penggunaan air, pengolahan dan pembuangan limbah cair, sistim pembuangan dari bangunan dan pelepasan panas dari bangunan dan sebagainya. Yang ketiga adalah, integrasi penggunaan sumber daya yang mencakup penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan.

Menurut Metallinou (2006), bahwa pendekatan ekologi pada rancangan arsitektur atau eko arsitektur bukan merupakan konsep rancangan bangunan hi-tech yang spesifik, tetapi konsep rancangan bangunan yang menekankan pada suatu kesadaran dan keberanian sikap untuk memutuskan konsep rancangan bangunan yang menghargai pentingnya keberlangsungan ekositim di alam. Pendekatan dan konsep rancangan arsitektur seperti ini diharapkan mampu melindungi alam dan ekosistim didalamnya dari kerusakan yang lebih parah, dan


(39)

juga dapat menciptakan kenyamanan bagi penghuninya secara fisik, sosial dan ekonomi.

Pendekatan ekologi pada perancangan arsitektur, Heinz Frick (1998), berpendapat bahwa, eko-arsitektur tidak menentukan apa yang seharusnya terjadi dalam arsitektur, karena tidak ada sifat khas yang mengikat sebagai standar atau ukuran baku. Namun mencakup keselarasan antara manusia dan alam. Eko-arsitektur mengandung juga dimensi waktu, alam, sosio-kultural, ruang dan teknik bangunan. Ini menunjukan bahwa eko arsitektur bersifat kompleks, padat dan vital. Eko-arsitektur mengandung bagianbagian arsitektur biologis (kemanusiaan dan kesehatan), arsitektur surya, arsitektur bionik (teknik sipil dan konstruksi bgi kesehatan), serta biologi pembangunan.

Ukuran kenyamanan penghuni secara fisik, sosial dan ekonomi, dicapai melalui : penggunaan sistim-sistim dalam bangunan yang alamiah, ditekankan pada sistim-sistim pasif, pengendalian iklim dan keselarasan dengan lingkungannya. Bentuk dan orientasi bangunan didasarkan pada selaras dengan alam sekitarnya, kebutuhan penghuni dan iklim, tidak mengarah pada bentuk bangunan atau style tertentu, tetapi mencapai keselarasan dengan alam dan kenyamanan penghuni dipecahkan secara teknis dan ilmiah.

Dari berbagai pendapat pada perancangan arsitektur dengan pendekatan ekologi, pada intinya adalah, mendekati masalah perancangan arsitektur dengan menekankan pada keselarasan bangunan dengan perilaku alam, mulai dari tahap pendirian sampai usia bangunan habis. Bangunan sebagai pelindung manusia yang ketiga harus nyaman bagi penghuni, selaras dengan perilaku alam, efisien dalam memanfatkan sumber daya alam, ramah terhadap alam. Sehingga perencanaannya perlu memprediksi kemungkinan-kemungkinan ketidak selarasan dengan alam yang akan timbul dimasa bangunan didirikan, beroperasi sampai tidak digunakan, terutama dari penggunaan energi, pembuangan limbah dari sistim-sistim yang digunakan dalam bangunan.

Pola Perencanaan Eko-Arsitektur selalu memanfaatkan alam sebagai berikut : • Dinding, atap sebuah gedung sesuai dengan tugasnya, harus melidungi

sinar panas, angin dan hujan.

• Intensitas energi baik yang terkandung dalam bahan bangunan yang digunakan saat pembangunan harus seminal mungkin.


(40)

• Bangunan sedapat mungkin diarahkan menurut orientasi Timur-Barat dengan bagian Utara-Selatan menerima cahaya alam tanpa kesilauan

• Dinding suatu bangunan harus dapat memberi perlindungan terhadap panas. Daya serap panas dan tebalnya dinding sesuai dengan kebutuhan iklim/ suhu ruang di dalamnya. Bangunan yang memperhatikan penyegaran udara secara alami bisa menghemat banyak energi.

Cara membangun yang menghemat energi dan bahan baku:

1. Perhatian pada iklim setempat Penggunaan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim Pembangunan yang menghemat energi Orientasi terhadap sinar matahari dan angin Penyesuain pada perubahan suhu siang-malam

2. Subsitusi sumber energi yang tidak dapat diperbaharui Meminimalisasi penggunaan energi untuk alat pendingin Menghemat sumber energi yang tidak dapat diperbaharui Optimalisasi penggunaan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui saha memajukan penggunaan energi alternatif Penggunaan energi surya

3. Penggunaan bahan bangunan yang dapat dibudidayakan dan yang menghemat energi Memilih bahan bahan bangunan menurut penggunaan energi Menghemat sumber bahan mentah yang tidak dapat diperbaharui Minimalisasi penggunaan sumber bahan yang tidak dapat diperbaharui Upaya memajukan penggunaan energi alternatif Penggunaan kembali sisa-sisa bangunan (limbah)Optimalisasi bahan bangunan yang dapat dibudidayakan

4. Pembentukan peredaran yang utuh di antara peneyediaan dan pembuangan bahan bangunan, energi, dan air Gas kotor, air limbah, sampah, dihindari sejauh mungkin Menghemat sumberdaya alam (Udara, air, dan tanah)Perhatian pada bahan mentah dan sampah yang tercemar erhatian pada peredaran air bersih dan limbah air

5. Penggunaan teknologi tepat guna yang manusiawi Memanfaatkan/ mengguanakan bahan bangunan bekas pakai. Menghemat hasil produk bahan bangunan.Mudah dirawat dan dipelihara Produksi yang sesuai dengan pertukangan hipotesis Gaia

Yang paling berpengaruh dasar perencanaan arsitektur masa depan adalah Hipotesis Gaia sebagai berikut : Kehidupan bukan menciptakan lingkungan menurut kebutuhannya, dan kehidupan bukan faktor penentu, melainkan sistem keseluruhan termasuk lingkungan dan kehidupan,


(41)

Hipotesis ini kemudian dibuktikan karena organisme-organisme dan lingkungan fisik kimia dalam evolusinya yang berhubungan erat sehingga bumi papat dianggap sebagai machluk hidup, sebagai organik yang mengatur suhu, iklim dan susunan kimia. Perencanaan benda apapun yang dihasilkan melalui kecerdasan manusia adalah bagian mikrokosmos. Cara kehidupan manusia sangat erat kaitannya dengan kehidupan machluk-machluk lainnya. Kerusakan bumi yang dikaibatkan oleh manusia di muka bumi ini akan menyakiti bumi sebgai Gaia dan akan menghancurkan dasar kehidupan manusia. Pencahayaan dan Warna

Pencahayaan dan pembayangan akan memengaruhi orientasi dalam ruang. Bagian ruang yang tersinari dan yang dalam keadaan gelap akan menentukan nilai psikis yang berhubungan dengan ruang, Cahaya matahari memberi kesan vital dalam ruang, terutama jika cahaya matahari masuk dari jendela yang orientasinya terhadap mata angin. Perpaduan antara cahaya, warna dan bayangan dapat menciptakan suasana yang mendukung kehidupan lewat kelenjar hormon, epiphisis dan hipothalamus yang semuanya terdapat simultan dari cahaya.

Di alam pencahayaan selalu berasal dari atas yaitu matahari. Pencahayaan mata hari di daerah tropis mengandung gejala sampingan dengan sinar panas, maka daerah tropis manusia menganggap ruang yang agak gelap sebagai kesejukan, akan tetapi untuk ruang kerja ketentuan tersebut melawan kebutuhan cahaya untuk mata manusia.

Berhubung pencahayaan buatan dengan bola lampu dan sebagainya mempegaruhi kesehatan manusia, maka dibutuhkan pencahayaan alam yang terang tanpa silau dan tanpa sinar panas. Untuk memenuhi tuntutan yang berlawanan ini maka sebaiknya sinar matahari tidak diterima langsung secara langsung melainkan dipantulkan terlebih dahulu ke dalam air kolam, lantai atau lewat langit-langit bangunan. Pencahayaan alam mengandung efek penyembuhan dan meningkatkan kretivitas manusia.

Kenyamanan dan kretivitas dapat juga dipengaruhi oleh warna. Oleh sebab itu warna adalah salah satu cara untuk memengaruhi ciri khas suatu ruang atau gedung. Badan manusia bereaksi sangat sensitif terhadap rangsangan dari masing-masing warna.Setiap warna memiliki frequensi tertentu, maka pengaruhnya atas badan manusia menjadi berbeda pula.

• Warna ungu indigo memiliki frequensi tertinggi yaitu 750 Thz • Warna biru memiliki frequensi tertinggi yaitu 670 Thz


(42)

• Warna hijau memiliki frequensi tertinggi yaitu 600 Thz • Warna kuning memiliki frequensi tertinggi yaitu 550 Thz • Warna oranye memiliki frequensi tertinggi yaitu 500 Thz • Warna merah memiliki frequensi tertinggi yaitu 430 Thz

Masing-masing warna memiliki ciri khusus yaitu sifat warna, sifat cahaya dan kejenuhan (intensitas sifat warna). Makin jenuh atau kurang bercahaya suatu warna akan makin bergairah, sebaliknya hawa nafsu dapat ditingkatkan dengan penambahan cahaya.

Pada praktek sehari-hari warna juga dapat dimanfaatkan untuk mengubah atau memperbaiki proporsi ruang secara visual demi peningaktan kenyamanan.

• Langit-langit rumah yang terlalu tinggi dapat diturunkan dengan memberi warna hangat dan agak gelap.

• Langit-langit yang agak rendah diberi warna putih atau cerah dan diikuti 20 cm dari dinding bagian paling atas diberi warna putih yang memberi kesan langit-langit seakan-akan melayang dengan suasana yang sejuk.

• Warna aktif seperti merah, orange pada bidang yang luas memberi kesan memperkecil ruang.

• Ruang yang agak sempit panjang dapat berkesan pendek dengan memberi warna hangat pada dinding bagian muka, sedang untuk berkesan luas diberi warna dingin seperti warna putih.

• Dinding tidak seharusnya dari lantai diberi warna yang sama, jika dinding bergaris horizontal ruang berkesan terlindung, sedang vertikal berkesan lebih tinggi.

Sebagai suatu kesimpulan dapat ditentukan bahwa keseragaman yang menoton adalah racun keindahan/ kenyamanan.

III.2 INTERPRETASI TEMA

Tema yang diangkat adalah sesuai dengan kriteria dan karakter perancangan suatu kawasan, yang berusaha memanfaatkan potensi alam yang ada pada tapak, misalnya air hujan yang ditampung dan diolah sehingga dapat digunakan kembali, material yang dipakai merupakan material setempat, dan lain sebagainya. Dengan demikian diharapkan tercipta suasana unik dalam kawasan. Sasaran yang diharapkan dari kajian tema ini adalah menjadikan Kawasan Agrowisata Kopi dengan fasilitas tertentu tersebut dibangun dengan memperhatikan


(43)

lingkungan sekitar serta memberikan lingkungan kerja dan hunian yang lebih sehat bagi penggunanya. Hasil lain dengan pendekatan tema Arsitektur Ekologis juga adalah agar memberikan kenyamanan, sehingga pengunjung merasa betah dan selalu ingin kembali. Arsitektur Ekologis juga diterapkan mulai dari penentuan tapak bangunan dengan memperhatikan keadaan kontur tanpa banyak merusak kondisi eksisting tapak sampai penyelesaian arsitektur bangunan dan sistem utilitasnya yang disesuaikan dengan kondisi iklim dan tapak sehingga tercipta masa depan yang berkelanjutan. Tujuan jangka panjangnya yaitu dapat menstimulasi kesadaran masyarakat akan pentingnya penerapan pola pembangunan yang berkelanjutan.

A. Perencanaan suatu kawasan dengan perbandingan ruang terbuka hijau dan bangunan solid yang sesuai dengan rancangan tata ruang kota Kebanyakan kawasan di Indonesia belum memperhatikan perbandingan antara luas lahan hijau dengan lahan terbangun. Hal ini disebabkan oleh berbagai macam hal salah satunya adalah kurang adanya kesadaran masyarakat maupun pemerintah dalam membuat lingkungan menjadi lebih baik. Padahal apabila terjadi ketidakseimbangan luas lahan hijau dan luas lahan terbangun menyumbangkan banyak sekali resiko kerusakan lingkungan.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.06/PRT/M/2007 tanggal 16 Maret 2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan dijelaskan bahwa perbadingan antara lahan hijau dengan lahan terbangun adalah 40 % : 60 %. Hal tersebut tercantum dalam KDH ( Koefisien Daerah Hijau ) yaitu angka persentase perbandingan antara luas seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung diperuntukkan bagi pertamanan / penghijauan dan luas tanah perpetakan / daerah perencanaan yang dikuasai. Dengan adanya perbandingan yang sesuai antara luas lahan hijau dan lahan terbangun akan mengakibatkan dampak positif dalam menciptakan kondisi lingkungan yang lebih baik.


(44)

Tata vegetasi suatu kawasan perkotaan juga sangat mempengaruhi kondisi lingkungan perkotaan tersebut. Dengan adanya tata vegetasi yang baik diharapkan dapat memperbaiki iklim mikro dan mengurangi polusi udara terutama di lingkungan perkotaan. Dengan adanya tata vegetasi yang baik dapat mengurangi emisi gas karbondioksida yang akan mengurangi dampak pemanasan global. Tata vegetasi yang baik juga dapat mendukung para pejalan kaki pada kawasan tersebut sehingga lebih nyaman dalam berkeliling kawasan. Dengan adanya kondisi daerah pejalan kaki yang nyaman akan mengurangi pemakaian kendaraan pribadi sehingga dapat mengurangi polusi udara. Tata vegetasi yang baik dapat terdiri atas perencanaan taman kota, penanaman pohon maupun tanaman pada sisi jalan, dan lain sebagainya.

C. Mengembangkan tema arsitektur ekologis

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam arsitektur ekologis: • Terintegrasi dengan alam

• Memperhatikan ekosistem lokal dengan perencanaan jangka panjang

• Produk dari tindakan manusia dengan mempertimbangkan kualitas lingkungan baik fisik maupun sosial

• Memenuhi kriteria LEED ( Leadership in Energy and Environtmental Design ) • Menyelamatkan energi sekaligus memenuhi kebutuhan

Strategi dalam menerapkan konsep arsitektur ekologi pada desain bangunan yaitu sebagai berikut:

• Pemanfaatan material yang berkelanjutan • Keterkaitan dengan ekologi lokal

• Keterkaitan antara transit dengan tempat tinggal, bekerja dan rekreasi • Efisiensi penggunaan air dan listrik

• Penanganan limbah

• Mengedepankan kondisi lokal, baik secara fisik maupun sosial • Pendidikan sustainability melalui desain

• Pendekatan daur hidup terhadap keberhasilan bangunan

• Pemakaian kembali/renovasi bangunan, ketahanan bangunan melalui layout yang fleksibel


(45)

Dalam mewujudkan konsep arsitektur ekologis pada bangunan dapat dilakukan berbagai cara sebagai berikut :

• Pengaplikasian taman atap ( roof – garden )

• Menyediakan bukaan sebagai tempat masuknya cahaya dan udara pada tempat yang tepat

• Menerapkan teknologi photovoltaic , water filtration , air filtration , dan lain – lain • Menghadirkan taman pada bangunan

• Menggunakan material bangunan yang ramah lingkungan • Melakukan penanganan limbah bangunan secara efektif

• Menggunakan perabot dalam bangunan yang hemat energi dan pemakaian air • Menerapkan system utilitas pada bangunan yang hemat energi

D. Melakukan Proses 3R (Reuse, Reduce, Recycle)

Untuk mewujudkan konsep green architecture perlu dilakukan proses pendaur ulangan, pengurangan dan pemanfaatan kembali air dan limbah. Air yang di pakai pada bangunan akan di daur ulang kembali melalui proses water treatment dan di pakai kembali sehingga kita tidak perlu menggunakan air dalam jumlah yang banyak. Begitu juga dengan limbah. Air limbah hasil buangan bangunan dapat ditreatment kembali dan dipakai untuk keperluan taman. Selain itu juga bisa dilakukan system penampungan air hujan yang kemudian akan digunakan untuk keperluan bangunan sehingga penggunaan air bersih dari PAM dapat dikurangi. Proses pendaur ulangan, pengurangan dan pemanfaatan juga dapat dilakukan pada sampah padat buangan manusia. Sampah dapat dikelola dengan baik, dipisahkan antara sampah kering dan sampah basah sehingga memudahkan proses daur ulang. Proses daur ulang sampah ini dapat mengurangi sampah yang dibuang sehingga dapat dimanfaatkan menjadi barang- barang yang berguna.

III.3

KETERKAITAN TEMA DENGAN JUDUL DAN ANALISIS

PENENTUAN TEMA

Agrowisata Kopi merupakan suatu wadah aktivitas yang beragam dalam pengolahan, perdagangan dan wisata kopi, sehingga diperlukan konsep yang tepat


(46)

dan jelas untuk memecahkan masalah arsitekturalnya tanpa menyampingkan kenyamanan dan keamanan pengguna. Salah satunya proses pengolahan kopi.

Kopi akan menjalani serangkaian proses pengolahan yang panjang dari biji kopi untuk menjadi minuman kopi. Berbagai metode pengolahan biji kopi telah dicoba untuk menghasilkan minuman kopi terbaik. Dalam hal ini, proses penyimpanan juga turut berperan dalam menciptakan Selain itu, tidak kalah penting untuk menjaga aroma kopi, diperlukan tempat penyimpanan atau gudang yang tepat, dengan menjaga kopi dalam gudang yang terbebas dari polusi, atau aroma menyengat lainnya. Gudang penyimpanan harus steril dari hal-hal tersebut, seperti aroma parfum, spidol, aroma durian, atau zat-zat kimia yang menyengat. Maka dibutuhkan pendekatan ekologi saat merancang gedung pengolahan kopi. Hubungan yang erat akan perancangan Pusat Pengolahan Kopi Dairi ini dengan Arsitektur Ekologis tercermin dari beberapa syarat yang harus dipenuhi, yakni: gudang harus memiliki ventilasi yang cukup, kopi disusun dalam rak yang terbuat dasri kayu pinus, setidaknya karung-karung kopi harus di alasi kayu, tidak langsung ke lantai. Suhu ruangan penyimpanan harus dijaga tidak melebihi 300. Penyimpanan kopi ini juga berfungsi untuk menurunkan kadar kafein atau kandungan asam dalam biji kopi. Lokasi penyangraian hendaknya diberi jarak dari gudang penyimpanan agar polusinya tidak menganggu aroma kopi yang disimpan. Tempat pengepakan pun harus dirancang memadai, dengan ventilasi yang cukup sehingga sirkulasi udara dapat mengalir lancar. Demikianlah rancangan ini akan lebih memperhatikan lingkungan, dan tetap memberi kenyamanan.

III.4 STUDI BANDING TEMA SEJENIS

III.4.1 Tech-Linx Technology Park, Cyberjaya, Malaysia Konsultan : T.R. Hamzah & Yeang Sdn Bhd

Bentuk : Prisma segitiga Sirkulasi : Kluster

Struktur : Beton bertulang Sumber: Arcspace


(47)

Tapak dari perkantoran ini berada dalam zona Cyberjaya. Dengan kapasitas enam massa bangunan mengelilingi sebuah area terbuka, semuanya menggunakan penghawaan alami, dikelilingi vegetasi hutan yang padat dan fitur air. Fitur desain unik lainnya adalah atap payung yang berada di atas bangunan, memberikan shading kepada bangunan dibawahnya, mengurangi intervensi panas matahari ke dalam. Semua fasad yang menghadap matahari diberikan kantilever atau teritisan. Dengan penekanan lingkungan ke dalam perancangan bangunan, maka diperoleh sebuah desain yang konteks terhadap lingkungan.

III.4.2 ACROS Fukuoka, Jepang

Gambar 3.1 maket tech linx technology park Sumber: Arcspace

Gambar 3.2 ACROS Fukuoka Sumber:Green Roof


(48)

Konsultan : Emilio Ambasz Bentuk : Bukit sengkedan Sirkulasi : Kluster

Struktur : Beton bertulang Sumber : Green Roof

Bangunan kompleks perkantoran ini merupakan pemecahan terhadap masalah urban ruang terbuka. Dengan kepadatan pembangunan fisik yang tinggi, arsitek mencoba menghadirkan bangunan yang dapat mengakomodasi fungsi privat sekaligus publik. Di sebelah utara yang menghadap jalan utama, dibuat fasade bangunan yang modern. Di sebelah selatan yang menghadap ruang terbuka, dibuat atap teras yang menyerupai sengkedan. Setiap lantai mempunyai taman yang berfungsi untuk meditasi dan relaksasi. Desain yang menampilkan unsur tanaman ke dalam bangunan ini berfungsi sebagai pemecah kesan keras pada bangunan. Dengan integrasi terhadap unsur lingkungan, bangunan ini turut menurunkan suhu mikro di sekitarnya.


(49)

BAB IV

ANALISIS

IV.1 ANALISIS EKSISTING

IV.1.1 ANALISIS LOKASI (Posisi Site Terhadap Kota – Kawasan Lingkungan)

Kabupaten Dairi sebagian besar terdiri dari dataran tinggi dan berbukit-bukit yang terletak antara 98000' - 98030'dan 2015'-3000'LU. Sebagian besar tanahnya didapati gunung-gunung dan bukit-bukit dengan kemiringan bervariasi sehingga terjadi iklim hujan tropis. Kota Sidikalang adalah ibukota Kabupaten Dairi berada pada ketinggian 1.066 meter diatas permukaan laut.

Pada umumnya Kabupaten Dairi berada pada ketinggian rata-rata 700 s/d 1.250 m diatas permukaan laut. Sedangkan Kecamatan Tigalingga, Kec. Siempat Nempu dan Kecamatan Silima Pungga-Pungga terletak pada ketinggian antara 400

INDONESIA

P.SUMATERA

SUMATERA UTARA

KAB. DAIRI

TWI SITE AGROWISATA

KABANJAHE

SIMALEM RESORT

PANTAI SILALAHI


(50)

- 1.360 m diatas permukaan laut. Kecamatan Sumbul, Sidikalang , Kerajaan dan Kec.Tanah Pinem berada pada ketinggian 700- 1.600 meter diatas permukaan laut. Daerah Kabupaten Dairi mempunyai Luas 191.625 Hektar yaitu sekitar 2,68 % dari luas Propinsi Sumatera Utara (7.160.000 Hektar) dimana Kabupaten Dairi terletak sebelah Barat Laut Propinsi Sumatera Utara.

IV.1.2 KONDISI EKSISTING LAHAN

• Lokasi Tapak : Jln. Pahlawan, Kecamatan Sitinjo,Kabupaten Dairi, Sumatera Utara , Indonesia.

• Luas Lahan : + 3Ha (+ 30.000 m2)

• Kontur : Datar • KDB : 30-60 %

• KLB : tidak ada ketentuan khusus • Potensi sekitar :

- Taman Wisata Iman

- Taman Monumen T.B Simatupang - Terminal Sitinjo

- Penampungan Hasil Pertanian Regional

Gambar 4.1 Kondisi eksisting lahan Sumber: Google Earth


(51)

IV.1.3 PERUNTUKAN LAHAN

Di dalam Rencana Umum Tata Ruang Kawasan Perkotaan Sidikalang, lokasi yang berada di Sitinjo merupakan daerah wisata dengan adanya Taman Wisata Iman maka sudah ada pembangunan sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanen, sarana pendidikan dan kesehatan. Kawasan ini sangat potensial dijadikan lokasi agrowisata karena termasuk daerah pertanian sehingga view perkebunan dan pertanian yang serba hijau dapat diperoleh. Unsur potensial lokasi ini adalah :

-Transportasi lancar dan baik

-Kondisi jalan yang baik, lebar dan memiliki akses angkutan kota yang baik -Banyak perumahan baru yang akan dibangun

-Terminal angkutan kota juga sudah tersedia

-Memiliki banyak lahan kosong, yang potensial untuk dibangun

IV.1.4 Batas Site

A B C

JL.PAHLAWAN

JL.DOLOK SANGGUL

SITE

A D

B C

Gambar 4.2 batas site Sumber : Google earth


(52)

IV.2 ANALISIS POTENSI DAN KONDISI SITE

IV.2.1 ANALISIS SIRKULASI

a. Sirkulasi Kendaraan

Keterangan :

:Jalan dengan kepadatan sedang :Jalan dengan kepadatan rendah Tanggapan:

• Jalan Pahlawan dijadikan sebagai tempat untuk mengakses kendaraan ke dalam site.

• Jalan menuju site diberi pedestrian dan jalur parit yang bagus dan lancar. SITE

1 2

(1)Jalan Pahlawan dengan lebar jalan 8m

(2)Jalan Dolok Sanggul dengan lebar jalan 8m Gambar 4.3 Analisis sirkulasi


(53)

• Mungkin akan dibuat jalan baru yang dapat mengelilingi proyek, agar memudahkan pengguna untuk mengaksesnya.

b. Sirkulasi Pejalan Kaki

(1) (2)

Keterangan :

: Jalur pedestrian dengan lebar ±1,2m

:Belum ada jalur pedestrian

Tanggapan:

• Jalur pedestrian diperlebar dan ditanami pohon jalan sebagai shading bagi pejalan kaki. • Jalur pedestrian pada jalan Bungalow akan disediakan.

SITE

1 2

Gambar 4.4 Analisis sirkulasi pejalan kaki


(54)

IV.2.2 ANALISIS PENCAPAIAN

Keterangan:

: Pencapaian dari pusat kota Sidikalang ke dalam site (dengan mobil

pribadi atau angkutan umum)

: Pencapaian dari Medan, Siantar, dan Pantai Silalahi (dengan mobil

Pribadi atau angkutan umum berupa bus/minibus antar kota)

: Pencapaian dari Dolok Sanggul(dengan mobil pribadi atau angkutan

umum/minibus)

Penempatan Entrance sesuai dengan analisis pencapaian:

Keterangan:

: entrance

menuju site

SITE

SITE

Gambar 4.5 Analisis Pencapaian


(55)

IV.2.3 ANALISIS VIEW

a. View ke luar site

View ke Timur sangat bagus untuk di jadikan alternatif pemandangan bagi

pengunjung karena merupakan perkebunan rakyat.

View ke Selatan kurang bagus karena merupakan bagian belakang dari

perumahan maka akan dibuat buffer.

View ke Barat kurang bagus karena merupakan bagian yang menghadap

jalan utama, tidak memberikan pemandangan yang baik untuk pengunjung.

View ke Utara sangat bagus juga untuk di jadikan alternatif pemandangan

bagi pengunjung karena merupakan perkebunan rakyat.

b. View ke dalam site

SITE

SITE

Gambar 4.8 analisis view ke dalam site Gambar 4.7 analisis view ke luar site


(56)

IV.2.4 ANALISIS VEGETASI DAN MATAHARI

Tanggapan terhadap analisis matahari:

• Pada bagian bangunan yang banyak menerima sinar matahari pagi maka ditempatkan ruangan-ruangan yang membutuhkan sinar dengan rasio terang cukup. • Pada bagian bangunan yang banyak menerima sinar matahari sore ditempatkan ruangan-ruangan servis yang aktifitasnya tidak lama, dan tidak cukup banyak bukaan karena rasio terang yang berlebihan dapat merusak performa visual dan tidak nyaman bagi tubuh.

• Bangunan banyak menggunakan kisi-kisi atau shading.

• Penggunaan kaca tembus cahaya (transculent) namun tidak menyerap panas, untuk mengurangi energi.

• Menggunakan panel surya sebagai penghasil energy (votovoltaic) • Orientasi bangunan dapat dibuat dari timur-barat.

Tanggapan terhadap analisis vegetasi:

• Vegetasi atau pepohonan pada lokasi eksisting sangat baik dan sangat sesuai sebagai peneduh dan mengurangi polusi udara akibat padatnya lalulintas.

• Vegetasi eksisting dapat mengurangi teriknya sinar matahari.

• Pemanfaatan sinar matahari sebagai pencahayaan alami lebih dominan pada areal gedung utama.

SITE

Barat Timur


(57)

Tanggapan terhadap analisis angin:

• Membuat bukaan berupa jendela atau louvre pada bidang bangunan utara dan selatan agar dapat bergerak dengan bebas.

• Mencoba menciptakan udara yang bergerak dengan adanya penambahan elemen vegetasi dan air.

• Memperbanyak bukaan pada bagian utara dan selatan untuk memaksimalkan penghawaan alami

IV.2.5 ANALISIS KEBISINGAN

Ket:

: Kebisingan tinggi

: Kebisingan rendah

Kebisingan bagian barat dan selatan cukup tinggi sehingga diperlukan peredam kebisingan atau meletakkan bagian servis atau ruangan yang tidak membutuhkan keheningan.

Kebisingan baian timur dan utara cukup rendah sehingga baik diletakkan ruangan yang membutuhkan ketenangan.

SITE


(58)

Tabel 4.1 cara meredam bising

Cara

Jenis

Sifat

Kelemahan

Keterangan

Bangunan

menjauhi

kebisingan

Ruang luar

Melemahkan

Menghabiskan

jarak antara

bangunan dengan

sumber

kebisingan

Sebagai

ruang

peralihan

Menggunaka

n

Vegetasi

Meredam

Membufer hawa

alami dan view

dari luar site

Dimulai dari

area

terdekat

dengan

kebisingan

Buffer

Pagar

Memantulkan

monumen

Memantulkan

bangunan

Memantulkan

Kontur

tanah

Meredam dan

memantulkan

Menambah biaya

dan kerumitan

konstruksi

Mengelompo

k kan

kebisingan

Ruang dalam melemahkan

Penzoningan

terbatas

-

Penyelesaian

teknis

Bahan

bangunan

Memantulkan

meredam

Peralatan yang

mahal

Pada

selubung

bangunan

Suara musik

dan air

melemahkan

Pada areal

taman

IV.3 ANALISIS ORGANISASI RUANG

Secara Umum: PENDIDIKAN REKREASI OUTDOOR REKREASI INDOOR PARKIR MAIN ENTRANCE PENGELOLA


(59)

L

Secara Khusus: REKREASI

PENGELOLA R.ME

GUDANG PERALATAN

MESS KARYAWAN

SIDE ENTRANCE

PARKIR

PRODUKSI +PENGEPAKAN

EXHIBITION

PAMERAN BAZAAR

R.SEMINAR

ENTRANCE RETAIL JAJANAN RETAIL SUVENIR

CAFETARIA

KAFE KOPI BUTIK KOPI

TOILET

R.ADMINISTRASI R.SEKRETARIS R.PIMPINAN

R.RAPAT

R.STAFF AHLI R.ISTIRAHAT GUDANG TOILET


(60)

PABRIK

PENELITIAN

ENTRANCE LOBBY

R.KARYAWAN

ENTRANCE PENGERINGAN PEMILIHAN BIJI KOPI

PENYANGRAIAN PENGGILINGAN PENGEPAKAN

LOADING DOCK GUDANG

ENTRANCE LOBBY R.PELATIHAN

TOILET

R.PENITIPAN BARANG PERPUSTAKAAN

R.FOTOKOPI AREA PEMBIBITAN GUDANG


(61)

FASILITAS PENUNJANG

IV.4 ANALISIS KEBUTUHAN RUANG

NO RUANG KAPASI

TAS

KUANTI TAS

STANDAR TOTAL (m2

SBR )

K. Pengelola 1. Penerima

-Hall main entrance - Informasi - Security Desk -R.duduk 30 org 2 org 2 org 25 org 1 1 1 1

1,5m2/org 4 m2 4 m

/org

2

/org 0,5 m2

45 /org 8 8 12,5 NAD

2. Kantor komisaris & Direktur Perusahaan -R. Komisaris -R.Direktur -R.Sekretaris 1 org 2org 1org 1 1 1 14m2 7,5 m /org 2 7,5 m /org 2 /org 14 15 7,5 WBDG

3. Kantor Manajer R.Manajer: - Produksi -Jaminan Kualitas

2 org 6 14 m2/org 84

WBDG ENTRANCE MUSHOLA T.WUDHU R.INFORMASI RESEPSIONIS ATM ENTRANCE TELEPON UMUM HALL


(62)

-Kepersonaliaan -Keuangan -Marketing&Cust omer Service -Perawatan Fasilitas 4. -R. Asisten

-R.Tata Usaha -R.Teknisi -R.OB/cleaning service -R.Laboratorium -R.Rapat Direksi -R.Istirahat Kantor -R.Fotokopi 2org 6org 3org 5org 5org 20org 20org 2org 6 1 1 1 1 1 1 1

7,5 m2 7,5 m /org 2 7,5 m /org 2 2,5 m /org 2 /org 24,5m 2 m 2 2 4 m /org 2 /org 10m 90 2 45 22,5 12,5 122,5 40 80 10 WBDG NAD NAD NAD NAD NAD 5. Toilet

Toilet Pria -kloset/WC -urinoir -westafel Toilet Wanita -kloset/WC -westafel Janitor 1org 1org 1org 1org 1org 2org 4 4 4 4 4 2 1,2m 0.64m 2 0.4m 2 2 1,2m 0,4m 2 0,95m 2 2 4,8 2,56 1,6 12 4 1,9 MEEB STUI Pabrik

6. -R.Resepsionis -R.Tunggu Tamu Gudang: -Loading Dock -R.Penyimpanan Area kerja: -Pengeringan -Pemilihan biji kopi -Penyangraian -Penggilingan -Pengepakan 4org 20org 20 6 1 10 10 10 10 1 1 4 2 1 1 1 1 1

2 m2 2 m /org 2 /org 100m 230m 2 2 500m 30 m 2 2 /org 20 m2 20 m /org 2 30 m /org 2 8 /org 40 400 460 500 300 200 200 300 NAD NAD WBDG WBDG ASUMSI NAD ASUMSI ASUMSI ASUMSI Gedung Utama

7. -Hall penerima -Retail Jajanan -Retail Cindermata Cafetaria : -R.duduk -R.dapur -Gudang 30 org 5 5 100org, @1meja =4org, 25 meja 1 2 2 1 1 1

1,5 m2 15m

/org 15 m

2 2

4 m2/meja

20%r.dduk 50%l.dapur 45 30 30 100 20 50 NAD ASUMSI ASUMSI NAD


(63)

8. Butik Kopi -R.Display -Kasir 25 2 1 1

10 m2 2 m /org 2 /org 250 4 ASUMSI

9. Kafe Kopi -R.duduk -Meja Bar -Dapur -Gudang 100org, @1meja =4org,25 meja 10org 1 1 1 1

4m2/meja

2 m2

20%r.dduk /org 50%l.dapur 100 20 20 50 ASUMSI

10. -R.Pameran -R.Bazaar -Kelas studi R.Perpustakaan: -rak buku -r.baca -r.fotokopi -r.penitipan barang -museum 100 50 jilid/ m 50 2 2 1 3 1000 Jilid 1 1 1 1 50m 2m 2 50m 2 2

2m2/rak

3m2 6m /org 5m 2 2

360 m

100 2 200 150 20 150 6 5 360 NAD ASUMSI

11. Toilet Toilet Pria -kloset/WC -urinoir -westafel Toilet Wanita -kloset/WC -westafel Janitor 1org 1org 1org 1org 1org 2org 5 5 5 5 5 2 1,2m 0.64m 2 0.4m 2 2 1,2m 0,4m 2 0,95m 2 2 6 3,2 2 6 2 1,9 MEEB STUI

12. Exhibition -R.exhibition -R.Tunggu -R.Tiket -R.Proyektor -Toilet 100org 100org 2org 2org 1 1 1 1 2 10m 1 m

2 2 4 m /org 2 10 m /org 2 12 m /org 2 1000 100 8 20 24 ASUMSI Penginapan 13. Tipe standar

-k.tidur -teras -toilet Tipe Family -k.tidur -teras -toilet 10 10 10 10 10 10 16m 8m 2 6m 2 2 20m 12m 2 6m 2 2 160 80 60 200 120 60 ASUMSI Wisata outdoor 14. -Kebun Kopi

-gazebo 1 5 10000m 6m 2 10000 2 30 ASUMSI


(64)

-plaza 2 20m2 40 Sub Total

Sirkulasi 20% Total

16683, 46 3336,6 92 20020, 152 Sumber; Hasil Olah Data Primer


(65)

(66)

BAB V

KONSEP PERANCANGAN

V.1.Konsep Dasar

Adapun konsep dasar dari perancangan Agrowisata Kopi adalah menciptakan bangunan yang multifungsi (pusat rekreasi,pendidikan,dan pengolahan) agar menjadi salah satu alternatif aktivitas, yakni wisata dengan menerapkan tema arsitektur ekologi dalam bangunan yang ramah lingkungan.

Adapun hal-hal utama yang akan diterapkan pada bangunan Agrowisata Kopi adalah:

Konservasi energi

Bangunan seharusnya meminimalkan penggunaan kebutuhan akan energi. Pendayagunaan alam sebagai sumber energibagi keperluan pengolahan kopi dan rekreasi.Memanfaatkan limbah sebaik-baiknya seperti dengan manjadikan limbah sebagai sumber energi biogas atau pupuk.

Bekerja sama dengan iklim

Bangunan bekerja sama dengan iklim dan sumber energialam.Memanfaatkan energiyang tersedia di alamseperti matahari, angin, hujan, dan air.Pencahayaan alami pada siang hari.

Penghawaan alami

Bangunan mengoptimalisasi penghawaan alami. Lokasi yang berada pada dataran tinggi dengan temperatur yang sedang sekitar 22-28oC, terlebih masih banyaknya lahan hijau disekitar lokasi yang mendukung sehingga udara terasa sejuk. Maka tidak dibutuhkan penghawaan buatan seperti AC.

V.2.Konsep Peletakan Massa

Massa bangunan yang akan dirancang berupa multimassa karena faktor lahan yang mencukupi dan sifat proyek yang berfungsi sebagai tempat wisata, peletakkan massa bangunan harus dinamis, sehingga memerlukan variasi antara bangunan dan ruang terbuka hijau lebih banyak lagi. Bangunan-bangunan akan berorientasi ke plaza, tempat berkumpul pengunjung.


(67)

V.3 KONSEP ZONING RUANG LUAR

Gambar 5.1 peletakkan massa

Gambar 5.2 zoning ruang luar

KET: A= Gedung Utama B= Pabrik Kopi C= Rumah kaca D= Mess Karyawan E= Kandang Luwak

KET: A= Gedung Utama B= Pabrik Kopi C= Rumah kaca D= Mess Karyawan E= Kandang Luwak


(68)

Keterangan:

: Publik, terdiri dari parkir, plaza, Gedung utama dan

fasilitas penunjang

:Semi publik, terdiri dari pabrik pengolahan

:Privat, merupakan bangunan mess karyawan

V.4 KONSEP SIRKULASI LUAR BANGUNAN

V.5 KONSEP GUBAHAN MASSA

Konsep gubahan massa bangunan sesuai tema Arsitektur Ekologi,

saya mengaplikasikannya pada atap bangunan yg tropis agar suhu dalam

ruangan lebih sejuk sehingga tidak membutuhkan penghawaan buatan,

dengan variasi cor beton untuk green roof pada sebagian bangunan, dan

variasi penggunaan solar sel dan akrilik pada bangunan pabrik. Bangunan

sendiri berbentuk sederhana dengan bukaan yg cukup banyak agar

KET: : SIRKULASI KENDARAAN RODA 4

: SIRKULASI PEJALAN KAKI

: SIRKULASI KENDARAAN RODA 4

:

SIRKULASI SERVIS


(69)

memaksimalkan cahaya masuk ke ruangan untuk menghemat penggunaan

listrik.

V.6 KONSEP EKOLOGI PADA BANGUNAN

Penggunaan green roof sebagai atap bangunan yang dimaksudkan untuk mengganti area hijau yang telah dirusak/dibangun. Selain itu, green roof ini bertujuan untuk menampung air hujan dan mengalirkannya ke underground water tank yang nantinya akan dapat digunakan sebagai sumber air cadangan untuk keperluan utilitas/sanitasi bangunan dan keperluan penyiraman tanaman sekitar site.

Penggunaan kaca dan ventilasi pada dinding pabrik untuk sirkulasi udara dan cahaya alami

Penggunaan kaca pada dinding untuk memaksimalkan pencahayaan alami

Penggunaan solar sel pada atap bangunan sebagai cadangan energi listrik untuk pabrik

Gambar 5.5 green roof Gambar 5.4 gubahan massa bangunan


(70)

Penggunaan atap photovoltaic sebagai double roof dimaksudkan untuk menyediakan energy cadangan untuk dipakai oleh bangunan dalam rangka mengurangi ketergantungan terhadap listrik Negara maupun mesin bertenaga solar

Penggunaan paving block yang ramah lingkungan pun sangat

membantu seperti grass block.

Gambar 5.7 sistematik atap photovoltaic Gambar 5.6 bangunan dengan atap photovoltaic

Gambar 5.8 grass block concept


(71)

V.5 KONSEP UTILITAS

Skematik Instalasi air penyiraman tanaman

Air Hujan

Sungai Buatan/Danau

Pompa Hisap Pompa Tekan

Tanaman Tanki Air

Skematik Instalasi Air Bersih

Sumur Bor

Raw tank Raw water

Tangki Air

Distributor Air

Tiap Bangunan

Skematik Pembuangan Air Kotor

Air Kotor Berlemak Penangkap Lemak

Air Kotor

Bak Kontrol


(72)

Aeration tank

Septictank

Sludge Tank


(73)

BAB VI

HASIL PERANCANGAN

VI.1 HASIL PERANCANGAN


(74)

(75)

(76)

(77)

(78)

(79)

(80)

(81)

(82)

(83)

(84)

(85)

(86)

(87)

(88)

(89)

(90)

(91)

(92)

(93)

(94)

PERSPEKTIF RUANG LUAR


(95)

SUASANA RUANG DALAM


(96)

MAKET


(97)

(1)

(2)

PERSPEKTIF RUANG LUAR


(3)

SUASANA RUANG DALAM


(4)

MAKET


(5)

(6)

Brown A. 2008. Understanding Food: Principles and Preparation. Thomson Learning: AS. Halaman: 518-521.

Duff RL. 2006.

Kabupaten Dairi, Badan Pusat Statistik.2011.Kabupaten Dairi dalam Angka 2011. Sidikalang. BPS

American Dietetic Association Complete Food and Nutrition Guide. John

Wiley & Sons, Inc: Kanada. Halaman: 167-169.

Neufert, Ernst . 1990. Data Arsitek Jilid 1 . terjemahan oleh Sjamsu Amril . Jakarta . Erlangga

web.ipb.ac.id

pada 14 Mei 2012.