Analisis Kelayakan Usahatani Tanaman Anggrek di Kota Medan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
Anggrek merupakan tanaman bunga hias yang bunganya indah. Anggrek sudah
dikenal sejak 200 tahun lalu dan sejak 50 tahun terakhir mulai dibudidayakan
secara luas di Indonesia.
Sentra tanaman anggrek di Eropa adalah Inggris, sedangkan di Asia adalah
Muangthai. Di Indonesia, anggrek banyak terdapat di Jawa Barat, Jawa Tengah,
Sumatera ataupun di Irian Jaya.
Jenis anggrek yang terdapat di Indonesia termasuk jenis yang indah antara lain :
Vanda tricolor terdapat di Jawa Barat dan di Kaliurang , Vandahookeriana,
berwarna ungu berbintik-bintik berasal dari Sumatera, anggrek ralat atau
Dendrobium phalaenopsis, anggrek bulan atau Phalaenopsis amabilis, anggrek
Paphiopedilun praestans, yang berasal dari Irian Jaya, serta anggrek
Paphiopedilun glaucophyllum yang berasal dari Jawa Tengah. Tanaman anggrek
dapat dibedakan berdasarkan sifat hidupnya, yaitu :
a. Anggrek Ephytisadalah jenis anggrek yang menumpang pada batang pohon
lain tetapi tidak merusak atau merugikan yang ditumpangi. Alat yang dipakai
untuk menempel adalah akarnya, sedangkan akar yang fungsinya untuk
mencarri makanan adalah akar udara.
b. Anggrek


semi

Ephytisadalah

jenis

anggrek

yang

menempel

pada

pohon/tanaman lain yang tidak merusak yang ditumpangi, hanya akar lekatnya

7
Universitas Sumatera Utara


juga berfungsi seperti akar udara yaitu untuk mencari makanan untuk
berkembang.
c. Anggrek Terrestrisadalah jenis anggrek yang hidup di atas tanah.
Tanaman Anggrek dapat tumbuh pada berbagai ketinggian tempat. Tanaman ini
dapat tumbuh mulai dari 0 hingga 5.000 m di atas permukaan air laut. Jenis
anggrek yang tumbuh pada dataran rendah (0-300 m di atas permukaan laut)
antara lain Acampe praemorsa, Cymbidium aloifolium, Pholidota imbricata, dan
Vanda roxburghii. Sedangkan jenis anggrek dataran tinggi (ketinggian 3.5005.000 m di atas permukaan laut) antara lain Bulbophyillum retusiusculum,
Habenaria cumminsiana, Herminium longilobatum, Nervilia macroglossa,
Pleione maculata dan sebagainya.
Struktur morfologi tanaman anggrek, terutama bunganya sangat menarik.
Tanaman ini merupakan tanaman herba tahunan, yang tumbuh pada beberapa
kondisi iklim yang beragam. Jenis anggrek ada yang hidup di semak-semak atau
pohon-pohonan yang disebut anggrek liar, ada yang hidup di batuan dan disebut
litofit, ada yang hidup di tanah atau yang disebut terestrial, yang hidup di sisa-sisa
tanaman adalah epifit, sedangkan yang tumbuh di air seperti Cryptanthemis dan
Rhizanthella dinamakan semiakuatik. Tanaman anggrek tidak bersifat parasit,
sehingga tidak merugikan tanaman lainnya. Tanaman ini mencukupi kebutuhan
makanan untuk dirinya sendiri dari proses fotosintesis, dan bahkan tahan hidup
berbulan-bulan walaupun tanpa perawatan.

Budidaya tanaman anggrek akan berhasil baik bila lingkungan tumbuh alaminya
dapat terpenuhi. Faktor genetik merupakan faktor yang penting dalam

8
Universitas Sumatera Utara

pertumbuhan dan pembungaan. Namun demikian, faktor lingkungan juga ikut
menetukan keberhasilan budidaya tanaman anggrek. Beberapa faktor lingkungan
yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman ini ialah temperatur,
kelembapan dan sinar matahari (Ashari, 1995).
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Ilmu Usahatani
Ilmu

usahatani

adalah

ilmu


yang

mempelajari

bagaimana

seseorang

mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan dan alam
sekitarnya sebagai modal sehingga memberikan manfaat yang sebaik-baiknya.
Sebagai ilmu pengetahuan, ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari
cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan
penggunaan faktor-faktor produksi seefektif dan seefisien mungkin sehingga
usahatersebutmemberikanpendapatansemaksimal mungkin(Suratiyah, 2008).
Nilai Penyusutan Alat(NPA), merupakan nilai yang terdapat pada suatu alat
dengan melihat harga awal dari barang tersebut, harga akhir, lama pemakaian, dan
jumlah barang tersebut.
NPA =

����� ����−����� �����

���� ���������

x Jumlah Alat

Biaya Penyusutan Alat (BPA), merupakan biaya yang terdapat pada suatu alat
dengan melihat nilai produksi cabang usahatani, total nilai produksi dan nilai
penyusutan alat.
BPA =

����� �������� ������ ��������� (�,��,���)
����� ����� ��������

x NPA

(Prawirokusumo, 1999).

9
Universitas Sumatera Utara

2.2.2 Teori Penerimaan dan Pendapatan

Penerimaan merupakan jumlah kuantitas hasil produksi dikalikandengan harga
dari kuantitas yang dihasilkan tersebut yang dinyatakan dalam bentuk rumus
sebagai berikut :

TR = Y. Py
Keterangan :
TR

= Total Penerimaan

Y

= Jumlah Produksi

Py

= Harga Produk (Rp)

(Soekartawi, 2002).
Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dengan total biaya produksi.

Pendapatan bersih atau keuntungan petani tergantung dua faktor utama yaitu
penerimaan dari biaya usaha tani. Untuk mengetahui keuntunganatau pendapatan
bersih maka dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
Π = TR – TC
Keterangan :
Π

= Keuntungan

TR

= Total Penerimaan

TC

= Total Biaya

(Assuari, 1996).

10

Universitas Sumatera Utara

2.2.3 Analisis Kelayakan Usahatani Tanaman Anggrek
Kelayakan usaha dapat melihat kelayakan dari suatu gagasan yang berasal dari
pengusaha

secara

individu.

Kelayakan

usaha

dapat

diketahui

dengan


menggunakan 2 kriteria umum dikenal sebagai berikut : R/C, dan BEP.
R/C adalah singkatan dari retrun cost ratio, atau dikenal sebagai perbandingan
atau nisbah antara penerimaan dan biaya. Secara matematika dapat dituliskan
sebagai berikut :
Net R/C =
Keterangan :
R

= Penerimaan

C

= Biaya

���������������
����������

(Soekartawi, 1994).
Kriteria Penilaian :
R/C > 1 berarti usaha sudah dijalankan secara efisien.

R/C = 1 berarti usaha yang dijalankan dalam kondisi

titik impas/Break

Event Point (BEP).
R/C ratio < 1 usaha tidak menguntungkan dan tidak layak( Soekartawi, 1994 ).
Analisis break even adalah suatu teknik analisis untuk mempelajari hubungan
antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan. Yang dapat
dirumuskan sebagai berikut :
a. BEP Produksi
BEP =

��

�−��

11
Universitas Sumatera Utara

Keterangan :

BEP

= Break Even Point

FC

= Fixed Cost

VC

= Variabel Cost

P

= Price per unit

b. BEP Harga
BEP =

��

�/��

Keterangan :
BEP

= Break Even Point

TC

= Total Cost

P

= Price per unit

2.2.4 Studi Kelayakan
Studi kelayakan adalah sebuah studi untuk mengkaji secara komprehensif dan
mendalam terhadap kelayakan sebuah usaha. Layak atau tidak layak
dijalankannya sebuah usaha merujuk pada hasil perbandingan semua faktor
ekonomi yang akan dialokasikan ke dalam sebuah usaha atau bisnis baru dengan
hasil pengembaliannya yang akan diperoleh dalam jangka waktu tertentu
(Johan, 2011).
Mennurut Ibrahim (2009), studi kelayakan juga sering disebut dengan feasibility
study merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah
menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha/proyek yang direncanakan.
Pengertian layak dalam penilaian ini adalah kemungkinan dari gagasan

12
Universitas Sumatera Utara

usaha/proyek yang akan dilaksanakan memberikan manfaat (benefit), baik dalam
arti financialbenefit maupun dalam arti social benefit. Layaknya suatu gagasan
usaha/proyek dalam arti social benefit tidak selalu menggambarkan layak dalam
arti financial benefit, hal ini tergantung dari segi penilaian yang dilakukan.
2.3 Penelitian Terdahulu
Sulistiyani (1995) dengan judul “Pengusahaan Anggrek di PT. Lawang Kencana
Indah, Cimanggis, Bogor”.Dari penelitian tersebut diperoleh hasil penelitian
bahwa Analisis kelayakan usahatani anggrek potong untuk luasan lahan 1.500 m2
menunjukkan usaha tersebut layak, dengan nilai NPV sebesar Rp 82.526.630 dan
Net B/C sebesar 1,96.
Menurut penelitian Zulkarnain (2009) dengan judul “Analisis Finansial terhadap
Budidaya Tanaman Anggrek”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kriteria
kelayakaninvestasi terhadap perubahan penawaran segmentasi umur anggrek yang
dilakukan oleh Permata Anggrek. Perubahan segmentasi dilakukan berdasarkan
meningkatnya permintaan terhadap anggrek dengan segmentasi umur dewasa
danberbunga namun belum dapat dipenuhi oleh Permata Anggrek. Hasil
penelitian inimenyatakan perubahan segmentasi umur budidaya yang dilakukan
oleh PermataAnggrek telah memenuhi kriteria kelayakan investasi. Adapun
interpretasi dariangka-angka tersebut adalah: NPV sebesar Rp 75.320.472, nilai
NPV tersebutlebih besar dari nol maka nilai NPV tersebut dinyatakan layak; nilai
IRR sebesar51 persen, nilai tersebut dikatakan layak karena nilai IRR tersebut
lebih besar daritingkat bunga diskontonya sebasar 14 persen; Net B/C sebesar
2,63 menunjukkansetiap satu rupiah yang dikeluarkan sebagai biaya akan
mendapatkan manfaatsebesar Rp 2,63 dan dinyatakan layak karena nilainya lebih

13
Universitas Sumatera Utara

dari satu; PP yangdiperoleh sebesar 0,32 menunjukkan pengembalian modal
investasi selama tigabulan lebih.
2.4 Kerangka Pemikiran
Petani anggrek sebagai pelaksana dalam usahatani mengharapkan produksi yang
besar

agar

memperoleh

penerimaan

yang

besar

pula.

Produksi

akan

mempengaruhi penerimaan usahatani tanaman anggrek melalui tingkat harga.
Usahatani tanaman anggrek merupakan usaha yang dilakukan oleh petani anggrek
dengan mengelola input produksi yang dibutuhkan dalam melakukan proses
produksi untuk menghasilkan tanaman anggrek.
Untuk mendapatkan hasil produksi yang tinggi sesuai yang diharapkan oleh petani
diperlukan faktor-faktor produksi. Faktor produksi adalah input produksi seperti,
luas lahan, benih, modal, pupuk, dan tenaga kerja yang akan menjadi komponen
biaya produksi dalam pengelolaan usahatani anggrek. Pada umumnya pengelolaan
input yang baik akan menghasilkan produksi yang besar.
Harga jual dapat mempengaruhi jumlah penerimaan yang diperoleh pemilik
usahatani. Hasil produksi dikalikan dengan harga jual disebut total penerimaan.
Besar kecilnya penerimaan dalam usahatani diperoleh petani dari hasil
penjualannya.
Penerimaan yang besar belum tentu mencerminkan keberhasilan petani dalam
melaksanakan usahataninya, karena penerimaan merupakan pendapatan kotor dari
usahatani selama satu periode. Dalam usahatani biaya usahatani harus
diperhitungkan baik biaya tetap maupun biaya variabel.

14
Universitas Sumatera Utara

Penerimaan, biaya, dan pendapatan yang diperoleh dapat dijadikan acuan dalam
melihat apakah usahatani anggrek tersebut layak atau tidak layak untuk
diusahakan.
Selanjutnya akan dilakukan analisis kelayakan ekonomis yang bertujuan untuk
mengetahui kelayakan usahatani tanaman anggrek. Adapun kriteria yang dipakai
dalam penelitian ini antaralain NetR/C Ratio, BEP.
Usahatani anggrek di daerah penelitian layak atau tidak layak diusahakan dan
dikembangkan di daerah penelitian dapat diketahui melalui analisis kelayakan
usahatani.

15
Universitas Sumatera Utara

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

Petani Anggrek
Input

Usahatani Anggrek
Ketersediaan
Input
Hasil Produksi
Harga Jual
Penerimaan
Biaya
Produksi
Pendapatan

Analisis
Kelayakan
Ekonomis

Keterangan :
= Menyatakan Hubungan
= Menyatakan Pengaruh

16
Universitas Sumatera Utara

2.4 Hipotesis Penelitian
Sesuai dengan identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian
sebagai berikut :
1. Penerimaan, dan pendapatan lebih besar dibandingkan biaya produksi
usahatanitanaman anggrek di daerah penelitian.
2. Usahatani tanaman anggrek di daerah penelitian layak diusahakan.

17
Universitas Sumatera Utara