Analisis Peran Perbankan Dalam Menggerakan Sektor Ekonomi Unggulan di Sumatera Utara

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Perbankan
Perbankan adalah lembaga keuangan yang berperan sangat vital dalam
aktifitas perdagangan internasional serta pembangunan nasional. Istilah perbankan
terbentuk dari kata dasar bank yang berasal dari bahasa italia banco yang
mempunyai makna bangku atau meja. Pengertian meja dalam hal ini karena pada
zaman dulu transaksi penukaran uang pertama kali dilakukan di atas sebuah meja
dan kegiatan tersebut lalu timbulah istilah banco. Selanjutnya semakin
berkembang bank tidak hanya digunakan sebagai tempat penukaran uang semata,
bank difungsikan para pencinta emas dengan menyediakan jasa menyimpan uang
emas dan perak untuk tindakan pencurian. Setelah itu bank terus berkembang
menjadi tempat menabung, investasi, deposito, peminjaman, dan lain sebagainya.
Bank diartikan sebuah lembaga keuangan umum yang didirikan dengan
kewenangan untuk menerima simpanan, pinjaman, dan menerbitkan uang.
Pada dasarnya perbankan adalah sumbu tempat berputar sistem keuangan
dari suatu lingkungan kehidupan masyarakat tertentu. Biasanya lingkungan
kehidupan masyarakat tersebut berupa negara, tetapi kadang kala menjangkau
antar negara disebabkan lajunya arus informasi terutama di era globalisasi ini.
Bank utama yang merupakan centra, yakni sumbu tempat berputar tersebut di

setiap negara adalah bank sentral, didampingi oleh bank-bank umum komersial
maupun bank-bank syariah, dikatakan sebagai sumbu tempat berputar sistem

9
Universitas Sumatera Utara

keuangan karena bank ini merupakan suatu lembaga keuangan tempat
penyimpanan dana atau uang dari perusahaan-perusahaan, baik perseorangan
maupun lembaga pemerintah dan swasta. Selanjutnya dana atau uang tersebut
berproses dengan suatu sistem yang diperlukan, yakni mekanisme pemasukan
dana atau uang maupun pengeluarannya berupa kegiatan perkreditan dan jasa
dalam ruang lingkup yang cukup luas serta bervariasi diseluruh sektor
perekonomian di dalam kehidupan bermasyarakat (Chainur Arrasjid,2011).
Menurut Prof. G.M. Verryn Stuart,
mengatakan “bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan
kebutuhan kredit, baik dengan alat - alat pembayaranya sendiri atau uang
yang diperolehnya dari orang lain, maupun jalan memperoleh alat - alat
penukar berupa giral”
Pada dunia ekonomi modern saat ini, dapat dilihat dari semakin maraknya
minat masyarakat untuk menyimpan, berbisnis, bahkan sampai berinvestasi

melalui perbankan. Hal ini menyebabkan semakin maraknya dunia perbankan
yang dapat dilihat dari tumbuhnya bank - bank swasta baru walaupun pemrintah
semakin memperketat regulasi pada dunia perbankan.
Dunia perbankan kini menjadi hal yang tidak bisa dipisahkan dari kebutuhan
manusia sehari - hari. Jika dulu bank hanya dikenal sebagai tempat menabung atau
mencari uang, kini telah berkembang menjadi lembaga untuk meminjam uang dan
investasi. Perbankan memiliki peranan yang cukup penting bagi mereka yang
menekuni dunia bisnis dalam perekonomian.
Sumber dana bank merupakan dana yang diperoleh oleh bank, baik
bersumber dari bank itu sendiri, maupun dana dari lembaga keuangan lainnya,

10
Universitas Sumatera Utara

seperti Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Sesuai defenisi tersebut, maka
sumber dana bank terdiri atas tiga sumber :
1

Dana yang bersumber dari masayarakat
Dana tersebut merupakan dana yang dihimpun oleh bank yang berasal dari

kegiatan pasifnya, yaitu menghimpun dana dari masyarakat baik dalam
bentuk giro tabungan dan deposito

2

Dana yang berasal dari bank itu sendiri (Dana Pihak Pertama)
Perolehan dana dari sumber bank itu sendiri (modal sendiri) maksudnya
adalah dana yang diperoleh dari dalam bank. Perolehan dana ini biasanya
digunakan apabila bank mengalami kesulitan untuk memperoleh dana dari
luar. Adapun pencarian dana yang bersumber dari bank itu sendiri terdiri
dari :
a Setoran modal dari pemegang saham merupakan modal dari para
pemegang saham lama atau pemegang saham baru.
b Cadangan laba merupakan laba yang setiap tahun dicadangkan oleh bank
dan sementara waktu belum digunakan.
c Laba bank yang belum dibagi merupakan laba tahun berjalan tapi belum
dibagikan kepada para pemegang saham.

3


Dana yang bersumber dari lembaga lain (dana pihak kedua)
Sumber dana ini merupakan tambahan jika bank mengalami kesulitan dalam
pencarian sumber dana pertama dan kedua di atas. Adapun dana tersebut
ialah

11
Universitas Sumatera Utara

a. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), merupakan kredit yang
diberikan Bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami kesulitan
likuiditasnya.
b. Antar bank (call money), biasanya pinjam ini diberikan kepada bankbank yang mengalami kalah kliring di dalam lembaga kliring dan tidak
mampu untuk membayar kekalahannya. Pinjaman ini bersifat jangka
pendek dengan bunga yang relatif tinggi dibandingkan dengan pinjaman
lainnya.
c. Pinjaman dari bank-bank luar negeri, merupakan pinjaman yang
diperoleh perbankan dari pihak luar negeri.
d. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), dalam hal ini pihak perbankan
menerbitkan SBPU kemudian diperjualbelikan kepada pihak yang
berminat, baik perusahaan keuangan maupun non keuangan. SBPU

diterbitkan dan ditawarkan dengan tingkat suku bunga sehingga
masyarakat tertarik untuk membelinya.
2.2 Peran dan Fungsi Perbankan
Bank merupakan lembaga keuangan

yang sangat

penting dalam

perekonomian, terutama dalam sistem pembayaran moneter. Secara umum, bank
didefinisikan sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah
menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
serta memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Menurut
undang-undang No 10 tahun 1998 tentang Perbankan, bank didefinisikan sebagai
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

12
Universitas Sumatera Utara

menyalurkan kembali dalam bentuk pinjaman (kredit), dan bentuk lainnya dengan

tujuan untuk meningkatkan taraf hidup orang banyak.
Secara spesifik, bank sangat dibutuhkan dalam pembangunan karena
fungsinya yang dapat melaksanakan fungsi intermediasi bagi seluruh pelaku
ekonomi yang kelebihan dana (surplus sector ), dimana dalam hal ini bank
menjadi tempat penyimpanan dana-dana produktif mereka, yang selanjutnya
dimanfaatkan perbankan dengan menyalurkannya dalam bentuk kredit guna
membiayai berbagai kebutuhan para pelaku ekonomi lainya yang kekurangan
dana (deficit sector ), baik untuk keperluan konsumsi, modal kerja, dan untuk
modal investasi.
Stuart dalam Anonim (2009) mendefinisikan
Bank sebagai badan usaha yang bertujuan untuk memuaskan kredit, baik
dengan alat pembayarannya sendiri atau uang yang diperolehnya dari pihak
lain maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar baru berupa
uang giral. Dengan demikian bank merupakan perantara keuangan (financial
Intermediaries), sehingga menimbulkan interaksi antara kreditor dan
debitur.
Berdasarkan kutipan di tas jelaslah bahwa bank dapat melaksanakan fungsi
intermediasi bagi seluruh pelaku ekonomi yang kelebihan dana (surplus sector ).
Bank dapat menjadi tempat penyimpanan dana-dana produktif, selanjutnya
bank memanfaatkannya dengan menyalurkannya dalam bentuk kredit guna

membiayai berbagai kebutuhan para pelaku ekonomi lainya.
Menurut George (2008) :
Bank memiliki tiga karekteristik khusus yang berbeda dengan lembaga
keuangan lainnya, pertama , terkait dengan fungsi bank sebagai lembaga
kepercayaan untuk menghimpun dana masyarakat, baik dalam penciptaan
uang dan mekanisme sistem pembayaran dalam perekonomian. Keberadaan

13
Universitas Sumatera Utara

perbankan memungkinkan berbagai transaksi keuangan dan ekonomi dapat
berlangsung dengan cepat, aman dan efisien. Kedua , sebagai lembaga
intermediasi keuangan, perbankan berperan khusus dalam memobilisasi
simpanan masyarakat untuk disalurkan dalam bentuk kredit dan pembiayaan
lain kepada dunia usaha. Ketiga , sebagai lembaga penanaman asset
finansial, bank memiliki peran penting dalam pengembangan pasar
keuangan, terutama pasar uang domestik dan valuta asing, bank berperan
dalam mentransformasikan asset finansial seperti simpanan masyarakat
kedalam bentuk finansial asset lain yaitu kredit dan surat-surat berharga
yang dikeluarkan pemerintah dan Bank Sentral.

Dapat disimpulkan bahwa bank sebagai lembaga keuangan memiliki
perbedaan dengan lembaga keuangan lainnya yakni fungsi bank sebagai lembaga
kepercayaan untuk menghimpun dana masyarakat, sebagai lembaga intemediasi
keuangan dan sebagai lembaga penanaman asset financial.
Adapun fungsi bank secara umum adalah sebagai berikut:
1.

Penghimpun dana untuk menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dana
maka bank memiliki beberapa sumber yang secara garis besar ada tiga
sumber, yaitu:
a. Dana yang bersumber dari bank sendiri yang berupa setoran modal waktu
pendirian.
b. Dana yang berasal dari masyarakat luas yang dikumpulkan melalui usaha
perbankan seperti usaha simpanan giro, deposito dan tabanas.
c. Dana yang bersumber dari Lembaga Keuangan yang diperoleh dari
pinjaman dana yang berupa Kredit Likuiditas dan Call Money (dana yang
sewaktu-waktu dapat ditarik oleh bank yang meminjam) dan memenuhi
persyaratan.

2.


Penyaluran dana-dana yang terkumpul oleh bank disalurkan kepada

14
Universitas Sumatera Utara

masyarakat dalam bentuk pemberian kredit, pembelian surat-surat berharga,
penyertaan, pemilikan harta tetap.
3.

Pelayan Jasa Bank dalam mengembangkan tugas sebagai “pelayan lalulintas pembayaran uang” melakukan berbagai aktivitas kegiatan antara lain
pengiriman uang, inkaso, cek wisata, kartu kredit dan pelayanan lainnya.

Selain fungsi utama, ada beberapa fungsi perbankan lainnya, antara lain :
Berdasarkan Perundang-Undangan Pasal 3 UU No.7 Tahun 1992, yaitu :
1.

Bank sebagai penyalur kredit, baik kredit produktif maupun kredit
konsumtif. Dana yang digunakan untuk menyalurkan kredit tersebut berasal
dari dana pihak ketiga, berupa tabungan, giro dan deposito maupun dana

bank itu sendiri.

2.

Bank sebagai lembaga yang melancarkan transaksi perdagangan dan
pembayaran.
Bank indonesia (2006), mengategorikan fungsi bank sebagai financial

intermediaries ini kedalam tiga hal, pertama , sebagai lembaga yang menghimpun

dana ke masyarakat dalam bentuk simpanan, kedua , sebagai bank yang
menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit, ketiga , melancarakan
transaksi perdagangan dan peredaran uang di masyarakat yang bertujuan
menunjang pelaksanaan pembanguan nasional, dalam rangka meningkatkan
pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan
kesejahteraan rakyat banyak.
Dilihat dari sebagai lembaga intermediasi, fungsi pokok bank umum antara
lain (Latumaerissa, 2011) adalah sebagai agent of trust, agent of Development,

15

Universitas Sumatera Utara

dan agent of Service.
1.

Agent of Trust

Fungsi ini menunjukkan bahwa aktivitas intermediasi yang dilakukan oleh
dunia perbankan dilakukan berdasarkan asas kepercayaan, dalam pengertian
bahwa kegiatan pengumpulan dana yang dilakukan oleh bank tentu harus didasari
rasa percaya dari masyarakat atau nasabah terhadap kredibilitas dan eksistensi
dari masing-masing bank, karena rasa percaya masyarakat tidak akan menitipkan
dananya di bank yang bersangkutan. Kepercayaan itu berkaitan dengan masalah
keamanan dana masyarakat yang ada di setiap bank. Selain itu aspek kepercayaan
itu juga berkaitan dengan kemampuan nasabah untuk membayar kembali
pinjaman yang telah diterimanya, baik cicilan bunga maupun pengembalian pokok
pinjaman.
2.

Agent of Development

Fungsi ini sangat berkaitan dengan tanggung jawab bank dalam menunjang
kelancaran transaksi ekonomi yang dilakukan oleh setiap pelaku ekonomi. Dalam
kegiatan ekonomi, kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi merupakan satu
kesatuan yang tak terpisah. Semua kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan
uang sebagai alat pembayaran, alat kesatuan hitung, dan alat pertukaran. Karena
hal ini, maka bank sebagai lembaga keuangan tentu mempunyai peran yang sangat
strategis, sehingga dari aspek ini bank berfungsi untuk menjembatani semua
kepentingan pelaku ekonomi dalam transaksi ekonomi yang dilakukan.
3.

Agent of Service

Industri perbankan adalah lembaga yang bergerak di bidang jasa keuangan

16
Universitas Sumatera Utara

maupun jasa nonkeuangan. Sebagai bank, di samping memberikan pelayanan jasa
keuangan sebagaimana kegiatan intermediasi yang selalu dilakukan, maka bank
juga turut serta dalam memberikan jasa pelayanan yang lain seperti jasa transfer
(payment order ), jasa kotak pengaman (safety box), jasa penagihan, atau ( inkaso
collection) yang saat ini telah mengalami perubahan dengan nama city clearing.

Maka dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya bank tidak hanya dipahami dalam
kedudukannya sebagai lembaga intermediasi semata-mata, tetapi juga memiliki
fungsi-fungsi lainnya. Sedangkan dalam menjalankan kegiatannya bank
mempunyai peran penting dalam sistem keuangan secara umum, yaitu :
1. Pengalihan Aset (asset transmutation)
Yaitu pengalihan dana atau aset dari unit surplus ke unit devisit. Dimana
sumber dana yang diberikan pada pihak peminjam berasal dari pemilik dana
yaitu unit surplus yang jangka waktunya dapat diatur sesuai dengan
keinginan pemilik dana. Dalam hal ini bank berperan sebagai pangalih aset
yang likuid dari unit surplus (lender ) kepada unit defisit (borrower ).
2. Transaksi (transaction)
Bank memberikan berbagai kemudahan kepada pelaku ekonomi untuk
melakukan transaksi. Dalam ekonomi modern, transaksi barang dan jasa
tidak pernah terlepas dari transaksi keuangan. Untuk itu produk-produk
yang dikeluarkan oleh bank (giro, tabungan, depsito, saham dan sebagainya)
merupakan pengganti uang dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran.
3. Likuiditas (liquidity)
Unit surplus dapat menempatkan dana yang dimilikinya dalam bentuk

17
Universitas Sumatera Utara

produk-produk berupa giro, tabungan, deposito, dan sebagainya. Produkproduk tersebut masing-masing mempunyai tingkat likuiditas yang berbedabeda. Untuk kepentingan likuiditas para pemilik dana dapat menempatkan
dananya sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya. Dengan demikian
bank memberikan fasilitas pengelolaan likuiditas kepada pihak yang
mengalami surplus likuiditas dan menyalurkannya kepada pihak yang
mengalami kekurangan likuiditas.
4. Efisiensi (efficiency)
Peranan bank sebagai broker adalah menemukan peminjam dan pengguna
modal tanpa mengubah produknya. Di sini bank hanya memperlancar dan
mempertemukan pihak-pihak yang saling membutuhkan. Adanya informasi
yang tidak simetris (asymmetric information) antara peminjam dan investor
menimbulkan masalah insentif. Peran bank menjadi penting untuk
memecahkan masalah insentif tersebut. Untuk itu jelas peran bank dalam hal
ini yaitu menjembatani dua

pihak yang saling berkepentingan untuk

menyamakan informasi yang tidak sempurna, sehingga terjadi efisiensi
biaya ekonomi. Selain itu, bank juga disebut sebagai stabilisator moneter
yaitu bahwa bank mempunyai kewajiban ikut serta menstabilkan nilai tukar
uang, nilai kurs atau harga barang-barang relatif stabil atau tetap, baik
secara langsung maupun mekanisme Giro Wajib Minimum (GWM), Operasi
Pasar terbuka ataupun Kebijakan Diskonto.
Berdasarkan Undang-Undang, struktur perbankan di Indonesia terdiri atas
Bank Umum, jika dilihat dari perkembangan jumlah bank ada kecenderungan

18
Universitas Sumatera Utara

mengalami penurunan, penurunan jumlah bank melalui proses merger atau
resionalisasi dalam menigkatkan sinergi dan skala ekonomi. Dalam perekonomian
modern sektor perbankan telah dikenal sebagai lembaga keuangan sangat strategis
yang mempunyai peran menentukan arah dan perkembangan perekonomian suatu
wilayah atau daerah. Fungsi dan peran perbankan dalam pembangunan tersebut
tercermin dalam berbagai fungsinya, yang secara umum dikatakan sebagai
lembaga keuangan yang dapat menopang kekuatan dan kelancaran sistem
pembayaran dan efektifnya kebijakan moneter pemerintah dalam rangka
mensejahterakan kehidupan ekonomi masyarakat.
Menurut Marsuki (2006) :
Sektor perbankan dalam kerangka teori dan prakteknya mempunyai fungsi
yang beragam, Pertama , sebagai lembaga pencipta uang giral, Kedua ,
mendukung kelancaran mekanisme transaksi pembayaran yang dilakukan
masyarakat, Ketiga , sebagai penghimpun dana simpanan masyarakat,
Keempat, melancarkan transaksi international baik barang/jasa maupun
transaksi modal, Kelima , sebagai tempat menyimpan barang- barang atau
surat berharga masyarakat dan Keenam. membantu melaksanakan jasa - jasa
lainya bagi masyarakat dalam menyelesaikan berbagai persoalan ekonomi
Pertama , sebagai lembaga pencipta uang giral, yang timbul karena

fungsinya sebagai lembaga yang dapat menerima simpanan giro masyarakat yang
dapat ditarik setiap waktu, simpanan masyarakat tersebut dapat dilipatgandakan
perbankan dalam bentuk pemberian kredit yang diberikan kepada nasabah yang
memerlukannya. Saat kejadian tersebut berlangsung maka uang giral sudah
tercipta, atau giral dapat pula terjadi karena adanya hak penarikan kredit (credit
line) dari nasabah, dimana mereka sebenarnya tidak mempunyai simpanan giro.
Kedua , mendukung kelancaran mekanisme transaksi pembayaran yang

19
Universitas Sumatera Utara

dilakukan masyarakat, dalam bentu kliring, tranfer uang, dan penerimaa setoran setoran pemberian fasilitas pembayaran tunai.
Ketiga , sebagai penghimpun dana simpanan masyarakat yang kelebihan

dana yang dapat terdiri dari giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan
dalam bentuk simpanan lainnya yang diizinkan, dan dana-dana tersebut
didistribusikan dalam bentuk kredit untuk berbagai kepentingan dari para nasabah.
Keempat, melancarkan transaksi international baik barang/jasa maupun

transaksi modal. Ini dimungkinkan oleh karena dengan adanya perbedaaan perbedaan penggunaan mata uang, sistem dan waktu dalam bertransaksi
international, sehingga keterlibatan perbankan akan dapat mengatasi masalah
tersebut dengan mudah.
Kelima , sebagai tempat menyimpan barang- barang atau surat berharga

masyarakat agar dapat lebih aman dan terjamin keamanannya.
Keenam. Juga membantu melaksanakan jasa - jasa lainya bagi masyarakat

dalam menyelesaikan berbagai persoalan ekonomi, bisnis dan transaksi lainya,
seperti pembayaran listrik, telepon, pengiriman uang, penggunaan alat transaksi
seperti ATM. Dalam kenyataanya peran sektor perbankan tersebut dalam
perekonomian berkembang secara dinamis sesuai dengan perkembangan
kebutuhan dari berbagai pelaku ekonomi, seperti masyarakat pada umumnya,
termasuk pengusaha, pemerintah maupun pihak - pihak lainya, termasuk
penduduk wilayah atau daerah lainya.

20
Universitas Sumatera Utara

2.3

Kredit

2.3.1 Pengertian Kredit
Kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu credere yang berarti kepercayaan.
Menurut UU No. 10 Tahun 1998 menyebutkan bahwa “kredit adalah penyediaan
uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan
atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan dengan pihak peminjam untuk melunasi utangnya selama jangka
waktu tertentu dengan pemberian bunga”.
Defenisi kredit secara umum merupakan pemberian, baik uang, barang,
maupun jasa yang dilakukan oleh pihak kreditur, yang didasari dengan unsur
kepercayaan kepada debiturnya, serta terdapat kesepakatan antara kreditur dengan
debitur, baik mengenai jangka waktu pengembalian barang, jasa dan uang,
maupun kesepakatan mengenai balas jasa (bunga) yang diperoleh dari operasi
tersebut. Unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit
Menurut Kasmir, (2008) adalah
a. Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan
(berupa uang, barang, jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa
tertentu di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, di mana
sebelumnya sudah dilakukan penelitian penyelidikan tentang nasabah
baik secara interen maupun eksteren. Penelitian dan penyelidikan
tentang kondisi masa lalu dan sekarang terhadap nasabah pemohon
kredit.
b. Kesepakatan
Di samping unsur percaya di dalam kredit juga mengandung unsur
kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit.
Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masingmasing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing.
c. Jangka waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka
waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.

21
Universitas Sumatera Utara

Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka panjang
menengah atau jangka panjang.
d. Risiko
Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu
risiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu
kredit semakin besar risikonya demikian pula sebaliknya. Risiko ini
menjadi tanggungan bank, baik risiko yang disengaja oleh nasabah yang
lalai, maupun risiko yang tidak disengaja. Misalnya terjadi bencana alam
atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan.
e. Balas Jasa Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa
tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk
bunga dan biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank.
Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya
ditentukan dengan bagi hasil.
Pada umumnya pengusaha terutama pengusaha kecil akan kesulitan dalam
mengembangkan usahanya sehingga sulit untuk memperoleh keuntungan yang
besar, hal ini disebabkan modal yang dimiliki kurang dan terbatas. Hal ini dapat
diatasi dengan meminjam kredit kepada bank.
Susilo mengatakan (2010) :
Masalah yang dihadapi masyarakat seperti masyarakat yang bergerak dalam
usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) terutama terbatasnya
permodalan, UMKM membutuhkan dukungan dari lembaga pembiayaan
termasuk perbankan, akan tetapi dari berbagai hasil studi ternyata akses
sebagian besar UMKM terhadap perbankan masih terbatas, hal ini terkait
dari profil dari debitur-debitur usaha skala mikro yang kurang atau tidak
memenuhi persyaratan teknis perbankan.
Terlepas dari profil debitur dan persyaratan teknis perbankan kredit yang
diberikan kepada masyarakat sangat berarti. Seperti disebutkan tugas bank adalah
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada
masyarakat yang memerlukannya.
Kornita (2010) menyebutkan :
Penggunaan dana kredit yang diperuntukkan bagi kegiatan ekonomi secara
tidak langsung akan meningkatkan pendapatan. Hal ini disebabkan dana

22
Universitas Sumatera Utara

yang berasal dari kredit dapat meningkatkan investasi atau peningkatan
usaha pada kegiatan perekonomian dan selanjutnya peningkatan investasi
akan meningkatkan kemampuan kerja sehingga terjadi peningkatan
distribusi pendapatan masyarakat, peningkatan daya beli masyarakat
terhadap barang dan jasa yang diproduksi perekonomian.
Sebagaimana disebutkan di atas dapat dikatakan bahwa masyarakat dapat
memperoleh kredit dari bank yang dapat digunakan sebagai modal untuk usaha
dan industri kecil. Akan tetapi diperoleh kendala sebagaimana yang dikemukakan
Sri Susilo dan Anderson (2007), terbatasnya akses pembiayaan industri kecil
terhadap perbankan terutama masalah persyaratan administrasi perkreditan
dimana pada umumnya industri kecil tidak dapat menyanggupi.Selanjutnya Sri
Susilo dan Anderson menyatakan (2007), Bagi industri kecil yang memperoleh
fasilitas kredit dari perbankan menyatakan bahwa kredit tersebut sangat
bermanfaat bagi pengembangan mereka. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa peran perbankan dalam hal ini fasilitas kredit yang disediakan perbankan
bagi masyarakat sangat bermanfaat bagi pengembangan usaha.
2.3.2 Tujuan dan Fungsi Kredit
Sebagaimana diungkapkan di atas bahwa secara umum kegiatan bank salah
satunya adalah menyalurkan dana. Kegiatan ini dikenal dengan nama kegiatan
Lending. Penyaluran dana yang dilakukan oleh bank dilakukan melalui pemberian

pinjaman yang dalam masyarakat lebih dikenal dengan nama kredit, Adapun
tujuan utama pemberian suatu kredit antara lain:
1.

Mencari Keuntungan
Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut.
Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank

23
Universitas Sumatera Utara

sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada
nasabah.
2.

Membantu Usaha Nasabah
Tujuan lainnya adalah membantu usaha nasabah yang memerlukan dana,
baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut,
maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluaskan
usahanya.

3.

Membantu Pemerintah
Keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarnya pemberian kredit adalah:
a. Penerimaan pajak dari keuntungan yang diperoleh nasabah dan bank.
b. Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit pembangunan
usaha baru atau perluasan usaha akan membutuhkan tenaga kerja baru
sehingga dapat menyedot tenaga kerja yang masih menganggur.
c. Meningkatkan jumlah barang dan jasa, jelas sekali bahwa sebagian
besar kredit yang disalurkan akan dapat meningkatkan jumlah barang
dan jasa yang beredar di masyarakat.
d. Menghemat devisa negara, terutama untuk produk-produk yang
sebelumnya di impor dan apabila sudah dapat diproduksi di dalam
negeri dengan fasilitas kredit yang ada jelas akan dapat menghemat
devisa negara.
e. Meningkatkan devisa negara, apabila produk dari kredit yang di biayai
untuk keperluan ekspor.

24
Universitas Sumatera Utara

2.4 Sektor Ekonomi
Sektor ekonomi adalah pengelompokan ekonomi menjadi beberapa bagian.
Secara tradisional, sektor ekonomi dibagi menurut aktifitas, yaitu sektor primer,
skunder, dan tersier. Pada abad ke -20, sektor kuanterner ditambahkan sebagai
kelompok baru. Selain menurut aktivitas, sektor ekonomi juga dapat dibagi
menurut pelaku. Berdasarkan pengelompokan ini, “sektor ekonomi dibagi menjadi
tiga yaitu sektor publik, bisnis, dan sosial” (jones R.Pendlebury.M :2010).
2.4.1 Sektor Primer
Sektor primer adalah sektor ekonomi yang memanfaatkan sumber daya alam
secara langsung. Sektor ini mencakup pertanian, kehutanan, perikanan dan
pertambangan. Industri sektor primer umumnya merupakan bagian terpenting
pada suatu negara berkembang dan menurun tingkat kepentinganya seiring dengan
perkembangan negara tersebut menjadi negara maju. Sektor ini meliputi bahan
baku dan makanan dasar, yang diterapkan dalam bentuk pertanian, perkebunan,
pertambangan, kelautan dan sebagainya.
2.4.2 Sektor Skunder
Sektor skunder adalah sektor ekonomi yang mengolah hasil sektor primer
menjadi barang jadi, seperti pada manufaktur dan kontruksi dan sektor skunder
cenderung berkaitan dengan sumber daya manusia, modal, teknologi dan bahan
baku yang berasal dari sektor primer. Dalam proses produksinya, industri pada
sektor ini umumnya mengonsumsi energi dalam jumlah besar, memerlukan pabrik
dan mesin, serta menghasilkan limbah. Sektor ini meliputi lapangan usaha industri
pengolahan, gas, listrik, air minum dan kontruksi.

25
Universitas Sumatera Utara

2.4.3 Sektor Tersier
Sektor tersier adalah dikenal juga sebagai sektor jasa dan industri yang
merupakan sektor ekonomi yang berkaitan dengan pada nilai tambah yang
diperoleh dari proses pengolahan informasi, daya cipta, organisasi dan koordinasi
antar manusia sehingga tidak memproduksi dalam bentuk fisik melainkan dalam
bentuk jasa. Sektor ini meliputi lapangan usaha perdagangan, restoran, hotel,
angkutan keuangan, kominikasi, dan jasa-jasa.
Dari ketiga sektor ini sangat menentukan berkembangnya ekonomi di suatu
wilayah atau daerah bahkan dalam suatu Negara. Karena ketiga sektor ini akan
tidak bisa dihindari dari kegiatan sosial atau masyarakat itu sendiri.
2.5 Sektor Unggulan dan Kriteria Sektor Unggulan
Sebagaimana disebutkan di atas bahwa sektor ekonomi tidak lepas dari
ketiga sektor yang telah disebutkan diatas. Akan tetapi dalam tiap daerah atau
wilayah ada sektor tertentu yang dominan dari daerah tersebut yang dapat
meningkatkan ekonomi suatu daerah, hal ini biasa disebut sektor unggulan.
Sambodo dalam Ghufron, (2008) menyebutkan :
Sektor unggulan adalah sektor yang keberadaannya pada saat ini telah
berperan besar kepada perkembangan perkonomian suatu wilayah, karena
mempunyai keunggulan-keunggulan/kriteria. Selanjutnya sektor ini
berkembang lebih lanjut melalui kegiatan investasi dan menjadi tumpuan
kegiatan ekonomi. Hal ini didasarkan atas seberapa besar peranan sektor
tersebut dalam perekonomian daerah.
Johnson dan Bulyo Budi (2002) menyebutkan :
kriteria daerah lebih ditekankan

pada komoditas unggulan yang bisa

menjadi motor penggerak pembangunan suatu daerah, diantaranya:

26
Universitas Sumatera Utara

1.

Komoditas unggulan harus mampu menjadi penggerak utama
pembangunan perekonomian. Artinya komoditas unggulan dapat
memberikan kontribusi yang signifikan pada peningkatan produksi,
pendapatan, maupun pengeluaran.
2. Komoditas unggulan mempunyai keterkaitan ke depan dan ke belakang
yang kuat, baik sesama komoditas unggulan maupun komoditas
lainnya.
3. Komoditas unggulan mampu bersaing dengan produk sejenis dari
wilayah lain di pasar nasional dan pasar internasional, baik dalam harga
produk, biaya produksi, kualitas pelayanan, maupun aspek-aspek
lainnya.
4. Komoditas unggulan daerah memiliki keterkaitan dengan daerah lain,
baik dalam hal pasar (konsumen) maupun pemasokan bahan 12 baku
(jika bahan baku di daerah sendiri tidak mencukupi atau tidak tersedia
sama sekali).
5. Komoditas unggulan memiliki status teknologi yang terus meningkat,
terutama melalui inovasi teknologi.
6. Komoditas unggulan mampu menyerap tenaga kerja berkualitas secara
optimal sesuai dengan skala produksinya.
7. Komoditas unggulan bisa bertahan dalam jangka waktu tertentu, mulai
dari fase kelahiran, pertumbuhan, puncak hingga penurunan. Begitu
komoditas unggulan yang satu memasuki tahap penurunan, maka
komoditas unggulan lainnya harus memapu menggantikannya.
8. Komoditas unggulan tidak rentan terhadap gejolak eksternal dan
internal.
9. Pengembangan komoditas unggulan harus mendapatkan berbagai
bentuk dukungan, misalkan, dukungan keamanan, sosial, budaya,
informasi dan peluang pasar, kelembagaan, fasilitas insentif/disentif
lainnya.
10. Pengembangan komoditas unggulan berorientasi pada kelestarian
sumber daya dan lingkungan
Jelaslah bahwa komoditas unggulan yang dimiliki setiap daerah merupakan
kriteria daerah itu sendiri dan komoditi unggulan ini lebih ditekankan menjadi
motor penggerak pembangunan daerah itu sendiri.
2.6 Penelitian Terdahulu
Berikut ini dikemukakan beberapa penelitian terdahulu sebagai penelitian
yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Adapun penelitian terdahulu
dapat dilihat pada tabel berikut.

27
Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No

Nama Peneliti

1

Sri Endang
Kornita (2010)

2

Gusrani D Putri
(2010)

Judul
Penelitian
Analisis Peran
Perbankan dalam
Perekonomian di
Kabubaten Riau

Analisis Peran
Institusi Perbankan
Terhadap
Ketahanan Pangan
di Indonesia

Hasil Penelitian
Peran Perbankan dalam memacu
perekonomian dan Pendapatan
Asli daerah di Kabupatn Siak
yang bersifat langsung belum
terlihat. Hal itu karena perbankan
di
kabupaten
siak
belum
melakukan pembiayaan kepada
BUMD atau perusahaan daerah
yang secara langsung memberi
kontribusi terhadap peningkatan
PAD. Tetapi berdasarkan regresi
diketahui
bahwa
untuk
menigkatkan peran perbankan
dalam memacu perekonomian di
Kabupaten Siak, maka penyaluran
kredit UMKM yang dilakukan
lebih terkonsentrasi pada kredir
modal kerja, sedangkan untuk
kredit investasi dan kredit
konsumsi kurang memberikan
kontribusi terhadap pertumuhan
ekonomi.
Jenis-jenis pembiayaan formal
cukup banyak tersedia bagi petani,
namun yang hanya beberapa yang
dapat di akses, dimana akses
petani untuk kredit tersebut relatif
sulit karena bank memiliki
peraturan yang ketat dimana
jaminan yang diminta oleh bank
berupa sertifikat juga sulit
dipenuhi oleh petani.
Faktor penghambat produktivitas
pangan di Indonesia selain berasal
dari iklim yang berubah setiap
tahunnya, juga berasal dari
kurangnya perhatian pemerintah
dalam sektor ini. Ketersediaan
sarana produksi yang masih
minim, ketersedian alat dan mesin

28
Universitas Sumatera Utara

pertanian, serta kelembagaan yang
belum mampu menjadi wadah
yang
mempermudah
petani.
Faktor penghambat bagi petani
dalam
mengakses
kredit
mengalami beberapa hambatan,
seperti pendidikan petani yang
rendah membuat
petani sulit mengikuti prosedur
yang ditetapkan bank. Petani yang
tidak tergabung dalam kelompok
tani juga tidak bisa memperoleh
kedit. Selain itu, kurangnya
sosialisasi
dari
pihak
perbankan.dan
peraturan
perbankan yang rumit dipahami
oleh petani
Sumber : Penelitian terdahulu

2.7 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dimaksudkan untuk lebih mempermudah dalam
penelitian ini, dimana dengan kerangka konseptual diharapkan penulis akan lebih
terarah dan lebih mudah untuk memahami suatu penelitian.
Pencapaian tujuan pembangunan nasional dan daerah dapat dilihat dari
perkembangan indikator ekonomi yang ada, salah satunya menggunakan PDRB.
Pembangunan dibidang ekonomi diarahkan untuk memperkokoh struktur ekonomi
dengan keterkaitan yang kuat dan saling mendukung antar sektor dengan melihat
sektor-sektor yang menjadi unggulan di wilayah Sumatera Utara. Adapun sektorsektor ekonomi di Sumatera Utara terdiri dari sembilan sektor antara lain : sektor
pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor
listrik, gas, dan air bersih, kontruksi sektor bangunan, perdagangan, hotel dan
restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan

29
Universitas Sumatera Utara

jasa perusahaan, dan sektor jasa lainya. Namun yang menjadi rumusan masalah di
atas, sektor utama dalam membangun perekonomian Sumatera Utara adalah di
lihat dari sektor unggulannya. Dengan melihat segala keterbatasan sumber daya
masing-masing daerah, maka dalam perencanaan pembangunan tersebut perlu
ditentukan sektor-sektor dan subsektor-subsektor ekonomi yang menjadi unggulan
dan prioritas pembangunan di Sumatera Utara agar perencanaan pembangunan
tersebut dapat lebih terarah.
Berdasarkan pembahasan di atas berkaitan dengan variabel penelitian ini
untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh serta konsep pemikiran yang
dijadikan dasar dalam penelitian ini di pada gambar berikut:

Bank Indonesia
Sumatera Utara

Bank Perantara dalam
Penyaluran kredit

Analisis LQ
(Location Quotion)

Sektor Ekonomi Unggulan
Sumatera Utara

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

30
Universitas Sumatera Utara