8kpertemuan 8 berfikir dan inteligensi

R
I
K
I
P
R
E
B

es
s
o
r
p
u
t
a
u
s
i
a

g
a
b
e
s
r
i
pik
r
e
b
n
a
k
i
s
,
i
h
n

a
f
l
e
a
s
d
a
n
e
m
an
k
h
a
c
e
Para ahli m
m
e

m
n
a
u
j
u
t
r
e
gb
n
a
y
l
a
t
n
e
m
r

i
k
i
p
r
e
b
a
w
h
a
b
n
a
k
a
t
ya
n
e

i
s
m
a
)
t
8
n
8
e
9
s
1
e
(
r
ep
so
r
l

o
n
s
a
t
k
l
u
i
r
s
u
a
n
h
g
n
Me
e
g

n
m
a
g
y
n
i
s
a
y
a
s
m
e
r
s
fo
o
r
n

i
p
i
s
n
a
a
k
m
a
r
p
o
f
u
ns
a
mer
r
t

i
u
ai
l
g
a
l
a
e
b
r
m
e
b
u
r
a
a
r
gb

nta
n
a
a
s
y
k
l
e
a
l
t
p
n
e
m
o
m
k
,

n
g
a
n
r
a
a
l
y
i
a
s
n
k
e
p
ra
,
e
i
t
s
n
k
i
a
r
n
t
a
s
k
b
t
a
a
n,
a
i
a
melib
l
i
n
e
p
t
er
p
e
s
l
a
t
n
e
h
a
l
a
s
a
proses m
m
n
a
h
a
c
e
m
e
p
an
d
i
s
a
n
i
j
a
m
i

R
I
K
I
P
R
E
)B
8
8
9
1
,
O
S
L
O
S
M
A
L
A
U
T
D
I
(
A
R
Y
E
,
Y
K
A
O
K
M
O
T
P
U
N
E
N
O
P
MENUR
M
O
K
A
G
I
T
I
T
U
P
f
t
MELI
i
n
g
o
k
s
a
t
f
t
k
a
n
n
a
a
k
k
t
a
a
p
b
i
l
u
r
e
e
m
m
g
r
i
n
k
a
i
y
s
e
s
o
m
r
a
• Berp
p
l
a
n
d
a
i
k
d
a
n
p
a
u
r
u
e
h
a
m
t
e
ir
g
k
i
n
p
e
r
p
e
i
s
B
a
l

u
p
i
n
a
m
a
p
a
r
e
b
be
f
t
i
n
a
n
k
g
l
i
o
s
k
a
h
g
n
e
system
m
n
a
d
n
a
k
h
a
r
h
a
a
i
l
d
a
s
r
i
a
k
i
m
n
a
h
a
c
• Berp
e
m
e
p
n
a
t
perbua

BERPIKIR
• Berpikir adalah proses dinamis,
dimana individu bertndak aktf
dalam menghadapi hal-hal yang
bersifat abstrak
• Pada proses berpikir individu
membuat hubungan antara
obyek yang menjadi pokok
permasalahan dengan bagianbagian pengetahuan yang sudah
dimilikinya. Bagian dari
pengetahuan adalah segala
sesuatu yang sudah
diperolehnya dalam ujud
pengertan-pengertan

Proses berpikir

1. Pembentukan pengetan
2. Pembentukan pendapat
3. Penarikan kesimpulan
(pembentukan keputusan)

1. Pembentukan Pengertan
Pengertian logis dibentuk melalui empat
tingkat, yakni
a. Menganalisis ciri-ciri sejumlah obyek yang
sejenis  diperhatkan unsurnya satu persatu
b. Membandingkan ciri-ciri tersebut untuk
ditemukan ciri yang sama dan selalu ada serta
yang hakiki
c. Mengabstraksikan, yaitu menyisihkan,
membuang ciri-ciri yang tdak hakiki dan
menangkap ciri-ciri yang hakiki
d. Pembentukan pengertan

2. Pembentukan Pendapat
a.






Pembentukan pendapat,
yakni meletakkan
hubungan antara dua buah
pengertan atau lebih.
Pendapat yang dinyatakan
dalam bahasa disebut
kalimat yang terdiri dari
pokok kalimat/subyek,
sebutan dan predikat.
Ada tga macam pendapat:

b.

c.

Pendapat afrmatf/positp 
pendapat yang mengiyakan,
yang secara tegas menyatakan
keadaan sesuatu, misalnya si
Ani itu rajin, si Wawan itu
pandai
Pendapat negatf  pendapat
yang secara tegas menerangkan
tentang tdak adanya sesuatu
sifat pada sesuatu hal, misalnya
si Wawan tdak bodoh, si Ani
tdak malas
Pendapat modalitas
(kebarangkalian) pendapat
yang menerangkan
kebarangkalian atau
kemungkinan-kemungkinan
sesuatu sifat pada sesuatu hal,
misalnya hari ini mungkin hujan

Tipe-tpe Berpikir
A. Berpikir Reflektif


Berpikir reflektf adalah kemampuan individu di dalam menyeleksi
pengetahuan yang pernah diperolehnya, yang relevan dengan
tujuan pemecahan masalah, serta memanfaatkannya secara efektf
di dalam memecahkan masalahnya.
• Apabila seseorang individu ingin mencapai sesuatu tujuan, ia harus
dapat memecahkan masalah-masalah yang menghambatnya.
Apabila individu dapat menemukan cara-cara untuk mengatasi
hambatan yang ada, dan akhirnya dapat mencapai tujuan yang
diharapkan, maka berart individu sudah melakukan berpikir
reflektf.
• Di dalam berpikir reflektf tdak semata-mata tergantung pada
pengetahuan yang ada pada masing-masing individu, karena adanya
perbedaan individual, ada yang dapat memanfaatkan
pengetahuannya untuk pemecahan maslah, ada yang tdak dapat.

Berpikir menurut Skinner
Tergantung 2 hal:
• Kompleksitas
problemnya
• Individu ybs

1. Taraf binatang, dibedakan menjadi
a. instingtif  digunakan untuk
memecahkan maslah yang sederhana dan
bersifat survival, bersifat universal, cara
pemecahan masalahnya dari generasi ke
generasi (ontogenetis), tidak termodifikasi
b. trial and error  secara coba-coba
c. insight  tahu hubungan antara fasilitas
dengan pemecahan masalah
2. Taraf manusia
a. secara insight

Berdasarkan 2 hal
tersebut, taraf berpikir
dibedakan :

b. hasil pemecahan masalah dapat
digunakan sebagai dasar perencanaan dan
estimasi pada masalah-masalah lain

Langkah-langkah berpikir reflektf
1. Individu merasakan adanya suatu problem
2. Individu mengert problemnya dan dapat
menegaskan permasalahannya
3. Mengajukan kemungkinan pemecahannya 
hipotesis
4. Mengumpulkan informasi-informasi untuk
dianalisis
5. Mengambil kesimpulan  hipotesis diterima/tdak
6. Mengadakan generalisasi

• Guilford (dalam Munandar, 1999) yang
melihat kreatftas sebagai kemampuan
berpikir divergen
• Merupakan kemampuan berpikir yang
“menyebar”,
• melihat stmulus dari berbagai sudah
pandang.
• Orang kreatf dapat memandang suatu barang
dapat diciptakan menjadi berbagai fungsi,
• Misalnya pena atau pensil dapat digunakan
untuk penggaris, garuk-garuk, alat penunjuk,
mengambil barang di lubang dan fungsi
lainnya yang tdak biasa dilakukan orang.

B. Berpikir Kreatf
• Dalam berpikir
kreatf, orang
berusaha
mencetuskan
ide-ide/kreasi
atau berusaha
menimbulkan
inspirasi

Berpikir kreatif
meliputi 3 tahap

1. Tahap persiapan
(pengumpulan
bahan)
2. Tahap inkubasi
3. Tahap insight

3. Penarikan kesimpulan/pembentukan keputusan
a.

b.
c.

Keputusan induktf keputusan yang diambil dari
pendapat-pendapat khusus menuju ke satu pendapat
umum. Contoh: tembaga, besi, perak dipanaskan memuai.
Jadi semua logam dipanaskan memuai.
Keputusan deduktf keputusan yang ditarik dari hal
umum ke khusus. Misalnya: semua logam dipanaskan
memuai. Besi adalah logam. Jadi besi dipanaskan memuai.
Keputusan analogis keputusan diperolehdengan jalan
membandingkan atau menyesuaikan dengan pendapatpendapat khusus yang telah ada. Contoh: Totok anak
pandai, naik kelas. Titk anak pandai, naik kelas. Jadi
Wawan anak yang pandai itu tentu naik kelas.

INTELEGENSI ?

Inteligensi
• Inteligensi dan kepribadian sebenarnya tdak
dapat dipisahkan, dan inteligensi merupakan
salah satu aspek dari kepribadian
• Inteligensi mempunyai sumbangan pentng
dan berperanan sangat menonjol dalam setap
tngkah laku individu, misalnya dalam kasus
pekerjaan dan sekolah

Pengertan Inteligensi
• Menurut Branca: inteligensi adalah kemampuan untuk
melakukan penyesuaian terhadap lingkungan secara efektf
• Menurut Wechsler: inteligensi adalah kemampuan
keseluruhan untuk bertndak secara rasional dalam
menghadapi lingkungan secara efektf
• Menurut Woodworth: inteligensi dikaitkan dengan test dan
cara-cara individu dalam menghadapi situasi tersebut
gagal/berhasil. Inteligensi merupakan kualitas bukan
kuanttas.
kemampuan menurut Woodworth:
 kemampuan potensial: kemampuan yang belum
digunakan, contohnya inteligensi
 kemampuan aktual: kemampuan yang terlihat saat ini
yang diperoelh karena derajad, contohnya kepandaian

an
k
i
a
u
s
e
y
n
)
e
7
m
7
9
n
1
a
,
u
n
p
o
s
m
n
a
e
m
r
e
o
k
S
i
,
a
8
g
5
a
9
b
1
r
e
a
r
s
j
e
i
a
l
l
s
s
e
n
h
b
e
c
g
e
k
i
l
u
W
e
t
t
,
n
6
u
In
5
n
9
a
1
u
,
r
p
e
l
m
)
y
a
T
6
(
m
9
i
e
9
r
k
i
1
i
d
r
a
a
g
a
w
z
b
A
e
s
r
i
m
i
s
a
k
l
n
f
a
e
r
d
g
e
i
,
l
b
n
k
n
u
y
l
t
Inte
F
n
,
u
r
1
n
e
7
a
d
9
i
u
r
1
p
,
C
n
m
a
m
a
a
l
m
m
a
e
e
d
e
k
r
i
n
a
a
(F
g
a
m
r
b
)
e
e
,
T
s
.
,
i
.
6
s
3
9
n
7
9
e
9
1
g
i
,
1
l
r
,
e
a
s
t
n
w
z
e
In
r
A
h
e
m
a
l
(M
a
k
d
a
,
r
d
t
r
s
da
ab
d
o
t
S
3
8
9
1
,
k
dk

Pengertan Inteligensi (Vernon)
• Inteligensi adalah kapasitas bawaan yang diterima
anak dari orangtua melalui gen yang natnya
menentukan perkembangan mentalnya
berhubungan dengan genotype, disebut inteligensi A.
• Inteligensi mengacu pada “pandai”, cepat dalam
bertndak, bagus dalam penalaran dan pemahaman,
efsien dalam aktvitas mental berhubungan
dengan phenotype, disebut inteligensi B.
• Inteligensi adalah umur mental atau IQ atau skor dari
test inteligensi  disebut inteligensi C.

Pengertan inteligensi (Cattell)
Inteligensi sebagai
faktor umum (G) 
diklasifkasikan
sebagai

a. Fluid Intelligence (Gf)
adalah pengaruh faktor
biologis pada
perkembangan intelek
b. Crystallised Intelligence
(Gc) adalah hasil
interaksi kemampuan
bawaan dengan
kebudayaan, pendidikan
dan pengalaman

Intelligence Quotent (IQ)
• Istlah IQ pertama kali dikemukakan William
Stern (1912)
• Hasil tes inteligensi berbentuk IQ, tapi ada
juga yang berupa tngkatan atau grade

Pengukuran Inteligensi
• Penghitungan IQ menurut Stern adalah rasio
antara Mental Age (MA) dan Chronological Age
(CA)

IQ = (MA/CA) x 100
Keterangan:
MA = Mental Age (umur mental)
CA = Chronological Age (umur kronologis)
100 = angka konstan

Klasifkasi IQ (Crow dan Crow)
Klasifikasi
Genius
Very Superior
Superior
Above Average
Average
Below Average
Dull/Borderline
Feeble minded-moron
Feeble minded-imbecile dan
idiot

IQ
140 ke atas
130 – 139
120 – 129
110 – 119
91 – 109
80 – 90
70 – 79
50 – 69
49 ke bawah

Debil/Moron
• Angka IQnya 50 – 69
• Dapat menulis dan membaca, sehingga dapat bekerja
dengan pekerjaan yang sederhana
• Pengendalian emosinya kurang
• Mudah terlibat pada tngkah laku yang kurang baik
• Tingkah laku debil dewasa sepert anak berusia 7 –
10 tahun

Imbecile
• Tingkat IQnya sekitar 25 – 49
• Dapat melakukan aktvitas kehidupan sehari-hari
tanpa bantuan orang lain, misalnya berpakaian,
makan, minum
• Dapat dilath melakukan pekerjaan yang sederhana
dan bersifat rutn, misalnya mengambil telur dari
kandang
• Masih membutuhkan perawatan
• Imbecile dewasa tngkah lakunya sepert anak
berusia 5 – 7 tahun

Idiot
• Mempunyai IQ kurang dari 25
• Merupakan tngkatan feeble minded yang
paling berat
• Tidak dapat mengurus dirinya sendiri
• Tingkatan yang terberat anak idiot hanya
dapat berbicara beberapa kata