MAKNA TIN DAN ZAYTUN SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP AQSAM AL-QUR'AN DALAM SURAH AL-TIN.

MAKNA TI>
N DAN ZAYTU>
N SERTA IMPLIKASINYA
>
M AL-QUR’AN DALAM SURAH AL-TI>
N
TERHADAP AQSA>

Skripsi

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata
Satu (S-1) dalam Ilmu Ushuluddin dan Filsafat

Oleh:
IRUM MIRFATUR ROYANI
E03212057

JURUSAN TAFSIR HADIS
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA

2017

KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

PERPUSTAKAAN
Jl. Jend. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp. 031-8431972 Fax.031-8413300
E-Mail: perpus@uinsby.ac.id

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademika UIN Sunan Ampel Surabaya, yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama

: Irum Mirfatur Royani

NIM

: E03212057


Fakultas/Jurusan : Ushuluddin dan Filsafat/Tafsir Hadis
E-mail address

: irumcute83@yahoo.com

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Perpustakaan
UIN Sunan Ampel Surabaya, Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif atas karya ilmiah :
skripsi
Tesis
Desertasi
Lain-lain (……………………………)
yang berjudul :
Makna Ti>
n dan Zaytu>
n serta Implikasinya terhadap Aqsa>
m al-Qur’an dalam Surah al-Ti>
n

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Ekslusif ini
Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya berhak menyimpan, mengalih-media/format-kan,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan
menampilkan/mempublikasikannya di Internet atau media lain secara fulltext untuk kepentingan
akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan atau penerbit yang bersangkutan.
Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Perpustakaan UIN
Sunan Ampel Surabaya, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta
dalam karya ilmiah saya ini.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Surabaya, 21 Februari 2017
Penulis

(Irum Mirfatur Royani)

ABSTRAK
Irum Mirfatur Royani. Makna Tin dan Zaytun serta Implikasinya terhadap Aqsa>
m alQur’an dalam Surah al-Ti>
n
Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana kolerasi muqsam bih dan
muqsam alaih. 2) Bagaimana implikasi qasam dalam tafsir surat. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui korelasi muqsam bih dan muqsam alaih. Untuk mengetahui implikasi qasam

dalam tafsir surat.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui surah at-tin ayat 1-4 teori aqsamul qur’an. Dan
disamping itu untuk mengetahui hubungan antara muqsam bih dan muqsam alaihnya,
Penelitian ini berdasarkan metode tafsir diantaranya metode tahlili (analisis), maudu’i,
muqarain (perbandingan), ijmali (global). Untuk memahami ayat-ayat alquran bisa menggunakan
salah satu metode tersebut.
Dalam menjawab permasalahan tersebut, penelitian ini bersifat kepustakaan (library
research) jadi, pengumpulan data diperoleh dengan meneliti kitab tafsir dan dibantu dengan kitab
standart lainnya, kemudian dianalisa dengan metode tahlili. Yaitu suatu metode tafsir yang
bermaksud menjelaskan kandungan ayat-ayat alquran dari berbagai aspek. Dalam metode ini,
biasanya penafsir mengikuti urutan ayat sebagaimana yang telah tersusun dalam mushaf,
mengawali uraiannya dengan mengemukakan arti kosa kata, mengemukakan munasabah
(korelasi antar ayat atau surat) serta menjelaskan sabab al-nuzul (yang melatarbelakangi
turunnya ayat) dan dalil-dalil yang berasal dari nabi, sahabat ataupun tabi’in.
Aqsa>
m al-Qur’an adalah salah satu aspek kajian al-Qur’an yang penting, tujuan
diungkapkannya sumpah dalam mengiringi suatu berita adalah untuk mempertegas bahwa berita
itu benar. Data yang ditemukan bahwa ada adanya perbedaan mufassir dalam hal memaknai
surah at-tiin ayat 1-4. Menurut pendapat ulama tafsir yang mendefinisikan surah at-tiin ayat 1-4,
terdapat dua golongan. Golongan pertama mengartikan tin sebagai buah tiin yang kalian makan

dan buah zaitun yang di peras menjadi minyak. Golongan kedua mengartikan sebagai nama
tempat tin bukit di damaskus (Syria) tempat nabi isa berlindung, zaitun tempat beliau menerima
wahyu dan ada yang mengatakan zaitun di yerussalem (alqudus) tempat nabi isa diselamatkan
dari pembunuhan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa baik tin dan zaitun dalam arti buah-buahan
maupun arti tempat keduanya saling berkaitan pada ayat keempat yang menjadi muqsam
alaihnya. Tampak dengan jelas pada ayat ke empat menjelaskan bahwa manusia diciptakan oleh
allah dalam bentuk fisik dan psikis yang sebaik-baiknya, ini menggambarkan hubungan manusia
dimuka bumi ini dengan alquran yakni ingin membimbing mereka kejalan yang benar.

iv

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM……………………………………………………………….ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………………...iii
ABSTRAK…………………………………………………………………….…iv
PENGESAHAN SKRIPSI…………………………………………………….....v

PERNYATAAN KEASLIAN…………………………………………………vi
MOTTO…………………………………………………………………………vii
PERSEMBAHAN……………………………………………………………...viii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………...ix
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..xi
TRANSLITERASI……………………………………………………………..xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……..……………………………………..….1
B. Identifikasi Masalah…………………………………………………...5
C. Rumusan Masalah……………………………………………………..5
D. Tujuan Penelitian………………………………………………………6
E. Kegunaan Penelitian…………………………………………………...6
F. Telaah Pustaka…………………………………………………………6
G. Metode Penelitian……………………………………………………...7
H. Sistematika Pembahasan………………………………………………9
BAB II TEORI AQSA>M AL-QUR’AN
A. Pengertian Qasam………………………………………………...….11
B. Unsur-Unsur dan Rukun Qasam…………………………………….12

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


C. Macam-macam Muqsam Bih………………………………………..15
D. Hal Ihwal Muqsam ‘Alaih…………………………………………...18
E. Hikmah Qasam didalam al-Qur’an………………………………….22

BAB III PENAFSIRAN SURAH AL-TI>N AYAT 1-4
A. Ayat dan Terjemah..............................................................................28
B. Munasabah..........................................................................................28
C. Penafsiran surah al-Ti>n menurut ulama..............................................28

BAB IV ANALISIS
A. Analisia Data…………………………………………………...……54

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan……………………..……………………………………60
B. Saran-saran……………………..……………………………………63
DAFTAR PUSTAKA

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
al-Qur’an adalah kalam Allah swt yang diturunkan kepada Nabi dan
Rasul terakhir melalui malaikat jibril yang tertulis dalam mushaf dan sampai
kepada kita dengan jalan mutawatir, membacanya merupakan ibadah yang
diawali dari surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Nas. 1
al-Qur’an diturunkan untuk seluruh manusia dengan berbeda-beda
sikap. Di antaranya ada yang meragukan, ada yang mengingkari dan ada pula
yang amat memusuhi. Karena itu dipakailah qasam untuk menghilangkan
keraguan, melenyapkan kesalahfahaman, menguatkan kabar dan menetapkan
hukum dengan cara paling sempurna. 2
Aqsa>
m al-Qur’an adalah salah satu aspek kajian al-Qur’an yang
penting, cabang dari ulum al-Qur’an yang membahas ayat-ayat al-Qur’an yang
mengandung sumpah dan bagaimana faedahnya. Tujuan diungkapkannya
sumpah dalam mengiringi suatu berita adalah untuk mempertegas bahwa berita
itu benar.Qasam ialah mengucapkan kalimat sumpah. Bersumpah merupakan
salah satu upaya yang dilakukan manusia dalam rangka meyakinkan orang lain,
arti>

nya bersungguh-sungguh, serius, tidak berbohong atau bergurau dan
sebagainya. Dengan diucapkan sumpah oleh seseorang maka orang lain yang

1

Sauqiya>
h Musyafa’ah, Amir Malik, Studi al-Qur’an, cetakan kedua, (Surabaya: IAIN Sunan
Ampel), 3.
2
Acep Herma>
wan, Ulumul Qur’an ,cetakan pertama, (Bandung: Remaja Rosdakarya), 110.

1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

pada mulanya ragu atau tidak percaya tentang informasi yang disampaikan,
maka menjadi percaya dan meyakini kebenaran berita yang dibawanya. Jadi

bersumpah boleh disebut suatu mekanisme yang teramat penting dalam
berkomukasi antar sesama manusia sebab kepercayaan orang lain sangat
diperlukan. Manusia dengan segala kekurangan dan keterbatasannya sulit
sekali membebaskan dirinya secara penuh dari kesalahan. Dalam upaya
membela dirinya dari kesalahan itu, maka salah satu mekanisme yang harus
ditempunya ialah bersumpah atas nama Allah. 3
Jadi manusia bersumpah untuk membuktikan bahwa mereka benar,
sehingga orang lain mempercayai berita yang dibawanya. Permasalahan akan
segera timbul apabila sumpah itu datang dari Allah, karena manusia
mempercayai sepenuh hati, bahwa Allah maha sempurna, maha besar dan
sekali-sekali tidak pernah curang apalagi berbohong. Dalam kondisi yang
begitu mengagumkan tentu tidak perlu memakai kalimat sumpah untuk
meyakinkan orang lain, baik mukmin maupun kafir. Bagi seorang mukmin ada
atau tidak ada sumpah sama saja, dia akan tetap mempercayai informasi alQur’an, begitu sebaliknya seorang kafir juga demikian. Artinya tidak akan
berguna baginya kalimat sumpah itu sebab dia akan kufur jika hidayah tidak
masuk didalam hatinya. 4
Sumpah di dalam al-Qur’an berbeda sama sekali dari sumpah yang
dilakukan manusia. Perbedaan yang demikian maka Allah dapat memakai apa
dan siapa saja yang dikehendakiNya dalam bersumpah. Dan sebaliknya,
3


Nashru>
ddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir, cetakan kedua, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar),
203.
4
Baidan.., Wawasan Baru.., 204.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

manusia tidak boleh bersumpah kecuali atas nama Allah, jika mereka
bersumpah atas nama selain Allah maka itu dianggap syirik, dosa besar, suatu
kekufuran, yang tidak diampuni oleh Allah. Sebagaimana ditegaskan Nabi saw
dalam sebuah hadisnya yang diriwayatkan oleh al-Hakim dari al-Hasan:

‫اﻻﺎﷲ‬

‫ﺣﺪ أن ﻘ‬

‫ﺧﻘ و‬

‫ﲟﺎﺷﺎء‬

‫ان ﷲ ﻘ‬

Sesungguhnya Allah bersumpah dengan apa aja yang dikehendakiNya
diantara makhluk-makhluknya dan tidak boleh bagi seseorang
bersumpah kecuali atas nama Allah.
Keistimewaan dalam bahasa arab ialah halus ungkapannya, berbeda
metode dengan bermacam-macam tujuan. Lawan bicara (mukhathab)
mempunyai beberapa keadaan yang dinamakan dalam ilmu ma’ani dengan
mencontohkan berita itu ada tiga yaitu ibtida’i, thalabiy dan inkariy. 5
Terkadang perasaan si mukhatab itu kosong dari hukum dan tidak
teringat olehnya hukum yang berlaku. Maka perkataan yang d`I>
sa>
mpaikan
tidak perlu memakai penguat (ta’kid). Perumpamaan ini dinamai ibtida’i.
Terkadang

pula

ia

ragu-ragu

terhadap

kebenaran

pernyataan

yang

d`I>
sa>
mpaikan kepadanya. Maka perkataan semacam ini diperkuat dengan suatu
penguat untuk menghilangkan keraguan. Perkataan demikian dinamai talabi.
Dan terkadang ada pula orang yang mengingkari hukum, diwajibkan
mentakkidkan atau penguat sesuai kadar keingkarannya, kuat atau lemah.
Perumpamaan ini dinamakan inkariyah.

5

Mana’ul Qutha>
n, Pembahasan Ilmu al-Qur’an 2, (Jakarta: PT Rineka Cipta), 119

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

Qasam merupakan salah satu penguat perkataan yang masyhur untuk
menetapkan dan memperkuat kebenaran sesuatu di dalam jiwa. Alqura>
n
diturunkan untuk seluruh manusia, manusia mempunyai sikap bermacammacam. Diantaranya ada yang meragukan, ada yang mengingkari dan ada pula
yang memusuhi. Karena itu dipakailah qasam dalam al-Qur’an

untuk

menghilangkan keraguan, melenyapkan kesalahfahaman, menegakkan hujjah,
menguatkan berita dan menetapkan hukum dengan cara yang paling
sempurna. 6
Surah al-Ti>
n adalah pohon dan buah ti>
n. Allah bersumpah demi pohon
ti>
n, pohon zaytu>
n, bukit tursina, dan negeri mekkah yang aman. Bahwa Allah
telah menciptakan manusia dalam sebaik-baik ciptaan. 7

ِِ ِ
ِ
ِ ِ ‫( وﺴ ﺴﺬا اْﺒﺴـﺴ ِﺪ اﻷ‬٢)‫ﲔ‬
ِِ
(٤)‫ﺴﺣ ﺴ ِ ﺴـ ْﻘ ِﻮ ﺳﱘ‬
ْ ‫( ﺴﺴﻘ ْﺪ ﺴﺧﺴ ْﻘﺴﺎ اﻹ ْ ﺴ ﺎ ﺴن ِﰲ أ‬٣)‫ﲔ‬
‫( ﺴوﻃُﻮر ﺴ ﺴ‬١)‫ﺴوا ّﲔ ﺴوا ﱠﺰْـُﻮن‬
Demi buah ti>
n dan buah zaytu>
n, dan demi bukit sinai, dan demi kota
mekkah ini yang aman, sesungguhnya kami telah menciptakan manusia
dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
Allah bersumpah dengan ti>
n dan zaytu>
n. Ada yang berpendapat bahwa
ti>
n dan zaytu>
n adalah nama buah-buahan, ada pula yang berpendapat bahwa ti>
n
dan zaytu>
n adalah nama tempat. Yakni al-Ti>
n bukit di damaskus (syiria) tempat
Nabi `I>
sa>berlindung dan al-Zaytu>
n di yerussalem tempat menerima wahyu.
Kemudian Allah bersumpah dengan gunung sinai, tempat Nabi Mu>
sa>

6

Manna’ Khalil alKhatta>
n, Studi Ilmu-ilmu Qur’an, cetakan keenam, (Bogor: Pustaka Litera
Antarnusa), 415.
7
Muhammad Chirzin, Tafsir al-Fatihah dan Juz Amma, (Jakarta: PT Gramedia Pusaka Utama), 73.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

menerima wahyu (taurat). Dan Allah bersumpah dengan negeri yang damai ini
maksudnya tempat Nabi Muhammad lahir dan menerima wahyu. 8
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat difahami bahwa penyebutan
term ‘sumpah’ dalam al-Qur’an mengacu pada bentuk susunan kalimat yang
mengandung kata-kata dan rukun sumpah yang dilakukan manusia dalam
bersumpah, jadi tidak mempunyai konotasi atau maksud seperti yang terdapat
dalam sumpah manusia itu dan tujuannya sumpah Allah jauh berbeda dari
sumpah manusia. 9Allah bersumpah dengan buah-buahan atau tempat-tempat
penting yang besar. Maka akan dilakukan penelitian dalam karya tulis ilmiah
berbentuk skripsi yang diberi judul Makna Ti>
n dan Zaytu>
n serta Implikasinya
terhadapAqsa>
m al-Qur’an dalam Surah al-Ti>
n.

B. Identifikasi Masalah
Dengan mencermati latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasikan
beberapa masalah yang timbul, diantaranya adalah:
1. Bagaimana Tafsir Surat al-Ti>
n.
2. Bagaimana Teori Aqsa>
m dalam Ulum al-Qur’an
3. Apaaja Macam-macam Qasam
4. Bagaimana Pandangan Ulama tentang Qasam dalam al-Qur’an
5. Bagaimana Pandangan Ulama tentang Qasam dalam Surahal-Ti>
n
6. Bagaimana Teori Qasam dalam Ulum al-Qur’an
8

Kementrian Agama RI, al-Qur’an dan Tafsirnya, (Jakarta : Widya Cahaya).710.
Baidan.., Wawasan Baru.., 207.

9

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakorelasi muqsam bih dan muqsam alaih dalam surah al-Ti>
n?
2. Bagaimana implikasiqasam terhadap ti>
n dan zaytu>
n?

D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahuikorelai muqsambih dan muqsam alaih dalam surah al-ti>
n.
2. Untuk mengetahui implikasi qasam terhadap ti>
n dan zaytu>
n.

E. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk hal-hal sebagai
berikut:
Secara teoritis penelitian ini dapat memperkaya wawasan khazanah
keilmuan tafsir hadis. Juga dapat memberi manfaat bagi perkembangan
penelitian yang sejenis.
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
dan pengetahuan serta pemahaman masyarakat islam dan segenap pembaca
tentangMakna Ti>
n dan Zaytu>
n serta Implikasinya terhadapAqsa>
m al-Qur’an
dalam Surah al-Ti>
n, khususnya dalil-dalil yang termuat didalam al-Qur’an .

F. Telaah Pustaka
Ada beberapa literatur yang membahas tentang Qasam atau Aqsa>
m dalam alQur’an . Diantaranya:

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

a. Muh taqiyudin yang berjudul Qasam dalam al-Qur’an (studi komparasi
pemikiran ibn alqoyyim al-jauziyyah dan aisyiah abdurrahman bint al-syati
terhadap ayat-ayat sumpah), UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Mengatakan
bahwa gagasan yang berkembang dikalangan ulama adalah Qasam haruslah
berupa suatu yang agung(diagungkan). Tujuan dari Qasam adalah
mengungkapkan kemuliaan Muqsam bih.
b. Arif rijalul fikry yang berjudul Qasam menurut hamid al-din al-farahi (studi
atas kitab im’an fi Aqsa>
mAl-Qur’an ), UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
alfarahi mengatakan bahwa fungsi dasar dari sebuah sumpah untuk
memberikan bukti dan kesaksian. Begitu pula sumpah-sumpah Allah
dengan makhluknya dalam al-Qur’an tidak lain hanyalah sebagai bukti dan
kesaksian terhadap Muqsam ‘alaih.
Sejauh penelusuran telaah penulis tentangMakna Ti>
n dan Zaytu>
n serta
Implikasinya dengan Aqsa>
m al-Qur’an dalam Surah al-Ti>
ntidak ditemukan
literatur yang membahas tentang hal tersebut.

G. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Library Research (penelitian kepustakaan)
penelitian ini dilakukan dengan cara mengambil data yang bersumber dari
buku-buku pustaka yang memiliki relevansi dengan judul tersebut,
kemudian diteliti supaya menemukan maksud dari pembahasan tersebut.
Dalam hal ini tentunya merujuk pada segala sumber yang berkaitan dengan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

penafsiran yang berkaitan dengan qasam maupun sumber lainnya yang
dapat membantu terselesaikannya skripsi ini
2. Metode Penelitian
Penelitian ini membutuhkan metode yang dapat digunakan untuk mengupas
segala segi dari kandungan suatu ayat al-Qur’an . Metode tafsir yang
digunkan dalam penelitian ini adalah tahlili (analitis) yaitu metode
mengkaji suatu ayat al-Qur’an dari segala segi dan maknanya.
Dalam uraian tafsir metode analitis ini meliputi berbagai aspek kandungan
ayat yang ditafsirkan. Yakni kosakata, munasabah, sabab al-nuzul dan
dalil-dalil yang berasal dari Nabi, sahabat ataupun tabi’in. 10
3. Sumber Data
Untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka
digunakan sumber data sebagai berikut:
a. Sumber Data Primer
Sebagai data primer dalam penelitian ini satu-satunya adalah al-Qur’an
Alkarim, sebab objek utama dalam penelitian ini adalah teks al-Qur’an
yakni surah al-Ti>
n ayat 1-4.
b. Sumber Data Sekunder
Selain data primer ada data sekunder yang dapat membantu dalam
penelitian ini. Data-data sekunder tersebut antara lain sebagai berikut:
a) Tafsir Al Misbah karya M Quraish Shihab.
b) Tafsir Al Azhar karya Prof Dr Hamka.
10

Anshori, Ulumul Quran: Kaidah-kaidah Memahami Firman Tuhan, cetakan pertama (Jakarta:
Rajawali Pers, 2013) 208.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

c) Tafsir Al Maraghi karya Ahmad Musthafa Al-Maraghiy.
d) Tafsir Ibnu Kathir karya Ibnu Kathir.
e) Tafsir fi Zhilalil Quran karya Sayyid Qutub.
4. Pengumpulan Data
Dalam metode pengumpulan data digunakan metode dokumentasi. Metode
ini diterapkan terbatas pada benda-benda tertulis seperti buku, jurnal
ilmiah atau dokumentasi tertulis lainnya.
5. Metode Analisa Data
a. Dekriptif
Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini
adalah metode deskriptif. Dengan tujuan melukiskan secara sistematis
fakta atau karakteristik populasi atau bidang tertentu secara faktual
dan cermat.
b. Analitis Tahlili
Metode tafsir yang digunakan untuk menjelaskan ayat-ayat al-Qur’an
dari berbagai aspeknya yakni mulai dari uraian kosa kata, makna
ijmali (global), munasabah, sabab al nuzul, hujjah dari nabi, sahabat,
tabi’in dan terkadang ditambahi dengan pendapat para mufassir
sendiri berdasarkan latar belakang pendidikannya.
H. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah pemahaman terhadap skripsi ini, maka penulisan ini
disususn atas empat bab sebagai berikut:

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

BAB I : Pendahuluan yang merupakan peta bagi penelitian ini, bab ini
terdiridari latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah,
tujuan, kegunaan penelitian, penegasan judul, telaah pustaka,
metodelogi penelitian, sistematika pembahasan.
BAB II : Teori Aqsa>
mal-Qur’an . Bab kedua ini memaparkan pengertian
Qasam, unsur-unsur Qasam, macam-macam muqsam bih, hal
ihwal muqsam alaih, hikmah Qasam, `
BAB III : Penafsiran surah al-Ti>
n ayat 1-4 menurut para mufassir.
BAB IV : Analisis.
BAB V : Penutup yang berisi kesimpulan dan saran

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
M AL-QUR’AN
TEORI AQSA>
A. Pengertian Qasam
Kata (‫ )أ ﺴﺎم‬aqsa>
m adalah bentuk jamak dari qasam yang bersinonim
dengan kata (‫ )ا ﻒ‬al-hilf dan al-yamin yang berarti sumpah. Menurut azzarkashi, qasam adalah kalimat yang digunakan untuk menguatkan isi informasi.
Ibnul qayyim al-jauziyah (W. 751 H), penyusun ilmu aqsa>
mil quran yang
pertama, menulis kitab dengan judul at-tibyan fi aqsa>
mil quran memberikan
definisi qasam dengan menguatkan isi informasi dan memastikannya. 1
P0F

Penjelasan di atas memberikan gambaran pada kita bahwa tujuan orang
bersumpah adalah untuk meyakinkan kepada para pendengar bahwa apa yang
dikatakan adalah benar atau mereka berada didalam kebenaran, sehingga
seseorang atau pendengar yang pada awalnya ragu atau tidak percaya terhadap
informasi yang disampaikan menjadi percaya dan yakin. Hal ini dikarenakan
manusia memiliki sifat Allah dan tidak bersih dari suatu kebohongan.
Dalam keyakinan umat islam Allah adalah maha sempurna, maha besar,
maha suci dari sifat bohong. Dengan demikan, apapun yang disampaikan oleh
Allah dengan segera umat islam mempercayainya, walaupun tanpa disertai
sumpah. Namun dalam kenyataannya dalam al-Qur’an Allah masih bersumpah.
Hal itu berarti sumpah manusia dengan sumpah Allah berbeda. Allah dapat
bersumpah dengan apa dan siapa saja sesuai yang dikehendakinya, tetapi manusia
1

Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya, Studi al-Qur’an, Cetakan kedua, (Surabaya:
IAIN SA Press, 2012), 258.

11

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

tidak boleh bersumpah kecuali atas nama Allah. Jika manusia bersumpah selain
Allah maka ia dianggap kafir atau syirik yang merupakan dosa besar yang tidak
diampuni.

B. Unsur-unsur atau Rukun Qasam
Ada empat unsur yang terlibat dalam pelaksanaan suatu sumpah. Keempat
unsur itulah yang disebut dengan rukun sumpah yaitu:2
1. Si pelaku sumpah disebut muqsim.
2. Benda atau sesuatu yang digunakan dalam bersumapah, ini disebut muqsam
bih. Jika yang bersumpah itu manusia, maka muqsam bihnya harus senantiasa
nama Allah, tidak sebaliknya. Artinya jika Allah si pelaku sumpah, maka
tidak terlibat oleh aturan itu, sebagaimana telah disebutkan.
3. Kata kerja yang mengandung arti sumpah seperti (

‫ )أ‬dengan menggunakan

kata bantu (harf al-jar), al-ba’ (‫)ﺒ ﺎء‬. Kemudian karena pemakaian qasam
terlalu sering dalam berkomukasi, maka untuk memudahkan kata kerja (

‫)أ‬

dihilangkan dan cukup membaca dengan al-ba’ saja. Namun menurut alqaththan dalam al-Qur’an pemakaian al-ba’ selalu bersama-sama dengan kata
kerja seperti dalam ayat 53 dari surat al-Nu>
r: (

ِِ
ِ ِ
‫ ) ﺴوأﺴﺸ ﺴ ُ ﻮﺒ ﺎﻪ ﺴ ﺸﻬ ﺴﺪ أ ﺸﺴﳝﺴﺎ� ﺸ‬kemudian

nuruf al-ba’ boleh pula diganti dengan huruf waw ‫ و‬dimuka kata-kata benda
yang zhahirat seperti (‫) ﺴوﺒ ﺸ ِ ﺐِذﺴﺒ ـﺴ ﺸﻐ ﺴ ﻰ‬. Selain ‫ و‬huruf ‫ ت‬pun boleh pula
2

n, Wawasan Baru Ilmu Tafsir, cetakan kedua, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
Nashruddin Baida>
2011), 207.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

menggantikan kedudukan ‫ب‬. al-Qur’an memakai huruf dimuka lafal mulia
seperti dalam ayat 57 dari surat al-anbiya’( ‫) ﺴو ﺴﺎﻪِ ﻷ ِ ﺴﺪن أﺴ ﺸ ﺴﺎ ﺴ ُ ﺸ ـﺴ ﺸ ﺴﺪ أﺴ ﺸن ُـ ﺴﻮ ﻮﺒ ُ ﺸﺪ ِ ِﺮ ﺴ‬.
Jadi ada tiga huruf yang bisa dipakai dalam bersumpah yaitu ‫ ب‬, ‫ و‬dan ‫ت‬.
Apabila diamati kalimat-kalimaat sumpah dalam al-Qur’an maka dijumpai
tiga kategori. Pertama dihilangkan fi’ilnya, ini pada kalimat sumpah yang
memakai huruf ‫ و‬seperti ,‫ﺴ ﻰ‬

‫ ﺴوﺒ‬dan lain-lain. Sebaliknya, pemakaian huruf ‫ب‬

selalu bersamaan kata kerja (‫ﯾ ﺴﻢ‬,‫ )أ ﺴﻢ‬seperti contoh diatas. Sementara hanya
dipakai pada lafal Allah seperti dicontohkan.
4. Informasi atau pesan yang akan disampaikan. Ini disebut muqsam’alaih.
Apabila

dikaji

secara

mendalam,

sebenarnya

yang

dituju

dengan

mengungkapkan kalimat sumpah ialah untuk menyampaikan pesan yang
terkandung dalam lafal muqsam ‘alaih.
Qasam itu adakalanya zahir (jelas, tegas) dan adakalanya mudmar (tidak jelas,
tersirat): 3
1. Zahir ialah sumpah yang didalamnya disebutkan fi’il qasam dan muqsam bih.
Dan diantaranya ada yang dihilangkan fi’il qasam Nya, sebagaimana pada
umumnya, karena dicukupkan dengan huruf jarr berupa ba’, wawu, dan ta’.
Dibeberapa tempat, fi’il qasam terkadang didahului (dimasuki) LA nafy
seperti:

3

n, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, cetakan keenam, (Bogor: Pustaka Litera
Manna Khalil al-Qatta>
Antarnusa, 2001), 417.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

4

(‫( ﺴو أُﺸ ِ ُ ِﺎ ـ ﺸ ِ ﺒ ﻮﺒ ﺴ ِﺔ)ﺻ‬١)‫أُﺸ ِ ُ ِﺴـ ﺸﻮِم ﺒﺸ ِ ﺴﺎ ﺴ ِﺔ‬

Tidak, aku bersumpah dengan hari kiamat. Dan tidak, aku
bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri).

Dikatakan LA di dua tempat ini adalah LA nafy yang berarti tidak,
untuk menafikan sesuatu yang tidak disebutkan yang sesuai dengan konteks
sumpah. Dan taqdir (perkiraan artinya) adalah tidak benar apa yang kamu
sangka, bahwa hisab dan siksa itu tidak ada. Kemudian dilanjutkan dengan
kalimat berikutnya: aku bersumpah dengan hari kiamat dan dengan nafsu
lawwamah, bahwa kamu tidak akan dibangkitkan. Dikatakan pula bahwa LA
tersebut untuk menafikan qasam, seakan akan ia mengatakan: aku tidak
bersumpah kepadamu dengan hari itu dan nafsu itu. Tetapi aku bertanya
kepadamu tanpa sumpah, apakah kamu mengira bahwa kami tidak akan
mengumpulkan tulang belulangmu setelah hancur berantakan karena
kematian? Sungguh masalahnya teramat jelas, sehingga tidak lagi
memerlukan sumpah. Tetapi dikatakan pula LA tersebut zaidah (tambahan).
Pernyataan jawab qasam dalam ayat diatas tidak disebutkan tetapi telah
ditunjukkan oleh perkataan sesudahnya dalam surah al-qiyamah ayat 3
“apakah manusia mengira..”. Taqdirnya ialah sungguh kamu akan
dibangkitkan dan akan dihisab. 5

4

Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta Cahaya Qur’an, 2011), 577.
al-Qatta>
n.., Studi Ilmu-Ilmu Qur’an..,418.

5

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

2.

Mudmar yaitu yang didalamnya tidak dijelaskan fi’il qasam dan tidak pula
muqsam bih, tetapi ia ditunjukkan oleh Lam taukid yang masuk kedalam
jawab qasam sepertzi firman Allah: 6
7
ِ ِ
ِ
‫ﺴُـﺸـﺴ ُﻮن ﰲ أﺴﺸ ﺴﻮﺒ ُ ﺸ ﺴوأﺴﺸـ ُ ُ ﺸ‬

Kamu sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu.
Maksudnya, Demi Allah, kamu sungguh-sungguh akan diuji.

C. Macam-macam Muqsam Bih
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa Allah dapat bersumpah dengan
macam-macam muqsam bih. Secara garis besar ada dua macam muqsam bih yang
digunakan didalam al-Qur’an. 8
1. Allah telah bersumpah dengan zatnya sendiri yang terdapat pada tujuh tempat
dalam al-Qur’an. Tiga ayat pertama berupa perintah Allah kepada nabinya
supaya bersumpah dengan zatnya:
9
ِ
ِ
ِ ِ
ِ ِ
‫ﺴز ﺴ ﺴ ﺒ ﺬ ﺴ ﺴ ﺴ ُﺮوﺒ أﺴ ﺸن ﺴ ﺸ ـُﺸـ ﺴﺜُﻮﺒ ُ ﺸ ـﺴﺴﻰ ﺴوﺴرِﺷﰊ ﺴُـﺸـ ﺴﺜُ ُﰒ ﺴُـﺴـ ـ ُﺆن ﲟﺴﺎ ﺴ ﺸُ ﺸ ﺴو ﺴذ ﺴ ﺴﺴﻰ ﺒﻪ ﺴ ﲑﺲ‬

Orang-orang yang kafir mengatakan, bahwa mereka sekali-kali tidak
akan dibangkitkan. Katakanlah: "Tidak demikian, demi Tuhanku,
benar-benar kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". Yang demikian itu adalah
mudah bagi Allah.

6

al-Qatta>
n.., Studi Ilmu-Ilmu Quran.., 418.
Depag RI.., al-Qur’an dan Terjemahnya.., 74.
8
Tim Penyusun MKD.., Studi Al-Qur’an.., 263.
9
Depag RI.., al-Qur’an dan Terjemahnya.., 556.
7

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

‫ﺎل ﺴذرﺳة‬
ُ ‫ب ﺴﺸ ُ ِ ﺜﺸـ ﺴ‬
ُ ‫ﺴـ ﺸ ُﺰ‬

ِ ‫ﺎل ﺒ ِﺬ ﺴ ﺴ ﺮوﺒ ﺴﺄﺸِ ﺴﺎ ﺒ ﺎ ﺴﺔُ ُ ـﺴﺴﻰ ورِﺷﰊ ﺴﺴﺄﺸ ِﺴـ ُ ﺴ ِﺎﱂ ﺒﺸﻐﺴﺸ‬
‫ﺸ‬
‫ﺴﺴ‬
‫ﺸ‬
ُ ‫ﺴوﺴ ﺴ ﺴ‬

10
ِ
‫ض و أﺴ ﺸ ﻐﺴﺮ ِ ﺴذِ ﺴ و أﺴ ﺸ ـﺮ ﺐِ ِﰲ ِﺴ ﺳ‬
‫ﺎب ُِ ﺳ‬
‫ﲔ‬
‫ِﰲ ﺒ ﺴ ﺴﺎوﺒت ﺴو ِﰲ ﺸ‬
‫ُ ﺸ‬
‫ﺒﻷر ِ ﺴ‬
ُ‫ﺴ ﺴ‬

Dan orang-orang yang kafir berkata: "Hari berbangkit itu tidak akan
datang kepada kami". Katakanlah: "Pasti datang, demi Tuhanku Yang
mengetahui yang gaib, sesungguhnya kiamat itu pasti akan datang
kepadamu. Tidak ada tersembunyi daripada-Nya seberat zarrah pun
yang ada di langit dan yang ada di bumi dan tidak ada (pula) yang lebih
kecil dari itu dan yang lebih besar, melainkan tersebut dalam Kitab
yang nyata (Lohmahfuz)",

ِ ِ
ِ
ِ
ِ 11
‫ﺴوﺴ ﺸ ﺴـﺸ ﺌُﻮﺴ ﺴ أﺴ ﺴ ﱞ ُ ﺴﻮ ُ ﺸ ﺐي ﺴوﺴرِﺷﰊ ﺐ ُ ﺴﺴ ﱞ ﺴوﺴ ﺎ أﺴﺸـُ ﺸ ﲟُﺸ ِﺰ ﺴ‬
Dan mereka menanyakan kepadamu: "Benarkah (azab yang dijanjikan)
itu?" Katakanlah: "Ya, demi Tuhan-ku, sesungguhnya azab itu adalah
benar dan kamu sekali-kali tidak bisa luput (daripadanya)".
Adapun empat yang lainnya merupakan sumpah Allah secara langsung,
diantaranya: 12
13
ِ
‫ﲔ ُﰒ ﺴُ ﺸ ِ ﺴﺮ ُـﻬ ﺸ ﺴ ﺸﻮ ﺴل ﺴ ﺴﻬ ﺴ ِ ﺜًِﺎ‬
‫ﺴـ ﺴﻮﺴرِﺷ ﺴ ﺴﺴ ﺸ ُ ﺴﺮ ُـﻬ ﺸ ﺴوﺒ ﺴﺎ ﺴ‬

Demi Tuhanmu, sesungguhnya akan Kami bangkitkan mereka
bersama setan, kemudian akan Kami datangkan mereka ke sekeliling
Jahanam dengan berlutut.

ِ ‫ ﺴـﻮرِ ﺴ ﺴﺴ ﺄﺴﺴ ـﻬ أ ﺸ‬14
‫ﲔ‬
‫ﺴﲨﺴ ﺴ‬
‫ﺴ ﺴﺷ ﺸ ُ ﺸ‬
Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua.

10

Depag RI.., al-Qur’an dan Terjemahnya.., 428.
Ibid., 214.
12
Tim Penyusun MKD.., Studi Al-Qur’an.., 263.
13
Depag RI.., al-Qur’an dan Terjemahnya.., 310.
14
Ibid., 267.
11

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

‫ﺴِ ُﺪوﺒ ِﰲ أﺴﺸـ ُ ِ ِﻬ ﺸ ﺴ ﺴﺮ ً ﺎ‬

‫ﻮك ِ ﺴ ﺎ ﺴ ﺴ ﺴﺮ ـﺴﺸـﺴـ ُﻬ ﺸ ُﰒ‬
‫ـُ ﺸﺆِ ُﻮ ﺴن ﺴ ﱴ ُﺴ ﺷِ ُ ﺴ‬

‫ﺴ ﺴوﺴرِﺷ ﺴ‬

‫ِ ﺎ ﺴ ﺴ ﺸ ﺴ ﺴوُ ﺴ ِﺷ ُ ﻮﺒ ﺴ ﺸ ِ ً ﺎ‬15
Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman
hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka
perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati
mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima
dengan sepenuhnya.
16
ِ ‫ب ﺒﺸ ﺴ ﺎ ِرِق وﺒﺸ ﻐﺴﺎ ِر‬
ِ ِ ِ
‫ب ﺐِ� ﺴﺴ ِﺎد ُرو ﺴن‬
‫ﺴ ﺴ‬
‫ﺴ أُﺸ ُ ﺴﺮ ﺷ ﺴ‬

Maka Aku bersumpah dengan Tuhan Yang Mengatur tempat terbit
dan terbenamnya matahari, bulan dan bintang; sesungguhnya Kami
benar-benar Maha Kuasa.
2. Dengan makhluk-makhluknya yang memberi pemahaman bahwa makhlukmakhluk tersebut termasuk Allah satu ayatnya yang besar, menunjukkan
kelebihan kegunaannya, seperti: bersumpah dengan matahari, binatang,
langit, malam, masa, pohon-pohonan dan sebagainya. Sumpah dengan
makhluknya inilah yang paling banyak dalam al-Qur’an.

(٤)‫( ﺴوﺒﺸ ﺴ ﺴ ِﺮ ﺐِذﺴﺒ ﺴ ﺴ ﺎ)ﺻ( ﺴوﺒ ﺴـﻬﺎ ِر ﺐِذﺴﺒ ﺴ ﺴ ﺎ)ﺼ( ﺴوﺒ ﺸ ِ ﺐِذﺴﺒ ـﺴ ﺸﻐ ﺴ ﺎ ﺴ ﺎ‬١)‫ﺴوﺒ ﺸ ِ ﺴو ُ ﺴ ﺎ ﺴ ﺎ‬
ِ
ِ ‫ﺒﻷر‬
(‫ض ﺴوﺴ ﺎ ﺴ ﺴ ﺎ ﺴ ﺎ)ﺿ( ﺴوـﺴ ﺸ ﺳ ﺴوﺴ ﺎ ﺴ ﻮﺒ ﺴ ﺎ)ﻀ‬
‫( ﺴو ﺸ‬٥)‫ﺴوﺒ ﺴ ﺎء ﺴوﺴ ﺎ ـﺴﺴﺎ ﺴ ﺎ‬

17

Demi matahari dan cahayanya di pagi hari, dan bulan apabila
mengiringinya, dan siang apabila menampakkannya, dan malam
apabila menutupinya, dan langit serta pembinaannya, dan bumi serta
penghamparannya, dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya).

15

Depag RI.., al-Qur’an dan Terjemahnya.., 88.
Ibid., 570.
17
Ibid., 595.
16

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

ِِ
ِ
ِ ‫وﺒ ِﺷ‬
(‫ﲔ )ﺻ‬
‫( ﺴو ُﻮِر ﺴ‬١)‫ﲔ ﺴوﺒ ﺰﺸـُﻮن‬
‫ﺴ‬

18

Demi buah ti>
n dan buah zaytu>
n, dan demi bukit sinai.

D. Hal Ihwal Muqsam ‘Alaih
1. Tujuan qasam adalah untuk mengukuhkan dan mewujudkan muqsam ‘alaih
(jawab qasam). Karena itu muqsam ‘alaih haruslah berupa hal-hal yang layak
didatangkan qasam baginya, seperti hal-hal gaib dan tersembunyi jika qasam
itu dimaksudkan untuk menetapkan keberadaannya. 19
2. Jawab qasam itu pada umumnya disebutkan. Namun terkadang ada juga yang
dihilangkan, sebagaimana jawab " ‫( " ﻮ‬jika), maka muqsam ‘alaih sering
dibuang. Seperti firman Allah:

ِ ِ ‫ ﺴ ﺴﻮ ﺴـ ﺸ ﺴ ﻮ ﺴن ِ ﺸ ﺒﺸﺴ‬20
‫ﲔ‬
ُ ‫ﺸ‬
‫ﺴ‬
Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang
yakin.
Penghilang seperti ini merupakan salah satu uslub paling baik sebab
menunjukkan kebesaran dan keagungan. Dan taqdir ayat ini adalah
seandainya kamu mengetahui apa yang akan kamu hadapi secara yakin,
tentulah kamu akan melakukan kebaikan yang tidak telukiskan banyaknya.

18

Depag RI.., al-Qur’an dan Terjemahnya.., 587.
al-Qattan.., Studi Ilmu-Ilmu Quran.., 418.
20
Depag RI.., al-Qur’an dan Terjemahnya.., 600.
19

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

Muqsam alaih atau jawab qasam dihilangkan atau tidak disebutkan
karena sudah ditunjukkan oleh kalimat yang disebutkan sesudahnya, seperti
dalam surah al-qiyamah ayat 1-2:
21

(‫( ﺴو أُﺸ ِ ُ ِﺎ ـ ﺸ ِ ﺒ ﻮﺒ ﺴ ِﺔ)ﺻ‬١)‫أُﺸ ِ ُ ِﺴـ ﺸﻮِم ﺒﺸ ِ ﺴﺎ ﺴ ِﺔ‬

Aku bersumpah dengan hari kiamat dan aku bersumpah dengan jiwa
yang banyak mencela.
Jawab qasam disini dihilangkan karena sudah ditunjukkan oleh firman
Allah sesudahnya yaitu:
22
ِ
ُ ‫أﺴﺴﺸ ﺴ ُ ﺒﻹ ﺸ ﺴ ﺎ ُن أﺴ ﺸ ﺴﺸ ﺴ ﺴ ﻈﺴﺎ ﺴ‬

Apakah manusia mengira, bahwa kami tidak akan mengumpulkan
(kembali) tulang belulangnya?
Taqdirnya ialah sungguh kamu akan dibangkitkan dan dihisab.
3. `Fi’il ma>
di musbat mutasarrif yang tidak didahului ma’mulnya apabila
menjadi jawab qasam, harus disertai dengan lam dan qad. Dan salah satu
keduanya ini tidak boleh dihilangkan kecuali jika kalimat terlalu panjang,
seperti: 23

(٤)‫( ﺴوﺒﺸ ﺴ ﺴ ِﺮ ﺐِذﺴﺒ ﺴ ﺴ ﺎ)ﺻ( ﺴوﺒ ﺴـﻬﺎ ِر ﺐِذﺴﺒ ﺴ ﺴ ﺎ)ﺼ( ﺴوﺒ ﺸ ِ ﺐِذﺴﺒ ـﺴ ﺸﻐ ﺴ ﺎ ﺴ ﺎ‬١)‫ﺴوﺒ ﺸ ِ ﺴو ُ ﺴ ﺎ ﺴ ﺎ‬
ِ
ِ ‫ﺒﻷر‬
‫ﻮرﺴ ﺎ‬
‫( ﺴو ﺸ‬٥)‫ﺴوﺒ ﺴ ﺎء ﺴوﺴ ﺎ ـﺴﺴﺎ ﺴ ﺎ‬
‫ض ﺴوﺴ ﺎ ﺴ ﺴ ﺎ ﺴ ﺎ)ﺿ( ﺴوـﺴ ﺸ ﺳ ﺴوﺴ ﺎ ﺴ ﻮﺒ ﺴ ﺎ)ﻀ( ﺴﺄﺴ ﺸﳍﺴﺴ ﺴﻬﺎ ُ ُ ﺴ‬
(٩)‫( ﺴ ﺸﺪ أﺴﺸـﺴ ﺴ ﺴ ﺸ ﺴز ﺎ ﺴ ﺎ‬٨)‫ ﺴوﺴـ ﺸ ﺴﻮﺒ ﺴ ﺎ‬24
21

Depag RI.., al-Qur’an dan Terjemahnya.., 577.
Ibid., 577.
23
al-Qatta>
n.., Studi Ilmu-Ilmu Qur’an.., 419.
24
Depag RI.., al-Qur’an dan Terjemahnya.., 595.

22

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

Demi matahari dan cahayanya di pagi hari, dan bulan apabila
mengiringinya, dan siang apabila menampakkannya, dan malam
apabila menutupinya, dan langit serta pembinaannya, dan bumi serta
pengharapannya, dan jiwa serta penyempurnaan ciptaannya, maka
Allah mengilhamkan kepada jiwa itu jalan kefasikan dan
ketakwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan
jiwa itu.
Jawab qasamnya ialah pada ayat sembilan (‫) ﺴ ﺸﺪ أﺴﺸـﺴ ﺴ ﺴ ﺸ ﺴز ﺎ ﺴ ﺎ‬. Lam pada
ayat ini dihilangkan karena kalam terlalu panjang. Atas dasar itu para ulama
berpendapat tentang firman Allah:
25

ِ ‫ﻮد)ﺼ( ُِ أﺴ ﺎب ﺒﻷﺧﺪ‬
‫ﻮد)ﺻ( و ﺎ ِ ﺳﺪ و ﺸ ﻬ ﺳ‬
ِ ‫( وﺒﺸ ـﻮِم ﺒﺸ ﻮ‬١)‫وﺗ‬
ِ ِ
(٤)‫ود‬
ُ‫ﺴ ﺸ ﺴ ُ ﺸ‬
ُ ‫ﺴوﺒ ﺴ ﺎء ذﺴﺒت ﺒﺸُـُﺮ ِ ﺴ ﺴ ﺸ ﺴ ﺸ‬
ُ ‫ﺴ ﺴ ﺴﺴ‬

Demi langit yang mempunyai gugusan bintang dan hari yang
dijanjikan, dan yang menyaksikan dan yang disaksikan. Telah
dibinasakan orang-orang yang membuat parit.
Yang paling baik qasam disini tidak memerlukan jawab, sebab
maksudnya adalah mengigatkan akan muqsam bih karena ia termasuk ayatayat Allah yang besar. Ada yang berpendapat, jawab qasam tersebut
dihilangkan dan ditunjukkan oleh ayat ke empat. Maksudnya mereka itu
yakin orang kafir makkah terkutuk sebagaimana ashabul ukhdud terkutuk.
Juga ada yang mengatakan, yang dihilangkan itu hanyalah permulaannya saja
dan taqdirnya ialah (

‫) ﺪ‬, sebab fi’il ma>di jadi menjadi jawab qasam harus

disertai lam dan qad, dan tidak boleh dihilangkan salah satunya kecuali jika
kalam terlalu panjang sebagaimana telah dikemukakan di atas, berkenaan
dengan firmanNya surah as-syams ayat 1-9.

25

Depag RI.., al-Qur’an dan Terjemahnya.., 590.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

4. Allah bersumpah untuk menetapkan pokok-pokok keimanan yang wajib
diketahui makhluk. Dalam hal ini terkadang ia bersumpah untuk menjelaskan
tauhid, seperti firmanNya: 26

27

ِ ِ‫ﺒت ز ﺮﺒ)ﺻ( ﺴﺎ ﺎ‬
ِ ِ
ِ
(٤)‫ﺎت ِذ ﺸ ًﺮﺒ)ﺼ( ﺐِن ﺐِ ﺴﳍﺴ ُ ﺸ ﺴﺴﻮﺒ ِ ﺲﺪ‬
‫ﺴ‬
ً ‫( ﺴﺎ ﺰﺒ ﺴﺮ ﺴ ﺸ‬١)‫ﺴوﺒ ﺎ ﺎت ﺴ ًﺎ‬

Demi (rombongan) yang bersaf-saf dengan sebenar-benarnya, dan
demi (rombongan) yang melarang dengan sebenar-benarnya (dari
perbuatan-perbuatan maksiat), dan demi (rombongan) yang
membacakan pelajaran, Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Esa.
Kalimat (‫ )ﺐِن ﺐِ ﺴﳍﺴ ُ ﺸ ﺴﺴﻮﺒ ِ ﺲﺪ‬pada ayat keempat adalah jawab qasam yang
berisi penegasan tentang keesaan Allah. Jadi jelas itu merupakan pokok
keimanan. 28
P27F

Terkadang untuk menegaskan bahwa al-Qur’an itu hak, seperti
firmanNya:

(‫ﻀ( ﺴوﺐِ ُ ﺴﺴ ﺴ ﺲ ﺴ ﺸﻮ ﺴـ ﺸ ﺴ ُ ﻮ ﺴن ﺴ ِﻈ ﺲ)ﺿﻀ( ﺐِ ُ ﺴ ُ ﺸﺮآ ﺲن ﺴ ِﺮﱘﺲ)ﻀﻀ‬٥)‫ ﺴ أُﺸ ِ ُ ِﲟﺴﺴﻮﺒ ِ ِ ﺒ ُ ِﻮم‬29
Maka aku bersumpah dengan tempat beredarnya bintang-bintang.
Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu
mengetahui, sesungguhnya al Qur'an ini adalah bacaan yang sangat
mulia.
Penegasan Allah (‫ﺴ ِﺮﱘﺲ‬

‫)ﺐِ ُ ﺴ ُ ﺸﺮآ ﺲن‬

dapat menjadi landasan yang kuat

untuk meyakini bahwa al-Qur’an betul-brtul sebuah kitab yang maha mulia
dan hak(benar). 30
P29 F

26

al-Qattan.., Studi Ilmu-Ilmu Quran.., 420.
Depag RI.., al-Qur’an dan Terjemahnya.., 446.
28
Baidan.., Wawasan Baru.., 212.
29
Depag RI.., al-Qur’an dan Terjemahnya.., 536

27

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

Terkadang untuk menjelaskan bahwa Rasul itu benar, seperti
firmanNya:

ِ
ِ ِ
ِ
(‫ﲔ)ﺼ‬
‫( ﺴوﺒﺸ ُ ﺸﺮآن ﺒ ﺸﺴ ِ )ﺻ( ﺐِ ﺴ ﺴ ﺴ ﺒﺸ ُ ﺸﺮ ﺴ ﺴ‬١)

31

Ya>
sin. Demi qur’an yang penuh hikmah, sesungguhnya kamu adalah
salah seorang dari Rasul-Rasul.

ِ
Dengan adanya penegasan Allah (‫ﲔ‬
‫ﺒﺸ ُ ﺸﺮ ﺴ ﺴ‬

ِ
ِ
‫)ﺐ ﺴ ﺴ ﺴ‬

itu maka makin

kokoh keyakinan kita bahwa Muhammad saw betul-betul salah seorang
diantara rasul yang pernah di utus Allah untuk menunjukkan umat ke jalan
yang benar. 32
P31 F

Terkadang untuk menjelaskan balasan, janji dan ancaman, seperti:

ِ ِ
ِ ِ ‫( ﺴﺎ ﺸ ﺎ ِ ِت ِوﺸـﺮﺒ)ﺻ( ﺴﺎ ﺸ ﺎ ِر� ِت ﺮﺒ)ﺼ( ﺴﺎﺸ ﺴ‬١)‫ت ﺴذروﺒ‬
(٤)‫ﺎت أﺴﺸ ًﺮﺒ‬
‫ﺴ‬
‫ُ ﺷﺴ‬
ً ‫ﺴوﺒ ﺬﺒرﺴ� ﺸ‬
ً‫ﺴ ﺴ ُ ﺸ‬
ً
(‫( ﺴوﺐِن ﺒ ﺷِﺪ ﺴ ﺴﺴﻮﺒ ِ ﺲ)ﺿ‬٥)‫ﺐِﳕﺴﺎ ُﻮ ﺴ ُﺪو ﺴن ﺴ ﺴ ِﺎد ﺲق‬

33

Demi angin yang menebarkan debu dengan sekuat-kuatnya, dan awan
yang mengandung hujan, dan kapal-kapal yang berlayar dengan
mudah, dan (malaikat-malaikat) yang membagi-bagi urusan,
sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu pasti benar, dan
sesungguhnya hari pembalasan pasti terjadi.
Balasan amal diakhirat kelak seperti dalam ayat ke 5 sesungguhnya
apa yang dijanjkan kepadamu pasti benar. Kalimat ini berfungsi sebagai
jawab qasam dalam kalimat sumpah yang disebutkan sebelumnya. Dengan
demikian tidak ada alasan untuk meyakini balasan amal kelak diakhirat, jika

30

Baida>
n.., Wawasan Baru.., 213.
Depag RI.., al-Qur’an dan Terjemahnya.., 440.
32
Baida>
n.., Wawasan Baru.., 213.
33
Depag RI.., al-Qur’an dan Terjemahnya.., 520.
31

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

baik amal seseorang pasti dibalas dengan baik, dan sebaliknya jika buruk
amalnya maka balasannya tentu buruk pula. 34
Dan terkadang juga untuk menerangkan keadaan manusia seperti:

(٤)‫( ﺴوﺒ ﺴـﻬﺎ ِر ﺐِذﺴﺒ ﺴﲡﺴ ﻰ)ﺻ( ﺴوﺴ ﺎ ﺴﺧﺴ ﺴ ﺒ ﺬ ﺴ ﺴﺮ ﺴوﺒﻷ ﺸـﺜﺴﻰ)ﺼ(ﺐِن ﺴ ﺸ ﺴ ُ ﺸ ﺴ ﺴ ﱴ‬١)‫ ﺴوﺒ ﺸ ِ ﺐِذﺴﺒ ـﺴ ﺸﻐ ﺴ ﻰ‬35
Demi malam apabila menutupi (cahaya siang), dan siang apabila
terang

benderang,

dan

penciptaan

laki-laki

dan

perempuan,

sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda.
Pada ayat ke 4 (‫ﺴ ﱴ‬

‫ )ﺐِن ﺴ ﺸ ﺴ ُ ﺸ ﺴ‬sesungguhnya

usaha kamu berbeda-

beda. Kalimat itu merupakan jawaban dari kalimat sumpah sebelumnya.
Tampak dengan jelas dalam ayat keempat itu, Allah menyatakan dengan jelas
usaha manusia tidak semacam saja melainkan beragam dan berbeda-beda. 36
P35F

Siapa saja yang meneliti dengan cermat qasam-qasam dalam qur’an,
tentu ia akan memperoleh berbagai macam pengetahuan yang tidak sedikit.
5. Qasam itu adakalanya atas jumlah khabriyah dan inilah yang paling banyak,
seperti firmanNya: 37

(‫ﺴ ﺎ أﺴ ُ ﺸ ﺴـﺸ ِ ُﻮ ﺴن)ﺼﺻ‬

ِ
ِ
ِ ِ ‫ب ﺒ ِﺎء و‬
‫ﺴـ ﺴﻮﺴر ﺷ ﺴ ﺴ ﺸ‬
‫ﺒﻷرض ﺐ ُ ﺴﺴ ﱞ ﺜﺸ ﺴ‬

Maka demi Allah langit dan bumi, sesungguhnya yang dijanjikan itu
adalah benar-benar akan terjadi. 38 Dan adakalanya dengan jumlah
talabiyah secara maknawi, seperti:

34

Baidan.., Wawasan Baru.., 213.
Depag RI.., al-Qur’an dan Terjemahnya.., 595.
36
Baida>
n.., Wawasan Baru.., 214.
37
al-Qatta>
n.., Studi Ilmu-Ilmu Qur’an.., 421.
35

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

ِ ‫ﺴـﻮرِ ﺴ ﺴﺴ ﺄﺴﺴ ـﻬ أ ﺸ‬
(٩‫( ﺴ ﺎ ﺴ ﺎ ُﻮﺒ ـﺴ ﺸ ﺴ ُﻮ ﺴن)ﺼ‬٩‫ﲔ)ﺻ‬
‫ﺴﲨﺴ ﺴ‬
‫ﺴ ﺴﺷ ﺸ ُ ﺸ‬
Maka demi tuhanmu, kami pasti akan menanyai mereka semua,
tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu. 39 Yang dimaksud ayat
ini ialah ancaman dan peringatan.

E. Hikmah Qasam di dalam Al-Qur’an
Tujuan bersumpah adalah untuk memperkuat pembicaraan yang akan
disampaikan supaya dapat diterima atau dipercayai. Karena pendengar berita itu
berbeda-beda tingkat kepercayaan atau ketidakpercayaannya, maka qasam itu
disampaikan sesuai kondisi para pendengar berita. 40
Sebelum menguraikan hikmah sumpah dalam al-Qur’an perlu dicatat
bahwa Allah dalam bersumpah tidak pernah memakai lafal ‫ ﻒ‬, melainkan
senantiasa memakai lafal atau kata kerja ‫ أ ﺴﻢ‬atau cukup dengan adat qasam tanpa
menyebut lafal ‫أ ﺴﻢ‬. 41
P40F

Jika diamati lebih jauh, ternyata lafal ‫ﻒ‬
sebab lafal ‫ﻒ‬

berbeda konotasinya dari ‫أ ﺴﻢ‬

tidak menjamin bahwa si pelaku sumpah (muqsim) berada diatas

kebenaran, boleh jadi ia berbohong seperti diisyaratkan Allah dalam ayat 56 surah
al-Tauba>
h:

‫ ﺴوﺴﺸ ِ ُﻮ ﺴن ِﺎﻪِ ﺐِ ُـﻬ ﺸ ﺴ ِ ﺸ ُ ﺸ ﺴوﺴﺎ ُ ﺸ ِ ﺸ ُ ﺸ ﺴوﺴ ِ ُـﻬ ﺸ ﺴـ ﺸﻮﺲم ـﺴ ﺸ ﺴﺮُﻮ ﺴن‬42
38

Depag RI.., al-Qur’an dan Terjemahnya.., 521.
Ibid., 267.
40
MKD IAIN.., Studi alQur’an.., 273.
41
Nashruddin Baida>
n, Wawasan Baru Ilmu Tafsir, cetakan kedua, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar),
219.
42
Depag RI.., al-Qur’an dan Terjemahnya.., 196.
39

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

Dan mereka (orang-orang munafik) bersumpah dengan (nama) Allah,
bahwa sesungguhnya mereka termasuk golonganmu; padahal mereka
bukanlah dari golonganmu, akan tetapi mereka adalah orang-orang
yang sangat takut (kepadamu).
Contoh lain seperti terdapat pada ayat 89 surah al-Maidah:

ِ 43
ِ ِ
‫ﺴذ ﺴ ﺴ ﺴﺎرةُ أ ﺸﺴﳝﺴﺎ ُ ﺸ ﺐ ﺴذﺒ ﺴ ﺴ ﺸ ُ ﺸ‬
Itulah kafarat (tebusan) sumpahmu apabila kamu bersumpah
kemudian kamu langgar.
Tampak dengan jelas dalam kedua ayat itu lafal ‫ﻒ‬

dipakai untuk

menggambarkan suatu sumpah yang boleh jadi si pelakunya (muqsim) berbohong
seperti ayat pertama atau sumpah tersebut dilanggarnya sperti pada ayat kedua. 44
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa bersumpah dengan ‫ﻒ‬

belum

tentu si pelakunya (muqsim) berada di atas kebenaran, tidak mustahil dia berpurapura supaya orang lain percaya maka dia bersumpah. Disinah terletak perbedaan
konotasi dua lafal sumpah itu, tidak salah bila dikatakan bahwa tidak
digunakannya lafal ‫ﻒ‬

itu untuk bersumpah oleh Allah dalam al-Qur’an menjadi

salah satu indikasi bahwa semua sumpah yang terdapat dalam kitab suci itu adalah
benar, tidak berpura-pura apalagi berbohong, maha suci Allah dari semua itu. 45
P4F

Dari uraian-uraian yang dikemukakan dibagian terdahulu, tampak ada dua
hal yang dijadikan Allah untuk bersumpah yaitu dirinya sendiri dan makhluknya.
Apabila Allah bersumpah dengan dirinya, maka itu adalah untuk menunjukkan
keagungan dan kekuasaannya sementara jika dia bersumpah dengan sebagian

43

Depag RI.., al-Qur’an dan Terjemahnya..,122.
Baidan.., Wawasan Baru Ilmu Tafsir.., 219.
45
Ibid., 220.

44

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

makhluknya, tulis ibnu qayyim itu menunjukkan bahwa makhluk tersebut
merupakan salah satu diantara ayat-ayat (tanda) kebesarannya. 46
Apa yang dikatakan ibnu qayyim itu ada benarnya karena jika diamati
benda-benda atau sesuatu yang dijadikan media untuk bersumpah oleh Allah
adalah yang mempunyai peranan yang amat besar dalam kehidupan. Dengan
demikian terasa sekali bahwa Allah maha besar dan maha tahu segala sesuatu
serta maha kuasa. Contoh-contoh yang telah dikemukakan diatas seperti Allah
besumpah dengan masa pohon ti>
n, zaytu>
n, bukit thursinina, al-Qur’an, dan lainlain, dapat dijadikan bukti atas kebenarannya.
Juga dijumpai, Allah bersumpah dengan memakai kata ‫ ﻻ‬yang berarti tidak
sebagaimana telah disebutkan dimuka. Mengapa Allah memakai kata tersebut?
Jika diamati dengan seksama, ternyata pemakaiaan kata itu mengandung makna
yang mendalam seperti dalam surah al-Balad ayat pertama (‫ﺒﺸﺴـﺴ ِﺪ‬

‫أُﺸ ِ ُ ِﻬﺴ ﺴﺬﺒ‬

).

Menurut Quraish Shihab ada tiga kemungkinan terjemahan ayat tersebut:
1. Tidak.. aku bersumpah dengan negeri atau kota ini.
2. Aku tidak bersumpah dengan negeri atau kota ini.
3. Aku benar-benar bersumpah dengan negeri atau kota ini.
Apabila diamati lebih jauh perbedaan terjemahan itu, maka tampak kepada
kita bahwa terjemah pertama mengisyaratkan bahwa lafal ‫ ﻻ‬dalam kalimat itu
mengandung arti nafi (menidakkan) berita sebelumnya dalam surah al-Fajar
tentang azhab yang akan ditimpakan kepada orang kafir pada hari kiamat,

46

Baida>
n.., Wawasan Baru Ilmu Tafsir.., 220

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uin